Anda di halaman 1dari 5

STUDI UTERATUR

LOGAM-LOGAM BERAT PENCEMAR LINGKUNGAN


DANEFEKTERHADAP MANUSIA

, t Endrinaldi*
//: . .
"=f' ' '
. , ,,L
hi:,

ABSTRACT

Heavy metais are the hazardous substance that produced by industrial waste, included arsenic (As), lead (Pb),
mercury (Hg) and cadmium (Cd). That heavy metal could cause acute and chronic body intoxication. Health effects of
heavy metal intoxication such as nervous system, kidney, liver, bone, respiratory system, reproductive system, hematopoietic
system, cardiovascular, gastrointestinal tract disordes. The manifestation of the toxic effect in tissue and organ is caused
by interaction between heavy metal and important cell molecules thus destruct the structure and the fungtion of the cell
at the target organ.

Key words : heavy metals, intoxication, hazardous substance, health effects

Pendahuiuan Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang


Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Semua
merupakan suatu proses yang wajar dan telah terlaksana organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur
sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. dan fungsi organisme. Sel diselimuti oleh suatu membran
Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya yang strukturnya terdiri dari lipid dan protein serta
dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan Komponen yang lainnya. Pengaturan reaksi-reaksi kimiawi
hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan, dan dalam sel terpusat pada molekul protein yang disebut
seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan enzim. Sedangkan intruksi-intruksi biologis terdapat dalam
hidupnya. Akan tetapi, dalam proses interaksi manusia bentuk kode di dalam molekul yang disebut DNA
dengan lingkungannya ini tidak selalu mendapatkan (1deoxyribonucleic acid). 4
keuntungan. Hubungan timbal balik antara aktifitas manusia Sel dapat mengalami kehilangan fungsinya, bila
dengan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang komponen-komponen penting dari sel (seperti protein,
menguntungkan manusia (eugenik), ada pula yang DNA dan lipidpada membran) berinteraksi dengan zat-zat
merugikan manusia (disgenik). 1 kimia yang bersifat toksik. Beberapa zat kimia tertentu
Faktoryangmerugikan dari interaksimanusia dengan merupakan unsur yang sangat toksik, sekalipun dalam
lingkungannya, dapat memberikan efek toksikologis. konsentrasi rendah. 5
Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui mekanisme
Logam Berat
seperti absorpsi, pengikatan protein dan biotransformasi.
Logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas
Risiko kemungkinan zat kimia menimbulkan keracunan,
lebih dari 5 gr/cm3. Logam-logam berat merupakan salah
tergantung dari besarnya dosis yang masuk ke dalam tubuh.
satu dari bahan pencemar lingkungan, dan beberapa dari
Sedangkan dosis meningkat dengan besarnya konsentrasi,
unsur logam tersebut merupakan logam yang paling
lama dan seringnya pemaparan serta cara masuknya ke
berbanaya, diantara unsur-unsur logam berat pencemar
dalam tubuh. Sedangkan semakin besar pemaparan
tersebut adalahArsen (As),Timbal (Pb), Merkuri (Hg) dan
terhadap zat kimia, semakin besar pula risiko keracunan. 2 3
Kadmium (Cd). Sifat dari logam-logam ini adalah
Jalur utama bahan toksik dapat masuk ke dalamtubuh
mempunyai afinitas yang besar dengan sulfur (belerang).
manusia adalah melalui saluran pencernaan atau
Logam-logam ini menyerang ikatan sulfida pada molekul-
gastrointestinal (menelan/ingesti), paru-paru (inhalasi),
molekul penting sel misalnya protein (enzim) , sehingga
kulit (topical), dan jalur parental lainnya (selain usus/
enzim tidak berfungsi. Ion-ion logam berat bisa terikat
intestinal). Bahantoksik umumnya menyebabkan efek yang
pada molekul penting membran sel yang menyebabkan
paling besar dan menghasilkan respons yang paling cepat
terganggunya proses transpor melalui membran sel, 26
bila diberikan melaluijalur intravena. Efek toksik dari zat
kimia dapat merusak sei, yaitu menyebabkan mutasi gen
A. Arsen (As)
kanKer dan bila kerusakannya berat menimbulkan kemaiian
Arsen dijumpai di tanah, air dan udara. Unsur As
pada set. 3
ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburars
temoaga, timah, seng dan logam lainnya. Ini dapat
Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengakibatkan dilepasnva As ke lingkungan. Pembakaran
*

42
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

fosil terutama batu bara, mengeiuarkan As203 ke dengan fosfat anorganik (Pi) sehingga terbentuk ester
lingkungan, dimana sebagian besar akan masuk ke daiam arsenat yang cepat dihidrolisis (arsenolisis). 67
perairan alami.Arsen terdapat di alam bersama-sama dengan Arsenit anorganik (arsentrivalen), terutama mengikai
mineral fosfat dan dilepas ke lingkungan bersama-sama gugus sulfidril (-SH). Sehingga Arsen trivalen menghambat
dengan senyawa fosfat. Arsen daiam bentuk As3+ disebut aktifitas enzim yang mengandung gugus -SH. Sistem
Arsenit dan daiam bentuk As5+ disebut Arsenal. 26-' piruvat dehidrogenase sensttif terhadap Arsen trivalen
Sumber utama paparanAs di lingkungankerja adalah karena interaksinya dengan aua kelompok sulfidril dari
dari pabrik pembuat herbisida dan pestisiaa serta dari asam lipoat akan membentuk cincin yang stabi!.6,7
makanan. Arsenit (As3+) iarut daiam lipid dan dapat Efek Arsen anorganik terhadap darah yaitu dapat
diabsorpsi melalui pencernaan, inhalasi dan kontak mempengaruhi sumsum tulang dan mengubah komposisi
langsung dengan kulit. Sebagian besar As di tubuh sel darah, terhadap hati menyebabkan nekrosis sentral dan
disimpan daiam hati, ginjal,jantung dan paru. 67 sirosis hati. Pengaruh arsen terhadap ginjal menyebabkan
kerusakan pembuluh, tubulus dan glomerulus ginjal. Ginjal
Efek Keracunan Arsen (As) yang pertama dipengaruhi oleh arsen adalah glomerulus
Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber sehingga terjadi proteinuria. Arsenit juga dapat
disertai darah, disusul dengan. koma dapat menyebabkan menggantikan fbsfor daiam jaringan tulang dan disimpan
kematian. Keracunan kronis dapat menimbulkan ikterus, selama bertahun-tahun. Pada sistem sel, efek terhadap sel
pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit. '-6 mengakibatkan rusaknya mitokondria sel yang
Arsenat daiam sel merupakan uncoupier (pemutus menyebabkan turunnya energi sel sehingga sel dapat
rangkaian) pada proses fosforilasi oksidatif. Mekanisme mati.6'7
kerjanya adalah dengan cara substitusi kompetitif arsenat

CH2 SH CH, S\
i8
CH,
!
~

CH,
\ As -R + H,Q
! I /
CH SH + R-As = C CH Sx
! i
(CH2)4 (CH2)4
I
COOL! COOH

B. Timbal (Pb)
Timbal (timah hitam) terdapat dimana-mana, terdapat Efek Keracunan Timbal (Pb)
di alam dan digunakan untuk industri. Pencemaran Pb Keracunan Pb dihasilkan dari interaksiPb dengan
melalui udara, air dan makanan. Sumber terbesar daritimbal gugus sulfidril dan iigan-ligan yang lain pada enzim-enzim
di daiam lingkungan berasal dari emisi kendaraan bermotor, dan makromolekul yang lain. Organ target utama Pb adalah
sebab bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor sistem hematopoetik, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi,
ditarnbah dengan Pb tetraetil (TEL) untuk antiknock dan ginjal.8
(mengurangi bunyi berisik mesin). Sumber lain dari Pb
berasal dari pipa dan tempat makanan dari keramik.3-7
Absorpsi timbal terutama melalui Gastrointestinal
(saluran cerna), saluran nafas dan kulit. Absorpsi Pb yang
dihirup berbeda-beda tergantung dari bentuk (uap atau
partikel) dan kadar Pb. Pb organ ik mula-mula terdistribusi
di jaringan lemak, terutama daiam ginjal dan hati. Kemudian
Pb mengalami redistribusike daiam tulang, gigi dan rambut.
Sejumlah kecil Pb anorganik ditimbun daiam otak, yang
sebagian besarnya berada di substansia grisea dan ganglia
basal. Pb anorganik diabsorpsi lebih efisien pada anak-
anak daripada orang dewasa. Daiam sirkulasi, hampir semua
Pb anorganik terikat dengan eritrosit dan biia kadar Pb
reiatif tinggi daiam sirkulasi barulah ditemukan daiam
plasma.6'7-8

43
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

Suksinil-KoA + Glisin

1 ALA sintetase Tinggi dalam urin


3 - aminolevulinat
* dan plasma
j 3 - ALA dehidratase
i
PorfobiImogen

Uroporfirinogen III

Koproporfirinogen III i - Tinggi dalam urin

Koproporfirinogen dekarboksilasi
Akumulasi dalam
j Protoporfirin IX + Besi
eritrosit
Ferokelatasa

Heme

Gambar 1. Sintesis heme


( Sumber Goldfrank L.R, Fiomenbaum N, Lewin N, et al, eds : Goidfrank's Toxicologyc Emergencies.7"' ed. New York McGrow-Hiil;
2002:1208)

Pb mengham'bat sintesis heme melalui inhibisi d- C. Merkuri (Hg)


aminolevulinat dehidratase ALAD), ferokelatase, dan Ada tiga bentuk Hg utama di lingkungan yaitu uap
penggunaan koproporfirin. Ini akan menyebabkan Hg (unsur Hg), garam Hg anorganik (Hg+ dan Hg2+), dan
akumulasi asam levulinat, koproporfirin dan protoporfirin Hgorganik (metilmerkuri dan dimetilmerkuri). Pemaparan
IX serta Fe nonheme dalam eritrosit. Penghambatan manusia terhadap uap Hg sebagian besar disebabkan oleh
sintesis heme ditunjukan dengan terjadinya anemia. Pb juga jenis pekerjaan. Pemaparan kronis Hg dalam udara adalah
menginhibisi enzim pirimidin-5'-nukleotiaaseyang dapat akibat kontammasi yang tidak sengaja dalam ruangan
meningkatkan kerapuhan eritrosit. Indikasi tercemar oleh berventilasi buruk, misalnya dalam laboratorium
Pb terlihat dalam urin adanya asam levulinat (ALA). 6'w penelitian."'7
Sistem saraf merupakan jaringan target penting Uap merkuri yang terhirup diserap seluruhnya oien
toksisitas Pb, terutama bayi dan anak-anak yang sistem paru dan dioksidasi menjadi kation merkuri divalen oleh
sarafhya masih berkembang. Paparan Pb tingkat rendah katalase dalam eritrosit. Uap merkuri lebih mudahmelintasi
pada anak-anak memperlihatkan hiperaktivitas, membran aaripada garam merkuri, sehingga sejumlah besar
menurunnya daya ingat dan gangguan penglihatan. uap merkuri telah memasuki otak sebelum dioksidasi
Paparan Pb tingkat tinggi dapat menyebabkan ensefalopad sehingga toksisitasnya terhadap sistem saraf pusat (SSP
pada anak-anak dan orang dewasa. Pb dapat merusak lebih besar daripada bentuk divalennya.6-7
arteriol dan kapiler, sehingga menyebabkan edema serebral fMerkuri organik (organomerkuri) yang mengandung
dan kemunauran neuronal. Secara klinis kerusakan ini merkuri dengan satu ikatan kovalen oengan atom karbon
menyebabkan ataksia, koma dan kejang. Sistem lain yang merupakan senyawa heterogen yang mempunyai
dipengaruhi oleh Pb adalah sistem reproduksi. Paparan Pb kemampuan menghasilkan toksik. Metilmerkuri merupakan
aapat menyebabkan toksisitas pada sistem reproduksi organomerkuri (garam alkilmerkum yang palmg berbahay? ,
wanita dan pria seperti terjadinya keguguran dan yang digunakan sebagai fungisida dan dapat menimbulkan
memburuKnya keturunar.. '-7 efek toksik pada manusir 7

44
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4* No. 1

Efek Keracunan Merkuri (Hg) Efek Keracunan Kadmium (Cd)


Paparan akut terhadap uap merkuri bisa menyebabkan Keracunan akut kadmium biasanya terjadi karena
gejala dalam beberapa jam berupa rasa lemah, menggigil, menghirup debu dan asap yang mengandung kadmium dan
mual, muntah, diare, batuk dan sesak nafas. Toksisitas paru garam kadmium yang termakan. Setiap batang rokok
bisa berkembang menjadi pneumonia interstisial disertai mengandung 1 sampai 2 meg kadmium. Efek toksik dini
gangguan fungsi paru berat. Paparan kronis terhadap uap disebabkan oleh peradangan setempat. Kadmium yang
merkuri menyebabkan toksisitas yang timbui lambat termakan akan menyebabkan mual, muntah, salivasi, diare
terutama gejala neurologis yang disebut sindroma vegetatif dan kejang perut. Secara akut, kadmium lebih toksik bi'la
astenik.7" dihirup. Toksisitas kadmium bisa berkembang menjadi
Merkuri mudah membentuk ikatan kovalen dengan udem paru.6'7
sulfur, dan sifat inilahyang mendasari sebagian besar efek Efek toksik paparan kronis kaamium tergantung dari
biologisnya. Apabila sulfur terdapat dalam bentuk sulfidril, caranya masuk tubuh. Efek toksik dari kadmium
maka merkuri divalen menggantikan atom hidrogeri menyebabkan kerusakan pada paru, ginjal, hati dan tulang.
membentuk merkaptida. X-Hg-SR dan Hg(SR)2 ; X Ginjal terkena paparan melalui paru atau saluran cerna.
menunjukan suatu radikal elektronegatif dan R adalah Kadar kadmium 300 meg/g ginjal akan menyebabkan cedera
protein. Hgorganik membentuk merkaptidatipe RHg-SR'. ginjal. Ginjal merupakan organ utama yang rasak akibat
Aktifitas enzim sulfidril dapat terhambat oieh Hg sehingga paparan kadmium daiam iangka waktu yang lama yaitu
metabolisme dan fungsi sei terganggu. a-7 tubulus proksimal. Proteinuria merupakan indikasi cedera
Merkuri anorganik dan lonik (merkuri kioridat danat pada tubulus proksimal ginjal. Kadmium dalam sistem
menyebabkan toksisitas akut berat. Efek korosif' merkuri strkulasi terikat ke protein dalam bentuk metalotionin yang
anorganik pada mukosa usus menyebabkan hematochezia disintesis dihati, Kemudian mengalami filtrasi di glomerulus
yang ditandai dengan lepasnya mukosa ke dalam tinja. Efek ginjal. Kadmium metalotionin (CdMT) direabsorpsi oleh
sistemik paling serius dan paling sering terjadi akibat Hg sel tubulus proksimal dan terakumulasi di iisosom. CdMT
anorganik merupakan nefrotoksikan yang menyerang sei terurai menjadi Cd2+ dan menginhibisi ittngst Iisosom yang
se! tubular proksimal. Merkuri berikatan dengan gugus menyebabkan kerusakan (cedera) sel tubulus proksimal
sulfidril (SH) dari protein membran, sehingga ginjal. 67
mempengaruhi integritas membran dan menyebabkan Sesak nafas merupakan keluhan yang paling sering
terjadi nekrosis tubuli ginjal yang disertai oliguria, anuria, terjadi karena fibrosis dan emfisema. Dimana secara spesifik
dan uremia dan lebih menonjol kerusakan pada glomerular. menghambat biosintesis alfa, -antitripsin plasma, ini terlihai
6,7,9 adanya asosiasi antara defisiensi alfa! -antitripsin yang berat
Gejala paparan metilmerkurlsebagian besar bersifat dengan emfisema pada manusia. Penyimpanan kalsium
neurologis seperti gangguan penglihatan, ataksia, dalam tuiang menurun pada orang yang terpapar kadmium.
parestesia, neurastenia, kehilangan pendengaran, aisentri, Efek kadmium ini menyebabkan gangguan keseimbangan
kemunduran mental, tremor, gangguan motorik, paralisis kalsium dan fosfat. 6-7-9
dan kematian. 7
Kesimpulan
D, Kadmium (Cd) Arsen (As), Timbal (Pb), Merkuri (Hg) dan Kadmium
Kadmium merupakan logam toksik, terjadi secara (Cd) adalah beberapa logam-logam berat yang bersifat
primer di alam bercampur dengan seng (Zn) dan timbal toksik bagimanusia. Efek toksik yang muncul pada jaringan
(Pb). Proses ekstraksi dan pengolahaan logam Zn dan Pb dan organ tubuh adalah akibat terjadinya interaksi logam-
sering menyebabkan pencemaran lingkungan oleh logam berat dengan molekul-molekul penting sel sehingga
kadmium. Batu bara dan bahan fosil lainnya mengandung merusak struktur dan fungsi sel pada organ target.
kadmium, dan pembakaran bahan ini melepaskan kadmium
ke lingkungan. Sifat kimiawi yang bermanfaat menyebabkan
kadmium digunakan secara luas dalam electroplating,
pewarna cat dan pembuatan plastik.6,7
Pekerja pada tempat peleburan dan pabrik
pengolahan logam lainnya dapat terpapar kaamium kadar
tinggi. Sedangkan bagi kebanyakan penduduk paling
utama melalui kontaminasi makanan.7
Kadmium sukar diabsorpsi dari saluran cerna, tetapi
sebagian besar diabsorpsi melalui saluran napas para
perokok. Kadmium diangkut dalam darah, sebagian besar
terikat pada sel darah merah dan albumin. Waktu paruh
kadmium dalam tubuh berkisar antara 10-30 tahuti /

45
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

Daftar Pustaka
1. Juli Soemirat Slamet. (2000). Kesehatan Lingkungan.
Yokyakarta : Gadjah Mada University Press
2. RukaesihAchmad. (2004). Kimia Lingkungan.
Yokyakarta : ANDI
3. Haryoto Kusnoputranto. (1995). Toksikologi Lingkungan.
Jakarta : Universitas Indonesia
4. Campbell, N.A, Reece, J.B, Mitchell, L.G. (1999). Biologi.
Alih Bahasa Rahayu Lestari. Edisi Keiima. Jakarta : Eriangga
5. Murray R.K, Granner. D.K, Mayes, P.A, Rodwell, V.W.
(1995). Biokimia Harper. Alih Bahasa Andry Hartono.
Jakarta : EGC

6. Cope, WQ Leidy RB, and Hodgson E. (2004). Classes of


Toxicants : Use Classes. In E. Hodgson. A Textoook of
Modern Toxicology, 3rd ed. New Jersey : John Wiley &
Son.
7. Udin Sjamsudin. (1987). Logam Berat Antagonis. Daiam
Farmakologi dan Terapi, Edisi 3. Jakarta : Universitas
Indonesia
8. Erickson, T.B, Ahrens, W.R, Steven E, Baum. C.R, Ling,
L.J. (2005). Pediatric Toxicology. New York : McGraw-
Hill
9. Haschek, W.M, Rousseaux, C.G, Walling. M.A. (2002),
Handbook of Toxicologic Pathology. 2nd ed. California :
Academic Press

46

Anda mungkin juga menyukai