Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEBUDAYAAN PANGAN DAERAH

“Jenis-Jenis Makanan Khas Wakatobi”

OLEH :
NUR AMALIA RAHMI
Q1A10964
ITP B O19

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta

taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Jenia-Jenis Makanan Khas Suku Wakatobi” ini

dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan

didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kep. yang telah membimbing dan

memberikan tugas ini

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan

edukasi mengenai Jenis-jenis Makanan Khas Suku Wakatobi Selain itu makalah ini nantinya

diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai Bahan dan Cara Pe,mbuatannya. Namun,

tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan

dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk

kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Saya juga

yakin bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran dari

pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Kendari, Maret 2020

Penulis
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 1

 A. Latar Belakang …………………………………………..1


 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2

 C. Tujuan Penulisan ……………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. 3

 A. Makanan pokok…………………………………… 3
 B. Makanan Pendamping…………………………………….. 3

 C. Makanan Penutup………………………………………. 4

BAB III PENUTUP ……………………………………………… 5

 A. Simpulan …………………………………………………… 5
 B. Saran ………………………………………………………… 5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pangan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia yang harus dipenuhi agar bisa

bertahan hidup. Perkembangan pertanian sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia

akan menunjang berbagai aktivitas industri yang juga ditunjukan untuk melengkapi kebutuhan

sehari-hari manusia.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air , baik diolah

maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia.

Jenis pangan terdiri dari pangan segar dan pangan olahan. Pangan segar adalah pangan yang

diperoleh dari alam secara langsung, misalnya sayur-sayuran, ikan, dll.

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang selalu meningkat seiring

perkembangan zaman dan masuknya budaya asing ke Indonesia mengakibatkan munculnya

berbagai macam makanan baru sehingga makanan lokal yang bersifat tradisional semakin

ditinggalkan oleh masyarakat.

Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki berbagai kuliner khas disetiap daerah-

daerahnya, tetapi masih kebanyakan makanan khas tersebut masih sangat tradisional.

Perkembangan zaman menyebabkan banyak dari masyarakat indonesia mulai meninggalkan

budaya pangan daerahnya. Hal tersebut terjadi juga di daerah Sulawesi Tenggara dengan

berbagai suku seperti suku Tolaki, suku muna, suku Muna, suku Buton, dan suku Wakatobi

Indonesia sebagai negara agraris dan maritim yang mempunyai kekayaan sumber daya

alam yang sangat potensial , sudah sewajarnya harus mampu mencukupi kebutuhan pangan bagi

masyarakatnya, karena pangan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan


bernegara baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan Hankam. Meskipun

swasembada beras pernah di capai pada tahun 1984, namun dengan adanya gangguan iklim dan

perubahan orientasi pembangunan ekonomi , maka Indonesia menjadi pengimpor beras,

termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara, untuk pemenuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin

dan mineral (Taslim, 2018).

Wakatobi adalah salah satu Kabupaten di Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan

keindahan terumbu karangnya. Selain keindahan bawah lautnya yang bisa dinikmati , Wakatobi

juga memiliki beragam jenis kekayaan lainnya mulai dari kebiasaan adat, tarian adat, dan mash

banyak lainnya termasuk makanan khasnya seperti kambalu, kima/kerang mutiara dan epu-epu.

Makalah ini akan dibahas tentang yaitu, jenis-jensi makanan khas wakatobi dan bahan

serta cara pembuatan makanan khas wakatobi

B. Rumusan masalah

Makalah ini memiliki rumusan masalah, seperti sebagai berikut:

1. Apa jenis-jenis makanan khas Wakatobi ?

2. Bagaimana bahan dan cara pembuatan makanan khas Wakatobi ?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari penyusunan makalah jenis-jenis makan khas Wakatobi adalah sebagai

berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan khas suku Wakatobi.

2. Mahasiswa dapat menentukan bahan dan cara pembuatan makanan khas suku
Wakatobi.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kasuami

Gambar 1. Kasuami

Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan ibu kota
Wangi-Wangi. Tanah yang tandus dan berbatu karang sangat tidak memungkinkan untuk
dijadikan kebun sayur, apalagi sawah.
Singkong adalah tanaman yang paling mungkin ditanam di tanah tandus ini, itupun
masyarakat mengakalinya dengan mengumpulkan daun-daun kering yang dicampurkan ke tanah
sebagai media tanamnya. Meski ada  kebun jagung di beberapa titik, itupun hanya di musim
tertentu saja. ditanam dan dihasilkan inilah akhirnya yang menjadi makanan pokok masyarakat
di Wakatobi. Kasuami adalah hasil olahan dari singkong atau ubi tadi. Setelah diparut atau
digiling, kemudian dikeringkan dengan menggunakan kain bersih.  Hasilnya akan menyerupai
tepung, tepung ini dijemur di panas matahari untuk mengurangi tingkat keasaman. Ini baru
proses pertama, selanjutnya tepung dicampur dengan kelapa atau apasaja (sesuka selera) 
dimasukkan ke dalam cetakan, dan dikukus selama 15 menit. Kemudian adonan yang sudah
matang dipukul-pukul agar lebih padat, sekaligus mengeluarkan udara dari dalam adonan.
Semakin kering Kasuami, semakin baik dan tahan lama atau tidak cepat basi. Jika membuatnya
dengan benar, kasuami bisa tahan hingga 14 hari. Sangat cocok sebagai bekal para nelayan yang
melaut atau perjalanan jauh. Kasoami memiliki arti makanan dari ubi kayu yang diolah dengan
uap panas (soa). Makanan ini dibuat dari tepung ubi kayu dan diolah menjadi gaplek dan
difermentasi.

Pangan ini merupakan simbol persaudaraan dan keakraban dikalangan masyarakat wakatobi.
Makanan yang biasanya dibentuk menyerupai kerucut ini dianggap menjadi makanan utama
dalam gelaran adat atau tradisi di dalam keluarga wakatobi . Posisinya bahkan bisa lebih penting
dari pada beras ataupun jagung.

Kasuami biasanya disajikan dengan berbagai lauk seperti ikan (baik goreng ataupun
berkuah), bisa juga disajikan dengan sayur pepaya muda, daun pepaya, atau bunga pepaya.
Sebagai pelengkap ditambahkan sambal tomat super pedas yang disebut Colo-colo yang isinya
adalah irisan cabe, bawang, tomat, dan perasan jeruk nipis.

Makanan khas masyarakat kepulauan Wakatobi ini berbahan baku utama dari singkong yang
diparut kemudian dikukus dan dibentuk seperti tumpeng atau gunungan dengan ukuran agak
kecil. Warnanya ada yang dibuat hitam agak keungu-unguan atau putih kekuning-kuningan,

Berikut ini cara dan proses pembuatan kasuami :

BAHAN-BAHAN

 Singkong

PROSES PEMBUATAN

 Kupas kulit ubi kayu lalu cuci hingga bersih kemudian diparut atau digiling dengan
mesin parutan layaknya kita memarut kelapa.
 Bungkus hasil gilingan dengan menggunakan kain atau karung yang bersih agar produk
parutan tetap higinis.

 Lakukan penindisan untuk mengurangi serta meniadakan kadar air ubi kayu. Biarkan
selama 1-3 jam hingga air benar-benar kering.
 Hancurkan produk menggunakan tangan dengan cara mengelus-ngelusnya. Saringlah ubi
kayu menggunakan saringan dari anyaman bambu dengan ukuran kira-kira 0.3 cm, hal
ini bertujuan untuk mempercepat proses pemasakan kasoami.

 Masukkan kedalam kulit kukusan berbentuk kerucut yang terbuat dari anyaman daun
kelapa. Lalu masukkan kedalam periuk kukusan untuk dikukus.

 Tunggu hingga partikel-partikel pr-oduk terebut menyatu  dan terasa kental jika ditusuk
yang menandakan kalau kasoami telah matang dan siap di hidangkan.

2. Ikan parende

Gambar 2. Ikan parende

Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara kaya akan hasil laut. Berbagai jenis ikan bisa
didapatkan di wilayah perairan Buton yang panjang. olahan ikan yang paling populer
adalah Parende. Pada dasarnya, parende merupakan sup ikan bumbu kuning.

Masyarakat wakatobi tak punya pakem khusus soal jenis ikan yang digunakan untuk
olahan parende. Biasanya yang digunakan adalah ikan pelagis. Sebutan pelagis mengacu
pada habitat ikan yang adalah di zona pelagik, laut lepas dengan kedalaman 0 sampai 200
meter, atau permukaan perairan. Biasanya ikan ini hidup bergerombol.

Contoh ikan pelagis antara lain cakalang, tongkol, dan tuna. Ada pula ikan pelagis kecil,
contohnya ikan kembung. Masyarakat Buton juga kerap menggunakan ikan kakap merah
untuk olahan parend
Bumbu dasar parende adalah belimbing wuluh, kunyit, bawang merah, tomat hijau atau
merah, bawang putih, jeruk nipis, cabe rawit, serai, daun salam, daun kemangi, dan
garam.

Langkah mengolahnya dimulai dengan memasak satu setengah liter air hingga mendidih,
dan memasukkan ikan kakap merah sekitar 500 gram yang dipotong enam. Masukkan
juga serai, daun salam, dan perasan jeruk nipis.

Jika ikan sudah matang masukkan tomat, bawang merah, daun kemangi, belimbing
wuluh, jeruk nipis, daun bawang, cabai rawit, garam, merica dan gula sesuai selera.

Ada pula yang memasak parende dengan tambahan bahan air gula asam dan minyak
kelapa. Dengan bahan ini, kuah yang ada di dalam wadah masak didiamkan hingga
mengering dan bumbunya mengendap di dalam ikan. Karenanya ikan parende juga bisa
diolah lagi menjadi ikan goreng.

3. Sanggara Banda

Gambar 3. Sanggara banda


Sanggara Banda ini yang jelas adalah salah satu kuliner Wakatobi yang rasanya manis.
Bahan dasarnya adalah terbuat dari singkong, dan didalamnya terdapat pisang rebus.
Sementara itu pada bagian luar ditaburi dengan parutan kelapa muda. Sanggara Banda
terbuat dari singkong dengan pisang rebus di dalamnya, kemudian ditaburi parutan kelapa
muda yang memberikan citarasa manis

BAHAN BAHAN

 2 buah singkong ukuran sedang


 5 buah pisang raja
 Gula pasir
 Kelapa parut
 Pandan Pasta
 Garam

CARA MEMBUAT:

 Parut ubi kayu (singkong) yang telah dipisahkan dari kulit luar dan terlebih dahulu dicuci
bersih.
 Tambahkan garam sedikit dan pandan pasta secukupnya, aduk rata hingga warna
singkong parut berubah menjadi hijau (bisa menggunakan pewarna apapun)

 Pisahkan pisang raja dari kulitnya kemudian belah pisang menjadi 2 bagian (pisang bisa
sesuai selera)

 Ambil secukupx adonan singkong parut tadi, pipihkan dan letakkan pisang dibagian
tengah adonan dan balurkan trus hingga seluruh bagian permukaan pisang tertutupi oleh
singkong parut

 Kukus selama kurang lebih 35-40 menit

 Sambil menunggu matang, ambil kelapa parut kemudian tambahkan gula pasir
secukupnya.
 Setelah 35-40 menit, angkat adonan dan baluri seluruh bagian adonan menggunakan
kelapaa parut yang telah dicampurkan gula pasir tadi.

 Sanggara bandang siap dihidangkan

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari makalah jenis-jenis makanan khas suku Wakatobi
adalah makanan tradisional dari suku Wakatobi beraneka ragam dan memiliki ciri khas yang
berbeda disetiap olahan dan bahan-bahan yang gunakan. Selain itu, cara pengolahan juga
memiliki keunikan masing-masing.Berbagai makanan khas wakatobi juga memiliki cita rasa
yang yang lezat dan khas.

B. Saran

Kuliner atau makanan khas suku Wakatobi harus tetap dipertahankan dan dilestarikan agar
makanan tersebut tetap ada dan tidak akan terkikis dengan masuknya kebudayaan pangan luar
yang menyebabkan masyarakat suku Wakatobi meninggalkan pangan lokal yang menjadi ciri
khas dari daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.wakatobimagz.id/2018/11/ikan-parende-yang-khas-dari-perairan.html
http://tradisionalindonesiafood.blogspot.com/2016/03/kasuami-sulawesi-tenggara.html
https://cookpad.com/id/resep/4832983-sanggara-bandang-simple

Anda mungkin juga menyukai