Oleh kelompok 9:
SESI B
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang....................................................................................................................1
2. Rumusan masalah..............................................................................................................1
3. Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II ISI
1. Membuat larutan pengawetan...........................................................................................5
2. Teknik pengawetan invertebrata.......................................................................................7
3. Teknik pengawetan vertebrata...........................................................................................9
4. Teknik pengawetan tumbuhan ..........................................................................................10
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang dapat
kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang akan dibahas lebih
jauh dalam makalah ini
Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan gula,
asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida, dan masih
banyak lagi. Secara garis besar larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektroit
lemah. Dan untuk selengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
- Hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata) : Hewan ini mulai dari Filum Protozoa, Porifera,
Coelenterata, Platyhelimnthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, dan
Arthropoda.
- Hewan bertulang belakang (Vertebrata) : Pisces, Amphibia, Reptil, Aves, dan Mammalia.
Pengawetan adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam laboratorium biologi.
Pengawetan terutama dilakukan terhadap tumbuhan dan hewan yang susah ditemukan atau
hanya diperoleh dari tempat-tempat tertentu, misalnya dari laut atau gunung. Dengan
diawetkannya bahan-bahan makhluk hidup, maka kita dapat menggunakan spesimen untuk
waktu lama.
Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti
makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya
untuk mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya
pertumbuhan mikroba atau oleh perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan
melalui dua cara, yaitu secara kimiawi atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan
penambahan senyawa kimia ke dalam produk. Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses
seperti pembekuan atau pengeringan.[1] Bahan pengawet aditif makanan mengurangi
risiko keracunan makanan, mengurangi paparan mikroba, dan mempertahankan kesegaran
serta kualitas nutrisi produk tersebut. Beberapa teknik fisik untuk mengawetkan makanan di
antaranya dehidrasi, radiasi UV-C, pengeringbekuan, dan pembekuan. Teknik pengawetan
kimiawi dan fisik terkadang dikombinasikan.
a. Cara pengumpulan
Bila kita hendak memulai pengumpulan hewan air, maka kita harus menyiapkan alat-alat
seperti jaring, kantong plastik, pengawet sementara, alkohol 70 % atau spiritus 2,5%, atau
formalin 4%, pinset terutama untuk mengumpulkan hewan yang bisa menggigit dan kita takut
untuk memegang langsung. Untuk hewan-hewan di air tawar, misalnya sawah, sungai, rawa,
cukup kita bawa jaring atau sasag dari bambu dan pengawet spiritus.
Untuk hewan laut, peralatan yang sama dapat dibawa seperti kita mau mengumpulkan hewan
air tawar.
b. Cara Pengawetan
Bila kita sudah siapkan hewan atau tumbuhan yang akan diawetkan kita perlu
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pengawet, diantaranya adalah
- alkohol 70%
- formalin 4%
- gliserin
METODE PENELITIAN
2. Bahan :
· spesimen(Diadema Paucipinum dan Poterion)
· Formalin
· Alkohol
3. Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu hewan spons dan Bulu babi.
2) Gunakan penjepit untuk mengambil Bulu babi yang ada dalam
ember.Kemudian,masukkan ke dalam toples yang sudah disediakan.
3) Setelah kedua spesimen tersebut berada dalam toples.Toples tersebut diisi dengan
aquades sampai setengah toples.
4)Kemudian,ditambahkan alkohol sebanyak 1,0 cc dan formalin sebanyak 0,5 cc.
5) Setelah itu,toples ditutup dengan rapat menggunakan plester dan diberi label nama
kelompok yang melakukan pengawetan tersebut.
6) Awetan disimpan, di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, sebab warna
akan cepat luntur.
Cara Kerja untuk Pengawetan Kering terhadap Hewan Poterion,yaitu:
1) Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu Bintang laut.
2) Ambillah Poterion yang ada dalam ember dan letakkan diatas meja praktikum untuk
disuntik.
3) Suntiklah Poterion dengan formalin sebanyak 0,1 cc tiap tentakelnya.
4) Setelah itu jemurlah di bawah terik matahari.
Siapkan beberapa lembar kertas koran dengan ukuran sekitar 23X48 cm atau yang sesuai
dengan besar calon awetan
Ø Letakkan calon awetan yang telah disemprot alkohol tadi di atas koran dengan posisi yang rapih.
Untuk membentuk agar tampak lebih rapih kita bisa mengikat ranting menggunakan benang
dan dan menjahitnya pada kertas sesuai keinginan.
Ø Tutup bahan dengan koran
Ø Tindih atau jepit kuat bahan yang telah terbungkus koran dengan kayu atau bambu. Nah
selanjutnya bahan yang telah kita proses ini disebut dengan istilah spesimen
Ø Simpan spesimen selama 1 sampai 2 minggu di tempat kering dan tidak lembab.
Ø Jika sudah dirasa kering, keluarkan spesimen dari bungkusan kertas koran
Ø Letakkan spesimen di atas kertas karton dengan rapih lalu rekatkan dengan isolatif transparan
Ø Buat judul herbarium yang kamu miliki dan berikan keterangan-keterangan yang akan
memperjelas bagian-bagian tumbuhan yang kamu awetkan.
Ø Agar lebih awet dan tampak lebih indah, kita bisa membuat dan memasukkan herbarium ke
dalam bingkai sederhana dengan kardus dan plastik mika.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian kami laksanakan, maka kami dapat menarik kesimpulan yaitu:
dengan adanya sistem pengawetan yang baik, hewan yang ditemukan dan dikoleksi
dilapangan tidak akan mengalami kerusakan misalnya akibat pengerutan atau pembusukan.
Dengan itu maka pengawetan pada hewan invertebrata terdiri atas 2 yaitu Herbarium basah
dan Herbarium kering .Herbarium kering adalah tekhnik mengawetkan hewan dengan cara
pengeringan dibawah terik matahari ,sedangkan herbarium basah dibuat dengan cara
memasukan spesimen hewan ke dalam botol/toples yang berisi campuran larutan aquades dan
formalin.
DAFTAR PUSTAKA
Aslan, L.M., 2003. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo Kendari.
Bouillon, J. Graviti, C., Pages, F. Gili, J. M. Bocro. 2004. Fauna of The Mediteraniane
Hydrozoa. Scientia Marina68 (Supl 2):5-438.
Fenner, P. J. Williamson, J. A. Burnett, J. W. And Rifkin, J. 1993. First and Tretment of Jellyfish
stings in Australia : Response to a newly differentiated species. Medical Journal of
Australia 158 : 498-501.