MEKANISASI PERTANIAN
“Sistem Olah Tanpa Tanah (TOT)”
Oleh:
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan Makalah Mekanisasi Pertanian
tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang bersangkutan Mata
Kuliah Mekanisasi Pertanian yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Semoga Makalah Mekanisasi Pertanian yang telah saya susun ini turut
memperkaya khazanah ilmu genetika serta bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna. Saya juga menyadari bahwa Makalah Mekanisasi Pertanian juga masih
memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu saya mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan Makalah Mekanisasi
Pertanian dengan tema serupa yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan
Tanpa Olah Tanah (TOT), sistem tanpa olah tanah merupakan bagian dari
konsep olah tanah konservasi (OTK) yang mengacu kepada suatu sistem olah
tanah yang melibatkan pengolahan mulsa tanaman ataupun gulma (tanaman
pengganggu). Budi daya pertanian tanpa olah tanah sebetulnya berangkat dari
corak pertanian tradisional yang dimodifikasikan dengan memasukkan unsur
kimiawi untuk mengendalikan gulma, dalam hal ini herbisida. Persiapan lahan
cukup dilakukan dengan penyemprotan, gulma mulai mati dan mengering, lalu
direbahkan selanjutnya dibenamkan dalam lumpur (Tantri Ay-Nahra, 2014).
Bertanam tanpa olah tanah (TOT) adalah cara budi daya padi sawah yang
penyiapan tanahnya tidak diolah terlebih dahuu. Kegiatan pencangkulan, bajak,
dan menggaru yang lazim dikerjakan, pada teknologi ini tidak dilakukan. Proses
penyiapan lahan diganti dengan penyemprotan herbisida. Namun, kegiatan
pemeliharaannya sama sepeti yang biasa dilakukan (cara konvensional) (Prasetyo,
2002). Dalam sistem pengolahan lahan kita mengenal ada tiga macam sistem
pengelolaan yang terdiri dari pengolahan lahan sempurna, olah lahan minimum
dan tanpa olah tanah (TOT). Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT), pada system ini
hanya meliputi penyemprotan guna membunuh atau menghilangkan gulma pada
lahan, kemudian ditunggu hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada
pengolahan lahan ini biasanya digunakan sistim tajuk dalam proses
penanamannya.
2. Lereng Landai
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya baik ditanami untuk
tanaman semusim mudah tererosi bergelombang tanahnya padas, kemampuan
menahan air rendah.
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya lapisan tanah tipis,
kemampuan menahan air rendah sangat mudah tererosi dan, sering banjir.
kandungan garam natrium tinggi.
5. Datar
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tidak cocok untuk
pertanian, selalu tergenang air dan tanahnya berbatu-batu.
7. Lereng Curam
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu, erosi
sangat kuat, perakaran sangat dangkal, hanya untuk padang rumput.
Pada persiapan lahan dengan sistem tanpa olah tanah (TOT), lahan sama
sekali tidak diolah. Hal ini tentu berbeda dengan sistem konvensional yang
tanahnya diolah sempurna. Adapun ciri-ciri tanah yang cocok untuk penerapan
TOT antara lain:
a. Berdraenase baik hingga sedang
b. Bertekstur sedang hingga berpasir
c. Bagian atas bertekstur pasir debuan
d. Kondisinya miring
e. Berdaya ikat air sedikit (Prasetyo, 1996)
Adapun langkah-langkah penyiapan lahan dengan sistem TOT adalah
gulma yang ada (misalnya alang-alang) disemprot dengan herbisida sistemik.
Adapun herbisida yang bersifat kontak tidak layak digunakan.penyemprotan
herbisida dilakukan semerata mungkin. Jika dirasa tidak merata, lakukan
penyemprotan ulang. Penyemprotan koreksi dilakukan selang 10 hari setelah
penyemprotan pertama. Waktu penyemprotan dilakukan saat cuaca cerah dan
menurut etimasi tidak akan datang hujan dalam 6 jam seteah dilakukan
penyemprotan (Prasetyo, 1996). Menurut Prasetiyo (2002), herbisida yang
digunakan mengandung aktif glifofat yang bekerja secara sistemik. Herbisida
sistemik yang disemprotkan pada 7 gulma akan menyebar ke seluruh jaringan
tubuh tanaman. Mekanisme kerja ini memungkinkan gulma dapat dikendalikan
secara tuntas. Penggunaan herbisida tidak dapat dipisahkan dalam penyiapan
lahan sistem TOT. Gulma yang tumbuh di atas permukaan tanah yang biasanya
dikendalikan dengan cangkul, traktor atau alat mekanisasi lainnya digantikan
dengan penyemprotan herbisida untuk mematikan gulma maupun sisa tanaman
yang masih hidup, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai mulsa dan bahan
organik (Sebayang et al. 2002). Efektivitas suatu herbisida sangat ditentukan oleh
cara aplikasi dan perhitungan kebutuhan herbisida persatuan luas (Wardoyo
2002). Herbisida yang sering digunakan dalam program OTK adalah herbisida
glifosat isopropylamine salt (C6H17N2O5P) dan paraquat dichloride salt
(C12H14Cl2N2). Namun demikian, pengunaan herbisida secara luas perlu
mempertimbangkan dampak negatifnya terhadap lingkungan, organisme bukan
sasaran, keragaman hayati serta resistensi gulma terhadap herbisida (Hasanuddin,
2003).
4.1. Kebutuhan Tenaga Dan Biaya Tenaga Kerja dalam Penyiapan Lahan
dengan sistem Tanpa Olah Tanah
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Saya menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah di kememudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanuddin. 2003. Hasil Tanaman Kedelai dan Pola Persistensi Akibat Herbisida
Clomazone dan Pendimethalin Bervariasi Dosis pada Kultivar Argo Mulyo
dan Wilis. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran,
Bandung.
Prasetiyo. 2002. Budi Daya Padi Sawah TOT (Tanpa Olag Tanah). Kainisius.
Yogyakarta.
Prasetyo. 1996. Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Tantri Ay-Nahra. 2014. Makalah Agrotek Serealia (JUWAWUT). htm.https://ww
w.google.com/search?q=Tantri+AyNahra++Makalah+Agrotek+Serealia+
%28JUWAWUT%29.htm&ie=utf-8&oe=utf-8. Diakses pada tanggal 21
Mei 2020.