Cuaca sendiri merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat di waktu tertentu. Unsur-
unsur yang mempengaruhi cuaca antara lain adalah sinar matahari, suhu udara, angin,
keadaan awan, curah hujan, tekanan udara, dan kelembapan udara.
Awan merupakan kumpulan partikel air yang tampak di atmosfer. Partikel air
tersebut berupa tetes cair atau kristal es. Adanya tetes partikel air berasal dari
kondensasi uap air pada inti kondensasi yang ada dalam udara. Selain inti kondensasi,
peristiwa kondensasi juga membutuhkan kelembapan udara yang memadai. Di dalam
atmosfer, awan memiliki bentuk bermacam-macam yang dibedakan menjadi tiga
bentuk dasar, yaitu berserat, lapisan dan gumpalan.
5. Curah Hujan
Presipitasi mencakup air dalam bentuk padat dan cairan yang turun dari awan.
Presipitasi dapat berbentuk hujan, gerimis, salju dan batu es. Di Indonesia hujan jauh
lebih sering dijumpai maka presipitasi juga dikenal sebagai curah hujan. Ada empat
jenis hujan, yaitu hujan konvektif, orografis, konvergensi dan frontal.
6. Tekanan Udara
Karena memiliki berat, udara juga memiliki tekanan yang disebut tekanan
udara. Jika dihitung, suatu kolom udara dari permukaan bumi sampai batas tertinggi
atmosfer yang berukuran 1 meter persegi akan memiliki berat 10.333 kg atau 1033,3
gram tiap 1 cm.
Secara vertikal, tekanan udara juga berbeda dengan semakin tingginya suatu
tempat. Udara yang berada pada bagian bawah akan ditekan oleh udara bagian
atasnya sehingga semakin dekat ke permukaan bumi, semakin besar tekanan
udaranya.
Tekanan udara di suatu tempat juga tidak tetap karena dipengaruhi oleh suhu
udara. Pemanasan oleh radiasi mathari memungkinkan terjadinya pemuaian sehingga
udara menjadi lebih ringan. Akibatnya tekanan udara di daerah tersebut menjadi
berkurang. Begitu pula sebaliknya
7. Kelembapan Udara
Kandungan uap air dalam udara dikenal dengan kelembapan udara.
Kelembapan udara berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya karena
temperatur antarwilayah di permukaan bumi juga berbeda, baik karena ketinggian,
waktu, maupun ketak lintang. Semakin ke utara atau selatan dari khatulistiwa,
umumnya kelembapan udara menurun. Besarnya kelembapan di daerah tropis
disebabkan radiasi matahari yang tinggi yang menyebabkan tingginya penguapan.
Sistem Iklim
Sebuah iklim daerah dihasilkan oleh sebuah sistem iklim yang terdiri atas lima
komponen utama, yaitu; atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (salju dan es), litosfer
(tanah dan batuan) dan biosfer (hewan dan tumbuhan). Iklim suatu tempat dipengaruhi oleh
lintang, medan, dan ketinggian, serta badan air terdekat dan arus.
Klasifikasi Iklim
Daerah-daerah yang ada di permukaan bumi memiliki iklim-iklim yang berbeda. Oleh
karena itu, para ilmuwan mengembangkan skema-skema klasifikasi iklim. Skema klasifikasi
iklim yang paling umum digunakan adalah skema yang dikembangkan oleh Wladimir
Köppen. Sistem klasifikasi Köppen ditujukan untuk mendefinisikan batasan iklim yang
berkorepondensi dengan pemetaan biome (zona vegetasi). Koppen membagi iklim terestial
kedalam lima kategori besar, yang dilambangkan dengan huruf A, B, C, D dan E. Semua
kategori tersebut, kecuali kategori B didefinisikan berdasarkan tingkatan suhunya. Lima
kategori tersebut dibagi lagi menjadi beberapa subkategori yang ditandai oleh huruf kecil.
Selain itu ada pula kategori H yang hanya terdiri atas satu jenis iklim
Perubahan Iklim
Iklim merupakan sesuatu yang dapat berubah.Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan
iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia
sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode
waktu yang dapat diperbandingkan. Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah
komposisi amterial atmosfer bumi berupa gas rumah kaca yang di antaranya adalah karbon
dioksia, metana, nitogen dan lain-lain.
Selain perubahan iklim, terdapat pula variabilitas iklim. Variabilitas iklim merupakan
variasi iklim dalam keadaan rat-rata atau statistik lain di semua skala temporan dan spasial
pada satu periode waktu tertentu, dibandingkan dengan statistik jangka panjang untuk periode
kalender yang sama. Variabilitas iklim diukur oleh deviasi ini, yang biasanya disebut anomali.
Terdapat perbedaan antara perubahan iklim dan variabilitas iklim. Variabilitas iklim
terlihat pada perubahan yang terjadi di dalam kerangka waktu yang pendek, seperti satu
bulan, satu musim atau satu tahun. Sedangkan, perubahan iklim terjadi pada periode waktu
yang lebih lama, yaitu pada dekade atau lebih lama lagi. Perubahan iklim merujuk kepada
suatu perubahan keadaan rata-rata iklim atau variabilitasnya secara signifikan dalam suatu
periode yang panjang.
Iklim dapat berubah terus menerus karena faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internalnya adalah reaksi antar komponen-komponen yang membentuknya. Sedangkan faktor
eksternal dibagi menjadi dua, yaitu faktor alami dan buatan. Faktor alami antara lain adalah
erupsi vulkanik dan variasi sinar matahari, sedangkan faktor buatannya adalah kegiatan
manusia seperti perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.
REFERENSI
Ariffin. 2019. Metode Klasifikasi Iklim di Indonesia. Malang: UB Press.
Arnfield, A. John. 2009a. Köppen Climate Classification. Diakses pada Jumat, 14 September
2019 di www.britannica.com/science/Koppen-climate-classification
__________. 2009b. World Distribution of Major Climatic Types. Diakses pada Jumat, 14
September 2019 di www.britannica.com/science/Koppen-climate-classification/World-
distribution-of-major-climatic-types
Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer.
Bandung: PT Grafindo Media Pratama.