Anda di halaman 1dari 3

Nama : Handika Prasetyo

NIM : 185040200111245
Kelas : D

TUGAS TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT


TUGAS 1
Bagaimana kondisi manajemen lahan yang mempengaruhi ketidakberlanjutan kondisi
hidrologi penggunaan lahan berikut ini di masing-masing tutupan atau penggunaan lahan yang
anda lihat dari foto-foto masing-masing Land Unit (LU) dengan ranking :
0 = tidak ada
1 = sedikit
2 = sedang
3 = tinggi
4 = sangat tinggi
LU2 LU3
LU1 LU4 LU5 LU6
Kondisi (Hutan (Kebun
(Tahura) (Sayur) (Sawah) (Pemukiman)
Produksi) buah)
Manajemen kanopi 0 2 2 0 0 0
Pengolahan lahan :
0 3 3 3 4 0
guludan, parit, dsb.
Tutupan tanah :
4 3 2 1 1 1
terbuka/tertutup
Pemupukan 0 1 3 3 4 0
Pengendalian hama,
0 0 3 3 4 0
penyakit, gulma
Irigasi, drainase 0 0 3 3 4 0
Pengelolaan
0 0 1 1 2 3
limbah/sampah
Kondisi yang bagaimana masing-masing LU yang menyebabkan ketidakberlanjutan kondisi
hidrologi penggunaan lahan?
Penjelasan poin :
- Manajemen kanopi : sesuai dengan pernyataan Bu Istika bahwa poin 4 menunjukkan
adanya manajemen kanopi yang tinggi pada lahan, semakin kecil nilai maka semakin
sedikit kanopi dalam LU.
- Pengolahan lahan : poin 4 menunjukkan semakin intensif dan semakin besar perlakuan
pengolahan lahan.
- Tutupan tanah : poin 4 menunjukkan tingginya tutupan tanah dengan vegetasi alami pada
lahan
- Pemupukan : poin 4 menunjukkan tingginya aktivitas pemupukan dalam lahan
- Pengendalian hama, penyakit, gulma : poin 4 menunjukkan semakin tinggi aktivitas
pengendalian yang dilakukan manusia terhadap hama, penyakit, dan gulma
- Irigasi/drainase : poin 4 menunjukkan tingginya aktivitas irigasi dan drainase
- Pengelolaan sampah : poin 4 menunjukkan tingginyaaktivitas pengelolaan sampah dalam
suatu lahan
Kondisi yang menyebabkan ketidakberlanjutan hidrologi dalam suatu lahan adalah
tutupan lahan memiliki poin yang rendah seperti pada LU 4, 5, 6. Pada aspek lain yaitu
pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama penyakit dengan poin tinggi berarti
semakin banyaknya input yang dilakukan akibat aktivitas manusia yang mengganggu kondisi
alami lahan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap keberlanjutan hidrologi seperti pada LU
3, 4, 5. Semakin tinggi input pertanian seperti pupuk dan pestisida akan mengganggu struktur
tanah dan kemampuan dalam menyimpan air. Oleh karena itu, penggunaan lahan pada LU 3,
4, 5, dan 6 dapat menyebabkan semakin terganggunya keberlanjutan hidrologi. Jadi, inti dari
semuanya adalah semakin banyak aktivitas manusia yang merubah kondisi alami suatu lahan
dan banyaknya input pertanian, maka akan semakin berdampak pada terganggunya
keberlanjutan hidrologi karena merusak siklus hidrologi alami yang ada.

TUGAS 2
Emisi Neraca Air dalam Petak Tanaman saat Terjadi Hujan
- Berapa proporsi masing-masing komponen ketika terjadi hujan 100%?
- Berapa besarnya limpasan permukaan dari berbagai macam penggunaan lahan ini?
- Komponen apa saja yang berbeda? Mengapa demikian?
Hutan
Komponen Sayuran
Hutan Alam Tanaman Kebun Apel
Siklus Air Kentang
Pinus
Presipitasi 100 100 100 100
Aliran Lateral 5 10 13 18
Intersepsi 25 15 15 12
Lolos Tajuk 10 20 20 22
Infiltrasi 20 15 15 10
Perkolasi 20 15 10 8
Evapotranspirasi 15 15 12 10
Limpasan
5 10 15 20
Permukaan

Adakah tindakan-tindakan pengelolaan yang justru bisa mendorong terjadinya :


- Limpasan permukaan : tindakan yang menyebabkan limpasan permukaan adalah minimnya
vegetasi yang menahan air hujan. Tidak adanya tajuk dan akar tanaman menyebakan air
langsung mengenai permukaan tanah. Sebagian air tetap terserap oleh tanah, namun
semakin banyak juga air yanag menjadi limpasan karena kondisi tanah yang cepat jenuh
akibat minimnya vegetasi.
- Erosi : erosi terjadi jika intensitas curah hujan tinggi dan tutupan lahan yang sedikit,
sehingga air cepat jenuh dan melarutkan partikel di permukaan tanah.
- Pencemaran air : input pertanian seperti pemupukan yang berlebihan dan penggunaan bahan
kimia lain akan meninggalkan residu pada tanah. Air termasuk dalam komponen penyusun
tanah, sehingga residu yang mencemari tanah juga dapat menjadi pencemaran air.

Berdasarkan proporsi masing-masing komponen menunjukkan limpasan permukaan


tertinggi seharusnya terdapat pada hutan alam dan terendah terdapat pada lahan dengan sayuran
kentang. Hal ini dikarenakan lahan dengan sayuran kentang memiliki komposisi utama adalah
tanaman semusim dengan kondisi akar relatif pendek. Sedangkan, pada lahan yang memiliki
tanaman tahunan memiliki komposisi vegetasi tanaman berkayu dengan kondisi akar dan tajuk
yang mampu menahan tanah dan air yang lebih banyak, sehingga air yang tersimpan dalam
tanah akan semakin banyak meskipun evapotranspirasi juga tinggi. Meskipun air yang
diuapkan juga tinggi, tetapi air lebih banyak dimanfaatkan untuk biomassa tanaman
dibandingkan menjadi limpasan permukaan yang menyebabkan air terbuang. Prasetyo (2012)
menyatakan bahwa tajuk dan kerapatan cabang pada pohon mempengaruhi jumlah air yang
mencapai tanah, tajuk yang lebar dan panjang akan menahan air lebih banyak dibanding tajuk
yang sempit, sehingga intersepsi air semakin tinggi.
Pada lahan kebun apel meskipun apel merupakan tanaman tahunan dengan akar yang
mampu menyerap air lebih baik dibandingkan tanaman kentang, namun lahan kebun apel
meupakan lahan dengan adanya pengolahan, pemupukan, dan aktivitas pengelolaan pertanian
lainnya. Hal ini menyebabkan semakin mengganggu kondisi alami dari lahan tersebut.
Darmayanti dan Solikin (2008) menyatakan jumlah air yang menjadi limpasan sangat
dipengaruhi oleh intensitas hujan, keadaan penutupan tanah, topografi, jenis tanah dan kadar
air tanah sebelum terjadinya hujan. Kemampuan sistem lahan meretensi air hujan sangat
bergantung kepada karakteristik sistem tajuk, perakaran, dan jumlah jatuhan seresah vegetasi
penutupnya. Permukaan yang tertutup oleh vegetasi dapat menyerap energi tumbuk hujan dan
karenanya mampu mempertahankan laju infiltrasi yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Darmayanti, A. S., Solikin. 2008. Infiltrasi dan Limpasan Permukaan pada Pola Tanam
Agroforestri dan Monokultur : Studi di Desa Jaru. Seminar Nasional X Pendidikan
Biologi FKIP UNS.
Prasetyo, G. B. 2012. Pengaruh Intersepsi Tanaman Aralea terhadap Limpasan Permukaan.
Skripsi. Fakultas Teknik. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai