Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melakukan sebuah usaha budidaya tanaman, hendaknya kita harus
mengetahui cara yang terbaik untuk menghasilkan tanaman dengan kualitas dan
kuantitas optimal. Ketercapaian hasil panen yang baik ditentukan oleh cara budidaya
tanaman tersebut yang sesuai dengan karakter morfologis dan fisiologis tanaman yang
akan dibudidayakan. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan adalah tanaman
hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan. Sayuran banyak dibudidayakan
karena kebutuhannya sangat penting dan merupakan salah satu sumber pangan primer.
Usaha budidaya tanaman umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan
seperti persemaian atau pembibitan, lalu proses penanaman dan pemeliharaan
tanaman di lahan, sampai pada pemanenan hasil. Proses ini dapat berbeda pada setiap
tanaman tergantung tanaman apa yang akan dibudidayakan. Dalam pemeliharaan
tanaman semusim, semua proses pembudidayaan ini tentu dilakukan dalam rentang
waktu yang relatif singkat, berbeda dengan proses pembudidayaan tanaman tahunan
yang memakan waktu lama. Oleh karena itu, proses budidaya tanaman semusim
bersifat lebih intens dan dinamis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tahapan dalam proses budidaya tanaman semusim ?
2. Seperti apa cara yang baik dalam melakukan proses budidaya ?
3. Hal apa saja yang dibutuhkan selama pembudidayaan ?
4. Bagaimana cara untuk mencapai hasil yang optimum ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara
budidaya tanaman semusim yang baik, khususnya pada tanaman petsai (Brassica
rapa chinensis) dan tahapan-tahapan di dalamnya.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Capparales

Famili

: Brassicaceae (suku sawi-sawian)

Genus

: Brassica

Spesies

: Brassica chinensis L.
Petsai merupakan tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang

memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis
maupun tropis. Petsai diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman
ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina
dan Taiwan. Tanaman sawi putih termasuk tanaman sayuran cruciferae (kubiskubisan), yang memiliki ciri daun dan bunga yang berbentuk vas kembang.
Cruciferae berbunga sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam dua
lingkaran. Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar.
Sayuran Cruciferae atau Brassicaceae meliputi beberapa genus, diantaranya ialah
kubis (kol), petsai (sawi putih), sawi, dan lobak (Sunarjono, 2007).

2.2 Persemaian Petsai


Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50C) atau dalam
larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Setelah itu, benih disebar merata pada
bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau
kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan
persemaian diberi naungan/atap screen/kasa/plastic transparan kemudian persemaian
ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari,
bibit dipindahkan kedalam bumbunan yang terbuat dari daun pisang/pot plastic

dengan media yang sama (tanah dan pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan
setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah
memiliki empat sampai lima daun.
Alat persemaian

Media semai : campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).

Benih : Granat, Talaud, Sangihe dan hibride Nagaoka.

Bumbung : Terbuat dari daun pisang atau daun kelapa dengan ukuran diameter
dan tinggi 5 cm atau dengan polybag kecil yang berukuran 7 8 cm x 10 cm.

Gembor berlubang halus.

Naungan bedengan : terbuat dari lembaran plastic atau lembaran tembus


cahaya lainnya.

Penyemaian benih

Siram tanah satu hari sebelum penyemaian.

Buat alur alur penanaman saling menyilang (5 10).

Pada titik titik persilangan atau tiap bumbung polybag, taburkan benih ( 1
benih 1 titik ).

Tutup benih dengan tanah halus tipis-tipis.

Siram dengan gembor yang berlubang halus.

Penyemaian biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari.

Pemeliharaan penyemaian

Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan gembor berlubang
halus.

Mengatur naungan. Persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan
sore mulai pukul 15.00.

Penyiangan rumput dan gulma yang tumbuh di sela tanaman pokok.

Pemberian pupuk susulan dengan melarutkan pupuk NPK secukupnya


kedalam air siraman tanaman.

Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit.

Transplanting
Dilakukan pada usia 1 bulan atau bila bibit telah berdaun 4 5 helai karena telah
mempunyai perakaran yang kuat. Pemindahan bibit dilakukan dengan :
1. Sistem cabut, yaitu bibit dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak akar.
2. Sistem putaran, yaitu dengan cara membalikkan polybag dengan batang
bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuktepuk perlahan hingga bibit keluar.

2.3 Penanaman Petsai


Persiapan Lahan

Tanah dicangkul sedalam 30 35 cm, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan


diberi pupuk dasar.

Biarkan terkena sinar matahari selama 1 2 minggu untuk memberi


kesempatan oksidasi gas-gas beracun dan membunuh sumber-sumber patogen.

Buat bedengan dengan lebar 100-150 cm, tinggi 20-30 cm dan panjang
tergantung keadaan lahan.

Lebar parit antar bedengan 40-60 cm dengan kedalaman 30-35 cm.

Di atas bedengan taburi dengan pupuk kandang 2 ton/ha dan kapur (bila tanah
terlalu masam) 1-2 ton/ha. Jenis kapur yang digunakan antara lain Captan dan
Dolomit.

Penanaman

Jarak tanam 50 x 60 dengan pola penanaman segi tiga sama sisi dan bujur
sangkar.

Lubang tanam dibuat sesuai jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran
30 x 30 x 30 cm.

Waktu tanam yang baik pada pagi dan sore hari.

Pilih bibit yang segar dan sehat.

Bibit ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit demi sedikit
dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak.

Siram bibit dengan air sampai basah benar.

2.4 Pemeliharaan Petsai

Penjarangan dan penyulaman

Penjarangan hanya dilakukan 1 kali, saat penyemaian, yaitu saat berumur 10-15
hari. Penyulaman hampir tidak dilakukan karena umur tanaman yang pendek (2-3
bulan).

Penyiangan

Dilakukan 1-2 kali sebelum pemupukan dan bersamaan dengan penggemburan


tanah pada waktu tanaman berumur 2 dan 4 minggu dengan hati-hati karena dapat
merusak sistem perakaran tanaman.

Pembubunan

Dilakukan bersama penyiangan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran
antar bedengan ke arah bedengan untuk menjaga kedalaman parit dan ketinggian
bedeng serta meningkatkan kesuburan tanah.

Perempalan

Perempalan cabang atau tunas samping dilakukan agar zat makanan terkonsentrasi
pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.

Pemupukan

Pemupukan susulan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu. Cara pemberian
pada larikan atau melingkari tajuk tanaman sejauh 15-20 cm sedalam 10-15 cm,
kemudian ditutup tanah. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan sebagai
berikut:

Pengairan dan penyiraman

Pada fase awal pertumbuhan, dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada musim
kemarau dan berangsur-angsur dikurangi. Waktu penyiraman pagi atau sore hari
dengan gembor, selang atau cara dileb.

Penyemprotan pestisida

Dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau rutin 1-2 minggu sekali
dengan dosis ringan. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan tergantung dengan
hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut.

2.5 Pemanenan Petsai


Ciri petsai yang siap panen adalah :
- Krop berukuran besar dan kompak.
- Umur panen 25-65 hari (tergantung varietas).
Cara panen dengan memotong bagian batangnya diatas tanah dengan pisau
tajam. Tanaman yang baik dan tidak terserang hama dan penyakit, berproduksi 2-3 kg
per tanaman atau 25-60 ton/ha, tergantung varietas dan jumlah populasi tanaman.
BAB III

PENUTUP
Petsai merupakan tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Petsai
diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak
2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan.
Untuk dapat mengoptimalkan hasil panen tanaman petsai tersebut, diperlukan
tahapan-tahapan dalam proses budidayanya. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: (1)
persemaian. Dalam persemaian perlu diperhatikan beberapa hal yaitu alat, proses,
pemeliharaan dan transplanting. (2) Penanaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam
hal persiapan lahan dan ketentuan dalam menanam petsai di lahan. (3) Pemeliharaan. Dalam
hal pemeliharaan hal-hal yang harus dilakukan yaitu penjarangan dan penyulaman,
penyiangan, pembubunan, perempalan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, serta
pemyemprotan pestisida. (4) Pemanenan. Untuk kondisi petsai yang sudah siap untuk
dipanen juga sangat perlu diperhatikan karena dalam memanen petsai diusahakan tidak
terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Dalam pemeliharaan tanaman semusim, semua proses pembudidayaan ini tentu
dilakukan dalam rentang waktu yang relatif singkat, berbeda dengan proses pembudidayaan
tanaman tahunan yang memakan waktu lama. Jadi,tahapan-tahapan proses budidaya tanaman
petsai harus dilakukan dengan maksimal agar mendapatkan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Susila,

Anas.

2006.

Budidaya

Tanaman

Sayuran.

Diakses

pada;

(http://dkp3cirebonkota.yolasite.com/resources/Panduan%20Budidaya%20Tan.
%20Sayuran.pdf). 27 September 2014.
Edi, Syafri, Julistia Bobihoe. 2010. Buklet: Budidaya Tanaman Sayuran. Diakses pada:
(http://www.alamtani.com/wp-content/uploads/2014/04/budidaya-tanaman-sayuran.pdf).
September 2014.

27

LAMPIRAN

Pembibitan atau penyemaian Tanaman Petsai

Persiapan lahan untuk menanam

Pemeliharaan

tanaman Petsai

Pemanenan Tanaman Petsai

Hasil Panen Tanaman Petsai

Anda mungkin juga menyukai