Anda di halaman 1dari 15

TOPIK BAHASAN:

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI KAWASAN PASIFIK.

NAMA-NAMAANGGOTA KELOMPOK 7:
1. FERONIKA LUMOLOS (17011104051)
2. VEREN B. RUNTUWENE (17011104060)
3. WELNI MONICA R. ANTHONI (19011104064)
4. YOVITA F. LUMINTANG (17011104066)
5. WISTRIYA I. MOKODOMPIT (17011104068)

K E PA S I K A N
D O S E N : M N E R . A L B E RT R O Y K E R E O
 Pengertian Dan Ruang Lingkup

 Selama kita hidup tentu membutuhkan udara untuk bernapas. Di dalam udara terkandunf dari gas yang terdiri dari 78% nitrogen (N),
21% ksigen (O), <1% argon (Ar), 0,035% karbon dioksida (CO 2), dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH) dan lainnya.
Gas oksigen merupakan komponen esensiak bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan
komposisi udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia. Namun kondisi udara seperti ini di dalam atmosfer tidak pernah
ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang merupakan bahan atau zat
pencemaran udara yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari
aktivitas manusia ini terus menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khusunya lapisan troposfer.
Perbedaan komposisi udara tercemar dengan kondisi udara normal di mana komposisi udara tercemar tidak lagi mendukung kehidupan
manusia ini dapat mengakibatkan udara itu tercemar.

 Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan pencemar, oleh sumber-sumber alami seperti gunung berapi, kebakaran hutan,
dan nitrifikasi serta dinitrifikasi biologi. Namun pencemaran udara juga bisa disebabkan karena aktivitas alam dari aktivitas manusia. Ada
beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi udara, panas, radiasi atau polusi cahaya juga dianggap sebagai polusi udara/pencemaran
udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara yang dapat bersifat langsung dan tidak langsung, reginal maupun
global.
Lanjutan:
◦ Pencemaran udara dapat memberikan dampak bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya saja
kebakaran hutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Kemudian ada juga gas-gas
oksida belerang (SO2 dan SO3) yang bereaksi dengan uap air, dan air hujan yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga
dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Selain itu gas
CO2 juga, bila terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan Hemoglobin (Hb) dapat menyebabkan terjadinya keracunan darah.
Dampak industri yang paling nyata yaitu terjadi perubahan iklim yang disebabkan oleh pencemaran udara itu sendiri. Dampak perubahan
iklim akibat emisi gas rumah kaca sudah mulai dirasakan di beberapa daerah pesisir di seluruh Indonesia, baik di kota kecil maupun besar.
Dan pada akhirnya kelangsungan hidup umat manusia juga ikut terancam akibat dari dampak perubahan iklim.

◦ Pemanasan global telah terjadi semenjak abad 20, mulai dari awal revolusi industri di negara-negara Eropa, pemanasan global
memberikan dampak terhadap perubahan iklim global sebagai akibat dari efek rumah kaca dan pemenuhan emisi gas CO 2
di udara yang dapat mengakibatkan perubahan kondisi suhu global dan mempengaruhi kondisi siklus metereologi dan geologi, yang
mengakibatkan bencana alam di mana kondisi terjadinya bencana memiliki hubungan dengan pemanasan global dan kenaikan muka air
laut oleh karena adanya penambahan masa air laut akibat pencairan es di kutub yang ditimbulkan setiap tahunnya, terjadinya El Nino,
banjir akibat faktor cuaca yang tidak menentu dan sering juga berbarengan dengan bencana yang dapat ditimbulkan berupa hilangnya
keberfungsian masyarakat, korban, kerugian material, kerusakan fisik dan kerusakan lingkungan. Dalam dua dekade ini telah terjadi
pertumbuhan penduduk di dunia yang sangat pesat, kebutuhan akan pemenuhan hidupnya mengakibatkan bertambahnya pasokan emisi gas
dan efek rumah kaca di bumi yang tidak seimbang dengan daya tamping wilayahnya, kondisi ini akan terjadi dari tahun ke tahun yang
menjadi permasalahan serius bagi dunia sebagai dampak perubahan iklim. Bencana ekologis dapat terjadi apabila keseimbangan antara
makhluk hidup dan tempat tinggalnya tidak terpenuhi, sehingga menjadi suatu ancaman (hazard) yang dapat mengakibatkan risiko bencana
apabila ada kerentanan (vulnerability) di dalam suatu lingkungan masyarakat dalam menerima ancaman. Selain itu juga pemanasan global
terjadi akibat dari kegiatan eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber daya alam yang menjadi bagian dari siklus keseimbangan
alam.
◦ Dalam konferensi internasional tentang pemasaran global di Jepang tahun 2005 telah menghasilkan Kyoto Protokol yang menjadi
landasan dan kerangka kerja bagi seluruh negara-negara di dunia untuk menekan laju pemasaran global dan perubahan iklim. Saat ini bencana
sering terjadi di mana-mana mulai dari tsunami, gempa, badai, banjir, longsor, erupsi gunung api, kekeringan dan lainnya, hal ini harus
menjadi suatu pemikiran Bersama dalam mengatasinya dan menyelesaikan permasalahan ini.
◦ Bencana yang selalu terjadi silih berganti tanpa mengenal waktu dan wilayah, kondisi alam yang tidak seimbang dan perubahan siklus
iklim yang tidak sesuai mengakibatkan bencana tidak dapat diprediksi secara pasti, hilangnya keseimbangan lingkungan akibat kerusakan
alam yang tidak stabil menjadi sesuatu yang harus diatasi oleh semua pihak yang ada. Bencana menjadi semakin meluas di mana-mana
sehingga pentingnya Tindakan yang dilakukan secara komprehensif untuk mengurangi risiko bencana dan risiko perubahan iklim dengan
melaksanakan manajemen bencana dan rencana aksi pengurangan risiko bencana antara lain (1) mitigasi; (2) manajemen kesiapsiagaan dan
manajemen krisis; (3) kedaruratan (emergency response); dan (4) pemulihan dan rencana aksi.
 1. Pengertian Cuaca
Cuaca dan Iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan
bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan
iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata
kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu. Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca
dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-
gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer
permukaan bumi (Winarso, 2003).
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan
keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu
sekitar 24 jam melalui perkiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Departemen Perhubungan.
◦ Lanjutan:
◦ Untuk negara-negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat). Cuaca terdiri dari seluruh
fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu
beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli
klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim (Anonim, 2011).
◦ Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena
sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang tinggi antara
suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet stream. Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap
Matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ±
400 C. Selama ribuan tahun perubahan orbit bumi juga memengaruhi jumlah dan distribusi energi Matahari yang diterima oleh bumi dan
memengaruhi iklim jangka panjang. Cuaca di bumi juga dipengaruhi oleh hal-hal lain yang terjadi di angkasa, di antaranya adanya angin
Matahari atau disebut juga star’s corona (Anonim, 2011).
2. Pengertian Iklim
◦ Iklim meliputi keadaan pengukuran statistik rata-rata dari suhu, kelembaban, tekanan atmosfer, angin, curah hujan, jumlah partikel
atmosfer dan meteorologi dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu lama. Iklim dapat dibedakan dengan cuaca di mana cuaca merupakan
kondisi saat ini dari unsur-unsur dan variasinya dalam periode waktu yang lebih pendek. Sebuah iklim daerah yang dihasilkan oleh sistem
iklim, yang memiliki lima komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, kriosfer, permukaan tanah, dan biosfer (Anonim, 2008).
◦ Iklim suatu tempat dipengaruhi oleh lintang, medan, dan ketinggian, serta badan air terdekat dan arus. Iklim dapat diklasifikasikan sesuai
dengan rata-rata dan kisaran khas variable yang berbeda, paling sering suhu dan curah hujan. Skema klasifikasi yang paling umum
digunakan pada awalnya dikembangkan oleh Wladimir Koppen (Anonim, 2008).
◦ Paleoklimatologi adalah studi tentang iklim kuno. Sejak pengamatan langsung dari iklim tidak tersedia sebelum abad ke-19. Hasil studi
paleoklimat disimpulkan dari variable yang termasuk bukti-bukti non-biotik seperti sedimen ditemukan di tempat tidur danau dan inti es,
dan bukti biotik seperti cincin pohon dan karang. Model iklim yang matematika model iklim masa lalu, sekarang masa depan. Perubahan
iklim dapat terjadi selama rentang waktu panjang dan pendek dari berbagai faktor.
3. Perubahan Iklim
 Perubahan iklim merupakan perubahan baik pola maupun intensitas unsur iklim pada periode waktu yang dapat dibandingkan
(biasanya terhadap rata-rata 30 tahun). Perubahan iklim dapat berupa perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau perubahan dalam
distribusi kejadian cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Sebagai contoh, lebih sering atau berkurangnya kejadian cuaca ekstrem, berubahnya
pola musim dan peningkatan luasan daerah rawan kekeringan. Perubahan iklim merupakan perubahan pada komponen iklim yaitu suhu,
curah hujan, kelembaban, evaporasi, arah dan kecepatan angin, dan perawanan (BMKG, 2011).

 Pengertian perubahan Iklim menurut berbagai sumber (BMKG, 2011):

a. UU No. 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang
diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta
perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

b. Pemahaman petani Perubahan Iklim adalah terjadinya musim hujan dan kemarau yang sering tidak menentu sehingga dapat
menggangu kebiasaan petani (pola tanam) dan mengancam hasil panen.

c. Pemahaman nelayan Perubahan Iklim adalah susahnya membaca tanda-tanda alam (angin, suhu, astronomi, biota, arus laut) karena
terjadinya perubahan dari kebiasaan sehari-hari, sehingga nelayan sulit memprediksi daerah, waktu dan jenis tangkapan.
Lanjutan:
d. Pemahaman masyarakat umum Perubahan Iklim adalah ketidakteraturan musim.

Definisi perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak
luas terhadap berbagai sector kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001). Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi
dalam kurun waktu yang panjang. LAPAN (2002) mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen
cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara
keseluruhan. IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada
variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya decade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa
perubahan iklim mungkin karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yangv terus menerus mengubah
komposisi atmosfer dan tata guna lahan.

Istilah perubahan iklim sering digunajan secara tertukar dengan istilah ‘pemanasan global’, padahal fenomena pemanasan global hanya
merupakan bagian dari perubahan iklim, karena parameter iklim tidak hanya temperature saja, melainkan ada parameter lain yang terkait seperti
presipitasi, kondisi awan, angin, maupun radiasi matahari. Pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperature atmosfer yang dekat
dengan permukaan bumi dan di troposfer, yang dapat berkontribusi pada perubahan pola iklim global. Pemanasan global terjadi sebagai akibat
meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer. Naiknya intensitas efek GRK yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap
sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi menjadikan perubahan iklim global (Budianto,2000).
2. Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim
 1. Gas-gas rumah kaca
Berdasarkan Protocol Kyoto ditetapkan 6 jenis gas rumah kaca yang berperan sebagai penyerap energi radiasi matahari yang semestinya
energi radiasi matahari tersebut dipantulkan Kembali ke ruang angkasa, akan tetapi karena adanya gas-gas rumah kaca tersebut maka energi
radiasi matahari tertahan di lapisan atmosfer dan menyebabkan peningkatan suhu bumi. Gas-gas tersebut di antaranya ialah CO 2 (Karbon
Dioksida), CH4 ( Metana), N2O (Nitrogen Oksida), HFCs (Hydrofluorokarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur
hexafluoride). Sebenarnya atmosfer bumi sudah memiliki unsur gas rumah kaca alamiah seperti uap air H 2O). Tanpa
kehadiran gas rumah kaca tersebut maka suhu muka bumi dapat lebih rendah sekitar 20-25 0C daripada suhu bumi saat ini,
suatu keadaan yang sangat tidak nyaman bagi makhluk di muka bumi.
 Emisi GRK berasal dari kegiatan manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (seperti
minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan gas alam). Pembakaran bahan bakar fosil sebagai sumber energi untuk listrik,
transportasi, dan industri akan menghasilkan karbondioksida dan gas rumah kaca lain yang dibuang ke udara.
 Proses ini meningkatkan efek rumah kaca. Emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil menyumbang 2/3 dari
total emisi yang dikeluarkan ke udara. Sedangkan 1/3 lainnya dihasilkan kegiatan manusia dari sector kehutanan, pertanian,
dan sampah.
Lanjutan:
 Pada tahun 2002 buangan total di atmosfer mencapai 42 miliar ton (gigaton) setara CO 2. Satu liter bensin mengeluarkan buangan
2,4 kg setara CO2. Jadi pada tahun 2000 dapat dikatakan dunia membakar 17,5 miliar liter bensin yang setara dengan 437,5
mobil berkapasitas 40 liter. Jika dibandingkan dengan jarak tempuh, jumlah bensin yang sudah dibakar dapat digunakan
untuk menempuh perjalanan mobil sepanjang 157,5 miliar kilometer per tahun atau 431,5 juta kilometer setiap harinya.
 Penumpukan GRK akibat aktivitas manusia menyebabkan daya serap terhadap radiasi matahari di atmosfer semakin
bertambah. Proses terjadinya penumpukan energi matahari di atmosfer akibat kehadiran GRK tersebut dikenal sebagai
ERK. Istilah GRK dan ERK mengacu pada sifat proses terperangkapnya sinar matahari pada penerapan teknologi rumah
kaca di negara-negara lintang tinggi. Pada wilayah tersebut rumah kaca dibuat untuk membuat suasana menyerupai daerah
tropis dengan suhu dan kelembaban yang terjaga.
 Peristiwa ERK terjadi karena sinar matahari di atmosfer menggetarkan molekul GRK tersebut sehingga radiasi
matahari terserap oleh molekul tersebut. Celakanya waktu hidup molekul tersebut di atmosfer dapat bertahan dalam waktu
yang lama sekitar 150 hingga 200 tahun sehingga dalam waktu yang lama tersebut dapat terus menyerap energi dan terjadi
proses ERK. Dalam waktu yang lama tersebut ERK terus terjadi dan mengakumulasi energi radiasi matahari yang terserap
di atmosfer. Karena berat jenis dari molekul GRK jauh lebih besar dari berat jenis molekul udara umumnya dan
menyebabkan posisi molekul GRK tersebut lebih berada di atmosfer bawah maka peristiwa pemanasan global lebih intensif
terjadi di lapisan bawah atmosfer atau di permukaan bumi. Dari tahun ke tahun konsentrasi GRK mengalami peningkatan,
tidak hanya secara global akan tetapi konsentrasi GRK di Indonesia juga mempunyai kecenderungan naik.
Lanjutan:

 Dari Gambar 18. Konsentrasi GRK di atmosfer di atas menunjukkan bahwa sejak tahun 0 sampai 1900 terjadi fluktuasi konsentrasi
GRK di udara, namun terjadi peningkatan yang signifikan sejak tahun 1900 sampai saat ini. Sejak tahun 2004 sampai 2011 terjadi fluktuasi
konsentrasi Gas CO2 di udara, namun secara umum terjadi peningkatan konsentrasi. Sejak tahun 2004 samapi 2011 terjadi fluktuasi
konsentrasi gas CH4 di udara, namun secara umum terjadi peningkatan konsentrasi. Konsentrasi gas N 2O di udara sejak tahun 2004 sampai
2011 terjadi fluktuasi konsentrasi gas N2O di udara, namun secara umum terjadi peningkatan konsentrasi.
 Negara-negara maju merupakan penghasil emisi GRK terbesar di dunia. Menurut data dari PBB, urutan beberapa negara penghasil
emisi CO2 per kepala per tahun yaitu Amerika Serikat sebanyak 20 ton, Kanada dan Australia sebanyak 18 ton, Jepang dan Jerman
sebanyak 10 ton, China sebanyak 3 ton, dan India sebanyak 1 ton. Kebakaran hutan dan lahan juga melepaskan CO 2 dalam jumlah cukup
besar, seperti yang terjadi di Indonesia. Hampir setiap tahun, terutama bila kebakaran sangat luas terjadi seperti pada tahun 1997, Indonesia
melepaskan CO2 dalam jumlah besar.

 Dari Gambar 19. Perbandingan kumulatif CO 2 per kapita 1950-2000 ini menunjukkan bahwa buangan dari sector energi di negara
berkembang jauh lebih kecil daripada di negara maju. Tetapi bila digabungkan dengan sector non energi (perubahan tata guna lahan dan
penggundulan hutan) maka angka buangan di negara berkembang juga cenderung tinggi walaupun tetap tidak setinggi di negara maju.
Angka untuk sector non energi masih jadi perdebatan. Indonesia, misanya, memang menyumbangkan emisi yang cukup tinggi saat terjadi
kebakaran hutan, tapi emisi ini terjadi secara musiman dan perhitungannya belum bisa dipastikan. Walaupun demikian, kebakaran hutan
dan lahan tetap harus dicegah demi menjaga kelestarian ekosistem dan mencegah pencemaran udara untuk kepentingan masyarakat
Indonesia sendiri.
2. Pemanasan Global
 Pemanasan global ditandai kenaikan suhu rata-rata udara di dekat permukaan bumi dan lautan sejak pertengahan abad ke-20 dan
diproyeksikan akan terus berlangsung. Menurut Laporan Kajian ke-4 oleh IPCC tahun 2007, suhu permukaan global meningkat sebesar
0,74 ± 0,32 0C (1,33 ± 0,32 0F) selama abad ke-20. Mayoritas kenaikan suhu yang diamati sejak pertengahan abad ke-20 disebabkan oleh
peningkatan konsentrasi GRK, yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan pengurangan lahan
hutan.

 Pemanasan global dianggap sebagai penyebab utama perubahan iklim. Perubahan iklim adalah dampak dari pemanasan global yang
melibatkan unsur aktivitas manusia dan alamiah. Peristiwa alamiah yang memberi pengaruh positif dan negatif pada pemanasan global
adalah letusan gunung berapi, dinamika iklim di atmosfer dan lautan serta pengaruh dari luar bumi seperti gejala kosmis dan ledakan di
permukaan matahari.
 Pemanasan global yang disebabkan oleh manusia merupakan hasil dari perubahan jumlah dan konsentrasi GRK di atmosfer dan juga
karena menurunnya daya serap GRK yang sudah terdapat di atmosfer bumi. Pada kasus kedua, peristiwa pemanasan global dapat
dimitigasi (dikurangi) dengan menambah daya daya serap GRK di atmosfer.
Lanjutan:
 Aktivitas manusia telah meningkatkan konsentrasi GRK dalam atmosfer (Sebagian besar berupa CO 2 yang berasal dari pembakaran
batu bara, minyak, dan gas; ditambah gas-gas lainnya). Tingkat CO 2 sebelum masa industri (sebelum Revolusi Industri dimulai) adalah
sekitar 280 ppmv, dan tingkat CO2 saat ini yaitu sekitar 370 ppmv (IPCC). Konsentrasi CO 2 dalam atmosfer kita saat ini, belum pernah
meningkat selama 420.000 tahun. Namun berdasarkan laporan khusus dari IPCC mengenai scenario emisi (Special Report on Emission
Scenarios-SRES), di akhir abab ke-21, bahwa konsentrasi karbon dioksida sebesar 490-1260 ppm (75-350%) di atas angka konsentrasi di
masa pra industri. CO2 tersebut merupakan salah satu dari kontributor utama terhadap pemanasan global saat ini. GRK lainnya yang
menjadi kontributor utama pemanasan global yaitu metana (CH 4) yang dihasilkan dari aktivitas agrikultur dan peternakan (terutama dari
sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin
ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO 2 , juga makin memperparah keadaan ini karena
pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.

 Tanda-tanda utama pemanasan global adalah kenaikan suhu muka bumi, peningkatan muka air laut dan melelehnya lapisan es di
daratan muka bumi. Kenaikan suhu muka bumi terjadi di darat dan laut yang juga menyebabkan naiknya suhu udara muka bumi. Salah satu
akibat kenaikan suhu muka bumi adalah melelehnya lapisan es di muka bumi. Proses melelehnya lapisan es tersebut akan menyebabkan
kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut disebabkan oleh dua hal yaitu tambahan volume air di laut akibat aliran lelehan es di
daratan dan akibat pemuaian molekul air oleh peningkatan suhu muka laut. Untuk wilayah pesisir, ancaman kenaikan muka air laut akibat
pemanasan global dapat terjadi untuk waktu yang sangat lama.
Kesimpulan & Saran:
Kesimpulannya:
1. Ada beberapa pengaruh perubahan iklim terhadap Kesehatan masyarakat. Pengaruh tersebut adalah:
a. Terjadinya Hipertemia:
Hipertemia adalah keadaan suhu tubuh meningkat, hal ini disebabkan oleh gagalnya termoregulasi suhu seperti ini bisa melebihi
dari 400C.
b. Terjadinya Aerollergen:
Yaitu udara menghasilkan serbuk sari atau spora. Reaksinya adalah alergi. Seperti demam.
c. Terjadinya Penyakit Pernapasan:
Penyakit pernapasan yang terjadi adalah pada bagian atas yaitu trakea, bronkus,bronkiolus saraf dan otot-otot pernapasan.
Termasuk juga flu biasa.
d. Terjadinya penyakit menular
Disebabkan oleh infeksi dan pertumbuhan patogen.
e. Terjadinya Malnutrisi
Yaitu diet yang tidak seimbang, dimana nutrisi tertentu yang kurang.
f. Meningkatnya beberapa penyakit seperti malaria.
Saran:
- Untuk mengurangi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perubahan iklim maka harus ada Tindakan Komprehensif dengan
melaksanakan manajemen bencana. Seperti: Pemulihan dan rencana aksi.

Anda mungkin juga menyukai