Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN AWETAN VERTEBRATA (PISCES)

Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (Tiga)
1. Belli Yovita Sari (F0E019003)
2. Wilika Gustiana (F0E019008)
3. Noviyan Arbhita Tionanda (F0E019010)
4. Donna Sagita Mala (F0E019015)
5. Bima Yuda Prakoso (F0E019015)
6. Febri yeni Oktviani (F0E019021)

Dosen Pengampu :

Dra. Helmiyetti, M.S

Apriza Hongko Putra, S.Si,. M.Si

PROGRAM STUDI DIII LABORATORIUM SAINS

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan laporan Praktikum Pembuatan dan
Penanganan Spesimen Awetan Hewan Invertebrata dengan judul “Pembuatan Awetan
Basah” ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk
kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh
alam semesta.

Adapun tujuan penyusunan laporan praktikum ini adalah dengan maksud supaya
kami dapat mengetahui Teknik Pembuatan Awetan Basah vertebrta kelas Pisces dan
Memberikan Keterampilan Kepada Kami Selaku Mahasiswa Untuk Mambuat
Awetan Basah Hewan vertebrata. Tak lupa pula kami berterimakasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada laporan praktimun kami ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan
kami tulis di masa yang selanjutnya dan semoga laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat.

Bengkulu, 15 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... i

Daftar
Isi........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................


1.2 Tujuan Pratikum......................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................

3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................

3.3 Cara Kerja................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.........................................................................................................

4.2 Pembahasan..............................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan..............................................................................................

5.2 Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatanspesimen


secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru.Terutama untuk spesimen-
spesimen yang sulit di temukan di alam.Awetan spesimen dapat berupa awetan basah
atau kering. untuk awetankering, tanaman diawetkan dalam bentuk herbarium,
sedangkan untukmengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-
organdalamnya. Awetan basah, baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanyadibuat
dengan merendam seluruh spesimen dalam larutan formalin 4Taksidermi adalah seni
pengawetan dan pengolahan jazad hewan melalui penyanggaan dan pengisian
sehingga tampak seperti keadaan aslinya saat masih hidup. Hewan yang diawetkan
seringkali (tetapi tidak selalu) digambarkan dalam keadaan hidup.

Formalin atau formaldehid merupakan bahan tambahan kimia yang efisien,


tetapi dilarang ditambahkan pada bahan pangan (makanan), tetapi ada kemungkinan
formaldehid digunakan dalam pengawetan susu, tahu, mie, ikan asin, ikan basah dan
produk pangan lainnya. Larutan formaldehid atau larutan formalin mempunyai nama
dagang formalin, formol, atau mikrobisida dengan rumus molekul CH2O
mengandung kira–kira 37% gas formaldehida dalam air. Biasanya ditambahkan 10-
15% methanol untuk menghindari polimerisasi. Larutan ini sangat kuat dan dikenal
dengan formalin 100% atau formalin 40%, yang mengandung 40 g formaldehid
dalam 100 ml pelarut. Formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna atau
hampir tidak berwarna dengan bau yang menusuk, uapnya merangsang selaput lendir
hidung dan tenggorokan, dan rasa membakar. Bobot tiap millimeter ialah 1-08 gram.
Dapat bercampur dalam air dan alkohol, tetapi tidak bercampur dalam kloroform dan
eter. Sifatnya yang mudah larut dalam air dikarenakan adanya elektron sunyi pada
oksigen sehingga dapat mengadakan ikatan hidrogen molekul air.

Ikan merupakan komoditi pangan yang dihasilkan dari perairan antara lain ikan,
udang, kerang atau kepiting dan cumi-cumi. Ikan pada umumnya lebih banyak
dikenal daripada hasil perikanan yang lain karena paling banyak di tangkap dan
dikonsumsi. Menurut tempat hidupnya terapat tiga golongan ikan yaitu ikan laut, ikan
darat (ikan air tawar) dan ikan migrasi. Ikan merupakan salah satu jenis bahan yang
mempunyai nilai gizi yang tinggi dan sangat penting bagi manusia serta merupakan
sumber protein yang harganya relatif murah, namun ikan merupakan komoditas yang
sangat mudah busuk dan produksinya musiman terutama ikan laut.

1.2 Tujuan Pratikum

 Mengetahui Teknik Pembuatan Awetan Basah


 Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk membuat awetan
basah hewan invertebrata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Deskripsi Umum Kelas Pisces


Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)
hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang
paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan
kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang
(kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan
(kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong
ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes) (Rio, 2005).

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14
meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci).
Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus, ikan
cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan (Anoymous,
2012).

Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar
baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang
terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies
ikan dibudidayakan untuk dipelihara untuk dipamerkan dalam akuarium
(Anonymous, 2011).

Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska
dan krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber
makanan. Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga
sering disebut sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya
berjumlah sekitar 100 jutaton (Budiyanto, 2003).

Ciri utama Pisces sebagai berikut:

1. Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air.

2. Bernapas dengan insang (operculum) dan dibantu oleh kulit.

3. Tubuh terdiri atas Kepala.

4. Rangka tersusun atas tulang sejati.

5. Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik.

6. Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan
posisi berenang.

2.4 Teknik Awetan Basah

2.4.1 Pengertian Teknik Awetan Basah


Teknik awetan basah merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam
pengawetan hewan-hewan dari kelas vertebrata khusunya yang mempunyai ukuran
cukup besar. Teknik ini dapat juga digunakan untuk tumbuhan tingkat tinggi.

2.4.2 Langkah-langkah Teknik Awetan Basah


1. Menyiapkan hewan yang akan diawetkan.

2. Menyediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.

3. Memasukkan hewan pada larutan formalin yang telah ada dalam stoples kaca
dan telah diencerkan dimana sebelum memasukkan hewan ke dalam stoples,
kaca terlebih dahulu udang dibersihkan dari kotoran atau lumpur dengan
menggunakan aquades.

4. Menutup rapat stoples kaca dan kemudian diberi label yang berisi nama
spesimen tersebut dan familinya.
2.4.3 Manfaat Teknik Awetan

Teknik awetan basah pada hewan vertebrata ini bermanfaat sebagai salah satu
media pembelajaran dalam ilmu biologi. Dengan adanya teknik awetan basah ini,
maka peserta didik akan lebih mudah memahami struktur anatomi dari hewan yang
diawetkan tanpa harus membuang waktu untuk proses pembedahannya.

2.5 Peranan Hewan Kelas Pisces Bagi Kehidupan


Secara umum, banyak jenis ikan yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi
kebutuhan pangan. Selain itu dapat pula dimanfaatkan untuk bahan penelitian,
kesenangan dan rekreasi. Sebagai bahan pangan ikan merupakan salah satu sumber
protein hewani. Di bidang yang lain, memancing ikan merupakan salah satu jenis
olahraga (rekreasi) yang banyak digemari dan memelihara ikan hias di dalam
akuarius atau kolam termasuk hobi yang dapat memberi hiburan bagi manusia.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Proses pembuatan awetan ini kami lakukan di work shop prodi D3


Laboratorium Sains. Pada hari jumat tanggal 12 november 2021.

3.2 Alat dan Bahan

Alat Bahan
Gelas ukur Sampel pisces
Gelas beaker Toples
Penggaris Alkohol
Kertas mikrometerblock Formalin 2%, 4%
Label
Aqudes

3.3 Langkah kerja

Langkah pertama dalam pengawetan hewan vertebrata kelas pices adalah


Sebelum melakukan pengawetan, sampel pisces dibersihkan dengan air sampai tidak
ada lendir dan darah yang keluar. Kemudian sampel pisces yang masih hidup
dimatikan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol secukupnya. Lalu
dibersihkan kembali. Kemudin sampel pisces diukur dengan penggaris dan
dimasukkan kedalam toples. Kemudian ditambahkan formalin 2% setelah itu toples
ditutup dan tempelkan label. Setelah proses fiksasi selama kurang lebih 24 jam
selesai sampel pisces dibersihkan kembali dengan air. Lalu ampel pisces yang telah
dibersihkan ditambahkan kembali formalin 4%. Terakhir tempelkan label pada toples
yang berisi awetan pisces tadi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil

No Spesimen Hewan Klasifikasi


.

1. Kingdom: Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygi

Ordo : Perciformes

Familia: Channaidae

Ikan gabus Genus : Channa

(Channa Striata) Spesies: Channa Striata

Filum      : Chordata

2. Kelas       : Pisces

Ordo        : Cypriniformes

Famili     : Characidae

Genus       : Colossoma

Spesies     : Colossoma

Macropomum
Ikan bawal
(Colossoma Macropomum)

3.
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percoformes

Famili : Siganidae
Ikan baronang
Genus : Sigans
(S. Canaliculatus)
Spesies : S. Canaliculatus

4. Phylum : Chordata

Clas    : Pisces

 Ordo : Percesoces

 Family : Polynemidae

Genus  : Polynemus

Species : Polynemus
Ikan senangin
(Polynemus tetradactylum) tetradactylum

5.
Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Keluarga : Scatophagidae

Genus : Scatophagus

Spesies : Scatophagus argus

Ikan kiper
(Scatophagus argus)

6.
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Pleuronectiform

Genus : Pleuronectidae

Ikan sebelah Spesies : Pseudorhombus


(Pseudorhombus arsius)
arsius
1.2 Pembahasan
A. Ikan Gabus (Channa Striata)

Pada praktikum kali ini hewan yang digunakan untuk menjadi spesimen
awetan basah adalah ikan gabus yang memiliki nama latin (Channa Striata). ikan
gabus adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan
banyak nama di berbagai daerah: dolak Kapuas Hulu, Kalbar, bocek dari riau,
aruan, haruan, kocolan, bayong, bogo, licingan, kutuk, kabos, gabos, rutiang dan
lain-lain. Ikan ini dapat bertahan hidup selama musim kemarau dengan cara
mengagali lumpur pada danau atau rawa. Ikan gabus memiliki ciri- ciri tubuh
memanjang dengan kepala bersisik yang berbentuk pipih dan lebar dengan mata
yang terdapat di interior kepala, sirip punggung lebihh panjang dari pada sirip ekor
serta memiliki warna coklat kehitam hitaman.
Klasifikasi ikan Gabus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygi
Ordo : Perciformes
Familia : Channaidae
Genus : Channa
Spesies : Channa Striata
Tahap pertama pada percobaan kali ini yaitu dengan mematikan terlebih
dahulu ikan gabus yang akan di awetkan sehingga dapat mempermudah proses
selanjutnya, pada proses mematikan gabus kita menggunakan alkohol 98%
kemudian setelah ikan gabus mati, cuci ikan gabus dengan air mengalir hingga
bersih dan tidak terdapat lendir lendir pada ikan. Peda percobaan kali ini kami
menggunakan formalin 2% untuk pengawetan sementara dan besok nya diganti
dengan larutan formalin 4%, setelah selesai pasangkan label dan dilengkapi
dengan tempat pengambilan spesimen dan klasifikasi dan ciri ciri nya.

B. Ikan Bawal (Colossoma Macropomum)

Klasifikasi Ikan Bawal :


Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies : Colossoma Macropomum
Nama Indonesia : Ikan bawal
Ikan bawal merupakan salah satu jenis ikan air tawar dari golongan ikan
neotropik. Ikan bawal memiliki warna tubuh bagian atas abu-abu gelap,
sedangankan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian bawah
sirip ekor berwarna merah, bagian tepi sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah
sirip ekor berwarna merah. Dibandingkan dengan badannya, bawal memiliki
kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas.
Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan
kuat serta memeliki gigi seri yang tajam.

C. Ikan Baronang (S. Canaliculatus)

Ikan baronang ini termasuk kedalam famili signidae dengan memiliki tanda
– tanda bagian tubuhnya membujur, memiliki sisik halus , dan memiliki warna
yang sangat bervariasi di bagian tubuhnya. Selain itu, ikan ini memiliki sirip yang
tajam dibagian punggung dan pangkal bawah, serta bagian ekor yang hampir
membentuk seperti segitiga .Dengan panjang ikan yang saya miliki 23cm gambar
diatas merupakan tampak samping dan depan ikan tersebut.Namun, untuk
menentukan klasifikasi, taksonomi dan morfologinya dapat dilakukan berdasarkan
sebagai berikut :
 Klasifikasi ikan baronang
Menurut Kuiter, 1992 ikan baronang ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percoformes
Famili : Siganidae
Genus : Sigans
Spesies : S. Canaliculatus ( Park, 1797 )
 Morfologi Ikan baronang
Menurut Woodland, 1990 ikan baronang ini memiliki bentuk morfologi
sebagai berikut :
 Bentuk badan pipih, ramping, bentuk kepala cekung dibagian atas
kepala.
 Sisiknya halus, dan tipis
 Punggung berwarna kecoklatan atau kehijau – hijauan, namun pada
bagian perut berwmenarna keperakan.
 Bagian sirip punggung, dubur dan ekor mencapai maksimum kurang
lebih 25 cm.

D. Ikan Senangin (Polynemus tetradactylus)

Pada praktikum pengawetan hewan vertebrata kelas pisces (ikan) digunakan


ikan senangin (Polynemus tetradactylus) sebagai spesimen awetn basah. Teknik
awetan basah merupakan suatu teknik pengwetan diman spesimen direndam dalam
larutan pengawet dan diletakkan didalam sebuah wadah tertutup kemudian diberi
label. Jangka waktu penggantian air pengawet cukup lama yaitu sektar lebih
kurang 10 tahun, karena dalam penelitian ini digunakan formalin 4% sebagai
pengawet spesimennya.
Ikan senangin (Polynemus tetradactylus ) dimana ikan Senangin ini mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut: bentuk mulut non proctractile, ukuran mulut lebar, posisi
mulut didepan bola mata, ukuran bibir tipis dan tidak memiliki sungut.

Klasifikasi ikan senngin:

Phylum : Chordata

Class    : Pisces

 Ordo : Percesoces

 Family : Polynemidae

Genus  : Polynemus

Species : Polynemus tetradactylum

Morfologi ikan senangin:

Pengenalan struktur ikan senangin tidak lepas dari morfologi ikan yaitu
bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan.

Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.


Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa,
misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi
asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap
lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus (Rajabnadia,
2009).

Ikan Senangin (Polynemus tetradactylum) adalah sejenis ikan laut yang tergolong
ke dalam suku Polynemidae. Ikan yang bernilai komersial penting ini menyebar
terutama di perairan paparan benua Asia, mulai dari Teluk Persia ke timur hingga
Australia dan Jepang selatan. Dalam bahasa Inggris senangin dikenal dengan nama
Fourfinger threadfin, Giant threadfin, atau Indian Salmon.
E. Ikan kiper (Scatophagus argus)

Pada dasarnya, ikan kiper (Scatophagus argus ) merupakan sejenis ikan


konsumsi yang banyak nelayan temukan di sekitar perairan Indonesia. Berkat
tampilan nya yang unik satwa air tersebut sering di manfaatkan sebagai fauna
penghias, saya sendiri membeli ikan ini di sekitar pantai kualo kota Bengkulu.

Klasifikasi ikan Kiper:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Keluarga : Scatophagidae

Genus : Scatophagus argus

Ikan yang akan saya awet kan ini ber diameter 15 cm dengan bobot 200
gram, untuk tahap pertama yang dilakukan iayalh mencuci seluruh bagian tubuh
ikan terlebih dahulu agar semau zat yang ada pada ikan keluar semua, kemudian
sampel ikan dilakukan viksasi, setelah melakukan viksasi ikan diawetkan dengan
cairan awetan formalin 4% alasan digunakan nya formalin 4%dikarenakan awetan
akan tahan terhadap kerusakan kemudian awetan disimpan di dalam botol dan di
tutup dengan rapat agar awetan tahan lama, selanjutnya awetan diberi label sesuai
dengan klasifikasi nya lalu awetan disimpan di tempat yang baik sesuai SOP
penyimpanan awetan basah, tujuan dibuatnya awetan basah ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan untuk belajar mengetahui klasifikasi dan bentuk tubuh
dari awetan ikan kiper ( stophargus Argus ).

F. Ikan Sebelah (Psettodes spp.)

Ikan Sebelah (Psettodes spp.) atau disebut juga flatfish merupakan ikan demersal
dengan distribusi yang luas, meliputi Teluk Persia dan pantai timur Afrika sampai
Jepang, pantai utara sampai selatan Australia dan Indo-Pasifik. Ikan berbadan
pipih ini mempunyai kemampuan untuk menyamarkan tubuhnya dengan
lingkungan sekitarnya sebagai penyamaran, sehingga mangsanya dapat dikelabui
dan dapat dengan mudah ditangkap. Biasanya ikan ini memendamkan badannya ke
dalam lumpur atau pasir di dasar laut, sementara hanya matanya yang muncul ke
permukaan.Ikan yang Bothidae (flounders), Cynoglossidae (tongue soles),
Psettodidae (halibut India) dan Soleidae (soles) dikenal sebagai flatfishes. Flatfish
merupakan ikan bentik, ditemukan terutama di bagian bawah berlumpur atau
berpasir, sebagian berada perairan dangkal kedalaman kurang dari 60 m. Namun,
Perumei dan Cynoglossus bilineatus berada di kedalaman hingga 100 m dan
kedalaman 400 m.
Klasifikasi ikanSebelah

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Pleuronectiform

Genus : Pleuronectidae

Spesies : Pseudorhombus arsius

Ikan sebelah (Psettodes spp.) hidup di dasar yang dangkal dan mendatar.
Biasanya menghabiskan waktunya menggeletak di dasar dengan salah satu sisi
tubuhnya menghadap kebawah. Sisi yang menghadap kebawah rata mendatar dan
berwarna putih atau sangat pucat, sedangkan sisi yang menghadap keatas
bentuknya cembung berwarna. Warna tubuh biasanya serasi de lingkungan
sekitarnya.

Ikan sebelah termasuk dalam ordo Pleuronectiform. Ordo ini terdiri dari
berbagai variasi spesies. Berdasarkan temuan para peneliti dari Eropa telah
terkumpul sebanyak 28 spesies ikan sebelah (flatfish), dan hanya ada 6 spesies
yang memiliki nilai komersial tinggi, yaitu Botidae (Bothus ocellatus),
Cynoglossidae, (Pseudorhombus (Scophtalmus rhombus), Citar e, arsius), dan
Soleidae. Family Soleidae terdiri dari dua spesies, yaitu Achiroides leucorhynchos
dan Achiroides melanorhynchus yang termasuk ke dalam Genus Achiroides. Jenis
lain adalah Psettodes erumei, Engyprosopon sp, dan Psetta maxima.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahawa
pengawetan adalah pengawetan yg di lakukan dngn mengewatkan objek dalam suata
cairan pengawet. Untuk melakukan pengawetan preparat hewan yaitu jenis ikan
priparat hewan yaitu ikan ,caranya yaitu (1)mematikan objek yg ke (2) fiksasi
(3 )pengawetan dengan beberapa bahan pengawet yang di gunakan dalam
pengawetan antara lain:F ormalin pembuatan awetan basa adalah menyiapkan hewan
yang akan di awetkan menyediakan Formalin yang telah di encerkan sesua dengan
keinginan lalu memasukan hewan pada larutan pormalin yang telah ada dalam toples
kaca dan telah di encerkan dimana sebelum memasukan hewan ke dalam toples lalu
setelah itu trakhir menutup rapat toples kaca kemudian di beri label yang berisi
nama spesimen tersebut dan Familinya.

5.2 Saran
Saran dari penulis ada baiknya saat melakukan pratikum selalu di temani oleh
asisten praktikum Agar terjamin keselamatan dan meminimalisir tingkat kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Klas pisces. http://biology.blogspot.com/2009/07/klas-pisces.


Diakses pada: 15 November 2021 pukul: 20.00 WIB.

Anonymous. 2011. Teknik awetan basah. http://zaifbio.blogspot.com/2011/04/teknik-


awetan-basah. Diakses pada: 15 November 2021 pukul: 20.30 WIB.

Anonymous. 2012. Awetan basah. http://catatanku.blogspot.com/2012/02/pengertian-


awetan-basah. Diakses pada: 16 November 2021 pukul: 14.00 WIB.

Budiyanto, 2003. Petunjuk Praktikum Vertebrata. Erlangga: Jakarta.

Riki, 2010. Vertebrata. Yudistira: Bandung.

Rio, 2005. Dunia Hewan. Bumi Aksara: Jakarta.


LAMPIRAN

 Foto-foto proses pengawetan hewan vertebrata (kelas Pices) dan hasil


pengawetannya.

Anda mungkin juga menyukai