PENDAHULUAN
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang
diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan
energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam
memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso,
2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor
pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim
bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan
yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah
penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah
kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini
mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim
dari kondisi normal.
Iklim adalah sebuah sistem yang sangat kompleks, sistem yang saling
berinteraksi antara atmosfer, permukaan tanah, salju, es, samudra, sungai, dan
makhluk hidup. Atmosfer adalah komponen sistem iklim yang terbesar, iklim sering
didefinisikan sebagai cuaca rata-rata . Iklim biasanya digambarkan dalam bentuk
rata-rata (mean) dan variabilitas suhu, curah hujan dan angin selama periode waktu,
mulai dari bulanan hingga jutaan tahun (periode klasik adalah 30 tahun). Sistem
iklim selalu berubah setiap waktu di bawah pengaruh dinamika internalnya sendiri
dan juga karena perubahan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi iklim
(disebut Forcings atau gangguan). Gangguan eksternal meliputi fenomena alam
seperti letusan gunung berapi, variasi radiasi matahari, serta manusia yang
menyebabkan perubahan dalam komposisi atmosfer.
Akibat perbedaan suhu antara daratan dan lautan serta adanya penghalang
seperti pegunungan dan padang es, pada skala global sistem sirkulasi atmosfer secara
geografis cenderung berhenti di benua atau di pegunungan meskipun lebar cakupan
sirkulasi tersebut dapat berubah sewaktu-waktu. Karena pola sirkulasi ini, musim
dingin yang sangat dingin di Amerika Utara dapat berhubungan dengan musim
dingin yang sangat panas di belahan bumi yang lain. Perubahan dalam berbagai
aspek sistem iklim, seperti perubahan lebar ukuran padang es, perubahan jenis dan
1
distribusi vegetasi, perubahan suhu atmosfer atau laut akan mempengaruhi sirkulasi
atmosfer dan laut dalam skala yang besar.Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam
waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi
sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi
iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat
menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang
mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.
Perubahan iklim global merupakan malapetaka yang akan datang! Kita telah
mengetahui sebabnya - yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan bakar
yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Kita sudah
mengetahui sebagian dari akibat pemanasan global ini - yaitu mencairnya tudung es
di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran
wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang
badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar
- Negara pesisir pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang
berkembang seperti Asia Tenggara.
BAB II
FAKTOR FAKTOR PENGENDALI IKLIM
karbon
dioksida
secara
global
dikaitkan
dengan
gasrumah kaca lainnya terus meningkat. Hal ini bisa menjadi petunjuk adanya faktor
lainyang mempengaruhi perubahan iklim, yaitu faktor kosmogenik terutama faktor
aktivitasmatahari. Faktor mana yang dominan di antara faktor antropogenik dan
kosmogenik,masih
menjadi
perdebatan
para
peneliti.Salah
satu
penelitian
menggunakan model iklim yang memperhitungkan pertukaran panas antara darat dan
laut, antara atmosfer dan lautan, antara belahan bumiUtara dan Selatan, serta
parameterisasi percampuran di lautan. Hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh gas
rumah kaca lebih mendominasi daripada pengaruh variabilitas matahari. Sebaliknya
penelitian lainnya menunjukkan bahwa kontribusi faktor aktivitasmatahari lebih
dominan daripada faktor gas rumah kaca terhadap perubahan suhu global(udara dan
daratan). Model iklim yang digunakan dalam penelitian kedua adalah model
pencampuran lautan dan koservasi energi musiman, mirip dengan penelitian
pertamatersebut. Faktor gas rumah kaca hanya menunjukkan perubahan suhu global
yangmonoton naik, sedangkan faktor aktivitas matahari menunjukkan perubahan
bervariasi mendekati perubahan suhu global.
B. LETAK LINTANG
Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan
ketinggiannyadi muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut,
maka iklim dapatdibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
1. Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang
diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada
gambar 24 berikut.Gambar 22: Pembagian daerah iklim matahariUntuk lebih
memperdalam pemahaman tentang pembagian iklim matahari tersebut di
atasdapat Anda pelajari pada uraian berikut.
1) Iklim Tropis Iklim tropis terletak antara 0 - 231/2 LU/LS dan hampir 40 %
dari permukaan bumi. Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut :
tahunannyamencapai 30C.
Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 -
beraturan.
Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
2) Iklim Sub Tropis, terletak antara 231/2 - 40LU/LS. Daerah ini merupakan
peralihanantara iklim tropis dan iklim sedang.Ciri-ciri iklim sub tropis
adalah sebagai berikut:
Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan
daridaerah iklim tropis ke iklim sedang.Terdapat empat musim, yaitu
musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapimusim dingin pada iklim ini
tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan
3) Iklim Sedang terletak antara 40- 661/2 LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang
adalah sebagai berikut:
Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang
sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak
4) Iklim Dingin (Kutub), Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu
iklim ini disebut pula sebagai iklimkutub. Iklim dingin dapat dibagi dua,
yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai
berikut :
Musim dingin berlangsung lama Musim panas yang sejuk berlangsung
singkat.
5
Udaranya kering.
Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es
di permukaan tanah.
Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
2. Iklim Fisis
Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan
atau faktasesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh
lingkungan alam yangterdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan,
daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.Iklim fisis dapat
dibedakan
menjadi
iklim
laut,
iklim
darat,
iklim
dataran
tinggi,
2) Iklim Darat (Kontinen), Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis,
dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis
sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil dan
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu tahunan besar;
b)
Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin
rendah; dan
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
3) Iklim Dataran Tinggi Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri,
adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah;
d) Jarang turun hujan.
4) Iklim GunungIklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan
Dekan. Ciri-cirinya, yaitusebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
b) Terdapat di daerah sedang;
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan
hujan;
e) Kadang banyak turun salju.
5) Iklim Musim (Muson), Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim
yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan
menimbulkanmusim kemarau.
C. KETINGGIAN TEMPAT
Yang dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan
air laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin
tinggisuatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau
udaranyasemakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya
atau udaranyasemakin panas. Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh
terhadap suhu suatuwilayah. Perubahan suhu ini tentunya mengakibatkan perbedaan
jenis tumbuhan padawilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya.
Maka berdasarkan iklimdan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri atas:
1. Hutan Hujan Tropik
Indonesia berada di daerah katulistiwa, banyak mendapat sinar matahari, curah
hujannya tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak terdapat
hutan hujan tropik. Ciri-ciri hutan ini adalah sangat lebat, selalu hijau
sepanjang tahun, tidak mengalami musimgugur, dan jenisnya sangat heterogen.
2. Hutan Musim atau Hutan Meranggas
Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada
ketinggian antara800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang
sehingga sinar matahari sampai ketanah, tahan kekeringan, dan tingginya
sekitar 12 - 35 m. Daunnya selalu gugur padamusim kering/kemarau dan
menghijau pada musim hujan. Contohnya pohon jati, kapuk,dan angsana.
3. Hutan Sabana
Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang
berserakanatau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim
kering lebih panjang darimusim penghujan, seperti di Nusa Tenggara. Terdiri
dari hutan sabana dengan pohon- pohon dan palma ( 900 m dari muka laut) dan
hutan sabana casnarina (terletak antara1600 - 2400 m dari muka laut).
4. Padang rumput
Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim
penghujan pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang
rumput dapat terdapat didaerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di atas
permukaan laut, seperti misalnya padang rumput tanah, padang rumput
pegunungan, komunitas rumput, dan lumut. Namunada yang berada pada
ketinggian kurang dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawagambut.
3. Melemahnya Sirkulasi Walker Perkembangan sirkulasi massa udara timurbarat (SirkulasiWalker) yang semakin melemah, yang disertai melemahnya
tradewind.
G. HALANGAN OLEH PEGUNUNGAN (TOPOGRAFI)
Ketinggian suatu tempat dari permukaan air laut sangat berpengaruh terhadap
perubahan iklim. Semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah temperaturnya.
Ketinggian suatu tempat juga akan berpengaruh terhadap jenis dan ragam komoditi
yangdiusahakan.
H. ARUS LAUT
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas: lautan udara dan
lautan air.Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan oleh
energi darimatahari dan gaya gravitasi Bumi. Gerakan-gerakan mereka saling
berhubungan:
angin
memberikan
energinya
ke
permukaan
laut
sehingga
menghasilkan arus laut, dan arus laut membawa energi panas dari satu lokasi ke
lokasi lainnya, mengubah pola temperatur permukaan Bumi dan juga mengubah
sifat-sifat fisis udara di atasnya.
Di laut terbuka, air laut digerakan oleh dua sistem angin. Di dekat
khatulistiwa,angin pasat (trade wind) menggerakkan permukaan air ke arah barat.
Sementara itu, didaerah lintang sedang (temperate), angin baratan (westerlies wind)
menggerakkankembali permukaan air ke timur. Akibatnya di samudera-samudera
akan ditemukansebuah gerakan permukaan air yang "membundar". Di belahan bumi
utara, angin inimembangkitkan arus yang bergerak searah jarum jam, sementara itu
di belahan bumiselatan dia bergerak berlawanan arah jarum jam.Arus laut, baik yang
di permukaan maupun di kedalaman, berperan dalam iklim diBumi dengan cara
menggerakkan air dingin dari kutub ke daerah tropis dan sebaliknya.Sistem arus
global yang mempengaruhi iklim di Bumi ini biasa disebut sebagai "GreatOcean
Conveyor Belt" atau dalam bahasa Indonesia saya biasa menyebut sebagai "Sabuk
Arus Laut Dunia".
Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Arus laut bergerak tak ubahnya arus
disungai, gelombang laut bergerak dan menabrak pantai, dan gaya gravitasi bulan
danmatahari mengakibatkan naik turunnya air laut dan biasa disebut sebagai
11
fenomena pasang surut laut.Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa
bagian Bumi oleh radiasi sinar matahari. Air yang lebih hangat akan "mengembang",
membuat sebuah kemiringan(slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin,
dan akibatnya air hangat tersebutakan mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke
arah kutub yang lebih dingin daripadaekuator.
Gelombang laut tercipta karena adanya transfer energi dari angin ke
permukaanlaut. Energi yang tertransferkan ini akan bergerak melintasi permukaan
laut, dimana air laut sendiri bergerak dalam gerakan "membundar" (circular motion)
di bawah permukaan laut.Pasang surut (pasut) laut adalah gerakan berirama dan
dapat diramalkan yangdibangkitkan oleh gaya gravitasi bulan dan matahari. Rentang
pasut dapat bervariasisecara "dramatis", bergantung pada bentuk (morfologi)
perairannya. Di beberapa tempat , beda antara pasang tertinggi dan surut terendah
(rentang pasut) bisa mencapai puluhan meter.
12
BAB III
KESIMPULAN
Iklim adalah sebuah sistem yang sangat kompleks, sistem yang saling
berinteraksi antara atmosfer, permukaan tanah, salju, es, samudra, sungai, dan
makhluk hidup. Atmosfer adalah komponen sistem iklim yang terbesar, iklim sering
didefinisikan sebagai cuaca rata-rata . Beberapa faktor pengendali iklim yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
13
DAFTAR PUSTAKA
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung : Penerbit ITB
http://www.scribd.com
www.bimbie.com
14