PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip evaluasi daya cerna protein secara in vitro?
Prinsip penentuan daya cerna protein secara in vitro adalah protein
dihidrolisis oleh enzim protease kemudian peptide hasil hidrolisis diukur
jumlahnya dengan spektrofotometer setelah direaksikan dengan reagen
Bradford. Daya cerna protein sampel dihitung sebagai presentasi
terhadap BSA (Bromin Serum Albumin). Rumus perhitungan daya cerna
protein sebagai berikut :
Berat protein filtrat(mg)
daya cerna protein=
x 100
Berat sample (mg)
(Lehninger, 2005)
2. Jelaskan apa saja yang mempengaruhi daya cerna protein?
Beberapa faktor yang memengaruhi daya cerna protein antara lain
faktor eksogenus dan endogenus. Faktor eksogenus yaitu interaksi
protein dengan polifenol, fitat, karbohidrat, lemak, dan protease
inhibitor. Sedangkan faktor endogenus terkait dengan karakterisasi
struktur protein seperti struktur tersier, kuartener, serta struktur yang
dapat rusak oleh panas dan perlakuan reduksi (Guo et al., 2007). Daya
cerna protein dipengaruhi oleh konformasi protein, ikatan antar protein
dengan metal,lipid, asam nukleat, selulosa atau polisakarida lainnya,
faktor anti nutrisi, ukuran dan luas permukaan partikel protein dan
pengaruh proses panas atau perlakuan dengan alkali (Fennema, 2006).
3. Sebutkan enzim-enzim protease yang terdapat pada pencernaan
manusia!
Enzim protease yang dihasilkan oleh hewan dan manusia adalah tripsin,
pepsin, dan kimotripsin. Tripsin merupakan protease serin yang
berperan sebagai enzim pencernaan di usus halus. Pepsin merupakan
protease karboksil yang terdapat dalam lambung hampir seluruh
vertebrata. Kimotripsin banyak ditemukan dalam ekstrak pankreas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Arginin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Phenilalanin
Threonin
Tripthopan
Valin
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
Kadar (%)
6.9
2.9
5.1
8.4
8.4
2.3
4.0
4.0
1.1
5.7
Kadar (%)
6.4
8.8
1.4
14.4
7.1
5.4
3.8
3.2
( Anjasari, 2010).
Kadar
.
1.
2.
3.
Esensial
Histidine
Isoleusin
Leusin
(mg/dl)
92
204
331
4.
5.
6.
7.
8.
9.
No
.
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
Lisin
Metionin
Penilalanin
Threonine
Trypthofan
Valin
(Atkinson,2007).
268
85
163
153
47
227
Kadar
(mg/dl)
117
257
31
708
71
328
184
163
123
Nilai
DIAGRAM ALIR
Persiapan Sampel
-
Hasil
-Kedelai Rendam
Kedel
-Kedelai Sangrai
Kedel
Ditimbang sebanyak 10 g dan sangrai dalam wajan yang sudah
dipanaskan suhu 100C selama 20 menit
Hasil
-Kedelai Kecambah
Kedel
Ditimbang sebanyak 10 g dan direndam selama 12 jam dalam 50 ml air
Ditiriskan kedelai, dan buang air rendaman
Diletakkan kedelai diatas kapas basah/ kertas merang.
Dibiarkan selama 2 hari agar berkecambah
Hasil
Hasil
-Persiapan Sampel
Sampel padat
Ditimbang
Dihancurkan menggunakan waring blender
Aquades
Disaring
Diambil filtrat sebanyak 2ml dan dimasukkan ke tube sentrifuse
Disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit
Supernatan didekantasi
Hasil
Sampel
cair
Diambil 0,4 ml
- Penetapan Sampel
Supernata
n
Hasil
Endapan
Ditambahkan 1 ml
aquades
Diambil 1 ml
Tinjauan Pustaka
Macam macam metode penentuan daya cerna protein :
1. Protein efficiency ratio (PER)
N diabsorbsi
N makanan (Nasution, 2008).
Tinjauan Reagen
-
Buffer Phospat
Buffer fosfat adalah buffer netral dengan kisaran pH 7. Buffer fosfat
dapat dibuat dengan menggunakan monosodium fosfat (NaH2PO4)
dan konjungatnya yaitu disodium fosfat (Na2HPO4). Meskipun buffer
fosfat juga merupakan larutan penyangga, namun kerja buffer ini tidak
lebih baik dari cairan rumen dalam mempertahankan pH. Hal ini
dikarenakan adanya proses salivasi di dalam rumen. Saliva yang
dihasilkan kelenjar ludah berperan sebagai buffer alami bagi rumen
sehingga kemampuan mempertahankan pH rumen lebih bagus
(Diantith, 2005).
BSA
Dalam evaluasi kadar protein yang terkandung di dalam sampel
digunakan larutan BSA (Bovine Serum Albumine) dimana larutan BSA
merupakan larutan yang mengandung protein yang berfungsi dalam
pembuatan kurva standar pada evaluasi kadar protein (Wahyudi, dkk.,
2014).
Enzim Pankreatin
Pankreatin adalah kombinasi enzim pencernaan (protein). Enzim ini
secara normal dihasilkan oleh pancreas dan penting untuk mencerna
lemak, protein dan gula. Pankreatin digunakan untuk menggantikan
enzim pencernaan yang tidak cukup diproduksi oleh tubuh. Kondisi
medis tertentu dapat menyebabkan rendahnya enzim yang dihasilkan,
antara lain cystic fibrosis, peradangan kronis pada pankreas, kanker
pankreas atau operasi pankreas. Pankreatin digunakan untuk
menentukan daya cerna protein secara in vitro (Lapu, 2013).
Dietil Eter
Dietil eter merupakan senyawa yang digunakan pada analisa protein
dengan Metode Biuret yang mana fungsi dari reagen Dietil Eter adalah
untuk melarutkan lemak yang terdapat di dalam bahan dan juga
Reagen Biuret
Reagen biuret yang digunakan untuk uji kandungan protein
mengandung CuSO4, NaoH, Na-K tartrat. Reaksi biuret dengan reagen
biuret digunakan untuk mengetahui kandungan protein yang ada pada
makanan. Reagen biuret juga mudah larut dalam air (Nigam, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, B. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Asrullah, M., Mathar, A.H., Citrakesumasari., Jafar, N. Dan Fatimah, S.
2012. Denaturasi dan Daya Cerna Protein pada Proses Pengolahan
Lawa Bale (Makanan Tradisional Sulawesi Selatan). Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Atkinson, S. 2007. Protein and Non-Protein Nitrogen in Human Milk. Florida
: CRC Press, Inc
Diantith, J. 2005. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta : Erlangga.
Farnworth, E. 2008. Handbook of Fermented Functional Foods : Second
Edition. New York : CRC Press
Fennema, O.R. Editor. 2006. Food Chemistry, 3rd. Ed. Marcel Dekker. New
York
Guo, X., Yao, H., & Chen, Z. 2007. Effect of Heat, Rutin And Disulfide Bond
Reduction on In Vitro Pepsin Digestibility of Chinese Tartary
Buckwheat Protein Fractions. Food Chemistry, 102 (1), 118122.
Karti, E. dan Rosida. 2009. Tinjauan Gizi Tahu dan Tempe Gembus dari
Beberapa Jenis Kacang sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kedelai.
Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur.
Kuntarso, Andal. 2007. Pengembangan Teknologi Pembuatan Low-Fat
Fruity Bio-Yoghurt (Lo Bio F). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Kusuma, S. A. F. 2010. Enzim. Karya Ilmiah. Fakultas Farmasi. Universitas
Padjajaran.
Lapu, Petrus dan I. Telussa. 2013. Analisis Kandungan Pati Resisten Dari
Beberapa Jenis Pati Sagu Di Maluku Dengan Variasi Suhu
Pemanansan. http://www.ejournal.unpatti.ac.id. Diakses pada tanggal
8 Desember 2015 pukul 23.47 WIB.