Anda di halaman 1dari 11

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Klimatologi merupakan ilmu yang membahas dan menerangkan tentang
iklim, bagaimana iklim itu dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat
lainnya. Yang sangat erat hubungannya dengan ilmu ini adalah ilmu cuaca,
dimana cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam
sehingga kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari
pengaruh atmosfer dengan segala prosesnyaKlimatologi berasal dari kata klima
dan logos. Klima yang berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang
tempat dan logos yang berarti ilmu. Sehingga dapat disimpilkan bahwa
klimatologi adalah suatu ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim
(Kartasapoetra, 2010).
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara
atau atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer
karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun
dari air tanah. Banyaknya air di dalam udara bergantung kepada banyak faktor,
antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekanan udara, dan
angin). Kelembapan udara yang cukup besar memberi petunjuk langsung bahwa
udara banyak mengandung uap air atau udara dalam keadaan basah. Berbagai
ukuran dapat digunakan untuk menyatakan nilai kelembapan udara. Salah satunya
adalah kelembapan udara relative (nisbi). Kelembapan udara nisbi memiliki
pengertian sebagai nilai perbandingan antara tekanan uap air yang ada pada saat
pengukuran (e) dengan nilai tekanan uap air maksimum (em) yang dapat dicapai
pada suhu udara dan tekanan udara saat pengukuran (Fadholi, 2013).
Dalam kehidupan dibumi ini suhu dan kelembaban merupakan unsur
penting bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Suhu dan kelembaban udara
juga menentukan bagaimana makhluk tersebut dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan
untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya.
Dengan mengetahui suhu dan kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat
yang akan ditanam tumbuhan, kita dapat menentukan pemilihan jenis tanaman
2

yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang
berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas
dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut ditanam pada daerah yang
memiliki kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan
berproduktifitas dan berkembang secara maksimal dan baik ( Ansar, 2011).
Suhu menyatakan tingkat energi rata-rata suatu benda. Ia dinyatakan
dalam satuan derajat. Ada tiga macam satuan penggolongan suhu yang umum,
yaitu sistem remur, sistem Fahrenheit dan celcius. Namun yang paling popular
adalah yang disebut dua terakhir. Dalam biosfer, suhu benda alami beragam
menurut tempat dan waktu yang disebabkan oleh perbedaan benda dalam
menerima energi radiasi surya dan hasil pengaruh energi ini terhadap
sekelilingnya. Menurut tempat ia ditentukan oleh letak menurut ketinggian dan
menurut lintang bumi. Menurut waktu ia ditentukan oleh sudut inklinasi surya
tersebut (Benyamin, 2010).
Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersianar cerah sampai
kepermukaan bumi dalam periode satu hari, diukur dalam jam. Halangan terhadap
sinar matahari kepermukaan bumi terutama awan, aerosols dan kabut. Kecerahan
dapat juga terganggu oleh benda-benda penyusun atmosfer lainnya. Suhu
dinyatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan thermometer. Suhu suatu objek biasanya diukur
dalam derajat Fahrenheit dan derajat celcius, suhu menjelaskan jumlah panas, atau
energi objek tersebut. Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya
karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara yang baik juga
terhadap tumbuhan. Kelembaban pada suatu tempat juga disebabkan oleh suhu
yang ada pada tempat tersebut yang menyebabkan kelembaban ( Kamaludin,
2010).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yang berjudul “Pengukuran Suhu dan
Kelembaban pada Berbagai Tempat” adalah untuk mengukur suhu dan
kelembaban serta mengetahui fluktuasi suhu pada berbagai tempat.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Iklim merupakan kebiasaan alam yang digerakkan oleh gabungan


beberapa unsur, yaitu radiasi matahari, temperatur, kelembaban, awan presipitasi,
evaporasi, tekanan udara, dan angin.Unsur-unsur itu berbeda pada tempat yang
satu dengn yang lainnya.Perbedaan itu disebabkan karena adanya faktor iklim atau
disebut juga dengan pengendali iklim, yaitu ketinggian tempat, latitude (garis
lintang daerah tekanan), arus laut dan permukaan tanah Iklim Koppen paling
banyak digunakan orang.Klasifikasinya didasarkan curah hujan dan temperatur.
Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim, dinyatakan dengan simbol
huruf, yaitu iklim A (iklim hujan tropis). Temperatur bulan terdingin tidak kurang
dari 18°C, curah hujan tahunan tinggi rata-rata lebih dari 70 cm/tahun.Tumbuhan
beraneka ragam. Iklim B (iklim kering/gurun). Terdapat di daerah gurun atau
semiarid (steppa), curah hujan rendah 25,5 mm/tahun, penguapan besar. Iklim C
atau disebut iklim sedang. Temperatur bulan terdingin 18°C sampai -3°C. Iklim D
atau bisa disebut iklim salju atau mikrothermal. Suhu rata-rata bulan terpanas
lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin -3°C. Iklim E adalah
iklim kutub (Kartasapoetra, 2010).
Temperatur di Indonesia dipengaruhi oleh letak lintang dan bentuk
keadaan alamnya. Letak lintang Indonesia antara 6°08’ LU dan 11°15’ LS
sehingga Indonesia berada di daerah iklim tropis, berarti semua tempat menerima
panas matahari lebih banyak. Semua panas yang berasal dari penyinaran matahari
itu diterima oleh permukaan bumi, ada yang dipantulkan kembali, dan ada yang
diserap oleh udara dan awan.Oleh karena sebab itu, banyak sedikitnya sinar
matahari yang diterima oleh bumi bergantung pada lamanya penyinaran.Makin
lama penyinaran makin tinggi temperaturnya.Tempat yang dipanasi sinar matahari
yang datangnya miring lebih luas daripada yang tegak (siang hari).Makin tinggi
tempat, temperaturnya makin kecil. Keadaan udara apabila udara banyak
mengandung awan (uap) dan gas arang, maka panasnya akan berkurang. Adanya
angin dan arus laut yang dating dari daerah dingin akan mendinginkan daerah
yang dilalui. Keadaan tanah yang licin dan putih banyak memantulkan
4

panas.Tanah yang kasar dan hitam banyak menyerap panas, serta sifat permukaan
daratan lebih cepat menerima panas (Wardiyatmoko, 2016).
Terdapat didaerah Artic dan Antartika.Suhu tidak pernah lepas dari
10°C.Tidak mempunyai iklim panas yang benar-benar panas.Definisi suhu yang
dikenal umum adalah “Derajat panas atau dinginnya suatu benda”.Definisi itu
kurang tegas sehingga para fisikawan mendefinisikan suhu seperti yang tercantum
dalam hokum ke-nol termodinamika. Hukum ke-nol termodinamika :”Jika sistem
A setimbang termal dengan sistem B, sedangkan sistem B setimbang termal
dengan sistem C, maka sistem A akan setimbang dengan sistem C”. sebagian
besar suhu dan pengukuran suhu, titik triple point: Temperatur dan tekanan
tunggal ketika air, uap air, dan es bersama-sama berada dalam kesetimbangan.
Jika kita tempatkan air, es, dan uap air dalam wadah tanpa udara, maka sistem
pada akhirnya akan mencapai suatu keadaan setimbang ketika tidak ada es yang
mencair atau menguap, tidak ada air yang mengembun atau membeku. Ini terjadi
pada tekanan yang bernilai 4,58 mmHg dan temperature sebesar 0.01°C atau
273,16K (Regariana, 2014).
Untuk memahami sifat iklim, diperlukan kegiatan penelitian lebih banyak
lebih dari sekedar kumpulan data statistik yang mungkin diliputi oleh perkataan
“rata-rata” diatas. Data statistik memang penting, akan tetapi hanya merupakan
bahan mentah dengan pengertin harus mendapatkan pengolahan lebih lanjut agar
benar-benar dapat mendekati pengertian yang sebenarnya. Pengertian yang
demikian hanya akan timbul dari penyelidikan yang teliti terhaap data tersebut,
yang selanjutnya dari perumusan hipotesis dapat menerangkan hasil pengamatan
selanjutnya, mengadakan pengujian terhadap hipotesis tadi dengan menyelidiki
data-data lama dan mengumpulkan data baru. Semuanya merupakan suatu
pemerikasaan eksperimental dalam suatu rangkaian yang terus menerus. Pada
akhirnya akan timbul suatu gambaran yang memadai yang berlainan dari
kumpulan angka belaka yang sangat mendalam (Kartasapoetra, 2010).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapat dinyataka sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun
dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut
dapat mencapai 3% pada 30°C (86°F) dan tidak melebihi 0,5% pada 0°C (32°F).
5

Kelembaban udara selalu memiliki korelasi dengan temperatur dan umumnya


memiliki korekasi negatif.Kedua komponen ikilm ini memiliki pengaruh pada
kondisi lingkungan suatu tempat. Tingkat kelembaban sangat bervariasi
bergantung pada jumlah dan jenis vegetasi.Salah satu contohnya adalah hutan
hujan tropis, yang relatif tinggi karena daerah ini dikenal sebagai daerah yang
memiliki kelembaban yang relatif tinggi karena dipenuhi pohon dengan kanopi
yang membentuk lapisan yang paling atas.Kerapatan kanopi yang tinggi
menyebabkan sedikit sekali cahaya yang masuk akibatnya udara menjadi lembab
diakibatkan karena kurang memperoleh sinar matahari (Hanum, 2013).
Iklim merupakan salah satu faktor alam yang penting, yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.Kondisi iklim untuk jangka waktu yang
pendek disebut cuaca.Aat-alat pencatat iklim biasanya ditempatkan disuatu tempat
atau lapangan terbuka yang disebut stasiun meteorologi. Adapun iklim temperate
meiliki iklim dengn karakteristik dingin dan basah, curah hujan lebih dari 762
mm, dan suhu 10°C dengan vegetasi tingkat tinggi, perdu berkayu, dan tumbuhan
basah. Tropika dengan karakteristik iklim panas dan lembab, suhu 8-17°C, curah
hujan 2.000-4.000 mm/ bulan, dengan vegetasi hutan hujan tropis, perdu
berkayuu, padang rumput, dan sabana. Daerah di bawah pengaruh angin muson,
dengan karakteristik iklim dengan perbedaan bulan kering dan bulan basah nyata,
curah hujan sedikit dengan vegetasi tanaman berkayu yang menggugurkan daun,
perdu berkayu yang sangat penting. (Djoni, 2012).
Dengan suhu manusia dapat mengetahui dan mengembangkan suatu
informasi dan suhu diukur untuk digunakan di banyak kebutuhan seperti
pertanian, farmasi, Klimatologi, dan Geofisika. Suhu dapat diukur menggunakan
Termometer. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa
Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Dengan
menggunakan mikrokontroler, pengukur suhu dapat menyimpan data dalam
memory dan menampilkan data suhu ke dalam layar LCD. Suhu adalah besaran
fisis perlu diukur dan dikontrol untuk berbagai keperluan (Adrinta dkk., 2017).
6

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Klimatologi Hutan yang berjudul “Pengukuran Suhu dan
Kelembaban pada Berbagai Tempat” diakukan pada hari Selasa, 06 Oktober
2020 pada pukul 13.30 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini diaksanakan
secara daring melalui WhatsApp, Google Classroom, Google Meet dan Zoom.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Thermometer air raksa 2
buah, Tiang penyangga 2 meter, kapas, benang, stopwatch, pipet tetes, meteran
dan tali plastik.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tabel RH, kertas
milimeter dan aquades.

Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disediakan tiang penyangga pada lokasi yang telah ditentukan.
3. Diikat payung pada tiang penyangga dengan tali plastik.
4. Diikat thermometer air raksa ke tiang penyangga dengan menggunakan
benang dan balut salah satu thermometer dengan kapas.
5. Dibasahi kapas dengan aquades menggunakan pipet Tetes.
6. Diukur Suhu mula-mula pada termometer, baik yang kering maupun yang
basah.
7. Ditunggu setiap 10 menit untuk pengukuran selanjutnya hingga menit ke-
30.
8. Dicatat hasil pengukuran pada buku tabel pengukuran dan buat grafik pada
kertas milimeter.Dicatat hasil pengukuran pada buku tabel pengukuran dan
buat grafik pada kertas milimeter.
Contoh tabel:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Sipat Datar Memanjang
Tanda Posisi Azimuth D Lx Sudut vertikal Beda Ket
Batas alat Mi Bi Detail (cm) (m) Derajat Menit tinggi
7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil dari praktikum Geodesi dan Kartografi yang berjudul
“Pengukuran Suhu dan Kelembaban pada Berbagai Tempat” adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Pengukuran Suhu dan Kelembaban di Areal Aspal (Kelompok 1)
Waktu TBK°C TBB°C RH% T°C
0 36°C 29°C 69 36°C
10 35°C 27°C 52 35°C
20 33°C 26°C 56 33°C
30 33°C 27°C 61 33°C
Rata-rata 34.25°C 27.25°C 56.75 34.25°C

Tabel 2. Pengukuran Suhu dan Kelembaban di Areal Teras Rumah (Kelompok 2)


Waktu TBK°C TBB°C RH% T°C
0 31°C 30°C 93 30°C
10 32°C 28°C 73 31°C
20 32°C 29°C 79 32°C
30 34°C 30°C 74 32°C
Rata-rata 31,75°C 29.25°C 79.75 31,25°C

Tabel 3. Pengukuran Suhu dan Kelembaban diAreal Padang Rumput(Kelompok3)


Waktu TBK°C TBB°C RH% T°C
0 36C 32°C 75 35°C
10 36°C 30°C 64 36°C
20 35°C 29°C 63 35°C
30 35°C 29°C 63 35°C
Rata-rata 35.5°C 30°C 66.25 35.5°C

Tabel 4.Pengukuran Suhu dan Kelembaban di Areal Padang Rumput(Kelompok4)


Waktu TBK°C TBB°C RH% T°C
0 30°C 25°C 68 30°C
10 31°C 24°C 64 31°C
8

20 30°C 25°C 68 31°C


30 30°C 25°C 68 31°C
Rata-rata 30.2°C 24.7°C 67 30.7°C

Tabel 5. Pengukuran Suhu dan Kelembaban di Areal Batako (Kelompok 5)


Waktu TBK°C TBB°C RH% T°C
0 31°C 31°C 100 31°C
10 31°C 26°C 66 31°C
20 32°C 25°C 65 32°C
30 32°C 25°C 55 32°C
Rata-rata 31.5 26.7 69 31.5°C

Tabel 6. Pengukuran Suhu dan Kelembaban di Areal Aspal (Kelompok 6)


Waktu TBK°C TBB°C RH% T°C
0 31°C 30°C 93 31°C
10 31°C 27°C 72 30°C
20 30°C 27°C 78 31°C
30 31°C 28°C 79 31°C
Rata-rata 30.75°C 28°C 80.5 30.75°C

Tabel 7.Pengukuran Suhu dan Kelembaban di Areal Padang Rumput(Kelompok7)


Waktu TBK°C TBB°C RH% T°C
0 34°C 32°C 86 34°C
10 35°C 30°C 68 35°C
20 35°C 29°C 74 35°C
30 36°C 29°C 81 36°C
Rata-rata 35°C 30°C 77.25 36°C

Pembahasan
Dari hasil yang telah di peroleh maka diketahui bahwa suhu pada
thermometer bola basah (TBB) lebih rendah dibandingkan dengan thermometer
bola kering (TBK) secara rata-rata. Hal ini ditunjukkan bahwa semakin lembab
suatu lingkungan maka suhunya semakin rendah. Sesuai dengan pernyataan
Rostiati (2018) yang menyatakan bahwa kelembaban adalah presentasi kandungan
9

air pada udara disbanding uap air jenuh pada suhu yang sama. Pengukuran suhu
dan kelembaban diudara dan tanah dilakukan ditempat yang berbeda.
Dari hasil pengukuran yang sudah dilakukan bahwa terdapat suhu tertinggi
dan terendah begitu juga kelembaban tertinggi dan terendah dari berbagai areal
pengukuran. Rata-rata TBK tertinggi adalah terdapat pada areal padang rumput
kelompok 3 yaitu 35,5°C. Rata-rata TBK terendah adalah terdapat pada areal
padang rumput pada data kelompok 4 yaitu 30,2 °C. Rata-rata TBB tertinggi ada
pada areal padang rumput kelompok 3 dan 7 yaitu 30 °C. rata-rata TBB terendah
pada areal padang rumput kelompok 4 yaitu 24,7 °C. Rata-rata RH% atau
kelembaban tertinggi pada areal aspal kelompok 6 yaitu 80,5. Sedangkan rata-rata
RH% atau kelembaban terendah pada areal Aspal kelompok 1 yaitu 56.75.
Saat didapatkan hasil pengukuran dengan suhu Termometer Bola Kering
(TBK) yang tinggi dapat diindikasikan bahwa tempat pengamatan yang dilakukan
pada areal tersebut berpengaruh pada hasil pengukuran suhu yang dapat dikaitkan
dengan akibat keringnya keadaan tanah pada tanaman di areal tersebut karena
suhu yang tinggi didapati pada areal parking block hal ini akan disimpulkan
bahwa kelembaban tanah pada areal tersebut sangat rendah karena suhu dan
kelembaban berbanding terbalik hal ini sesuai dengan pernyataan Nur (2019) yang
menyatakan bahwa apabila suhu tanah tinggi maka kelembaban tanah yang
dihasilkan rendah, rendahnya kelembaban tanah merupakan cerminan rendahnya
air yang terkandung di dalam tanah.
Dari seluruh data pengamatan suhu, diperoleh bahwa suhu tertinggi berada
pada areal parking block. Suhu adalah karakteristik inherent yang dimiliki oleh
suatu benda yang berhubungan dengan panas dan energi. Suhu terendah berada
pada areal parking block dan padang rumput. Kelembaban tertinggi berada pada
areal aspal dan parking block. Intensitas cahaya dan suhu udara merupakan
komponen iklim yang dapat diamati pada skala kecil. Iklim mikro sangat mudah
diamati karena lingkupnya yang tidak terlalu luas. Seperti pada pernyataan
Benyamin (2010) yang menyatakan bahwa iklim mikro merupakan iklim
dilapisan udara terdekat dengan bumi dengan ketinggian + 2 meter.

KESIMPULAN DAN SARAN


10

Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa suhu paling tinggi terdapat pada
areal perking block dan padang rumput dengan suhu 32,75°C.
2. Suhu terndah terdapat pada areal aspal yaitu dengan suhu29,25oC.
3. Suhu dan kelembaban udara pada pengamatan setiap 10 menit sekali selama
30 menit memiliki hasil yang berbeda, meskipun ada yang sama.
4. Kelembaban tertinggi terdapat pada areal aspal dan parking block dengan
kelembaban 85,25%.
5. Kelembaban terendah terdapat pada areal parking block dengan kelembaban
72%.

Saran
Saran untuk praktikan adalah waktu yang di jadwalkan dalam pengukuran
suhu dan kelembaban haruslah sesuai dan tepat waktu sesuai dengan yang sudah
ditentukan.Lebih teliti dalam melihat thermometer agar hasil pengukuran yang
diperoleh benar-benar akurat. Pemasangan dan penempatan alat harus tepat.

DAFTAR PUSTAKA
11

Adrinta, M, A., Muhammad., Anhari, S., Rasyid I, G., Ridho, F., Rizki, S, R.,
Dahlan, S. 2017. Alat Ukur Suhu Udara Digital Berbasis Atmega 32.
Universitas Sumatera Utara

Ansar. 2011. Pengaruh Suhu Dan Kelembaban Udara Terhadap Perubahan Mutu
Tablet Effervescen Sari Buah Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi
dan Industri Pangan. 2(1): 71-74.

Djoni, B. 2012. Dasar Dasar Klimatologi, Buku PT Raja Grafindo. Sakara. 189 P.

Fadholi, A. 2013. Pemanfaatan Suhu Udara Dan Kelembapan Udara Dalam


Persamaan Regresi Untuk Simulasi Prediksi Total Hujan Bulanan Di
Pangkalpinang. 3(1).

Hanum, T., Dedi, T., Ikhwan. 2013. Sistem Kendali Suhu Kelembaban dan Level
Air pada Pola Hidroponik. Jurnal Coding. 3(1): 1-10

Indriyanto, Saputro. 2016. Sistem Pengukuran Suhu Tanah Menggunakan Sensor.


Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. 4(1): 83-89

Kamaludin. 2010. Peranan Radiasi Matahari Terhadap Tanaman. Jurnal Undip.


3(2): 51-54.

Kartasapoetra. 2010. Rancang BangunSensor Suhu Tanah dan Kelembaban


Udara. Jurnal Sains Dirgantara. 7(1): 201-212.

Regariana, T., D, Inding. 2014. Studi Pengaruh Area Pelepasan Terhadap


Perubahan Suhu Udara. Jurnal Lanskap Indonesia. 2(2): 76-82

Wardiyatmoko, Heri., Rozeff P., Muhammad M. 2006. Perancangan Sistem


Telemetri Wireless. Jurnal Hasil Penelitian dan Industri Terapan. 4(1): 1-
12.

Anda mungkin juga menyukai