Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH EKSTRAK DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP

MORTALITAS KUTU DAUN KAPAS Aphis gossypii GLOVER

Tukimin S.W.1) dan Molide Rizal2)

ABSTRAK
Penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun gamal (Gliricidia sepium) terhadap mortalitas kutu daun
kapas Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) telah dilaksanakan di Laboratorium Entomologi dan Rumah Kasa
Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang pada bulan September sampai Desember 2002. Percobaan
disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan, diulang 3 kali untuk di laboratorium dan 10 kali untuk
rumah kasa. Perlakuan terdiri dari empat formula ekstrak daun gamal yang dicampur dengan minyak tanah (kerosene),
detergen, dan air, serta satu kontrol yaitu: 1) 0 g daun gamal + 31,5 ml minyak tanah + 6,25 g detergen + 1.000 ml air,
2) 3 g daun gamal + 31,5 ml minyak tanah + 6,25 g detergen + 1.000 ml air, 3) 6 g daun gamal + 31,5 ml minyak tanah
+ 6,25 g detergen + 1.000 ml air, 4) 9 g daun gamal + 31,5 ml minyak tanah + 6,25 g detergen + 1.000 ml air, 5) 12 g
daun gamal + 31,5 ml minyak tanah + 6,25 g detergen + 1.000 ml air. Masing-masing perlakuan diaplikasikan secara
kontak terhadap kutu A. gossypii yang dipelihara pada tanaman kapas di dalam pot di rumah kasa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan 9 g daun gamal + 31,5 ml minyak tanah + 6,25 g detergen + 100 ml air, mampu
membunuh A. gossypii dengan mortalitas 93,06 % di laboratorium dan 83,87 % di rumah kasa pada waktu 72 jam
setelah aplikasi.

Kata kunci: Gliricidia sepium, Aphis gossypii, Gossypium hirsutum, dan insektisida

PENDAHULUAN imago akan siap beranak setelah berumur 4 5 ha-


ri (Kalshoven, 1981).
Kutu daun kapas Aphis gossypii Glover (Ho- Para petani umumnya dalam pengendalian
moptera: Aphididae) merupakan salah satu hama serangga hama masih menggunakan insektisida ki-
yang menyerang daun muda dan pucuk tanaman mia demikian juga untuk pengendalian kutu daun
kapas, terutama pada tanaman musim kemarau. pada tanaman mereka. Berbagai dampak negatif
Serangga ini bersifat polifag dan kosmopolitan, yang timbul akibat ketergantungan terhadap insek-
menyerang dengan cara menusuk dan mengisap tisida kimia dan tuntutan konsumen terhadap pro-
cairan sel-sel epidermis dan mesofil daun dengan duk pertanian yang aman dan ramah lingkungan
menggunakan stiletnya. Serangan A. gossypii pada mengharuskan dikuranginya penggunaan insektisi-
tanaman kapas mengakibatkan warna daun menja- da kimia/insektisida sintetis (Untung, 1982).
di pucat dan mengeriting, pada serangan berat daun Akhir-akhir ini para peneliti di berbagai ne-
seperti terbakar (Narayana dan Aak., 1975; Soe- gara memberikan perhatian besar pada pestisida
bandrijo et al., 1989). Nimfa berukuran kecil, ber- yang berasal dari tanaman (Soehardjan, 1993; Ma-
warna hijau kekuning-kuningan, stadium nimfa nohara et al., 1993) Pestisida nabati bersifat ramah
berlangsung selama 6 7 hari A. gossypii berkem- lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di
bangbiak secara parthenogenesis yaitu melahirkan alam, sehingga aman bagi manusia maupun ling-
anak yang telah berkembang di tubuh induknya kungan (Cheng dan Hanlon, 1985; Kardinan,
sebelum dilahirkan. Nimfa yang telah menjadi 1999). Selain itu pestisida nabati juga tidak akan

Masing-masing Peneliti pada: 1) Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang dan
2) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor

90
mengakibatkan resurjensi maupun dampak sam- bakau (Moralo-Rejesus, 1987). Insektisida nabati
ping lainnya, justru dapat menyelamatkan musuh- daun gamal ini potensial untuk digunakan dalam
musuh alami (Untung, 1993). pengendalian kutu tanaman. Hasil penelitian (Tuki-
Di Indonesia penelitian tentang pengendali- min et al., 2000) menunjukkan bahwa ekstrak daun
an hama kutu daun dengan menggunakan insek- gamal mampu menimbulkan kematian 97,14% dan
tisida nabati masih terbatas pada skala laborato- 96,59% terhadap M. persicae di laboratorium dan
rium maupun rumah kaca, meskipun beberapa rumah kasa. Oleh karena itu pemanfaatan daun ga-
jenis tanaman sudah banyak diketahui kandungan mal sebagai insektisida nabati untuk pengendalian
dan daya racunnya terhadap serangga (Isman, kutu daun kapas A. gossypii perlu diteliti.
1994). Akhir-akhir ini mulai banyak penggunaan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bahan tumbuh-tumbuhan untuk pestisida nabati. efektifitas ekstrak daun gamal (G. sepium) terha-
Pestisida nabati tersebut mulai dipraktekkan pada dap mortalitas kutu daun kapas A. gossypii di labo-
skala penelitian dan percobaan di laboratorium ratorium dan rumah kasa.
maupun lapangan (Reijintjes et al., 1993; Stoll,
1995). Bahan-bahan pestisida nabati yang pernah BAHAN DAN METODE
diteliti antara lain biji srikaya (Annona squamosa
L.) untuk mengendalikan kutu daun tembakau
Myzus persicae, kutu daun kacang panjang Aphis Penelitian dilaksanakan di Laboratorium En-
craccivora, kutu daun kapas A. gossypii (Wagiono tomologi dan Rumah Kasa Balai Penelitian Ta-
et al.,1999), serta daun gamal untuk pengendalian naman Tembakau dan Serat, Malang pada bulan
serangga M. persicae pada tanaman tembakau September sampai Desember 2002. Percobaan di-
(Tukimin et al., 2000). Contoh yang bisa dimanfa- susun dalam rancangan acak kelompok dengan 5
atkan untuk insektisida nabati misalnya: 1) bawang perlakuan dan tiga ulangan untuk laboratorium dan
putih (Alium sativum) dengan formulasi 100 g ba- 10 ulangan untuk rumah kasa. Perlakuan yang diuji
wang putih + 0,5 liter air + 10 g sabun dan dua terdiri atas empat konsentrasi bahan daun gamal
sendok teh minyak mineral. 2) Kecubung (Batura dan satu kontrol (Tabel 1). Daun gamal yang masih
stamonium) dengan formulasi 1 ember ( 1 kg) segar sesuai perlakuan dihaluskan dengan blender
daun pucuk kecubung segar, bunga, dan biji dihan- ditambah air sedikit demi sedikit, ditambah deter-
curkan kemudian direndam dalam 10 l air, ditam- gen, minyak tanah dan air hingga betul-betul mera-
bah 2 sendok makan minyak tanah, dan 50 g sabun ta. Cairan hasil campuran bahan tersebut disaring
direndam minimal 3 jam kemudian disaring dan di- dengan kain kasa halus dan cairan siap digunakan
gunakan (Sastrodihardjo, 1992; Sastrodihardjo dan sebagai bahan insektisida nabati.
Aditia, 1993).
Gamal (Gliricidia sepium) termasuk tanam- Tabel 1. Perlakuan ekstrak daun gamal yang diuji
an polong-polongan dari famili Fabaceae yang ba- Perlakuan Daun Minyak Detergen Air
gamal (g) tanah (ml) (g) (ml)
nyak dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, daun-
nya dimanfaatkan petani sebagai pakan ternak dan 1 0 31,5 6,25 1 000
pupuk organik. Berdasarkan penelitian dan penga- 2 3 31,5 6,25 1 000
laman petani di San Fernando Filipina, tanaman 3 6 31,5 6,25 1 000
gamal dapat digunakan untuk pengendalian serang- 4 9 31,5 6,25 1 000
ga hama Helicoverpa armigera pada tanaman tem- 5 12 31,5 6,25 1 000

91
Pelaksanaan mortalitas yang cukup tinggi yaitu: lebih dari 70%
1. Laboratorium setelah 48 jam. Dari keempat perlakuan tersebut
Cairan masing-masing perlakuan disem- tampaknya perlakuan 9 g daun gamal + 31,5 ml
protkan dengan menggunakan alat semprot/sprayer minyak tanah +6,25 g detergen + 100 ml air, dan
nozel halus pada tanaman kapas. Sebelum penyem- 12 g daun gamal + 31,5 ml minyak tanah + 6,25 g
protan daun kapas diinokulasi dengan A. gossypii. detergen + 100 ml air cukup efektif untuk pengen-
100 ekor per daun dan dibiarkan selama 30 menit dalian A. gossypii, karena mampu menekan popu-
untuk menyesuaikan lingkungan. Daun yang telah lasi hingga lebih dari 90% setelah 72 jam.
disemprot diambil dan dimasukkan ke dalam ca-
wan petri untuk diamati tingkat mortalitasnya (ke- Tabel 2. Mortalitas A. gossypii oleh insektisida nabati
gamal di laboratorium
matian), masing-masing perlakuan digunakan lima
daun, diulang tiga kali. Parameter pengamatan me- Perlakuan Mortalitas (%)

liputi mortalitas kutu A. gossypii pada saat 24, 48, 24 jam 48 jam 72 jam

dan 72 jam setelah penyemprotan. 1. 0 g daun gamal + 31,5 ml minyak 9,47 a 10,70 a 12,45 a
tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air
2. 3 g daun gamal + 31,5 ml minyak 37,18 b 46,49 b 51,16 b
2. Rumah Kasa tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air
Ekstrak daun gamal dari masing-masing per- 3. 6 g daun gamal + 31,5 ml minyak 45,52 c 70,91 c 77,95 c
tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air
lakuan disemprotkan pada tanaman kapas yang te-
4. 9 g daun gamal + 31,5 ml minyak 57,69 e 81,40 d 93,06 d
lah ditanam dalam polibag, yang sebelumnya telah tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air
diinokulasi dengan A. gossypii 100 ekor/polibag, 5. 12 g daun gamal + 31,5 ml minyak 48,08 d 81,74 d 94,33 e
masing-masing perlakuan menggunakan 10 tanam- tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air
an (polibag), sebagai ulangan. Pengamatan dilaku- KK (%) 10,75 8,52 8,41
kan terhadap 3 daun per tanaman yang telah diten-
tukan, dicatat mortalitasnya A. gossypii pada waktu Karena nilai mortalitasnya tidak berbeda
24 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah penyemprotan. jauh pada perlakuan 9 g daun gamal dan 12 g daun
Analisa statistik untuk mortalitas dilakukan gamal, maka perlakuan 9 g daun gamal dinilai se-
dengan uji Fisher, sedang uji nilai tengah dilaku- cara ekonomis sudah cukup untuk penekanan po-
kan dengan metode jarak berganda Duncan pulasi A. gossypii.
(DMRT). Pada umumnya petani mau menerima insek-
tisida nabati apabila telah melihat langsung bukti-
bukti bahwa insektisida nabati mampu secara lang-
HASIL DAN PEMBAHASAN sung dapat menekan populasi serangga hama
dalam waktu singkat (manjur) dan insektisida na-
1. Laboratorium bati tersebut harus siap dipakai/digunakan. Menu-
Hasil penelitian di laboratorium dan rumah rut Soehardjan (1993) hal itu disebabkan petani
kasa menunjukkan bahwa ekstrak daun gamal telah terbiasa menggunakan insektisida kimia sin-
berpengaruh nyata terhadap mortalitas kutu daun tetik yang selain dapat diperoleh dengan mudah,
A. gossypii. Mortalitas A. gossypii pada masing- juga hasilnya bisa segera diketahui. Mereka telah
masing perlakuan ekstrak daun gamal disajikan terbiasa menyaksikan terbunuhnya hama dalam
pada Tabel 2. Ekstrak daun gamal mampu mene- waktu singkat setelah dilakukan penyemprotan in-
kan kutu daun A. gossypii mulai 24 jam setelah pe- sektisida kimia (sintetik). Hasil penelitian ini me-
nyemprotan dan terus meningkat hingga mencapai

92
nunjukkan bahwa insektisida nabati daun gamal ada yang cacat atau tidak sehat. Efek penyemprot-
cukup efektif dan dapat dimanfaatkan sebagai in- an terhadap tanaman kapas juga tidak menimbul-
sektisida nabati karena mampu membunuh A. gos- kan toksisitas. Dengan demikian untuk sementara
sypii lebih dari 80% populasi dalam waktu 48 jam dapat dinyatakan bahwa formulasi ekstrak daun
setelah penyemprotan. gamal yang dicampur dengan minyak tanah (kero-
sene) dan detergen dapat digunakan sebagai insek-
2. Rumah Kasa tisida nabati untuk pengendalian kutu daun A.
Mortalitas A. gossypii di rumah kasa dapat gossypii pada tanaman kapas.
dilihat pada Tabel 3. Dari hasil penelitian menun- LC50 yang dicapai pada perlakuan di labora-
jukkan bahwa perlakuan 9 g daun gamal dan 12 g torium maupun di rumah kasa adalah: pada 24 jam
daun gamal tetap konsisten dan efektif untuk me- = 12,81 g/l. Nilai LC50 ini hampir sama dengan
nekan populasi kutu daun. Meskipun mortalitas nilai LC 50 pada kutu tembakau M. persicae yang
pada perlakuan (5) 12 g daun gamal lebih tinggi besarnya mencapai 12,82 g/l. Artinya daya racun
dan berbeda nyata dengan perlakuan (4) 9 g daun insektisida nabati daun gamal terhadap serangga
gamal, namun jika ditinjau dari efisiensi bahan jenis kutu tanaman hampir sama. Sedangkan LC50
yang akan digunakan/dibutuhkan dalam pelaksana- ekstrak biji srikaya terhadap M. persicae adalah
an pengendalian secara luas, maka sudah cukup 0,80 ml/l (Wagiono et al.,1999).
menggunakan perlakuan 9 g daun gamal + 31,5 ml Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh in-
minyak tanah + 6,25 g detergen + 1.000 ml air formasi bahwa cairan ekstrak daun gamal me-
karena sudah mampu menimbulkan kematian sebe- ngandung bahan insektisida yang dapat menimbul-
sar 78,20% pada saat 72 jam setelah penyemprot- kan kematian kutu daun pada tanaman kapas A.
an. gossypii. Diduga campuran ekstrak daun gamal
yang ditambah minyak tanah, ditambah detergen,
Tabel 3. Mortalitas A. gossypii di rumah kasa
dan ditambah air akan bereaksi secara sinergis, se-
Perlakuan Mortalitas (%) hingga berfungsi sebagai insektisida terhadap kutu
24 jam 48 jam 72 jam daun A. gossypii. Hasil hasil uji pendahuluan me-
1. 0 g daun gamal + 31,5 ml minyak 2,22 a 2,81 a 3,72 a nunjukkan bahwa jika hanya daun gamal saja atau
tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air
detergen dengan air atau minyak tanah dengan air,
2. 3 g daun gamal + 31,5 ml minyak 34,38 b 60,51 b 71,81 b
tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air tidak akan mendapatkan hasil penekanan populasi/
3. 6 g daun gamal + 31,5 ml minyak 40,95 c 63,94 c 77,55 c mortalitas yang diharapkan. Dari hasil penelitian
tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air ini perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui per-
4. 9 g daun gamal + 31,5 ml minyak 49,16 d 71,87 d 78,20 c
tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air
sistensi insektisida daun gamal dan pengaruh wak-
5. 12 g daun gamal + 31,5 ml minyak 58,99 e 77,71 e 83,87 d
tu rendaman terhadap efektifitas kinerja insektisida
tanah + 6,25 g detergen + 1000 ml air nabati daun gamal serta kandungan bahan aktifnya.
KK (%) 10,75 8,52 8,41

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil pengamatan di laboratorium dan ru-
mah kasa menunjukkan bahwa perlakuan (kontrol) Ekstrak daun gamal yang dicampur dengan
tanpa daun gamal ada kematian pada serangga uji, minyak tanah, detergen, dan air dapat digunakan
meskipun hasil mortalitasnya sangat kecil (2,22 sebagai insektisida nabati untuk pengendalian se-
3,72%), mungkin disebabkan karena serangga uji rangga hama kutu daun A. gossypii pada tanaman

93
kapas. Formulasi 9 g daun gamal ditambah 31,5 ml Soehardjan, M. 1993. Konsepsi dan strategi penelitian
minyak tanah ditambah 6,25 g detergen ditambah dan pengembangan pestisida nabati. Seminar Hasil
Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida
1000 ml air sudah mampu untuk menimbulkan Botani. Bogor 1 2 Desember 1993.
kematian kutu A. gossypii sebesar 93,06% di labo-
Soebandrijo, S.H. Isdijoso, dan O.S. Bindra, 1989.
ratorium dan 83,87% di rumah kasa dalam waktu Pengendalian serangga hama secara terpadu. Seri
72 jam setelah penyemprotan. Edisi Khusus No.4/VI/1993. Malang. Balittas.
Sastrodihardjo, S. 1992. Penggunaan produk alam da-
lam pengendalian hama terpadu. Pusat Antar
DAFTAR PUSTAKA Universitas Ilmu Hayati. ITB. 23 hal.
Sastrodihardjo, S. dan A. Aditia. 1993. Bioactive sub-
Cheng, H.H. and J.J. Hanlon. 1985. Effects of green tances from neem (Azadirachta indica A. Juss)
peach aphid injury to the curried tobacco leaves. with pesticidal properties. Seminar Pemanfaatan
Tob. Sci. 23 24. Bahan Alami dalam Upaya Pengendalian Populasi
Isman, M.B. 1994. Botanical insecticides. Pesticide Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman.
Outlook. June, 1994. p.26 31. Cisarua, Bogor, 10 11 Agustus 1993.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of crops in Indo- Stoll, G. 1995. Natural crop protection in the tropics.
nesia. PT. Ichtiar Baru van Hoeve. Jakar-ta.701.p AGRECOL. Langenbruck, Switzerland. 188p.
Kardinan, A. 1999. Mimba Azadirahta indica A. juss. Tukimin-S.W., M. Syafei-H.D., Nur-Asbani, dan M.
Pestisida nabati yang sangat menjajikan. Pemanfa- Rizal. 2000. Pengaruh ekstrak daun gamal (Gliri-
atan insektisida nabati. Perkembangan Teknologi cidea sepium) terhadap mortalitas kutu tembakau
Tanaman Rempah dan Obat. Bogor Vol XI (2). Myzus persicae Sulzer (Homoptera: Aphididae).
Manohara, D., D. Wahyono, Sukamto, dan Sutrasman. Jurnal Nusantara Kimia No.2.1,Vol (VII), Tahun
1993. Pengaruh tepung dan minyak cengkeh terha- ke 7, Juli 2000: 187 91.
dap Phytopthora, Rigidoporus, dan Sclerotium. Untung, K. 1982. Pengendalian hama hemat pestisida.
Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Peman- Buletin Fakultas Pertanian, Universitas Gajah
faatan Pestisida Botani. Bogor 1 2 Desember Mada. Yogyakarta. No.2.
1993. Untung, K. 1993. Pengantar pengelolaan hama terpadu.
Morallo-Rejessus, B. 1987. Botanical pest control re- Gajah Mada Press. Yogyakarta. Hal. 132 151.
search in Philippines. Ent. 7(1): 1 30. Wagiono, Suharto, dan A. Arlinda. 1999. Respon bebe-
Narayana dan Aak.1975. Bionomics biology and me- rapa spesies kutu daun terhadap perlakuan ekstrak
thod control of cotton in India. Indian Control biji srikoyo (Annona squamosa L.). Panduan dan
Cotton Committee, Bombay. Kumpulan Intisari Forum Komunikasi Ilmiah.
Reijintjes, C.B. Hoverkort, and A.W. Bayer. 1993. Pemanfaatan Pestisida Nabati. Bogor, 9 10
Farming for the future. The Macmillan Press Ltd. November 1999.
London and Basingstoke.

94
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
This page will not be added after purchasing Win2PDF.

Anda mungkin juga menyukai