Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

“ LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA”

Nama : Anjeli Tuna’

NIM : A 221 18 049

Dosen Pengampuh : Dr.Hj. Gamar B.N Shamdas,. M.P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2018
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan pertolongan-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang“Landasan dan asas-asas pendidikan serta
penerapannya”.Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
penulis yaitu Pengantar Pendidikan. Penulis berharap dengan makalah ini pembaca
dapat menambah wawasan dan pengetahuannya tentang landasan dan asas-asas
pendidikan serta penerapannya di masyarakat.
Terlepas dari semua itu,penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih
banyak kekurangan baik dari segi materi,pemilihan kalimat dan tata bahasa yang
digunakan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan
kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Anjeli Tuna’
Daftar Isi

Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

Bab II Pembahasan

1. Pengertian Landasan Pendidikan


2. Macam –macam landasan pendidikan
3. Pengertian asas-asas pokok pendidikan
4. Macam –macam asas pokok pendidikan

Bab III Penutup

a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama
terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.

Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi,


sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan
landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang
pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan
menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang
yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan
yang tepat wawasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:

1. Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan?


2. Apa sajakah landasan pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan?
4. Apa sajakah asas-asas pokok Pendidikan?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan


2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas pokok Pendidikan
4. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pokok pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

1. LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu
atau dasar dalam melakukan analisi kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan
(fakta) tentang kebijakan dan praktik pendidikan.

2. MACAM-MACAM LANDASAN PENDIDIKAN

1. Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat


pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih
baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme,
Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme

1. Esensialisme

Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran


teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.

2. Perenialisme

Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran


konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.

3. Pragmatisme dan Progresifme

Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme
yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan


sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.

b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional

Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional


berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

2. Landasan Sosiolagis

a. Pengertian Landasan Sosiologis

Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan


karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang
proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:

1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.

2. hubunan kemanusiaan.

3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.

4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah


dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional

Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi


sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan
akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.

Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan


dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan
KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya
dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun
jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)

3. Landasan Kultural

a. Pengertian Landasan Kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab


kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan,
baiksecara formal maupun informal.

Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang


sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku,
nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-
usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial
yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah
lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional

Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu


melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat
dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka
pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi
ketunggal-ikaan.

4. Landasan Psikologis

a. Pengertian Landasan Filosofis

Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan


perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama


kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan
kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar
yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan
belajar yang digariskan.

b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis

Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal


dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau
tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif
dan efisien.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis

a. Pengertian Landasan IPTEK

Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga


pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi
ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan
proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional
dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam
pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan
calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah

Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai


kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya
hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan
informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat
3. Pengertian Asas- asas pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut
adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas
Kemandirian dalam belajar.

Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau


tumpuhan berpikir,baik dari tahap perencanaan maupun pelaksanaan pendidikan.

4. Macam-macam Asas Pendidikan


1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sitem
Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini
kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarsa Sung Sung Tulada dan
Ing Madya Mangun Karsa.

Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas
yaitu:

o Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh).


o Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan
dan membangkitkan semangat).
o Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan/mengikuti
dengan awas).

2.Asas Belajar Sepanjang Hayat

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut


pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).
Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.

1. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan


kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara
langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri
handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk
mandiri, termasuk mandiri dalam belajar.
Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apa bila
didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam
belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya
apabila selalu tergantung dari bantuan guru ataupun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, disamping peran-peran
lain: informator, organisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru
diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian
sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber
tersebut. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya
prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa guru itu yang


mengajar siswa yang diajar kondisi seperti inilah yang membedakan kualitas
akhir setiap penndidikan karna orang-orang yang selalu belajar lah yang akan
melahirkan SDM-SDM yang benar-benar berkualitas aturan proses
pendidikan setidaknya terdiri dari,peserta didik yang akan diberikan kapada
peserta didik (materi) dan selebihnya adalah dukungan untuk kesuksesan
proses pendidikan semua hall ah yang dominan memberikan pengaruh pada
hasil akhir

B.Saran

Sebagai seorang manusia penulis tidak luput dari berbagai


permasalahan,sehingga kritik dan seran sangat diharapkan penulis dari para
pembaca untuk membangun selanjutnya. Selain dari itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kapada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung
DAFTAR PUSTAKA

Abu Hanifah. 1950. Rintisan Filsafat, Filsafat Barat Ditilik dengan Jiwa
Timur, Jilid I.
Jakarta: Balai Pustaaka.

Conny Seniawan, et. al. 1951. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana


Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Anda mungkin juga menyukai