Anda di halaman 1dari 6

Menelaah Fenomena Perubahan Iklim yang Mengambil Peranan Penting

Bagi Makhluk Hidup Dalam Menjalankan Kehidupan

Universitas Lambung Mangkurat

Adinda Aulia1, Norma Yuni Kartika2


1
Mahasiswa Program Studi Geografi, FISIP, Universitas Lambung Mangkurat
2
Dosen Program Studi Geografi, FISIP, Universitas Lambung Mangkurat
Program Studi Geografi, FISIP, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin Utara
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123
Email: 2110416120023@mhs.ulm.ac.id (Penulis Pertama),
norma.kartika@ulm.ac.id (Penulis Kedua)

ABSTRAK

Kerentanan perubahan iklim memberikan dampak khususnya terhadap perubahan


temperatur udara, kenaikan pada permukaan air laut, perubahan tingkat curah hujan serta
perubahan-perubahan parameter lainnya pada meteorologi dan klimatologi. Meteorologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bumi serta gejala-gejalanya dengan
komponen bumi yang tersusun dari berbagai jenis gas yang terkandung dalam udara. Lalu
Klimatologi merupakan sebuah studi ilmu yang mempelajari tentang atmosfer dan pola cuaca
dari waktu ke waktu. Kondisi iklim maupun perubahan iklim yang terjadi di sebagian dan
bahkan di seluruh permukaan bumi dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
aktivitas manusia. Antara menusia dan cuaca memiliki sebuah hubungan timbal balik yang
memiliki sangat mempengaruhi satu sama lain. Segala aktivitas manusia dilakukan sejalan
dengan keadaan cuaca

Kata kunci: Iklim, Cuaca, Manusia, Perubahan

ABSTRACT

The vulnerability of climate change has a special impact on changes in air temperature, rising
sea levels, changes in rainfall levels and changes in other parameters in meteorology and
climatology. Meteorology is a science that studies the earth and its symptoms with earth
components composed of various types of gases contained in the air. Climatology is a study
of the science that studies the atmosphere and weather patterns over time. Climate
conditions and climate change that occur in part and even across the earth's surface are
influenced by various factors, one of which is human activity. Between menusia and weather
has a reciprocal relationship that has greatly affected each other. All human activities are
carried out in accordance with weather conditions

Keywords: Climate, Weather, Civilian, Change


1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang terletak diantara dua benua dan dua samudra
yang menyebabkan Indonesia memiliki iklim yang unik dan rentan terhadap perubahan
iklim global maupun regional. Kerentanan perubahan iklim tersebut memberi dampak
khususnya terhadap perubahan temperatur udara, kenaikan pada permukaan air laut,
perubahan tingkat curah hujan serta perubahan-perubahan parameter lainnya. Perubahan
iklim yang ekstrim juga dapat memberikan dampak berupa kejadian fenomena alam,
seperti contoh fenomena alam El Nino dan La Nina yang dapat menyebabkan peningkatan
resiko terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta peningkatan
curah hujan. Selain itu, perubahan iklim juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai
macam bencana alam seperti meningkatnya resiko bencana banjir akibat dari tingginya
curah hujan pada suatu wilayah.

2. KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Meteorologi


Meteorologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bumi serta
gejala-gejalanya dengan komponen bumi yang tersusun dari berbagai jenis gas
yang terkandung dalam udara. Pendapat lain mengatakan bahwa meteorologi
merupakan ilmu yang mempelajari terkait pemasalahan yang ada di atmosfer
seperti suhu, udara, angin, cuaca, serta berbagai sifat fisika dan kimia yang
berada di atmosfer lainnya yang digunakan untuk keperluan prakiraan cuaca
(Caraka, 2015).

2.2. Pengertian Klimatologi


Klimatologi merupakan sebuah studi ilmu yang mempelajari tentang
atmosfer dan pola cuaca dari waktu ke waktu. Ilmu ini membahas sintesis unsur-
unsur cuaca dan berkaitan dengan faktor-faktor yang menentukan dan
mengontrol distribusi iklim di atas permukaan bumi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi iklim pada suatu wilayah ialah posisi garis lintang, ketinggian
tempat, daratan dan perairan, massa udara, angin, dan sebagainya (Prof.Dr.Ir.
Yonny Koesmaryono, 2015)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Teori Perubahan Iklim


Iklim didefinisikan sebagai kondisi rata-rata cuaca pada suatu wilayah
tertentu dalam kurun waktu yang relatif panjang (Achsan, 2008). Iklim adalah
salah satu parameter penentu kelangsungan ekosistem alam sehingga kehidupan
berbagai makhluk hidup tidak dapat terlepas dari pengaruh atmosfer dalam
segala macam prosesnya.
Van Everdingen mengemukakan berbagai latar belakang dalam penelitian
terhadap perubahan iklim sebagai berikut:
a. Easton, menemukan bahwa dalam kurun waktu 89 tahun terdapat 4
peristiwa berdasarkan tingginya suhu pada saat musim dingin. 22 1/4 tahun
yang ketiga dan keempat lebih dingin jika dibandingkan dengan tahun
pertama dan kedua.
b. Bruckner, mengemukakan bahwa terdapat periode kegoncangan iklim
dengan lama periode 35 tahun. Penemuan ini berdasarkan pada
penelitiannya terhadap goncangan tinggi yang terjadi pada permukaan
danau-danau pada kurun waktu 25-50 tahun. Pada saat itu, pada masa 5
tahun rata-rata tinggi permukaan air danau dihubungkan dengan rata-rata
tekanan udara diseluruh permukaan bumi.
c. Petterson, memberikan pandangan bahwa goncangan iklim yang terjadi di
bumi selalu terjadi dalam periode 3 tahunan dan 18 tahunan, penelitian
Petterson didasarkan pada hubungan antara penangkapan ikan haring dan
pengaruh bulan yang minimum.
d. Willet, mengemukakan teori periode 11 tahunan yang dihubungkan dengan
munculnya noda-noda pada matahari. Hal tersebut ditunjukkan melalui para
pengamatnya yang menemukan bahwa periodenya dapat terjadi dalam
waktu minimal 7 tahun dan maksimal 17 tahun. Noda-noda tersebut
berhubungan dengan menurunnya suhu bumi; 2 tahun sebelumnya keadaan
bumi lebih kering. Sehubungan itu Braak klimatolog dari Hindia Belanda dulu
menulis bahwa fluktuasi perdagangan dunia berlatang belakang kegagalan
panen gandum dan ini disebabkan oleh aneka goncangan suhu, curah hujan,
siklon, dan tekanan udara.

3.2. Pembentukan dan Penipisan Ozonosfer


Ozonosfer atau yang biasa dikenal dengan lapisan ozon merupakan suatu
daerah stratosfer yang memiliki konsentrasi ozon tertinggi. Lapisan ozon berada
pada ketinggian 15 hingga 40 km. Lapisan ozon dapat terbentuk sebagai akibat
dari pengaruh sinar ultraviolet yang dikeluarkan oleh matahari terhadap molekul-
molekul oksigen yang terdapat diseluruh lapisan atmosfer. Lapisan ozon dapat
dirusak oleh katalis radikal bebas yang terdiri dari nitrat oksida (NO), dinitrogen
oksida (N2O), hidroksil (OH), atom klorin (CI), dan Atom Bromin (Br).
Pemecahan lapisan ozon yang terjadi di stratosfer menyebabkan berkurangnya
tingkat penyerapan radiasi ultraviolet. Hal tersebut membawa dampak yang
buruk, sebab radiasi dari ultraviolet yang tidak terserap dan berbahaya dapat
mencapai permukaan bumi dengan intensitas yang tinggi sehingga dapat
menyebabkan munculnya penyakit kanker.

3.3. Efek Gas Rumah Kaca dan Aerosol Terhadap Iklim


Gas rumah kaca merupakan gas yang menahan sinar matahari di atmosfer
sehingga agar tidak langsung mencapai permukaan bumi dan membuat bumi
menjadi semakin panas. Aerosol ialah kumpulan dari partikel-pertikel padat yang
mengalami suspense di dalam medium gas dan terjadi pada kurun waktu yang
cukup lama sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengamatan dan
pengukuran (Hamdi, 2013). Gas rumah kaca dan aerosol memainkan peranan
penting dalam kondisi iklim global. Efek rumah kaca sejatinya sangat dibutuhkan
untuk menjaga suhu bumi agar perbedaan suhu pada siang dan malam hari
tidak terlalu besar. Namun ketika efek gas rumah kaca berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global dimana suhu bumi akan
mengalami kenaikan yang signifikan, keadaan ini ditandai dengan mencairnya es
di kutub, rusaknya berbagai ekosistem dan naiknya ketinggian air pada
permukaan laut, serta terjadinya perubahan iklim yang ekstrim. Gas rumah kaca
dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia yang meningkatkan emisi CO 2 secara
drastis seperti asap dari kegiatan industry pabrik, penggunaan tenaga listrik dari
keperluan rumah tangga, asap dari kendaraan bermotor dan juga pembakaran
sampah.
Sedangkan Aerosol dapat memberikan dampak secara langsung maupun
tidak langsung. Dampak tidak langsung yang dihasilkan oleh aerosol adalah
modifikasi sifat awan, lalu dampak langsung yang akibatkan oleh aerosol adalah
terjadinya pendinginan global akibat dari penyerapan dan penghamburan radiasi
matahari. Keberadaan aerosol di lapisan stratosfer lebih banyak disebabkan oleh
letusan gunung berapi yang dahsyat, seperti Gunung Pinatubo (1991) di Filipina,
sedangkan asal aerosfer di lapisan troposfer lebih didominasi oleh aktivitas
manusia khususnya dalam penggunaan bahan bakar fosil.

3.4. Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Iklim


Kondisi iklim maupun perubahan iklim yang terjadi di sebagian dan bahkan
di seluruh permukaan bumi dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya
adalah aktivitas manusia. Hampir seluruh aktivitas yang dilakukan oleh manusia
dalam kegiatan sehari-hari memberikan dampak pada iklim baik berupa dampak
positif maupun dampak negative. Dampak negatif yang diberikan oleh manusia
ialah pembuangan sampah secara sembarangan yang akan merusak kualitas
perairan yang juga merupakan salah satu parameter penentu iklim. Penggunaan
listrik secara berlebihan, asap yang dikeluarkan oleh asap knalpot dan aktivitas
pabrik serta asap dari pembakaran hutan maupun pembakaran sampah rumah
tangga tentu akan merusak kandungan udara yang ada di lapisan atmosfer
bumi.
Dampak positif yang dapat diberikan manusia dalam menjaga keadaan iklim
adalah dengan menjaga kelestarian alam hijau, menghemat penggunaan listrik
dan tidak membakar sampah pada alam terbuka, sampah yang telah dipilah
akan memberikan dampak yang lebih positif jika dikubur. Selain itu, penggunaan
alat transportasi umum akan mengurangi polusi yang dihasilkan oleh asap
knalpot kendaraan umum.
3.5. Hubungan Antara Manusia dan Cuaca
Antara menusia dan cuaca memiliki sebuah hubungan timbal balik yang
memiliki sangat mempengaruhi satu sama lain. Segala aktivitas manusia
dilakukan sejalan dengan keadaan cuaca. Karena ketika cuaca sedang buruk
seperti hujan terus-menerus maka akan menjadi kendala bagi manusia yang
memiliki kegiatan di luar rumah. Selain itu, ketika hujan turun dalam intensitas
yang tinggi dan waktu yang lama akan berdampak pada sektor pertanian dan
perkebunan karena tidak semua jenis tumbuhan dapat bertahan dengan
keadaan air yang sangat tinggi. Kegagalan hasil panen pada perkebunan dan
pertanian tentu akan membawa dampak pada sektor ekonomi. Lalu banyaknya
air tergenang hasil dari hujan berkepanjangan dapat menjadi tempat untuk
nyamuk berkembang biak.
Sebaliknya, ketika cuaca berada dalam keadaan yang baik maka akan
membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi
pribadi maupun ekonomi nasional, hingga aspek kesehatan masyarakat.
4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa
perubahan iklim bukan terjadi semata-mata disebabkan oleh faktor alam maupun
iklim pada wilayah tersebut sendiri. Melainkan terdapat faktor lain-lainnya yang
turut mengambil peran dalam membentuk perubahan iklim, salah satunya ialah
aktivitas manusia yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi
iklim. Selain aktivitas manusia, kondisi lapisan ozon, efek gas rumah kaca dan
juga aerosol turut mempengaruhi keadaan iklim pada suatu wilayah.

4.2. Saran-Saran
Sebagai manusia yang hidup di bumi dan sangat bergantung pada alam,
hendaknya kita turut menjaga keadaan lingkungan sekitar demi menjaga
keseimbangan iklim. Menjaga keseimbangan iklim tidak harus dilakukan dalam
bentuk kontribusi yang besar, cukup dengan menghemat penggunaan listrik saja
sudah dapat membantu menjaga kelangsungan atmosfer. Karena segala hal
yang terjadi pada iklim baik positif maupun negatif, semua dampaknya akan
kembali kita rasakan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Achsan, H. (2008). Iklim Yang Semakin Tidak Menentu. Depok: CV Arya Duta.
Caraka, R. E. (2015). Hari Meteorologi Dunia (HMD) No. 2, Vol. 2. Jurnal Hari Meteorologi
Dunia.
Hamdi, S. (2013). DAMPAK AEROSOL TERHADAP LINGKUNGAN ATMOSFER. Jurnal Penelitian
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, 10.
Kasa, I. W. (2019). PEMANASAN GLOBAL SEBAGAI AKIBAT ULAH MANUSIA DIPLANET BUMI.
GLOBAL WARMING AS AN ANTHROPOGENIC HUMAN ACTIVITY. Directory of Open
Access Journals, 29-33. SSN: 2656-7784.
Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, M. M. (2015). Pengertian dan Ruang Lingkup Klimatologi
Pertanian, dan Pengaruh Atmosfer terhadap Kehidupan dan Pertanian. 1-24.
Rachmat Fajar Lubis, R. D. (2010). PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL DI
INDONESIA; DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI BAWAH PERMUKAAN STUDI KASUS :
DKI JAKARTA. Jurnal Penelitian Geoteknologi, 65-71.

Anda mungkin juga menyukai