Anda di halaman 1dari 15

SANITASI MAKANAN

LABEL DAN KEMASAN PANGAN


OREO

Disusun Oleh

Elsida Imakullata

101611123066

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
NAMA PRODUK PANGAN
CHOCOLATE CREME OREO

A. KLASIFIKASI KEMASAN
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan ada beberapa hal yang wajib dipenuhi terkait kemasan antara lain :
1. Bahan Kemasan
Pasal 82 ayat 1 tercantum bahwa Kemasan Pangan berfungsi melindungi produk
dari kotoran dan membebaskan pangan dari jasad renik pathogen. Pasal 82 ayat 2
tercantum setiap orang yang melakukan produksi pangan dalam kemasan wajib
menggunakan bahan kemasan pangan yang tidak membahayakan kesehatan
manusia.
Kemasan Pada Produk Pangan Chocolate Creme Oreo Dapat di Identifikasi
Sebagai Berikut :
Berdasarkan Frekuensi Pemakaian
Pada kemasan produk Chocolate Creme Oreo merupakan kemasan
sekali pakai (Diposable) yaitu kemasan yang satu kali pakai dan secara
langsung kemasan tersebut di buang.
Berdasarkan Struktur Sistem Kemas ( Kontak Produk Dengan
Kemasan )
Kemasan primer berupa plastik di bagian luar yang di lapisi
plastik aluminium foil di bagian dalam sehingga bersentuhan
langsung dengan bahan pangan tersebut.
Kemasan primer di gunakan untuk mengemas biskuit chocolate
creme oreo.
Kemasan Sekunder berupa plastik besar yang di gunakan untuk
membungkus 1 lusin kemasan primer yang di dalamnya berisi
12 kemasan primer chocolate creme oreo.
Kemasan Tersier berupa kardus besar berbahan karton tebal
yang digunakan untuk penyimpanan dan pengangkutan produk
Chocolate Creme Oreo

Berdasarkan Sifat Kekakuan Bahan Kemasan


Pada Kemasan Chocolate Creme Oreo bersifat fleksibel karena bahan
kemasanberasal dari plastik ( Rigiditas ) sehingga mudah lentur dan sobek.
Berdasrkan Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
Terbuat dari plastik sehingga tidak tahan dengan keadaan panas dan
apabila bungkus di biarkan terbuka maka stuktur biskuit akan mudah
hancur dan tidak kaku lagi seperti struktur semula.
Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai
Pada produk pangan chocolate creme oreo merupakan kemasan siap di
rakit artinya bahan kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian produk pangan.
Berdasarkan Bahan Kemasan
Bahan kemasan yang di gunakan adalah bahan yang terbuat dari plastik
yang dilapisi aluminium foil bagian dalamnya sehingga kontak secara
langsung dengan produk pangan tersebut.

B. PELABELAN PANGAN
Dasar Peraturan Perundangan berdasarkan
Peraturan Peemerintah Republik Indonesia No 69 Tahun 1999
Tentang Label Dan Iklan Pangan pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pada ayat 3
dijelaskan mengenai definisi label pangan yang berbunyi Label pangan
adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar,
tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan,
dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan
pangan, yang selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut Label.
Sedangkan ketentuan pelabelan pangan di cantumkan dalam pasal 2 ayat 1
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke
dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan Label
pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan. Dan pada ayat 2 berbunyi
Pencantuman Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah
luntur atau rusak, serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah
untuk dilihat dan dibaca.
PP No 28 tahun 2004 pasal 42
Ayat 1 Dalam rangka pengawasan keamanan, mutu dan gizi pangan, setiap
pangan olahan baik yang diproduksi di dalam negeri atau yang
dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dalam
kemasan eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan
pendaftaran. Dan Ayat 2 Pangan olahan yang wajib memiliki surat
persetujuan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Kepala Badan.
Undang Undang Republik Indonesia NO 33 Tahun 2014 Tentang
Jaminan Produk Halal Pasal 1 Ayat 2 Produk Halal adalah Produk yang telah
dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.)3.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pencantuman Informasi
Nilai Gizi Pada Label Pangan.
Menurut UU RI No 18 Tahun 2012 Pasal 97 ayat 1 Setiap Orang yang
memproduksi Pangan di dalam negeri untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan.Sedangkan
untuk pelabelan pangan yang di gunakan untuk di impor dan di perjualbelikan
tercantum pada ayat 2 Setiap Orang yang mengimpor pangan untuk
diperdagangkan wajib mencantumkan label di dalam dan/atau pada Kemasan
Pangan pada saat memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada setiap pelabelan pada kemasan juga dilakukan sesuai aturan yaitu ditulis
dan di cetak dengan menggunakan bahasa indonesia aturan tersebut terdapat
dalam ayat 3 Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditulis
atau dicetak dengan menggunakan bahasa Indonesia serta memuat paling
sedikit keterangan mengenai :
A. Nama Produk
CHOCOLATE CREME OREO

Tampilan Kemasan Bagian Tampilan Kemasan Bagian


Depan Belakang
Nama produk di tulis dengan huruf kapital besar dan jelas di bagian
depan dan di tepi kemasan CHOCOLATE CREME OREO
sehingga mudah untuk di baca. Chocolate creme oreo merupakan
produk biskuit dengan krim rasa coklat.

B. Daftar Bahan Produk Yang Digunakan


1. Bahan atau komposisi yang di gunakan juga tercantum pada
label kemasan chocolate creme oreo yang ditulis secara rinci
dan berurutan yaitu :
.
Tepung terigu, gula, minyak nabati ( mengandung
antioksidan TBHQ ) , bubuk coklat , sirup fruktosa
,pengembang (natrium dan amonium bikarbonat), pati
jagung,garam, pengemulsi(lestin kedelai), perisa identik alam
vanila.
2. Untuk pangan yang mengandung Bahan Tambahan Pangan,
pada Label wajib dicantumkan golongan Bahan Tambahan
Pangan. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 1999 Tentang Label Dan Iklan Pangan Pasal 22 Ayat 1)
Permenkes no 33 tahun 2012, pasal 13 ayat (1). Jika terdapat
bahan tambahan pangan, maka wajib dicantumkan.

3. Dalam hal Bahan Tambahan Pangan berupa pewarna, selain


pencantuman golongan dan nama Bahan Tambahan Pangan,
pada Label wajib dicantumkan indeks pewarna yang
bersangkutan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
69 Tahun 1999 Tentang Label Dan Iklan Pangan Pasal 22 Ayat
3.
C. Telah Mencantumkan Informasi Nilai Gizi Meliputi
1. Takaran Saji
2. Jumlah Sajian Perkemasan
3. Energi Total
4. Lemak Total
5. Kolestrol
6. Protein
7. Karbohidrat Total
8. Natrium

Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69


Tahun 1999 Tentang Label Dan Iklan Pangan Pasal 25 juga
disebutkan bahwa label yang memuat keterangan jumlah
takaran saji harus memuat keterangan tentang berat bersih atau
isi bersih tiap takaran saji.

Pada Kemasan Produk Pangan Chocolate Creme Oreo sudah di


cantumkan takaran saji dan jumlah sajian perkemasan di bagian
belakang kemasan produk
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.)3.1.23.11.11.09605
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.06.51.0475 Tahun
2005 Tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi
Pada Label Pangan.

Pada peraturan tercantum pangan olahan selain yang dimaksud


dalam 11.3.1 dapat mencantumkan informasi nilai gizi. Hasil
analisis zat gizi untuk pangan olahan sebagimana dimkasud
pada huruf a sekurang-kurangnya 80% dari nilai yang
tercantum dalam informasi nilai gizi . c. Hasil analisis zat gizi
tertentu yaitu energy lemak, lemak jenuh, kolesterol, asam
lemak trans, gula dan natrium tidak boleh lebih dari 120% dari
nilai yang tercantum pada informasi nilai gizi

Pada produk Chocolate Creme Oreo presentase nilai gizi yang


meliputi lemak , kolestrol , protein , karbohidrat , dan natrium
tidak melebihi ambang batas aman yaitu 120 % sehingga
produk chocolate creme oreo aman untuk di konsumsi.

D. Berat Bersih Atau Isi Bersih


Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
1999 Tentang Label Dan Iklan Pangan Pasal 23 ayat b juga
menyebutkan bahwa berat bersih atau isi bersih harus dicantumkan
dalam satuan metrik dengan ukuran berat untuk makanan padat.

Pada produk Chocolate Creme Oreo berat bersih sudah tercantum


di bagian pojok kanan depan kemasan dan di tulus dengan huruf
kecil yang menunjukan berat bersih : 97,8 g
E. Nama Dan Alamat Pihak Yang Memproduksi Atau
Memasukkan Ke Dalam Wilayah Indonesia
Pihak yang memproduksi atau memasukkannya ke dalam
wilayah indonesia produk chocolate creme oreo adalah PT
MONDELEZ INDONESIA MUNAFACTURING, BEKASI
17530 INDONESIA

F. Kode Produksi , Tanggal , Bulan , Dan Tahun Kadaluwarsa


Berdasarkan PP no 69 tahun 1999 Pasal 31 ayat 1 dan 2 juga
memuat tentang Kode produksi pangan olahan wajib dicantumkan
pada Label, wadah atau kemasan pangan, dan terletak pada bagian
yang mudah untuk dilihat dan dibaca. Kode produksi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), sekurang-kurangnya dapat memberikan
penjelasan mengenai riwayat produksi pangan yang bersangkutan.
Pada Produk chocolate creme oreo kode produksi dan kadaluwarsa
sudah di cantumkan di bagian depan kemasan dan di tulis
03032017 yang artinya produksi chocolate creme oreo di produksi
pad tanggal 3 Maret 2017 sedangkan untuk kadaluwarsanya
03032018 yang artinya produk tersebut dapat di konsumsi sebelum
tanggal 3 Maret 2018.

G. Mencantumkan Tulisan Halal Pada Label Pangan


Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 Tentang
Pangan Pasal 95 ayat 1 Pemerintah dan Pemerintah Daerah
melakukan pengawasan terhadap penerapan sistem jaminan produk
halal bagi yang dipersyaratkan terhadap Pangan.
Pada produk Chocolate creme oreo sudah di lengkapi tulisan Halal
dari MUI yang di tulis pada bagian pojok depan kemasan.
H. Nomor Pendaftaran Pangan
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 Tentang
Pangan Pasal 91 ayat 1 menyatakan dalam hal pengawasan
keamanan , mutu, dan gizi , setiap pangan olahan yang dibuat di
dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan dalam
kemasan eceran, Pelaku Usaha Pangan wajib memilizi izin edar.

Berdasarkan PP no 28 tahun 2004 pasal 42 Dalam rangka


pengawasan keamanan, mutu, dan gizi pangan, setiap pangan
olahan baik yang diproduksi dalam negeri atau yang dimasukan
kedalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dalam kemasan
eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan
pendaftaran yang ditetapkan oleh Kepala Badan.
Izin edar pada produk chocolate creme oreo sudah di cantumkan di
bagian pojok depan kemasan dan Nomor izin edar diterbitkan oleh
Badan POM RI untuk produk yang sesuai dengan criteria atau
persyaratan berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan gizi
pangan olahan. Nomor izin edar pada produk diatas adalah BPOM
RI MD 235610028016 ( Kode MD artinya dalam negeri ).

C. Bahan Tambahan Pangan Yang Digunakan


Dasar Peraturan Perundang undangan Berdasarkan
1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999
Tentang Label Dan Iklan Pangan Pasal 22 Ayat 1 Untuk pangan yang
mengandung Bahan Tambahan Pangan, pada Label wajib dicantumkan golongan
Bahan Tambahan Pangan . Ayat 3 Dalam hal Bahan Tambahan Pangan berupa
pewarna, selain pencantuman golongan dan nama Bahan Tambahan Pangan, pada
Label wajib dicantumkan indeks pewarna yang bersangkutan.
2. Berdasarkan Permenkes No 33 tahun 2012, pasal 13 ayat (1). Jika terdapat bahan
tambahan pangan, maka wajib dicantumkan
3. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang
Pangan Pada Pasal 22 disebutkan Untuk pangan yang mengandung Bahan
Tambahan Pangan, pada label wajib dicantumkan golongan Bahan Tambahan
Pangan.
Pada kemasan Chocolate Creme Oreo terdapat bahan tambahan yaitu pengembang
Natrium dan Amonium Biokarbonat dan Pengemulsi Lestin kedelai. Bahan
Tambahan Pangan Yang di gunakan pada produksi Tersebut aman untuk di
konsumsi sesuai dengan Ambang Batas Aman yang telah ditentukan sesuai
Permenkes RI No 33 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

Peraturan Peemerintah Republik Indonesia No 69 Tahun 1999

PP No 28 tahun 2004 pasal 42

Undang Undang Republik Indonesia NO 33 Tahun 2014

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.)3.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

Berdasarkan Permenkes No 33 tahun 2012,

Anda mungkin juga menyukai