Anda di halaman 1dari 3

Mikrobiologi pertanian ( Agricultural Microbiology ) digunakan untuk memecahkan

berbagai persoalan di bidang pertanian. Dengan demikian, mikrobiologi pertanian berfungsi


agar manusia dapat mempelajari dan memanfaatkan mikroba sebaik mungkin guna
meningkatkan produksi pertanian baik kuantitas maupun kualitas dan menekan
kemungkinanan kehilangan produksi. Mikrobiologi pertanian terdapat beberapa dampak
negatif, antara lain:
1. Penggunaan pupuk buatan secara besar-besaran
2. Kerusakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui
3. Menyebabkan polusi sumber air yang berarti menurunkan kualitas lingkungan.
Untuk mengurangi atau menekan dampak yang ditimbulkan, maka Indonesia
menerapkan konsep pertanian berkelanjutan. Dalam mikrobiologi khususnya untuk
meningkatkan hasil atau produksi pertanian memiliki berbagai cara yaitu memanfaatkan
mikoriza dengan bakteri secara bersama, memanfaatkan bioteknologi.
Beberapa aspek mikroba di bidang pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. penyuburan tanah pembentukan humus
b. fiksasi nitrogen
c. dekomposer
d. pemacu pertumbuhan tanaman
e. dan kesehatan tanaman.
Pada pengolahan hasil produksi pertanian pun terdapat peran mikrobiologi pangan
didalamnya rekayasa genetik pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja
mikroba tersebut misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan
kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba
prebiotik untuk makanan olahan , dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan serta kosmetik.
Untuk itu kita harus memandang dan menggunakan mikroba dengan lebih arif dan bijaksana.
Dan harus mempelajari ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi pertanian, karena
perkembangan bioteknologi modern saat ini sangat pesat.
Sedangkan dampak positif dari mikrobiologi pertanian antara lain:
1. Penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer), aktivitas mikroba
diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman antara
lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N.
Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu
agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
2. Mikroba sebagai agen biokontrol. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara
lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan
Metharizium anisopliae .

Penyakit pada tanaman yang disebabkan bakteri, jamur, dan virus pada mikrobiologi
pertanian antara lain:

1. Bakteriologi Pertanian merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit pada tanaman


antara lain adalah Xanthomonas citri penyebab penyakit batang jeruk, agrobakterium
tumefaciens penyebab penyakit batang kopi dan erwina trachephila penyebab busuk
daun labu.
2. Mikologi Pertanian merupakan jamur yang menghambat pertumbuhan dan produksi
suatu tanaman, diantaranya dalah fusarium yang sering menimbulkan penyakit pada
tomat, ubi kentang, padi, buah pisang dan tebu puccina graminis (jamur api ) yang
menyebabkan poenyakit pada tebu dan jagung, Ustilago scitaminae (jamur karat) yang
dapat menyebabkan penyakit pada tanaman tingkat tinggi.
3. Virologi Pertanian merupakantanaman budaya yang tidak dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik akibat serangan virus. Berikut ini adalah virus penyebab
penyakit pada tanaman budidaya. Virus mozoik (Tobacco Mozaic Virus) yang
menyebabkan penyakit pada daun tanaman tenbakau dan virus tungro yang menyerang
tanaman padi.

Daftar pustaka

Oetami Dwi Hajoeningtijas. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budiyanto MAK, 2002. Peranan Mikroganisme dalam Kehidupan Kita. Malang:


Universitas Muhammdiyah Malang Press.

Anda mungkin juga menyukai