Anda di halaman 1dari 24

IKAN ( PISCES )

MAKALAH
MATA KULIAH : BIOLOGI LAUT

Oleh :
Kelompok 1
1. Easter Cantika Hirapito Situmorang 19051103001
2. Destin Suka’ 19051103005
3. Adi Firmansyah 19051103015
4. Citra Lestari Simarmata 19051103021
5. Jenever Rori 19051103037
6. Rivaldi S. Mangelu 19051103051

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah dalam mata kuliah Biologi Laut yang berjudul “Ikan (Pisces)”. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, 4 Mei 2020


Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II IKAN ( PISCES ).......................................................................................3
2.1 Pengertian Ikan (Pisces)............................................................................3
2.2 Ciri – Ciri Ikan (Pisces).............................................................................3
2.3 Klasifikasi Ikan (Pisces)............................................................................5
2.4 Struktur Tubuh Ikan................................................................................10
2.5 Sifat Fisikawi Daging Ikan......................................................................16
2.6 Penggolongan Jenis Hasil Perikanan.......................................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar (mega
biodiversity) kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 25.000
spesies tumbuhan dan 400.000 jenis hewan dan ikan. Selain itu, laut nusantara
memiliki sekitar 85.707 km2 terumbu karang atau sekitar 14% dari luas terumbu
karang dunia, lebih dari 700 jenis rumput laut (makro alga); lebih dari 2.500 jenis
moluska; lebih dari 450 jenis karang batu; dan lebih dari 1.400 jenis
ekinodermata. Berdasarkan hal tersebut laut nusantara dikenal dengan istilah
marine mega diversity.
Diperkirakan 8500 spesies ikan hidup di perairan Indonesia (Australian
museum) atau merupakan 45% dari jumlah spesies yang ada di dunia. Sebanyak
1300 spesies dari jumlah tersebut menempati perairan tawar (Kottelat & Whitten,
1996). Dilihat dari jumlah spesies ikan air tawar, Indonesia menempati ranking
kedua di dunia setelah Brazil dan pertama di Asia (Budiman et al., 2002).
Indonesia memiliki total 440 spesies ikan air tawar endemic berada di posisi ke-4,
setelah Brazil (1716 spesies), China (888 spesies) dan Amerika Serikat (593
spesies), serta lebih dari 140 spesies endemik ikan laut.
Ikan merupakan hewan bertulang belakang (termasuk vertebrata), habitatnya
perairan, bernapas dengan insang (terutama), bergerak dan menjaga keseimbangan
tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifat poikilotermal. Ikan merupakan hewan
yang hidup di dalam air. Ada yang hidup di air tawar, air payau, dan ada juga
yang hidup di air laut. Untuk memudahkan geraknya, tubuh ikan diselimuti oleh
sisik yang berlendir. Ikan bergerak dengan menggunakan sirip. Sirip terdiri atas
sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang, dan sirip ekor. Selain itu,
ikan juga mempunyai gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air.
Ikan bernapas dengan insang yang dilindungi oleh tutup insang yang disebut
operkulum.

1
Perhatian terhadap proses-proses yang terdapat dalam perkembangan hidup
ikan merupakan hal yang menarik karena berhubungan dengan stabilitas populasi
ikan tersebut dalam suatu perairan. Lebih-lebih terhadap species ikan-ikan tropik,
banyak sekali yang belum diungkapkan. Di dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang ciri-ciri, klasifikasi, struktur tubuh, sifat fisikawi daging ikan serta
penggolongan hasil perikanan. Wawasan tersebut penting diketahui karena sangat
membantu dalam mempelajari kehidupan biota laut.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk melatih mahasiswa dalam membuat makalah dan presentasi pada
Microsoft Power Point
2. Untuk melatih mahasiswa dalam menggali ilmu mengenai ikan (pisces)
3. Untuk menambah wawasan tentang klasifikasi ikan (pisces)
4. Untuk menambah wawasan tentang struktur tubuh ikan (pisces)
5. Untuk menambah wawasan tentang sifat fisikawi daging ikan (pisces)
6. Untuk menambah wawasan tentang penggolongan jenis hasil perikanan

2
BAB II
IKAN ( PISCES )

2.1 Pengertian Ikan (Pisces)


Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air
dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm),
artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan suhu air ditempat ikan hidup.
Habitat hidup ikan yakni di air tawar (danau dan sungai) maupun air asin (laut dan
samudra). Struktur tubuh ikan sebagian besar dibentuk oleh rangka, tulang penyusun
tubuh, tulang rawan, dan tulang sejati
Sekitar 800 spesies ikan hidup di Amerika Serikat dan ada 30.000 spesies di seluruh
dunia. Para ilmuwan percaya bahwa ribuan spesies ikan belum teridentifikasi. Ikan
adalah spesies yang lebih beragam daripada kelompok vertebrata lain. Jenis hewan ini
merupakan penghuni laut yang paling banyak yaitu sekitar 42,6% atau sekitar 5000
jenis yang telah diidentifikasi, mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi baik
dalam bentuk, ukuran, warna dan sebagian besar hidup di daerah terumbu karang
(TJAKRAWIDJAYA, 1999).
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter
(45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inch). Ada
beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti paus, ikan cumi dan
ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

2.2 Ciri – Ciri Ikan (Pisces)


Ikan adalah hewan akuatik (hidup di air) yang memiliki ciri-ciri umum berikut:
1. Tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor.
2. Tubuh ditutupi oleh kulit yang pada umumnya bersisik dan berlendir. Terdapat
empat tipe sisik, yaitu ganoid, plakoid, stenoid, dan sikloid. Sisik juga berfungsi
sebagai rangka luar (eksoskeleton).
3. Pisces hidup di air tawar dan di air asin, yang mana pengaturan pertukaran air
dan garam didalam tubuh ikan di atur oleh insang, kulit, ginjal , usus dan hormon
osmoregulasi.

3
4. Pisces bernafas dengan insang. Pada beberapa spesies, insang memiliki
penutupnya yang disebut dengan operkulum
5. Ikan memiliki sirip untuk berenang. Sirip terdapat dikiri dan kanan tubuhnya,
juga di bagian ekornya.
6. Endoskeleton tersusun atas tulang rawan atau tulang keras.
7. Pisces ada yang bertulang rawan, ada pula yang bertulang sejati.
8. Ikan bernapas dengan insang. Insang ditutupi oleh operkulum (tutup insang).
Insang ada yang mengalami perluasan yang disebut labirin, contohnya pada ikan
Trichogaster sp., Helostoma sp., Anabas sp., dan Osphronemus goramy (gurami).
9. Ikan memiliki organ tambahan berupa gelembung renang yang berfungsi
membantu pernapasan dan sebagai alat hidrostatis.
10. Ikan bersifat poikiloterm (berdarah dingin/suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu
lingkungan).
11. Sistem peredaran darah tertutup tunggal, yaitu dalam satu kali peredaran, darah
hanya satu kali melalui jantung. Jantung terdiri atas dua ruangan, yaitu satu
ventrikel dan satu atrium.
12. Sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
dan anus.
13. Alat eksresi berupa ginjal dengan tipe pronefron atau mesonefron.
14. Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan sistem hormon.
15. Ikan memiliki alat indra berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam, indra
pembau, dan gurat sisi.
16. Gurat sisi terdapat di sepanjang sisi tubuhnya, berfungsi untuk mengetahui
perubahan tekanan air.
17. Alat kelamin terpisah atau hermafrodit.
18. Fertilisasi terjadi secara eksternal (di luar tubuh) atau internal (di dalam tubuh).
19. Ikan bersifat ovipar, ovovivipar, atau vivipar.
20. Tidak semua ikan termasuk dalam golongan pisces (paus dan lumba-lumba),
akan tetapi semua pisces merupakan ikan.

4
21. Pisces memiliki vertebra (tulang belakang) yang membentuk rangka tubuhnya,
dan juga sebagai tempat lewatnya saraf-saraf yang mempersarafi organ didalam
tubuhnya.

2.3 Klasifikasi Ikan (Pisces)


Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan
kekerabatannya masih diperdebatkan. Menurut LAGLER et al., (1962), ikan
dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu: Agnatha, merupakan ikan primitif
seperti Lampreys dan Hagfishes; ikan bertulang rawan (Chondrichthyes),
misalnya: ikan cucut (hiu) dan ikan pari; dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes
= Teleostei). Ikan (pisces) sebagai superkelas meliputi :
Filum Chordata
Filum ini meliputi hewan-hewan yang mempunyai kerangka berbentuk batangan
yang keras tetapi lentur, yakni notorkoda, pada fase tertentu dari daur hidupnya. Pada
Chordata tingkat tinggi notokorda ini diganti dengan tulang punggung yang terdiri dari
serangkaian bagian-bagian kecil yang berupa vertebra, Vertebra ini berupa tulang
rawan pada hewan-hewan seperti ikan Hiu dan pari, sedangkan pada hewan-hewan
seperti ikan ikan lain, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mammalia berupa tulang keras.
Filum chordata begitu penting sehingga banyak buku yang ditulis tentang kelas-
kelas dari filum ini dan beberapa jenis dari sesuatu kelas. Banyak cara
mengklasifikasikan film ini, seperti hanya filum-filum Avertebrata yang kita pelajari.
Pembagian hewan ini dipilih yang tidak rumit. Filum chordata terdiri dari 3 kelas
yang hidup di air, yaitu Cyclostomata (lamprey dan hagfish). Chondrichtyes (hiu dan
pari) dan Osteichtyes (ikan bertulang sejati). Selain itu termasuk juga yang mempunyai
anggota yang hidup di laut, yakni Reptilia, Aves dan Mammalia. Amphibia tidak ada
yang hidup di laut.
a. Kelas Cyclostomata / Kelompok Agnatha (Ikan Tidak Berahang)
Cyclostomata / Agnatha ditandai oleh bentuk badannya yang panjang dan ramping
(seperti belut) dan dapat segera dikenal karena tidak mempunyai rahang. Dua kelompok
utama adalah lamprey dan hagfish. Lamprey hidup di air tawar dan air laut. Mereka
membunuh dan makan ikan sehingga menjadi masalah jika mereka hidup di danau.
Hagfish hanya hidup di air asin dan terutama makan ikan mati.

5
Cyclostomata / Agnatha merupakan memiliki mulut berbentuk bulat yang berada di
ujung depan, gigi dari zat tanduk dan mempunyai lidah. Kulit tidak bersisik, jantung
beruang dua, parasit pada ikan besar dapat memakan daging inangnya hingga tinggal
kulit dan tulangnya. Saluran pencernaan makanan berupa pipa lurus, mempunyai anus,
tanpa kloaka. Di Indonesia tidak terdapat Agnata; banyak terdapat di Eropa dan
Amerika Utara. Contohnya ikan hag (ikan hantu) dan lamprey (belut laut).
Tanpa sirip, namun beberapa jenis. Agnatha memiliki sirip ekor dan sirip
punggung. Terdapat notokorda (serabut saraf) dibagian dorsal (belakang) tulang
belakang, dan diselubungi kartilago atau tulang rawan. Jenis kelamin terpisah
(hemaprodit) dan mendapatkan makanan dengan mengisap tubuh ikan lain dengan
mulutnya. Contoh ikan pada golongan ini adalah : Myxine sp (ikan hantu), Petromyzon
sp (belut laut).
Kelompok lamprey
Ada yang parasitik, menempel pada ikan dengan menggunakan mulutnya
sebagai penghisap. Lamprey mempunyai banyak gigi terletak di cincin
sekeliling mulut yang dapat diputar ke belakang dan ke depan untuk membuat
lubang di sisi ikan. Mereka kemudian menghisap darah ikan sampai mati atau
lemas yang kemudian juga mati setelah di tinggalkan ikan ini.
Lamprey dewasa berenang ke hulu sungai dan bertelur di dasar kerikil dari
sungai itu. Larvanya tidak sepeti dewasa, tinggal di beberapa tahun di sungai.
Ketika mereka masak telur mereka berenang ke laut.
Kelompok hagfish
Mereka hidup di laut jeluk, biasanya di bawah 100 m, makan bahan mati,
mempunyai mulut bundar, tetapi dengan tentakel peraba lunak dan bukan gigi seperti
terdapat pada lamprey.
Mereka dapat menghasilkan lendir dan badannya sehingga licin jika di pegang,
karenanya disebut belut lendir. Cara perkembangan-biakan menarik, lain dari
Vertebrata umumnya , karena secara fungsional hemarfrodit. Mereka menghasilkan
sperma pada satu musim dan telur pada musim yang lain, tetapi mampu memproduksi
sperma pada satu tahun dan telur pada tahun yang lain

6
b. Kelas Condrichthyes
Chondrichthyes adalah ikan bertulang rawan yang memiliki rahang mulut pada bagian
depannya. Kulit tertutup sisik. Mempunyai dua pasang sirip dan sirip ekor yang pada
umumnya heterocercal, serta sirip ekor yang tidak seimbang. Sebagian notokorda nya
diganti oleh vertebrae yang lengkap. Ginjalnya berupa mesonefros. Subkelas dari ikan
ini adalah Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) dan Holochepali (kimera atau hiu
hantu).
Kelas ini mencakup hiu, pari dan chimaera. Meskipun ketiganya kelihatan sangat
berbeda, tetapi banyak sifat-sifat yang sama yang memiliki masing-masing. Mereka
tidak mempunyai tulang keras, tetapi terdiri dari tulang rawan (coritilage). Mereka
mempunyai rahang yang kuat dan mulutnya terletak di bagian bawah tubuh, sedangkan
matanya di atas. Mereka tidak dapat melihat apa-apa ketika makanan masuk ke
mulutnya. Beberapa jenis hiu memecahkan masalah bagaimana cara meletakkan mulut
tepat pada makananya dengan menyentuh makanan dengan hidungnya terlebih dahulu
untuk mencari titik petunjuk sebelum meletakkan mulutnya persis pada titik ini. Waktu
untuk melakukan gerakan ini sampai makanan tergigit hanya membutuhkan beberapa
detik saja.
Salah satu sifat luar yang mudah diketahui adalah adanya celah insang eksternal.
Biasanya ada lima pasang insang. Beberapa jenis mempunyai enam atau tujuh pasang
insang dan Chimaera hanya mempunyai tiga pasang insang. Jumlah ini digunakan
untuk membedakan dari ikan bertulang keras yang hanya mempunyai satu celah insang
eksternal. Karena Chimaera mempunyai selaput penutup celah insang, mereka dapat
mengecoh orang biasa dengan mengira ikan ini hanya mempunyai satu celah insang
seperti ikan betulang keras.
Seluruh kelas mempunyai kulit yang ulet, sebagian besar mempunyai tekstur seperti
ampelas. Kulit yang kasar ini sebagai hasil dari adanya sisik gelakoid, yang seperti
gigi-gigi kecil pada kulit. Kulit bersisik plakoid dan berlendir.
Jantan dan betina mudah dibedakan. Hewan jantan mempunyai sepasang klasper
(clasper) atau pendekap yang melebar dari area sirip pelvik atau sirip panggul (pelvic
fin) dekat kloaka. Pendekap ini berbentuk seperti dua jari dan sperma dituntun oleh
pendekap ini dari jantan ke kloaka betina.

7
Fertilisasi internal. Beberapa jenis hewan betina bertelur, beberapa diantaranya
berbentuk aneh dan sering dijumpai di pantai pasir. Jenis-jenis lain membawa telurnya
di dalam badannya sampai menetas. Anak yang ditetaskan selama perkembangannya
tidak diberi makan melalui hubungan dengan induknya dengan plasenta seperti hewan
menyusui. Telur-telurnya disimpan oleh induknya di dalam bagian saluran telur
(oviduct)nya untuk perlindungan selama perkembangannya. Oksigen biasanya
ditransfer antara induk embrio, tetapi tidak ada pemberian makanan.
Hanya beberapa jenis berbahaya bagi manusia. Hiu sebenarnya adalah perenang
yang bagus dan indah dilihat dari bawah air. Bagian atas dari sirip ekornya lebih
panjang dari bagian bawahnya. Ini merupakan tanda identifikasi yang bagus untuk
kelompok ikan ini.
Hiu putih mempunyai sirip ekor yang sama atas dan bawah seperti ikan bertulang
benar. Ia menjaga suhu internal beberapa derajat lebih tinggi daripada suhu air
lingkungan sehingga seperti hewan berdarah panas. Karena metabolismenya yang lebih
tinggi, mereka makan lebih sering daripada Hiu-hiu lain dan makan apa saja yang
dijumpai. Hiu ini termasuk jenis jarang. Tetapi sebarannya luas, hampir dijumpai
disebagian besar lautan. Terbanyak ditemui di lepas pantai Australia dan di Samudra
Hindia.
Hiu tidak mempunyai kantung udara. Ada jenis pelagik dan jenis bentik. Jenis
pelagic selalu berenang kesana kemari untuk menjaga keseimbangan tubuh dengan air
agar tidak tenggelam dan pernapasannya tergantung sebagian besar pada air yang
masuk melalui mulutnya dan keluar melalui lubang insang. Jenis bentik banyak yang
memendamkan diri di bawah pasir atau lumpur dan mengambil air melalui sepasang
lubang dibagian atas kepala yang dinamakan spirakel (spiracle). Air masuk lewat
spirakel dan keluar melalui insang. Aliran air ini diciptakan melalui suatu gerakan
berpasang dari penutupan insang dan pengembunan daerah kerongkongan, lalu
penutupan spirakel dan pengerutan daerah kerongkongan untuk mendorong air keluar
melalui insang. Karena spirakelnya terletak dibagian atas kepala, banyak jenis yang
dapat menyembunyikan diri dengan sempurna didalam substrat lunak dan tak dapat
diketahui.
Pari juga disesuaikan untuk bertindak serupa hiu. Mereka seperti hiu dalam hamper
semua hal, kecuali bentuk badannya yang pipih atas-bawah. Tubuh yang pipih ini

8
merupakan bentuk sempurna untuk bersembunyi di dasar perairan dan untuk menggali
kepiting atau hewan-hewan bercangkang untuk dimakan.
Hiu dan pari mempunyai usus yang berbeda dengan ikan bertulang besar.
Diameternya sangat besar dan pendek, berisi membrane ulir yang membuat makanan
berputar-putar ketika melaluinya sehingga menunda cukup lama untuk dicernakan dan
diserap. Mereka juga mempunyai hati yang sangat besar,yang membantu mencernakan
makanan dengan menghasilkan empedu dan menyimpan sejumlah besar zat hara yang
dicerna.
Pari mempunyai cara-cara melindungi diri. Beberapa jenis mempunyai penyengat
seperti gigi yang besar terletak pada ekor mereka yang dapat dicambukkan keatas untuk
melindungi bagian punggung pada saat mereka memendamkan diri di dalam pasir.
Jenis pari lain dapat menghasilkan semacam baterai yang dapat mengeluarkansengatan
listrik jika disentuh.
Hiu pelagik mempunyai alat yang efisien untuk melokalisasi makanannya yang
disebut garis lateral (lateral line), yang terletak dibagian punggung memanjang dari
kepala ke ekor. Ia didamingi oleh garis lateral yang terletak di masing-masing sisi
tubuh hiu.
Pari adalah jenis bentik, dan hiu sebagian besar pelagik. Kekecualian terdapat pada
hiu bentik yang mendiami dasar laut dan terdapat disebagian besar daerah perairan. Pari
yang terbesar ukurannya adalah Pari Manta. Lebarnya mencapai 8 meter. Dua jenis hiu
terbesar adalah hiu berjemur (basking shark) dan hiu paus (whale shark),keduanya
dapat mencapai 15 meter panjangnya. Mereka pemakan plankton.
c. Kelas Osteichthyes (ikan teleost)
Osteochthyes merupakan ikan bertulang keras. Mulutnya memiliki rahang. Sisiknya
bertipe ganoid, sikloid, atau stenoid yang semuanya berasal dari mesodermal. Bernafas
dengan insang yang ditutupi oleh operkulum (penutup insang). Notokorda-nya
ditempati vertebrae (tulang belakang) yang padat, memiliki gelembung renang yang
terletak dekat dengan faring. Ikan ini juga memilik sistem limpa dan porta renalis.
Mempunyai hati yang berkantong empedu. Lambung dipisahkan dari usus oleh dua
katup. Memiliki tiga canalis semi-sircularis (organ keseimbangan) yang mengatur
keseimbangan ikan melalui gerakan kepalanya. Contoh ikan pada golongan ini adalah

9
Ameiurus melas (ikan lele), Anquilla sp (belut), Scomber scombrus (ikan tuna),
Sardinops coerulea (ikan sarden).
Kelompok hewan ini dinamakan ikan bertulang karena mempunyai kerangka dari
bahan tulang, termasuk dalam kelas ini banyak jenis ikan seperti teri, tembang, kakap,
tuna dan lain-lain.
Sifat-sifat lain yang mudah dikenal adalah adanya satu celah insang di kedua sisi
kepala; mulutnya biasanya di bagian depan tubuh; sirip ekor yang panjangnya hamper
sama atas bawah; dan ususnya ramping dan panjang, seperti tabung menggulung seperti
usus manusia. Usus seperti ini memberi daerah permukaan cukup untuk mencerna dan
menyerap makanan.
Berbeda dengan hiu dan pari, ikan bertulang besar berfertilisasi telurnya diluar.
Betina menghasilkan sejumlah besar telur yang disebar di air dan jantan menyebar
sperma di tempat yang sama dan di sini terjadi fertilisasi.
Ikan dari berbagai tipe mempunyai pola berkelamin (breeding) yang berbeda pula.
Ada yang menggerombol pada saat musim berkelamin, ada yang berpasangan, da nada
juga yang melakukan pembuahan sendiri.
Ada ikan anadromus, yakni ikan yang meninggalkan lautan menuju ke sungai air
tawar untuk brtelur seperti salmon dan lamprey dan sebaliknya sidat yang dewasanya
di perairan tawar (sungai) dan berkelamin di laut yang dinamakan ikan katadromus.
Contohnya Anguila anguila.
Cyclostomata, Chondrichthyes dan Osteichthyes yang kesemuanya dimasukkan ke
dalam Pisces, merupakan kelompok hewan yang sangat besar dan banyak diminati
orang, sehingga kelompok hewan ini mendapat perhatian sebagai bidang ilmu khusus,
yakni iktiologi (ichthyology) yang telah banyak dipelajari dan dibukukan. Oleh karena
itu dalam buku ini kelompok ikan tersebut tidak diuraikan panjang lebar.

2.4 Struktur Tubuh Ikan


Ikan adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm) yang hidup di dalam air, memiliki
sisik, dan bergerak dengan sirip. Untuk memudahkan bergerak, ikan mensekresikan
lendir agar tubuhnya menjadi licin dan meminimalkan gesekan dengan air. Umumnya
ikan bernapas dengan insang, namun ada juga beberapa ikan yang bernapas dengan
paru-paru sehingga perlu keluar air untuk mengambil udara bebas.

10
Tubuh ikan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, tubuh, dan ekor. Ikan bertulang
sejati memiliki operkulum sebagai pintu untuk keluar-masuknya air menuju insang,
sedangkan pada ikan bertulang rawan hanya memiliki celah insang sebagai tempat
lewatnya air. Ikan seperti lele dan gurami memiliki organ pernapasan tambahan berupa
labirin yang berfungsi untuk menyimpan udara pernapasan. Beberapa ikan memiliki
organ khusus seperti kumis di sekitar mulutnya yang disebut barbel.
a. Mulut

Berdasarkan letaknya, mulut ikan dapat dibedakan menjadi:


 Terminal, yaitu mulut ikan yang tepat berada di tengah-tengah moncongnya dan
menjorok ke depan.
 Superior, yaitu mulut ikan yang berada agak di bagian atas moncong.
 Subterminal, yaitu mulut ikan yang berada agak di bagian bawah moncong.
b. Kulit (skin)
Kulit ikan terdiri dari 2 bagian yaitu epidermis dan dermis. Epidermis adalah kulit
yang mengandung kelenjar muscous yang menghasilkan muscous. Dermis terdiri dari
beberapa lapisan jaringan pengikat. Sisik berkembang dari dermis, antara epidermis dan
dermis terdapat pigmen yakni carotenoid dan melanin. Terdapat guanin dan purin
diantara dermis dan daging. Warna kompleks dari ikan dibentuk dari refraksi melalui
lapisan epidermis dan dermis.
Sisik merupakan turunan dari bagian dermis kulit yang tumbuh ke arah luar
membentuk pelindung. Ikan mas memiliki sisik yang mirip seperti kancing,
sedangkan ikan hiu memiliki sisik yang bentuknya mirip parutan atau amplas.
Karena teksturnya yang seperti amplas ini, pada zaman dahulu sisik hiu

11
digunakan untuk menghaluskan kayu, dan di jepang sisik hiu ini djadikan
parutan untuk menghaluskan wasabi.

Tipe-Tipe Sisik Ikan


Berdasarkan bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi
 Sisik plakoid, bentuknya meruncing mirip duri halus, terbentuk dari dentin dan
dilapisi dengan enamel. Sisik ini dimiliki oleh ikan hiu dan pari.
 Sisik ganoid, berbentuk mirip dengan bangun belah ketupat. Dimiliki oleh ikan
aligator.
 Sisik cikloid, berbentuk agak oval dengan adanya garis-garis pertumbuhan.
Sisik ini dimiliki oleh ikan salmon.
 Sisik ctenoid, bentuknya agak oval, terdapat garis-garis pertumbuhan, dan
bergerigi di salah satu sisinya. Dimiliki oleh ikan kakap.
Ikan memiliki garis lateral, yaitu organ yang berfungsi untuk mendeteksi pegerakan
dan getaran di air. Garis lateral ini nampak jelas pada ikan-ikan bertulang sejati.
c. Sirip

12
Tipe-Tipe Sirip Ikan
Sirip (pinna) ikan memiliki bentuk yang berbeda-beda yang dapat digunakan untuk
membedakan jenis-jenis ikan. Sirip ikan pari berbentuk melebar dengan ekor seperti
tombak, sedangkan ikan cupang memiliki sisik yang ekor yang panjang dan dapat
mengembang dan menyempit.
Berdasarkan letaknya, sirip ikan dapat dibedakan menjadi
 Sirip dorsal, terletak di bagian punggung. Beberapa ikan memiliki 2 bahkan 3
sirip dorsal
 Sirip adiposa, terletak di belakang sirip dorsal dan bertekstur lunak. Apabila
sirip tersebut keras maka disebut sebagai sirip dorsal kedua.
 Sirip kaudal, terletak di ujung belakang ekor.
 Sirip anal, terletak di bagian belakang anus.
 Sirip pelvic, terletak di bawah perut/pinggang.
 Sirip pektoral, terletak di belakang operkulum.
 Sirip kaudal digunakan untuk mendorong tubuh ikan di dalam air, sedangkan
sirip yang lainnya digunakan untuk menyeimbangkan tubuhnya. 

Sirip kaudal memiliki bentuk yang berbeda-beda dan dibedakan menjadi 4 jenis sebagai
berikut
A. Heterocercal, memeliki bentuk atas dan bawah yang berbeda.

13
B. Protocercal, memiliki bentuk meruncing.
C. Homocercal, memiliki bentuk atas dan bawah yang sama.
D. Diphycercal, memiliki bentuk membulat.
d. Organ Dalam
Saluran pencernaan ikan diawali di mulut, lambung, usus, dan anus. Di bagian
belakang anus umumnya terdapat lubang urogenital, tempat keluarnya gamet dan urin
ikan. Ikan tidak selalu mengunyah makanannya tetapi bisa menelan langsung tanpa
pemotongan sehingga peranan enzim yang terdapat pada lambung dan usus sangat
diperlukan. Dinding lambung dan usus terdapat sejumlah kelenjar mikroskopis yang
menghasilkan enzim segera setelah makanan dimakan.
Hati salah satu organ dalam terbesar pada ikan berfungsi untuk menetralkan racun
seperti pada mamalia. Ikan memiliki limpa, organ merah kecil yang berfungsi untuk
menyaring dan membunuh bibit penyakit yang ada dalam darah. Lemak banyak
terdapat pada hati ikan terutama ikan cod dan cucut.
Ginjal ikan terdapat sepasang dan berbentuk memancang seperti pipa, ginjal ikan
bertipetipe mesonefros (lebih sederhana dari ginjal mamalia). Jaringan ginjal lebih
lunak dan mulai berubah setelah mati. Kerusakan daging melalui dekomposisi produk
dari ginjal dan gelembung renang merupakan karakteristik selama penyimpanan jangka
panjang.

Skema organ dalam ikan

14
Organ dalam ikan sesungguhnya
Ikan memiliki jantung yang sederhana hanya dengan 2 ruang, yaitu 1 serambi dan 1
bilik. Peredaran darah dari insang akan masuk menuju serambi, kemudian dipompa ke
bilik, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh hingga akan menuju insang kembali.
Ikan memiliki organ khusus untuk membantunya berenang, yaitu gelembung
renang. Organ ini mirip balon yang ada dalam tubuh ikan, gelembung ini berfungsi
untuk memudahkan ikan mengapung di dalam air. Ikan-ikan yang hidup di daerah
beraliran deras biasanya memiliki gelembung renang yang sangat kecil sehingga ikan
ini akan tenggelam apabila tidak terus bergerak.
e. Organ Reproduksi
Dapat mengisi lebih dari ½ bagian perut. Pada saat tingkat kematangan gonad
merupakan pasaran yang penting untuk telur ikan salmon, allaska pollack, herring,
belanak (mullet) dan ikan terbang di Jepang. Sperma matang ikan salmon dan skipjack
menjadi bahan baku untuk protamin sebagai pengawet.
Ikan jantan memiliki testis untuk memproduksi sperma, sedangkan ikan betina
memiliki ovarium untuk menghasilkan telur. Ovarium memiliki ukuran yang besar
sehingga menyebabkan tubuh ikan betina dewasa biasanya nampak lebih gemuk
daripada ikan jantan. Penyatuan gamet betina dan jantan (fertilisasi) akan terjadi di luar
tubuh, namun beberapa jenis akan melakukan fertilisasi internal (seperti jenis ikan
gupy).
f. Tulang

15
Semua sistim otot dihubungkan ke rangka. Tulang pendek yang tajam mendukung
dorsal dan tulang halus, ini menggangu konsumen dan bisa menjadi lunak dengan cara
pemasakan pada tekanan tinggi. Otot merupakan bagian yang dapat dimakan dari ikan
dibagi menjadi 4 bagian secara vertikal dan horisontal yang merupakan jaringan
pengikat dan mempunyai struktur
g. Daging merah (red meat)
Daging merah merupakan lapisan dari pigmen merah dibawah kulit ikan (bervariasi
dari yang rendah sampai tinggi). Daging merah mempunyai peranan penting dalam
proses fisiologi dan biokimia ikan. Pada proses teknologi pangan daging merah
merupakan masalah besar karena kaya akan lemak dan chromoprotein dalam bentuk
myoglobin dan hemoglobin, berperan sebagai pro-oksidan bagi lemak. Pada daging
merah mudah terjadi ketengikan (flavor yang tajam).
2.5 Sifat Fisikawi Daging Ikan
Masalah dalam transportasi, penyimpanan dan penanganan serta pengolahan ikan
untuk setiap jenis ikan selalu tidak sama. Masalah tersebut meliputi kondisi dan
peralatan baik secara sendiri maupun bersamaan. Sifat fisik ikan memegang peranan
penting terutama bentuk dan ukuran ikan.
1. Bentuk dan warna ikan
Bentuk dan warna ikan berbeda-beda dan secara umum dapat digolongkan menjadi
4 macam sedangkan warna ikan sulit untuk diklasifikasi. Berikut 4 macam bentuk ikan:
a) Berbentuk seperti peluru torpedo, yang paling banyak dijumpai contohnya ikan
salem, bandeng, makerel, ikan lemuru ,ikan belanak, tongkol dan lain-lain.
b) Berbentuk seperti anak panah, contoh : ikan cendro, ikan julung-julung, ikan layur,
ikan remang.
c) Berbentuk seperti layang-layang pipih, contoh : ikan bawal putih,bawal hitam,pari
kembang,pari kelapa,pari burung, ikan peperek.
d) Berbentuk panjang seperti ular, contoh : belut darat, belut laut, uling, moa atau
sidat, ikan ular boro, ikan ladu.
Pada umumnya warna ikan bermacam-macam. Ikan dari daerah panas (tropis)
berwarna putih seperti perak, disebabkan karena kristal quanin yang banyak terdapat
pada sisik. Warna lain misalnya hitam, kuning, merah orange atau kombinasi warna
tersebut disebabkan oleh zat-zat warna yang disebut kromatofor yang terdapat pada sel-

16
sel dermis, tergantung dari besarnya konsentrasi kromatofor warna dapat berubah dan
bervariasi. Kebanyakan ikan warnanya tidak berubah tetapi pada beberapa jenis ikan
warnanya dapat berubah sesuai dengan warna lingkungan.
2. Ukuran Ikan
Pada umumnya ikan dikatakan besar jika panjangnya lebih dari 20 cm, ikan kecil
jika panjangnya kurang dari 10 cm dan ikan sedang apabila panjangnya diantara kedua
ukuran tersebut. Ukuran ikan juga termasuk tebal ikan, garis tengah minimum yaitu
jarak terlebar antara tepi badan samping kiri dan tepi badan samping kanan. Ukuran
ikan juga erat hubungannya dengan berat ikan, ikan besar mempunyai berat yang tinggi
dan sebaliknya, namun ikan panjang belum tentu mempunyai berat yang tinggi begitu
pula sebaliknya.

17
3. Sifat fisikawi lainnya
Kwantitas berat ikan adalah besarnya ratio berat ikan dengan isi jika sejumlah ikan
ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui besarnya (isinya). Contoh: jika
diketahui bobot jenis ikan 1,25g/cm3, bukan berarti wadah yang mempunyai 1 m3
dapat menampung ikan sebesar (1.000.000/1,25) gr atau 800 kg, umumnya kurang dari
jumlah tersebut. Kuantitas berat adalah besarnya ruang dalam wadah yang secara
efektif dapat ditempati oleh sejumlah berat ikan merupakan isi teknis dan jika jumlah /
berat ikan dibagi dengan isi teknis. Seperti bahan lainnya, ikan mempunyai panas
spesifik dan konduktivitas panas dan dapat diperkirakan besarnya jika diketahui
komposisi kimia dari ikan tersebut.
4. Komposisi berat ikan
Komposisi berat ikan adalah berat masing-masing bagian organ / tubuh ikan,
umumnya sebagai persentase terhadap seluruh tubuh ikan. Penting diketahui karena
tidak semua bagian ikan dapat dimakan tetapi mungkin pula dapat dimanfaatkan
sebagai makanan ternak,obat-obatan dan lain-lain. Komposisi berat dapat digunakan
untuk memperkirakan/menghitung berapa bagian dari tubuh ikan yang dapat digunakan
sebagai bahan makanan, makanan ternak dan sebagai bahan lainnya
Komposisi berat ikan dipengaruhi oleh jenis ikan, jenis kelamin, musim
penangkapan dan lain-lain. Untuk mendapatkan komposisi berat ikan maka bagian
organ ikan tidak dipisahkan secara anatomis tetapi dipisahkan dengan cara praktis
untuk keperluan pengolahan misalnya hanya dipotong dengan menggunakan pisau.

2.6 Penggolongan Jenis Hasil Perikanan


a.Golongan demersal adalah ikan yang diperoleh dari lautan yang dalam. Contohnya:
ikan kod dan ikan haddock.
b. Golongan pelagik kecil adalah jenis ikan kecil yang hidupnya didaerah
permukaan laut, contoh : ikan parang-parang atau ikan herring.
c.Golongan pelagik besar adalah jenis ikan besar yang hidupnya di permukaan laut,
contoh : ikan tongkol, ikan sarden, ikan mackerel.
d. Golongan anadromus adalah jenis ikan yang mula-mula hidupnya di laut
kemudian migrasi ke air tawar lalu ke pertemuannya, contoh : ikan bandeng dan ikan
salem.

18
e.Golongan katadromus adalah jenis ikan yang mula-mula hidupnya di air tawar
kemudian migrasi ke laut lalu ke pertemuannya, contoh : belut laut.
f. Hasil perikanan berkulit keras (crustacea) adalah jenis hasil perikanan yang berkulit
keras, contoh : udang, lobster, kepiting, rajungan.
g. Hasil perikanan berdaging lunak adalah golongan ini kadang dibagi lagi
menjadi beberapa golongan antara lain : golongan Chepallopoda : cumi-cumi,
golongan Echinodermata : tiram dan golongan Anadonta : kerang.
h. Hasil perikanan yang tidak dapat diidentifikasi dengan jelas (micillaneous)->
contoh : ubur-ubur.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Mahasiswa telah mengetahui cara menulis makalah seperti panduan yang benar.
2. Mahasiswa telah memperoleh pengetahuan tentang ikan (pisces) yaitu:
 Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di
air dan bernapas dengan insang.
 21 ciri-ciri ikan (pisces) pada umumnya.
 Menurut LAGLER et al., (1962), ikan dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu:
Agnatha, merupakan ikan tidak berahang seperti Lampreys dan Hagfishes; ikan
bertulang rawan (Chondrichthyes), misalnya: ikan cucut (hiu) dan ikan pari;
dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes = Teleostei).
 Struktur tubuh ikan (pisces)
 Sifat fisikawi daging ikan: Ikan dari daerah panas (tropis) berwarna putih
seperti perak, disebabkan karena kristal quanin yang banyak terdapat pada
sisik.
 8 penggolongan jenis hasil perikanan.

3.2 Saran
Mahasiswa sebaiknya lebih memperhatikan panduan menulis makalah yang benar
dan bisa memilih informasi dari sumber-sumber yang tepat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Romimohtarto, Kasijan, dan Sri Juwana. 2009. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.
file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/JUKNIS%20PEMETAAN
%20SEBARAN%20JADDI.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/oseana_xxxi(1)27-38.pdf
https://cerdika.com/ciri-ciri-dan-klasifikasi-ikan/
https://dokumen.tips/documents/makalah-ikan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan
https://www.edubio.info/2015/06/struktur-tubuh-ikan.html

21

Anda mungkin juga menyukai