Anda di halaman 1dari 4

BANGLE (Zinggiber purpureum Roxburgh)

Gambar 1. Tanaman Bangle (Zinggiber purpureum Roxburgh)

Gambar 2. Jenis rimpang yang dimanfaatkan

Gambar 3. Pengambilan bangle oleh praktikan

Nama umum / daerah


Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandiyang (Madura),manglai (Sulawesi), bale (Makassar),
bangalai (kalimantan), mungle (Aceh), banglai (Palembang), bunglai,bangle, kunit bolai
(Melayu), banggele (Bali), unin pakei (Ambon), bangle (Ternate,Tidore) (Syukur et al., 2001)
Klasifikasi
Zinggiber purpureum Roxburgh adalah suatu jenis temu-temuan dengan taksonomi sebagai
berikut: (Medicinal Herb, 1986)
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

:
:
:
:
:
:

: Plantae
Spermatophyta
Monocotyledonae
Zingiberales
Zingiberaceae
Zinggiber
Zinggiber purpureum Roxburgh

Habitus

Rimpang dan tanaman semak dengan tinggi 70 cm


Deskripsi
Bangle (Zinggiber purpureum Roxburgh) merupakan salah satu simplisia yang banyak
digunakan dalam industri farmasi. Bangle termasuk dalam famili Zinggiberaceae yang
mempunyai akar tinggal berbau aromatik, rasanya pedas-pahit dan getir. Merupakan
tanaman herba semusim. Batangnya tegak, berwarna hijau, dengan rimpang kuat, menjalar
berdaging, tangkai daun pendek, daun tunggal, persilangan menyirip, pangkal tumpul, ujung
sangat lancip, kedua permukaan berbulu halus, panjang helai daun 23-25cm, lebar 20-25cm.
Bagian yang mengandung bunga berbentuk tandan, bentuk bundar telur atau seperti
gelendong, panjang 6-10cm, lebar 4-5cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal. Kelopak
seperti tabung, ujungnya bergerigi 3, panjang lebih kurang 1,5cm, warna merah menyala.
Akar serabut, berwarna putih kotor (Syukur et al., 2001)
Syarat tumbuh
Tanaman Zinggiber purpureum Roxburgh tumbuh di daerah Asia yang beriklim tropis dari
India sampai Indonesia. Bangle dapat tumbuh di daratan rendah hingga ketinggian 1300 m
di atas permukaan laut, pada lahan kering dengan tipe iklim A,B dan C berdasarkan
klasifikasi Schmidt & Ferguson. Faktor lingkungan tumbuh seperti iklim, jenis dan kesuburan
tanah, pemupukan dapat mempengaruhi produksi dan mutu simplisia bangle (Raharjo et al.,
2004).
Tanaman ini menghendaki tanah yang relatif subur, ringan, gembur, baik tata
pengairannya dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Pada tanah yang becek,
pertumbuhan tanaman akan terganggu dan rimpangnya cepat membusuk. Jarak tanam
40cm sampai 50cm. (Martha Tilaar Innovation Center,2002)
Khasiat
Kegunaannya antara lain yaitu sebagai ekspektorant, analgesik, antipiserole, anti
kegemukan, mengatasi sakit perut setelah melahirkan serta baik juga untuk sakit kuning
(Sukarsono dkk., 2003). Menurut Masuda and Jitoe (1994), rimpang bangle juga mempunyai
aktifitas sebagai anti oksidan, anti inflamasi dan bisa dimanfaatkan sebagai insektisida,
selain itu menurut Wijayakusuma et al., 1996 rimpangnya bermanfaat sebagi obat tidak
nafsu makan dan perut kembung.

Kandungan kimia
Kandungan zat pada akar tinggal bangle ini adalah minyak atsiri yang terdiri dari sineol,
pinen seskuiterpen, damar yang lunak (rasanya pahit), lemak, gom, gula, asam-asam
organik, mineral dan albuminoida (Kartasapoetra, 2004).Minyak atsiri pada tanaman ini
mengandung 1,8% atas dasar bahan kering dengan mengandung komponen lain menurut
Hanani,2000; Depkes, 1989; Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991 yaitu sabinen, terpinen-4-ol,
seskuifeladren, sineol, asam dan gom, asam-asam organik dan albuminoid serta
kurkuminoid.

Daftar Pustaka
Anonim. 1986. Medicinal Herb Index in Indonesia: Indeks Tumbuh-tumbuhan Obat di
Indonesia. PT EISEI Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1989. Vademekum Bahan Obat Alam DitjenPOM, Depkes.
Hanani, E. Kawira J.A & C. Dilanka. 2000. Pola kromatogram lapis tipis dan gas cair rimpang
dan akar Zingiber cassumunar. Makalah pada Kongres Nasional Obat Tradisional Indonesia.
Surabaya 20-22 September 2000.
Kartasapoetra, G., 2004. Budidaya Tanaman Berkasiat Obat. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
hal 62 - 63.
Martha Tilaar Innovation Center. 2002. Budi Daya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Masuda, T. and Jitoe A., 1994. Anti oxidative and anti inflammatory Compounds from Tropical
Ginggers : Isolation, Sturture determination and activities of Cassumuninis A, B and C, new
Complex Curcuminoids form Zingiber cassumunar. J. A gric Food Chem. 42 : 1850 1856
Rahardjo, Mono. SMD, Rosita. Sudiarto dan Kosasih. 2004. Peranan Populasi Tanaman
Terhadap Produktivitas Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) Jurnal Bahan Alam Indonesia.
3(1): 165-170
Sukarsono, A.Rahardjanto, W. Suprapto, E. Purwanti, Nurwidodo, U. Nurhayati, E.S. Utami,
2003. Tumbuhan untuk pengobatan (Kerjasama Kehati, PSHL Biologi umum. PP AN- Nuqayah
Sumenep Madura. UMM Press. Universitas Muhammadyah Malang
Syamsuhidayat, S.S dan J. R Hutapea, 1991. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia I. DepkesRI, POM dan Litbangkes, Jakarta
Syukur, Cheppy. Hernani. 2001. Budi Daya Tanaman Obat Komersial.
Jakarta

Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai