Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PERTANIAN ORGANIK

“TEKNIK PEMBUATAN INDUK PUPUK HAYATI EM


“(EFFECTIVE MICROORGANISMS)”

Disusun oleh :

Nama : Della Ony Sabrina Br Saragih

Npm : E1J022012

Shift : A2(Senin,10.00-12.00)

Dosen pembimbing : Septiana Anggraini, S.P, M.Si

Co-Ass : Dahani Sharon Simbolon (E1j019072)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembuatan induk pupuk hayati melibatkan beberapa langkah penting dalam


proses produksinya. Berikut adalah latar belakang mengenai teknik pembuatan induk pupuk
hayati: Pemilihan Mikroorganisme yaitu Tahap awal dalam pembuatan induk pupuk hayati
adalah pemilihan mikroorganisme yang akan digunakan. Mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, dan alga dipilih berdasarkan kemampuannya untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi
bagi tanaman, mengendalikan penyakit, atau meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Isolasi dan Kultur seperti Mikroorganisme yang dipilih kemudian diisolasi dari
sumber alami atau budidaya mereka sendiri. Mereka kemudian ditempatkan dalam media
kultur yang sesuai untuk menghasilkan koloni mikroorganisme yang berkualitas tinggi. Proses
ini sering melibatkan pengoptimalan kondisi seperti suhu, pH, dan nutrisi.

Mikroorganisme yang telah diisolasi kemudian harus dipurnikan dan dibiakkan dalam
jumlah yang cukup besar untuk produksi komersial. Proses ini bisa melibatkan pemisahan
mikroorganisme dari kontaminan dan pembiakan dalam volume yang lebih besar.
Penyimpanan dan Pemeliharaan Induk pupuk hayati yang telah dihasilkan harus disimpan
dengan baik untuk mempertahankan keefektifannya. Ini mungkin melibatkan pembekuan,
pengeringan, atau pengawetan lainnya, tergantung pada jenis mikroorganisme dan produk
yang dihasilkan.

Uji Kualitas Sebelum induk pupuk hayati dapat digunakan secara luas, mereka harus
melewati serangkaian uji kualitas untuk memastikan bahwa mereka aman, efektif, dan sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan. Pemasaran dan Distribusi. Setelah induk pupuk hayati
berhasil dibuat dan memenuhi standar kualitas, mereka dapat dipasarkan dan didistribusikan
kepada petani atau pengguna akhir. Ini dapat melibatkan strategi pemasaran dan distribusi
yang sesuai.
Pembuatan induk pupuk hayati merupakan proses yang kompleks dan memerlukan
pemahaman yang mendalam tentang mikrobiologi, pertanian, dan teknik produksi. Pupuk
hayati dapat menjadi alat yang berharga dalam pertanian berkelanjutan dengan potensi untuk
meningkatkan produktivitas tanaman sambil mengurangi penggunaan pupuk kimia dan
pestisida.

EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yangmenguntungkan b


agi pertumbuhan tanaman, mampu meningkatkan dekomposisilimbah dan sampah organic ,
mempercepat proses pengomposan sampah ataukotoran hewan, meningkatkan keters
ediaan nutrisi tanaman serta menekanaktivitas serangan dari mikroorganisme pathogen.
Sebagian besar mengandungsedikit bakteri fotosintesis, stretomyces, dan ragi. EM4 ad
alah campuran mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang hidup bersimbiosis satu sam
alain. Komposisis EM4 terdiri dari bakteri asam laktat, ragi, Actinomycetes, danbakteri fotosi
ntesis.Keunggulan dari EM4 adalah menekan hama da aktivitaspenyakit pada tanaman, me
nignkatkan hasil produksi, mengoptimalkan kualitasdan kuantitas hasil produksi dan memperc
epat proses fermentasi kompos (Isa,2014).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu : Meningkatkan pengetahuan kognitif ,
afektif dan motorik mahasiswa dalam budidaya pertanian secara organik.
BAB II
METODOLOGI

2.1. Bahan dan Alat


2.1.1. Bahan
1. Susu sapi murni
2. usus ayam
3. ragi
4. terasi
5. 1kg gula pasir
6. 1kg nanas
7. 10 liter air
2.1.2. Alat
1. Panci
2. Kompor
3. Blender/parutan

2.2. Cara Kerja


Nanas di haluskan dengan blender. Nanas yang sudah di haluskan di masukkan ke
dalam panci.Kemudian gula pasir dan air bersih di masukkan ke dalam panci bersama dengan
nanas. Masak hingga mendidih. Kemudian di dinginkan , tambahkan terasi, susu dan usus
ayam, aduk hingga merata selanjutnya di tutup dengan rapat selama 12jam . jika sudah
adonan akan mengental/lengket.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum pembuatan induk pupuk hayati EM
1. Dokumentasi Proses pembuatan : langkah-langkah pembuatan EM dengan jelas, termasuk
bahan, proporsi, dan teknik penyaringan.
2. Mempunyai Kualitas EM: Evaluasi kualitas pupuk EM, seperti pH, tingkat keasaman, dan
jumlah mikroorganisme hidup.
3. Kemurnian dan Kebersihan EM: Evaluasi kemurnian dan kebersihan pupuk hayati EM yang
dihasilkan.
3.2 PEMBAHASAN
Pupuk Effective Microorganisms, adalah produk yang mengandung campuran
mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan. Berikut adalah beberapa poin
pembahasan tentang Pupuk EM: Komposisi Mikroorganisme: Pupuk EM mengandung
berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, ragi, dan jamur yang bermanfaat. Beberapa
di antaranya adalah Lactobacillus, Saccharomyces, dan Rhodopseudomonas, yang dapat
membantu memperbaiki struktur tanah dan merangsang pertumbuhan tanaman.
Manfaat Tanaman Pupuk EM meningkatkan kesehatan tanaman dengan meningkatkan
penyerapan nutrisi, menghambat perkembangan patogen, dan meningkatkan kekebalan
tanaman terhadap penyakit. Ini dapat menghasilkan tanaman yang lebih kuat dan produktif.
Penguraian Bahan Organik: Mikroorganisme dalam Pupuk EM dapat membantu dalam
penguraian bahan organik, seperti kompos dan residu tanaman. Hal ini dapat meningkatkan
kesuburan tanah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Pengendalian Pencemaran: Pupuk EM dapat digunakan dalam pengolahan limbah
pertanian dan limbah domestik. Mikroorganisme dalam pupuk ini dapat mengurai limbah
organik, mengurangi bau, dan mengendalikan emisi gas rumah kaca.
Cara Penggunaan Pupuk EM dapat digunakan dalam bentuk cairan atau padat. Mereka
dapat disemprotkan ke tanaman, digunakan dalam pembuatan kompos, atau bahkan
digunakan dalam pengolahan limbah. Keberlanjutan: Salah satu aspek positif dari Pupuk EM
adalah bahwa mereka dapat meningkatkan keberlanjutan pertanian dengan mengurangi
ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan.
Konsistensi Kualitas Penting untuk mendapatkan Pupuk EM dari produsen yang
terpercaya, karena kualitas dan komposisi mikroorganisme dalam produk ini dapat bervariasi.
Pupuk effective microorganisme adalah pilihan hal yang menarik bagi petani yang ingin
memanfaatkan microorganisme yang berguna dalam meningkatkan produktivitas tanaman
mereka dan menjaga keseimbangan ekosistem tanah secara alami.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
EM4 adalah campuran mikroorganisme yang efektif digunakan dalam pertanian
organik dan pengolahan limbah. Proses pembuatan melibatkan pencampuran bahan-bahan
seperti gula, air kelapa, dan air bersih dengan mikroorganisme tersebut. Setelah diinkubasi
selama beberapa hari, EM4 siap digunakan sebagai pupuk organik atau untuk mengolah
limbah organik. Pupuk EM adalah pupuk organik yang mengandung campuran
mikroorganisme bermanfaat, seperti bakteri, ragi, dan jamur, yang memiliki berbagai manfaat
bagi tanaman. Penggunaan pupuk EM dapat meningkatkan kesehatan tanaman, merangsang
pertumbuhan akar, memperbaiki struktur tanah, dan membantu dalam pengendalian penyakit
tanaman secara alami. Selain itu, pupuk EM bersifat ramah lingkungan dan dapat digunakan
dalam berbagai jenis pertanian dan budidaya tanaman. Penting untuk mengikuti panduan
penggunaan yang benar dan memahami bahwa hasilnya dapat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor. Meskipun pupuk EM adalah alternatif yang menarik dalam pertanian organik,
penggunaan yang bijak dan kombinasi dengan praktik pertanian yang berkelanjutan akan
membantu mencapai hasil yang optimal.

4.2 Saran
Setiap praktikan agar dapat lebih kondusif pada saat jam praktikum berlangsung.Serta
mengerti apa yang dijelaskan oleh co-ass.
DAFTAR PUSTAKA

Alfiani, F. (n.d.). Cara Memakai Pupuk EM4. Afuza.Co.Id. Diperoleh 16 September 2021,
dari https://afuza.co.id/cara-memakai-pupuk-em4/?amp
Ali, H. (2016). Efktifitas Mikroorganisme Lokal (MOL) Limbah Buah-Buahan sebagai
Aktivator Pembuatan Kompos. Jurnal Media Kesehatan, 9(1), 89–94.
Ani, E. D.,Apriani, I., & Fitrianingsih, Y. (2016). Pemanfaatan Limbah Tomat Sebagai Agen
Dekomposer Pembuatan Kompos Sampah Organik. Jurnal Teknologi Lingkungan
Lahan Basah, 4(1), 1–11.
Arifan, F., Setyati, W. A., Broto, R. W., & Dewi, A. L. (2020). Pemanfaatan Nasi Basi
Sebagai Mikro Organisme Lokal (MOL) Untuk Pembuatan Pupuk Cair Organik di
Desa Mendongan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Jurnal Pengabdian
Vokasi, 1(4), 252–255.
Aslanzadeh, S., Kho, K., & Sitepu, I. (2020). An Evaluation of the Effect of Takakura and
Effective Microorganisms (EM) as Bio Activators on the Final Compost Quality. IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering, 742(1), 1–9.
https://doi.org/10.1088/1757-899X/742/1/012017 Badan Standardisasi Nasional.
(1994). SNI 19-3964-1994 Metode P

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, maka kini telah banyak


diciptakan produk-produk mikroba pendegradasi limbah yang kemudian di
edarkan di pasaran. Saat ini untuk mempercepat proses pembuatan pupuk
baik padat maupun cair seiring diguanakan starter. Seperti yang kita ketahui,
bahwa penggunaan pupuk kimia yang tidak diimbangi dengan pemberian
pupuk organic dapat merusak tanah. Pupuk kimia dapat merusak
keseimbangan unsur hara dalam tanah dan dapat menurunkan pH tanah. Oleh
karena itu, diperlukan pupuk organic untuk membantuk upaya pemulihan
kesuburan tanah.

Anda mungkin juga menyukai