UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA II
ANALISIS CURAH HUJAN DAN EVAPOTRANSPIRASI
LAPORAN
OLEH :
PALU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksankannya acara praktikum ini, adalah :
1.3.1. Untuk mengetahui cara melakukan perhitungan secara matematis nilai
Evapotranspirasi (ET), dengan menggunakan data iklim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
2.1. Presipitasi / Hujan
Presipitasi atau hujan merupakan gejala meteorologi dan juga unsur
klimatologi. Hujan adalah hydrometeor yang jatuh berupa partikel-partikel air
yang mempunyai diameter 0.5 mm atau lebih. Hydrometeor yang jatuh ke tanah
disebut hujan sedangkan yang tidak sampai tanah disebut Virga (Hidayat &
Empung, 2016). Selain itu hujan juga bisa diartikan adanya perubahan wujud dari
benda cair menjadi benda padat yang membentuk awan yang memiliki massa
yang berat sehingga jatuh ke permukaan bumi. Berikut ini adalah jenis-jenis
hujan yang lazim terjadi:
1.
2.
2.1.
2.1.1. Hujan Siklonal
Hujan siklona adalah hujan yang terjadi karena adanya udara yang panas
dan suhu tinggi yang disertai dengan angin berputar. Hal ini karena
adanya pertemuan antara angin pasat timur laut dan angin pasat
tenggara, kemudian angina itu naik terjadi penggumpalan di atas awan
yang berada di garis khatulistiwa. Hujan ini biasanya terjadi di wilayah
yang dilalui garis khatulistiwa. Sumber curah hujan sangat deras, terdiri
dari massa udara besar beberapa ratus mil dengan tekanan rendah di
pusatnya dan angin bertiup ke pusat searah jarum jam (belahan Bumi
selatan) atau berlawanan arah jarum jam (belahan Bumi utara) (Chris,
2007 dalam Hidayat & Empung, 2016). Meski siklon dapat
mengakibatkan kematian dan kerusakan properti yang besar, inilah
faktor penting dalam penguasaan hujan atas suatu daerah, karena siklon
dapat membawa hujan yang sangat dibutuhkan di wilayah kering
(Climmate Prediction Center, 2005 dalam Hidayat & Empung, 2016).
2.2. Evaporasi
Evaporasi adalah suatu jumlah maksimum dari air yang berhasil diubah
kedalam fase uap air, berlangsung pada suatu permukaan rata, datar dan basah
yang dapat dicapai secara bebas oleh seluruh faktor – faktor iklim (Juanda,
Idkham & Chairani, 2013)..
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan
sumberdaya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya
kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan konsumtif
untuktanaman, analisis ketersediaan air dan lain sebagainya. Air akan menguap
dari tanah,baik tanah gundul atau yang tertutup oleh tanaman dan pepohonan,
permukaan tidak tembus air seperti atap dan jalan raya dan air bebas dari air yang
mengalir. Laju evaporasi atau penguapan akan berubah-ubah menurut warna dan
sifat pemantulan permukaan dan hal ini juga akan berbeda untuk permukaan
yang langsung tersinari oleh matahari dan yang terlindung dari sinar matahari
(Soemarto, 1987 dalam Juanda, Idkham & Chairani, 2013).
Evaporasi yaitu penguapan di atas permukaan tanah, sedangkan
transpirasi yaitu penguapan melalui permukaan dari air yang semula diserap oleh
tanaman. Atau dengan kata lain, evapotranspirasi adalah banyaknya air yang
menguap dari lahan dan tanaman dalam suatu petakan karenapanas matahari
(Asdak, 1995 dalam Juanda, Idkham & Chairani, 2016).
2.3. Transpirasi
Transpirasi pada dasarnya merupakan proses dimana air menguap dari
tanaman melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran tanaman mengadopsi air
dalam jumlah yang berbeda-beda dan ditransmisikan melalui tumbuhan dan
melalui mulut daun (Viesman dkk., 1972 dalam Juanda, Idkham & Chairani,
2016).
Menurut Harto (1993) dalam Juanda, Idkham & Chairani (2016) ada dua
bentuk transpirasi, yaitu: (1) Transpirasi stomata, dimana air lepas melalui pori-
pori pada stomata daun, (2) Transpirasi kutikular, dimana air menguap dari
permukaan daun ke atmosfir melalui kutikula.
2.4. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah kombinasidari dua proses, yaitu proses
kehilangan air pada permukaan tanah yang disebut evaporasi dan proses
kehilangan air dari tanaman yang disebut transpiresi (Allen et.al, 1998 dalam
Juanda, Idkham & Chairani, 2016).
Data evapotranspirasi di stasiun klimatologi tidak semuanya tersedia.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka perhitungan evapotranspirasi dilakukan
menggunakan persamaan empirik dari peneliti berdasarkan penelitian di
lapangan yang sudah divalidasi dan dapat digunakan untuk perhitungan
evapotranspirasi (Juanda, Idkham & Chairani, 2016).
Evapotranspirasi merupakan proses evaporasi dan transpirasi yang
berkaitan dengan apa yang terjadi pada tanah yang tertutup oleh tumbuh-
tumbuhan. Proses transpirasi berjalan terus hampir sepanjang hari di bawah
pengaruh sinar matahari. Pada malam hari pori-pori daun yang disebut stomata
akan menutup yang menyebabkan terhentinya proses transpirasi dengan drastis.
Proses evaporasi dapat berjalan terus - menerus selama ada input panas,
karenanya bagian terbesar jumlah evaporasi diperoleh siang hari. Faktor lain
yang penting adalah adanya air yang cukup banyak, jika jumlah air selalu
tersedia secara berlebihan dari yang dibutuhkan oleh tanaman selama proses
transpirasi, maka jumlah air yang di transpirasikan akan lebih besar dibandingkan
dengan tersedianya air di bawah kebutuhan (Soemarto, 1987 dalam Juanda,
Idkham & Chairani, 2016).
BAB III
LANGKAH KERJA
3.
3.1. Alat dan Bahan
Berikut ini, merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan
acara praktikum kali ini :
3.1.1. Alat
Adapun alat, yang digunakan antara lain:
1. Pensil
2. Mistar
3. Bolpoin
4. Pensil Warna
5. Spidol
3.1.2. Bahan
Adapun bahan, yang akan digunakan antara lain :
1. Data Iklim Per-tahun
2. Kertas HVS
ed - ea
Dimana :
ea = Dapat dilihat dari tabel berdasarkan nilai suhu udara
ed = ea x (RH/100)
Dimana :
U = Dapat dilihat dari data kecepatan angin per hari daerah
pengamatan
Rn = Rs – Rn1
Dimana :
Rs = ((0.25 + 0.54) x n/N) x Ra
Ket :
Ra = Dapat ditentukan dari nilai tabel besaran nilai angot (Ra)
dalam evaporasi ekivalen (mm/hari) dalam hubungannya
dengan lintang.
n/N = Didapat dari nilai funngsi kecerahan matahari
minimum (n) dan maksimum (M)
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.2.1.
3.2.2. Perhitungan Metode Thorntwhite (1948)
Berikut ini merupakan langkah kerja, dalam melakukan perhitungan
nilai evapotranspirasi (ET) dengan menggunakan metode Thorntwhite
(1948). Dalam melakukan perhitungan nilai ET menggunakan metode ini,
perlu terlebih dahulu diketahui rumus atau formula yang digunakan untuk
mempermudah langkah pengerjaannya.
Rumus :
4.
4.1. Hasil
Dibawah ini, merupakan hasil dari perhitungan nilai Evapotranspirasi
berdasarkan data iklim tahun 2016 Kota Palu, Stasiun Pengamatan Metereologi
Mutiara Sis – Al Jufri. Dengan menggunakan metode Penman Modifikasi (1997)
dan Thorntwhite (1948)
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.1.1. Perhitungan Evapotranspirasi (ET) Metode Penman
4.1.1.1. Bulan Januari
- Perhitungan Selisih Tekanan Uap Jenuh (ea – ed)
Dik : ea = 40,10
RH = 72,80
ed = ea x (RH/100)
= 40,10 x (72,80/100)
= 29.19
Dit : (ea – ed)..?
Penye :
(ea – ed) = 40.10 – 29.19
(ea – ed) = -20.91 mbar
Jadi, nilai selisih tekanan uap jenuh pada bulan januari, adalah 20.91
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 6,06
Ra = 15,6 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 6,06) x 15,6
Rs = 74,68
Perhitungan Radiasi Gelombang Bersih (Rn1)
Dik : f(t) = 16,50
f(ed) = 0,34 – 0,044 x (ed)0,5
= 0,15
f(n/N) = (0,1 + 0,9) x n/N
= 6,06
Dit : Rn1…..?
Penye :
Rn1 = f(t) x f(ed) x f(n/N)
Rn1 = 16,50 x 0,15 x 6,06
Rn1 = 15,00 mm/hari
Maka, Rn adalah :
Rn = Rs – Rn1
Rn = 74,68 – 6,06
Rn = 59,86
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 5,33
Ra = 16 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 5,33) x 16
Rs = 67,37
Penye :
f(u) = 0,27 x (1 + U/100)
f(u) = 0,27 x 1,10
f(u) = 0,30 Km/Jam
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 6,25
Ra = 15,6 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x6,25) x 15,6
Rs = 77,03
Maka, Rn adalah :
Rn = Rs – Rn1
Rn = 77,03 – 12,38
Rn = 64,65
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 5,05
Ra = 14,7 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 5,05) x 14,7
Rs = 58,65
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 5,15
Ra = 12,8 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 5,15) x 12,8
Rs = 52,08
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 5,06
Ra = 12,2 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 5,06) x 12,2
Rs = 48,77
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 5,30
Ra = 13,40 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 5,30) x 13,40
Rs = 56,11
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 5,86
Ra = 14,30 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 5,86) x 14,30
Rs = 66,20
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 4,79
Ra = 15,50 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 4,79) x 15,50
Rs = 58,65
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 5,29
Ra = 15,50 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 5,29) x 15,50
Rs = 64,78
4.1.1.12.Bulan Desember
- Perhitungan Selisih Tekanan Uap Jenuh (ea – ed)
Dik : ea = 34,86
RH = 72,03
ed = ea x (RH/100)
= 34,86 x (72,03/100)
= 25,11
Dit : (ea – ed)..?
Penye :
(ed – ea) = 25,11 – 34,86
(ed – ea) = -9,75 mbar
Jadi, nilai selisih tekanan uap jenuh pada bulan januari, adalah -9,75
- Perhitungan Nilai Rn
Rn = Rs – Rn1
Perhitungan Jumlah Radiasi Pendek (Rs)
Dik : n/N = 3,86
Ra = 15,40 mm/hari
Dit : Rs…..?
Penye :
Rs = ((0,25 + 0,54) x n/N) x Ra
Rs = ((0,25 + 0,54) x 3,86) x 15,40
Rs = 46,96
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,22
c = 0,73
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,73 x 14,22
ETo = 10,56 (Cm/Bulan)
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,68
c = 0,73
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,73 x 14,68
ETo = 10,72 (Cm/Bulan)
4.1.2.1.
4.1.2.2.
4.1.2.3. Bulan Maret
- Perhitungan indeks panas tahunan (I)
Dik : T = 29,20
Dit : I…..?
Penye :
I = (T / 5)1,51
I = (29,20 / 5)1,51
I = 14,36
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 15,05
c = 0,74
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,74 x 15,05
ETo = 11,46 (Cm/Bulan)
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,68
c = 0,73
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,73 x 14,68
ETo = 10,72 (Cm/Bulan)
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,42
c = 0,72
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,72 x 14,42
ETo = 10,38 (Cm/Bulan)
4.1.2.7. Bulan Juli
- Perhitungan indeks panas tahunan (I)
Dik : T = 27,70
Dit : I…..?
Penye :
I = (T / 5)1,51
I = (27,70 / 5)1,51
I = 13,26
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,45
c = 0,72
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,72 x 14,42
ETo = 10,40 (Cm/Bulan)
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,76
c = 0,73
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,73 x 14,76
ETo = 10,77 (Cm/Bulan)
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,45
c = 0,72
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,72 x 14,45
ETo = 10,40 (Cm/Bulan)
4.1.2.10.Bulan Oktober
- Perhitungan indeks panas tahunan (I)
Dik : T = 27,50
Dit : I…..?
Penye :
I = (T / 5)1,51
I = (27,50 / 5)1,51
I = 13,12
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,49
c = 0,72
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,72 x 14,49
ETo = 10,43 (Cm/Bulan)
4.1.2.11.Bulan November
- Perhitungan indeks panas tahunan (I)
Dik : T = 28,10
Dit : I…..?
Penye :
I = (T / 5)1,51
I = (28,10 / 5)1,51
I = 13,56
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,37
c = 0,72
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,72 x 14,37
ETo = 10,35 (Cm/Bulan)
Perhitungan ETo
Dik : ETo (0o) = 14,47
c = 0,72
Dit : ETo….?
Penye :
ETo = c x ETo (0o)
ETo = 0,72 x 14,47
ETo = 10,42 (Cm/Bulan)
4.2. Pembahasan
Berikut ini merupakan pembahasan hasil perhitungan nilai
evapotranspirasi dengan menggunakan metode Penman Modifikasi (1997) dan
metode Throntwhite (1948) beserta tabel hasil perhitungan.
4.2.1. Hasil Perhitungan ETo dan ETp metode Penman Modifikasi (1997)
4.2.1.1. Bulan Januari
Pada bulan ini hasil perhitugan ETo dan ETp berdasarkan
beberapa parameter perhitungan adalah 50,38 dan 55,42.
4.2.2. Tabel Hasil Perhitungan Nilai ETo dan ETp metode Penman Modifikasi
(1997)
Tabel 1. Tabel Hasil Perhitungan Nilai ETo dan ETp, tahun 2016 Kota Palu
dengan stasiun pengamatan Bandara Mutiara Sis-Al Jufri
Sumber : https://dataonline.bmkg.go.id/
4.2.
4.3.
4.3.1.
4.3.2.
4.3.3. Hasil Perhitungan nilai ETo (0o) dan ETo Dengan Menggunakan Metode
Throntwhite (1948)
4.3.3.1. Bulan Januari
Pada bulan ini hasil perhitugan ETo (0 o) dan ETo berdasarkan
beberapa parameter perhitungan adalah 2,45 dan 10,56.
4.3.4. Tabel hasil Perhitungan ETo (0o) dan ETo Dengan Menggunakan Metode
Throntwhite (1948).
Nilai ET0 Pada Garis Lintang 0
No Bulan Nilai (T) Nilai (i) Nilai I Koefisien Nilai a Nilai Et0 (O)
1 Januari 29.00 14.22 164.36 0.73 2.45
2 Februari 28.80 14.07 164.36 0.73 2.44
3 Maret 29.20 14.36 164.36 0.74 2.48
4 April 28.90 14.14 164.36 0.73 2.45
5 Mei 28.80 14.07 164.36 0.73 2.44
6 Juni 27.80 13.34 164.36 0.72 2.37
7 Juli 27.70 13.26 164.36 0.72 2.36
8 Agustus 28.40 13.77 164.36 0.73 2.41
9 September 27.70 13.26 164.36 0.72 2.36
10 Oktober 27.50 13.12 164.36 0.72 2.35
11 November 28.10 13.56 164.36 0.72 2.38
12 Desember 27.60 13.19 164.36 0.72 2.35
Nilai Rata - rata 2.40
Tabel 2. Tabel Hasil Perhitungan Nilai ETo (0o), tahun 2016 Kota Palu dengan
stasiun pengamatan Bandara Mutiara Sis-Al Jufri
Sumber : https://dataonline.bmkg.go.id/
Nilai ETo Pada Garis Lintang 1°11’39” LS
No Bulan Nilai (c) Nilai ET0 (O) Nilai Eto
1 Januari 0.73 14.46 10.56
2 Februari 0.73 14.68 10.72
3 Maret 0.74 15.05 11.14
4 April 0.73 14.66 10.70
5 Mei 0.73 14.68 10.72
6 Juni 0.72 14.42 10.38
7 Juli 0.72 14.45 10.40
8 Agustus 0.73 14.76 10.77
9 September 0.72 14.45 10.40
10 Oktober 0.72 14.49 10.43
11 November 0.72 14.37 10.35
12 Desember 0.72 14.47 10.42
Nilai Rata - rata 10.58
Tabel 3. Tabel Hasil Perhitungan Nilai ETo, tahun 2016 Kota Palu dengan
stasiun pengamatan Bandara Mutiara Sis-Al Jufri
Sumber : https://dataonline.bmkg.go.id/
BAB V
PENUTUP
5.
5.1. Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari Laporan Praktikum Acara 3
“Analisis Curah Hujan dan Evapotranspirasi.
5.1.1. Presipitasi atau hujan merupakan gejala meteorologi dan juga unsur
klimatologi. Hujan adalah hydrometeor yang jatuh berupa partikel-
partikel air yang mempunyai diameter 0.5 mm atau lebih. Hujan atau
presipitasi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, hujan Siklona,
Frontal, Muson Zenithal dan Orografis.
5.1.2. Evaporasi merupakan suatu jumlah maksimum dari air yang berhasil
diubah kedalam fase uap air, berlangsung pada suatu permukaan rata,
datar dan basah yang dapat dicapai secara bebas oleh seluruh faktor –
faktor iklim.
5.1.3. Transpirasi merupakan proses dimana air menguap dari tanaman
melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran tanaman mengadopsi air
dalam jumlah yang berbeda-beda dan ditransmisikan melalui
tumbuhan dan melalui mulut daun.
5.1.4. Evapotranspirasi merupakan sebuah kombinasi dari dua proses, yaitu
proses kehilangan air pada permukaan tanah yang disebut evaporasi
dan proses kehilangan air dari tanaman yang disebut transpirasi.
5.1.5. Berdasarkan hasil perhitungan nilai evapotranspirasi dengan
menggunakan metode Penman Modifikasi (1997), didapatkan nilai
ETo dan ETp rata – rata dalam setahun adalah 39,96 dan 42,17.
Sedangkan dengan menggunakan metode Throntwhite (1948)
didapatkan nilai ETo (0o) dan ETo rata – rata dalam setahun adalah
14,59 dan 10,58.
5.2. Saran
Saran saya, sebelum praktikum dilaksanakan alangkah baiknya agar para
praktikan mempelajari terlebih dahulu modul praktikum yang diberikan sebelum
diadakannya praktek langsung di laboratorium. Hal ini dihimbau, agar para
praktikan dapat dengan mudah melaksanakan dan mengerjakan soal – soal
praktikum yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. K., & Empung. (2016, November 02). NALISIS CURAH HUJAN
EFEKTIF DAN CURAH HUJAN DENGAN BERBAGAI PERIODE
ULANG UNTUK WILAYAH KOTA TASIKMALAYA DAN
KABUPATEN GARUT. Jurnal Siliwangi, 12, 121 -n126.
Juanda, W., Idkham, M., & Chairani, S. (2013, Oktober 2). Analisis Evapotranspirasi
dengan Menggunakan Metode Thornthwaite, Blaney Criddle, Hargreaves, dan
Radiasi. Rona Teknik Pertanian, 06, 451 - 457.