Anda di halaman 1dari 2

Muh.

Mahatir
185040200111046
kelas D

Resum materi
Hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat didefinisikan tetapi dapat dilihat berdasarkan
karakterisasinya. Hukum tidak dapat diberi batasan namun dapat dilihat secara abstrak seperti
norma. Penerapan hukum sebagai suatu sistem yang memiliki prinsip mekanisme pengintegrasi
yang melalui sistem adaptif (memiliki fasilitas). Didalam sistem adaptif terdapat struktur yang
adaptif (humaniora, sains dan sosial).
Karakter hukum :
1. Hukum merupakan kaidah, norma yang mengatur perilaku manusia dalam kehidupan
masyarakat, alam dan lingkungan
2. Hukum dibentuk oleh badan/lembaga yang berwenang (pengadilan, ketua adat)
3. Hukum merupakan suatu perintah yang sifatnya memaksa
4. Hukum mempunyai sanksi yang tegas (denda)
Tujuan hukum :
1. Mewujudkan nilai-nilai keadilan. Ada keadilan komutatif (semua keadilan sama)
2. Memberikan kepastian
3. Memberikan manfaat bagi semua
Fungsi hukum :
1. Sebagai sarana kebijakan untuk dasar melakukan suatu kegiatan
2. Sebagai perlindungan
3. Sebagai pengubah perilaku masyarakat
4. Mengendalikan perilaku masyarakat yang menyimpang (sanksi, tindakan).
Keberadaan hukum dalam sistem adaptif sebagai salah satu komponen yang terlibat dalam
proses timbal balik yang fungsional di antara sistem hukum dalam masyarakat melalui peran
sistem pengetahuan dan teknologi, termasuk di dalamnya aspek ekonomi. Keberadaan sumberdaya
alam dengan keanekaragamannya, dijelaskan pada pasal 33 ayat (3) UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yakni “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Pada
ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Perturan-Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria antara lain adalah “Seluruh bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa, adalah bumi, air, dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan
nasional”, “Dalam pengertian bumi, selain permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi di
bawahnya serta yang berada di bawah air”, “Dalam pengertian air termasuk baik perairan
pedalaman maupun laut wilayah Indonesia” serta “Yang dimaksud dengan ruang angkasa ialah
ruang di atas bumi dan air tersebut”.
Keberadaan tujuan hukum, sebagaimana pendapat Gustaf Radbruch, yang meliputi
berbagai nilai dasar terkait dengan keadilan, kepastian hukum, dan manfaat. Ketentuan hukum
harus dilepaskan atau dibersihkan dari berbagai unsur non yuridis (unsur etis, sosiologis, dan
politis). Ketentuan hukum sebagai perintah dari penguasa serta hukum sebagai suatu sistem logis,
tetap, dan bersifat tertutup, sehingga ketentuan hukum secara tegas dipisahkan dari nilai keadilan
serta tidak berdasarkan pada nilai baik atau buruk. Ketentuan hukum bertujuan untuk mewujudkan
sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak atau ketentuan hukum sesuai dengan kepentingan
masyarakat, melalui penerapan asas manfaat dari peraturan perundang undangan dalam kehidupan
masyarakat. Hukum sebagai sarana untuk mencapai tujuan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, karena hukum tersebut bersifat rasional, integratif, dan legitimasi, yang ditunjang
dengan mekanisme penerapan serta sanksi.
Keberadaan sumberdaya alam dengan keanekaragamanya, sebagaimana ketentuan pasal 33
ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau UUD NRI Tahun
1945, bahwa : ‘Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat’. Keberadaan sumber daya lahan (tanah
dan air) sebagai salah satu bentuk dari keberadaan sumberdaya alam, sebagaimana ketentuan
hukum dalam UUD NRI Tahun 1945 serta UU tentang Peraturan peraturan Dasar Pokok pokok
Agraria. Keberadaan konservasi tanah dan air, sebagaimana ketentuan Pasal 1 angka 1 dan angka
2 UU tentang Konservasi Tanah dan Air, adalah upaya pelindungan, pemulihan, peningkatan, dan
pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk
mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.
Keberadaan manusia dalam kehidupan masyarakat melalui kegiatan budidaya pertanian
pada lahan pegunungan dengan topografi yang berbukit serta lembah di antara perbukitan, yang
diikuti pula daerah aliran sungai yang membelah perbukitan serta lembah tersebut dapat
menyebabkan berbagai lahan, baik dikarenakan faktor alam ataupun faktor manusia. Keberadaan
berbagai bentuk kerusakan dan perusakan lahan (tanah dan air), yang dimungkinkan dapat muncul
pada lahan tertentu, seperti kegiatan manusia pada lahan kering dan kritis. Selain itu juga kegiatan
manusia untuk pertanian pada lahan pegunungan yang kurang atau tidak memperhatikan ketentuan
Menteri Pertanian Nomor 47 / PERMENTAN / OT.140 / 10 / 2006 tentang Pedoman Umum
Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan atau PERMENTAN 2006 tentang Pedoman Umum
Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan.
Terjadinya erosi dapat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah bencana alam.
Bencana alam tersebut dapat disebabkan karena ulah manusia yang berusahatani namun di lahan
yang tidak tepat (lahan kritis, lahan berlereng curam). Pertanian pada lokasi dengan lereng curam
sering dijumpai di daerah pegunungan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki masalah tersebut,
terdapat beberapa upaya yang sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi yang meliputi konservasi
secara agronomis, mekanis dan kimiawi.

Anda mungkin juga menyukai