Anda di halaman 1dari 3

Abstrak.

Sebuah studi tentang konservasi tanaman pangan dilakukan di pemukiman, sungai,


dan ladang masyarakat Cibeo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
keragaman tanaman pangan yang dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo.
Penelitian ini dilakukan sejak September 2017 hingga Januari 2018. Pengumpulan data
dilakukan melalui pertanyaan semi-terstruktur, tertutup dan terbuka, analisis vegetasi dan
wawancara roaming bebas. Data dianalisis secara deskriptif. Studi ini mengungkapkan bahwa
dari 138 spesies tanaman yang tersebar di antara tiga unit lanskap, 43 spesies diklasifikasikan
sebagai spesies tanaman pangan, di mana delapan spesies ditemukan di pemukiman, 23
spesies di sungai dan 12 spesies di ladang. Tanaman pangan ini diakui dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Cibeo.
Pendahuluan
Masyarakat Baduy terdiri dari orang Sunda yang tinggal di Desa Kanekes, Provinsi Banten.
Jumlah kampung di daerah Baduy pada tahun 2009 adalah 58 kampung, terbagi menjadi 55
Baduy Luar dan tiga desa Baduy Dalam (Kampung Cibeo, Kampung Cikeusik, dan Kampung
Cikertawana).
Seperti dua kampung lainnya di Baduy-Dalam, mata pencaharian utama masyarakat Cibeo
adalah ngahuma (bertani) padi. Selain beras sebagai bahan makanan utama, masyarakat
Cibeo juga mengenal dan memanfaatkan berbagai bahan makanan tambahan yang diperoleh
dari unit lingkungan sekitar tempat tinggal. Masyarakat juga mengklasifikasikan sumber
keanekaragaman hayati ini sebagai sumber makanan pokok, sumber makanan pokok
alternatif, sumber makanan tambahan (buah), sumber makanan tambahan (sayuran) dan
sumber makanan tambahan (penyedap). Keanekaragaman tanaman pangan ini tersebar di
berbagai unit lansekap, seperti leuweung lembur (pemukiman), cai (sungai) dan huma
(ladang).
Penelitian yang telah dilakukan di Desa Kanekes, di wilayah Baduy, hanya menginventarisasi
tanaman pangan pada umumnya. Belum ada penelitian identifikasi, inventarisasi dan
klasifikasi tanaman pangan di unit bentang alam di Kampung Cibeo, Desa Kanekes, Banten.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap keragaman tanaman pangan yang
dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo. Penelitian ini hanya membahas keragaman
tanaman pangan yang terdapat di unit lanskap Leuweung Lembur (pemukiman), cai (sungai)
dan huma (ladang), yang terletak di Kampung Cibeo, Desa Kanekes, Banten.
Study are
Penelitian dilakukan sejak September 2017 hingga Januari 2018, di atas lahan seluas 3.101,8
km², di wilayah Baduy-Dalam yang dikenal sebagai Cibeo, Desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Lokasi geografisnya adalah 6°27ˈ27ˮ
hingga 6°30ˈ0ˮ lintang utara dan 108°3ˈ9ˮ hingga 106°4ˈ55ˮ bujur timur, dengan ketinggian
berkisar antara 300-1200 meter di atas permukaan laut. Identifikasi spesies tanaman
dilakukan di Laboratorium Herbarium, Department of Biology, Faculty of Mathematics and
Natural Sciences, University of Indonesia, LIPI Botany and
LIPI National Cibinong, Bogor.
Interview dan koleksi data
Pemilihan informan utama dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Sumber
pengetahuan diperoleh dari informan utama dan responden umum. Jumlah informan utama
adalah dua orang, seorang kepala sekolah, dan penyembuh yang dianggap memiliki
pengetahuan dan pengalaman dengan pemanfaatan tanaman pangan. Responden umum
merupakan 10% dari total populasi Cibeo. Metode pengamatan partisipatif kegiatan
masyarakat dilakukan pengumpulan data pengetahuan masyarakat tentang keragaman
tanaman pangan.7,8 Wawancara dengan responden dilakukan dengan pertanyaan semi
terstruktur, tertutup dan terbuka, dan menggunakan panduan kuesioner.
Pengumpulan data tanaman dilakukan dengan dua pendekatan. Yang pertama dengan
berkeliaran bebas dengan informan di unit lanskap pemukiman, sungai, dan ladang, dan yang
kedua dengan analisis vegetasi. Roaming bebas di setiap unit lanskap adalah dengan
purposive sampling dalam lanskap pembatasan kepemilikan. Analisis vegetasi dilakukan
untuk melengkapi inventaris spesies yang belum ditemukan dalam roaming bebas. Analisis
vegetasi dilakukan oleh transek pada lanskap tanaman pangan. Transek dibuat oleh metode
sampling paralel sistemik (systematic parallel lines sampling). Metode ini dilakukan dengan
memasang garis transek sebagai sumbu tengah area sampel lanskap. Transeks menciptakan
empat plot untuk setiap lanskap. Ukuran setiap plot adalah 10 x 10 m. Plot ditempatkan
dengan berbelok ke kiri dan kanan garis transek. Setiap lanskap memiliki satu transek.
Sampel spesies tanaman pangan diidentifikasi dalam Laboratorium Taksonomi Tanaman,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Analisis data hasil
wawancara dan pengamatan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Analisis kualitatif
dilakukan oleh statistik deskriptif.
HASIL
Berdasarkan wawancara, masyarakat Cibeo mengakui tujuh unit landscape sebagai sumber
tanaman pangan. Mereka adalah (1) leuweung lembur (pemukiman), (2) cai (sungai), (3)
huma (ladang), (4) jami (ladang tua yang ditinggalkan satu tahun), (5) reuma (ladang tua
yang ditinggalkan tiga tahun), (6) reuma kolot (ladang tua ditinggalkan tujuh tahun) dan (7)
leuweung kolot (hutan). Sebuah penelitian dilakukan untuk menginventarisasi keragaman
tanaman pangan di leuweung lembur, cai dan huma. Jumlah total tanaman pangan di tiga unit
lanskap ini sebanyak 43 spesies dari 21 keluarga yang dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo.
Jumlah tanaman pangan tertinggi ditemukan di cai, 23 spesies dari 15 keluarga (Tabel 1).
Riparian sungai memiliki varietas tanaman pangan tertinggi, terkait dengan peran vegetasi cai
dalam menjaga kualitas air serta sumber bahan obat, makanan dan papan. Tingginya
keragaman spesies tanaman pangan juga dipengaruhi oleh banyaknya lahan kosong,
dibandingkan dengan leuweung lembur atau huma. Jumlah tanaman pangan tertinggi kedua
ditemukan di huma, 12 spesies dari lima keluarga (Tabel 2), dan jumlah tanaman pangan
tertinggi ketiga ditemukan di leuweung lembur, delapan spesies dari tujuh keluarga (Tabel 3).
Utilization of Food Plants Based on Knowledge of Cibeo Community
Masyarakat Cibeo juga mengklasifikasikan beragam tanaman pangan sebagai sumber
makanan pokok, sumber makanan pokok alternatif, sumber makanan tambahan-buah, sumber
makanan tambahan-sayuran dan sumber makanan tambahan-penyedap. Delapan spesies
tanaman pangan yang ditemukan di unit lanskap leuweung lembur diklasifikasikan ke tiga
spesies tanaman pangan sebagai sumber makanan tambahan-buah, tiga spesies tanaman
pangan sebagai sumber makanan tambahan-sayuran dan dua spesies tanaman pangan sebagai
sumber makanan tambahan rasa. Ke-23 spesies tanaman pangan yang ditemukan di unit
lanskap cai diklasifikasikan ke dalam tiga spesies tanaman pangan dari sumber makanan
pokok alternatif, 13 spesies tanaman pangan sebagai sumber makanan tambahan-buah, enam
spesies tanaman pangan sebagai sumber makanan tambahan-sayuran dan satu spesies
tanaman pangan sebagai sumber-rasa tambahan. Ke-12 spesies tanaman pangan yang
ditemukan di unit lanskap huma diklasifikasikan sebagai satu spesies tanaman pangan
sebagai sumber makanan pokok, dua spesies tanaman pangan sebagai sumber makanan
pokok alternatif, lima spesies tanaman pangan sebagai sumber makanan tambahan-sayuran
dan empat spesies tanaman pangan sebagai sumber makanan tambahan rasa.
Dari total 43 spesies tanaman pangan yang dikenal dan dimanfaatkan sebagai sumber
makanan oleh masyarakat Cibeo, hanya satu spesies yang diklasifikasikan sebagai sumber
makanan pokok yang ditemukan di huma, lima sebagai sumber makanan pokok alternatif
pada cai dan huma, 16 sebagai sumber makanan tambahan-buah, 14 sebagai sumber makanan
tambahan-sayuran dan tujuh sebagai sumber makanan tambahan rasa, yang selama ini
dijadikan sumber kebutuhan pangan oleh masyarakat adat Cibeo Baduy-Dalam, Desa
Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Gambar1
Kesimpulan
Dari 138 spesies tanaman yang ditemukan di tiga unit lanskap, ada total 43 spesies tanaman
pangan yang dikenal dan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh masyarakat Cibeo.
Tanaman pangan yang tersebar di tiga unit lanskap (leuweung lembur (pemukiman), cai
(sungai) dan huma (ladang)), dengan hanya satu spesies yang diklasifikasikan sebagai sumber
makanan pokok di huma, lima sebagai sumber makanan pokok alternatif pada cai dan huma,
16 sebagai sumber makanan tambahan-buah, 14 sebagai sumber makanan tambahan-sayuran
dan tujuh sebagai sumber makanan tambahan rasa, yang telah digunakan sebagai sumber
kebutuhan pangan oleh masyarakat adat Cibeo Baduy-Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten.

Anda mungkin juga menyukai