Mengetahui Menyetujui
Dosen Pembimbing Dosen
Penelaah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan PKL
1.3 Manfaat PKL
1.4 Struktur organisasi
1.5 Peta kebun negeri lama selatan
1.6 Visi dan Misi
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelasifikasi tanaman sawit
2.2 Morfologi tanaman sawit
2.1.1 Akar
2.1.2. Batang
2.1.2 Daun
2.1.3 Bunga
2.1.4 Buah
2.3 Syrata tumbuh kelapa sawit
2.3.1Tanah
2.3.2Iklim
3.KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1 Sejarah perusahaan
3.2 Ruang lingkup bidang usaha
3.3 Lokasi perusahaan
3.4 Visi dan misi perkebunan serta struktrur organisasi
4.METODE PRAKTEK KERJA LAPANG
4.4.Sumber data
5.1. pemupukan
5.3. Penyemprotan
5.4. Hostplant
6.PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
Akar tersier adalah akar yang tumbuh dari akar sekunder, arah tumbuhnya ke
samping, dengan panjang 0,7-1,2 mm dan akar kuarter yaitu akar cabang dari akar tersier
berdiameter 0,2-0,8 mm dan panjang 2-2,5 m dari pangkal pokok.Pada akar kelapa sawit
berbentuk meruncing pada ujungnya dan bewarna putih atau kekuningan (Maryani, 2012).
2. Batang
Tanaman kelapa sawit mempunyai batang yang tumbuh tegak lurus ke atas dan
dapat mencapai ketinggian 15-20 m dan tidak bercabang. Batang tanaman kelapa sawit
dibungkus oleh pangkal pelepah (frond base). Fungsi batang bagi tanaman tersebut adalah:
(1) sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah. (2) Sebagai sistem pembuluh
yang mengangkut air, hara, dan mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis (fotosintat)
dari daun ke bawah. (3) Batang juga berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan
yang dihasilkan dariproses fotosintesis (Pahan, 2015).
3. Pelepah Daun
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar.
Daun muda berbentuk kuncup dan berdiri tegak dan memiliki warna kuning pucat, daun tua
memiliki warna hijau tua dengan lebar berkisar 0,51 cm. Daun kelapa sawit di sangga oleh
pelepah yang panjang mencapai ukuran 9 meter dengan jumlah normal 40-50 pelepah daun
pertanaman. Dudukan pada pelepah daun terusun melingkari batang dan membetuk spiral.
Jumlah daun pada umur 5-6 tahun berkisar 70-80 helai, keadaan normal berumur 7-15
tahun mencapai250-300 helai daun dalam satu pelepah (Vidanarko, 2011).
Pelepah daun mempunyai bagian yang terdiri atas: (1) Kumpulan anak daun
(leaflets) yang memiliki helaian (lamina) dan tulang daun (midrid). (2) Rachisyang
merupakan tempat anak daun melekat. (3) Tangkai daun atau petiole yang merupakan
bagian antara daun dan batang. serta (4) Seludang daun atau sheath. Daun membentuk
susunan satu pelepah yang panjangnya mencapai dari 7,5-9 m. Ketika tingkat kerapatan
pelepah tinggi dan intensitas cahaya yang masuk menjadi rendah, maka umur daun
berkurang, dikarenakan faktor intensitas cahaya sangat berpengaruh pada jumlah daun
kelapa sawit (Pahan, 2015).
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit berbunga pada umur 12-14 bulan. Bunga pada kelapa sawit
termasuk monocius yang berarti bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi
tidak pada tandan yang sama. Bunga kelapa sawit dapat menyerbuk silang maupun
menyerbuk sendiri karena memiliki bunga jantan dan betina. Pada setiap ketiak daun hanya
menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Bunga kelapa sawit berwarna krem, bentuk
bunga betina seperti tanda kosong kelapa sawit, sedangkan bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang berjari. Ukuran masing masing bunga berdiameter kira kira 10-20 cm (PPKS,
2010).
Tanaman kelapa sawit memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri.
Bunga jantan biasanya berbentuk lancip dan bunga bertina terlihat lebih besar dan mekar.
Tipe cangkang pisifera pada tanaman kelapa sawitbersifat female steril sehingga sangat
jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai
tetua jantan (Fauzi et al., 2012).
5. Buah
Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri berbentuk lonjong, berdiameter
3-5 cm yang tersusun di dalam tandan buah dengan berat buah pertandan 5-25 kg. Buah
dengan warna hitam saat mentah dan orange saat matang. Buah terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian kulit buah (epicarpium) bertekstur licin dan keras. Kulit buah berwarna hitam tua
mengkilap pada saat buah mentah dan berwarna orange kemerahan saat sudah matang dan
siap panen. Lapisan daging buah (mesocarpium) bagian yang mengandung minyak kelapa
sawit yang disebut CPO, daging buah mentah berwarna putih susu dan berubah menjadi
orange pada saat buah matang. Lapisan inti (endocarpium) yang mengandung minyak PKO.
Lapisan ini ditutupi bagian cangkang keras bulat, berwarna hitam, berdiameter 0,5-1 cm.
lapisan inti berada di dalam cangkang dan berwarna putih
terang (Socfindo, 2013).
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Dalam melaksanakan budidaya tanaman, maka hal yang perlu diperhatikan adalah
syarat tumbuh tanaman. Tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang
sesuai agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal diantaranya ialah.
1. Iklim
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 27 °C dengan
suhu maksimum 33 °C dan suhu minimum 22 °C sepanjang tahun. Curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit diantaranya 2.000-2.500 mm/tahun
dengan periode bulan kering <75 mm/bulan tidak lebih dari dua bulan. Suhu optimum
berkisar antara 29-30 °C. Hal ini berkaitan dengan metabolisme sel-sel tanaman sehingga
mempengaruhi produksi. Suhu dipengaruhi oleh ketinggian tempat (altitude). Altitude yang
sesuai bagi kelapa sawit berkisar antara 0-500 meter di atas permukaan laut (m dpl). Selain
itu, kelembapan optimum bagi pertumbuhan tanaman ini sekitar 80-90%. Curah hujan
<1250 mm sudah merupakan pembatas berat bagi pertumbuhan kelapa sawit. Jika selama 3
bulan hujan tidak turun menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan
turun (janur tidak dapat memecah), begitu juga jika hujan yang lama tidak turun juga
banyak berpengaruh terhadap produksi buah (Pahan, 2015).
2. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah antara lain tanah Podsolik
Coklat, Podsolik Kuning, Podsolik Coklat Kekuningan, Podsolik Merah Kuning,
Hidromofik Kelabu, Alluvial, Regosol, Gley Humik, Oranosol (Tanah Gambut). Setiap
jenis tanah mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda, sehingga produksi yang
dihasilkan juga berbeda. Bagi tanaman sawit hal yang paling utama ialah sifat fisik tanah
dibandingkan dengan sifat kimiawinya, karena kekurangan suatu unsur hara dapat di atasi
dengan pemupukan. Sifat fisik tanah yang baik akan memberikan akar untuk tumbuh lebih
luas (Pahan, 2015).
Perkembangan akar kelapa sawit yang paling banyak yaitu di lapisan tanah bagian
atas dengan panjang akar berkisar 1 meter. Sifat fisik tanah ditentukan olehtekstur, struktur,
kemiringan tanah, kedalaman permukaan air, konsitensi gembur dan permeabilitas sedang.
Tanaman kelapa sawit menghendaki tanah yang subur, gembur, memiliki solum yang tebal,
tanpa lapisan padas, datar dan drainasenya baik. Ketersediaan dan keseimbangan unsur hara
dalam tanah ditentukan oleh kemasaman tanah (pH). Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada
pH tanah yang bekisar antara 4-6,5 dan untuk pH optimum berkisar 5-5,5. Ketersediaan
hara yang diserap oleh akar tergantung permukaan air tanah dan pH dalam tanah tersebut
(Pahan, 2015).
2. KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK KERJA LAPANG
Asian agri berdiri pada tahun 1979, Asian Agri saat ini merupakan salah
satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia yang memproduksi minyak sawit
mentah melalui perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan. Asian Agri
mengelola 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau
dan Jambi, didukung oleh lebih dari 22.000 karyawan yang bekerja di Perusaan
Tersebut.
Dengan kegiatan usaha yang meliputi pembibitan, penanaman, dan
pengolahan TBS, Asian Agri mampu bersaing dengan baik dengan
memproduksi CPO ( crude Plam Oil) dan CPKO (Crude Plam Kernel Oil) yang
berkelanjutan di pabrik Asian Agri yang modern dan menggunakan energi yang
mampu diproduksi hasil tanaman secara mandiri Dan saat ini keberadaan Asian
Agri terus mempertahankan visi untuk terus menghasilkan nilai bagi
masyarakat, negeri, iklim, konsumen dan perusahaan serta bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan dan distribusi sumber
daya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Asian Agri – PT.HSJ Unit Negeri Lama Selatan merupakan satu kebun
yang terletak Sumatra Utara ,Kabupaten Labuhan Batu .kecamatan Bilah Hilir.
Asian Agri - PT.HSJ dibagi menjadi 3 unit diantaranya :
2.1.1.2 MSP
- Pemupukan 4 T
Tepat Dosis
Tepat Cara
Tepat Waktu
Tepat Tempat
2.1.1.3 MSB
Mengutip Setiap Berondolan
- Panen semua buah matang
- Visi
Menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya berkelanjutan terbesar dan terbaik,
senantiasa menciptakan manfaat bagi Masyarakat, Negara, Iklim , pelanggan dan
Perusahaan
- Misi
Meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan sumber daya berkelanjutan
Sumber data yang digunakan dalam praktek kerja lapang adalah data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari para narasumber yang diwawancarai dan dimintai keterangan
serta informasi melalui proses wawancara. Sedangkan data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari bukti, sejarah, atau catatan yang telah
disusun dalam arsip yang berhubungan dengan permasalahan dalam
pelaksanaan praktek kerja lapang.
3.4. Tahapan Kerja
5.1Pemupukan
5.1.1. Penguntilan Pupuk
Sebelum melakukan pemupukan harus dilakukan penguntilan
terlebih dahulu,tujuan daripada penguntilan adalah agar dosis yang
diberikan pada tanaman tepat dan pelangsiran mudah dilakukan sehingga
pemupukan berjalan dengan maksimal.
- Alat –alat Until
Apron
Sarung tangan
Pemeres pupuk
Takaran /until
Angkong
Masker
Terpal
Sepatu Hp
- Proses until
Sebelum menguntil, mandor pupuk harus memberikan bon pupuk
kepada mandor until, lalu mandor until menyerahkan bon pupuk kepada
kepala gudang/material, lalu kepala gudang menyerahkan pupuk ke mandor
until, selanjutnya para penguntil melakukan masteran pagi, pada saat
masteran pagi tersebut, mandor until memberikan tugas kepada masing
masing anggota, anggota dibagi menjadi dua bagian yatiu penglangsir
pupuk dan penguntil pupuk. Pupuk yang akan diuntil harus disesusaikan
dengan rekomendasi dari tiap afdeling. Setelah dibagi tugas masing
masing, selanjutnya pupuk diangkut menggunakan angkong dari gudang
ketempat penguntilan, lalu pupuk dibuat dari kemasan dan dituang kelantai
penguntilan, selanjutnya pupuk dimasukkan kedalam takaran until
menggunakn sekop dan diperes, setelah diperes rata, pupuk yang telah tepat
dosis, dimasukkan kedalam goni untilan, diikat dan disusun rapi. Apabila
ada pupuk yang akan dicustom, maka pengcustoman pupuk harus
dilakukan terlebih dahulu, setelah proses penguntilan telah selesai, lantai
harus disapu bersih, dan sisah pupuk dari lantai tadi harus dikumpulkan
kedalam goni, pupuk yang telah teruntil dan disususn rapi harus ditutup
dengan terpal. Selanjutnya goni pembungkus pupuk tadi dikumpulkan dan
digulung, goni tersebut disimpan kedalam gudang, serta alat alat
penguntilan pupuk tersebut juga harus disimpan kedalam gudang
penyimpanan dalam keadaan bersih.
mandor until memberikan tugas kepada masing masing anggota,
anggota dibagi menjadi dua bagian yatiu penglangsir pupuk dan penguntil
pupuk.Pupuk yang akan diuntil harus disesusaikan dengan rekomendasi
dari tiap afdeling. Setelah dibagi tugas masing masing , selanjutnya pupuk
diangkut menggunakan angkong dari gudang ketempat penguntilan, lalu
pupuk dbuak dari kemasan dan dituang kelantai penguntilan, selanjutnya
pupuk dimasukkan kedalam takaran until menggunakn sekop dan diperes,
setelah diperes rata, pupuk yang telah tepat dosis, dimasukkan kedalam
goni untilan, diikat dan disusun rapi.
Apabila ada pupuk yang akan dicustom, maka pengcustoman pupuk
harus dilakukan terlebih dahulu, setelah proses penguntilan telah selesai,
lantai harus disapu bersih, dan sisah pupuk dari lantai tadi harus
dikumpulkan kedalam goni, pupuk yang telah terumtil dan disususn rapi
harus ditutup dengan terpal. Selanjutnya goni pembungkus pupuk tadi
dikumpulkan dan digulung, goni tersebut disimpan kedalam gudang, serta
alat alat penguntilan pupuk tersebut juga harus dismpan kedalam gudang
penyimpanan dalam keadaan bersih.
5.1.2 Pupuk
Pupuk merupakan bagian dari setiap material baik yang bersal dari
organik maupun anorganik ,alami atau sintetis dimana dapat memberikan
satu atau lebih unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman,Tujuan dari pemupukan ialah mengganti kehilangan unsur hara
yang digunakan oleh tanaman untuk membentuk buah dan tercuci serta
terikat.
5.1.3. jenis-jenis pupuk
Beberapa jenis Pupuk dan Dosis yang terdapat dalam Rokemendasi
di PT HSJ Kebun Negeri Lama Selatan, berikut :
Tabel jeni-jenis pupuk
Jenis pupuk Kandungan hara Dosis (kg/pkk)
Ac N 26 % 0,75
Mix-Cuzn 0.08
4. Tepat tempat
jarak 0,5 meter -1 meter dari tanaman,apabila pemupukan di tebar
kurang dari 0,5 meter maka penyerapan pupuk tidak
maksimal ,dikarenakan akar-akar tua yang sudah tidak efektif dalam
penyerapan hara.
5.1.5.Prosedur pemupukan
1. Pembuatan Rencana Kerja Harian (RKH)
RKH di buat H-1 sebelum dilakukannya pemupukan oleh mandor
pupuk dikantor afdeling ,pembuatan RKH langsung diikuti oleh Mahasiswa
PKL bersama mandor pupuk di PT HSJ Kebun Negeri Lama Selatan
Kantor AFD III,
Blok : J12N
Jenis Pupuk : MOP
Jumlah populasi pokok : 4470
Luas : 31 HA
SPH : 144 Pokok
Dosis : 1,75 kg/pokok
Jumlah pupuk ( tonase ) : 7822 kg
Pokok/until : 8 pokok
Kg/until : 14 kg/until
Jumlah until : 540
Jumlah custom : 134
Output/HK : 521
Jumlah Hk : 15
2. Permintaan pemakain barang
Tujuan permintaan barang ialah untuk mendapatkan persetujuan dari manager,KTU dan
asisten AFD III agar pupuk segera di until.
3. Perhitungan tenaga kerja
Untuk perhitungan tenaga kerja perlu diketahui beberapa output pekerja atau
pemupuk untuk pupuk makro yang dosisnya rendah memiliki output yang kecil kurang
lebih 250 kg/hk dan untuk makro dengan dosis besar memiliki output yang lebih besar 400-
500 Kg /hk.
jumlah pupuk 7822
Hk = = = 15 HK
output /hk 521
kg pupuk 7822
Output = = = 521 Kg/hk
hk 15
4. Pengancakan
Pengancakan pemupukan dilakukan setalah pupuk sudah di letakkan pada TPP (Tempat
Peletakan pupuk) 1 TPP Sama dengan 4 Pasar pendek atau 1 hektar dan untuk 1 until pupuk
untuk 8 pokok dan apabila dosis pupuk yang digunakan.
5.2. Penyemprotan
5.2.1 Gulma
merupakan Salah satu bagian dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) keberadaan
gulma pada tanaman kelapa sawit dapat menyebabkan beberapa hal diantaranya:
- Terjadinya saingan antar tanaman kelapa sawit dengan gulma baik sinar matari,air dan
unsur hara,
- Penyerapan pupuk tidak maksimal ,Pupuk yang mengandung hara N akan hingga di daun
gulma dan Menguap
- Proses pemanenan akan terganggu terutama dalam megutip berondol dan melangsir buah
ke TPH .
5.2.2.Ada pun beberapa jenis Gulma yang familira L di PT HSJ Kebun Negeri Lama
Selatan terbagi menjadi dua kelas diantaranya
- Kelas A ( Berat) : pakis udang
Sarang buaya
Ilalang
Vanili liar
Kentosan
Anak kayu
Kerisan
- Kelas B ( ringan ) : asystasia
Pakis lunak /nefrolefis
- Bahan aktif yang digunakan :metil mesosilfron ( meta prima) (0,5 kg/ha)
Glyfhosat (1,2 liter/ha)
Florixfir ( 0,25 liter/ha)
- Jenis semprot yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu
a MHS (Mikro Herbi Sprayer )
Kapasitas 10 liter/kap sistem kerja elektrik ,dan nozel yang digunakan adalah MHS Kuning
flow rate lebih kecil
b. SA 15
Kapasitas Kap 15 Liter ,sistem kerja manual dan nozel yang digunakan ada tigas fun jet
red,blue dan yellow, flow rate lebih besar
5.2.3.Beberapa pengertian Dalam semprot
a. Flow rate
Adalah jumlah liter air yang keluar dalam 1 menit (cc/menit)
b. Kecepatan jalan
Adalah kecepatan jalan dalam 10 detik namun rata-rata 8 meter/10 detik
c. Swath
Adalah lebar curah air yang keluar dari nozel
d. Spray faktor
Adalah jumlah hektar yang akan disemprot dalam satuan persen
b Setora nitens
c Darna trima
d Ploneta diducta
e Susica malayana
f Thosea bisura
g Thosea vetusta
2. Ulat Kantong
Beberapa jenis ulat kantong Diantaranya :
a Mahasena corbetti
b Metisa plana
c Petroma pendula
3. Ulat Bulu
a Dasychira inclusa
b Amathusia Phidippus
c Caliteara horsefieldi
d Euproctis sp
ULAT API
Ploneta diducta 4-6 30-37 11-14 45-57
Euproctis sp - - - ±35
4.2.4 Gejala Serangan
Pada ulat api Gejala Serangan hama ulat api dengan cara mengerogoti bagian daun kelapa
sawit mulai dari helaian daun bagian bawah hingga menjadi lidi ,ulat api lebih menyukai
daun kelapa sawit yang lebih mudah dan Gejala serangan ulat kantong ialah daun kelapa
sawit baik daun mudah dan daun tua terlihat Berlubang
4.2.5 Sensus UPDKS
Sebelum melakukan sensus ada beberapa pertimbangan berdasarkan ambang populasi
keritis dimana pada populasi ulat sehat yang ada dipelepah dan apabila populasi diatas
ambang maka tindakan pengendalian harus dilaksanakan Berikut :
ambang batas keritis UPDKS :
a Ulat api ambang batas keritis apabila terdapat >5 ekor /pelepah
b Ulat kantong ambang batas keritis apabila terdapat >10 ekor /pelepah
c Ulat Bulu ambang batas keritis apabila terdapat > 5 ekor /pelepah
4.2.6 Baris Dan Titik Sensus
a Baris sensus
Baris sensus atau disebut NB (Nomor Baris) dimulai pada NB ke- 4 dan untuk selanjutnya
dimulai setiap 10 NB ,dan apabila nomor baris terakhir lebih dari 4 NB Maka dapat
ditambah 1 NB lagi
b Titik sensus
Titik sensus sudah menjadi ketetapan untuk setiap NB , pengambilan sampel dimulai pokok
pertama di tambah dengan 2 pokok disekelilingnya ,selanjutnya TS ke-10 pada pokok ke
10,sampai titik sensus ke 40
1. NB 4 : Titik Sensus ke - 1
2. NB 19 : Titik sensus Ke -10
3. NB 39 : Titik sensus ke – 20
4. NB 59 : Titik sensus ke – 20
5. NB 79 : Titik sensus ke – 20
6. NB 89 : Titik sensus ke – 20
7. NB 99 : Titik sensus ke – 30
8. NB 104 : Titik sensus ke – 40
Berikut langkah-langkah untuk melakukan sensus UPDKS
- Menyiapkan alat dan bahan ( gantolan dari bambu, tali pelastik untuk tandan titik sensus
pada OP 12 ,Botol aqua ,POM sensus,pulpen) Pembagian ancak sensus ancak dibagi
berdasarkan aouput/hk yaitu 10 Ha /hk
- Selanjutnya memasuki ancak sensus dan mengambil sampel daun (daun muda) pada ulat
api yang sehat dikutip dan dihitung tulis masing-masing instar dan Dimasukan kedalam
botol ,dan untuk ulat kantong dihitung dan di pencet mati
5.3.6 Verifikasi
Verifikasi dilaksanakan sesudah Sensus selesai dlakukan dengan tujuan untuk memastikan
kembali keberadaan hama yang telah disensus,verifikasi dilaksanakan langsung kelapangan
dimana sensus dilakukan ,verifikasi dilaksanakan menggunakan tablet yang telah terprogam
oleh PT Asian Agri Unit Kns . Langkah awal dalam verifikasi Menentukan verifikasi di
AFD/BLOK : AFD III Blok H11o ,program ID SHDN 2022R15,dan memilih Baris Sensus
serta titik Sensus.
Apabila populasi UPDKS sudah diambang batas maka peroses selanjutnya adalah
dengan dilakukannya pengendalian :
5.3.7. Pengendalian
- Fogiging
Pelaksanaan pengendalian langsung diikuti oleh mahasiswa PKL ,Dimana Pengendalian
menggunakan dengan Fogging dilaksanakan dimalam hari ,dimana pada malam hari tidak
ada terjadi evaporasi sehingga asap foging tidak berserak dan merata, untuk waktu 1
gendongan membutuhkan 16 menit lamanya unutuk 1 ha atau 2 pasar pikul ,output 1 mesin
adalah 10 ha maka jika menggunakan 6 mesin dapat merealisasikan 60 ha
Alat dan bahan yang digunakan :
a. Adjupan 4,5 liter
b. Solar 4,5 liter
c. fordisep 100cc
d. polydor 300cc
e. Mesin fogging
f. Bahan bakar (partamax)
g. Ember pengaduk
h. Pengaduk
langkah-langkah realisasi fogging
- Menyiapkan mesin foging
- Memasukan partamax sebagai bahan bakar foging 1 liter/ha
- Memasukkan adjupan sebagai perekat racun didaun sebesar 4,5 liter kemudaian
mencampur solar 4,5 liter
- Dilakukan pengadukan hingga merata
- Ketika sudah merata campur kembali dengan polydor 300 cc dan aduk kembali sampai
merata
Prosedur kerja:
1. Mempersiapkan alat dan bahan ( papan tulis ,format sensus , cat ,kuas , pulpen
2. Mulai sensus pada NB Terkecil sampai NB terbesar ,
3. Apabila Ditemukan GD maka kriterianya dapat ditulis di batang kelapa sawit Dapat
ditulis GD X(Bongkar)
4. Semua pokok dalam satu blok di lakukan senus
5. Lalu menulis singktan penyakit yang ditemukan ,untuk tanaman sehat hanya diberi tanda
titik .
6. Menjumlahkan hasil sensus yang di temukan .
Pengendalian Ganoderma (GD) Pada tanaman yang sudah terinfeksi
jamur GD Maka cara pengendlian yang dilakukan adalah dengan cara
membongkar tanaman tersebut dan mengiris batang menjadi beberapa
bagian,agar jamur pada batang tidak berkembang.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan Selama kami mengikuti praktek kerja
lapangan di PT. HSJ Kebun Negerilama Selatan ini yaitu kami mendapatkan banyak
pengalaman dan juga ilmu mengenai pemeliharaan kelapa sawit, meliputi :
2. Hama dan penyakit
Berkaitan dengan jenis jenis hama dan juga penyakit yang terdapat dalam pokok kelapa
sawit. hama yang paling banyak ditemui pada pokok kelapa sawit adalah hama ulat
pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) seperti ulat api, ulat kantong dan juga ulat bulu. Lalu
adapula serangan hama rayap pada beberapa pokok kelapa sawit. Sedangkan penyakit yang
sering dijumpai pada tanaman kelapa sawit adalah pennyakit Ganoderma.
3. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu hal yang penting dilakukan dalam pemeliharaan kelapa
sawit, pemupukan adalah proses penambahan unsur hara pada tanaman kelapa sawit agar
dapat mempertahankan kesuburan tanah dan memperoleh hasil yang maksimal (tinggi).
Pupuk untutk tanaman kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik seperti:
solid dan juga bunch ash, lalu pupuk anorganik seperti : RP, MOP, ZA, AC dan lainnya.
Pemupukan harus dilakukan dengan dosis yang tepat, cara penaburan dan penempatan
pupuk yang baik, serta harus pada waktu yang tepat pula.
4.Penyemprotan
Penyemprotan adalah proses pembersihan gulma di sekitaran areal lahan kelapa sawit,
meliputi piringan kelapa sawit, pasar pikul, TPH dan gawangan, dengan menggunakan
herbisida yang disemprotkan pada gulma tersebut. Herbisida yang digunakan harus sesuai
dengan sasaran gulma dan juga harus tepat dosis agar tidak langsung (kontak) mencemari
lingkungan serta agar tidak meracuni pokok kelapa sawit tersebut.
Ada banyak manfaaat, wawasan da juga pengalaman yang kami peroleh dari
PT. HSJ Kebun Negerilama Selatan ini, mengenai pemeliharaan kelapa
saawit. Sehingga suatu saat nanti jika kami memasuki dunia kerja, kami
sudah mengetahui dasar dari pekerjaan dan tidak ragu untuk
melakukannya, karena sudah memperoleh pengalaman yang baik.
5.2 Saran
Adapun saran kami mengenai praktek kerja lapangan ini yaitu sebaiknya waktu
yang diberikan kepada mahasiswa harus lebih Panjang lagi, sebaiknya 2
sampai 3 bulan, agar mahasiswa memperoleh lebih banyak waktu untuk
menggali ilmu dan juga pengalaman yang nantinya sangat dibutuhkan
dalam dunia kerja nantinya.
Daftar pustaka
Lampiran