EKOLOGI GULMA
Disusun oleh:
Kelas A Kelompok 1
Dika Meinar Laili Bela
125040200111031
Mega Shintia
125040201111052
Baskoro Hardiman
125040202111002
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses budidaya tanaman tidak luput dari tumbuhnya suatu jenis tumbuhan
atau sekelompok tumbuhan yang mengganggu tanaman budidaya karena bersaing
dalam perebutan unsur hara, cahaya dan lain sebagainya, tumbuhan ini disebut
sebagai gulma. Yang termasuk dalam gulma bukan hanya tumbuhan pengganggu
namun juga tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya. Menurut Sastroutomo
(1990), definisi gulma terbagi menjadi dua yaitu definisi subyektif dan definisi
ekologis tergantung dari sudut pandang. Ekologi gulma mengkaji hubungan antara
gulma dengan lingkungannya, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor klimatik,
edafik, biotik maupun mekanisme adaptasi terhadap tanaman tanaman budidaya .
Gulma yang tumbuh, biasanya dikendalikan dengan cara mekanik seperti
penyiangan, maupun secara kimia dengan menggunakan herbisida. Sebelum
melakukan pengendalian, diperlukan pengenalan tentang jenis-jenis gulma,
ekologi atau masalah masalah yang berhubungan tentang lingkungan sehingga
gulma dapat muncul. Dengan memahami prinsip, konsep dan dasar-dasar ekologi
pada lahan budidaya kita akan memahami interaksi antara gulma dan tanaman
utama. Dalam makalah ini juga dijelaskan secara umum tentang tahap
pertumbuhan gulma dari perkecambahan hingga dewasa baik dan penyebarannya.
Selain itu juga disinggung tentang asosiasi gulma dengan tanaman produksi.
Sehingga kita dapat melakukan pemilihan pengendalian yang sesuai dengan
kerugian dan keuntungan yang didapatkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui ekologi gulma berdasarkan faktor lingkungan.
2. Untuk mengetahui klasifikasi gulma berdasarkan karateristik dan pembagian
jenis gulma.
3. Untuk mengetahui tahap pertumbuhan gulma dari perkecambahan hingga
dewasa
4. Untuk mengetahui asosiasi gulma dengan tanaman produksi.
BAB II
ISI
(Ashton, 1991).
2.2 Ekologi Gulma
Ekologi gulma merupakan kajian hubungan antara gulma dengan alam
sekitarnya/ lingkungan (Sukman, 1995).
1. Faktor Lingkungan
Terdapat tiga faktor lingkungan yang pokok diantaranya: Klimatik, Edafik
dan Biotik.
a. Faktor Klimatik
Faktor klimatik
menentukan
petumbuhan
perkembangbiakan
dan
penyebaran gulma. Faktor tersebut terdiri atas cahaya, temperatur, air dan
angin (Sukman, 1995). Daerah dengan iklim berbeda menyebabkan
berbeda pula jenis gulma yang tumbuh.
Contoh: Drymaria cordata merupakan gulma yang terdapat pada daerah
dataran tinggi tidak terdapat pada daerah dataran rendah. Cyperus
rotundus merupakan gulma yang tumbuh subur pada daerah kekurangan
air. Sedangkan Monochorria vaginalis lebih menyukai lingkungan lembab
(Sukman, 1995).
b. Faktor Edafik
Faktor edafik mencakup kelembaban tanah, aerasi, pH tanah, dan unsurunsur dalam tanah lainnya (Sukman,1995). Gulma memiliki daya saing
yang tinggi pada seluruh tipe tanah. Daerah dengan kondisi tanah yang
berbeda menyebabkan keberagaman gulma yang tumbuh, namun adapula
gulma yang dapt tumbuh dalam kondisi tanah yang berbeda.
Contoh: Cyperus halpan dapat tumbuh pada lahan yang berbeda sifat
fisiknya. Sedangkan spesies yang hanya dapat hidup di kondisi tertentu
adalah Heleocharis dulcis mampu hidup pada tanah masam dan Marsilea
spp. hanya dapat tumbuh pada daerah dengan tingkat kemasaman rendah.
c. Faktor Biotik
Vegetasi lain dan hewan merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan gulma.
Contoh: pertumbuhan Opuntia spp. dapat dikendalikan oleh Cactoblastis
cactorium. (Sukman, 1995).
2.3 Interaksi gulma dengan tanaman
2.3.1 Interaksi Negatif
Sebagai makhluk hidup gulma berinteraksi terhadap lingkungan dan
tanaman budidaya. Terdapat 3 interaksi negatif yang terjadi antara gulma dan
tanaman budidaya yaitu kompetisi, amensalisme, dan parasitisme. Kompetisi
(persaingan)
merupakan
perjuangan
dua
organisme
atau
lebih
untuk
dengan daun normal dan tumbuhan menjadi kerdil, yang kedua adalah kematian
tumbuhan.
Berikut merupakan contoh tanaman budidaya dan gulma yang berasosiasi
dalam bentuk kompetisi:
a. Jagung
Menurut Pujisiswanto (2008) secara umum, gulma yang mendominasi
pada lahan Jagung adalah gulma berdaun lebar seperti Euphorbia
prunifolia dan Richardia brasiliensis. Hal ini karena gulma berdaun lebar
termasuk tanaman C3, sehingga gulma mampu memanfaatkan cahaya
pada intensitas yang rendah untuk bertahan hidup. Sedangkan gulma teki
tidak tumbuh, hal ini dikarenakan golongan teki sangat peka terhadap efek
naungan atau termasuk kedalam tanaman C4.
b. Padi
Menurut Balai Penelitian Tanaman Padi (2004) saat penyiangan gulma
rumput sering tertinggal karena petani tidak bias membedakan antara bibit
padi dengan bibit gulma Echinochloa spp., karena gulma tersebut satu
family dengan padi yaitu Gramineae. Tingkat persaingan Echinochloa
spp. tinggi walaupun jumlah populasi rendah, hal ini ditunjang oleh
tingkat perbanyakan diri melalui biji, mudah menyebar dan mempunyai
masa dormansi yang lama sehingga sulit diberantas.
2. Amensalisme
Amensalisme merupakan hubungan interaksi 2 individu dengan satu jenis
yang dirugikan sedangkan jenis yang lainnya tidak (Sastroutomo,1990)
keadaan ini dapat terjadi karena adanya pelepasan senyawa ke dalam
lingkungan yang dapat meracuni bahkan membunuh jenis tumbuhan tertentu
namun tidak berpengaruh terhap jenis tumbuhan lainnya. Hal ini disebut
Alelopati, yang berbeda dengan jenis interaksi lainnya.
3. Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk interaksi negative
yang
spesifik,
seperti tali putri (Cuscuta spp) atau parasit yang tidak obligat yaitu yang dapat
hidup dengan baik walaupun inang telah mati.
2.3.2 Interaksi Positif
1. Komensalisme
Komensalisme terjadi apabila satu jenis tumbuhan mendapat keuntungan,
sedangkan yang lainnya tidak. Contohnya adalah jenis tumbuhan yang
bertindak sebagai media tumbuh, pelindung atau pembantu bagi jenis yang
lain, tanpa memberikan pengaruh apapun terhadap dirinya seperti ganggang,
lumut, dan paku (Sastroutomo,1990).
2. Protokoperasi
Protokoperasi terjadi jika kedua individu mendapatkan keuntungan apabila
saling berinteraksi tapi tidak jika interaksi ditiadakan (Sastroutomo,1990).
3. Mutualisme
Mutualisme merupakan keuda jenis individu mendapat keuntungan saat terjadi
interaksi
dan
mendapat
kerugian
saat
interaksi
ditiadakan
(Sastroutomo,1990).
2.4 Kerugian Gulma
1.
Bidang Pertanian
Gulma dapat menyebabkan
kerugian
pada
berbagai
bidang
Bidang Peternakan
Pada bidang peternakan, gulma menyebabkan penurunan produksi
pakan ternak akibat adanya kompetisi ataupun alelopati gulma yang
menyebabkan mutuhasil ternak menurun. Sebagai contoh, gulma Allium
sp., Hymenoxys odorata dan Ambrosia trifida bila termakan sapi perah akan
menyebabkan susu yangdihasilkan berbau tidak enak dan mutu wol juga
menurun. Terdapat spesies gulmatertentu beracun dan menyebabkan
kematian pada ternak. Gulma kirinyuh (Eupathorium sp.) di Flores
dilaporkan dapat mematikan sapi.
3.
Bidang Perikanan
Pada bidang perikanan,
gulma
dapat
menyebabkan
beberapa
Bidang Lain
Keberadaan gulma dapat menyebabkan kerugian pada beberapa
bidanglainnya. Gulma menyebabkan hambatan pada bidang transportasi
dan rekreasi sungai, waduk, dan danau. Gulma yang tumbuh di taman
pekarangan
menyebabkan
penurunan
nilai
estetika
taman.
Biaya
mulai
dari
daur
selama dua musim tetapi kurang dari dua tahun. Contoh gulma ini adalah:
Lactuca canadensis L.
c. Perinnial (gulma musiman atau tahunan) adalah tumbuhan gulma yang
dapat hidup lebih dari dua tahun atau lamaberkelanjutan bila kondisi
memungkinkan. Contoh gulma ini adalah kebanyakan dari klas
monocotyledoneae seperti; Cyperus rotundus, Imperata cylindrical, dll
2. Morfologi
Menurut Tjitrosoedirdjo et. al (1984), berdasarkan sifat morfologi maka
gulma dapat dikelomp;okkan menjadi tiga golongan yaitu:
a. Golongan rumput-rumptan (grasses) yaitu semua tumbuhan gulma yang
berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae). Gulma ini ukurannya
bervariasi, tumbuh bisa tegak maupun menjalar , hidup semusim atau
tahunan. Ciri-ciri kelompok gulma yang tergolong kedalam keluarga
rumput ini adalah batangnya umumnya mempunyai ruas-ruas dan buku.
Jarak masing-masing ruas (internodus) bisa sama dan bisa pula berbeda dan
bahkan ada yang cukup panjang, yang tidak sebanding dengan buku
(internodus), batangnya ini ada yang menyebut dengan culm. Ciri lain dari
kelompok ini adalah
daunnya
(ptiolus) tapi hanya mempunya pelepah/ upih (vagina) dan helaian daun
(lamina).Contoh dari gulma ini banyak sekali dan ditemukan pada berbagai
tempat, baik di areal tanaman budidaya maupun di daerah yang terbuka,
misalnya; Eleusine indica, Imperata cylindrical, Panicum repens,
Paspalum conjugatum, Axonopus compressus, Leersea hexandra.
b. Golongan Teki-tekian (sedges) yang termasuk kedalam kelompok gulma ini
adalah dari keluarga Cyperaceae. Ciri khas dari kelompok teki ini adalah
batangnya yang berbentuk
Perkecambahan
Pada tahap perkecambahan, daun biji (kotiledon) mungkin akan
muncul bersama dengan daun murni pertama. Pada tahap ini, ukuran
tanaman masih kecil dan mudah dikendalikan.
2.
Vegetatif
Pada tahap vegetatif, akar, batang dan daun mulai tumbuh dengan
cepat. Hal ini berhubungan dengan penyerapan air dan unsur hara yang
cepat dari dalam tanah untuk kemudian disalurkan ke seluruh bagian
tanaman dan menghasilkan nutrisi tanaman (gula) melalui fotosintesis.
Aktifitas ini membuat sebagian besar herbisida menjadi jauh lebih
efektif dalam mengendalikan tanaman.
3.
Reproduksi
Pada tahap reproduksi, tanaman akan menghasilkan bunga dan
biji serta buah. Pada tahap ini pertumbuhan tanaman jadi terbatas karena
penyerapan air dan unsur hara menjadi lambat. Pengangkutan
(translokasi) air dan makanan bagi tumbuhan (unsur hara dan gula)
mengarah ke bagian-bagian reproduksi seperti bunga, buah dan biji.
Pengangkutan makanan tanaman dan herbisida ke akar juga berkurang.
4.
Dewasa
Pada tahap matang/dewasa, terjadi sedikit pertumbuhan dan
bahkan ada yang tidak sama sekali. Pengangkutan air, unsur hara dan
herbisida pada tanaman sangat rendah. Pada tahap ini, gulma tahunan
mentranslokasikan gula ke akar sebagai cadangan di musim dingin.
Pemberian herbisida 13 yang ditranslokasikan pada gulma tahunan
mungkin terbukti paling efektif pada saat ini
2.8 Perkecambahan Biji Gulma
Pada umumnya perkecambahan yang dialami biji ditandai dengan imbibisi
air, peningkatan respirasi, mobilisasi cadangan makanan dan penggunaan
simpanan makanan. Namun pada biji gulma tidak langsung mengalami proses
proses tersebut, melainkan terjadi mengalami mode istirahat yang disebut
dormansi. Selain dormansi perkecambahan dari biji gulma sama dengan tumbuhan
lainnya, yakni :
1. Pertumbuhan Akar
Pertumbuhan atau perpanjangan akar terjadi dalam embryo sebelumtunas pucuk
(apical bud) mulai tumbuh. Akar primer tersebut tumbuh lurus kebawah
menembus tanah dengan cepat, dan merupakan organ pertama yangmenancap ke
tanah dan mengabsorbsi air dan hara.
serentak.
faktor-faktor yang
menjadi
1. Dormansi Bawaan.
biji
yang
keras.
Kulit
biji
yang
keras
merupakan
Dalam hal penyebaran ini manusia dapat melakukan secara langsung dan
secara sengaja atau tidak sengaja. Manusia sering kali memasukkan jenis
tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lain untuk keperluan penelitian,
perdagangan, hobi dan tujuan lainnya. Penyebaran secara tidak sengaja
biasanya terjadi melalui hasil tanaman, benih, makanan ternak dan jerami.
2. Penyebaran oleh Hewan
Biji beberapa jenis gulma mudah melekat pada bagian luar tubuh hewan
maupun manusia; dan terbawa dari suatu tempat ke tempat lain.
Penyebaran melalui bagian luar hewan ini disebut epizoochory.
Penyebaran gulma oleh hewan juga dapat terjadi setelah melalui bagian
dalam atau pencernaannya (endozoochory).
3. Penyebaran oleh Angin
Biji beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus seperti sayap, parasut
dan sebagainya yang memudahkannya untuk terbang terbawa angin dari
satu tempat ke tempat laun. Beberapa biji jenis gulma yang menyebar
dengan cara ini antara lain tempuyung (Souchus arvensis) dan alang-alang
(Imperata cylindrica). Biji-biji gulma mudah terbawa oleh angin adalah
yang berukuran kecil seperti biji dari keluarga Orchidaceae, Orobancheae,
Striga spp.
4. Penyebaran oleh Air
Organ reproduksi gulma berupa biji atau bagian vegetatifnya atau berupa
tumbuhan utuh dapat terbawa hanyut bersama-sama dengan aliran air
hujan, air irigasi, sungai dan sebagainya. Biji-biji beberapa jenis gulma
mempunyai organ khusus yang menyebabkannya mudah terapung
sehingga mudah terbawa aliran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gulma
memiliki
hubungan
timbal
balik
antara
gulma
dengan
lingkungannya seperti iklim, kondisi tanah dan organism lain. Manusia berperan
sebagai pengolah tanah dan manajemen pada lahan budidaya. Jenis tanaman,
waktu tanam, pola tanam, dan umur mempengaruhi jenis gulma yang tumbuh.
Sehingga apabila faktor-faktor tersebut dikelola secara terpadu maka dapat
menekan pertumbuhan gulma tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ashton. 1991. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Jakarta : Gramedia
Balai Penelitian Tanaman Padi. 2004. Teknologi Pengendalian Gulma Padi.
Subang: Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan
IPB. 2014 . Pengendalian Gulma https://ocw.ipb.ac.id/file.php/14/Pengendalian_
Gulma/BAB3_Biologi_Gulma.pdf. (online) diakses pada 21 Februari
2015.
Pujisiswanto, Hidayat.2008. Analisis Pertumbuhan Gulma, Tanaman dan Hasil
Jagung dengan Berbagai Populasi Kacang Tanah dan Kacang Hijau
dalam Sistem Tumpangsari. Lampung Universitas Lampung: Agrista
Edisi Khusus No.1
Sastroutomo, Soetikno. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Sukman, Yernelis. 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo., 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. PT Gramedia, Jakarta.