Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Dosen Pengampu :

Yuliastuti, M.Si.

Disusun Oleh :

Nadia Handayani ; 2213091007


I Gusti Agung Meilinda ; 2213091034
Siska Yana Situmorang ; 2213091001

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2023
PENGAMATAN PADA STRUKTUR ORGAN REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
ANGIOSPERMAE

Tujuan Praktikum :

1. Untuk mengetahui organ-organ reproduksi tumbuhan Angiospermae


2. Untuk mengidentifikasi organ-organ reproduksi pada tumbuhan Angiospermae
3. Untuk mengetahui peranan dan fungsi organ reproduksi jantan dan betina yang ada pada
tumbuhan Angiospermae

Landasan Teori

Tmenurut Edy Setiti (2023), Tumbuhan biji tertutup dikelompokkan sebagai tumbuhan
"Angiospermae" (berasal dari bahasa Yunani: angion berarti wadah dan sperma berarti biji; berarti
biji yang terdapat pada wadah atau biji tertutup) atau disebut tumbuhan bunga adalah tumbuhan
yang telah memiliki organ reproduksi seksual berupa bunga, yang melekat pada sumbu tubuh
tumbuhan. Bagian dari sumbu tempat melekatnya bunga disebut dasar bunga (receptaculum).
Sedangkan bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang mendukung bunga dinamakan tangkai
bunga (pedicellus). Bunga yang lengkap tersusun dari bagian yang steril dan bagian yang fertil.
Bagian steril dari bunga adalah kelopak dan mahkota (corolla). Kelopak terdiri atas sejumlah daun
kelopak (sepala) dan mahkota terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala). Kelopak dan mahkota
bersama-sama disebut hiasan bunga (perianthium). Pada suatu bunga, kadang-kadang hiasan
bunganya tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya. Hiasan bunga yang demikian
dinamakan tenda bunga (petala) yang terdiri atas daun tenda bunga (tepala). Bagian fertil dari
bunga adalah benang sari (stamen) dan putik (pistilum). Benang sari terdiri atas kepala sari
(anthera) dan tangkai sari (filament). Putik terdiri atas kepala putik (stigma) dan tangkai putik
(stilus). Di dalam putik bunga terdapat bakal buah (ovarium) yang di dalamnya terdapat bakal biji
(ovulum). Kemudian menurut Rita (2012), Bakal biji (ovulum) yang tumbuh di plasenta pada bakal
buah (ovarium) adalah tempat terjadinya megasporogenesis dan megagametogenesis.

Pada Angiospermae, struktur reproduksinya lebih maju karena dibentuk struktur bunga
sejati dengan benang sari atau stamen (gametangium jantan: anthera) dan putik atau pistil
(gametangium betina: ovulum) sebagai alat reproduksi. Sporogenesis dan gametogenesis terjadi di
dalam gametangium. Penyerbukan pada Angiospermae bermacam-macam caranya, demikian pula
dengan agen penyerbuknya, sedang pembuahannya dikenal dengan pembuahan ganda karena sel
sperma membuahi sel telur (ovum) membentuk zigot, sedang sel sperma yang lain membuahi sel
sentral membentuk endosperm. Pada Angiospermae struktur bakal buah (ovarium) dan bakal biji
(ovulum) sudah berkembang dengan baik. Oleh karena letak ovulum yang terlindungi di dalam
ovarium/bakal buah maka Angiospermae dikenal dengan tumbuhan berbiji tertutup. Apabila kedua
macam gamet yang dibentuk sudah siap (masak) maka kepala sari atau kotak sari (anthera) akan
pecah mengeluarkan serbuk sari yang selanjutnya akan jatuh diatas kepala putik (stigma) yang
reseptif, dengan demikian terjadi penyerbukan disertai dengan pembuahan pada Angiospermae.
Selanjutnya akan terbentuk zigot, setelah itu terjadi perkembangan lebih lanjut (embriogenesis)
meliputi tahapan: a) globular, b) jantung, c) torpedo, dan d) kotiledon. Setelah tahapan kotiledon
biji akan mengalami pendewasaan fisiologis hingga masak. (Serafinah, dkk, 2018).

Proses reproduksi yang akhirnya menghasilkan biji terjadi pada dua bagian sporofit yang
amat penting pada tumbuhan, yakni kepala sari anthera dan ovulum. Sel sporogen yang terbentuk
dalam kedua organ tersebut akan mengalami meiosis (pembelahan reduksi) sehingga terbentuk
spora yang tersusun tetrad. Spora yang terjadi akan melakukan beberapa kali pembelahan sel
menghasilkan gametofit. Proses pembentukan spora disebut sporogenesis. Pada anthera (kepala
sari) akan terjadi proses pembentukan mikrospora secara meiosis atau dinamakan
mikrosporogenesis. Proses ini kemudian akan diikuti dengan pembelahan mitosis
(mikrogametogenesis) untuk pembentukan gametofit jantan atau polen. Gametofit jantan akan
menghasilkan gamet jantan atau sperma. Pembentukan gamet betina berlangsung di dalam bakal
biji. Proses pembentukan gamet ini diawali dengan terjadinya megasporogenesis (melalui
pembelahan meiosis) untuk menghasilkan megaspora, yang diikuti pula dengan beberapa kali
pembelahan mitosis (megagametogenesis) untuk membentuk gametofit betina atau kantung
embrio (Tatang, dkk).

Alat dan Bahan :

A. Alat
1. Pisau scalpel/ pisau silet
2. Mikroskop
3. Kaca preparat
4. Kaca penutup preparat
B. Bahan
1. Bunga Mawar (Rosa sp).

Langkah Kerja

1. Mikroskop disiapkan dan ditempatkan di lokasi dengan pencahayaan yang memadai untuk
melakukan pengamatan
2. Anatomi bagian luar Bunga Mawar diamati terlebih dahulu, seperti kelopak, kaliks, dan
batang bunga.
3. Bagian kelopak bunga diiris secara vertikal dari bagian atas kelopak hingga ke bawah,
menggunakan pisau scalpel atau pisau silet.
4. Dilakukan pengamatan pada bagian Bunga Mawar yang terdapat di dalam kelopak, seperti
putik, benang sari, serta ovarium
5. Bagian-bagian bunga yang sudah diamati kemudian ditempatkan pada kaca preparat dan
tutup menggunakan kaca penutup
6. Kemudian amati bagian-bagian bunga dalam preparat tersebut di bawah mikroskop
7. Hasil pengamatan pada bagian-bagian bunga yang sudah dilakukan tadi dicatat dan
diberikan keterangan

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan organ reproduksi pada tumbuhan Bunga Mawar (Rosa sp).

No Gambar Hasil Pengamatan Perbesaran Keterangan


Mikroskop

1 1. Mahkota Bunga

2. Kelopak Bunga

3. Dasar Bunga (receptacle)

4. Tangkai Bunga
(peduncle)

5. Daun

6. Tangkai (pedicle)
2 100 x Benang Sari :

a) Antera
b) Filamen

3 100 x Putik :

a) Stigma
b) Stilus
c) Ovarium
a) Ovarium
4 100 b) Ovula
Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada preparat bunga mawar (Rosa
sp), kami dapat mengetahui bahwa praktikum ini telah memberikan wawasan yang mendalam
mengenai struktur dan peran masing-masing komponen bunga dalam konteks reproduksi dan
kelangsungan hidup tanaman ini. Bunga mawar, seperti banyak tumbuhan berbunga lainnya, telah
mengembangkan adaptasi dan fungsi-fungsi khusus yang sangat penting dalam upaya mereka
untuk berkembang biak dan tetap hidup.

Saat kami melakukan pengamatan awal, kami secara teliti memeriksa berbagai bagian pada
bunga mawar. Pertama-tama, kami menyoroti mahkota bunga, yang memiliki bentuk kubah dan
berwarna-warni dan berfungsi sebagai magnet bagi serangga penyerbuk dengan keindahan warna-
warninya, sekaligus melindungi organ reproduksi yang lebih dalam. Bentuk mahkota bunga sering
kali terdiri dari daun-daun yang disusun secara spiral. Selanjutnya, kami fokus pada dasar bunga
atau receptacle, yang biasanya berbentuk cembung dan menjadi tempat awal bagi perkembangan
buah setelah proses penyerbukan. Receptacle adalah titik tempat perlekatan semua organ bunga,
termasuk kelopak bunga, mahkota bunga, dan organ reproduksi. Kami juga menaruh perhatian
pada tangkai bunga, yang memiliki bentuk panjang dan ramping, memungkinkan bunga mawar
untuk mencapai serangga penyerbuk dengan lebih efisien. Bentuk tangkai bunga memungkinkan
bunga untuk terangkat dari daun-daun dan cabang di sekitarnya, meningkatkan peluang untuk
penyerbukan yang sukses. Kemudian, kami memperhatikan bagian daun, yang berbentuk oval atau
bulat dan memiliki tepi bergigi. Daun adalah organ utama dalam proses fotosintesis, di mana
pigmen hijau klorofilnya mengubah energi matahari menjadi makanan untuk tanaman.
Ketika kami membuka bunga mawar untuk melihat benang sari atau stamen, kami
menemukan organ reproduksi jantan pada bunga mawar. Antera, yang berbentuk seperti dua
kantong kecil di ujung filamen, ternyata berfungsi sebagai pabrik serbuk sari yang mengandung
sel-sel reproduktif jantan tanaman. Filamen adalah benang panjang dan ramping yang memegang
erat antera di atas bunga, memudahkan serbuk sari untuk dibawa oleh serangga penyerbuk.
Selanjutnya, kami beralih ke putik atau pistil yang merupakan organ reproduksi betina pada bunga
mawar yang terdiri dari tiga komponen didalamnya, yaitu:

- Stigma, yang memiliki bentuk seperti kepala kecil, berfungsi sebagai perangkap serbuk
sari. Bentuknya terlihat lembut dan berlapis lengket untuk menahan serbuk sari.
- Stilus, yang merupakan bagian panjang dan ramping yang menghubungkan stigma dengan
ovarium. Bentuk stilus membentuk jalur yang memandu serbuk sari menuju ovarium.
- Ovarium, yang berbentuk seperti kantong atau kapsul kecil, adalah tempat terjadinya
pembuahan jika serbuk sari berhasil mencapai stigma dan tumbuh melalui stilus. Ovarium
mengandung ovula atau sel telur yang menunggu untuk dibuahi.

Dalam ovarium, ovula merupakan titik awal potensial untuk pembentukan biji. Jika serbuk
sari mencapai ovula dan terjadi pembuahan, hal ini akan menghasilkan biji yang dapat tumbuh
menjadi tanaman mawar baru. Pengamatan organ reproduksi pada bunga mawar menggambarkan
kompleksitas proses reproduksi tanaman bunga mawar dan bagaimana berbagai bagian bunga
berinteraksi untuk mencapai tujuan reproduksi ini. Melalui penyerbukan dan pembuahan, tanaman
mawar dapat mempertahankan keturunannya dan terus berkembang.

Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada bunga mawar (Rosa sp), dapat
disimpulkan bahwa:

- Bunga mawar memiliki mahkota bunga, kelopak bunga, dasar bunga atau receptacle,
tangkai bunga, dan daun yang masing-masing memiliki peranan penting dalam reproduksi
bunga.
- Bunga mawar memiliki benang sari yang terdiri dari antera yang berbentuk oval dan berada
diujung benang sari, serta filamen yang memfasilitasi penyerbukan oleh serangga.
- Bunga mawar memiliki pistil yang terdiri dari stigma yang berbentuk kepala kecil dan
berfungsi sebagai perangkap serbuk sari dengan lapisan lengket untuk menahan serbuk
sari, kemudian stilus yang berbentuk panjang dan menghubungkan stigma dengan ovarium
serta membentuk jalur untuk memandu serbuk sari menuju ovarium, terakhir ada ovarium
yang berbentuk kantong atau kapsul kecil dan berfungsi sebagai tempat utama pembuahan
jika serbuk sari mencapai stigma dan tumbuh melalui stilus. Ovarium ini mengandung
ovula atau sel telur yang menunggu dibuahi.
DAFTAR PUSTAKA

Suradinata, Tatang. "Struktur Bunga, Alat Reproduksi, serta Proses Reproduksi Jantan dan Betina
pada Tumbuhan Angiospermae."
Indriyani, Serafinah, et al. "PETUNJUK PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN
TUMBUHAN." (2018).
Utami, Edy Setiti Wida, Sucipto Hariyanto, and Hery Purnobasuki. Embriologi Angiospermae.
Airlangga University Press, 2023.
NINGSIH, RITA, S. SI, and M. SI. "ANATOMI TUMBUHAN."

Anda mungkin juga menyukai