Anda di halaman 1dari 45

TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA

SAWIT (TM ) (Elaeis guineensis Jacq) DI ASIAN AGRI-PT. HARI SAWIT


JAYA UNIT KEBUN NEGERI LAMA SELATAN KECAMATAN BILAH
HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU SUMATERA UTARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG


NABILA ZUHAIRA
200310076

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Teknik Perawatan Tanaman Menghasilkan ( TM )


Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PT. Hari
Sawit Jaya Unit Kebun Negeri Lama Selatan.
Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu
Sumatra Utara.
Nama : NABILA ZUHAIRA
NIM : 200310076
Jurusan : Budidaya Pertanian
Program Studi : Agroekoteknologi
Konsentrasi : Agronomi

Mengetahui Menyetujui
Dosen Pembimbing Dosen
Penelaah

SEPTRIANI ZULIATI, SP.,


M.Si. Usnawiyah, S.P.,
NIDN : M.P NIDN :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang karena


anugerahnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik Laporan Praktek Kerja
Lapang. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan dengan baik.
Laporan Praktek Kerja Lapang ini yang dilaksanakan di PT. Hari Sawit Jaya.
Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis selama pembuatan Laporan Praktek Kerja
Lapang ini berlangsung sehingga dapat selesai dengan baik.
Ucapan terimakasih penulis kepada Ibu Septriani Zuliati, Sp., M.Si.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk saran, dan
bimbingan dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang ini, kemudian
penulis juga ucapkan terima kasih kepada staf karyawan PT. Hari Sawit Jaya,
yang telah membimbing penulis selama dilapangan dan penulis juga ucapkan
terima kasih kepada keluarga, terutama ayahanda dan juga ibunda tercinta yang
telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual sehingga penulis
mampu mencapai tahap ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Labuhan Batu, 04 Januari 2023


NABILA ZUHAIRA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

1.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan PKL
1.3 Manfaat PKL
1.4 Struktur organisasi
1.5 Peta kebun negeri lama selatan
1.6 Visi dan Misi
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelasifikasi tanaman sawit
2.2 Morfologi tanaman sawit
2.1.1 Akar
2.1.2. Batang
2.1.2 Daun
2.1.3 Bunga
2.1.4 Buah
2.3 Syrata tumbuh kelapa sawit
2.3.1Tanah
2.3.2Iklim
3.KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1 Sejarah perusahaan
3.2 Ruang lingkup bidang usaha
3.3 Lokasi perusahaan
3.4 Visi dan misi perkebunan serta struktrur organisasi
4.METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

4.1. tempat dan waktu praktek kerja lapang

4.2. metode praktek kerja lapang

4.3. metode pengumpulan data

4.4.Sumber data

4.5. Gambaran kegiatan praktek kerja lapang

5.HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. pemupukan

5.2. hama dan penyakit

5.3. Penyemprotan

5.4. Hostplant
6.PENUTUP

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan program kurikulum pengembangan
wawasan, pengalaman dan pengetahuan praktis mahasiswa melalui program program /
usaha di bidang pertanian yang dikelola oleh lembaga pemerintah atau swasta. Praktek
kerja lapangan bagi mahasiswa dilaksanakan agar mereka dapat lebih mengenal kegiatan-
kegiatan nyata dalam ruang lingkup pertanian dan industri pertanian atau bidang usaha lain
yang berhubungan dengan sektor pertanian.
Dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini mahasiswa tidak hanya sebatas mengetahui
(to know) maupun berbuat (learning by doing) tetapi juga mengasah kemampuan
bersosialisasi langsung dengan masyarakat di dunia kerja (learning to live together).
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)
terbesar di dunia. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebelum tahun 2017
cenderung menunjukkan peningkatan, kecuali pada tahun 2016 yang mengalami
penurunan. Kenaikan tersebut berkisar 2.77% sampai dengan 4,70% tahun dan mengalami
penurunan pada tahun 2016 sebesar 0,52%. Pada tahun 2013 lahan perkebunan kelapa sawit
Indonesia tercatat seluas 10,47 juta Ha, menjadi 11,26 juta Ha pada tahun 2015 terjadi
peningkatan 7,60%. Pada tahun 2016 luas areal luas areal menurun menjadi 0,52% dari
tahun 2015 menjadi 11,20 juta Ha. Selanjutnya, pada tahun 2017 luas areal perkebunan
kelapa sawit kembali mengalami peningkatan 9,80% dari tahun2016 menjadi 12,30 juta Ha
(BPS, 2017).
Banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari perkebunan
kelapa sawit baik skala kecil maupun skala besar (perusahaan) sehingga komoditi kelapa
sawit menjadi andalan untuk meningkatkan perekonomian. Diketahui untuk Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2016 luas tanaman dan produksi kelapa sawit tanaman
perkebunan rakyat dengan jumlah 417.809 Ha dan produksi TBS mencapai 5.775.631 ton.
Untuk Kabupaten Langkat sendiri luas tanaman dan produksi kelapa sawit tanaman
perkebunan rakyat dengan jumlah 46.831 Ha dan produksi TBS mencapai 633.472,73 ton
(BPS, 2016). Meskipun perkebunan petani rakyat memiliki luasan besar, akan tetapi dari
segi hasil produksi,baik dari kualitas maupun kuantitas , perkebunan kelapa sawit rakyat
tetap kalah jika dibandingkan hasil produksi perusahaan besar Negara dan swasta.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang

1. Dapat memperoleh pengalaman dari kegiatan yang telah diikuti selama


pelaksanaan PKL.
2. Melibatkan mahasiswa, secara langsung dalam kegiatan perilaku sehari-hari untuk
mengembangkan kepekaan yang bermakna terhadap berbagai persoalan yang timbul
di lapangan.
3. Dapat mengetahui dan melakukan proses pemanenan dari pemotongan TBS
hingga pengangkutan menuju pabrik
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapang

Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini yaitu:


1. menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu lapangan tentang proses
pemanenan kelapa sawit yang sesuai standar perkebunan kelapa sawit.
2. mengetahui cara perawatan tanaman kelapa sawit khususnya pada tanaman
menghasilkan.
3. Mengasah keterampilan bekerja secara langsung di PT. Hari Sawit Jaya Unit KNS
4. Meningkatkan leadership dan teamwork di PT. Hari Sawit Jaya Unit KNS
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Kelapa Sawit


Klasifikasi kelapa sawit sudah dimiliki sejak abad ke 16 dan dilanjutkan pada abad-
abad selanjutnya. Tanaman kelapa sawit berkembangbiak dengan biji dan akan
berkecambah untuk menjadi tanaman baru. Kriteria fisik susunan buah kelapa sawit
diantaranya kulit buah yang licin dan keras (epicarp), daging buah (mesocarp) terdiri atas
susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, Kulit biji (cangkang/tempurung),
berwarna hitam dan keras (endocarp), daging biji (mesoperm), berwarna putih dan
mengandung minyak, dan lembaga (embrio). Lembaga atau organ yang pertama keluar dari
kulit biji yaitu plumula dan radikula untuk awal pertumbuhan. Plumula yang akan menjadi
batang dan daun kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus ke atas (fototrophy) dan radikula
yang akan menjadi akar yang tumbuh tegak lurus ke bawah (geotrophy) (Sunarko, 2009).
Menurut Syakir et al. (2012) menyatakan bahwa taksonomi tanaman kelapa sawit
diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Sub famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Species : Elaeis guineensis.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 24 meter.Bunga dan
buah kelapa sawit berupa tandan dan bercabang banyak memiliki buah yang kecil dan
merah kehitaman apabila sudah masak.
2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
1. Akar
Kelapa sawit memiliki akar serabut, yang terdiri atas akar primer, sekunder, tersier
dan kuartier yang setiap bagian memiliki fungsi masing-masing. Akar primer dapat tumbuh
vertikal (Radicle) maupun mendatar (Adventitious roots) dan berdiameter sekitar 6-10 mm.
Akar sekunder yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, arah tumbuhnya mendatar maupun
ke bawah, berdiameter sekitar 2 mm.

Akar tersier adalah akar yang tumbuh dari akar sekunder, arah tumbuhnya ke
samping, dengan panjang 0,7-1,2 mm dan akar kuarter yaitu akar cabang dari akar tersier
berdiameter 0,2-0,8 mm dan panjang 2-2,5 m dari pangkal pokok.Pada akar kelapa sawit
berbentuk meruncing pada ujungnya dan bewarna putih atau kekuningan (Maryani, 2012).
2. Batang
Tanaman kelapa sawit mempunyai batang yang tumbuh tegak lurus ke atas dan
dapat mencapai ketinggian 15-20 m dan tidak bercabang. Batang tanaman kelapa sawit
dibungkus oleh pangkal pelepah (frond base). Fungsi batang bagi tanaman tersebut adalah:
(1) sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah. (2) Sebagai sistem pembuluh
yang mengangkut air, hara, dan mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis (fotosintat)
dari daun ke bawah. (3) Batang juga berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan
yang dihasilkan dariproses fotosintesis (Pahan, 2015).
3. Pelepah Daun
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar.
Daun muda berbentuk kuncup dan berdiri tegak dan memiliki warna kuning pucat, daun tua
memiliki warna hijau tua dengan lebar berkisar 0,51 cm. Daun kelapa sawit di sangga oleh
pelepah yang panjang mencapai ukuran 9 meter dengan jumlah normal 40-50 pelepah daun
pertanaman. Dudukan pada pelepah daun terusun melingkari batang dan membetuk spiral.
Jumlah daun pada umur 5-6 tahun berkisar 70-80 helai, keadaan normal berumur 7-15
tahun mencapai250-300 helai daun dalam satu pelepah (Vidanarko, 2011).
Pelepah daun mempunyai bagian yang terdiri atas: (1) Kumpulan anak daun
(leaflets) yang memiliki helaian (lamina) dan tulang daun (midrid). (2) Rachisyang
merupakan tempat anak daun melekat. (3) Tangkai daun atau petiole yang merupakan
bagian antara daun dan batang. serta (4) Seludang daun atau sheath. Daun membentuk
susunan satu pelepah yang panjangnya mencapai dari 7,5-9 m. Ketika tingkat kerapatan
pelepah tinggi dan intensitas cahaya yang masuk menjadi rendah, maka umur daun
berkurang, dikarenakan faktor intensitas cahaya sangat berpengaruh pada jumlah daun
kelapa sawit (Pahan, 2015).
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit berbunga pada umur 12-14 bulan. Bunga pada kelapa sawit
termasuk monocius yang berarti bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi
tidak pada tandan yang sama. Bunga kelapa sawit dapat menyerbuk silang maupun
menyerbuk sendiri karena memiliki bunga jantan dan betina. Pada setiap ketiak daun hanya
menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Bunga kelapa sawit berwarna krem, bentuk
bunga betina seperti tanda kosong kelapa sawit, sedangkan bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang berjari. Ukuran masing masing bunga berdiameter kira kira 10-20 cm (PPKS,
2010).

Tanaman kelapa sawit memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri.
Bunga jantan biasanya berbentuk lancip dan bunga bertina terlihat lebih besar dan mekar.
Tipe cangkang pisifera pada tanaman kelapa sawitbersifat female steril sehingga sangat
jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai
tetua jantan (Fauzi et al., 2012).
5. Buah
Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri berbentuk lonjong, berdiameter
3-5 cm yang tersusun di dalam tandan buah dengan berat buah pertandan 5-25 kg. Buah
dengan warna hitam saat mentah dan orange saat matang. Buah terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian kulit buah (epicarpium) bertekstur licin dan keras. Kulit buah berwarna hitam tua
mengkilap pada saat buah mentah dan berwarna orange kemerahan saat sudah matang dan
siap panen. Lapisan daging buah (mesocarpium) bagian yang mengandung minyak kelapa
sawit yang disebut CPO, daging buah mentah berwarna putih susu dan berubah menjadi
orange pada saat buah matang. Lapisan inti (endocarpium) yang mengandung minyak PKO.
Lapisan ini ditutupi bagian cangkang keras bulat, berwarna hitam, berdiameter 0,5-1 cm.
lapisan inti berada di dalam cangkang dan berwarna putih
terang (Socfindo, 2013).
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Dalam melaksanakan budidaya tanaman, maka hal yang perlu diperhatikan adalah
syarat tumbuh tanaman. Tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang
sesuai agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal diantaranya ialah.
1. Iklim
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 27 °C dengan
suhu maksimum 33 °C dan suhu minimum 22 °C sepanjang tahun. Curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit diantaranya 2.000-2.500 mm/tahun
dengan periode bulan kering <75 mm/bulan tidak lebih dari dua bulan. Suhu optimum
berkisar antara 29-30 °C. Hal ini berkaitan dengan metabolisme sel-sel tanaman sehingga
mempengaruhi produksi. Suhu dipengaruhi oleh ketinggian tempat (altitude). Altitude yang
sesuai bagi kelapa sawit berkisar antara 0-500 meter di atas permukaan laut (m dpl). Selain
itu, kelembapan optimum bagi pertumbuhan tanaman ini sekitar 80-90%. Curah hujan
<1250 mm sudah merupakan pembatas berat bagi pertumbuhan kelapa sawit. Jika selama 3
bulan hujan tidak turun menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan
turun (janur tidak dapat memecah), begitu juga jika hujan yang lama tidak turun juga
banyak berpengaruh terhadap produksi buah (Pahan, 2015).
2. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah antara lain tanah Podsolik
Coklat, Podsolik Kuning, Podsolik Coklat Kekuningan, Podsolik Merah Kuning,
Hidromofik Kelabu, Alluvial, Regosol, Gley Humik, Oranosol (Tanah Gambut). Setiap
jenis tanah mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda, sehingga produksi yang
dihasilkan juga berbeda. Bagi tanaman sawit hal yang paling utama ialah sifat fisik tanah
dibandingkan dengan sifat kimiawinya, karena kekurangan suatu unsur hara dapat di atasi
dengan pemupukan. Sifat fisik tanah yang baik akan memberikan akar untuk tumbuh lebih
luas (Pahan, 2015).
Perkembangan akar kelapa sawit yang paling banyak yaitu di lapisan tanah bagian
atas dengan panjang akar berkisar 1 meter. Sifat fisik tanah ditentukan olehtekstur, struktur,
kemiringan tanah, kedalaman permukaan air, konsitensi gembur dan permeabilitas sedang.
Tanaman kelapa sawit menghendaki tanah yang subur, gembur, memiliki solum yang tebal,
tanpa lapisan padas, datar dan drainasenya baik. Ketersediaan dan keseimbangan unsur hara
dalam tanah ditentukan oleh kemasaman tanah (pH). Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada
pH tanah yang bekisar antara 4-6,5 dan untuk pH optimum berkisar 5-5,5. Ketersediaan
hara yang diserap oleh akar tergantung permukaan air tanah dan pH dalam tanah tersebut
(Pahan, 2015).
2. KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK KERJA LAPANG

Asian agri berdiri pada tahun 1979, Asian Agri saat ini merupakan salah
satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia yang memproduksi minyak sawit
mentah melalui perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan. Asian Agri
mengelola 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau
dan Jambi, didukung oleh lebih dari 22.000 karyawan yang bekerja di Perusaan
Tersebut.
Dengan kegiatan usaha yang meliputi pembibitan, penanaman, dan
pengolahan TBS, Asian Agri mampu bersaing dengan baik dengan
memproduksi CPO ( crude Plam Oil) dan CPKO (Crude Plam Kernel Oil) yang
berkelanjutan di pabrik Asian Agri yang modern dan menggunakan energi yang
mampu diproduksi hasil tanaman secara mandiri Dan saat ini keberadaan Asian
Agri terus mempertahankan visi untuk terus menghasilkan nilai bagi
masyarakat, negeri, iklim, konsumen dan perusahaan serta bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan dan distribusi sumber
daya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Asian Agri – PT.HSJ Unit Negeri Lama Selatan merupakan satu kebun
yang terletak Sumatra Utara ,Kabupaten Labuhan Batu .kecamatan Bilah Hilir.
Asian Agri - PT.HSJ dibagi menjadi 3 unit diantaranya :

1. KNS (Kebun Negerilama Selatan)


2. KNC (Kebun Negrilama Central)

3. KNU (Kebun Negerilama Utara)

2.1.1 Budaya Kerja Asian Agri


2.1.1.1 MSP – BS
Menanam Setiap Pokok ,Bertumbuh Sehat
- Bibit yang ditanam adalah Bibit pilihan yang Terbaik

- Ditanam pada Tempat yang Tepat Dan Nyaman

- Jumlah pokok Per Ha Optimal dan Pertumbuhan Seragam

- Pupuk Diserap Tanaman 100%

2.1.1.2 MSP

Merawat Setiap Pokok


- Rotasi Tepat Waktu Dan Kualitas Terbaik

- Pemupukan 4 T

 Tepat Dosis

 Tepat Cara

 Tepat Waktu

 Tepat Tempat

- Tidak ada serangan Hama Dan Penyakit

- Seluruh jalan dapat dilalui setiap waktu

2.1.1.3 MSB
Mengutip Setiap Berondolan
- Panen semua buah matang

- Berondolan dikutip bersih

- Buah yang dipanen, semuanya dikirim ke pabrik hari ini.

2.1.1 Visi dan Misi Asian Agri

- Visi

Menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya berkelanjutan terbesar dan terbaik,
senantiasa menciptakan manfaat bagi Masyarakat, Negara, Iklim , pelanggan dan
Perusahaan
- Misi
Meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan sumber daya berkelanjutan

2.2. struktur organisasi


2.3. Peta kebun negeri lama selatan
4.METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1. Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilakukan selama satu bulan, terhitung


mulai tanggal 16 Januari 2023 – 16 Februari 2023.

Praktek kerja lapang dilakukan di PT. Hari Sawit Jaya, Desa


Sidomulyo, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi
Sumatera Utara.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan langsung dan


wawancara kepada , Asisten Divisi, Mandor,Krani, dan karyawan untuk
mendapatkan data yang diperlukan.

Pengamatan langsung di lapang merupakan metode pengumpulan data


yang dilakukan dengan turun langsung ke lapang untuk mengamati dan turut
serta melakukan setiap item pekerjaan yang ada di lapang. Sedangkan
wawancara merupakan kegiatan tanya-jawab dalam percakapan yang diajukan
kepada orang-orang yang sesuai dengan quisoner yang telah disiapkan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Data primer: teknik ini dilakukan dengan menggunakan observasi


langsung, dokumentasi sampling, dan melakukan wawancara kepada
narasumber.
a) Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan peninjauan secara langsung.
b) Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan melalui proses tanya jawab dengan pihak-pihak atau karyawan
yang bekerja di PT. Hari Sawit Jaya

c) Metode dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara pengambilan foto yang berkaitan dengan keperluan
laporan.
2. Data sekunder : data ini diperoleh dari informasi media elektronik, buku-
buku pustaka, dan ilmu disaat kuiliah yang berkaitan dengan topic atau
judul.

3.3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam praktek kerja lapang adalah data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari para narasumber yang diwawancarai dan dimintai keterangan
serta informasi melalui proses wawancara. Sedangkan data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari bukti, sejarah, atau catatan yang telah
disusun dalam arsip yang berhubungan dengan permasalahan dalam
pelaksanaan praktek kerja lapang.
3.4. Tahapan Kerja

Adapun beberapa tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan


pemanenan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di perkebunan
kelapa sawit di PT. Bulu Telang terdapat pada Tabel 3 sebagai berikut.
5.KEGIATAN DAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

5.1Pemupukan
5.1.1. Penguntilan Pupuk
Sebelum melakukan pemupukan harus dilakukan penguntilan
terlebih dahulu,tujuan daripada penguntilan adalah agar dosis yang
diberikan pada tanaman tepat dan pelangsiran mudah dilakukan sehingga
pemupukan berjalan dengan maksimal.
- Alat –alat Until
Apron
Sarung tangan
Pemeres pupuk
Takaran /until
Angkong
Masker
Terpal
Sepatu Hp
- Proses until
Sebelum menguntil, mandor pupuk harus memberikan bon pupuk
kepada mandor until, lalu mandor until menyerahkan bon pupuk kepada
kepala gudang/material, lalu kepala gudang menyerahkan pupuk ke mandor
until, selanjutnya para penguntil melakukan masteran pagi, pada saat
masteran pagi tersebut, mandor until memberikan tugas kepada masing
masing anggota, anggota dibagi menjadi dua bagian yatiu penglangsir
pupuk dan penguntil pupuk. Pupuk yang akan diuntil harus disesusaikan
dengan rekomendasi dari tiap afdeling. Setelah dibagi tugas masing
masing, selanjutnya pupuk diangkut menggunakan angkong dari gudang
ketempat penguntilan, lalu pupuk dibuat dari kemasan dan dituang kelantai
penguntilan, selanjutnya pupuk dimasukkan kedalam takaran until
menggunakn sekop dan diperes, setelah diperes rata, pupuk yang telah tepat
dosis, dimasukkan kedalam goni untilan, diikat dan disusun rapi. Apabila
ada pupuk yang akan dicustom, maka pengcustoman pupuk harus
dilakukan terlebih dahulu, setelah proses penguntilan telah selesai, lantai
harus disapu bersih, dan sisah pupuk dari lantai tadi harus dikumpulkan
kedalam goni, pupuk yang telah teruntil dan disususn rapi harus ditutup
dengan terpal. Selanjutnya goni pembungkus pupuk tadi dikumpulkan dan
digulung, goni tersebut disimpan kedalam gudang, serta alat alat
penguntilan pupuk tersebut juga harus disimpan kedalam gudang
penyimpanan dalam keadaan bersih.
mandor until memberikan tugas kepada masing masing anggota,
anggota dibagi menjadi dua bagian yatiu penglangsir pupuk dan penguntil
pupuk.Pupuk yang akan diuntil harus disesusaikan dengan rekomendasi
dari tiap afdeling. Setelah dibagi tugas masing masing , selanjutnya pupuk
diangkut menggunakan angkong dari gudang ketempat penguntilan, lalu
pupuk dbuak dari kemasan dan dituang kelantai penguntilan, selanjutnya
pupuk dimasukkan kedalam takaran until menggunakn sekop dan diperes,
setelah diperes rata, pupuk yang telah tepat dosis, dimasukkan kedalam
goni untilan, diikat dan disusun rapi.
Apabila ada pupuk yang akan dicustom, maka pengcustoman pupuk
harus dilakukan terlebih dahulu, setelah proses penguntilan telah selesai,
lantai harus disapu bersih, dan sisah pupuk dari lantai tadi harus
dikumpulkan kedalam goni, pupuk yang telah terumtil dan disususn rapi
harus ditutup dengan terpal. Selanjutnya goni pembungkus pupuk tadi
dikumpulkan dan digulung, goni tersebut disimpan kedalam gudang, serta
alat alat penguntilan pupuk tersebut juga harus dismpan kedalam gudang
penyimpanan dalam keadaan bersih.
5.1.2 Pupuk
Pupuk merupakan bagian dari setiap material baik yang bersal dari
organik maupun anorganik ,alami atau sintetis dimana dapat memberikan
satu atau lebih unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman,Tujuan dari pemupukan ialah mengganti kehilangan unsur hara
yang digunakan oleh tanaman untuk membentuk buah dan tercuci serta
terikat.
5.1.3. jenis-jenis pupuk
Beberapa jenis Pupuk dan Dosis yang terdapat dalam Rokemendasi
di PT HSJ Kebun Negeri Lama Selatan, berikut :
Tabel jeni-jenis pupuk
Jenis pupuk Kandungan hara Dosis (kg/pkk)
Ac N 26 % 0,75

Rp P2O5 29-35% 0.50

Mop K2O 60 % 1.50


Abu janjang K2O 30-40 % 3.00

Dolomite CaO 50% ,Mg 20% 2.50

Hgfb B2O3 0.100

Mix-Cuzn 0.08

5.1.4.Prinsip 4 T dalam Pemupukan


1. Tepat dosis
Tepat dosis artinya dosis yang diberikan pada tanaman tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu sedikit apabila pemberian terlalu banyak maka
akan pupuk tersebut akan menjadi overdosis bagi tanaman dan dapat
menjadi toksik bagi tanaman itu sendiri.
2. Tepat cara
Pemupukan tepat cara meliputi cara penebaran pupuk yang tepat dengan penaburan yang
merata dan melingkar pada piringan .
3. Tepat waktu
Tepat waktu dalam pemupukan berpengaruh pada tingkat curah hujan dan interval
pemupukan ,
a. Curah hujan
Apabila intensitas hujan tinggi ,aplikasi pupuk yang soluble ( Urea ,ZA,MOP,TSP dan
HGFB) dihentikan dengan ketentuan sebagai berikut :
- Curah hujan > 30 mm /hari pemupukan dihentikan pada hari berikutnya selama 1 hari
- Jika terjadi hujan selama 3 hari berturut-turut dengan total curah hujan mencapai > 45 mm
maka pemupukan dihentikan selama 1 hari setelahnya Dan untuk pupuk yang lambat larut
(low solube) seperti RP dan dolomite dapat dilakukan pada saat curah hujan > 30 mm
sehari sebelum aplikasi.
- Interval berdasarkan jenis pupuk yang bersifat antagonis
Jenis pupuk Antagonis
ZA/Urea RP,TSP,Dolomite dan abu janjang
HGFB,CuSO4 ,CuEDTA,ZnEDTA
RP/TSP ZA/Urea ,MOP,Abu janjang
Kieserite/dolomite
HGFB,CuSO4,CuEDTA,ZnSO4
MOP Kieserit ,Dolomite
RP,TSP
HGFB Dan ZnSO4
Abu janjang ZA/Urea
Kieserit ,Dolomite
HGFB,CuSO4,CuEDTA,ZnSO4

4. Tepat tempat
jarak 0,5 meter -1 meter dari tanaman,apabila pemupukan di tebar
kurang dari 0,5 meter maka penyerapan pupuk tidak
maksimal ,dikarenakan akar-akar tua yang sudah tidak efektif dalam
penyerapan hara.
5.1.5.Prosedur pemupukan
1. Pembuatan Rencana Kerja Harian (RKH)
RKH di buat H-1 sebelum dilakukannya pemupukan oleh mandor
pupuk dikantor afdeling ,pembuatan RKH langsung diikuti oleh Mahasiswa
PKL bersama mandor pupuk di PT HSJ Kebun Negeri Lama Selatan
Kantor AFD III,

Blok : J12N
Jenis Pupuk : MOP
Jumlah populasi pokok : 4470
Luas : 31 HA
SPH : 144 Pokok
Dosis : 1,75 kg/pokok
Jumlah pupuk ( tonase ) : 7822 kg
Pokok/until : 8 pokok
Kg/until : 14 kg/until
Jumlah until : 540
Jumlah custom : 134
Output/HK : 521
Jumlah Hk : 15
2. Permintaan pemakain barang
Tujuan permintaan barang ialah untuk mendapatkan persetujuan dari manager,KTU dan
asisten AFD III agar pupuk segera di until.
3. Perhitungan tenaga kerja
Untuk perhitungan tenaga kerja perlu diketahui beberapa output pekerja atau
pemupuk untuk pupuk makro yang dosisnya rendah memiliki output yang kecil kurang
lebih 250 kg/hk dan untuk makro dengan dosis besar memiliki output yang lebih besar 400-
500 Kg /hk.
jumlah pupuk 7822
Hk = = = 15 HK
output /hk 521

kg pupuk 7822
Output = = = 521 Kg/hk
hk 15
4. Pengancakan

Pengancakan pemupukan dilakukan setalah pupuk sudah di letakkan pada TPP (Tempat
Peletakan pupuk) 1 TPP Sama dengan 4 Pasar pendek atau 1 hektar dan untuk 1 until pupuk
untuk 8 pokok dan apabila dosis pupuk yang digunakan.
5.2. Penyemprotan
5.2.1 Gulma
merupakan Salah satu bagian dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) keberadaan
gulma pada tanaman kelapa sawit dapat menyebabkan beberapa hal diantaranya:
- Terjadinya saingan antar tanaman kelapa sawit dengan gulma baik sinar matari,air dan
unsur hara,
- Penyerapan pupuk tidak maksimal ,Pupuk yang mengandung hara N akan hingga di daun
gulma dan Menguap
- Proses pemanenan akan terganggu terutama dalam megutip berondol dan melangsir buah
ke TPH .
5.2.2.Ada pun beberapa jenis Gulma yang familira L di PT HSJ Kebun Negeri Lama
Selatan terbagi menjadi dua kelas diantaranya
- Kelas A ( Berat) : pakis udang
Sarang buaya
Ilalang
Vanili liar
Kentosan
Anak kayu
Kerisan
- Kelas B ( ringan ) : asystasia
Pakis lunak /nefrolefis
- Bahan aktif yang digunakan :metil mesosilfron ( meta prima) (0,5 kg/ha)
Glyfhosat (1,2 liter/ha)
Florixfir ( 0,25 liter/ha)
- Jenis semprot yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu
a MHS (Mikro Herbi Sprayer )
Kapasitas 10 liter/kap sistem kerja elektrik ,dan nozel yang digunakan adalah MHS Kuning
flow rate lebih kecil
b. SA 15
Kapasitas Kap 15 Liter ,sistem kerja manual dan nozel yang digunakan ada tigas fun jet
red,blue dan yellow, flow rate lebih besar
5.2.3.Beberapa pengertian Dalam semprot
a. Flow rate
Adalah jumlah liter air yang keluar dalam 1 menit (cc/menit)
b. Kecepatan jalan
Adalah kecepatan jalan dalam 10 detik namun rata-rata 8 meter/10 detik
c. Swath
Adalah lebar curah air yang keluar dari nozel
d. Spray faktor
Adalah jumlah hektar yang akan disemprot dalam satuan persen

5.2.4 APD Tim Unit Semprot :Masker


Apron
Sepatu Hp
Sarung Tangan
Kaca mata
5.2.5 Pelaksanaan semprot
A. Mencari %AKG
Sebelum melaksanakan semprot perlu untuk mengetahui %AKG (angka kerapan Gulma )
beberapa kriteria dalam % AKG diantara nya :
X : gulma bersih tidak perlu disemprot
V/A : Gulma menutupi piringan,pasar pikul dan TPH (katagori AKG : Berat sedang dan
ringan .
SF : Berat (AKG >50%) Sedang (AKG > 25-50 %) Ringan ( AKG 0%-25 %)
Praktek pelaksanaan identifikasi gulma langsung di ikuti oleh mahasiswa bersama mandor
semprot
Blok : J12 A/B
Jenis gulma : asysatsia dan netrolefis
Jumlah pokok periksa : 240 pokok .
Hasil indentifikasi
Jumlah x : 18 pokok

5.3. Hama Dan Penyakit


5.3.1 Hama dan penyakit
Kelapa sawit merupakan salah satu ekosistem dari banyak organisme baik serangga
mamalia dan juga tumbuhan ,dan apabila keseimbanganokosistem pada budidaya kelapa
sawit tidak terjaga maka ekosostem itu akan terganggu ,sehingga organisme tersebut akan
menjadi OPT (organisme Pengganggu Tanaman) pengaruh yang ditimbulkan sangat
besar ,dari penurunan produksi hingga 90 % dan bahkan kematian pada tanaman kelapa
sawit,Salah satunya adalah UPDKS (Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)
5.3.2 Jenis –Jenis UPDKS
Adapun Beberapa Jenis UPDKS (Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)
1. Ulat Api
beberapa Jenis Ulat Api Diantaranya :
a Setothosea asigna

b Setora nitens

c Darna trima

d Ploneta diducta

e Susica malayana

f Thosea bisura

g Thosea vetusta

2. Ulat Kantong
Beberapa jenis ulat kantong Diantaranya :
a Mahasena corbetti

b Metisa plana

c Petroma pendula

3. Ulat Bulu

3. Beberapa jenis ulat bulu Diantaranya :

a Dasychira inclusa

b Amathusia Phidippus

c Caliteara horsefieldi

d Euproctis sp

5.3.3 Siklus UPDKS

Tabel siklus hidup UPDKS


Kelompok Jenis Siklus Hidup

Telur Larva Pupa S.hidup

Setothosea asigna 4-8 45-49 37-42 86-109

Setora nitens 5-7 18-32 17-31 40-70

Darna trima 3-5 26-33 10-14 39-52

ULAT API
Ploneta diducta 4-6 30-37 11-14 45-57

Susica malayana 5-6 35-47 18-24 58-77

Thosea bisura 5-9 22-35 14-18 41-62

Thosea vetusta 5-8 43-54 20-29 68-91

Mahasena corbetti ±16 75-82 ±26 117-


124
ULAT KANTONG Metisa plana ±19 40-57 21-23 80-99

Petroma pendula ±18 ±50 ±18 ±86

Dasychira inclusa 8-9 35-40 ±8 51-57

Amathusia Phidippus ±8 ±40 10-12 58-60


ULAT BULU
Caliteara horsefieldi ±8 ±28 ±8 ±45

Euproctis sp - - - ±35
4.2.4 Gejala Serangan
Pada ulat api Gejala Serangan hama ulat api dengan cara mengerogoti bagian daun kelapa
sawit mulai dari helaian daun bagian bawah hingga menjadi lidi ,ulat api lebih menyukai
daun kelapa sawit yang lebih mudah dan Gejala serangan ulat kantong ialah daun kelapa
sawit baik daun mudah dan daun tua terlihat Berlubang
4.2.5 Sensus UPDKS
Sebelum melakukan sensus ada beberapa pertimbangan berdasarkan ambang populasi
keritis dimana pada populasi ulat sehat yang ada dipelepah dan apabila populasi diatas
ambang maka tindakan pengendalian harus dilaksanakan Berikut :
ambang batas keritis UPDKS :
a Ulat api ambang batas keritis apabila terdapat >5 ekor /pelepah
b Ulat kantong ambang batas keritis apabila terdapat >10 ekor /pelepah
c Ulat Bulu ambang batas keritis apabila terdapat > 5 ekor /pelepah
4.2.6 Baris Dan Titik Sensus
a Baris sensus
Baris sensus atau disebut NB (Nomor Baris) dimulai pada NB ke- 4 dan untuk selanjutnya
dimulai setiap 10 NB ,dan apabila nomor baris terakhir lebih dari 4 NB Maka dapat
ditambah 1 NB lagi
b Titik sensus
Titik sensus sudah menjadi ketetapan untuk setiap NB , pengambilan sampel dimulai pokok
pertama di tambah dengan 2 pokok disekelilingnya ,selanjutnya TS ke-10 pada pokok ke
10,sampai titik sensus ke 40
1. NB 4 : Titik Sensus ke - 1
2. NB 19 : Titik sensus Ke -10
3. NB 39 : Titik sensus ke – 20
4. NB 59 : Titik sensus ke – 20
5. NB 79 : Titik sensus ke – 20
6. NB 89 : Titik sensus ke – 20
7. NB 99 : Titik sensus ke – 30
8. NB 104 : Titik sensus ke – 40
Berikut langkah-langkah untuk melakukan sensus UPDKS
- Menyiapkan alat dan bahan ( gantolan dari bambu, tali pelastik untuk tandan titik sensus
pada OP 12 ,Botol aqua ,POM sensus,pulpen) Pembagian ancak sensus ancak dibagi
berdasarkan aouput/hk yaitu 10 Ha /hk
- Selanjutnya memasuki ancak sensus dan mengambil sampel daun (daun muda) pada ulat
api yang sehat dikutip dan dihitung tulis masing-masing instar dan Dimasukan kedalam
botol ,dan untuk ulat kantong dihitung dan di pencet mati
5.3.6 Verifikasi
Verifikasi dilaksanakan sesudah Sensus selesai dlakukan dengan tujuan untuk memastikan
kembali keberadaan hama yang telah disensus,verifikasi dilaksanakan langsung kelapangan
dimana sensus dilakukan ,verifikasi dilaksanakan menggunakan tablet yang telah terprogam
oleh PT Asian Agri Unit Kns . Langkah awal dalam verifikasi Menentukan verifikasi di
AFD/BLOK : AFD III Blok H11o ,program ID SHDN 2022R15,dan memilih Baris Sensus
serta titik Sensus.
Apabila populasi UPDKS sudah diambang batas maka peroses selanjutnya adalah
dengan dilakukannya pengendalian :
5.3.7. Pengendalian
- Fogiging
Pelaksanaan pengendalian langsung diikuti oleh mahasiswa PKL ,Dimana Pengendalian
menggunakan dengan Fogging dilaksanakan dimalam hari ,dimana pada malam hari tidak
ada terjadi evaporasi sehingga asap foging tidak berserak dan merata, untuk waktu 1
gendongan membutuhkan 16 menit lamanya unutuk 1 ha atau 2 pasar pikul ,output 1 mesin
adalah 10 ha maka jika menggunakan 6 mesin dapat merealisasikan 60 ha
Alat dan bahan yang digunakan :
a. Adjupan 4,5 liter
b. Solar 4,5 liter
c. fordisep 100cc
d. polydor 300cc
e. Mesin fogging
f. Bahan bakar (partamax)
g. Ember pengaduk
h. Pengaduk
langkah-langkah realisasi fogging
- Menyiapkan mesin foging
- Memasukan partamax sebagai bahan bakar foging 1 liter/ha
- Memasukkan adjupan sebagai perekat racun didaun sebesar 4,5 liter kemudaian
mencampur solar 4,5 liter
- Dilakukan pengadukan hingga merata
- Ketika sudah merata campur kembali dengan polydor 300 cc dan aduk kembali sampai
merata

Pada mesin foging terdapat 2 tangki yang memiliki masing-masing


fungsinya berbeda tanggi depan berisi racun dan perekat serta solar yang
sudah terlarut volume sebesar 5 liter dan pada tangki belakang berfungsi
sebagai tempat air yang nantinya akan menjadi pendingin bagi mesin
optimalnya diisi 2,5 liter ,selanjutnya bahan bakar yang digunakan adalah
partamax sebesar 2 liter ,dan cara fogging dilakukan secara jigzag pokok
per pokok untuk durasi per pokok memerlukan waktu 15 detik
lamanya,basis foging adalah 4 Ha dan untuk Prem Rp.15.000 /kap.

5.3.8.Sensus penyakit tanaman kelapa sawit


Pelaksanaan sensus penyakit tanaman langsung di ikuti oleh mahasiswa PKL Pada Blok
H12A1 tannggal 20 januari 2023 adapun jenis-jenis penyakit yang akan disensus beserta
simbolnya :
1. Ganoderma (GD)
Sensus ganoderma dibagai menjadi 2 kriteria yang pertama
ganoderma sehat (GS) Apablia pruting body ganoderma pada batang sudah
ada namun tanaman masih menghasilkan buah yang besar dan warna daun
masih membaik dan ganoderma bongkar (GD X ) pelapah tanaman ini akan
terlihat kecil ,batang kecil dan daun agak mengunig,dan ini diberi simbol
GD X atau X Pada batang menandakan siap untuk dibongkar guna
pengendalian agar tidak tejadi sebaran pada tanaman sawit disekelilingnya .
2. pokok kosong (k)
3. suspek (S)
4. Abnormal (Ab)
5. Patah pucuk (PP)
6. Pokok mati ( Pm)
7. Pokok Tumbang (Tm)
Pengancakan sensus
- Output sensus /hk adalah 10 Ha /hk dimana ancak digiring bersama-sama 1 orang 1 pasar
atau 2 NB

Prosedur kerja:
1. Mempersiapkan alat dan bahan ( papan tulis ,format sensus , cat ,kuas , pulpen
2. Mulai sensus pada NB Terkecil sampai NB terbesar ,
3. Apabila Ditemukan GD maka kriterianya dapat ditulis di batang kelapa sawit Dapat
ditulis GD X(Bongkar)
4. Semua pokok dalam satu blok di lakukan senus
5. Lalu menulis singktan penyakit yang ditemukan ,untuk tanaman sehat hanya diberi tanda
titik .
6. Menjumlahkan hasil sensus yang di temukan .
Pengendalian Ganoderma (GD) Pada tanaman yang sudah terinfeksi
jamur GD Maka cara pengendlian yang dilakukan adalah dengan cara
membongkar tanaman tersebut dan mengiris batang menjadi beberapa
bagian,agar jamur pada batang tidak berkembang.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan Selama kami mengikuti praktek kerja
lapangan di PT. HSJ Kebun Negerilama Selatan ini yaitu kami mendapatkan banyak
pengalaman dan juga ilmu mengenai pemeliharaan kelapa sawit, meliputi :
2. Hama dan penyakit
Berkaitan dengan jenis jenis hama dan juga penyakit yang terdapat dalam pokok kelapa
sawit. hama yang paling banyak ditemui pada pokok kelapa sawit adalah hama ulat
pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) seperti ulat api, ulat kantong dan juga ulat bulu. Lalu
adapula serangan hama rayap pada beberapa pokok kelapa sawit. Sedangkan penyakit yang
sering dijumpai pada tanaman kelapa sawit adalah pennyakit Ganoderma.
3. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu hal yang penting dilakukan dalam pemeliharaan kelapa
sawit, pemupukan adalah proses penambahan unsur hara pada tanaman kelapa sawit agar
dapat mempertahankan kesuburan tanah dan memperoleh hasil yang maksimal (tinggi).
Pupuk untutk tanaman kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik seperti:
solid dan juga bunch ash, lalu pupuk anorganik seperti : RP, MOP, ZA, AC dan lainnya.
Pemupukan harus dilakukan dengan dosis yang tepat, cara penaburan dan penempatan
pupuk yang baik, serta harus pada waktu yang tepat pula.
4.Penyemprotan
Penyemprotan adalah proses pembersihan gulma di sekitaran areal lahan kelapa sawit,
meliputi piringan kelapa sawit, pasar pikul, TPH dan gawangan, dengan menggunakan
herbisida yang disemprotkan pada gulma tersebut. Herbisida yang digunakan harus sesuai
dengan sasaran gulma dan juga harus tepat dosis agar tidak langsung (kontak) mencemari
lingkungan serta agar tidak meracuni pokok kelapa sawit tersebut.

Ada banyak manfaaat, wawasan da juga pengalaman yang kami peroleh dari
PT. HSJ Kebun Negerilama Selatan ini, mengenai pemeliharaan kelapa
saawit. Sehingga suatu saat nanti jika kami memasuki dunia kerja, kami
sudah mengetahui dasar dari pekerjaan dan tidak ragu untuk
melakukannya, karena sudah memperoleh pengalaman yang baik.
5.2 Saran

Adapun saran kami mengenai praktek kerja lapangan ini yaitu sebaiknya waktu
yang diberikan kepada mahasiswa harus lebih Panjang lagi, sebaiknya 2
sampai 3 bulan, agar mahasiswa memperoleh lebih banyak waktu untuk
menggali ilmu dan juga pengalaman yang nantinya sangat dibutuhkan
dalam dunia kerja nantinya.
Daftar pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai