Anda di halaman 1dari 1

Relevansi KTA terhadap mineral liat dan kesuburan tanah

Unsur hara tanaman tersedia dalam bentuk ion: kation atau anion. Ion diikat oleh
kompleks bermuatan listrik pada permukaannya dan dilepas ke dalam cairan tanah melalui
mekanisme pertukaran ion. Air ditahan di antara lempeng liat dan dalam molekul bahan organik.
Kemampuan kompleks penyangga untuk mempertukarkan kation atau anion dinyatakan sebagai
Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Kapasitas Tukar Anion (KTA); dan jumlah kation-kation
basa terjerap, dalam persen, disebut Persentase Kejenuhan Basa (PKB). Mekanisme pertukaran
ion sangat dipengaruhi oleh reaksi tanah (pH). Dalam menafsir tingkat kesuburan suatu tanah,
maka nilai KTK, KTA, PKB, dan pH digunakan sebagai parameter.
Di dalam tanah, disamping pertukaran kation sering ditemukan pula pertukaran anion
walaupun dalam jumlah yang relative sedikit. KTA (kapasitas tukar kation) banyak ditemukan
pada mineral liat amorf, dan liat Al dan Fe-oksida. KTA ditemukan pula pada kaolinit dalam
jumlah yang sedikit. Adanya muatan positif pada mineral liat silikat disebabkan oleh adanya
patahan patahan Kristal atau akibat penggantian gugusan OH oleh anion anion lain (Sanchez,
1976). Pada oksida oksida Fe dan Al timbulnya muatan positif terutama akibat penggantian
gugusan OH oleh anion anion lain. Karena koloid - koloid ini bermuatan positif maka
terjadilah pertukaran anion. Secara umum, bila tanah banyak mengandung muatan positif maka:

Terjadi penjerapan anion seperti nitrat (NO3-), chlor (Cl-);


Kation kation seperti Ca, Mg, dan K tidak dijerap tanah, tetapi tetap dalam larutan

tanah sehingga mudah tercuci dari tanah;


Fosfat dan sulfat dapat difiksasi oleh tanah, karena tanah memounyai kemampuan
memfiksasi P dengan sangat kuat maka P tersedia rendah.

Anda mungkin juga menyukai