Disusun oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
Ι
PENDAHULUAN
untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Beberapa variabel meteorologis
dan curah hujan. Iklim suatu lokasi dipengaruhi oleh garis lintang, medan,
Secara lebih umum, "iklim" suatu daerah adalah kondisi umum dari iklim di
berbagai variabel, biasanya suhu dan curah hujan. Klasifikasi yang paling
berfokus pada asal usul massa udara yang menentukan iklim suatu wilayah.
Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi
66,5°LS-90°LS).
ΙΙ
TINJAUAN PUSTAKA
iklim saat ini dengan masa lalu atau yang dianggap 'normal'. Sebuah iklim normal
didefinisikan sebagai rata-rata aritmatika dari elemen iklim ( misalnya suhu)
selama periode 30 tahun. Periode 30 tahun digunakan, karena cukup lama untuk
menyaring variasi anomali antar anomali, tetapi juga cukup pendek untuk dapat
komisi teknis untuk klimatologi pada tahun 1929. Pada tahun 1934, Wiesbaden
memenuhi komisi teknis yang menetapkan periode tiga puluh tahun dari 1901
hingga 1930 sebagai referensi waktu untuk normals standar klimatologis. Pada
tahun 1982 WMO setuju untuk memperbarui normals iklim, dan ini kemudian
1990.
Perbedaan antara iklim dan cuaca diringkas dengan kalimat populer "Iklim adalah
apa yang Anda harapkan, cuaca adalah apa yang Anda dapatkan." Selama rentang
waktu sejarah ada sejumlah variabel yang hampir konstan menentukan iklim,
termasuk lintang, ketinggian, proporsi tanah ke air, dan jarak antara laut dengan
proses seperti lempeng tektonik. Faktor penentu iklim lainnya lebih dinamis
lainnya mendistribusikan kembali panas antara tanah dan air pada skala yang lebih
matahari, retensi air, dan curah hujan di tingkat regional. Perubahan kuantitas gas
rumah kaca di atmosfer menentukan jumlah energi matahari yang disimpan oleh
ΙΙΙ
PEMBAHASAN
evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur tersebut berbeda pada tempat
yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu disebabkan karena adanya faktor
ketinggian tempat
arus laut
permukaan tanah
Pengaruh timbal balik antara faktor tersebut akan menentukan pola yang
diperlihatkan oleh unsur. Tetapi sebaliknya, unsur-unsur tersebut pada suatu batas
melanjutkan proses timbal balik tadi. Batas pola yang ditentukan umumnya stabil.
diperhatikan. Sebagai contoh hal yang harus dikemukakan tersebut adalah sebagai
berikut:
lebat.
(menurut hasil perhitungan dan prakiraan para ahli dan pengalaman berpuluh
suhu yang berubah menjadi terlalu panas, badai atau angin topan, kekeringan dan
lain sebagainya.
Manusia tak mungkin melawan hukum alam tapi hanya dapat bersahabat
diantaranya melalui penyelidikan untuk mengetahui apa yang dikehendakinya,
Tentunya ada interaksi antara tanaman dan iklim. Pengaruh tanaman pada
iklim lingkungan menjadi penting dengan semakin besarnya tanaman dan jumlah
rumpun tanaman. Mulanya tanaman akan dipengaruhi oleh iklim mikro saja,
namun kemudian lambat laun dipengaruhi oleh iklim meso dan iklim makro.
tanaman. Hutan yang lebat dapat menambah jumlah kelembapan udara melalui
tanaman yang baru tumbuh adalah sangat penting karena tanaman yang muda
masih lunak terutama peka terhadap kondisi iklim. Karena itu sebelum
dengan faktor penentu lain yakni faktor genetik, tanah (zat hara) dan lingkungan
biologi (manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik). Tiap tipe iklim juga
berpengaruh kuat terhadap tanaman yang dibudidayakan terlebih lagi untuk
alam yaitu:
Arus lautan.
Akibatnya terjadi perubahan teratur antara derajat lintang bumi di seluruh dunia
dalam hal intensitas penerimaan radiasi surya, panjang hari, suhu udara dan juga
presipitasi. Hal ini berakibat kepada sebaran keragaman varietas tumbuhan dan
pada jarak pendek faktor ini berpengaruh terhadap suhu udara. Penurunan suhu
antar benua di belahan bumi berbeda seperti contoh antara benua Asia dan
Australia membangkitkan gerakan massa udara regional yang berganti arah setiap
6 bulan, disebut aktivitas Monsun atau angin musim. Fakta membuktikan bahwa
tipe angin ini telah mengakibatkan pola distribusi air hujan dan musim (musim
terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses-
proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis dan respirasi adalah
kimia fisik. Kecepatan proses tergantung pada aktivitas katalisator yang diatur
oleh suhu. Pada kisaran suhu toleransi terlalu tinggi suhu akan mempercepat
katalisatornya adalah enzim. Enzim adalah protein, zat yang peka terhadap suhu.
Pada proses fotosintesis, suhu reaksi dan jumlah energi yang terserap
sangat ditentukan oleh intensitas radiasi PAR, sehingga pada daun di puncak tajuk
yang memperoleh radiasi langsung pengaruh suhu terhadap fotosintesis tak terlalu
besar. Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun
sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin
harian pada tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi
pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin
tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara
yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi.
panjang, luas, volume dan bobot) dan berkembang yakni mengalami penggandaan
generasi baru. Fotosintesis dan respirasi adalah merupakan awal proses hidup.
radiasi PAR dan surya, dan tanah menyediakan zat hara agar kedua proses
mengubah energi cahaya surya PAR pada spektrum 0.38 -0.74 mikron menjadi
energi kimia melalui proses fotosintesis. Dalam proses ini CO2 dari atmosfer dan
molekulnya lebih besar dengan kandungan energi kimia lebih tinggi. Bahan-bahan
tersebut disimpan di berbagai organ seperti daun, batang, akar, umbi, biji, seluruh
karbohidrat hasil fotosintesis dengan respirasi. Dari proses respirasi yang terus-
fotosintesis hanya berlangsung pada periode cahaya siang hari atau perlakuan
gas CO2 dan O2 di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh suhu
udara dan suhu tanah. Sedangkan seluruh unsur khususnya iklim mikro di
dan suhu sebagai faktor utama (main factors) dan unsur-unsur lainnya sebagai
pendukung (cofactors).
IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Sejak awal sang petani harus yakin bahwa kultivar yang akan ditanam
tiap hari agar mampu mengantisipasi penyimpangan cuaca agar tak sampai
mengakibatkan cekaman terhadap tanaman. Penggunaan pengukur cuaca
berproduksi optimum.
DAFTAR PUSTAKA