Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI
PENCATATAN DAN ANALISIS DATA CUACA
Kabupaten Agam
(1 Oktober 2020 - 31 Desember 2020)

Dosen Pengampu :
Ir.Muhsanati,MS

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Iqbal Maulana. M
NIM : 2010212035
Kelas : Agroklimatologi Agro D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG2021

Bab 1
Pendahuluan

A. Pendahuluan
Cuaca mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu.
Dengan kata lain, cuaca merupakan variasi atmosfer dalam jangka waktu pendek.
Unsur-unsur yang terkandung dalam cuaca antara lain suhu udara, tekanan udara,
kelembaban udara, kecepatan angin,arah angin, awan, dan hujan
Cuaca berkaitan erat dengan aktivitas manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung.Menurut Tjasjono (2004), manusia dapat bertahan sampai satu hari
tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa atmosfir manusia hanya
dapat bertahan beberapa menit saja. Atmosfir terutama biosfir yang berada di
sekeliling manusia mempunyai karakteristik tertentu dalam hal suhu, kelembaban,
kecepatan dan arah angin, curah hujan dan sebagainya. Cuaca merupakan keadaan
udara pada saat tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan jangka waktu
singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur-unsur cuaca yang hanya beberapa jam
saja. Misalnya keadaan udara pada pagi hari dapat berubah pada siang hari, sore hari,
dan malam hari. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif lama
dan meliputi wilayah luas. Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi
dari variabel-variabel atmosfir yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Iklim
beserta unsurnya adalah hal penting untuk diperhatikan, dipelajari, diantisipasi
efeknya, karena pengaruhnya sering menimbulkan masalah bagi manusia serta
mahluk hidup lainnya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk
Menurut Kartasapoetra (2004), cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfir
pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Udara
mempunyai sifat yang sangat dinamis. Suhu dan kelembaban udara akan berubah dari
waktu ke waktu. Intensitas cahaya yang diteruskan ke permukaan bumi setelah
melalui lapisan atmosfir akan selalu berubah pula, tergantung keadaan penyebaran
dan ketebalan awan. Demikian pula halnya dengan kecepatan dan arah angin. Kondisi
atmosfir yang dinamis, berubah dalam waktu singkat (dalam jam atau hari) disebut
cuaca (Lakitan, 2002).
Menurut Kartasapoetra (2004), iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam
waktu yang cukup lama. Iklim merupakan fenomena alam yang digerakkan oleh
gabungan beberapa unsur, yaitu radiasi matahari, temperatur, kelembaban, awan,
hujan, evaporasi, tekanan udara, dan angin. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim
sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain
disebut kendali iklim. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber
energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain,
misalnya distribusi darat dan air, sel semi permanen tekanan tinggi dan tekanan
rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai (Tjasjono, 2004).
Cuaca dan iklim, dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer yang
disebut unsur cuaca dan unsur iklim, yang terdiri dari: intensitas radiasi matahari,
lama penyinaran matahari, suhu (temperatur)udara, kelembaban udara, tekanan udara,
kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi(embun, hujan dan salju), dan
evapotranspirasi.
Pengukuran unsur-unsur cuaca penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pengukuran unsur-unsur cuaca meliputi pengukuran suhu, kecepatan dan arah angin,
kelembaban udara, curah hujan, dan tekanan udara. Dari hasil pengukuran unsur-
unsur cuaca ini akan dilakukan proses prakiraan cuaca yang sangat berguna untuk
berbagai bidang kegiatan antara lain pertanian, pelayaran dan penerbangan. Dari hasil
pengukuran unsur-unsur cuaca ini akan dapat dilakukan proses prakiraan cuaca yang
bisa dimanfaatkan pada berbagai bidang kegiatan manusia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas, yaitu mengenai analisis data pencatatan hasil pengamatan cuaca
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dibuat, maka tujuan penulisan
laporan Praktikum ini, yaitu untuk melakukan analisis data pencatatan hasil
pengamatan cuaca
Bab 2
Kajian Pustaka

A. Suhu atau Temperatur


Menurut Kartasapoetra (2004), suhu adalah derajat panas atau dingin yang
diukur berdasarkan skala tertentu. Satuan suhu digunakan derajat celcius (ºC), di
Inggris dan beberapa negara lainnya dinyatakan ºF yang menetapkan titik didih air
dalam 212ºF dan titik lebur es 32ºF. Dalam skala perseratusan (skala Celcius)
ditetapkan titik didih air 100º dan titik lebur es 0º. Kedua skala tersebut menunjukkan
suhu yang sama pada -40º. Suhu Fahrenheit dapat diubah menjadi derajat Celcius: F =
32+(9 / 5)C (Tjasjono, 2004).
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu
dengan menggunakan termometer. Menurut Atmaja (2009) suhu di permukaan bumi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1) Jumlah radiasi matahari yang
diterima per tahun , per musim, dan per hari; 2) Pengaruh daratan atau lautan; 3)
Pengaruh ketinggian tempat; 4) Pengaruh angin secara tidak langsung; 5) Pengaruh
panas laten; 6) Penutup tanah; 7) Tipe tanah; 8) Pengaruh sudut datang sinar matahari
Proses yang terjadi dalam tubuh tanaman seperti proses perkembangan
(batang, daun, bunga, dan buah), proses fotosintesis dan proses pernafasan
berlangsung pada suhu tertentu. Setiap tanaman mempunyai kisaran suhu optimum
yang berbeda-beda. Kebutuhan suhu ini bersifat genetis sehingga ada tanaman yang
cocok untuk pegunungan atau dataran tinggi dengan suhu rendah dan ada yang cocok
di dataran rendah atau suhu tinggi. Perubahan suhu tentunya mengakibatkan
perbedaan jenis tumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian
tempatnya.

B. Kelembaban
Menurut Kartasapoetra (2004), kelembaban adalah banyaknya kadar uap air
yang ada di udara. Dalam kelembaban dikenal beberapa istilah. Kelembaban mutlak
adalah massa uap air yang berada dalam satu satuan udara, yang dinyatakan gram/m3.
Kelembaban spesifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan
massa udara, yang dinyatakan gram/kg. Kelembaban relatif merupakan perbandingan
jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung udara pada
temperatur tertentu, dinyatakan dalam %. Angka kelembaban relatif dari 0–100%,
dimana 0% artinya udara kering, sedang 100% artinya udara jenuh dengan uap air
dimana akan terjadi titik-titik air. Besaran yang digunakan untuk menyatakan
kelembaban udara adalah kelembaban nisbi, dimana kelembaban tersebut berubah
sesuai dengan tempat dan waktu. Menjelang tengah hari kelembaban nisbi berangsur
turun, kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar (Tjasjono,
2004).
Kelembaban adalah banyaknya uap air yang ada di udara. Keadaan
kelembaban di permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembaban yang
tinggi ada di khatulistiwa sedangkan yang terendah ada pada lintang 400. Besarnya
kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan
(Atmaja, 2009)

C. Curah Hujan
Menurut Kartasapoetra (2004), hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi
uap air berasal dari awan yang terdapat di atmosfir. Bentuk presipitasi lainnya adalah
salju dan es. Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak,
debu, dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil
uap air dari udara. Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau millimeter (1inci =
25.4mm). Jumlah curah hujan 1mm menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi
permukaan 1mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke
atmosfir (Tjasjono, 2004).
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi
non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan
atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas
permukaan bumi. Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir
air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang
mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan,
yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara (Atmaja, 2009).

D. Lama Penyinaran
Energi matahari merupakan penyebab utama dari perubahan dan pergerakan
dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca.
Matahari memancarkan sinar yang pada umumnya mempunyai gelombang pendek,
sedangkan dari bumi dipancarkan gelombang panjang (Gunarsih dalam Rosalina,
2012). Menurut AAK (1983)menyatakan dari pengukuran sinar matahari yang
terpenting adalah panas atau teriknya penyinaran dan panjang atau lamanya
penyinaran. Panasnya Penyinaran dan lamanya penyinaran dapat diukur dengan
menggunakan alat Heliograf. Akibat orbit bumi yang mengelilingi matahari, maka
setiap perubahan jarak dari bumi ke matahari menimbulkan variasi terhadap
penerimaan energi matahari. Lamanya penyinaran matahari ditentukan oleh posisi
bumi mengelilingi matahari seakan-akan bergerak dari 23½ lintang utara dan 23½
lintang Selatan. Adanya perubahan letak kedudukan matahari berdampak di belahan
bumi Selatan akan menerima hari siang lebih panjang sedangkan di bumi bagian
utara, terutama di kutub, akan menerima malam lebih panjang yaitu selama enam
bulan.
Berdasarkan pengaruh lamanya penyinaran pada tanaman terutama pada
proses pembungaan maka tanaman dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok
(Gunarsih dalam Rosalina, 2012) yaitu:
 Long day plant, yaitu tumbuhan yang menghasilkan bunga apabila Penyinaran lebih
dari 14 jam.
 Short day plant, yaitu tumbuhan yang menghasilkan bunga apabila Penyinaran
kurang dari 12 jam, misalnya Stroberi.
 Neutral day plant, yaitu tanaman yang menghasilkan bunga tanpa dipengaruhi
lamanya penyinaran, misalnya Mentimun

E. Angin
Menurut Kartasapoetra (2004), angin merupakan gerakan atau perpindahan
massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah
udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan
kelembaban) seragam dalam arah yang horizontal. Gerakan angin berasal dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Kecepatan angin dibagi atas kelas
atau tingkatan berdasarkan kerusakan yang diakibatkan angin dan kecepatan angin,
sebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel 1 berikut.
Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat ke
tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat
besar yang mempunyai sifat fisik yang seragam dalam arah yang horizontal. Sifat
massa udara ditentukan oleh daerah di mana massa udara terjadi, jalan yang dilalui
oleh massa udara, dan umur dari massa udara itu. Gerakan angin berasal dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Terdapat banyak jenis-
jenis angin seperti angin darat, angin laut, angin gunung, angin lembah dan angin
lokal (Fohn) yang sifatnya kering. Angin lokal ini biasanya tidak begitu baik bagi
tanaman karena sifatnya yang kering sehingga menyebabkan besarnya evaporasi dan
trasnpirasi yang akan dilakukan oleh tanaman. Kadang-kadang hal ini akan
menyebabkan tanaman menjadi layu karena tanaman tersebut tidak dapat
mengimbangi jumlah air yang hilang dengan pengambilan air dari dalam tanah
(Atmaja, 2009).s
Bab 3
Metodologi

A. Waktu dan Tempat


Pencatatan data cuaca dan iklim diperoleh melalui situs Web data online milik
BMKG (https://dataonline.bmkg.go.id/) pada Selasa, 30 Maret 2021 di
kotaSawahlunto. Namun, dikarenakan data yang diperoleh melalui website BMKG
adalah data wilayah yang memiliki stasiun pengamatan cuaca, sedangkan wilayah
domisili penulis tidak memiliki stasiun pengamatan cuaca. Pada akhirnya penulis
memutuskan untuk menggunakan data stasiun pengamatan cuaca terdekat dengan
wilayah domisili penulis, yaitu stasiun yang terletak di Kota Padang Panjang

B. Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan meliputi
 Laptop atau bisa juga menggunakan smartphone menggunakan browser yang
mendukung mode desktop
 Akun yang terdaftar website data online BMKG
 Alat-alat tulis

C. Cara Kerja
1. Buka https://dataonline.bmkg.go.id/ , jika menggunakan smartphone untuk
menggunakan browser yang mendukung mode desktop
2. Buat akun pada Web data online BMKG dan lakukan verifikasi
3. Pilih laman cuaca harian untuk memilih daerah dan unsur-unsur cuaca yang
ingin diperoleh sesuai stasiun pengamatan cuaca yang tersedia
4. Berikan penilaian da download data
5. Lakukan analis pada data yang diperoleh
6. Masukkan hasil analisa pada lembar laporan
Bab 4
Pembahasan

A. Hasil
Tabel 4.1 pencatatan data cuaca Padang Panjang Bulan oktober

Tabel 4.2 pencatatan data cuaca Padang Panjang Bulan November


Tabel 4.3 pencatatan data cuaca Padang Panjang Bulan Desember

Keterangan :
8888: data tidak terukur RR: Curah hujan (mm)
9999: Tidak Ada Data (tidak dilakukan ss: Lamanya penyinaran matahari (jam)
pengukuran) ff_x: Kecepatan angin maksimum (m/s)
Tn: Temperatur minimum (°C) ddd_x: Arah angin saat kecepatan
Tx: Temperatur maksimum (°C) maksimum (°)
Tavg: Temperatur rata-rata (°C) ff_avg: Kecepatan angin rata-rata (m/s)
RH_avg: Kelembapan rata-rata (%) ddd_car: Arah angin terbanyak (°)
B. Pembahasan
Setelah data diamati lebih lanjut, terdapat ketidaklengkapan atau kekosongan,
yaitu pada data suhu terendah, suhu tertinggi, dan curah hujan. Untuk data suhu
rata-rata dan kelembaban rata-rata memang tidak tersedia untuk stasiun ini.
Selama quartal terakhir tahun 2020, didapati suhu terendah hanya sebesar 16,8
derajat celcius pada tanggal 5, 7, dan 10, desember, namun hal ini bukan
disebabkan oleh curah hujan tertinggi. Pada tanggal 10 curah hujan hanya 55,0,
sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 24 desember dengan curah
hujan sebesar 78,9. Meski demikian, kenaikan suhu tertinggi tetap mengikuti
kenaikan suhu terendah dan besarnya selisih antara suhu tertinggi dan suhu
terendah dipengaruhi oleh lama Penyinaran dari cahaya matahari yang
memanaskan bumi. Dapat dilihat pada tangga 9 Desember merupakan puncak
daerah Padang Panjang mendapat sinar matahari terlama selama quartal terakhir
Tahun 2020 yang mampu menaikkan suhu dari 19,8 C menjadi 28,0 C.
Angin bergerak dengan kecepatan tertinggi terjadi pada 8 Oktober disertai
selisih 9,4m/ derajat dengan kecepatan rata-rata selama tiga bulan berturut-turut
antara 0-3 m/s. Selama Bulan Oktober dan Desember arah angin didominasi
menuju arah barat (W/west) dan C pad bulan november.
Jika ditinjau lebih lanjut, pada bulan Desember perubahan suhu terjadi secara
ekstrim didukung dengan unsur lainnya. Hal ini mengindikasikan sedang
memasuki fase pergantian Musim yang ditandai dengan adanya peralihan, yaitu
musim pancaroba. pada musim pancaroba, minimum dan maksimum curah hujan
dan hari hujan lebih kecil dari musim hujan maupun kemarau; tetapi secara rerata
curah hujan maupun hari hujan, lebih besar dari musim kemarau dan lebih kecil
dari musim hujan. (Athena dan Cahyorini, 2017)
Bab V
Penutup

A. Kesimpulan
Cuaca adalah kondisi atmosfir dalam kurun waktu singkat yang dipengaruhi
oleh berbagai unsur pendukungnya, sedangkan iklim berlaku dan dilakukan
pencatatan dalam jangka waktu yang lama. Setiap unsur yang menyusun cuaca
sejatinya saling berkaitan,namun karena kurang lengkapnya data yang dapat
diperoleh, tidak semua hubungan tersebut dapat dianalisa. Pada bulan Desember
diperkirakan telah memasuki fase peralihan antara musim panas dengan musim hujan
yang didukung oleh unsur-unsur cuaca yang telah tercatat.

B. Saran
Sebaiknya agar analisa lebih tepat, kelengkapan data menjadi sebuah
kewajiban, namun kurang lengkapnya data murni datangnyadari website data online
BMKG dan tidak ada website lain yang paling rekevan selain BMKG yang
merupakan langsung dinaungi oleh pemerintah
Daftar Pustaka

Athena dan Cahyorini. 2016. Hubungan Variabilitas Iklim (Curah Hujan, Suhu, dan
Kelembaban) dengan Kejadian Diare di Kota Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol. 15 No 3, Desember 2016 : 167 - 178

Atmaja. 2009. Optimasi Suhu dan Kelembaban untuk Inkubasi. Yogyakarta

Kartasapoetra, A.G., 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. PT
Bumi Aksara, Jakarta

Lakitan, B., 2002. Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tjasjono, B., 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.

Rosalina 2012. Keterkaitan Perubahan Iklim dan Produksi Pangan Strategis. Telaah kebijakan
independen bidang perdagangan dan pembangunan oleh Kemitraan/Partnership
Indonesia. Seameo biotrop. Bogor

Anda mungkin juga menyukai