Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGENALAN DAN TEKNIK LABORATORIUM BIOLOGI

PENGAWETAN TUMBUHAN DAN HEWAN

Oleh kelompok 9:

NOVI SEPTIA PUTRI (19010029)


SRI WAHYUNI (19010032)

DOSEN PEMBIMBING:YOSMED HIDAYAT,M.Si

SESI B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

STKIP PGRI SUMATERA BARAT


2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 18 Desember 2019

PENULIS
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang....................................................................................................................1
2. Rumusan masalah..............................................................................................................1
3. Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II ISI
1. Membuat larutan pengawetan...........................................................................................5
2. Teknik pengawetan invertebrata.......................................................................................7
3. Teknik pengawetan vertebrata...........................................................................................9
4. Teknik pengawetan tumbuhan ..........................................................................................10

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan.......................................................................................................................11
2. Daftar Pustaka……………………..……………………………………………………………..………………………12
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang dapat
kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang akan dibahas lebih
jauh dalam makalah ini
Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan gula,
asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida, dan masih
banyak lagi. Secara garis besar larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektroit
lemah. Dan untuk selengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya.

2. Rumusan Masalah

a) Mengetahui pembuatan larutan pengawetan


b) Mengetahui teknik pengawetan invertebrate
c) Mengetahui teknik pengawetan vetebrata
d) Mengetahui teknik pengawetan tumbuhan

3. Tujuan

Untuk menambah wawasan mengenai teknik membuat pengawetan,teknik pengawetan


invertebrate,teknik pengawetan vetebrata,dan teknik pengawetan tumbuhan
BAB II

PENGAWETAN TUMBUHAN DAN HEWAN

Pengelompokkan/klasifikasi tumbuhan menurut August Wilhem Eichler (1839-1887)


dalam Sudarsono (2005:30) mengumumkan suatu klasifikasi yang pengaruhnya sampai saat ini
yaitu dia membagi dunia tumbuhan menjadi dua :

A. Cryptogamae, merupakan tumbuh-tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tersembunyi,


yang termasuk golongan ini adalah :
1. Thallophyta (Fungi dan Algae)
2. Bryophyta (Musci dan Hepaticae)
3. Pteridophyta (Equisitinae, Lycopodinae, Filicinae)

B. Phanerogamae, merupakan tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tidak tersembunyi,


meliputi :
1. Gymonospemae (tumbuhan biji terrbuka)
2. Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)

Pengelompokkan dunia hewan menjadi 2 kelompok besar yaitu :

- Hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata) : Hewan ini mulai dari Filum Protozoa, Porifera,
Coelenterata, Platyhelimnthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, dan
Arthropoda.

- Hewan bertulang belakang (Vertebrata) : Pisces, Amphibia, Reptil, Aves, dan Mammalia.

A. MEMBUAT LARUTAN PENGAWET

Pengawetan adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam laboratorium biologi.
Pengawetan terutama dilakukan terhadap tumbuhan dan hewan yang susah ditemukan atau
hanya diperoleh dari tempat-tempat tertentu, misalnya dari laut atau gunung. Dengan
diawetkannya bahan-bahan makhluk hidup, maka kita dapat menggunakan spesimen untuk
waktu lama.

Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti
makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya
untuk mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya
pertumbuhan mikroba atau oleh perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan
melalui dua cara, yaitu secara kimiawi atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan
penambahan senyawa kimia ke dalam produk. Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses
seperti pembekuan atau pengeringan.[1] Bahan pengawet aditif makanan mengurangi
risiko keracunan makanan, mengurangi paparan mikroba, dan mempertahankan kesegaran
serta kualitas nutrisi produk tersebut. Beberapa teknik fisik untuk mengawetkan makanan di
antaranya dehidrasi, radiasi UV-C, pengeringbekuan, dan pembekuan. Teknik pengawetan
kimiawi dan fisik terkadang dikombinasikan.

Beberapa kegiatan sebelum melakukan pengawetan, kita harus melakukan pengumpulan


spesimen yang akan diawetkan, apakah tumbuhan atau hewan. Cara pengawetan kedua bahan
ini agak berbeda. Khusus untuk tumbuhan, terutama tumbuhan yang berukuran besar, biasanya
tidak dilakukan pengawetan basah, tetapi dilakukan pengawetan kering, yaitu dibuat
herbarium.

a. Cara pengumpulan

Bila kita hendak memulai pengumpulan hewan air, maka kita harus menyiapkan alat-alat
seperti jaring, kantong plastik, pengawet sementara, alkohol 70 % atau spiritus 2,5%, atau
formalin 4%, pinset terutama untuk mengumpulkan hewan yang bisa menggigit dan kita takut
untuk memegang langsung. Untuk hewan-hewan di air tawar, misalnya sawah, sungai, rawa,
cukup kita bawa jaring atau sasag dari bambu dan pengawet spiritus.
Untuk hewan laut, peralatan yang sama dapat dibawa seperti kita mau mengumpulkan hewan
air tawar.

b. Cara Pengawetan

Bila kita sudah siapkan hewan atau tumbuhan yang akan diawetkan kita perlu
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pengawet, diantaranya adalah

- alkohol 70%

- formalin 4%

- asam asetat glacial

- gliserin

Untuk membuat larutan pengawet campurkan masing-masing bahan dengan perbandingan


yang tertentu, alkohol 70% 90 bagian, formalin 4 % lima bagian dan asam asetat glasial 5
bagian. Khusus untuk gliserin digunakan untuk mencegah terjadinya pengerutan pada hewan
yang diawetkan terutama kalau tidak tertutup dengan baik, tambahkan 5 bagian dari volume
keseluruhan.
Sebelum melakukan pengawetan, bahan-bahan baik itu berupa tanaman atau hewan harus
dibersihkan terlebih dahulu. Untuk menghindari patahnya beberapa bagian tubuh, gunakan
pinset secara perlahan. Untuk hewan yang besar, perut bagian bawah harus digunting supaya
bahan pengawet bisa masuk ke dalam, atau bahan pengawet disuntikkan.
Langkah berikutnya adalah menyiapkan botol sebagai wadah pengawet, dan label sebagai
keterangan yang berisi informasi tentang No. spesimen, Nama spesimen, tanggal penemuan
atau pengambilan, nama kolektor, dan jenis kelamin spesimen.
Awetan disimpan, di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, sebab warna akan
cepat luntur. Siapkan tempat-tempat atau rak kabinet. Awetan semacam ini bisa tahan
bertahun-tahun, kalau sudah berjamur ganti dengan yang baru.

B. TEKNIK PENGAWETAN INVERTEBRATA

Hewan invertebrate adalah kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata)


merupakan kelompok hewan yang paling banyak di muka bumi, hampir 2 juta jenis yang telah
dikenali saat ini. Hidup pada lingkungan yang beragam, dari lingkungan hutan, gua, sampai
lumpur dasar laut. Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi hewan bersel satu,
hewan berpori, hewan berongga, cacing, hewan lunak, hewan berkulit duri, dan hewan berkaki
beruas-ruas.

METODE PENELITIAN

A.Alat dan Bahan


1. Alat :
· Alat suntik
· Toples
· Plaster
· Ember
· Penjepit
· Kamera
· ATM (Alat tulis menulis)

2. Bahan :
· spesimen(Diadema Paucipinum dan Poterion)
· Formalin
· Alkohol

3. Cara Kerja

 Cara Kerja untuk Pengawetan Basah terhadap hewan Bulu Babi,yaitu:

1) Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu hewan spons dan Bulu babi.
2) Gunakan penjepit untuk mengambil Bulu babi yang ada dalam
ember.Kemudian,masukkan ke dalam toples yang sudah disediakan.
3) Setelah kedua spesimen tersebut berada dalam toples.Toples tersebut diisi dengan
aquades sampai setengah toples.
4)Kemudian,ditambahkan alkohol sebanyak 1,0 cc dan formalin sebanyak 0,5 cc.
5) Setelah itu,toples ditutup dengan rapat menggunakan plester dan diberi label nama
kelompok yang melakukan pengawetan tersebut.
6) Awetan disimpan, di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, sebab warna
akan cepat luntur.
 Cara Kerja untuk Pengawetan Kering terhadap Hewan Poterion,yaitu:

1) Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu Bintang laut.
2) Ambillah Poterion yang ada dalam ember dan letakkan diatas meja praktikum untuk
disuntik.
3) Suntiklah Poterion dengan formalin sebanyak 0,1 cc tiap tentakelnya.
4) Setelah itu jemurlah di bawah terik matahari.

C. TEKNIK PENGAWETAN VERTEBRATA

Hewan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang.


Dalam klasifikasi makhluk hidup, vertebrata termasuk dalam subfilum dari chordata dan
berakhir di kingdom animalia

Contoh Proses Pengawetan pada Reptil

Pengawetan spesimen pada reptil dibagi menjadi 2, yaitu :


a. Spesimen basah
b. Spesimen kering ( taksidermi ).
“taksidermi” berasal dari bahasa Yunani. “taksi” artinya perawatan, “dermis” artinya kulit.
Taksidermi dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
- Taksidermi ilmiah sederhana
Pada taksidermi sederhana, mata tidak dapat diawetkan, sehingga diganti dengan replika.
Rambut specimen tetap asli, termasuk warnanya.
- Taksidermi dekorasi
Hewan dibuat seolah-olah sedang melakukan sesuatu/ berekspresi.
Proses taksidermi ilmiah :
1. Setelah proses penangkapan di lapangan, segera suntik formalin.
Alkohol yang disuntikkan kadar 40%, tidak murni dan dicampur dengan akuades. Perbandingan
formalin dan akuades adalah 1 : 4. Lakukan penyuntikan di bagian perut, kepala, dan dekat
ekor.
2. Lakukan pembedahan di bagian perut.
Pembedahan ini dilakukan untuk memperoleh hati spesimen jika akan digunakan dalam uji/
penelitian DNA. Masukkan hati ke dalam botol tubel yang telah diisi alkohol. Proses pengam
4. Isi bagian dalam perut specimen dengan borak, garam, kapur barus, dan kapas dalam keadaan
basah. Beri ekor di bagian kawat. Jahit bagian perut, bentangkan, dan angin-anginkan selama 1-
2 minggu. Jangan jemur di bawah matahari karena dapat menyebabkan berubahnya warna
rambut.
5. Setelah dua minggu, rapikan, dan masukkan ke dalam freezer, angin-anginkan lagi selama 2
hari.
6. Masukkan spesimen ke dalam plastik jika akan digunakan untuk koleksi di blok cabinet.
bilan hati ini dilakukan sebelum disuntik formalin. Lengkapi dengan nomor lapangan untuk
identifikasi.
Potong bagian siku-sikunya. Organ dalam (karkas) direndam dalam alkohol 70% jika sewaktu-
waktu akan digunakan untuk penelitian lain, misalnya parasitologi.
3. Cuci spesimen, rendam dalam air selama satu hari satu malam agar kulit tidak keras dan
mudah dibentuk.
7. Lengkapi spesimen dengan identitas, meliputi :
- Tanggal
- Nomer lapangan
- Nama latin
- Pengkoleksi
- Asal
- Umur ( anak-anak atau dewasa )
- Jenis kelamin ( jantan atau betina )
- Ukuran ( berat, tinggi, dalam keadaan segar )
8. Untuk perawatan, tiap 2 atau 3 bulan sekali beri kapur barus dan diamkan selama satu hari.
Sikat rambut untuk menghilangkan kutu.

D. TEKNIK MENGAWETKAN TUMBUHAN

Tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang tergolong ke


dalam kerajaan Plantae. Di dalamnya terdiri atas beberapa klad yakni, tanaman
berbunga, Gymnospermae atau Tumbuhan berbiji terbuka, Lycopodiopsida, paku-
pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau.
Cara mengawetkan tumbuhan dengan cara mengeringkannya dibawah tekanan. Tanaman atau
tumbuhan dapat diawetkan menjadi koleksi specimen

1. Alat dan Bahan Pembuatan Herbarium


Ø Tumbuhan ( Anda bisa memilih semua bagian tumbuhan dari akar sampai bunga atau jika terlalu
besar bisa daun atau bagian tertentu saja)
Ø Alkohol 70%
Ø Semprotan / Baskom
Ø Kertas Koran
Ø Karton dan Kertas Mika
Ø Benang Jahit
Ø Isolatif

2. Langkah Membuat Herbarium


Ø Pilihlah tumbuhan yang akan diawetkan. Bentuk dan jenis tumbuhan bisa mengikuti
kebutuhan. Jika anda ingin mengoleksi tumbuhan dengan struktur yang lengkap maka anda bisa
memilih rerumputan yang memiliki bunga dan berukuran tidak terlalu Semprot bahan yang
akan diawetkan dengan alkohol 70%. Gunanya agar tumbuhan tidak mudah busuk oleh bakteri
dan jamur.

Siapkan beberapa lembar kertas koran dengan ukuran sekitar 23X48 cm atau yang sesuai
dengan besar calon awetan

Ø Letakkan calon awetan yang telah disemprot alkohol tadi di atas koran dengan posisi yang rapih.
Untuk membentuk agar tampak lebih rapih kita bisa mengikat ranting menggunakan benang
dan dan menjahitnya pada kertas sesuai keinginan.
Ø Tutup bahan dengan koran
Ø Tindih atau jepit kuat bahan yang telah terbungkus koran dengan kayu atau bambu. Nah
selanjutnya bahan yang telah kita proses ini disebut dengan istilah spesimen
Ø Simpan spesimen selama 1 sampai 2 minggu di tempat kering dan tidak lembab.
Ø Jika sudah dirasa kering, keluarkan spesimen dari bungkusan kertas koran
Ø Letakkan spesimen di atas kertas karton dengan rapih lalu rekatkan dengan isolatif transparan
Ø Buat judul herbarium yang kamu miliki dan berikan keterangan-keterangan yang akan
memperjelas bagian-bagian tumbuhan yang kamu awetkan.
Ø Agar lebih awet dan tampak lebih indah, kita bisa membuat dan memasukkan herbarium ke
dalam bingkai sederhana dengan kardus dan plastik mika.
BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian kami laksanakan, maka kami dapat menarik kesimpulan yaitu:
dengan adanya sistem pengawetan yang baik, hewan yang ditemukan dan dikoleksi
dilapangan tidak akan mengalami kerusakan misalnya akibat pengerutan atau pembusukan.

Dengan itu maka pengawetan pada hewan invertebrata terdiri atas 2 yaitu Herbarium basah
dan Herbarium kering .Herbarium kering adalah tekhnik mengawetkan hewan dengan cara
pengeringan dibawah terik matahari ,sedangkan herbarium basah dibuat dengan cara
memasukan spesimen hewan ke dalam botol/toples yang berisi campuran larutan aquades dan
formalin.
DAFTAR PUSTAKA

Aslan, L.M., 2003. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo Kendari.

Bouillon, J. Graviti, C., Pages, F. Gili, J. M. Bocro. 2004. Fauna of The Mediteraniane
Hydrozoa. Scientia Marina68 (Supl 2):5-438.

Fenner, P. J. Williamson, J. A. Burnett, J. W. And Rifkin, J. 1993. First and Tretment of Jellyfish
stings in Australia : Response to a newly differentiated species. Medical Journal of
Australia 158 : 498-501.

Anda mungkin juga menyukai