Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOLOGI FUNGSI

REPRODUKSI TUMBUHAN

Disusun Oleh :

Rizka Fitriandini 11200161000056

Anggota Kelompok :

Amalia Putri 11200161000039

Karenia Nurkhoiriah 11200161000068

Syamira Nurul Agnissa 11200161000064

Trie Artha Rinjani 11200161000067

Kelas 2B Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2021
A. Tujuan

1. Mengamati organ reproduksi pada Bryophyta dan Pteridophyta

2. Mengamati organ reproduksi pada Angiospermae

3. Mengetahui perbedaan antara bunga biseksual dan uniseksual

B. Teori

Tumbuhan melakukan reproduksi untuk kelangsungan hidupnya. Dari suatu


tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru, dengan cara berkembang biak. Yang
dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tumbuhan, yang kemudian
memisahkan diri atau oleh manusia dengan sengaja dipisahkan dari tumbuhan yang
lama. Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru
dinamakan alat perkembangbiakan (Gembong, 2011:120).

Bryophyta berasal dari bahasa Yunani bryon yang berarti “Tumbuhan lumut”.
Pada umumnya, lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida
yang menghasilkan klorofil a dan klorofil b sehingga lumut bersifat autotrof. Lumut
merupakan tumbuhan peralihan antara thallus dan kormus. Beberapa ahli botani
yang menganggap lumut merupakan perkembangan dari alga hijau yang berbentuk
filamen. Lumut melakukan dua adaptasi yang memungkinannya untuk tumbuh di
tanah, yaitu pertama, tubuhnya diselubungi oleh kutikula lilin sehingga dapat
mengurangi penguapan dari tubuhnya. Kedua, gamet-gametnya berkembang di
dalam suatu struktur yang disebut gametangium, sebagai hasilnya zigot hasil
fertilisasi berkembang di dalam jaket pelindung. Karena lumut belum mempunyai
jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi. Setelah air
masuk ke dalam tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian
tumbuhan, baik secara difusi, kapilaritas, maupun aliran sitoplasma. Sistem
pengangkutan air yang seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di
rawadan tempat teduh (Pratiwi, dkk, 2006).

Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon
(epifit), di tepi sungai di tempat-tempat yang lembap (higrofit), hidup di air
(hidrofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit). Sebagian
besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut
rhizoma. Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut yang ujungnya
dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak
terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula
tumbuhan paku yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti
pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah
bersalju abadi dan daerah kering. Reproduksi tumbuhan paku yaitu dengan
metagenesis pergiliran reproduksi antara vegetatif dan generative (Budiyanto,
2013).

Angiospermae adalah kelompok terbesar dari tumbuhan di bumi. Ada sekitar


270.000 spesies yang dikenal hidup hari ini. Angiospermae mencakup semua
tumbuhan yang memiliki bunga dan menghasilkan biji tertutup dalam sebuah
karpel. Karpel adalah daun yang dimodifikasi membungkus benih dan dapat
berkembang menjadi buah (Sridioanti, 2016).

Alat reproduksinya terdiri atas alat reproduksi jantan yaitu serbuk sari yang
nantinya akan menghasilkan gamet jantan. Sedangkan sel telur yang merupakan
gamet betina terdapat didalam bakal biji. Pada tumbuhan biji tertutup (tumbuhan
bunga), perkembangbiakan memiliki dua tahap, yaitu penyerbukan dan pembuahan.
Pembuahan pada tumbuhan berbiji tertutup ini unik karena merupakan pembuahan
ganda. Disebut pembuahan ganda karena terdapat dua buah sperma: sperma 1 (inti
generatif 1) membuahi sel telur; dan sperma 2 (inti generatif 2) membuahi inti
kandung lembaga. Hasil dari pembuahan ini adalah zigot (2n) dari endosperma (3n)
(Tentorku, 2016).

Putik merupakan alat reproduksi betina pada angiospermae karena salah satu
bagiannya mengandung sel telur yang setelah dibuahi oleh inti sperma
akan berkembang menjadi lembaga. Lembaga akan berkembang menjadi individu
baru. Bagian putik yang mengandung sel telur adalah bakal biji (ovulum). Ovulum
tersusun atas megasporangium beserta pelindungya berupa integumen. Manfaat
untuk mempelajari ovulum antara lain untuk membantu mengidentifikasi
tumbuhan (Budiwati, 2016: 33).
C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana organ reproduksi pada Bryophyta dan Pteridophyta?

2. Bagaimana organ reproduksi pada Angiospermae?

3. Apa perbedaan antara bunga biseksual dan uniseksual?

D. Hipotesis

1. Pada tumbuhan lumut, reproduksi aseksual terjadi melalui dengan pembentukan


spora dengan pembelahan meiosis sel induk spora yang ada didalam sporangium
(kotak spora). Sedangkan reproduksi secara seksual melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid yang kemudian menghasilkan zigot. Sedangkan pada tumbuhan
paku, reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan
stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gametogonium jantan (anteredium)
menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur
(ovum) seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis
(pergiliran keturunan).

2. Angiospermae bereproduksi dengan menghasilkan mikrospora yang merupakan


gamet jantan dan megaspora yang merupakan gamet betina. Gamet jantan ini
berupa serbuk sari dan gamet betina berupa sel telur. Anggota Angiospermae
telah memiliki organ- organ sejati, seperti akar, batang, dan daun.

3. Bunga uniseksual adalah bunga yang tidak sempurna dan hanya memiliki organ
perkembangbiakan jantan/betina dan tidak dapat melakukan polinasi sendiri.
Sedangkan bunga biseksual adalah bunga yang dapat membuahi diri sendiri.

E. Alat dan Bahan

Tabel 1.1 Alat

No Nama Alat Jumlah

1 Gunting 1
Tabel 1.2 Bahan

No Nama Bahan Jumlah

1 Tumbuhan Pteridophyta 1

2 Tumbuhan Bryophyta 1

3 Bunga uniseksual 1

4 Bunga biseksual 1

F. Langkah kerja

Tabel 2.1 Langkah kerja refleks lutut

No Gambar Langkah Kerja

1 Mengamati organ reproduksi


tumbuhan Pteridophyta serta
memberi keterangan.

2 Mengamati organ reproduksi


tumbuhan Bryophyta dan memberi
keterangan.

3 Mengamati dan gambarkan bunga


uniseksual dan biseksual, serta
memberi keterangan.
G. Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan
1 Bunga Biseksual Kembang Teleng (Clitoria Ternatea)

Bagian Bunga:
1. Mahkota Bunga (Corolla)
2. Kepala Putik (Stigma)
3. Tangkai Putik (Stilus)
4. Kepala Benang Sari (Anther)
5. Tangkai Sari (Filament)
Foto Bagian Bunga :
6. Kelopak Bunga (Calyx)
7. Dasar Bunga (Reseptakulum)
8. Bakal Buah (Ovarium)
9. Bakal Biji (Ovulum)

1. 10. Tangkai Bunga (Pedicel)

2.

3.

4.
5.

6.

7.

8.

9.

10.
2 Bunga Uniseksual Bunga Melati (Jasminum)
1. Mahkota Bunga (Corolla)
2. Putik (Gynoecium)
3. Kelopak Bunga (Calyx)
1. 4. Bakal Buah (Ovarium)
5. Bakal Biji (Ovulum)

2.

3.

4.

5.
3 Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Paku Pedang (Nephrolepis Cordifolia)
1. Sporangium
2. Spore
3. Young Gametophyte

1. 4. Prothallus
5. Archegonium
6. Antheridium
7. Zigot

2.

3.

4.

5.

6.

7.
4 Lumut Daun (Briophyta) Lumut Sejati
1. Spora
2. Protonema
3. Rhizoids
4. Male sex organs

1.

2.

3.

4.

H. Pembahasan

Dari praktikum ini, dapat kita liat tumbuhan paku jenis Nephrolepis sp dan
gambar dari daun yang telah diamati, dapat terlihat dengan jelas adanya urat-urat daun
yang pada ujungnya terdapat bulatan-bulatan putih kecil yang bulatan tersebut adalah
sporangium. Sporangium tersebut tertata rapi di sekitar tepi daun. Nephrolepis memilki
fase gametofit yang hidupnya bebas. Beberapa ciri reproduksi Nephrolepis diantaranya
Fase sporofit (diploid) yang menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis,
spora tersebut tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit, untuk fotosistesis
protalus. Gametofit tersebut menghasilkan gamet (sel sperma dan sel telur) melalui
pembelahan mitosis. Selanjutnya sperma membuahi sel telur dengan cara
menggabungkan diri pada protalus. Setelah itu pembuahan sel telur menghasilkan zigot
yang diploid dan berkembang melalui pembelahan miosis sehingga menjadi sporofit
(tumbuhan Nephrolepis).

Daur hidup tumbuhan paku terdiri dari dua fase utama yaitu gametofit dan
sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena
menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus)
atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna
hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya),
tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat
yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil
spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil
ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media
spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang
menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Pada tumbuhan lumut daun, alat-alat kelaminnya berkumpul pada ujung batang
atau ujung cabangnya, lalu dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas.
Terdapat lumut daun yang berumah satu, yaitu jika memiliki anteridium dan
arkegonium, dan yang berumah dua jika yang dimiliki anteridium dan arkegonium
terpisah dari tempatnya apabila anteridium ini sudah masak. Kemudian akan membuka
pada ujungnya, ini terjadi dikarenakan sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi
berlendir dan mengembang sampai kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada
arkegonium yang sel telurnya sudah siap untuk dibuahi. Pada bagian arkegonium, tepi
dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan bentuknya seperti corong. Jika
ada hujan, air ini membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini
memproduksi sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai
gerakan kemotaksis. Sesudah terjadinya pembuahan, akan membentuk zigot, kemudian
akan berkembang menjadi embrio dan berkembang menjadi sporofit.
Dari hasil pengamatan pada Clitoria ternatea diketahui bahwa bunga majemuk
ini tumbuh di ketiak daun. Bunga ini berwarna ungu yang mempunyai ciri khas yaitu
putik dan benang sari yang tersembunyi atau tidak nampak dari luar. Bunga ini
termasuk dalam bunga setangkup tunggal (monosimetris) dengan bentuk setangkup
tegak. Hal ini sesuai dengan bidang simetri bunga yang berimpit dengan bidang
mediannya. Dari hasil pengamatan terlihat ibu tangkai bunga (pedunculus),
tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak bunga (calyx),
mahkota bunga (corolla). Biseksual, jumlah benang sari sebanyak 10 buah. Pada bunga
ini benang sarinya tersusun atas dua berkas, berkas pertama tersusun dari 7 benang sari
sedangkan berkas kedua tersusun atas 3 benang sari. Putik pada bunga ini berbentuk
lembaran pipih seperti daun.

Bunga Melati merupakan bunga tunggal, karena dari jumlah bunga hanya
terdapat satu bunga pada setiap ibu tangkai bunga. Letak dan susunan bunga Melati ini
yaitu bagian bagiannya duduk dalam lingkaran dan bagian lain terpencar dan menurut
garis spiral. Bunga Melati ini termasuk bunga tidak lengkap, karena dilihat dari bagian
bagiannya, yaitu hanya terdapat tangkai bunga dan kuncup bunga saja. Melati memiliki
akar tunggang yang mampu menopang tanaman sampai ketinggiannya mencapai 5
meter. Daun melati memiliki daun yang majemuk menyirip. Ibu tungkai daun ini
berbentuk seperti sirip ikan di mana anak daunnya berada di sisi kanan dan juga kiri.

I. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah mempunyai


kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian
pokok, yaitu: akar, batang dan daun. Namun demikian tumbuhan paku belum
memiliki biji, sehingga tumbuhan ini tidak termasuk ke dalam tumbuhan tingkat
tinggi seperti spermatophyte.

2. Ciri-ciri dari tumbuhan lumut yaitu memiliki daun semu, batang semu, rhizoid,
seta dan kaliptra serta ada beberapa lumut yang tidak memiliki bagian tersebut.
Lumut berkembangbiak secara seksual dan aseksual, umumnya ditemukan di
tempat yang lembab atau basah.
3. Bunga uniseksual adalah bunga yang tidak sempurna hanya memiliki organ
pengembangbiakan jantan/betina dan tidak dapat melakukan polinasi sendiri,
contohnya kembang teleng. Bunga biseksual adalah bunga yang dapat
membuahi diri sendiri, contohnya bunga melati.

J. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa perbedaan organ reproduksi antara Pteridophyta, Bryophyta dan


Angiospermae?

Bryophyta organ reproduksi betinanya (arkegonium) dan organ reproduksi


jantannya (anteridium), pada Pteridophyta protalium akan menghasilkan
anteridium (organ reproduksi jantan) yang menghasilkan sperma, juga
menghasilkan arkegonium (organ reproduksi betina) yang menghasilkan ovum
atau sel telur. Sedangkan alat reproduksi pada angiosperma adalah bunga yang
terdiri dari putik sebagai alat kelamin betina dan benang sari sebagai alat
kelamin jantan.

2. Bagaimana hubungan antara organ reproduksi Pteridophyta, Bryophyta dan


Angiospermae dengan cara tumbuhan tersebut bereproduksi?

Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Zigot berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium


betina. Sperma diproduksi oleh anteridium dan ovum diproduksi oleh
arkegonium. Hanya mengalami pertumbuhan primer. Pertumbuhan lumut hanya
memanjang dan tidak dapat membesar (melebar). Mengalami metagenesis yaitu
pergiliran keturunan antara fase vegetatif (fase sporofit) dan fase generatif (fase
gametofit). Tumbuhan lumut yang sering terlihat merupakan fase gametofit.

Angiospermae (Tanaman Berbunga)

Memiliki bunga yang sesungguhnya (bunga sejati) yang terdiri dari kelopak,
mahkota, benang sari dan putik. Bakal biji atau biji terbungkus daun buah yang
disebut putik sehingga tidak tampak dari luar. Memiliki bentuk dan ukuran
tubuh bervariasi yang terdiri dari akar, batang, dan bunga. Reproduksi yang
dilakukan secara vegetatif dan generatif (pembuahan ganda. Penyerbukan dan
pembuahan selisihnya pendek.

Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Memilii dua fase generasi, yaitu sporofit atau menghasilkan spora dan gametofit
atau menghasilkan sel kelamin. Fase sporofit pada tumbuhan paku memiliki sifat
lebih dominan jika di bandingkan dengan fase gametofit. Tanaman paku dalam
hidupnya mempunyai kemampuan reproduksi secara aseksual melalui
pembentukan gemmae serta proses reproduksi seksual melalui peleburan gamet
jantan dan gamet betina. Dalam perjalanan siklus hidup (metagenesis) terdapat
fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri. Memiliki klorofil sehingga cara
hidupnya hidupnya fotoautotrof.

K. Daftar Pustaka

Budiwati. 2016. Reproduksi Generatif Angiospermae. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Budiyanto. 2009. Pteridophyta. Blog Budiyanto.


http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelasx/ciri-
tumbuhanpakupteridophyta/html.(4 mei 2021).

Pratiwi, dkk. (2006). Biologi Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Sridianti. 2016. Pengertian Angiospermae dan Contoh.


http://www.sridianti.com/angiosperma-ciri-pengertian-contoh.html. diakses
pada Kamis, 6 Mei 2021 pukul 10:00 wib.

Tentorku. 2016. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae).


https://www.tentorku.com/tumbuhan-biji-tertutup-angiospermae/ diakses pada
Kamis, 6 Mei 2021 pukul 10:11 wib.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai