Anda di halaman 1dari 6

MODUL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN

LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
I. APOMIKSIS DAN POLIEMBRIONI

1. Pendahuluan
Apomiksis merupakan pembiakan vegetatif yang ditandai dengan terjadinya proses
reproduksi seksual yang tidak normal. Tanaman yang dihasilkan dari peristiwa apomiksis
disebut apomicts. Tanaman yang tumbuh hanya dari embrio apomicts disebut obligate
apomict, sedangkan tanaman yang tumbuh dari biji dengan embrio apomicts dan embrio
seksual normal sekaligus disebut facultative apomicts.
Peristiwa apomiksis dapat terjadi karena adanya peristiwa partenogenesis dan apogami.
Partenogenesis merupakan peristiwa dimana embrio tumbuh dari sel telur yang tidak dibuahi.
Bila sel telur tersebut tidak mengalami pembelahan miosis, maka embrio yang tumbuh bersifat
diploid. Tetapi bila embrio tumbuh dari sel telur yang telah mengalami miosis, maka embrio
yang tumbuh bersifat haploid. Peristiwa ini banyak dijumpai pada tanaman bawang merah dan
apel. Makrosporogenesis merupakan peristiwa pembelahan reduksi dari sel induk megaspora,
yang disamping menghasilkan sel telur juga menghasilkan sel antipoda dan sel sinergid. Bila
embrio tumbuh berasal dari sel sinergid atau antipoda maka disebut apogami.
2. Apomiksis dan Poliembrioni
Biji tanaman merupakan alat perbanyakan generatif dimana proses terbentuknya
biji/benih dapat melalui 2 cara yaitu dari peleburan sperma dengan ovum (amfimiksis) dan
tidak melalui peleburan sperma dengan ovum (apomiksis). Amfimiksis dan apomiksis dapat
terjadi secara bersama-sama sehingga terbentuk satu atau lebih embrio dalam satu ovum.
Proses ini disebut poliembrioni seperti yang terjadi pada biji nangka, jeruk dan manga (Hakim
et al. 2008).
Serbuk sari yang menempel pada kepala putik akan membentuk buluh serbuk (2 inti, inti
vegetatif dan inti generatif) berjalan kearah mikrofil (pintu gerbang lembaga). Inti generatif
membelah menjadi dua inti sperma, sampai di mikropil inti vegetatif mati. Satu inti sperma
membuahi inti kandung lembaga membentuk endosperma sebagai penyimpan makanan
cadangan bagi embrio (Santika 2010).
Poliembrioni adalah biji yang memiliki embrio lebih dari satu. Poliembrioni
kemungkinan terjadi karena pembelahan embrio yang telah ada, embrio berasal dari sel-sel
kandung lembaga selain sel telur yang dibuahi. Poliembrioni merupakan biji yang memiliki
lebih dari satu embrio. Dalam hal ini ketika suatu biji dikecambahkan maka akan terdapat lebih
dari satu tanaman yang akan tumbuh dari satu biji tanaman tersebut. Salah satu embrio berasal
dari perkawinan sel telur dan inti sperma, sedangkan yang lainnya terbentuk di luar kandung
embrio, misalnya pada nuselus, atau integumen. Sifat poliembrioni banyak terdapat pada benih
rekalsitran, yaitu benih yang memiliki kadar air yang tinggi pada saat masak (Romeida 2007).
Poliembrio pada biji jeruk ini berasal dari jaringan integument dan nusellus. Jaringan nusellus
dari Citrus bisa digambarkan seperti kumpulan jaringan juvenile yang memiliki kemampuan
regenerasi yang tinggi.
3. Tujuan Praktikum
- Memahami proses apomiksis yang terjadi pada tanaman
- Memahami perbandingan bentuk dan ukuran biji antar beberapa biji yang diamati
- Untuk mengetahui jumlah embrio pada biji yang diamati sebagai bahan pengamatan
perkembangbiakan secara apomiksis
4. Pelaksanaan Praktikum
Alat dan Bahan
1. Tray
2. Cawan petri
3. Jangka sorong
4. Penggaris
5. Pisau
6. Timbangan analitik
7. Pasir
8. 5 kultivar buah jeruk
Prosedur Kerja
 Identifikasi Buah Jeruk
Siapkan alat dan bahan

Menimbang masing-masing buah jeruk

Pengamatan buah
- Pengamatan warna daging buah
- Pengamatan bentuk buah
- Pengamatan bobot buah
Ekstrasi Biji

Pengamatan biji
- Pengamatan Jumlah biji per buah
- Pengamatan Bentuk biji
- Pengamatan Lebar biji
- Pengamatan Panjang biji
- Pengamatan Jumlah embrio per biji

Dokumentasi

 Penanaman
Persiapan media (pasir) pada tray

Menyiram media

Menanam biji, 1 lubang 1-2 biji tergantung banyaknya jumlah biji yang ada

Pemeliharaan selama 14 hari


- Penyiraman
Pengamatan
A. Tabel Pengamatan
Tabel 1.Identifikasi Buah Jeruk
Parameter Pengamatan
N
Kultivar Diameter Panjang Bobot
O Warna
(cm) (cm) (gr)

Tabel 2. Identifikasi Biji Jeruk


Parameter Pengamatan
NO Kultivar biji Lebar Panjang embrio
Bentuk
per buah (cm) (cm) per biji

Tabel 3. Pengamatan Perkecambahan


Parameter Pengamatan
NO Kultivar Jumlah Embrio Panjang Batang
Kondisi
yang Tumbuh (cm)
Deskripsi Bentuk Biji Jeruk

1. Pusiform
2. Clavato
3. Cunciform
4. Ovoid
5. Semi deltoid
6. Spheroid
7. Semi Spheroid

Anda mungkin juga menyukai