Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Alat reproduksi pada tumbuhan berbiji

Disusun oleh:

Kelompok 11

Rahmawati A22118010
Anjeli Tuna A22118049
Rifenlis k Laleuka A22118113

PROGRAM STUDI BIOLOGI


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNUVERSITAS TADULAKO

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat, karunia serta Ridha-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah tentang ”alat reproduksi pada tumbuhan berbiji”. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas dari mata kuliah Anatomi dan morfologi tumbuhan Makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang kemudian bermamfaat bagi kita.
Kami berharap makala ini dapat berguna dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa-masa mendatang. Atas
perhatiannya penyusun ucapkan terima kasih.

Palu,6 desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................
DAFTAR ISI................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
a. Alat reproduksi angiospermae……………………………………………………………...
b. Alat reproduksi gymnospermae…………………………………………………………….
c. Morfologi perbedaan alat reproduksi pada angiospermae dan gymbospermae…………….
d. Perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan……………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran-Saran...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di
sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering
disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat
pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).

Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji
terbuka, biji tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara,
pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah
atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak
sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji
merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah
banyak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana alat reproduksi dalam daur hidup angiospermae?

2. Bagaimana alat reproduksi pada daur hidup gymnospermae?

3. Bagaimana morfologi perbandingan alat reproduksi pada Gymnospermae,

Agiospermae dan paku?

4. Bagaimana megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang diploid?

5. Bagaimana perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan?

C. TUJUAN
1. untuk mengetahui alat reproduksi dalam daur hidup angiospermae

2. Untuk mengetahui alat reproduksi dalam daur hidup gymnospermae

3. Untuk mengetahui morfologi perbandingan alat reproduksi pada Gymnospermae,


Angiospermae, dan paku

4. Untuk mengetahui megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang diploid

5. Untuk mengetahui perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1Alat reproduksi dalam daur hidup angiospermae

Tumbuhan Angiospermae mempunyai alat kelamin perkembangbiakan generatif berupa

bunga. Bunga yang lengkap adalah bunga yang tersusun atas kelopak bunga, mahkota bunga,

benang sari, dan putik. Bagian-bagian bunga yang berfungsi sebagai organ reproduksi adalah

benang sari (organ jantan) dan putik (organ betina).

Benang sari terdiri atas kepala sari (antera) dan tangkai sari (filamentus). Di dalam

kepala sari terdapat kantung sari (mikrosporangium) yang mengandung sel induk mikrospora.

Sel induk mikrosporangium akan membelah secara meiosis menjadi empat mikrospora dan

dilanjutkan pembelahan meiosis berulang-ulang dan menghasilkan serbuk sari (gametofit jantan)

yang di bungkus selaput luar (eksin) dan selaput dalam (intin). Di dalam serbuk sari terdapat inti
generatif dan inti vegetatif (sel buluh). Inti generatif akan membentuk 2 sel sperma apabila

terjadi pembuahan.

Putik atau pistilum terdiri atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan bakal buah

(ovarium). Bagian putik yang berperan dalam reproduksi adalah bakal buah. Bakal buah adalah

bagian putik yang membesar dan terletak di tengah-tengah dasar bunga, di dalamnya terdapat

bakal biji (megasporangium) atau kandungan lembaga (ovulum). Bakal biji tersusun atas kulit

bakal biji (integumentum), bakal biji, (nuselum) dan liang bakal biji (mikropil).

Bakal biji (megasporangium) di dalamnya terdapat sel induk megaspora (sel induk

kandung lembaga) yang akan membelah secara meiosis menjadi 4 sel megaspora (n). Tiga sel

mengalami degenerasi, satu sel berkembang menjadi inti kandung lembaga primer. Selanjutnya,

akan mengalami pembelahan mitosis menjadi dua. Satu sel, menuju ke kalaza dan satunya lagi

menuju mikropil.

Sesampainya di kalaza dan mikropil, sel tersebut membelah secara mitosis dua kali,

sehingga menghasilkan 4 sel inti kandung lembaga. Satu inti dari kalaza dan mikropil menuju

tengah akan membentuk antipoda calon kandung lembaga sekunder (2n). Tiga inti sel di kalaza

selanjutnya akan membentuk antipoda. Sementara itu satu sel di tengah di antipoda akan menjadi

ovum dan pengapitnya di sebut sel sinergid.

Fungsi dari bagian betina adalah untuk menangkap serbuk sari dan memberikan sperma di dalam

serbuk sari ke telur yang menunggu untuk dibuahi. Mereka juga rumah telur.

 Karpel adalah bagian wanita utama. Sebuah karpel sebenarnya tiga bagian menyatu

menjadi satu: stigma, mahkota, dan indung telur.


 Stigma adalah bagian atas karpal tersebut. Hal ini lengket untuk menangkap serbuk sari.

 Mahkota adalah tabung panjang yang melekat stigma ke ovarium. Serbuk sari pada

akhirnya akan meluncur ke bawah tabung untuk membuahi sel telur.

 Ovarium adalah pada akhir mahkota. Ini adalah di mana bakal biji atau telur menunggu

untuk dibuahi. Ovarium akan matang setelah pembuahan dan membentuk buah untuk

membimbing benih baru dibentuk pada langkah berikutnya dari perjalanannya.

Fungsi dari bagian jantan dari tanaman berbunga adalah untuk menghasilkan serbuk sari. Serbuk

sari mengandung sperma, yang akan membuahi sel telur dan membuat benih untuk tumbuh

generasi berikutnya dari tanaman.

 Bagian utama jantan adalah benang sari. Hal ini dibagi menjadi dua bagian: anter dan

filamen.

 Antera menghasilkan serbuk sari yang berisi sperma yang dibutuhkan untuk pembuahan.

 Filamen mendukung antera.

2.2 Alat Reproduksi Dalam Daur Hidup Gymnospermae

Gymnospermae adalah tumbuhan yang tidak memiliki pembungkus biji sehingga bijinya
tampak dari luar atau berada pada permukaan daun buah. Tumbuhan yang bijinya tidak tertutup
kulit buah atau berbiji terbuka disebut tumbuhan Gymnospermae. Pohon pinus, pohon damar,
pohon ginkgo, dan pakis haji juga tergolong Gymnospermae.Alata reproduksi pada tumbuhan ini
yaitu strobilus.
Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu
mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang
megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk
arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil
yang tersusun spiral pada aksis strobili.

Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat


atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan
ovulum (bersama mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate
cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil
pembel;ahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi.

a. Ovulum dan gametotif betina

Ovum telanjang dihasilkan pada megsprofil yang biasanya tersusun spiral pada aksis
sentral. Ovulum terdiri dari masa sel yang parenkimatis yang disebut nuselus atau
megasaporangium. Nukleus ini melindungi sel induk mengaspora yang diploid.
Pada gymnospermae hanya terdapat satu integument yang terdiri dari 3 lapisan sel yaitu:

1). Sarkotesta : Lapisam luar yang merupakan lapisan berdaging.

2). Skierotesta: Lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel batu (sel berdinding tebal).

3). Sarkotesta dalam : Susunanya sama seperti lapisan terluar.

b. Mikrosfora dan gametofit jantan

Mikropora atau butir polen adalah haploid, bentuk, ukran, serta ornamentasi dindingnya
bervariasi. Gametofit jntan endosporik pertumbuhannya sebagian didalam mikrosporangium dan
sebagian didalam ruang serbuk sari pada ovulum.Pada golongan Cycadophyta mukrogametofit
mempunyai sel protalus jantan yang akan menghasilkan sel steril yang besar atau sel tangkaiyang
diikuti oleh sel tubuh (sel spermatogen). Sel tubuh membelah menjadi 2 sel gamet yang berflagel
banyak.

c. Polinasi dan pembuahan

Polinasi pada Gymnoispermae dilakukan oleh angin, dan mengantarkan gametofit yang
endosporik pada mikrofil. Pada Coniferae dan Gymnospermae yang lain polen yang endosporik
langsung mengadakan kontak dengan nuselus. Sperma kemudian berenang menuju keleher
arkegonium dan salah satu dari sperma mengadakan fusi dengan telur membentuk zigot yang
diploid. Fase awal perkembangan embrio ditandai dengan adanya priode inti bebas kemusdian
mengalami diferensiasi. Embrio bersifat endoskopik poliembrioni merupakan keadaanm yang
umum terjadi pada Gymnospermae.

Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak
dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Megaspora tetap
erada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada
bagian ujung memiliki lubang kecil disebut mikrofil.
2.3 Morfologi Perbandingan Alat Reproduksi Pada Angiospermae,Gymnospermae,Dan
Paku

a. Angiospermae

Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan megaspore.


Mikropora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar sebagai serbuk sari, sedangkan
maegaspora berkembang menjadi gametofit betina yang merupakan kantung embrio yang tetap
berada dalam ovarium, dan merupakan bagian dari bakal biji.

b. Gymnospermae

Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak
dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Megaspora tetap
erada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada
bagian ujung memiliki lubang kecil disebut mikrofil

c. Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku dapat bersifat heterospor atau homosapor. Gametotif dan sporofit hidup
bebas. Alatreproduksi mungkimn terdapat pada satu talus yang sama(homothallic) atau terdapat
pada talus yang berbeda (heterotallic). Alat kelamin berupa anteridium da arkegonium.
Tumbuhan paku tidak berkembang secara seksual atau aseksual tetapi dengan spora.

2.4. Megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang diploid

Disebelah dalam mahkota bunga terdapat sederetan benang sari. Tiap benang sari terdiri
atas sebuah kepala sari (antera) yang terletak diujung tangkai sari (filamen). Setiap kepala sari
memiliki empat kantong sari (mikrospongarium) yang merupakan tempat berkembangnya serbuk
sari (polen). Dalam setiap kantong sari terdapat sel induk mikrospora yang sangat banyak. Tiap
sel induk mikrispora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk empat mikrospora
haploid yang saling bergandengan dalam bentuk tetrad. Kemudian, tiap mikrospora membelah
lagi secara mistosis membentuk dua inti haploid yang akan berkembang menjadi serbuk sari.
Ketika serbuk sari telah masak, kantong sari akan pecah sehingga serbuk sari di dalamnya akan
berhamburan keluar.

Putik biasanya terdapat di bagian tengah bunga. Sebuah bunga dapat memiliki satu atau
beberapa putik yang saling bebas atau bersatu pada dasar bunga. Setiap putik memiliki tiga
bagian, yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan bakal buah (ovari). Kepala putik
merupakan permukaan tempat melekatnya serbuk sari pada saat penyerbukan, sedangkan tangkai
putik merupakan penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Di dalam bakal buah terdapat
satu atau lebih bakal biji (ovula). Pembentukan sel telur atau ovum (gamet betina) terjadi di
dalam bakal buah.

Sebuah bakal biji tersusun atas sel-sel parenkim yang disebut nuselus (badan bakal biji)
atau megasporangium. Nuselus dikelilingi oleh satu, dua atau tiga selubung atau kulit yang
disebut kulit bakal biji (integumen). Integumen tubuh di atas nuselus, tetapi meninggalkan
sebuah lubang (mikropil) tempat masuknya buluh serbuk sari nanti. Bakal biji melekat pada
diding bakal buah pada suatu bagian yang disebut plasenta melalui sebuah tangkai pendek
(funikulus).

Di dalam nukleus berkembang sebuah sel induk kantong embrio atau sel induk megaspora yang
diploid. Sel induk tersebut kemudian membelah secara meiosis membentuk empat sel megaspora
yang haploid. Satu dari empat sel megaspora berkembang menjadi kantong embrio atau kantong
lembaga, sedangkan tiga sel lainnya mereduksi atau berdegenerasi. Selanjutnya, inti sel (nucleus)
megaspora melakukan tiga kali pembelahan mitosis sehingga terbentuk tujuh sel dengan delapan
inti sel. Inti-inti sel tersebut kemudian bermigrasi dan dua inti sel bersatu di tengah kantong
embrio membentuk inti sel endosperm. Sekarang, kantong embiro yang masak memiliki enam
sel haploid dan inti sel endosperm diploid. Tiga inti sel yang berada pada arah berlawanan
dengan mikropil dinamakan inti sel antipoda, sedangkan tiga inti sel lainnya berada di dekat
mikropil. Di antara tiga inti sel yang ada di dekat mikropil, satu inti sel di tengah merupaka
ovum (gamet betina), sedangkan du ainti sel pendampingnya disebut inti sel sinergid. Dalam
keadaan demikian, bakal biji siap melakukan pembuahan (fertilisasi) yang didahului oleh
penyerbukan.
2.5 Perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan

Pada tumbuhan berbiji merupakan alat perkembangbiakan utama karena biji mengandung
calon tumbuhan baru. Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya.
Semula biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji, yang disebut tali pusar. Bagian
biji tempat perletakan biji pusat disebut pusar biji. Jika biji sudah masak biasanya tali pusar putus
sehingga biji terlepas dari tumbuhan. Bekas tali pusar umumnya tampak jelas pada biji.

Sebelum pembuahan berlangsung, serbuk sari yang berasal dari kepala masak harus
dipindahkan kekepala putik yang sudah reseptif. Jika penyerbukan ini tidak terjadi, bakal biji
akan mati dan gagal membentuk biji.

Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik untuk tumbuhan tertutup, atau
jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji untuk tumbuhan terbuka. Sedang pembuahan
adalah terjadinya persatuan atau peleburan inti sel telur dengan inti sel sperma di dalam kandung
lembaga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biji merupakan bagian dan struktur yang sangat efisien untuk perkembangbiakan
pada tumbuhan khususnya Spermathopyta (tumbuhan berbiji). Fungsi biji itu sendiri adalah
untuk memperbanyak keturunan atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup
generasinya. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
Sesuai dengan bentuk dan stukturnya, biji dapat dikelompokkan kedalam beberapa
kelompok besar yakni :
· Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka )
· Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah tentunya masih terdapat kekeliruan dan kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman yang membangun sangat kami harapkan,
guna mengevaluasi diri kami agar penyusunan makalah ini selanjutnya lebih baik lagi.
Daftar pustaka

· Anonim, 2008, Dormansi Benih dan Pemecahannya, http://pustaka.ut.ac.id//, diakses pada


tanggal 15 April 2008 pukul 21:38.
· Anonim, 2006, Pertumbuhan dan Perkembangan Biji, http://www.freewebs.com//, diakses
pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 21:36.
· Anonim, 2007, Biji dan Perkembangan Biji, http:// www.sith.itb.ac.id//, diakses pada tanggal
13 Oktober 2008 pukul 22:34.
· Bold, H.C., Alexopoulos, C.J., and Delevoryas, T. (1980). Morphology of Plants and
Fungtion. New York: Harper & Row, Publishers.
· Tjitrosoepomo, G. (1989). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai