Anda di halaman 1dari 5

IKLIM

Iklim dan Cuaca


Iklim adalah ukuran rata-rata dari variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel
tertentu, seperti temperatur, curah hujan, dan angin pada suatu periode waktu, yang
merentang dari bulanan, tahunan, bahkan jutaan tahun. Secara sederhana iklim merupakan
rata-rata cuaca di suatu tempat.

Cuaca sendiri merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat di waktu tertentu. Unsur-
unsur yang mempengaruhi cuaca antara lain adalah sinar matahari, suhu udara, angin,
keadaan awan, curah hujan, tekanan udara, dan kelembapan udara.

Unsur Unsur Iklim dan Cuaca


1. Sinar Matahari
Akibat adanya radiasi matahari, permukaan bumi akan mengalami kenaikan
suhu. Panas matahari tidak ditangkap oleh udara di atmosfer, melainkan dipantulkan
oleh permukaan bumi yang sudah disinari matahari. Panas dari lapisan bawah
atmosfer dirambatkan secara berangsur-angsur kepada lapisan yang diatasnya. Oleh
karena itu, lapisan atmosfer yang paling bawah lebih panas dari lapisan yang lebih
tinggi.
Banyaknya panas matahari yang diterima permukaan bumi dipengaruhi oleh
sejumlah faktor, yaitu
a. lamanya penyinaran
b. kemiringan sinar matahari yang jatuh ke permukaan bumi
c. keadaan awan
d. keadaan permukaan bumi itu sendiri
2. Suhu Udara
Secara fisis, suhu adalah tingkat gerakan molekul di udara. Semakin cepat
gerakan molekul, semakin tinggi pula suhunya. Tingkat panas suatu benda juga dapat
pula dikatakan sebagai suhu.
Perubahan suhu di suatu tempat bergantung pada ketinggian tempat dan letak
lintang. Perubahan suhu karena ketinggian berkisar antara 0.6ºC tiap kenaikan 100 m.
Akibat penurunan tersebut, pada batas troposfer atas, suhu dapat mencapai -60ºC.
Perubahan suhu akibat perbedaan letak lintang cenderung kurang drastis daripada
perubahan suhu akibat tingkat ketinggian. Namun, dapat kita rasakan, suhu di Jakarta,
Indonesia pada jam yang sama akan lebih tinggi dibandingkan suhu di Krasnoyarsk,
Rusia.
Selain faktor di atas, waktu pada bagian-bagian hari juga akan menentukan
perubahan suhu. Suhu di siang hari tentu akan berbeda dengan waktu di malam hari.
Di Indonesia, suhu maksimum tercapai pada sekitar jam 14.00 sedangkan suhu
minimum pada jam 03.00.
3. Angin
Angin merupakan gerakan udara mendatar atau sejajar dengan permukaan
bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antar suatu tempat dan
tempat lainnya. Perbedaan tekanan udara disebabkan kedua tempat tersebut memiliki
suhu yang berbeda akibat intensitas radiasi matahari yang berbeda pula. Angin
bergerak dari dataran tinggi ke dataran rendah. Jika telah mencapai keseimbangan,
udara akan cenderung diam atau tenang.
Secara umum, pergerakan angin di permukaan bumi dibedakan menjadi dua
kelompok utama, yaitu angin umum dan angin lokal. Angin umum adalah angin yang
bergerak sepanjang tahun dan meliputi daerah yang luas. Misalnya Angin Passat,
Angin Musson, Angin Barat, dan Angin Timur. Angin lokal adalah angin yang hanya
bergerak di daerah dan waktu tertentu saja. Misalnya angin darat-angin laut, angin
gunung-angin lembah, angin siklon-angin antisiklon dan angin fohn.
4. Keadaan Awan

Awan merupakan kumpulan partikel air yang tampak di atmosfer. Partikel air
tersebut berupa tetes cair atau kristal es. Adanya tetes partikel air berasal dari
kondensasi uap air pada inti kondensasi yang ada dalam udara. Selain inti kondensasi,
peristiwa kondensasi juga membutuhkan kelembapan udara yang memadai. Di dalam
atmosfer, awan memiliki bentuk bermacam-macam yang dibedakan menjadi tiga
bentuk dasar, yaitu berserat, lapisan dan gumpalan.

5. Curah Hujan

Presipitasi mencakup air dalam bentuk padat dan cairan yang turun dari awan.
Presipitasi dapat berbentuk hujan, gerimis, salju dan batu es. Di Indonesia hujan jauh
lebih sering dijumpai maka presipitasi juga dikenal sebagai curah hujan. Ada empat
jenis hujan, yaitu hujan konvektif, orografis, konvergensi dan frontal.
6. Tekanan Udara

Karena memiliki berat, udara juga memiliki tekanan yang disebut tekanan
udara. Jika dihitung, suatu kolom udara dari permukaan bumi sampai batas tertinggi
atmosfer yang berukuran 1 meter persegi akan memiliki berat 10.333 kg atau 1033,3
gram tiap 1 cm.

Secara vertikal, tekanan udara juga berbeda dengan semakin tingginya suatu
tempat. Udara yang berada pada bagian bawah akan ditekan oleh udara bagian
atasnya sehingga semakin dekat ke permukaan bumi, semakin besar tekanan
udaranya.

Tekanan udara di suatu tempat juga tidak tetap karena dipengaruhi oleh suhu
udara. Pemanasan oleh radiasi mathari memungkinkan terjadinya pemuaian sehingga
udara menjadi lebih ringan. Akibatnya tekanan udara di daerah tersebut menjadi
berkurang. Begitu pula sebaliknya

7. Kelembapan Udara
Kandungan uap air dalam udara dikenal dengan kelembapan udara.
Kelembapan udara berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya karena
temperatur antarwilayah di permukaan bumi juga berbeda, baik karena ketinggian,
waktu, maupun ketak lintang. Semakin ke utara atau selatan dari khatulistiwa,
umumnya kelembapan udara menurun. Besarnya kelembapan di daerah tropis
disebabkan radiasi matahari yang tinggi yang menyebabkan tingginya penguapan.

Sistem Iklim
Sebuah iklim daerah dihasilkan oleh sebuah sistem iklim yang terdiri atas lima
komponen utama, yaitu; atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (salju dan es), litosfer
(tanah dan batuan) dan biosfer (hewan dan tumbuhan). Iklim suatu tempat dipengaruhi oleh
lintang, medan, dan ketinggian, serta badan air terdekat dan arus.

Klasifikasi Iklim
Daerah-daerah yang ada di permukaan bumi memiliki iklim-iklim yang berbeda. Oleh
karena itu, para ilmuwan mengembangkan skema-skema klasifikasi iklim. Skema klasifikasi
iklim yang paling umum digunakan adalah skema yang dikembangkan oleh Wladimir
Köppen. Sistem klasifikasi Köppen ditujukan untuk mendefinisikan batasan iklim yang
berkorepondensi dengan pemetaan biome (zona vegetasi). Koppen membagi iklim terestial
kedalam lima kategori besar, yang dilambangkan dengan huruf A, B, C, D dan E. Semua
kategori tersebut, kecuali kategori B didefinisikan berdasarkan tingkatan suhunya. Lima
kategori tersebut dibagi lagi menjadi beberapa subkategori yang ditandai oleh huruf kecil.
Selain itu ada pula kategori H yang hanya terdiri atas satu jenis iklim

1. Tipe A (Iklim Hujan Tropis)


a. Wet equatorial climate (Af)
b. Tropical monsoon and trade-wind littoral climate (Am)
c. Tropical wet-dry climate (Aw)
2. Tipe B (Iklim Kering)
a. Tropical and subtropical desert climate (Bwh)
b. Mid-latitude steppe and desert climate (Bsh)
c. Tropical and subtropical steppe climate (Bsk)
3. Tipe C (Iklim Sedang)
a. Humid subtropical climate (Cfa, Cwa)
b. Mediterranean climate (Csa, csb)
c. Marine west coast climate (Cfb, Cfc)
4. Tipe D (Iklim Microthermal)
a. Humid continental climate (Dfa, Dfb, Dwa, Dwb)
b. Continental subartic climate (Dfc, Dfd, Dwc, Dwd)
5. Tipe E (Iklim Kutub)
a. Tundra climate (ET)
b. Snow and Ice climate (EF)
6. Tipe H (Iklim dataran tinggi)

Perubahan Iklim
Iklim merupakan sesuatu yang dapat berubah.Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan
iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia
sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode
waktu yang dapat diperbandingkan. Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah
komposisi amterial atmosfer bumi berupa gas rumah kaca yang di antaranya adalah karbon
dioksia, metana, nitogen dan lain-lain.

Selain perubahan iklim, terdapat pula variabilitas iklim. Variabilitas iklim merupakan
variasi iklim dalam keadaan rat-rata atau statistik lain di semua skala temporan dan spasial
pada satu periode waktu tertentu, dibandingkan dengan statistik jangka panjang untuk periode
kalender yang sama. Variabilitas iklim diukur oleh deviasi ini, yang biasanya disebut anomali.

Terdapat perbedaan antara perubahan iklim dan variabilitas iklim. Variabilitas iklim
terlihat pada perubahan yang terjadi di dalam kerangka waktu yang pendek, seperti satu
bulan, satu musim atau satu tahun. Sedangkan, perubahan iklim terjadi pada periode waktu
yang lebih lama, yaitu pada dekade atau lebih lama lagi. Perubahan iklim merujuk kepada
suatu perubahan keadaan rata-rata iklim atau variabilitasnya secara signifikan dalam suatu
periode yang panjang.

Iklim dapat berubah terus menerus karena faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internalnya adalah reaksi antar komponen-komponen yang membentuknya. Sedangkan faktor
eksternal dibagi menjadi dua, yaitu faktor alami dan buatan. Faktor alami antara lain adalah
erupsi vulkanik dan variasi sinar matahari, sedangkan faktor buatannya adalah kegiatan
manusia seperti perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.
REFERENSI
Ariffin. 2019. Metode Klasifikasi Iklim di Indonesia. Malang: UB Press.

Arnfield, A. John. 2009a. Köppen Climate Classification. Diakses pada Jumat, 14 September
2019 di www.britannica.com/science/Koppen-climate-classification

__________. 2009b. World Distribution of Major Climatic Types. Diakses pada Jumat, 14
September 2019 di www.britannica.com/science/Koppen-climate-classification/World-
distribution-of-major-climatic-types

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim - Kementrian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan. 2017. Mengenai Perubahan Iklim. Diakses pada Jumat,14 September 2019 di
ditjenppi.menhlk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/perubahan iklim

Sumampouw, Oksfriani Jufri. 2019. Perubahan Iklim dan Kesehatan Masyarakat.


Yogyakarta: Deepublish.

Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer.
Bandung: PT Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai