DINA FEBRIANA
Indonesia terdiri dari 17.502 pulau, dan garis pantai sepanjang 81.000 km, luas wilayah
perikanan dilaut sekitaran 5,8 juta km2. Indonesia yang merupakan perairan kepulauan dan
territorial seluas 3,1 juta km2 serta ZEE Indonesia seluas 2,7 juta km2. Sehingga hal ini
menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang strategis. Sumber
daya ikan di Indonesia sangat tinggi sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
yang lumayan tinggi (Enikursini, 2018).
Salah satu potensi dari sumber daya perikanan yang ada namun belum dimanfaatkan
yang sebernanya memiliki kandungan gizi cukup tinggi yaitu ikan timpakul
(Periopthalmodon schlosseri). Dimana ikan timpakul sebenarnya memiliki kandungan gizi
yang baik namun tidak diperhitungkan nilai ekonomisnya oleh masyarakat setempat (Wilis,
2010).
Ikan timpakul merupakan ikan yang unik. Ikan ini bergerak menggunakan siripnya
yang merupakan adaptasi dari kondisi habitatnya itu sendiri. Nama internasional dari ikan
timpakul adalah mudskipper. Ikan timpakul memiliki beberapa nama local yaitu timpakul,
tembakul, tempakul, belodog, belacak, gabus laut, gelodok dan lanjut dibeberapa daerah di
Indonesia. Ikan ini dapat bertahan di darat, berukuran kecil, sering terlihat melompat-lompat
dilumpur rawa bakau, sungai ataupun muara (Ramadhani & Muhtadi, 2016).
Ikan timpakul merupakan hewan yang khas ditemukan di daerah mangrove. Ikan ini
biasa disebut ikan amphibious karena kemampuannya yang dapat bertahan di daratan
(Hidayaturrahmah & Muhamat, 2013). Ikan timpakul ini merupakan konsumen tingkat
pertama maupun tingkat kedua dalam rantai makanan di ekosistem mangrove. Biasanya
manusia menggunakan ikan timpakul sebagai bahan pangan maupun umpan utuk memancing
(Ramadhani & Muhtadi, 2016).
Menurut Purwaningsih dkk (2013) bahwa kandungan yang ada pada daging ikan
timpakul segar spesies Periopthalmodon schlosseri dengan hasil uji proksimat menunjukan
kadar air sebesar 83,28 %, kadar abu 5,80%, protein 58,72%, lemak 4.71%, karbohidrat
29,55%. Ikan timpakul merupakan jenis ikan yang berpotensi untuk diperjual belikan.
Dikarenakan populasi ikan yang melimpah dan berprotein tinggi. Menurut Purwaningsih dkk
(2013) bahwa kandungan asam amino non essensial yaitu taurin pada ikan timpakul segar
lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi, dimana taurin merupakan asam organic yang
dijumpai pada jaringan otak, otak dan jantung manusia berperan untuk menbuat jaringan-
jaringan tersebut berfungsi dengan prima.
Ikan timpakul memiliki nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak meskipun tanpa
pengolahan. Hasil asam amino pada ikan timpakul asam amino esensial paling tinggi adalah
Lisina, asam amino semi esensial adalah Arginina dan yang non esensial Glutamat
(Purwaningsih dkk., 2013). Seperti dilihat ikan timpakul memiliki kandungan asam amino
dan nutrisi yang lumayan tinggi, namun tidak diketahui apakah akibat dari pemasakkan atau
pengolahan dapat membuat kandungan asam amino dan nutrisi hilang ataupun berkurang.
Ikan timpakul merupakan ikan khas yang sangat melimpah keberadaannya. Namun
keberadaan ikan timpakul seringkali tidak di perdulikan oleh masyarakat setempat.
Sebenarnya ikan tersebut sangat berpotensi untuk dikonsumsi karena kandungan nutrient
yang ada pada ikan timpakul. Namun seringkali masyarakat takut akan mengkonsumsi ikan
tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kandungan yang terdapat
pada ikan timpakul. Sehingga penelitian untuk menjadikan ikan timpakul sebagai produk
pangan olahan nugget pangan kearifan lokal asal Kalimantan dengan nama produk NAGITA
(nugget ikan timpakul) ini diharapkan dapat membuat masyarkat dapat di mengkonsumsi
ikan timpakul tanpa takut terhadap ikan timpakul itu sendiri. Nugget merupakan makanan
yang popular di kalangan masyarakat apalagi anak-anak. Pemilihan produk nugget
dikarenakan bentuknya yang dapat dibuat lebih menarik dibandingkan produk lainnya.
1.2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana kandungan gizi nugget ikan timpakul (Periopthalmodon schlosseri)
sebagai bahan pangan kearifan lokal asal Kalimantan?
b. Bagaimana kandungan nutrisi nugget ikan timpakul (Periopthalmodon
schlosseri) sebagai bahan pangan kearifan lokal asal Kalimantan?
c. Seberapa tinggi tingkat kesukaan terhadap nugget ikan timpakul sebagai
bahan pangan kearifan lokal di masyarakat?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui kandungan gizi dan nutrisi nugget ikan timpakul sebagai bahan
produk pangan lokal asal Kalimantan
b. Mengetahui apakah nugget ikan timpakul dapat diterima oleh masyarakat
sebagai bahan pangan lokal asal Kalimantan
1.4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kandungan gizi dan nutrisi NAGITA nugget ikan timpakul sebagai bahan pangan
kearifan lokal asal Kalimantan dan dapat membuat ikan timpakul dijadikan
sebagai makanan siap saji agar dapat dikonsumsi masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Simanjutak, 2018).
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,
pisau, blender, baskom, sendok pengaduk, alat pencetak, dandang, peralatan
penggorengan, kotak es, oven, desikator, neraca analitik, kertas timbangan, alat
spekrofotometer UV-Vis dan AAS, pendingin tegak, batang pengaduk, kertas saring
Whatman (41, 40, dan 3), corong, pipet gondok 10 ml dan 25 ml, buret, alat destilasi,
lemari asam, hotplate, gelas kimia, sendok, krustang, pisau, labu lemak, labu ukur
500 ml dan 200 ml , erlenmeyer 300 dan 500 ml, HPCL, rotary evaporator, kertas
saring milipore.
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah daging ikan gabus,
tepung terigu, tepung tapoika, tepung roti, telur, minyak goreng, bumbu nugget
(bawang putih, bawang merah, merica dan garam), es batu, aluminium foil, tissue,
kertas lakmus, HCl 3%, indicator pp 0,1%, NaOH 30%, asam asetat glacial 3%,
aquades, larutan Luff Schoorl, Kalium Iodida 10%, H2SO4 25%, Natrium tiosulfat
0,1 N, indicator amilum 0,5%, selenium reagent mixture, asam borat 1%, indicator
bromocresol green, petroleum ether, HNO3 pekat, larutan ninhidrin, HCl 6N, HCl
0,01 N, larutan buffer kalium borat, larutan Ortoftalaldehida (OPA)
Keterangan:
C = Konsentrasi standar asam amino (0,5 μmol/ml)
FP = faktor pengenceran (5 ml)
BM = Bobot molekul dari masing-masing asam amino (g/mol)
Kondisi alat HPLC saat berlangsungnya analisis asam amino sebagai berikut:
Temperatur : 27 oC (suhu ruang)
Jenis kolom HPLC : Ultra techspere (Coloum C-18)
Kecepatan alir eluen : 1 ml/menit
Tekanan : 3000 psi
Fase gerak : Buffer Na-Asetat dan methanol 95%
Detektor : Fluoresensi
Panjang gelombang : 350 nm-450 nm
HCl N = 0.09901 N
BA Nitrogen = 14.007
Faktor Konversi = 6.25 (Makanan secara umum)
BAB 4. BIAYA
Dalam penelitian ini diperlukan biaya sebesar Rp. 13.500.000,00 (Tiga Belas
Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), dengan rincian seperti tercantum pada Tabel 1.
Adapun rincian detail anggaran dana terlampir (Lampiran 3).
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 10.000.000,00
2. Bahan Habis Pakai 1.666.000,00
3. Perjalanan 1.834.000,00
Jumlah 13.500.000,00
BAB 5. JADWAL KEGIATAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 5 bulan, yaitu dari bulan Januari
sampai Mei 2020. Adapun jadwal kegiatan penelitian tercantum pada tabel 2.
Alhana. 2011. Analisis Asam Amino Dan Pengamatan Jaringan Daging Fillet Ikan
Patin (Pangasius hypophthalmus) Akibat Penggorengan. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.
Bay Science Foundation. 2009. Periophtalmodon schlosseri (Pug-Headed Mud
Skipper. Zipcode Zoo Index To Animals.
Enikusrini. 2018. Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Ikan Glodok
(Periopthalmodon schlosseri) di Desa Ssawapudo Kecamatan Soropia
Kabupaten Konowe. Skripsi. Politeknik Kesehatan Kendari.
Hidayaturrahmah., & Muhamat. 2013. Habitat Ikan Timpakul (Periopthalmodon
schlosseri) di Muara Sungai Barito. Enviro Scientea. 9:134-139.
Kadarsah, A., Krisdianto., & I. O. Susilawati. 2019. Kajian Morfologi Ikan Timpakul
(Famili Gobiidae) dari Dua Tipe Ekosistem Mangrove yang Berbeda. Jurnal
Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 5(1).
Nugroho dkk., 2016. Studi Morfologi Ikan Mudskipper (Gobiidae:Oxudercinae)
Sebagai Upaya Karakteristik Biodiversitas Lokal Pulau Tarakan. Jurnak
Harpodon Borneo. 9(1).
Purwaningsih, S., E. Salamah., & Dewantoro. 2014. Komposisi Kimia dam Asam
Lemak Ikan Glodok Akibat Pengolahan Suhu Tinggi. JPHPI. 17(2).
Purwaningsih, S., E. Salamah., & Riviani. 2013. Perubahan Komposisi Kimia, Asam
Amino, dan Kandungan Taurin Ikan Glodok. JPHPI. 16(1).
Ramadhani, S. F., & A. Muhtadi. 2016. Hubungan Panjang Bobot dan Kondisi
Ekologi Ikan Glodok (Periopthalmus chrysospilos Bleeker, 1852) di Pantai
Bali Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara. Universitas Of Sumatera Utara.
Ramlah., dkk. 2016. Perbandingan Kandungan Gizi Ikan Nila Oreochromis Niloticus
Asal Danau Mawang Kabupaten Gowa dan Danau Universitas Hasanuddin
Kota Makassar. Jurnal Biologi Makassar. 1(1).
Rosaini, H., R. Rasyid., & V. Hagramida. 2015. Penetapan Kadar Protein Secara
Kjeldahl Beberapa Makanan Olahan Kerang Remis (Corbiculla moltkiana
Prime.) dari Danau Singkarak. Jurnal Farmasi Higea. 7(2).
Santoso, H. B., Hidayaturrahmah., & Badruzsaufari. 2018. Karakterisasi Anfiskogen
Ikan Timpakul sebagai Borneo Wetland Fish dalam Rangka Pelestarian Fauna
Endemik Dipesisir Pantai Tangkisung Kalimantan Selatan. Laporan
Kemajuan. Universitas Lambung Mangkurat.
Simanjuntak, Y. G. T. 2018. Pemanfaatan Ampas Jus Kedelai dan Ikan Patin dalam
Pembuatan Nugget Serta Uji Daya Terima dan Kandungan Gizinya. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
Surawan, F. E. D. 2007. Penggunaan Tepung Terigu, Tepung Beras, Tepung Tapioka
dan Tepung Maizena Terhadap Tekstur dan Sifat Sensoris Fish Nugget Ikan
Tuna. Jurnal Sains Peternakan Indonesia. 2(2).
Utiarahmah, G., R. M. Harmain., & N. Yusuf. 2013. Karakteristik Kimia dan
Organoleptik Nugget Ikan Layang (Decapterus sp.) yang Disubitusi dengan
Tepung ubi Jalar Putih (Ipomea batatas L). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan. 1(3).
Wilis, S. 2010. Analisa Kebiasaan Makanan Ikan Gelodok (Mudskipper) Jenis
Baleophthalmus boddarti di Daerah Pertambakan Desa Cepokorejo
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya
Periaran.
Yulianti., & A. K. Mutia. 2018. Analisis Kadar Protein dan Tingkat Kesukaan Nugget
Ikan Gabus Dengan Penambahan Tepung Wartel. Agriculture Technology
Jurnal. 1(1).
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Satuan Jumlah
Material Kuantitas
Penggunaan (Rp) (Rp)
Pemeriksaan
Pipet gondok 10 ml nugget ikan 2 unit 45.000,00 90.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Pipet gondok 25 ml nugget ikan 2 unit 45.000,00 90.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Labu lemak nugget ikan 2 unit 135.000,00 170.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Gelas Kimia nugget ikan 2 unit 50.000,00 100.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Labu ukur 500 ml nugget ikan 2 unit 250.000,00 500.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Labu ukur 200 ml nugget ikan 2 unit 170.000,00 340.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Krustang nugget ikan 5 unit 35.000,00 175.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Erlemeyer 500 ml nugget ikan 5 unit 70.000,00 350.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Erlemeyer 300 ml nugget ikan 5 unit 40.000,00 200.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Buret 50 ml nugget ikan 1 unit 460.000,00 460.000,00
timpakul
Pemeriksaan
Kertas saring
nugget ikan 1 unit 420.000,00 420.000,00
Whatman no. 3 timpakul
Pemeriksaan
Kertas saring
nugget ikan 1 unit 420.000,00 420.000,00
Whatman no. 40 timpakul
Pemeriksaan
Kertas saring
nugget ikan 1 unit 420.000,00 420.000,00
Whatman no. 41 timpakul
Pemeriksaan
Alat-alat di
nugget ikan 6.265.000,00
laboratorium timpakul
SUB TOTAL (Rp) 10.000.000,00
2. Bahan Habis Pakai
Justifikasi Harga Jumlah
Material Kuantitas
Penggunaan Satuan (Rp) (Rp)
ATK
Penyusunan
HVS A4s 1 rim 40.000,00 40.000,00
laporan
Pencatatan
Ballpoint 2 pcs 10.000,00 20.000,00
kegiatan
Pencatatan
Log Book 1 pcs 20.000,00 20.000,00
kegiatan
Flashdisk Penyimpan data 1 unit 150.000,00 150.000,00
Bahan kimia untuk pembuatan nugget timpakul dan pemeriksaan gizi, nutrisi
Pembuatan
Bawang merah 1 kg 30.000,00
nugget
Pembuatan
Bawang putih 1 kg 40.000,00
nugget
Pembuatan
Tapung terigu 1 kg 20.000,00
nugget
Pembuatan
Tepung tapioka 1 kg 25.000,00
nugget
Pembuatan
Tepung roti 1 kg 25.000,00
nugget
Pembuatan
Telur 1 kg 23.000,00
nugget
Pembuatan
Merica bubuk 2 bungkus 1.000,00 2.000,00
nugget
Pembuatan
Garam 1 bungkus 5.000,00
nugget
Pemeriksaan
Alumonium foil 1 kotak 25.000,00
gizi dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
Kertas lakmus 1 kotak 15.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
HCl 3 % 1 botol 18.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
Indicator pp 0,1% 1 botol 55.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
NaOH 30% 100 ml 35.000,00
dan nutrisi
asam asetat glacial Pemeriksaan gizi
dan nutrisi 50 ml 2.000,00 100.000,00
3%
Pemeriksaan gizi
larutan Luff Schoorl dan nutrisi
500 ml 100.000,00
Pemeriksaan gizi
Kalium Iodida 10% 100 ml 140.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
H2SO4 25% 100 ml 45.000,00
dan nutrisi
Natrium tiosulfat Pemeriksaan gizi
dan nutrisi 50 gr 20.000,00
0,1N
indicator amilum Pemeriksaan gizi
dan nutrisi 1 botol 60.000,00
0,5%
selenium reagent Pemeriksaan gizi
dan nutrisi 10 gr 120.000,00
mixture
Pemeriksaan gizi
asam borat 1% 20 gr 40.000,00
dan nutrisi
indicator Pemeriksaan gizi
dan nutrisi 1 botol 125.000,00
bromocresol green
Pemeriksaan gizi
petroleum ether 0,5 liter 70.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
HNO3 pekat 50 ml 100.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
larutan ninhidrin 1 botol 140.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
HCl 6N 100 ml 28.000,00
dan nutrisi
Pemeriksaan gizi
HCl 0,01 N 100 ml 30.000,00
dan nutrisi
SUB TOTAL (Rp) 1.666.000,00
3. Perjalanan
Justifikasi Harga Satuan Jumlah
Material Kuantitas
Penggunaan (Rp) (Rp)
Perjalanan dari
Banjarbaru-pesisir Koleksi sampel
4 kali 250.000,00 1.000.000,00
Barito (sewa motor, & Eksplorasi
akomodasi)
Pembelian
Perjalanan ke
bahan habis 2 kali 100.000,00 100.000,00
Banjarmasin
pakai
Untuk
Penyewaan nelayaan pengambilan 2 kali 367.000,00 734.000,00
sampel
SUB TOTAL (Rp) 1.834.000,00