Oleh :
NIM : H0915065
FAKULTAS PERTANIAN
2017
Pangan Tradisional sebagai Basis Pengembangan Pangan
Fungsional
A. Sawut
Selain memiliki beragam bahasa, adat, dan kebudayaan,
Indonesia juga memiliki makanan tradisional yang sangat
banyak, bervariasi dan unik. Makanan-makanan tradisional itu
pun tentunya sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun
yang lalu, diturunkan oleh nenek moyang kita dan menjadi ciri
khas daerah masing-masing. Seiring dengan perkembangan
dan kemajuan zaman, variasi produk pangan yang ada di
Indonesia juga semakin banyak, produk-produk pangan dari
luar yang diimpor ke Indonesia tanpa kita sadari semakin
menggeser peran dan popularitas makanan tradisional yang
lebih dulu ada.
Komoditas pangan lokal yang layak dikembangkan di
Indonesia, khususnya di pulau Jawa, adalah umbi-umbian
seperti singkong. Kondisi tanah dan iklim Indonesia sangat
cocok ditanami singkong. Di Indonesia, singkong telah dapat
diolah menjadi gaplek, sawut, tepung tapioka, tepung
singkong, dan yang terbaru adalah Mocaf (Anindita dkk.,
2014). Salah satu jenis makanan tradisional yang terlupakan
oleh masyarakat adalah sawut. Sawut adalah makanan
tradisional khas Jawa Tengah dan Yogyakarta, memiliki
kekhasan yang sama dengan makanan tradisional dari daerah
Jawa lainnya seperti gatot dan thiwul. Sawut berbahan dasar
parutan kasar singkong. Makanan ini dapat digunakan untuk
menggantikan makanan pokok dikarenakan banyak
mengandung karbohidrat kompleks, beberapa vitamin dan
mineral yang diperlukan tubuh dari singkong.
B. Komposisi Penyusun
Sawut, gatot, dan thiwul sama-sama merupakan olahan
singkong dan memakai parutan kelapa dalam penyajiannya.
Namun, Ketiga jenis makanan tersebut berbeda dalam proses
pengolahannya sehingga menghasilkan tekstur dan cita rasa
yang tidak sama. Komposisi utama sawut yaitu singkong parut,
parutan kelapa, dan gula jawa. Singkong yang diparut kasar,
dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah.
Kemudian dikukus. Walaupun cara membuatnya tidak selalu
sama, tapi pada dasarnya penyajian akhirnya adalah
campuran dari ketiga bahan tersebut.
C. Komposisi Nutrisi
1. Singkong
Zat gizi utama yang terkandung dalam singkong yakni
karbohidrat atau pati. Hampir 95% adalah pati yang
berperan sebagai sumber energi (Djuwardi, 2009).
Menurut Direktorat Gizi Depkes RI 1981 dalam
Suprapti( 2005), berikut ini adalah kandungan gizi yang
terkandung dalam 100 gram singkong:
No Kandungan Gizi Jumlah
1 Kalori (kal) 146
2 Protein (g) 1,2
3 Lemak (g) 0,3
4 Karbohidrat (g) 34,7
5 Kalsium (mg) 33,0
6 Fosfor (mg) 40,0
7 Zat Besi (mg) 0,7
8 Vitamin B1 (mg) 0,06
9 Vitamin C (mg) 30,0
10 Air (g) 62,5
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981)
2. Gula Jawa (Gula Aren)
Menurut Kristianingrum (2009), kandungan gizi yang
terkandung dalam 100 gram adalah sebagai berikut:
No Kandungan Gizi Jumlah
1 Energi 376 kcal; 1573 kj
2 Karbohidrat (g) 97,3
3 Air (g) 1,6
4 Ampas (g) 0,9
5 Kalsium (mg) 85
6 Besi (mg) 1,91
7 Magnesium (mg) 29
8 Fosfor (mg) 22
9 Potassium (mg) 346
10 Natrium (mg) 39
11 Seng (mg) 0,18
12 Tembaga (mg) 0,298
13 Mangan (mg) 0,32
14 Selenium (mcg) 1,2
15 Vitamin B6 (mg) 0,026
16 Thiamin (mg) 0,008
17 Riboflavin (mg) 0,007
18 Niasin (mg) 0,082
19 Asam Panthotenic (mg) 0,111
20 Folat (mcg) 1
3. Parutan Kelapa
Menurut Direktorat Gizi Depkes RI 1981 dalam Kurniati
( 2010), berikut ini adalah kandungan gizi yang terkandung
dalam 100 gram daging buah kelapa:
Umur Buah
No Kandungan Gizi Sedan
Muda Tua
g
1 Kalori (kal) 68 180 359
2 Protein (g) 1 4 3,4
3 Lemak (g) 0,9 15 34,7
4 Karbohidrat (g) 14 10 14
5 Kalsium (mg) 7 8 21
6 Fosfor (mg) 30 55 98
7 Zat Besi (mg) 1 1,3 2
8 Vitamin B1 (mg) 0,06 0,05 0,1
9 Vitamin C (mg) 4 4 2
10 Air (g) 83 70 46,9
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981)
D. Cara Pembuatan
Singkong 1 kg
Dikupas, dicuci,
dan diparut kasar
500 g gula
jawa iris Ditambahkan dan
diaduk rata
Dikukus hingga
matang
buah Ditambahkan saat
kelapa parut penyajian