Anda di halaman 1dari 10

Makalah Botani Ekonomi Hortikultura

“Potensi dan kendala Produksi Tanaman Holtikultura Buah”

DISUSUN OLEH :

Nama :Anjeli Tuna’

Stambuk :A22118049

Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah “Potensi dan kendala Produksi Tanaman Holtikultura Buah”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Palu, 23 Maret 2021

Anjeli Tuna’
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah-buahan merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi dan potensi pasar yang cukup baik. Permintaan pasar terhadap buah-buahan semakin
meningkat, baik pasar dalam negeri maupun pasar internasional. Permintaan buah-buahan ini
tidak diikuti dengan peningkatan produksi dan mutu, karena penerapan teknologi buah-buahan di
beberapa lokasi sentra produksi buah-buahan belum sepenuhnya dilakukan oleh petani secara
baik dan benar (Kusmayadi, 2010).

Indonesia berada pada masa transisi yaitu masa peralihan dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri, dari masyarakat dengan teknologi sederhana ke masyarakat dengan
teknologi modern dan canggih. Pada masa transisi ini terjadi perubahan pola interaksi sosial,
perubahan sistem nilai maupun peningkatan mobilitas fisik. Timbulnya perubahan sosial ini
bersumber dari kemajuan teknologi, telekomunikasi, infrastruktur dan peningkatan pendapatan.
Perubahan perubahan sosial tersebut memberikan dampak pada perilaku konsumsi pangan.
Peningkatan pendapatan membawa perubahan pada pola makan seseorang dan lebih banyak
orang-orang yang mengkonsumsi pangan dengan orientasi kesenangan dan mengutamakan gizi
(Susanto, 1999)

Kebutuhan produk hortikultura yang terus meningkat tidak sebanding dengan pasokan
komoditas hortikultura ke pasar-pasar tradisional hingga supermarket dan hypermarket di seluruh
Indonesia sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan konsumen. Kondisi tersebut
menyebabkan banyak kelompok tani yang memfokuskan produksinya pada beberapa jenis
tanaman hortikultura. Salah satu kelompok tani yang fokus pada budidaya hortikultura adalah
kelompok tani sayur Mertanadi di Desa Pelaga. Adapun beberapa tanaman hortikultura yang
dibudidayakan oleh kelompok tani Mertanadi diantaranya buah dan sayur.
1.2 Rumusan masalah

1.Apa yang dimaksud dengan tanaman holtikultura buah-buahan,

2.Bagaimana potensi produksi tanaman holtikultura buah

3.kendala produksi tanaman holtikultura buah

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tanaman holtikultura buah-buahan dan
manfaatnya

2.Untuk mengetahui potensi produksi tanaman holtikultura buah

3.Untuk mengetahui kendala produksi tanaman holtikultura buah.


BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Holtikultura (Fruktikultura)

Hortikultura merupakan sebuah gabungan bahasa Latin, hortus yang mengandung arti kebun


dan culture yang berarti bercocok tanam. Jadi Hortikultura bisa didefinisikan sebagai cara
budidaya tanaman yang dilakukan di kebun dan halaman rumah. Selain itu secara prinsip
tanaman dari jenis hortikultura bisa memberi manfaat bagi pemilik atau orang yang
menanamnya.

Tanaman holtikultura jenis frutikultura merupakan tanaman yang dapat menghasilkan buah-


buahan. Pada umumnya tanaman ini membutuhkan beberapa teknik khusus ketika dibudidaya
secara massal. Sama seperti olekulturan tanaman frutikultura juga terdiri dari dua macam yaitu
tahunan dan musiman.

Contoh tanaman buah yang bersifat musiman misalnya mangga, durian, rambutan,
semangka, melon, jeruk dan sebagainya. Sedangkan tanaman buah yang dapat menghasilkan
hasil panen setiap waktu dan tidak mengenal musim antara lain nanas, pepaya, piang, nangka,
salak, sawo dan belimbing serta yang lainnya.

 Potensi Produksi Tanaman Holtikultura Buah

Di Indonesia sektor Hortikultura memiliki potensi dan peran yang cukup besar dalam
pembangunan ekonomi. Apabila Hortikultura dikelola dengan baik maka menjadikan Indonesia
sebagai negara yang dapat diperhitungkan karena memiliki daya saing yang tinggi dan sumber
daya yang mampu memenuhi kebutuhan pembangunan Hortikultura Selain itu keanekaragaman
hayati menjadi pendukung untuk memberikan hasil yang baik untuk Hortikultura dan letak
geografis Indonesia yang berada di jalur Khatulistiwa memberikan keunggulan komparatif
karena lingkungan yang kondusif bagus bagi pertumbuhan keanekaragaman Hortikultura.

Dalam komoditas Hortikultura yang potensial dikembangkan sebanyak 323 komoditas, yang
terdiri dari buah-buahan sebanyak 60 jenis, sayuran sebanyak 80 jenis, bioformaka sebanyak 66
jenis dan tanaman hias sebanyak 117 jenis, sampai akhir tahun 2007 yang dicatat oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) jumlah komoditas hanya 70 Jenis kemudian pada tahun 2008 meningkat 91
jenis.

Selain keanekaragaman hayati, ketersediaan lahan pertanian juga sangat penting, saat ini
ketersediaan lahan pertanian untuk Hortikultura masih sangat kecil dibandingkan lahan pertanian
lainnya. Indonesia memiliki tipe lahan  yang beragam seperti sawah, lahan kering, rawa, lebak,
pasang surut, gambut. Sehingga keragaman tipe ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai
hortikultura. Potensi sumberdaya ini harus dikelola dengan baik pemanfaatannya untuk

pengembangan hortikultura sebagai alternatif peningkatan pendapatan petani.

 Kendala Produksi Tanaman Holtikultura Buah

Pengembangan hortikultura hingga saat ini masih dijumpai berbagai kendala baik dari
sisi penerapan regulasi, pembinaan, kapasitas SDM, kelembagaan, dan teknologi.Penjabaran
mengenai permasalahan dalam pembangunan hortikultura antara lain :
 Payung hokum Belum sepenuhnya menjadi acuan penetapan kegiatan hortikultura
Berbagai regulasi terkait hortikultura mempunyai dampak positif dalam memberikan
perlindungan hukum terhadap aktivitas hortikultura. Namun demikian, penerapan beberapa
regulasi masih belum sepenuhnya dipatuhi oleh pelaku hortikultura.Hal ini disebabkan antara
lain belum optimalnya sosialisasi peraturan hortikultura, ketidaksiapan pelaku usaha untuk
menerapkannya, dan kurang komitmennya berbagai pihak untuk melaksanakan. Oleh
karena itu, pengembangan hortikultura tidak boleh terlepas dari penerapan regulasi terkait
 Pembinaan teknis yang belum optimal
Salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya produksi, produktivitas dan kualitas
hortikultura adalah belum optimalnya pembinaan teknis. Hal ini disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya : penelitian dan pengembangan yang masih kurang fokus dalam mengatasi
berbagai permasalahan usaha tani hortikultura, keterbatasan penyediaan dan penerapan
inovasi teknologi baik prapanen dan pascapanen, kuantitas dan kualitas petugas kurang,
lokasi terpencar, penerapan GAP SOP yang masih belum konsisten, serta karakter
masyarakat petani yang belum terbuka terhadap transfer inovasi teknologi oleh petugas
pembina. Optimalisasi pembinaan teknis di masa yang akan datang harus dilakukan
secara komprehensif. Dimana peningkatan kualitas dan kuantitas pembina harus
didukung juga oleh inovasi teknologi melalui penelitian dan pengembangan serta
pengembangan kualitas pelaku usaha hortikultura .
 kapasitas SDM belum memadai

Kapasitas SDM yang kompeten, komitmen dan berdedikasi dalam membangun


hortikultura secara utuh dan terintegrasi dirasa masih belum mampu memberi energi
pada percepatan pengembangan hortikultura di Indonesia. Hal ini tergambarkan dari
perkembangan usaha hortikultura nasional dengan pada beberapa kurun waktu terakhir seolah
tersalip dengan usaha hortikultura yang dikembangkan di beberapa negara tetangga
seperti Vietnam. Kapasitasdan kualitas SDM hortikulturapada umumnya lebih baik dibanding
dengan SDM sub sektor pertanian lain. Namun demikian, populasi SDM hortikultura
relatif kecil dibandingkan dengan sub sektor pertanian lainnya. Keterbatasan ini terlihat dari
kurangnya kemampuanatau kecakapanSDMHortikultura baik aspekmanajerial maupun aspek
teknis dalam usaha hortikultura, serta relatif rendahnya efisiensi usaha. Sehingga ke depan
dibutuhkan kegiatan peningkatan kapabilitas SDM melalui pelatihan, magang, dan studi
banding

 Kelembagaan hortikultura masih lemah


Petani hortikultura masih memiliki daya tawar yang lemah dibanding pelaku usaha
lainnya. Hal ini disebabkan oleh masih lemahnya fungsi atau peran dari kelembagaan
hortikultura (Poktan, Gapoktan, Asosiasi). Kesadaran petani untuk berkelompok masih
rendah serta peran dari beberapa kelembagaan yang sudah terbentuk (sebagai contoh :
Dewan Hortikultura Nasional, Asosiasi Eksportir dan Importir, koperasi dan lainnya) masih
lemah. Pemerintah merupakan salah satu bagian dalam sistem kelembagaan hortikultura.
Perandan fungsi pemerintah memerlukan keterpaduan dukungan dari semua pihak (lembaga
hortikultura lainnya). Oleh karena itu pemberdayaan kelembagaan hortikultura merupakan
strategi penting dalam pembangunan hortikultura di masa yang akan datang
 Penerapan inovasi teknologi belum optimal

Produktivitas hortikultura sangat bergantung pada inovasi dan penerapan


teknologi. Sampai saat ini banyak petani hortikultura yang masih menggunakan teknologi
konvensional. Hal ini menyebabkan daya saing produk hortikultura masih lemah. Inovasi
teknologi sangat bergantung pada hasil penelitian dan pengembangan teknologi.
Harus diakui bahwa kegiatan litbang belum berorientasi pada kebutuhan dilapang,
pasar, dan karakteristik masyarakat Indonesia secara spesifik lokasi. Hal ini
menggambarkan adanya potensi kearifan lokal yang belum terkelola dengan baik
(teknologi ramah lingkunagn, teknologi verticulture, teknologi pengairan, teknolog
perbanyakkan benih dan lain sebagainya). Beberapa inovasi telah dihasilkan baik mengadop
dari negara luar maupun hasil litbang dari dalam negeri namun penerapannya masih
terbatas. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain : karakter masyarakat yang tidak
mudah beradaptasi dengan hasil inovasi, ketidaksesuaian antara hasil inovasi di
beberapa lokasi tertentu, penyebaran hasil inovasi yang terbatas dan lain sebagainya. Oleh
karena itu pencapaian hortikultura yang berkelanjutan harus ditopang oleh pengembangan
inovasi teknologi yang tepat sasaran serta aplikatif dan mudah diperoleh oleh khalayak umum
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Tanaman holtikultura jenis frutikultura merupakan tanaman yang dapat menghasilkan buah-


buahan. Pada umumnya tanaman ini membutuhkan beberapa teknik khusus ketika dibudidaya
secara massal. Sama seperti olekulturan tanaman frutikultura juga terdiri dari dua macam yaitu
tahunan dan musiman.

Contoh tanaman buah yang bersifat musiman misalnya mangga, durian, rambutan,
semangka, melon, jeruk dan sebagainya. Sedangkan tanaman buah yang dapat menghasilkan
hasil panen setiap waktu dan tidak mengenal musim antara lain nanas, pepaya, piang, nangka,
salak, sawo dan belimbing serta yang lainnya.

3.2 Saran
Daftar Pustaka

– https://bibitonline.com/artikel/pengertian-dan-jenis-jenis-tanaman-hortikultura
– https://bukanarjuna.com/contoh-tanaman-hortikultura/#5_Tanaman_Taman_Lanskap_Taman

Anda mungkin juga menyukai