Disusun Oleh :
Nurul Miftahul Jannah
185040201111093
B/28
Asisten Praktikum :
Kak Yusuf Mufti Bimantara
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaan dalam rangka tugas
Praktikum Metode Ilmiah ini dengan sebaik-baiknya dan dapat selesai dalam waktu yang telah
ditentukan. Saya menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang telah
memberikan kontribusi pemikiran sehingga penyusunan makalah ini selesai. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terutama kepada asisten
praktikum mata kuliah Metode Ilmiah.
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan kepada pembaca mampu menyerap ilmu dan
mengaplikasikan ilmu tersebut dengan baik. Dalam hal ini, pembaca dapat memahami materi
yang terdapat dalam makalah ini. Dengan demikian, diharapkan tujuan instruksional yang ingin
dicapai dapat diperoleh secara maksimal.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang memiliki kemungkinan adanya kesalahan
yang tidak disengaja maupun disengaja yang dilakukan, yang memungkinkan terdapat dalam
pengerjaan makalah ini sehingga dalam makalah terdapat kekurangannya. Dengan
tersusunnya makalah Metode Ilmiah ini, saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini sangat kami harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………….3
1. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………........4
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………………4
1.2. Tujuan……………………………………………………………………………………………4
1.3. Hipotesis…………………………………………………………………………………………5
2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………...........5
2.1. Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril)…………………………………………………...6
2.2. Sistem Olah Tanah……………………………….…………………………………………….6
2.3. Gulma pada Tanaman Kedelai…………………………………….….………………………7
3. METODOLOGI……………………………………………………………………………………....9
3.1. Waktu dan Tempat……………………………………………………………………………..9
3.2. Alat dan Bahan………………………………………………………………………………….9
3.3. Metode Percobaan……………………………………………………………………………..9
3.4. Pelaksanaan Percobaan……………………………………………………………………..10
3.5. Pengamatan…………………………………………………………………………………...10
3.6. Analisis Data…………………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….12
3
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang populer karena memiliki nilai
gizi yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan palawija lainnya. Oleh karena itu,
kedelai menduduki posisi ketiga sebagai tanaman pangan setelah padi dan jagung. Terjadi
kemerosotan tingkat produksi kedelai secara Nasional pada tahun 2010 hingga 2013. Pada
tahun 2010 produksi kedelai mencapai 907.031 t, pada tahun 2011 produksinya menurun
menjadi 851.286 t, selanjutnya kembali menurun pada tahun 2012 dengan produksi
783.158 t, dan pada tahun 2013 kembali menurun menjadi 550.793 t. Konsumsi kedelai
nasional per tahun saat ini mencapai 2,6 juta ton, sedangkan saat ini produksi nasional
kedelai hanya mencapai 600-800 t (Latifa et al., 2015)
Penurunan hasil produksi kedelai salah satunya disebabkan oleh gulma dalam hal
persaingan untuk memperebutkan sarana tumbuh seperti cahaya matahari dan nutrisi
tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian gulma agar tanaman dapat
berproduksi secara maksimal. Menurut (Latifa et al., 2015), pada tanaman kedelai,
penurunan hasil produksi akibat gulma sangat bervariasi antara 18-76%. Jika pada lahan
tanaman kedelai tidak dilakukan penyiangan maka hasil produksinya dapat menurun
hingga 55% (Setyowati et al., 2005).
Terdapat berbagai cara pengendalian gulma, seperti penyiangan, herbisida, dan
pengolahan lahan. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma
yang ada pada lahan, Penggunaan herbisida harus sesuai dengan prinsip 5T, tepat jenis,
tepat aplikasi, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara. Sistem pengolahan tanah yang
tepat dapat menekan pertumbuhan kedelai. Terdapat 3 sistem pengolahan tanah, yaitu
tanpa olah tanah, olah tanah minimum, dan olah tanah maksimum. Persiapan lahan
dengan olah tanah melalui pencangkulan atau pembajakan diharapkan mampu menekan
pertumbuhan gulma. Namun menurut (Satriawan et al., 2003), budidaya dengan sistem
pengolahan tanah tanpa olah tanah memiliki populasi gulma yang lebih rendah dan
menghasilkan kualitas tanah yang baik secara fisik maupun biologi yaitu pada kandungan
bahan organic tanah, kemantapan agregat, dan filtrasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing sistem pengolahan tanah terhadap
populasi gulma di lahan tanaman kedelai.
1.2. Tujuan
4
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari pengaruh sistem olah tanah yang berbeda terhadap populasi gulma
2. Mempelajari pengaruh sistem olah tanah yang berbeda terhadap pertumbuhan
tanaman kedelai
1.3. Hipotesis
1. Sistem olah tanah tanpa olah tanah memiliki populasi gulma yang lebih rendah
daripada sistem olah tanah lainnya.
2. Terdapat pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada sistem
olah tanah maksimum.
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
6
Pengolahan tanah minimum merupakan kegiatan pengolahan tanah yang hanya sedikit.
Kegiatan dalam pengolahan tanah minimum meliputi pembajakan dengan cara
mengolah tanah, lalu dibalik, dan kemudian tanah diratakan. Pengolahan tanah
minimum banyak dilakukan pada area lahan persawahan.
c. Tanpa Olah Tanah (Zero Tillage)
Tanpa olah tanah yaitu langsung melakukan kegiatan penanaman tanpa melakukan
olah tanah sedikit pun. Pengolahan lahan pada sistem ini hanya meliputi penyemprotan
dengan herbisida, guna membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian
setelah gulma dibersihkan, lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini
biasanya digunakan sistem tajuk dalam proses penanamanya.
7
merupakan gulma-gulma penting pada tanaman kedelai menurut (Harsono, 2017) :
Cyperus sp., Eleusine indica, Echinocloa colonum, Digitaria sp., Imperata cylindica,
Polytrias amaura, Ageratum conyozoides, Portulaca oleracea, Amaranthus sp., Boreria
alata, Cyanotis cristata, Ludwigia sp.
8
3. METODOLOGI
9
3.3. Metode Percobaan
Percobaan ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Faktorial dengan 3 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam
percobaan ini meliputi :
1. Penanaman Tanaman Kedelai dengan Sistem Tanpa Olah Tanah
2. Penanaman Tanaman Kedelai dengan Sistem Olah Tanah Minimum
3. Penanaman Tanaman Kedelai dengan Sistem Olah Tanah Maksimum
10
tanam, Sedangkan pada pupuk urea, 1/3 dosis diberikan pada awal tanam dan 2/3
dosis diberikan pada 21 hari setelah tanam. Kegiatan pemanenan dilakukan pada
saat tanaman berumur 72 hari setelah tanam.
3.5. Pengamatan
Pengamatan pada percobaan ini dilakukan pada seluruh tanaman, yang
berjumlah 9 tanaman. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif
meliputi: tinggi tanaman (menggunakan penggaris), jumlah daun, luas daun
(menggunakan leaf area meter), bobot kering total tanaman (menggunakan
timbangan analitik), dan laju pertumbuhan tanaman. Pengamatan terhadap hasil
panen meliputi: jumlah polong/tanaman, jumlah biji/tanaman, bobot 100 biji dan
hasil biji/ha (menggunakan timbangan). Pengamatan gulma meliputi: analisis
vegetasi gulma dan bobot kering gulma. Pengamatan suhu tanah dilakukan pada
saat umur tanaman 12, 24, 36, 48, 60, dan 72 hst menggunakan thermometer
tanah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Adie, M.M., and A. Krisnawati. 2007. Biologi tanaman kedelai. Balai Penelit. kacang-kacangan
dan Umbi-umbian: 45–73.
Harsono, A. 2017. Pengenalan dan pengelolaan gulma pada kedelai. Balai Penelit. Tanam.
Aneka Kacang dan Umbi: 113–128.
Latifa, R.Y., M.D. Maghfoer, and E. Widaryanto. 2015. Pengaruh Pengendalian Gulma
Terhadap Tanaman Kedelai ( Glycine max ( L .) Merril ) Pada Berbagai Sistem Olah
Tanah. Produksi Tanam. 3(4): 311–320.
Satriawan, H., I. Silawibawa, and Suwardji. 2003. Pengaruh cara pengolahan tanah terhadap
kualitas tanah, populasi gulma dan hasil jagung (Zea mays L.). Seminar Nasional dan
Kongres Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (HAGI). p. 1–12
Setyowati, N., U. Nurjanah, and Afrizal. 2005. Pergeseran Gulma dan Hasil Kedelai pada
Pengolahan Tanah dan Teknik Pengendalian Gulma yang Berbeda. Akta Agrosia 8(2): 62–
69.
12