Anda di halaman 1dari 9

SYARAT TUMBUH TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.

LAPORAN

OLEH :

BORNEO DUNAN MARTOGI HUTABARAT / 160301060


CHRISTINE LORRAINE MABUN/160301096
JESICA SEREVINA SIMATUPANG/160301098
ESTER SRY REJEKI TAMPUBOLON/160301120
KHRISNA PANJAITAN/60301133
COLLINS YOSUA SILALAHI/160301155
AUDRIN KRISTINA BR. MUNTHE16030/1226
JHON KELVIN SIANTURI/160301228

ILMU TANAH

PERKEBUNAN B: KARET DAN KELAPA


PROGRAM STUDI AGRITEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UATAR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki

peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat

Indonesia.Manfaat tanaman kelapa tidak hanya terletak pada daging dan buahnya

yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa.Tetapi seluruh

bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaat

tanaman kelapa sehinga ada yang menamakannya sebagai “pohon kehidupan”

(The Tree of Life) atau ”pohon yang amat menyenangkan” (a heaven tree)

(Asnawi dan Darwis 1985).

Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai

ekonomis yang tinggi apabila dikelola dengan baik.Indonesia sendiri merupakan

negara penghasil kelapa, karena sebagai tanaman serbaguna yang telah

memberikan kehidupan kepada petani di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan

tingkat penguasaan tanaman kelapa di Indonesia, yaitu 98% merupakan

perkebunan rakyat (Thantiyo, 2010).

Hampir di semua daerah di Indonesia memiliki pohon kelapa, terutama

yang yang terdapat di Sumatera selatan. Masyarakat daerah Sumatera Selatan

merupakan salah satu daerah yang berhasil mengembangkan potensi daerahnya

dengan sangat baik, buah kelapa yang begitu melimpah dapat dimanfaatkan

dengan sangat baik oleh masyarakat Sumatera Selatan, mulai dari air kelapa,

daging (endosprema), sabut kelapa, hingga batok kelapa yang dibuat menjadi

karya seni bernilai ekonomis. Meski pemanfaatannya sudah dilakukan dengan

sangat baik, namun hingga saat ini masyarakat di daerah Sumatera Selatan masih
memiliki kendala dalam hal pengupasan batok kelapa yang masih menggunakan

alat manual (Suripin, 2004).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui syarat tumbuh

iklim dan tanah pada tanaman kelapa (Cocos nucifera L.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di maa kuliah Perkebunan B: Karet

dan Kelapa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universita Sumatera

Utara Medan.
TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Kelapa dapat dikembangkan pada kondisi lahan dan iklim yang bervariasi,

tetapi pada kondisi tertentu kelapa tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Kesesuaian lahan dan iklim

berdasarkan dua unsur dominan,yaitu ketinggian tempat dan curah hujan, yang

menjadi pedoman umum syarat tumbuh kelapa (Abner dan Pasang, 2009).

Tanaman kelapa dapat tumbuh pada tanah dengan berbagai macam tekstur.

Sifat tanah sangat erat kaitannya dengan aerasi tanah karena aerasi tanah

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar kelapa. Tanah liat

dengan drainase buruk tidak cocok untuk kelapa. Kadar liat yang optimum untuk

kelapa adalah 25-50% (Alamsyah, 2005).

Kelapa tidak tahan terhadap genangan air yang terlalu lama karena akan

mengganggu perkembangan akar. Kedalaman tanah efektif adalah ketebalan tanah

daripermukaan sampai lapisan tanah tempat akar dapat berkembang dan volume

tanah cukup untuk memberikan air dan tanah. Tanah yang baik adalah tidak

memiliki lapisan padas sampai kedalaman 1 m (Thampan, 1981).

Unsur nitrogen (N) yang cukup akan menampilkan pertumbuhan vagetatif

yang optimum. Kisaran kebutuhan untuk pertumbuhan kelapa adalah 0,2-0,5%.

Fosfor juga dibutuhkan dalam metabolisme energi, kisaran optimum fosfor untuk

pertumbuhan adalah 20 40 ppm. Kalium berperan sebagai katalisator dalam

proses metabolisme. Tanaman yang kekurangan kalium mempunyai toleransi

yang rendah terhadap kekeringan. Kisaran bahan organik yang diperlukan untuk

kelapa adalah 4,5 - 10% (Akuba, 2008).


Iklim

Kelapa dapat tumbuh didaerah tropis, dan tumbuh baik pada iklim panas

yang lembab. Pusat-pusat perkebunan kelapa yang penting terletak pada zone

antara 15 O LU dan 15 OLS. Di luar zone ini hanya terdapat pohon-pohon kelapa

yang tidak mampu menghasilkan buah (Florida, Los Angeles, Portugal).

Meskipun kelapa dapat tumbuh pada keadaan iklim yang luas cakupannya,

untuk pertumbuhan yang optimal dan tercapainya produktivitas yang baik, kelapa

menghendaki persyaratan lingkungan tertentu, menyangkut ketinggian tempat,

suhu, curah hujan, kelembaban udara, lama penyinaran, angin dan letak lintang.

Tanaman kelapa tumbuh baik pada curah hujan antara 1300 – 2300 mm

per tahun. Curah hujan 3800 mm atau lebih tidak berpengaruh sepanjang tanah

mempunyai drainase yang baik. Kelapa membutuhkan lama penyinaran minimum

120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Kelapa sangat peka pada suhu

rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20 – 27oC (Hapsari, 2007).

Pada suhu 15oC, akan terjadi perubahan fisiologis tanaman kelapa. Kelapa

membutuhkan RH minimum 65% dan tumbuh baik pada RH bulanan rata-rata 70

– 80%. Bila RH tanaman terlalu tinggi dapat menimbulkan hama dan penyakit

(Badiaroh, 2013).

Rerata temperatur tahunan berkisarantara 20 sampai 35oC. Curah hujan

minimum sekitar 1000 mm/tahun dan yang optimal sekitar 1000 sampai

5000mm/tahun, serta toleran terhadap curahhujan > 3.800 mm/tahun. Bulan

kering harus kurang dari 3 bulan dengan kelembaban sedikitnya sekitar 60%,

tetapi untuk jenis kelapa tertentu bisa toleran didaerah yang bulan keringnya > 8
bulan, asalkan batas umur kritisnya sudah terlewati, seperti tanaman yang

banyakditemukan di daerah terutama NTT yang beriklim kering.

Tanaman kelapa dapat tumbuh padaketinggian tempat < 1000 mdpl

dengan tipe iklim A1 sampai E1 dengan temperatur rata-rata tahunan 20 –

35oC(Hardjowigeno, 2007)

Tanah

Kelapa dapat tumbuh pada jenis tanah seperti aluvial, laterit, vulkanis,

berpasir,tanah liat, atau berbatu namun yang paling baik adalah jenis tanah

endapanaluvial. Derajat keasaman (pH) optimum untuk pertumbuhan kelapa

berkisar antara 5,5 – 6,5. Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah yang memiliki

ketinggian 0 – 450 meter dari permukaan laut. Pada ketinggian 450 – 1000 meter

dari permukaan laut waktu berbuah tanaman kelapa menjadi terlambat dan kadar

minyaknya rendah (Badiaroh, 2013).

Kedalaman minimum 50 cm, konsistensi gembur (lembab), permeabilitas

sedang, drainase baik. Penurunan hasil bisa terjadi jika salinitas dengan daya

hantar listrik (DHL) mencapai > 4 ds/m. penurunan hasil bisa mencapai 50%

apabila DHL mencapai 16 ds/m, dan tidak mampu berproduksi (penurunan hasil ±

100%) apabila DHL mencapai 25 ds/m (Mangoensoekarjo, 2007).

Tanaman kelapa membutuhkan kedalaman efektif >50 cm, pH tanah 4,5 –

8 (lapisan atas :0 – 30), drainase tanah agak cepat sampai baik, dan tekstur tanah

pasir sampai liat berstruktur (Hardjowigeno, 2007).

Kesesuaian Lahan

Karakteristik lahan adalah atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang

dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman
tanah, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. Penggunaan lahan adalah

bentuk atau alternatif kegiatan usaha atau pemanfaatan lahan. Penggunaan lahan

hendaknya didasarkan pada kemampuan lahan di mana lahan dibagi menurut

kegunaan yang paling sesuai dan lestari, dengan memperhatikan usaha

perlindungan yang cukup terhadap erosi dan bahaya pengrusakan

lainnya (Hakim, et al., 1986).

Kemiringan dan panjang lereng adalah dua sifat topografi yang paling

berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Makin miring lereng maka

jumlah butir-butir tanah untuk memenuhi pori-pori tanah. Tujuan utama drainase

adalah membuang air lebih di atas permukaan tanah secepat-cepatnya dan dapat

mempercepat gerakan aliran air ke dalam tanah sehingga permukaan air tanah

turun (Rahim, 2006).

Berdasarkan penelitian Suratinojo (2011), hasil pengamatan lapangan di

Kabupaten Minahasa Utara diperoleh data bahwa tanaman kelapa tumbuh/terdapat

pada lereng > 40 % dengan kondisi pertumbuhan tanaman cukup baik. Sedangkan

berdasarkan data Universitas Pasundan, hasil analisis di Kabupaten Garut Bagian

Selatan, dapat dilihat bahwa komoditas perkebunan tanaman kelapa harus berada

pada kemiringan lereng antara < 8% - 30% dan pada kemiringan > 30% adalah

daerah yang tidak sesuai untuk penanaman kelapa.


KESIMPULAN

1. Kelapa tumbuh baik pada daerah tropis dan pada daerah yang hangat dan

lembab.

2. Tanaman kelapa tumbuh baik pada curah hujan antara 1300 –2300 mm per

tahun.

3. Kelapa membutuhkan RH minimum 65 % dan tumbuh baik pada RH

bulanan rata-rata 70 % – 80 %.

4. Kelapa dapat tumbuh pada suhu 20 O C – 35 O C.

5. Kelapa dapat tumbuh pada tanah jenis alluvial, laterit, vulkanis, berpasir,

tanah liat.

6. Derajat keasaman (pH) optimum untuk pertumbuhan kelapa berkisar 5,5 -

6,5.
DAFTAR PUSTAKA

Abner dan Pasang. 2009.The Tree of Life Potensi Sektor Kelapa Indonesia. Bogor
: PT. Jawa Mediasindo Lestari.

Akuba, 2008."Pembuatan Minyak Kelapa Dari Santan Secara


EnzimatisMenggunakan Enzim Dengan Penambahan Ragi
Tempe", MakalahPenelitian, Teknik Kimia UNDIP, Semarang

Alamsyah A.N. 2005. “Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka


Penyakit”,Agro Media Pustaka, Jakarta, 18–38.

Asnawi dan Darwis .1985.Lahan –Sumberdaya Alam Serbagatra danLingkungan


Hidup Manusia.Departemen Ilmu Tanah. FakultasPertanian Universitas
GadjahMada. Yogyakarta.

Badiaroh, 2013.Pengelolaan Hara N, K dan Kompos Sampah Kota Untuk


Meningkatkan Hasil dan Mutu Kailan (Brassica oleraceae Var.
Achephala). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hakim N., M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis,.S.G. Nugroho., M.R. Saul., M.A. Diha.,
G.B. Hong., H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung. Lampung.

Hapsari, N. 2007, "Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan


MetodeSentrifugasi”, Jurnal, Teknik Kimia UPN Veteran, Surabaya

Hardjowigeno, S. 2007. EvaluasiKesesuaian Lahan dan PerencanaanTata Guna


Lahan. Gadjah MadaUnivertsity Press. Yogyakarta.

Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah Dan Pemupukan Budidaya


Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Bandung.

Pasang, 2009.“Enzymatic Production of Coconut Oil Using Fruit Peel andSeed of


Papaya and Analysis of its Physicochemical Properties”,
Jurnal,Fakultas Farmasi UNAIR, Surabay

Thampan, 1981.Sifat Termal Karbon Aktif Berbahan Arang Tempurung


Kelapa.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas
Negeri Jakarta. Jakarta.

Thantiyo.2010. Tata Guna TanahDalam Perencanaan PedesaanPerkotaan Dan


Wilayah. ITB.Bandung.Bandung.

Rahim. 2006. Pengendalian Erosi Tanah. Bumi Aksara Jakarta. Jakarta

Suripin. M. E. 2004. Pelestarian SumberDaya Tanah dan air. AndiYogyakarta


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai