Anda di halaman 1dari 123

BncnN X

P e ny akit- P e ny akit M etab olik


khas (Tabel 70-1), atau perubahan fisik seperti hepatomegali.

I Bee l0 Diagnosis dilakukan dengan memisahkan yang tampak pada


periode neonatus dan yang tampak pada anak-anak setelah itu.
PERIODE NEONATUS. Kelainan metabolisme bawaan yang
P endekatanterhadap Kelainan menyebabkan manifestasi klinis pada periode neonatus biasa-
nya parah dan sering kali mematikan jika terapi yang memadai
Metabolisme Bawaan tidak segera dimulai. Temuan-temuan klinisnya biasanya tidak
spesifik dan seperti temuan-temuan klinis yang tampak pada
Iraj Rezvani dan David S. Rosenblatt bayi-bayi dengan infeksi menyeluruh. Kelainan metabolisme
bawaan harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding bayi
neonatus yang sakit parah, dan pemeriksaan khusus harus dila-
Banyak gangguan yang berasal dari kejadian-kejadin mu- kukanjika indeks kecurigaan tinggi (Gb. 70-1).
tasi yang mengubah susunan genetik suatu individu, merusak Pada saat lahir, bayi-bayi neonatus dengan gangguan meta-
fungsi normal. Beratus-ratus gangguan biokimia manusia he- bolik biasanya normal; namun, beberapa jam setelah kelahiran
riditer, yang disebut kelainan metabolisme bawaan telah dite- timbul tanda-tanda atau gejala-gejala seperti letargi, nafsu ma.
mukan oleh Garrod pada peralihan abad ini, dan gangguan ini kan yang rendah, konvulsi, dan muntah-muntah. Riwayat pen-
terus menerus terungkap. jelekan klinis pada neonatus yang pada awalnya normal akan
Sekarang genetika biokimia moderen dapat menggambar' memberi kesan sebagai kelainan metabolisme bawaan. Per-
kan bagaimana informasi genetik dapat dr.yelmakan (ditransla- jalanan klinis semacam ini berbeda dengan berbagai gangguan
sikan) menjadi sintesis protein yang mempunyai sifaGsifat genetik atau gangguan perinatal lain, yang menyebabkan ab-
metabolik atau struktural tertentu (lihat Bab 64). Kejadian mu- normalitas sejak lahir. Kadang-kadang, muntah-muntahr^ya
tasi yang diturunkan dapat menyebabkan perubahan struktur cukup parah untuk memberi kesan diagnosis stenosis pilorus,
protein primer atau jumlah protein tertentu yang disintesis. yang biasanya tidak ada, meskipun telah secara simultan tim-
Pada kasus lain, kemarnpuan fungsional protein, apakah itu se- bui pada bayi tersebut. Letargi, nafsu makan yang rendah.
bagai enzim, reseptor, pembawa dalam transportasi, pompa konvulsi, dan koma juga terlihat pada bayi dengan hipoglike-
,nembran, atau elemen struktural, dapat secara relatif atau mia (lihat Bab 11) atau hipokalsemia (lihat Bab 56.9). Reaksi
serius terganggu. terhadap injeksi glukosa atau kalsium intravena biasanya me-
Jika proses yang dipengaruhi oleh kelainan metabolisme negakkan diagnosis ini. Karena kebanyakan kelainan meta-
bawaan merupakan proses yang esensial untuk hidup sehat dan bolisme bawaan diturunkan sebagai sifat resesif autosom, ri-
jika derajat perubahan cukup mempengaruhi sistem, dapat wayat kekerabatan dan/atau kematian dalam periode neonatus
mengakibatkan konsekuensi klinis. Beberapa perubahan gene- pada keluarga dekat akan meningkatkan kecurigaan terhadap
tik tidak mempunyai konsekuensi klinis dan hanya menyebab- diagnosis ini. Beberapa gangguan ini mempunyai insiden yang
kan beberapa perbedaan polimorfik yang diabaikan. Yang tinggi pada kelompok populasi tertentu. Misalnya, tirosinemia
lainnya menyebabkan perubahan yang hanya muncul dalam
suatu kondisi tertentu yang mungkin tidak akan muncul sela-
ma hidup suatu individu. Namun, yang lainnya lagi, menye-
TABEL 70-1 Kelainan Bawaan Metabolisme Asam Amino yang Di-
babkan suatu penyakit, yang dapat berkisar dari sangat ringan sertai dengan Bau tidak Normal
hingga mematikan. Kebanyakan kelainan metabolisme bawaan
menampakkan konsekuensi klinis (atau dapat dideteksi) pada
periode bayi baru lahir atau sebentar setelah itu. Sekarang juga
dimungkinkan untuk menskrin dan mendeteksi adanya berba-
gai gangguan semacam itu ketika masih dalam uterus (lihat
Bab 8l,1.
Anak-anak dengan kelainan metabolisme bawaan mempu-
nyai satu atau lebih tanda-tanda dan gejala-gejala yang sangat
bervariasi. Tanda-tanda dan gejala ini meliputi asidosis meta-
bolik, muntah terus-menerus. pertumbuhan terhambat, per-
kembangan abnormal, kadar metabolit tertentu pada darah dan
urin meningkat, misalnya, asam amino atau amonia, bau yang
410 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

Temuan-temuan awal meliPuti


satu atau beberaPa hal berikut:
a) nafsu makan rendah
b) muntah-muntah
c) letargi j tidak bereaksi terhadap
d) konvulsi intravena
e) koma I inlet<si glukosa atau kalsium

Periksa
Amonia plasma

Tinggi Normal

Gambar 70-1. Pendekatan klinis


t
Periksa
I
Y
Periksa
terhadap bayi baru lahir dengan ke- pH dan COrdarah pH dan COrdarah

nr-
curigaan gangguan metabolik. Ske-
ma ini merupakan pedoman untuk
penjelasan beberapa gangguan me-
tabolik pada bayi baru lahir. Mes-
Normal Asidosis
l
Normal
kipun terdapat beberapa pengecuali-
an, skema ini tepat untuk kebanyak-
an kasus.

tipe i
lebih umum pada populasi Quebec keturunan Kanada- tidak segera dimulai. Diagnosis spesifik, bahkan pada bayi
Perancis daripada populasi umum. Karenanya, pengetahuan yang tampaknya tidak dapat terhindar dari kematian, sangat
tentang latar belakang etnik penderita dapat sangat membantu penting untuk penyuluhan genetika bagi keluarga (lihat Bab
dalam diagnosis. Pemeriksaan fisik biasanya menghasilkan 69). Karenanya, setiap upaya harus dilakukan untuk menentu-
temuan-temuan yang tidak spesifik, dengan kebanyakan tanda- kan diagnosis ketika bayi tersebut masih hidup; pemeriksaan
tanda terkait dengan sistem saraf sentral. Namun, hepatome- pascamati biasanya tidak membantu.
gali merupakan temuan yang umum pada berbagai kelainan ANAK-ANAK SETELAH PERIODE NEONATUS. Kebanyakan
metabolisme bawaan. Kadang-kadang, bau yang tidak umum kelainan metabolisme bawaan yang menimbulkan gejala-ge-
dapat merupakan bantuan yang tidak bernilai pada diagnosis jala pada umur beberapa hari pertama menampakkan varian
(lihat Tabel 70-1). Dokter yang merawat bayi sakit harus bentuk yang lebih ringan daripada yang mulai lebih tersem-
membaui penderita dan ekskresinya; penderita dengan.penya- bunyi. Bentuk-bentuk ini mungkin tidak terdeteksi selama pe-
kit urin sirup mapel mempunyai bau sirup mapel yang sangat riode neonatal, dan diagnosisnya tertunda selama berbulan-
jelas pada urin dan tubuhnya. bulan atau bahkan bertahun-tahun. Manifestasi klinis awal dari
Diagnosis biasanya membutuhkan berbagai pemeriksaan anak dengan bentuk ini biasanya tidak spesifik dan dapat di-
laboratorium yang spesifik. Pengukuran kadar amonia, bikar- anggap berasal dari gangguan perinatal.
bonat, dan pH serum sering kali sangat membantu dalam mem-
bedakan penyebab utama gangguan metabolik (lihat Gb. 70-l).
Manifestasi klinis, seperti retardasi mental, defisit motorik,
dan konvulsi adalah temuan-temuan yang paling konstan irada
Peningkatan amonia darah biasanya merupakan akibat dari de-
beberapa anak ini. Mungkin ada pola episode atau intermiten
fek enzim siklus ured. Bayi dengan kenaikan kadar amonia da-
rah ini biasanya mempunyai pH dan bikarbonat serum normal,
dengan episode manifestasi klinis akut yang dipisahkan oleh
periode yang tampak bebas dari penyakit. Episodenya biasa-
dan tanpa pengukuran amonia darah, mereka mungkin tetap ti-
dak terdiagnosis dan meninggal kalena penyakitnya. Namun,
nya dipicu oleh stress atau gangguan nonspesifik seperti in-
peningkatan amonia serum, juga terdapat pada beberapa bayi feksi. Anak tersebut dapat meninggal selama salah satu dari
serangan akut ini. Kelainan metabolisme bawaan harus dipi-
dengan asidemia organik tertentu. Bayi-bayi ini sangat asido-
sis karena akumulasi asam organik pada cairan tubuh.
kirkan pada setiap anak dengan satu atau lebih manifestasi
Bila amonia, pH, dan bikarbonat darah notmal, harus dipi- berikut: (1) retardasi mental yang tidak terjelaskan, perkem-
kirkan aminoasidopati lain, seperti hiperglisinema dan galakto- bangan terlambat, defisit motorik, atau konvulsi; (2) bau yang
semia; bayi galaktosemia mungkin juga menampakkan kata- tidak umum, khususnya selama sakit akut; (3) episode
rak, hepatomegali, asites, dan ikterus.
muntah-muntah intermiten, asidosis, deteriorasi mental, atau
Kebanyakan kelainan metabolisme bawaan yang timbul koma yang tidak terjelaskan; (4) hepatomegali; atau (5) batu
ginjal.
pada periode neonatus bersifat mematikan jlka terapi spesifik
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 411

Kelainan metabolisme bawaan dari asal-usul etedegree) (EEG). Temuan-temuan lain yang umum tampak pada anak
tertentu, mempunyai tipe yang sama. Jadi, meskipun antara yang tidak diobati adalah mikrosefali, maksila yang menonjol
saudara kandung gejala-gejalanya mungkin bervariasi, biasa- dengan gigi-gigi yang jarang, hipoplasia email, dan retardasi
nya jika satu anak dalam satu keluarga, misalnya, menderita pertumbuhan. Manifestasi klinis FKU klasik jarang terlihat di
penyakit urin sirup mapel yang bermanifestasi selama periode negara-negara y ang menj alankan program skri nin g neonatus
neonatus, saudara kandung yang terkena berikutnya akan men- untuk mendeteksi FKU.
derita penyakit yang sama, bukan varian yang hanya timbul Diagnosis. Pada saaf lahir, bayi dengan FKU secara klinis
kadang-kadang pada masa anak nanti. normal, dan uji urinnya untuk asam fenilpiruvat mungkin ne-
gatif pada umur beberapa hari pertama; karenanya, diagnosis-
nya tergantung pada pengukuran kadar fenilalanin dalam da-
rah. Metode pemeriksaan penghambatan bakteri Guthrie digu-
nakan secara luas pada periode bayi baru lahir untuk men-
I BAB 71 skrining FKU. Uji ini membutuhkan sedikit reres darah kapi-
ler, yang diletakkan pada kertas saring dan dikirimkan ke la-
Defek pada Metabolisme Asam boratorium untuk pemeriksaan. Fenilalanin darah pada anak
yang terkena dapat meningkat hingga kadar yang membuat uji
Amino Guthrie positif pada 4 jam setelah lahir, tanpa adanya konsum-
si protein. Namun, direkomendasikan bahwa darah yang digu-
nakan untuk skrining diambil setelah umur 48-j2 jam dan
71.1 Fenilalunin lebih disukai setelah mengkonsumsi protein untuk mengurangi
kemungkinan hasil negatif palsu. Jika uji ini menunjukkan
Iraj Rezvani adanya kenaikan kadar fenilalanin, kadar fenilalanin dan tiro-
sin dalam plasma harus diukur. Kriteria. diagnosis FKU klasik
Fenilalanin merupakan asam amino esensial. Fenilalanin adalah (1) kadar fenilalanin plasma di atas 20 mg/dL (1,2
dari makanan yang tidak digunakan untuk sintesis protein bia- mM); (2) kadar tirosin plasma normal; (3) meningkatnya ka-
sanya didegradasi melalui jalur tirosin (Gb. 7l-l). Defisiensi dar metabolit fenilalanin (asam fenilpiruvat dan o-hidroksi-
enzim fenilalanin hidroksilase atau kofaktornya tetrahidro- fenilasetat) urin; dan (4) kadar kofaktor tetrahidrobiopterin
biopterin menyebabkan akumulasi fenilalanin dalam cairan tu- nomal,
buh. Terdapat beberapa bentuk hiperfenilalanin yang berbeda Penanganan. Tujuan terapi adalah menurunkan fenilalanin
secara klinis dan biokimia. dan metabolitnya dalam cairan tubuh untuk mencegah atau
FENILKETONURIA KLASIK (FKU). Bentuk gangguan ini di- meminimalkan kerusakan otak. Hal ini dapat dicapai dengan
sebabkan oleh defisiensi fenilalanin hidroksilase yang lengkap diet rendah fenilalanin: formula yang rendah asam aminu
atau hampir lengkap. Kelebihan fenilalanin ditransaminasi esensial ini sekarang tersedia dipasaran*. Pemberian diet feni-
menjadi asam fenilpiruvat atau didekarboksilasi menjadi feni- lalanin rendah membutuhkan pengawasan nutrisi yang ketat
letilamin (lihat Gb. 71-1). Metabolit ini dan metabolit berikut- dan pemantauan yang sering kadar fenilalanin serum. Kadar
nva, bersama dengan kelebihan fenilalanin, mengganggu me- serum optimum yang harus dipertahankan mungkin terletak
tabolisme normal dan menyebabkan kerusakan otak. antara 3 mg/dl (0,18 mM) dan 15 mg/dL (0,9 mM). Karena
Manifestasi Klinis. Bayi yang terkena adalah normal pada fenilalanin tidak disintesis dalam tubuh, "penanganan berlebi-
saat lahir. Retardasi mental dapat berkembang secara bertahap han (overtreatment)", terutama pada anak yang cepat pertum-
dan mungkin tidak nyata selama beberapa bulan. Diperkirakan buhannya, dapat menyebabkan defisiensi fenilalanin, yang
bahwa bayi yang tidak ditangani akan kehilangan IQ 50 butir dimanifestasikan dengan letargi, anoreksia, anemia, ruam,
pada akhir umur tahun pertama. Retardasi mental biasanya diare, dan bahkan kematian; lagipula, pada gangguan ini tiro-
parah. dan kebanyakan penderita memerlukan institusi pera- sin menjadi asam amino esensial dan masukan yang cukup ha-
watan. Muntah, kadang-kadang cukup parah sehingga terjadi rus dipastikan. Penanganan diet harus dimulai segera setelah
salah diagnosis sebagai stenosis pilorus, mungkin merupakan lahir jika diagnosis telah ditegakkan. Pada diet ini, kalori, nu-
gejala awal. Anak yang lebih tua yang tidak diobati menjadi trisi, dan vitamin yang cukup harus tersedia.
hiperaktif dengan gerakan-gerakan tanpa tujuan, bergetar rit- Durasi dari terapi diet adalah kontroversial. Meskipun kon-
mik, dan atetosis. trol diet yang ketat dapat diperlonggar setelah umur 6 tahun,
Pada pemeriksaan fisik, bayi ini lebih pirang daripada sau- beberapa bentuk pembatasan dalam diet fenilalanin penting
dara kandungnya yang tidak terkena; mereka mempunyai kulit untuk diterapkan tanpa ada batas waktunya. Tidak dapat or-
yang terang dan mata biru. Beberapa dapat mempunyai ruam pungkiri bahwa pengelolaan diet hampir selalu dirumitkan de-
kulit seboreik atau eksematoid, yang biasanya ringan dan hi- ngan masalah-masalah emosional, sebagai akibat dari batasan
lang bersamaan dengan pertumbuhan anak. Anak ini mempu- diet dan kebiasaan makan yang abnormal, mengganggu anak
;,yai bau asam fenilasetat yang tidak enak, yang digambarkan
sebagai bau apek atau seperti tikus. Tidak ada temuan-temuan
yang konsisten pada pemeriksaan neurologis. Namun, keba-
* Pengelolaan diet dengan pengganti susu ini diuraikan dalam "Fenilke-
nyakan bayi hipertonik dengan refleks tendo dalam hiperaktif.
tonuria-Pengelolaan Diet Fenilalanin Rendah dengan Lofenalac," sebuah
Sekitar seperempat anak mendapat serangan kejang, dan lebih pamflet yang disediakan dari Mead Johnson Laboratories, Evansville, IN
dari 50% mempunyai ketidaknormalan elektroensefalografi 47',721
412 BAGIANX f Penytkit-penyatdt Netabotik

Sintesis l'E;itk€lonur--ial
protein
Drotein

o *-
Fenilalanin
rirosrn
Asam,enirpiruvar gH
/ t \
az\
"a/";
| 5 Z\ ?\
5""^-".,", /
/ / c--n,-d-"-cH'H
,,t\\..rt*oi
I^,i1"-n'-i-3.3."""
tt I o o+7-Biopterin(urin)
H
t--r-f-*-l".bb-7-Bioptet"t*h;. )\
Uj V !I"""-"oo, I "J$cH,-?-coos
4o-Hidrokstetraiidrobiopterin
!L" ''iHC-OH
,t1,. 3 Asam c-oH-,enitpiruvi
^ /I
9UUF -" I \
Asam
^"ut \ fill
@l
.- l:.r
1:.t ioo,
cooH o-oH-fenirasetat
o-or I' ,*r-
rtru* |@
+ @ Y., *{}::
-)\-.A.*,-"oo"
Ho
reniraietar
o"#iiu,.oJivrr-renirasetat
! o o:-r" ^ /
-8- [ T 3-5-"r- ..-8---r-r
r;"';* -g- rtc--\oV".
-3,-3.-.r" H',bn'coon "
' Sistein s-cH2-cH*cooF'
HN- -?- -?- ry-
"*-":"-*:j-ti"a"n" jri*:"
Epoksid \ ..
t-"'U-''ttr-".1"r"'i
8r-r-Br*-Jr, H H { Hawkinsrn
NH.

,.";:r-^-X-r-ir.83 @+fT;;lffit^,*]\ "".u,^",.ir,


,.,r"n,olio,oo,"r,n oi#orobioptertn F \ \f
(B&) quinonoid (BH2) /\ -
oH-\----l-cH'cooH
/W I \-ltcH,-cooH Asam 4-oH'sikloheksilasetat
oH ,r/ .. o \ @ aiopteln (urin) 3 nt"t homogentisik
o"
",i-.-f,-!-!;8-",. ".i-"-il-3_g_l_",.
tf Itn-*-l
H.N-c-r"-c-"-cH, d" ,r"-Crrr-d-r-6r, -^-l_^,,
.cH'-c-cH'?-cooH
?
&oH-oksopropl 6-Lakroir retlJnioroprerin ;!--cooH
Tetrahidroplerin \ .,
\ Asam mateilasetoasetat
,/
.t"\l.' o o @j'.,,,',,","'
T--f--9-d-i-cr. ! o ?^ ?
-cH?-c-cH'z- cooF
H"N-c--"-d-"-cH' ""-t-"'.-8-a",-aoo" ._
1(f
6'Piruvoil tetrahidropterin
c!'
oH "oo"-"' 'cooH
I' @ +@ Asam lumarirasetoaserar Asam suksiniraseroaserar

|" -i-1 -i;*tl .l


_c

t- l" .. sHeH r oH l-t..i.."--l + @ i


r
I oH.r | --F+ ,urcrr-^o"-j-i-*.-"-l-i-"-l
T'l """-6--"-8-"-8 ii t.,f " L6 J" " ,\ !^ ?
'
,,*-c--"-c--r-iH, ?oon gH" -c-cHa-c-ch.
"l-"-1-l
L o J' -o-cx-o-.. I nd J; !4
tttoo"
\-jl oinrJoneopre,.in
uPt'Irtr t,rrosrat
trrrusrat +t {t'"
cooH ioog
d" 1t I suksiniraseron
Guanosin trifoslat J Asam tumarat Asam asetoaselat
Neoplerin (urin) \ ,/
I
+

j
I

CO2 + H2O

Gambar 7l'1. Jalur metabolisme fenilalanin dan tirosin. Kelainan bawaan digambarkan sebagai panah reaksi dengan palang bersilang. FKUr rnewakil detel,
metaboltslue BH4 yang mempengaruhi fenialanin, tirosin, triptofan li;tr., ksilase. Lihat Gambar 7l-2 dan ,'l-5. Enzim-enzim: (ly fenilalanin
hidroksilase; (2r

ferase; (7) penyusunan kembali intramolekuler: (6 + 6A) 4-hidroksifenilpiruvat dioksigenase; (8) asam homogentisik dioksigenasel (9) maleilasetoaletat
rsomerase: 1 l0) fumarilasetoasetat hidrolase.

dan keluarga. Karenanya, orang tua dan anak membutuhkan sering kali menderita retardasi mental dan dapat menderita
ketrampilan terus-menerus dan dukungan serta arahan yang mikrosefali dan/atau anomali jantung kongenital. Komplikasi
empati. ini terkait dengan kadar fenilalanin darah ibu yang tinggi. Ca-
Kehamilan pada lbu Penderita FKU. Wanita hamil dengan lon ibu yang menderita FKU harus mulai diet rendah f'eni-
FKU yang tidak menjalani diet rendah fenilalanin mempunyai lalanin sebelum pembuahan, dan setiap usaha harus dilaltukan
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami aborsi spontan dari- untuk menjaga kadar fenilalanin darah di bawah l0 mg/dl se_
pada populasi umum. Anak yang lahir dari ibu yang demikian lama kehamiian.
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 413

T------- ------]
Tirosinase

i *o1\cH2-cH-cooH _--l F-----+ ,..,o1\"H2-cH-cooH


@iY,l,*,Fhi^fi;l t- Ho Y DoPA '1""
le"-""r"flnruinirr"l
,/\
"-----f-------------l Meranosom
I
'i, ?t*.
*d"H2-cH-cooH
E
T
r uosrnase

cH2-cH-cooH '\
NH,
Tirosin
NH"
"JY )-"*,-""-coo*
-
3,4, dihidroksi- o '1,t"
fenilalanin (DOPA)
I DOPA Quinon
I
I Nonenzimatisr/ \ setidak-tidaknya

"o{)-"H2-cH2-NH2
II
\_ \_ r',/ r----------r\
) satu langkah
-"'
enzimatis

^o4 Vo1 V",


.."-[x, lauinismel
Dopamrn
/ \
^J
I
Y .Y
II
"oo*
ll
Feomelanin Eumelanin
+
Tiroksin
I1"IT1:ygi":A_ ___ _q"IT1ITI -l
"ol\3-cH2-NH2
\_,/
o
I

HO H Norepinefrin

c-cH2-N-cH3
n(J H Epinetrin

Gambar 7l-2. Jalur lain yang melibatkan metabolisme tirosin. FKU* = hiperfenilalaninemia sebagai akibat dari defisiensi tetrahidropterin (lihat Gb. 7l-1).

HTPERFENILALANIN SEBAGAI AKIBAT DARI DEFIS]ENSI derita yang telah dilaporkan, mengalami defisiensi guanosin
KOFAKTOR TETRAHIDROPTERIN (BHa). Pada sekitar 2Vo bayi trifosfat (GTP) siklohidratase dan karbinolamin dehidratase.
dengan hiperfenilalanemia, kerusakan terletak pada salah satu Sisanya, telah mengalami defisiensi dihidropteridin reduktase.
dari enzim yang diperlukan untuk produksi atau daur ulang Maniftstasi klinis gangglan ini sama dan biasanya tidak
dari kofaktor BH+. Secara historis, bayi-bayi ini didiagnosis dapat dibedakan dengan manif-estasi klinis FKU klasik. Pende-
sebagai penderita FKU, namun mereka memburuk secara neu- rita ini diidentifikasi selama program skrining untuk FKU ka-
rologis meskipun ada kontrol terhadap fenilalanin serum yang rena adanya bukti hiperfenilalaninemia, tetapi manifestasi neu-
adekuat; kemudian BH+ ditunjukkan sebaggi kofaktor feni- rologis, seperti kehilangan kontrol kepala, hipertonia, menge-
lalanin, tirosin, dan triptofan hidroksilase. Dua hidroksilase luarkan air liur, kesukaran menelan, dan serangan kejang mio-
terakhir adalah yang esensial untuk biosintesis dopamin neuro- klonik, berkembang setelah umur 3 bulan meskipun telah di-
transmiter (Gb.7l-2) dan serotonin (lihat Gb. 7l-5). BH+ juga beri terapi diet yang adekuat. Pengecualian dari perjalanan ga-
merupakan kofaktor untuk nitrat oksida sintase yang mengka- nas ini muncul pada penderita dengan defisiensi karbinolamin
talisis pembentukan nitrit oksid dari arginin. Sekarang, pende- dehidratase dimana manifestasi klinisnya hanya hiperfeni-
rita dengan defisiensi BHa didiagnosis pada umur sangat awal lalaninemia ringan. Hal ini tidak mengejutkan karena BHz ter-
karena semua penderita dengan hiperfenilalanemia diuji ke- bentuk secara perlahan tanpa aksi enzim. Kadar fenilalanin
mungkinannya terhadap defisiensi kofaktor ini. plasma dapat setinggi kadar penderita FKU klasik atau dalam
BH+ disintesis dari guanosin trifosfat dan diubah menjadi kisaran dari hiperfenilalaninemia benigna (menetap) (<1,0
4a-hidroksitetrahidrobiopterin selama hidroksilasi fenilalanin mM).
oleh fenilalanin hidroksilase. 4cr-Hidroksitetrahidrobiopterin Diagnosis defisiensi BH+ dan defek enzim yang bertang-
didehidrasi menjadi quinonoid dihidrobiopterin oleh enzim gung jawab dapat ditegakkan dengan menjalankan satu dari
karbinolamin dehidratase. Proses dehidrasi dapat juga berlang- uji-uji berikut:
sung nonenzimatis namun dengan kecepatan yang lebih ren- 1. Pengukuran neopterin (produk oksidatif dihidroneop-
dah. Quinonoid dihidrobiopterin direduksi oleh enzim dihi- terin trifosfat) dan biopterin (produk oksidatif dihidro- dan te-
dropteridin reduktase untuk menghasilkan kembali BH+ (lihat trahidrobiopterin) pada cairan tubuh, terutama urin. Pada pen-
Gb. 7l-1). Telah diuraikan defisiensi empat enzim yang me- derita dengan defisiensi 6-piruvoiltetrahidropterin sintase, ter-
nyebabkan pembentukan BH4 kurang sempurna. Lebih dari se- dapat peningkatan neopterin yang nyata dan bersamaan de-
tengah penderita yang dilaporkan, telah mengalami defisiensi ngan itu, terdapat penurunan ekskresi biopterin (rasio neo-
6-piruvoiltetrahidropterin sintase (6-PTS). Hanya sedikit pen- pterin-bio-pterin tinggi). Pada penderita dengan defisiensi
414 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabotik

GTP siklohidrolase, ekskr-esi neopterin dan biopterin melalui uji skrining pada periode neonatus; mereka tidak bergejala dan
urin sangat rendah, dan pada penderita dengan defisiensi dihi- dapat berkembang secara normal tanpa penanganan diet yang
dropteridin reduktase, neopterin normal, namun biopterin sa- khusus. Namun, mereka harus diuji terhadap adanya kofaktor
ngat tinggi (rasio neopterin-biopterin rendah). Ekskresi biop- tetrahidrobiopterin, dan jika mengalami defisiensi, mereka ha_
terin meningkat pada defisiensi enzim ini karena quinonoid di- rus ditangani secara sesuai (lihat di awal).
hidrobiopterin tidak dapat bersiklus kembali menjadi BHa. Untuk bayi yang memiliki konsentrasi fenilalanin serum
Penderita dengan defisiensi karbinolamin dehidratase meng- pada kisaran 10-20 mg/dL, dengan nilai tirosin normal dan ti-
eksklesikan 7-biopterin melalui urin. dak ada FKU, pengurangan sederhana diet konsumsi protein
2. Uji pembebanan BH+. Dosis oral atau intravena (lebih mungkin cukup untuk mengendalikan konsentrasi fenilalanin
dapat dipercaya jika mungkin) BH+ (2-10 mg/kg) menor- serum; jika hal ini tidak efektif, pembarasan spesifik diet feni_
malisasi fenilalanin plasma pada penderita dengan defisiensi lalanin terindikasi. Semua bayi yang tidak ditangani dengan
BH4 selama 4-6 jam. Uji ini harus dilakukan ketika anak me- pembatasan diet harus dipantau secara sistematik dengan pe-
nerima fenilalanin dalam jumlah normal dalam dietnya. Bebe- nentuan berulang fenilalanin plasma dan evaluasi perkem_
rapa penderita dengan defisiensi dihidropteridin reduktase bangan untuk menentukan penanganan parsial lanjutan yang
mungkin tidak bereaksi terhadap uji ini. aman atau tidak perlu ditangani. Tantangan periodik dengan
3. Pemeriksaan enzim. Aktivitas dihidropteridin reduktase protein alamiah dapat membantu dalam menentukan kebutu-
dapat diukur pada banyakjaringan, termasuk hati, leukosit, sel han untuk melanjutkan pembatasan diet.
darah merah, dan biakan fibroblast. 6-Piruvoiltetrahidropterin HIPERFENILALANINEMIA SEMENTARA. peningkaran kadar
sinrase dapat diukur dalam hati, ginjal, dan sel darah merah. fenilalanin sedang terjadi pada tirosinemia sementara bayi bi-
GTP siklohidrolase dapat diukur dalam hati dan dalam limfosit ru lahir (lihat Bab 71.2). Bila kemampuan bayi untuk mengok-
yang distimulasi-fitohemaglutinin (aktivitas enzim biasanya sidasi tirosin matang, kadar tirosin dan fenilalanin yang tinggi
sangat rendah pada limfosit yang tidak stimulasi). Pengukuran kembali menjadi normal.
dua enzim terakhir secara teknik sukar, dan pemeriksaan tidak Tidak adanya atau tertundanya pematangan fenilalanin
siap tersedia. transaminase dapat juga menyebabkan hiperfenilalaninemia
4. Studi gena. Gena untuk dihidropteridin reduktase dan jika penderita diberi susu yang mengandung protein tinggi.
karbinolamin dehidratase telah diidentifikasi. Sekarang di- Bayi demikian tidak dapat memproduksi banyak asam fenilpi-
mungkinkan identifikasi mutasi dari gena ini pada penderita ruvat, bahkan bila kadar fenilalanin darahnya mendekati 30
dan keluarganya yang terkena. mg/dl; mereka memiliki kadar darah normal bila mengkon-
Pengobatan. Kemanjuran jangka panjang berbagai terapi ti- sumsi produk-produk susu yang mengandung protein sama de-
dak diketahui. Barbagai metode pengobatan meliputi berikut ngan susu ibu.
ini:
GENETIKA DAN PREVALENSI. Semua defek yang disebab-
1 Diet rendah fenilalanin. Meskipun fenilalanin tidak men- kan oleh hiperfenilalaninemia dan FKU persisten, diturunkan
cegah kerusakan neurologis,.diet semacam.itu yang dikombi-
sebagai resesif autosom. Penyakit-penyakit ini memiliki pre-
nasikan dengan terapi-terapi di bawah ini direkomendasikan
valensi kolektif l:10.000 hingga 1:20.000 kelahiran hidup, de-
untuk paling tidak umur 2 tahun pertama. Kadar fenilalanin
ngan yang paling banyak rerjadi adalah FKU klasik dan GTp
yang tinggi menghambat sintesis transmiter saraf.
siklohidrolase yang paling jarang. Gena fenilalanin hidroksi-
2. Prekursor neurotransmiter. Pemberian L-dopa dan 5-hi-
lase terletak pada lengan panjang kromosom 12. Telah di-
droksitriptofan tampaknya merupakan pengobatan yang paling deskripsikan banyak mutasi dari gena ini pada berbagai kelu-
efektif dan dapat mencegah kerusakan neurologis jika dimulai arga. Gena untuk karbinolamin dehidratase dan dihidropteridin
pada awal kehidupan. Karenanya, semua penderita dengan
reduktase terletak berturut-turut pada lengan panjang kromo-
FKU dan hiperfenilalaninnemia harus diuji untuk defisiensi som 10 dan lengan pendek kromosom 4. Diagnosis prenatal
BH+ seawal mungkin. Pengobatan dimulai setelah umur 6 bu- dan deteksi pembawa (carrier) dimungkinkan dengan meng-
lan, meskipun menyebabkan beberapa perbaikan, tidak mem- gunakan probe genetika spesifik pada sel yang diperoleh dari
perbaiki kerusakan neurologis yang telah ada. 3. Penggantian biopsi villus korionik.
BH+. lemberian oral kofaktor dengan dosis harian yang ren-
dah menormalisasi kadar fenilalanin serum. Senyawa ini, jika
tidak diberikan dengan dosis tinggi (20-40 mglkgl24 jam), ti-
dak dapat menembus sawar darah-otak, sehingga kerusakan 71.2 Tirosin
neurologis dapat terus meningkat. Iraj Rezvani
HIPERFENILALANINEMIA BENIGNA. Kadang-kadang pada
bayi hiperfenilalaninemia yang diidentifikasi hanya sedikit pe- Tirosin, diperoleh dari protein yang dimakan dan disintesis
ningkatan kadar fenilalanin darah; konsentrasi ini tidak cukup secara endogen dari fenilalanin, digunakan untuk sintesis pro-
(kurang dari 20 mg/dl atau 7;2 mM) untuk mengakibatkan tein dair merupakan prekursor dopamin, norepinefrin, epine-
ekskresi asam fenilpiruvat. Seperti bayi dengan FKU klasik, frin, melanin, dan tiroksin. Kelebihan tirosin dimetabolisasi
penderita-penderita ini diduga mengalami defisiensi enzim menjadi karbon dioksida dan air (lihat Gb. 7l-1). Paling tidak,
fenilalanin hidroksilase namun dengan beberapa aktivitas en- dua hal klinis yang berbeda terkait dengan peningkatan yang
zim sisa; aktivitas yang terukur berkisar antara l7o hingga tetap konsentrasi tirosin plasma, namun hanya adanya kadar ti-
35Vo dari normal, berbeda jauh dengan tidak terdeteksinya ak- rosin yang tinggi dalam cairan tubuh yang menimbulkan
tivitas enzim pada FKU klasik. Bayi-bayi ini terdeteksi dengan tanda-tanda dan gejala-gejala pada tirosinemia tipe II. pada ti-
71 | Defek pada Metabolisme Asam Amino 41s

rosinemia tipe I heriditer, hubungan sebab akibat pada me- Kondisi ini harus dibedakan dengan penyebab lain hepati-
ningkatnya kadar tirosin belum jelas. Ada juga penderita yang tis dan kegagalan hati pada bayi, antara lain galaktosemia, in-
menampakkan berbagai temuan klinis dan tirosinemia namun toleransi fruktosa heriditer, dan hepatitis sel raksasa. Dlag-
tidak sesuai dengan kategori spesifik yang mana saja, dan sua- nosis ditegakkan dengan pengukuran aktivitas fumarilasetoa-
tu bentuk tirosinemia sementara ditemukan pada bayi baru lahir. setat hidrolase pada spesimen biopsi hati atau biakan sel fibro-
TIROSINEMIA TIPE I (Tirosinosis, Tirosinemia Heriditer, Ti' blast. Deraiat aktivitas enzim sisa menunjukkan keparahan
rosinemia Hepatotenal). Pada kondisi ini, disebabkan oleh de- penyakitnya.
fisiensi enzim fumarilasetoasetat hidrolase, peningkatan se- Pengobatan. Diet rendah tirosin, fenilalanin, dan metionin
dang tirosin serum terkait dengan gangguan hati, ginjal dan dapat memperbaiki keadaan klinis pada beberapa penderita.
sistem saraf sentral yang parah. Temuan-temuan ini diduga Namun, pada sebagian besar penderita, bertambah parahnya
merupakah akibat dari akumulasi metabolit tirosin lanjut da- penyakit tidak dapat dihentikan hanya dengan diet. Pengham-
lam tubuh, terutama suksinilaseton. Penurunan aktivitas 4-hi- batan enzim 4-hidroksifenilpiruvat dioksigenase oleh 2-(nitro-
droksifenilpiruvat dioksigenase dan maleilasetoasetat isome- 4-trifluorometilbenzoil)-1-3-sikloheksanedion (NTBC) telah
rase yang teramati pada keadaan ini diduga merupakan feno- terbukti menyebatrkan perbaikan secara klinis dan biokimia
mena sekunder (lihat Gb. 71-l). secara bermakna pada lima penderita dengan keadaan ini. Na-
Manifestasi Klinis. Ada dua bentuk utama penyakit ini: ben- mun efekjangka panjang dari pengobatan ini belum diketahui.
tuk neonatus atau akut, yang merupakan kasus yang paling Transplatasi hati tetap merupakan terapi yang paling efektif,
sering dilapcrkan, dan bentuk kronis atau laten. Bentuk antara terutama jika dilakukan pada awal perjalanan penyakit.
juga terjadi. Bentuk akut dan kronis dapat terjadi dalam kelu- Tirosinemia tipe I merupakan sifat resesif autosom. Gena
arga yang sama. untuk fumarilasetoasetat hidrolase telah dipetakan pada lengan
Bayi yang menderita bentuk akut menjadi bergejala dalam panjang kromosom 15. Sebagian besar penderita yang dila-
umur 6 bulan pertama. Gagal untuk tumbuh, perkembangan porkan berasal dari keturunan Kanada-Perancis. Prevalensinya
terhambat, iritabilitas, muntah-muntah, diare, dan demam me- diperkirakan 1 dalam 1.846 bayi baru lahir pada populasi
rupakan sebagian dari manifestasi awal. Hepatomegali, ikte- ,Kanada-Perancis di Quebec. Mutasi tunggal pada gena. yang
rus, hipoglikemia, dan kecenderungan untuk mengalami pen- mengkode enzim ini telah diidentifikasi pada populasi ini.
darahan seperti yang dimanifestasikan dengan melena, hema- Diagnosis prenatal telah dapat dilakukan dengan mengukur
turia, dan ekimosis merupakan hal yang umum ditemukan. suksinilaseton pada cairan amnion dan dengan pemeriksaan
Bau seperti kubis pada beberapa anak terkait dengan metabolit enzim pada biopsi villus korionik. Sekarang pada beberapa ke-
metionin. Kematian karena kegagalan hati biasanya terjadi se- lurga dapat dilakukan analisis gena langsung.
belum umur 2 tahun. TIROSINEMA TIPE ll (Sindrom Richner-Hanhart, Tirosinema
Pada bentuk kronis, manifestasi klinis mungkin tidak mun- Oculokutanea). Gangguan resesif autosom yang jarang terjadi
cul hingga sesudah umur 1 tahun. Gagal untuk tumbuh, per- ini mengakibatkan retardasi mental, hiperkeratosis punktata te-
kembangan terhambat, sirosis progresif, disfungsi tubular lapak tangan dan telapak kaki, dan ulkus kornea herpetiform.
ginjal (sindrom Fanconi), dan rakhitis resisten vitamin D ada- Air mata yang berlebihan, merah, nyeri, dan fotofobia dapat
lah khas. Episode polineuropati akut yang menyerupai porfiria timbul sebelum lesi kulit. Lesi kornea biasanya timbul selama
akut telah trramati pada sekitar 40% bayi yang terkena. Epi- umur beberapa bulan pertama dan diduga merupakan akibat
sode ini ditandai dengan nyeri berat di kaki (kadang-kadang di dari deposisi tirosin; lesi kulit dapat timbul terakhir. Retardasi
perut), hipertonia, muntah-muntah, ileus paralitik, dan kadang- mental biasanya dari ringan hingga sedang dan dapat terkait
kadang perusakan (mutilasi) diri sendiri. Peningkatan asam 5- dengan pengrusakan diri sendiri (self-mutilation). Terdapat
aminolevulinat (diduga merupakan akibat dari penghambatan hipertirosinemia (20-50 mg/dl-) dan tirosinuria yang bermak-
5-aminolevulinat hidratase oleh suksinilaseton) telah diamati na. Kondisi ini merupakan akibat dari defisiensi fraksi sitoso-
pada penderita ini, namun hubungan ketidaknormalan ini de- lik dari tirosin amino tranferase hati (tirosin transaminase).
ngan krisis polineuropati masih belum jelas karena pada saat Berbeda sekali dengan tirosinemia tipe I, fungsi hati dan gin-
serangan, ekskresi asam s-aminolevulinat urin tetap tinggi. jal, juga konsentrasi asam amino lain dalam serum normal.
Kematian biasanya terjadi mendekati umur 10 tahun karena Penanganan dengan diet rendah tirosin dan fenilalanin ti-
kegagalan hati atau hepatoma. dak hanya memperbaiki abnormalitas kimia namun juga
Temuan-temuan laboratorium ar'tara lain anemia normosi- menyembuhkan lesi kulit dan mata secara dramatis. Retardasi
tik dan peningkatan yang nyata bilirubin serum (terkonjugasi mental dapat dicegah dengan pembatasan diet tirosin sejak
maupun tidak terkonjugasi), transaminase serum, dan a-feto- awal. Gena tirosin transaminase terletak pada lengan panjang
protein. Peningkatan kadar u-fetoprotein serum telah diamati kromosom 16.
pada darah tali pusat penderita, menunjukkan kerusakan hati TIROSINEMIA SEMENTARA PADA BAYI BARU LAHIR. Pada
intrauterin. Kadar tirosin dan asam amino plasma lain mening- sedikit bayi baru lahir terjadi kenaikan tirosin plasma hingga
kat secara moderat. Timbul aminoasiduria menyeluruh. 60 mg/dl selama umur 2 minggu pertamanya. Sebagian besar
Ekskresi asirm S-aminolevulinat urin kadang-kadang mening- bayi yang terkena tersebut prematur dan mendapat diet protein
kat. Adanya suksinilasetoasetat dan suksinilaseton dalam se- tinggi. Letargi, nafsu makan yang buruk, dan menurunnya ak-
rum dan urin adalah diagnostik (lihat Gb. 71-1). Histologi hati tivitas motorik timbul pada beberapa penderita, namun se-
biasanya sesuai dengan hepatitis aktif kronis dan sirosis non- bagian besar tidak bergejala dan menjadi perhatian medis ka-
spesifik. Hiperplasia dari sel-sel pulau pankreas juga merupa- rena tingginya kadar fenilalanin darah, memberi hasil positif
kan temuan-temuan yang lazim. pada uji Guthrie untuk skining FKU. Tirosinemia biasanya
416 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

sembuh secara spontan selama umur satu bulan pertama. Kon- atau mengalami beberapa reaksi nonenzimatik menghasilkan
disi ini diduga merupakan akibat dari tertundanya kematangan eumelanin, yang merupakan pigmen coklat-hitam. Di seluruh
4-hidroksifenilpiruvat dioksigenase. Kondisi ini sering kali se- dunia, albinisme (semua tipe).mempunyai prevalensi 1 dalam
gera sembuh dengan menurunkan jumlah protein dalam diet- 20.000.
nya (menjadi 2-3 glkl/24 jam) dan dengan memberikan vita- Maniftstasi klinis hampir selalu tampak pada semua ben-
min C (200-400 mg/24 jam). Pada beberapa anak dengan tuk albinisme yaitu meliputi depigmentasi kulit, iris, dan reti-
gang-quan ini dilaporkan mengalami defisit intelektual ringan. na. Temuan-temuan yang lazim pada mata adalah nistagmus,
Karena vitamin C penting untuk optimalnya fungsi dioksige- strabismus, fotofobia, penurunan ketajaman penglihatan, dan
nase, tidaklah mengherankan apabila tirosinemia diderita oleh adanya refleks merah. Pandangan binokuler tidak ada karena
penderita-penderita sariawan. defek dekusasio dimana semua serabut saraf optikus dari satu
HAWKINSINURIA. Kondisi yang jarang ini (berasal dari na- mata secara menyeluruh menyilang ke sisi lain pada khiasma.
ma keluarga yang pertama kali menderita) merupakan akibat Kebutaan dan kanker kulit merupakan dua sekuele utama pada
dari defisiensi salah satu komponen kompleks enzim 4-hi- bentuk albinisme yang parah.
droksifenilpiruvat dioksigenase. Enzim ini mengoksidasi asam Telah diidentifikasi banyak bentuk albinisme. Namun, pe-
4-hidroksifenilpiruvat menjadi suaru perantara pertama epok- nelitian akhir-akhir ini tentang mutasi gena pada penderita
sida; metabolit epoksida mengalami penyusunan kembali men- menunjukkan bahwa beberapa kasus yang mempunyai bentuk
jadi produk akhir. asam homogentisik (lihat Gb. 7l-l). Blo- klinis yang jelas sebagai albinisme mungkin merupakan akibar
kade pada tahap penyusunan kembali mengakibatkan akumu- dari kerusakan gena tersebut.
lasi perantara epoksida, yang kemudian direduksi menjadi ALBINISME OKULOKUTANEA (MENYELURUH). Dua bentuk
asam 4-hidroksisikloheksilasetat (4-HCAA) atau bereaksi de- utama dari kondisi ini telah diidentifikasi, tirosinase negatif
ngan glutation (atau sistein) menjadi asam organik tidak lazim (tipe I) dan tirosinase positif (tipe II). Klasifikasi ini didasar-
yaitu asam 2-L-sistein-S-yl-l-4-dihidroksisikloheks-5-en-l-yl- kan pada kemampuan akar rambut yang telah dicabut untuk
asetat (hawkinsin). membentuk pigmen (melanin) bila diinkubasikan dalam rirosin.
lndividu dengan gangguan ini menjadi bergejala hanya Albinisme tirosinase negatif (tipe 1) merupakan benruk al_
pada masa anak'anak. Gejala-gejalanya biasanya timbul sete- binisme umum yang paling parah dan albinisme kedua yang
lah penyapihan (lepas) dari air susu ibu dan mulai dikenalkan paling banyak terjadi (setelah tirosinase positifl. Merupakan
dengan diet tinggi protein. Asidosis metabolik berat, ketosis, kondisi resesif autosom yang disebabkan oleh defisiensi enzim
kegagalan pertumbuhan, hepatomegali ringan, dan bau yang ti- tirosinase. Gena enzim ini terletak pada lengan panjang kro_
dak iazim (seperti bau kolam renang) merupakan temuan- mosom 11. Berbagai mutasi dari gena ini telah dibuktikan me_
temuan yang lazim. Bayi ini berespons baik terhadap diet ren- rupakan penyebab albinisme. Sekarang telah diketahui bentuk
dah fenilalanin dan tirosin, dan manifestasi klinisnya segera yang lebih ringan dari kondisi ini, yaitu yang sering dijumpai
sembuh secara spontan pada umur-mendekati I tahun. Orang pada keluarga Amish (ipe IB), disebabkan oleh murasi pada
dewasa yang menderita penyakit ini biasanya tidak bergejala lokus yang lain dari gena yang sama. Beberapa penderita yang
kecuali adanya abnormalitas metabolik. Perkembangan mental diduga menderita albinisme tirosinase positif ternyara menga_
biasanya normal. lami mutasi pada gena tirosinase.
Anak dan orang dewasa yang terkena penyakit ini meng- Albinisme tirosinase positif (tipe II) adalah bentuk albi-
ekskresikan asam 4-hidroksifenilpiruvar, asam 4-hidroksife- nisme umum yang paling banyak terjadi dan diwariskan seba_
nilasetat serta dua asam organik yang tidak biasa, 4-HCAA, gai sifat resesif autosom. Genanya terletak pada lengan pan,
dan hawkinsin melalui urinnya. jang kromosom 15. Sekitar lVo penderitasindrom prader-Willi
Pengobatan meliputi diet rendah protein (seperti air susu' dan Angelman yang mengalami delesi kromosom 15 menderi-
ibu) atau diet rendah fenilalanin dan tirosin. Vitamin C dosis ta albinisme bentuk ini. Masih dalam spekulasi bahwa produk
tinsgi (hingga 1.000 mg/24 jam)juga direkomendasikan. Sere- gena ini mungkin berperan serta dalam transpor tirosin mele_
lah umur 1 tahun, tidak diperlukan rerapi. Kondisi ini ditu- wati membran melanosom. Berbagai mutasi telah diidentifi_
runkan sebagai sifat resesif autosom, dan sampai saat ini, kasi pada penderita. Bentuk klinis albinisme yang lain yang
semua penderita diperkirakan mempunyai sitat heterozigor. diduga merupakan bentuk lain dari tipe II mungkln lugu Air"-
ALBINISME. Kondisi ini merupakan akibar dari defek bio- babkan oleh mutasi gena ini. Misalnya, seoiang penderita albi-
sintesis dan distribusi melanin. Melanin disintesis oleh mela- nisme okuler resesif autosom terbukti mengalami mutasi pada
nosit dari tirosin dalam melanosom yaitu organel intraseluler gena ini.
yang terikat membran. Tirosin dibentuk dalam kulit dari feni- Sindrom Chediak-Higashi adalah bentuk albinisme seba_
lalanin oleh enzim fenilalanin hidroksilase dan kofaktornya, gian tirosinase positif dimana terdapat granula abnormal da_
tetrahidropteridin (BHa). BH+ tampaknya merupakan senyawa lam leukosit dan sel-sel lain, dan rentan terhadap infeksi (lihat
pembatas kecepatan sintesis melanin karena kulit depigmen- Bab 127). Penderita yang selamat pada masa kanak-kanaknya
tasi penderita vitiligo mempunyai aktivitas karbinolamin dehi- dapat mengembangkan limfofolikuler terminal yang ganas.
dratase yang sangat rendah, karbinolamin dehidratase meru- Penderita ini mengalami penurunan jumlah melanosom, dan
pakan enzim yang penting untuk regenerasi BH+ (lihat Gb. 71- melanosomnya menjadi besar secara abnormal (makromelano,
l). Tirosin ditransportasikan ke dalam melanosom, dimana ti- som).
rosin dimetobolisme menjadi dopa dan dopaquinolon oleh en- Sindrom Hermanslq-Pudlak adalah albinisme umum ri_
zim tunggal, tirosinase (lihat Gb. 7l-2).Dopaquinon bereaksi rosinase positif yang terkait dengan disfungsi trombosit yan_e
dengan sistein membentuk feomelanin, pigmen kuning-merah, diakibatkan karena tidak adanya bagian trombosit-padat dan
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 417

akumulasi seroid pada jaringan. Derajat albinisme pada timbul pada semua penderita pada usia lanjut. Artritis tersebu.
penderita-penderita ini bervariasi. Hal ini merupakan penye- menyerang sendi-sendi yang besar (tulang belakang, pinggul,
bab albinisme ke tiga yang paling banyak terjadi dan yang pa- dan lutut) dan biasanya lebih parah pada pria. Artritis ini seca-
ling menyebar di Puerlo Rico. Kecenderungan untuk menga- ra klinis mempunyai karateristik artritis reumatik, namun seca-
lami pendarahan dan waktu pendarahan yang panjang tampak ra radiologis mempunyai ciri osteoartritis. Perubahan-peru-
pada semua penderita. Penyakit penyimpanan seroid, dimani- bahan degeneratif spina lumbalis adalah sangat khas yang
festasikan sebagai penyakit paru-paru fibrosis terbatas dan ke- diikuti dengan penyempitan sela sendi dan fusi korpus verte-
gagalan ginjal, yang timbul selama umur dekade keempat- bra. Perubahan-perubahan partogenesis artritis ini belum jelas.
kelima. Telah dilaporkan insiden penyakit jantung yang tinggi (valvu-
Mutasi gena pada albinisme okulokutanea tipe lain, seperti litis mitral dan aorta, kalsifikasi katup jantung, dan infark mio-
albinisme platinurn, albinisme pigmen minimal, albinisme ru- kardium).
fous, dan albinisme dominan autosom belum dijelaskan. Diagnosis dikonfirmasi dengan pengukuran asam homo-
Albinisme Okuler. Pada penderita-penderita ini, albinisme gentisik dalam urin. Penderita dapat mengekskresikan hingga
hanya terbatas pada mata (iridis dan retina). Nistagmus, penu- sebanyak 4-8 g senyawa ini setiap hari. Asam homogentisik
runan ketajaman penglihatan, dan fotofobia merupakan temu- merupakan agensia pereduksi kuat yang menghasilkan reaksi
an-temuan yang lazim pada semua bentuk. Warna kulit dan positif dengan reagensia Fehling atau Benedict (namun tidak
rambut masih pada batas normal namun biasanya lebih terang dengan glukosa oksidase). Urin yang gelap karena keracunan
daripada saudara kandungnya yang tidak menderita albinisme. fenol dan yang terkait dengan tumor melanotik tidak memiliki
Warna mata biasanya biru pucat sampai hijau terang. Pada se- silat mereduksi ini. Enzim tersebut hanya diekspresikan dalan,'
mua kasus, tirosinase akar rambut positif. Telah diidentifikasi hati dan ginjal. Gena untuk alkaptonuria telah dipetakan pada
empat bentuk kondisi ini, dibedakan berdasarkan cara penu- lengan panjang kromosom 3.
runan dan anomali-anomali tambahan yang terkait. Albinisme Tidak ada penanganan efektif untuk gangguan ini.
okuler Nettleship-FaLls dan albinisme okuler dengan ketulian
sensorineural diwariskan sebagai sifat terkait-X. Pada bentuk
ini, hanya pria hemizigot yang mengidap sindrom yang leng- 71.3 Metionin
kap. Pigmentasi abnormal sebagian pada mata kadang juga
tampak pada wanita penyandang heterozigot. Albinisme okuler Iraj Rezvani
resesif autosoru mungkin merupakan varian ringan dari tipe II
albinisme menyeluruh (lihat di awal). Bentuk keempat dari Jalur normal katabolisme metionin, suatu asam amino
esensial, memproduksi S-adenosilmetionin, yang berfungsi se-
kondisi ini adalah albinisme okuler dominan autosom, dengan
bagai donor kelompok metil untuk metilasi berbagai senyawa
lenti genis dan ketulian.
Albinisme Sebagian (Piebaldisme). Gangguan ini ditandai dalam tubuh, dan sistein, yang terbentuk melalui serangkaian
reaksi yang disebut trans-sulfurasi (Gb. 71-3).
dengan area-area kulit dan rambut yang tidak berpigmen, dan
diturunkan sebagai' sifat dominan. Misdlnya, manifestasi uta- H0M0SISTINURIA (Homosistinemia). Kebanyakan homosis-
manya adalah jambul putih atau sekumpulan rambut depig- tein, senyawa antara pada degradasi metionin, biasanya di-
mentasi di beberapa tempat. metilasi kembali menjadi metionin. Reaksi tersebut dikatalisis
ALKAPTONURIA. Gangguan yang jarang terjadi (1 dalam oleh enzim metionin sintase, yang membutuhkan metabolii
250.000) merupakan sifat resesif autosom yang disebabkan asam folat (5-metiltetrahidrofolat) sebagai substrat dan me-
oleh defisiensi asam homogentisik oksidase, yang menyebab- tabolit vitamin Brz (metilkobalamin) sebagai kofaktor (lihat
kan akumulasi asam homogenitik dalam jumlah besar dalam Gb. 71-3). Homosistein (dan dimernya homosistin) biasanya
tubuh dan kemudian diekskresikan melalui urin (lihat Gb. 7l-1). tidak terdeteksi pada plasma atau urin. Telah diidentifikasi tiga
Manifestasi klinis alkaptonuria meliputi okronosis dan ar- bentuk utama homosistinemia dan homosistinuria.
tritis. Temuan-temuan ini tidak tampak hingga menjelang de- Homosistinuria sebagai Akibat dari Defisiensi Sistationin
wasa. Tanda satu-satunya yang tampak pada kelompok anak Sintase (Homosistinuria Tipe l, Homosistinuria Klasik). Ini me-
adalah menggelapnya warna urin menjadi hampir hitam sete- rupakan kelainan bawaan paling umum dari metabolisme me-
lah di luar. Hal ini disebabkan oleh oksidasi dan polimerisasi tionin. Prevalensi kondisi resesif autosom ini diperkirakan 1
asam homogentisik dan meningkat pada pH basa. Namun, urin dalam 200.000 kelahiran hidup. Cena sistationin sintase terle-
asam dapat tidak menjadi gelap setelah beberapa jam ada di tak pada lengan panjang kromosom 21. Pembawa (carrier)
luar. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa urin yang heterozigot biasanya tidak bergejala. Namun, penyakit trom-
menggelap tidak pernah terdeteksi pada penderita, dan diagno- boemboli lebih banyak diderita oleh individu-individu ini di-
sis tertunda hingga masa dewasa, ketika timbul artritis dan ok- banding populasi normal. Sekitar 40Vo penderita yang terkena
ronosis. Okronosis, istilah yang digunakan untuk menggam- berespons terhadap vitamin B6 dosis tinggi dan biasanya
barkan menggelapnya jaringan, sebagai akibat dari akumulasi mempunyai manifestasi klinis lebih ringan daripada mereka
polimer hitam asam homogentisik secara perlahan pada tulang yang tidak berespons terhadap terapi vitamin 86.
rawan dan jaringan mesenkimal yang lain. Okronosis dimani- Bayi-bayi dengan gangguan ini norrnal pada saat lahir.
festasikan secara klinis dengan bintik-bintik gelap menghitam Maniftstasi klinis selama masa bayi tidak spesifik dan dapat
pada sklera atau pigmentasi kehitaman buram pada konjung- meliputi gagal tumbuh dan perkembangan yang terlambat. Di-
tiva, kornea, dan tulang rawan telinga. Hanya artritis yang me- agnosis biasanya dibuat setelah umur 3 tahun, ketika subluk-
rurrakan efek yang buruk pada kondisi ini, yang hampir selalu sasi lensa mata (ektopia lentis) tampak. Hal ini menyebabkan
418 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

Tetrahidrololal cH3-s-(cH2)2-!l1"oo* \>-rn "fi"ffi;-l


o\
I
(THF) Metionin

Dim6til
S-adenosilmetionin
cblC, D, E, F, G glisin
vit B'12 ___{ Metit Cbt \
1..- c""-
I
S-Adenosilhomosistein
THF
5,10-Metilen
T*. @/ T"'
r'
\=@--l ns-(cur).-dn-cau HO-CH2-C-COOH
Serin

?H'z-s-?H'?
H?_NH,
?*.
HC-NH2 COOH
t"""
Sistalionin

cHs-cH2-cooH t_
Asam propionat @fl sistationinemia I

1
I

CH3-CHz-C-COOH +- Ho-cH2-cH2-[:;"*t
A
Asam a-ketobutirat Homos6rln Sistein
.

no.s-"r.-grrl
./l
_ NHa I
Taurin SO3:
Sulfit

@f ","''.?'j'#'l;l
so4=
Sullat

Gambar 71-3. Jalur metabolisme asam amino yang mengandung sulfur. Enzim-enzim: (l)metionin adenosiltransferase; (2) adenosilhomosistein hidrolase; (3)

Gambar 71-5 untuk metabolisme vitamin Brz secara detil.

miopia dan iridodonesis berat (fis yang bergetar). Astigma- rah otak, merupakan hal yang umum terjadi dan dapat timbul
tisma, glaukoma, stafiloma, katarak, lepasnya retina, atrofi op- pada segala usia. Atrofi optik, paralisis, gangguan kejang, kor
tik dapat berkembang kemudian. Biasanya terjadi retardasi pulmonale, dan hipertensi berat (sebagai akibat infark ginjal)
mental progresif. Namun dilaporkan, 1/3 penderita mempu- merupakan konsekuensi serius tromboembolisme, yang meng-
nyai kecerdasan normal. Gangguan psikiatri terjadi pada lebih akibatkan perubahan-perubahan pada dinding vaskuler dan
darr 50Vo penderita. Konvulsi terjadi pada sekitar 20Vo pende- meningkatnya kelekatan trombosit akibat kenaikan kadar ho-
rita. Individu yang terkena dengan homosistinuria mengalami mosistin. Risiko tromboembolisme meningkat dengan adanya
abnormalitas skelet sebagai akibat dari sindrom Marfan (lihat prosedur pembedahan.
Bab 646); mereka biasanya tinggi dan kurus dengan tungkai Peningkatan metionin maupun homosistin (atau homosis-
yang panjang dan araknodaktili. Biasa terjadi skoliosis, pektus tein) dalam cairan tubuh merupakan temuan-temuan laborato-
ekskavatum atau karinum, genu valgum, pes kavus, lengkung rium diagnostik. Urin yang baru harus diuji homosistinnya,
palatum tinggi, dan gigi yang mengumpul (berdesakan). Anak- karena senyawa ini tidak stabil dan dapat hilang jika urin di-
anak ini biasanya mempunyai raut muka jujur, mata biru, dan simpan. Pada plasma, tidak ada sistin atau sangat rendah. Di-
pipi memerah khas. Osteoporesis umum merupakan temuan agnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan enzim pada
roentgenografi utama. Episode tromboemboli yang melibatkan spesimen biopsi hati, biakan fibroblas, atau limfosit yang di-
pembuluh darah kecil maupun besar, khususnya pembuluh da- stimulasi fitohemaglutinin. Diagnosis prenatal dilakukan de-
71 I Delek pada Metatiolisme Asam Amino 419

71-04.tf

Ruang ekstraseluler

-c-cooH
ll
o
Asam cr-ketoisoval€rat Asam d-keto-p-metilvalerat Asam cr-ketoisokaproat

ig, ffixi'l+/ lL---:------j---Jv


CHT
f mfl
QHg
Tiamin(Br) riamin(er)
f v l- -r -' | *
riamin(Br)
-

- / s / /F cHs-cH-cooH
t- I" I" p!
QH"

s€/ G "",-il:""""
nr.r isobutirat
/
cH3-cH?-cH-cooH
"".-"r,-XX1"*,
or"r i-rr,i'u*'r",
Acim ienhillirat "".-XX'-"""-"oo"
isovate;ai
acrm r-matilh"tirai
cH3_cH-cHr_cooH
Asam isovalafat 5E

t/E-/> JI II
rl;sidemial "F
E
c
o9l[ flisovarerarl i
J
o
(Bentukdie0 I Fll nri
Biorin-c-N-Prorein I El
E] I ?""
CH.:g-66Ot
?"'
CH3-cH:c-COoH
?"'
oll I ll CH3-C:GH-CooH
Asam metakrilat Asam tigltk
, / / t
ffiaffiJ
Asam 3-melitkrotonar

eio+tisin / / Ii> :.:lI


ill I /-I I
""I ,:;{t !)i*^
-1":.1
Biotin cH3-c-cH2-cooH
l-''r ?""
HocH,-cH-cooH 9H 9H'
cH3-cH-cH-cooH
ti v< ,/ /l I oH
l / / I Asam s-hidroksiisobutirat Asam
a-hidroksiisobutirat i-metit-3-hidroksibutirat
i_metil-3_hidroksibutirat i"-
LH.
Asam 3-hidroksiisovalerat
3-hidroksiisovale
- IJ A'dyrl
II
roo"-"r"-t:"H-cooH
Tl metakrilatl nsam3l-metitgtutakonat
-l
H eH" I 9H" ffisid*.
o:t-J"-"ooH cH,-d-Cn-cooH f l3-metilglutakon4
' I I Semialdehid Asam 2-metilaseloasetat
Asam z-metitasetoaset AH"
Hg-?H asam meritmatonat / a t- -
tt N,--Atd"rl^-1 '
HOOC-CHr-q-CH2-COOH
_-1-\\ v H,c\6/?(cH,)1-cooH
'/-,'
H,c\^/?(cH,)1-cooH |.
u H
o H
Il\ CO.
na- /
fn | z-metitasetoasetar |
,^< lz-meiiiai.to"."tar J"
+ Asam 3-hidroksi-3-metilglutarat
I

Biotin l\ / lq^m mevalonai


Asam mavat.

cH. coz I D< F.id".i"


.t""l"*l
//
Asidemia mevalonat

+----------r Asam s-fosJomevalonal I f- I

lSlf1l;i?3tl-ffi--^Tilfl;:l$H[fl.ffiil.
"oo"-t"-"ooH "".-""1-", ^r'o.t
3-hidroksF3-metilglutarat
non,o il"^".[i;.?il ubqu
Asidsmia

L -5 rreonrn J\
Hooc-9H-cooH Asam melilsitrat
_J l- Metionin "z'4t' ''/ Asam
--
i
CH"
---------------- \ ---'--i
asetoasetat + Asetit KoA

Asam r.-mlttmatonat \//'t /-:\ Nretronrn \9 I

Asamsuksinar -ll-
'tt//\'"b€ ^ vr/,,",'
-)'/\ cbl*2
I t\ r
-- l'H2O l\n
COz +
\
,,' .,.
cbrD {I
cbrc I MMA; Hctr I
oHcbt{ %/A

,A-Y\
Sltosol
@
Ruang eksraseluler

Gambar 7L-4. Jalur metabolisme asam amino berantai cabang, biotin, dan vitamin Bq2 Gobalamin). Banyak dari senyawa antara (asam organik) yang dimetabo-
lisasi melalui derivat koenzim A (KoA). Untuk menyederhanakan, jalur ini tidak diindikasikan pada semua kasus. MMA = asidemia metilmalonat; HCU = homo-
sistinuria; Cbl = kobalamin; OHCbI = hidroksikobalamin; cbl = defek pada metabolisme kobalamin; TC = transkobalamin.
420 BAGIANX J Penyakit-Penyakit Metabolik

ngan pemeriksaan enzim biakan sel-sel amnion atau villi kori- 3). Gena untuk enzim ini terletak pada lengan pendek kromo-
onik. Jumlah mutasi yang meningkat telah diketahui pada som 1. Kondisi ini diturunkan sebagai sifat resesif autosom
keluarga yang berbeda. dan hingga tahun 1994, dilaporkan ada 40 kasus.
Pengobatan dengan vitamin 86 dosis tinggi (200-1.000 Tingkat keparahan defek enzim d.an manifestari ktirirnyu
mgl24 jam) menyembuhkan secara dramatis pada penderita sangat bervariasi pada berbagai keluarga. Jika aktivitas enzim
yang berespons terhadap terapi ini, namun beberapa penderita tidak ada sama sekali, akibatnya adalah episode apnea neona_
mungkin tidak berespons karena deplesi folat; karenanya, se- tus dan serangan kejang mioklonik yang dapat dengan cepat
orang penderita tidak boleh dianggap tidak berespons terhadap menyebabkan koma dan kematian. Defisienii sebagian dapat
vitamin 86 hingga asam folat (l-5 mg/24 jam) telah ditambah- mengakibatkan gambaran klinis yang lebih kronis, yang di_
kan ke regimen pengobatannya. Pembatasan konsumsi metio- manifestasikan dengan retardasi mental, konvulsi, mikrosefali,
nin digabungkan dengan suplementasi sistein direkomendasi- dan spastisitas. Seorang penderita berusia 15 tahun mengalami
kan untuk semua penderita tanpa melihat responsnya terhadap skizofrenia dan gangguan mental pada usia 11 tahun. Manifes_
vitamin B6. Betain (trimetilglisin, 6-9 g/24 jam), yang juga tasi dari defisiensi enzim ini yang telah dilaporkan hanya pe_
berperan sebagai donor kelompok metil, menurunkan kadar nyakit vaskuler prematur atau neuropati perifer. Seorang pen_
homosistein dalam cairan tubuh dengan metilasi kembali ho- derita dewasa sama sekali tidak bergejala.
mosistein menjadi metionin. Penanganan ini telah menghasil- Pemeriksaan labotatorium menemukan homosistinemia
kan perbaikan klinis pada penderita yang tidak responsif ter- dan homosistinuria sedang. Konsentrasi rnetionin rendah atau
hadap terapi vitamin 86. normal rendah. Temuan ini membedakan kondisi ini dari ho_
Homosistinuria sebagai Akibat Defek Pembentukan Metilko- mosistinuria klasik yang merupakan akibat dari defisiensi sis_
balamin (Homosistinuria Tipe ll). Metitkobalamin adalah kofak- tationin sintase. Tidak adanya anemia megaloblastik membe_
tor untuk enzim metionin sintase, yang mengkatalisis reaksi dakan kondisi ini dengan homosistinuria yang merupakan aki-
metilase kembali dari homosistein menjadi metionin. Paling ti- bat dari pembentukan metilkobalamin (lihat sebelumnya).
dak terdapat lima defek yang berbeda pada metabolisme ko- Tromboembolisme pembuluh darah juga telah ditemukan pada
balamin intraseluler yang'mungkin terkait dengan pemben- penderita-penderita ini. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan
tukan metilkobalamin. Lima defek tersebut disebut cblC, cb[D, pemeriksaan enzim pada biakan fibroblast, dan leukosit.
cblE, dan cbIF (llhat Gb. 71-3 dan 7l-4). Namun, sifat defek Pengobatan dengan kombinasi asam folat, vitamin Be, vi-
tersebut secara pasti tidak diketahui. Penderita dengan defek tamin B12, suplementasi metionin, dan betain telah dicoba.
cblC, cb[D, dan cblF, selain menederita homosistinuria juga Dari semua ini, pengobatan awal dengan betain tampaknya
menderita asiduria metilmalonat karena pembentukan adeno- mempunyai efek yang paling menguntungkan.
silkobalamin maupun metilkobalamin terganggu (lihat Bab . HIPERMETIONINEMIA. Meningkatnya konsenrrasi merionin
71.6). Penderita dengan defek cblE dan cblG tidak dapat mem- plasma terdapat pada penyakit hati, tirosinemia tipe I, dan ho-
bentuk metilkobalamin dan menderita homosistinuria tanpa mosistinuria tipe L Hipermetioninemia juga ditemukan pada
asiduria metilmalonat (lihat Gb. 71-5); hingga tahun 1994, bayi prematur dan beberapa bayi cukup bulan dengan diet pro-
hanya ada sedikit penderita yang menderita dua defek di atas tein tinggi, pada bayi-bayi ini mungkin terjadi penundaan pe-
(9 cbtE,14 cblGS. matangan enzim metionin adenosiltransferase; penurunan
Manifustasi kl,inisnya sama untuk semua penderita dengan konsumsi protein biasanya dapat menyembuhkan abnormalitas
defek-defek di atas. Muntah-muntah, nafsu makan yang buruk, ini. Telah dilaporkan hipermetioninemia yang disebabkan oleh
letargi, hipotonia, dan perkembangan terlambat dapat timbul defisiensi metionin adenosiltransferase hati. Anak-anak ini
pada usia beberapa bulan. Namun, seorang penderita dengan didiagnosis pada periode neonatus pada saat skrining untuk
defek cblG tidak bergejala (kecuaii adanya penghambatan per- homosistinuria dan tetap tidak bergejala selama paling tidak
kembangan ringan) hingga berusia 21 tahun, pada saat itu baru I 3 tahun.
dia mengalami kesulitan dalam berjalan dan timbul ketidak- SISTATIONINEMIA. Sistationin, metabolit anrara degradasi
pekaan pada tangan. Pemeriksaan laboratorium menemukan metionin, biasanya dipecah oleh sistationase menjadi sistein
anemia megaloblastik, homosistinuria, dan hipometioninemia. dan homoserin (lihat Gb. 7l-3). Enzim ini memerlukan vita-
Adanya hipometioninemia dan anemia megaloblastik membe- min Be sebagai kofaktor. Sistationase tidak ada pada hati janin
dakan defek ini dengan homosistinuria yang berasal dari de- normal dan bayi baru lahir, dan dengan demikian sistein men-
fisiensi sistationin sintase atau defisiensi metilentetrahidrofolat jadi asam amino esensial selama masa bayi baru lahir, khu-
reduktase. susnya pada bayi prematur.
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan yang dilakukan Sistationuria terjadi pada penderita dengan defisiensi vita-
pada t';akan fibroblast. Diagnosis prenatal dilakukan dengan min Be atau B12, penyakit hati (khususnya bila defek hati me-
pemeriksaan biakan sel amnion. rupakan akibat galaktosemia), tirotoksikosis, hepatoblastoma,
Pengobatan dengan vitamin Bn (1-2 mg/24 jam) efektif neuroblastoma, ganglioblastoma, atau defek pada remetilasi
untuk menyembuhkan temuan-temuan klinis dan biokimia pa- homosistein (homosistinuria tipe II dan III).
da penderita ini. Defisiensi sistationase mengakibatkan sistationinuria masif
Homosistinuria sebagai Akibat Defisiensi Metilentetrahidro- dan sistationinemia ringan hingga sedang; sistationin biasanya
folat Reduktase (Homosistinuria Tipe lll). Enzim ini mereduksi tidak terdeteksi dalam darah secara normal. Defisiensi enzim
5-10 metilentetrahidrofolat menjadi 5-metiltetrahidrofolat, ini diwariskan sebagai sifat resesif autosom. Subjek yang ter-
yang memberikan kelompok metil yang diperlukan untuk kena dengan manifestasi klinis yang sangat bervariasi telah di-
rnetilasi kembali homosistein menjadi metionin (lihat Gb. 71- laporkan. Tidak adanya gambaran klinis yang konsisten dan
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 421

adanya sistationinuria pada sejumlah orang nornal memberi kasus-kasus yang terpisah, diduga disebabkan oleh defisiensr
kesan bahwa defisiensi sistationase mungkin tidak memiliki berbagai macam enzim yang terlibat dalam metabolisme trip-
arti klinis. Mayoritas kasus yang dilaporkan responsif terhadap tofan, namun tidak satupun dalam kasus-kasus tersebut yang
pemberian vitamin 86 dosis tinggi secara oral (100 mg atau le- mengalami defisiensi enzim yang didokumentasikan dengan
b1h/24 jam). Bila sistationinuria ditemukan pada seorang pen- pemeriksaan langsung terhadap aktivitas enzim. Lagipula, ka-
derita, pengobatan dengan vitamin 86 agaknya terindikasi, rena jarangnya penderita yang dilaporkan, hubungan antara
namun efek menguntungkannya belum dipastikan. gejala-gejala dan defisiensi enzim tetap belum pasti. Maka,
pada seksi ini hanya didiskusikan gangguan metabolisme
triptofan yang telah didokumentasikan dengan baik. Gangguan
71.4 Sistein/Sistin metabolisme triptofan yang paling lazim adalah gangguan
Iraj Rezvani Hartnup.
GANGGUAN HARTNUP. Pada gangguan resesif aurosom ini,
Sistein adalah asam amino nonesensial yang mengandung diberi nama berdasarkan keluarga yang dilaporkan pertama
sulfur yang disintesis dari metionin (lihat Gb. 71-3). Dalam kali terkena, terdapat defek tunggal pada pengangkutan asam
kondisi ada oksigen, dua molekul sistein dioksidasi menjadi amino monoamino-monokarboksilat (asam amino netral) oleh
sistin. Gangguan metabolisme sistein/sistin yang paling mukosa intestinum dan tubulus ginjal. Kondisi ini diduga dise-
umum, adalah sistinuria (lihat Bab 501) dan sistinosis (lihat babkan oleh defek gena pengangkut asam amino yang terletak
Bab 383.3), yang dibahas di bagian lain. pada komosom 2.
DEFISIENSI SULFIT 0KSIDASE (Defisiensi Kofahor Molibde- Data dari skrining urin rutin terhadap bayi baru lahir telah
num). Pada tahap terakhir metabolisme sistein. sulfit dioksidasi menunjukkan bahwa kebanyakan anak dengan defek Hartnup
menjadi sulfat oleh sulfit okfidase, dan sulfat diekskresikan tetap tidak bergejala. Manifestasi klinis utama pada penderita
melalui urin. Enzim ini membutuhkan kompleks molibdenum- bergejala yang jarang adalah fotosensitivitas kulit. Kulit men-
pterin yang disebut kofaktor molibdenum. Kofaktor ini juga jadi kasar dan merah setelah ada di bawah sinar matahari yang
penting bagi fungsi dua enzim lain pada manusia, xantin dehi- tidak terlalu lama, dan jika ada di bawah sinar matahari agak
drogenase (yang mengoksidasi xantin dan hipoxantin menjadi lama, dapat mengalami ruam seperti pelagra. Ruamnya dapat
asam urat) dan aldehid oksidase. Kebanyakan penderita yang gatal, dan eksim kronis dapat timbul. Perubahan kulit telah di-
pada mulapya didiagnosis mempunyai defisiensi sulfit oksi- laporkan pada penderita berusia 10 hari. Beberapa penderita
dase telah terbukti mempunyai defisiensi kofaktor molibde- dapat mengalami ataksia intermiten dengan atau tanpa ruam
num. Kondisi ini diwariskan sebagai sifat resesif autosom. kulit. Defisiensi mental, yang mungkin merupakan temuan in-
Kedua defisiensi tersebut mempunyai manifestasi klinis sidentil pada keluarga aslinya, telah dilaporkan pada hanya
yang identik. Menolak untuk makan, muntah-muntah, serang- satu kasus tambahan anak wanita yang menderita ensefalopati
an kejang (tonik, klonik, dan mioklonik), dan penghambatan berat. Perubahan-perubahan psiklogis secara episodik, seperti
perkembangan berat yang dapat berkembang dalam beberapa iritabilitas, ketidakstabilan emosi, dan kecenderungan bunuh
bulan setelah lahir. Dislokasi bilateral lensa okuler merupakan diri, telah diamati; perubahan-perubahan ini biasanya terkait
temuan yang lazim pada penderita yang selamat pada periode dengan ataksia.
neonatus. Identifikasi anak tidak bergejala dengan defek Hartnup
Anak ini mengekpkresikan sulfit, tiosulfat, S-sulfosistein, memberi kesan bahwa defek ini mungkin hanya gangguan ri-
xantin, dan hipoxantiii'dalam jumlah besar melalui urin. Kadar ngan. Polimorfisme klinis mungkin terkait dengan tingkat ke-
asam urat urin dan serup serta konsentrasi sulfat urin menu- parahan defek, khususnya pada mukosa intestinum. Penderita
run. Uji akan adanya sulfit dalam urin dapat diskrin dengan dengan defek berat dapat mengalami defisiensi asam amino
lembaran (strip) pengujian yang tersedia di pasaran (lembaran yang nyata pascastres minor seperti diare atau diet protein ren-
Macherey-nagel atau lembaran uji sulfit Quntofix). Harus di- dah dan dapat menjadi bergejala. Teori ini juga menerangkan
gunakan urin segar untuk tujuan skrining dan untuk kuantifi- gejala alamiah episodik dan panjangnya interval penyembuhan
kasi pengukuran sulfit, karena oksidasi pada suhu kamar dapat spontan pada penderita dengan gangguan Hartnup. Defek
memberikan hasil negatif palsu. Hartnup, dengan prevalensi keseluruhan 1 dalam 24.000 (ki-
Diagnosis dikonfirmasi dengan mengukur sulfit oksidase sarannya I dalam 18.000-42.000), termasuk gangguan asam
dan kofaktor molibdenurn masing-masing pada fibroblast dan amino yang paling lazim pada manusia. Wanita hamil dengan
biopsi hati. Diagnosis prenatal dilakukan dengan pemeriksaan gangguan Hartnup tidak memberikan efek buruk bagi ibu
aktivitas sulfit oksidase pada biakan sel amnion atau pada maupun janin.
sampel villi korionik Temuan laboratorium utama adalah aminoasiduri a, yarrg
Tidak ada pengobatan yang efektif, dan kebanyakan anak terbatas pada asam amino netral (alanin, serin, treonin, valin,
meninggal selama umur 2 tahun

71'5 Triptofan
pertama.
' leusin, isoleusin, f'enilalanin, tirosin, triptofan, dan histidin).

iTi"i'#",];?-:'"Tfi'#H;:";llru':Jj;:ffi".Ti1,
gangguan Hartnup dengan aminoasiduria karena sebab lain se-
Iraj Rezvani perti sindrom Fanconi. Konsentrasi asam amino netral plasma
biasanya dalam batas normal. Penemuan yang agaknya tidak
Triptofan merupakan asam amino esensial dan prekursor diharapkan ini disebabkan oleh absorpsi asam amino sebagai
ur,.uk asam amino nikotinat dan serotonin (Gb. 71-5). Pada dipeptida karena pada gangguan Hartnup, sistem transpor un-
422 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabotik

Sintesis protein

1
I

NH" NH"
1"t_-__cn,-CH-cooH HO l-
t.iltl
\llr- BHo BH,
Ilvtrt'l--TcH2-cH_cooH
lndol Triptotan
^\/
@
5-OH-trlptolan

t.r,
J

J
@r+
? NH"
,4\
rl--r
Vtt/
r
-o-s-oK
(Y8
-4-_, -Q_CH"_CH_COOH
v'N-c:o
HH
T"' HO I.
Y/ )r---rrcH2_cH2
tilil
vtt'

lndikan
Formilkinurenin

rn vitro I
j
i
G;T:\D
J

I
.1.
Asam 5-OH-indoleasetat
Biru indigo f;cooH
(--N' -lJ
l-si"d;l
popor uiru Asam nikotinat
I I

*Hipe*enilalaninemia
Gambar 71-5. Jalur metabolisme triptofan. sebagai akibat dari defisiensi tetrahidrobiopterin (lihat cb. 7l-1).

i
tuk peptida kecil tetap utuh. Derivat indol (terutama indikan)
biasanya diekskresikan dalam jumlah besar pada gangguan ini
71.6 Vatin, leusin, Isoleusin, dan
sebagai akibat dari pemecahan triptofan yang tidak terserap Asidemia Organik T erkuit
yang ada dalam saluran pencernaan oleh bakteri.
Iraj Rezvani
Pengobatan dengan asam nikotinat atau nikotinamida (50-
300 g/24 jam) dan diet tinggi-protein memberikan respons Tahap awal dari degradasi tiga asam amino esensial ini,
yang baik pada penderita bergejala. asam amino berantai cabang, sama (lihat Gb. 7l-4). Meskipun
valin transaminase mungkin berbeda dengan leusin-isoleusin
DEFISIENSI SEROTONIN. Tahap pertama dalam sinresis se-
ffansaminase, hanya satu sistem enzim (asam c[-keto berantai
rotonin adalah hidroksilasi triptofan oleh triptofan hidroksi-
cabang dehidrogenase) yang terlibat dalam karboksilasi deri-
lase. Enzim ini membutuhkan tetrahidrobiopterin sebagai
vat tiga asam keto tersebut. Semua metabolit antaranya adalah
kofaktor. Defek pada metabolisme biopterin (lihat Bab 71.1)
asam organik, dan defisiensi semua enzim degradatif, kecuali
menyebabkan defisiensi serotonin selain fenilketonuria (FKU).
transaminase, menyebabkan asidosis; pada keadaan demikian,
Kenyataan ini menjelaskan mengapa pengobatan penderita
asam organik sebelum blokade enzimatik berakumulasi dalam
FKU akibat defek biopterin dengan diet rendah fenilalanin saja
cairan tubuh dan diekskresikan melalui urin. Gangguan ini
tidak mencegah manifestasi neurologis.
menyebabkan asidosis metabolik yang berat, yang biasanya
INDIKANURIA (Malabsorpsi Triptofan). Kondisi ini timbul timbul selama umur beberapa hari pertama. Meskipun seba-
bila triptofan, ya.ng diabsorbsi jelek pada saluran pencernaan, gian besar temuan klinis tidak spesifik, beberapa manifestasi
dikonversikan menjadi indol oleh bakteri. Indol diabsorbsi, memberikan kunci untuk mengetahui sifat defisiensi enzim.
dioksidasi, disulfatasi, dan diekskresikan sebagai indikan (lihat Pendekatan untuk menduga bayi yang dicurigai menderita
Gb. 71-5). Indikanuria biasanya terjadi jika terjadi stasis di asidemia organik disajikan pada Gambar 71-6. Diagnosis defi-
usus besar, seperti konstipasi, atau pada sindrom lengkungan nitif biasanya ditegakkan dengan mengidentifikasi dan mengu-
buntu (blind loop syndrome), juga pada gangguan Hartnup, di- kur asam organik tertentu pada cairan tubuh, terutama urin,
mana absorbsi triptofan buruk, dan pada fenilketonuria. Sjn- dan dengan pemeriksaan enzim.
drom popok biru (bllue diaper), gangguan pada keluarga, Asidemia organik tidak terbatas pada defek jalur kata-
ditandai dengan hiperkalsemia, nefrokalsinosis, dan indika- bolisme asam amino berantai-cabang. Gangguan-gangguan
nuria, nama sindrom ini berasal dari kenyataan bahwa indikan yang menyebabkan akumulasi asam organik lain meliputi
dioksidasi menjadi biru indigo bila terpajan dengan udara. gangguan yang berasal dari lisin (lihat Bab 7l.l}), gangguan
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 423

Tanda-tanda yang lazim


Menolak makan
Muntah
Asidosis
D€hidrasi
Neutropenia

-T-
Ketosls Tidak ada ketosis

l:
Tldak ada manilestasi kulit Manilestasi kulit
1. Asidemia 3-hidroksF3-metll-
glutarat
2. Delisiensi asil KoA dehidro-
- genase

Tidak berbau Bau khas

1. Asidemia metilmalonat
2. Asidemia propionat
3. Detisiensi ketotiolase

Gambar 71-6, Pendekatan klinis pada bayi dengan asidemia organik. Bintang menunjukkan gangguan-gangguan dimana penderita mempunyai bau yang khas
(lihat teks dan Tabel 70-l).

yang terkait dengan asam laktat (lihat Bab 73), dan asidemia genase dan o-ketoglutarat dehidrogenase. Defisiensi sistem
dikarboksilat yang terkait dengan degradasi asam lemak yang enzim ini menyebabkan MSUD (lihat Gb. 71-4), diberi nama
rusak (lihat Bab 72.1). setelah ditemukan adanya bau sirup mapel pada cairan tubuh,
DEFISIENSI AMINOTRANSFERASE RANTAI'CABANG. Dila- khususnya urin. Telah dilaporftan'beberapa bentuk dari kondi-
porkan hanya satu gadis Jepang dengan hipervalinemia dan si ini.
dua bersaudara kandung dari Perancis dengan hipedeusin- MSUD Klasik. Bentuk ini mempunyai manifestasi klinis
isoleusinemia. Gejala-gejalanya tidak spesifik (kegagalan un- yang paling parah. Bayi yang terkena yang adalah normal pa-
tuk tumbuh, serangan kejang, defisiensi mental). Bayi dengan da saat lahir, selama umur satu minggu menjadi buruk nafsu
hipervalinemia, konsentrasi valin darah dan urin meningkat, makannya dan muntah-muntah; letargi dan koma terjadi dalam
sedang kadar leusin dan isoleusin normal. Pada leukosit terjadi beberapa hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan hipertonisitas
gangguan transaminasi valin. Saudara kandung dengan hiper- dan kekakuan otot dengan opistotonus yang parah. Periode hi-
leusin-isoleusinemia, konsentrasi leusin, isoleusin, dan prolin pertonisitas dapat bergantian dengan serangan flasiditas. Te-
plasma meningkat, sedang kadar valin normal. Pemeriksaan muan-temuan neurologis sering kali disalahartikan sebagai
leukosit tidak menunjukkan ketidaknormalan asam keto beran- sepsis umum dan meningitis. Konvulsi terdapat pada keba-
tai-cabang dehidrogenase atau valin aminotransferase, namun nyakan bayi, dan hipoglikemia umum terjadi. Namun, berbeda
terdapat 50% penurunan dalam leusih dan isoleusin amino- jauh dengan kebanyakan tahap-tahap hipoglikemia, memper-
transferase. Urin bayi ini tidak mengandung asam keto beran- baiki konsentrasi glukosa darah tidak memperbaiki kondisi
tai-cabang dan juga tidak berbau sirup mapel. klinis. Pemeriksaan laboratorium rutin biasanya tidak nyata,
Adanya hipervalinemia dan hiperleusin-isoleusin sebagai kecuali untuk asidosis metabolik yang parah. Kematian biasa-
ke.iadian yang terpisah menunjukkan bahwa mungkin terdapat nya terjadi pada penderita yang tidak ditangani dalam umur
lebih dari satu aminotransferase untuk asam amino-asam beberapa minggu atau bulan.
amino ini. Diagnosis sering kali didasarkan pada bau khas sirup ma-
PENYAKTT URIN SIRUP MAPEL (MAPEL SYRUP URINE DIS- pel pada urin, keringat, dan serumen (lihat Gb. 71-6). Diagno-
EASE [MSUD]). Dekarboksilasi leusin, isoleusin, dan valin dila- sis biasanya dikonfirmasi dengan analisis asam amino yang
kukan oleh sistem enzim kompleks (asam cx'-keto berantai- menunjukkan kenaikan yang nyata pada kadar leusin, isole-
cabang dehidrogenase) yang menggunakan tiamin pirofosfat usin, valin, dan aloisoleusin (stereoisomer isoleusin normalnya
sebagai koenzim. Enzim mitokondria ini terdiri dari empat tidak ditemukan dalam darah) plasma dan depresi alanin. Ka-
subunit: Etcr, EtB, Ez, dan El. Dalam tubuh, subunit E: dar leusin biasanya lebih tinggi daripada kadar tiga asam
berbagi dengan dua dehidrogenase lain, yaitu piruvat dehidro- amino yang lain. Urin mengandung kadar leusin, isoleusin,
424 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabotik

dan valin yang tinggi dan asam keto turunannya. Asam keto MSUD Responsif-Tiamin. Telah dilaporkan, anak dengan
ini dapat dideteksi secara kualitatif dengan menambahkan be- MSUD bentuk ringan atau intermiten yang diobati dengan tia_
berapa tetes reagensia 2,4-dinitrofenilhidrazin (O,l%o dalam min dosis tinggi menunjukkan perbaikan klinis dan biokimia
HCl0,1 N) ke dalam urin;presipitar kuning dariZ-4 difenilhi- yang dramatis. Meskipun beberapa anak responsif terhadap
drazon yang terbentuk menunjukkan hasil uji positif. pengobatan dengan 10 mg/24jam tiamin, beberapa anak yang
Penanganan dari tahap akut adalah dengan penghilangan lain rnembutuhkan hingga 200 mg/Z4jam selama paling tidak
secara cepat asam amino berantai cabang dan metabolitnya da- 3 minggu sebelum tampak adanya respons.
ri jaringan dan caiian tubuh. Karena clearence ginjal terhadap
Bentuk MSD Lain. Tiga penderita dengan kombinasi keroa_
.senyawa-senyawa ini jelek, hidrasi saja tidak memberikan per- siduria berantai-cabang dan asidosis laktat telah dilaporkan.
baikan yang cepat. Dialisis peritoneum merupakan terapi yang
Penderita-penderita ini diyakini mengalami defisiensi subunit
paling efektif dan harus segera dilakukan; penurunan kadar le-
E3 yang disebabkan oleh gangguan fungsional piruvat dehi_
usin, isoleusin, dan valin plasma yang nyata biasanya terlihat
drogenase dan c-ketoglutarat dehidrogenase disamping defisi_
dalam 24 jam setelah penanganan. Juga harus dilakukan usa-
ensi asam keto berantai-cabang dehidrogenase. Bayi menderita
ha-usaha untuk menghentikan tahap katabolik penderita de-
asidosis dan hipotonia pada periode neonatus yang menjelek
ngan memberikan kalori yang cukup secara intravena atau
menjadi menderita ataksia, ganggauan neurologis berat, dan
oral.
kematian pada awal masa anak. penderita-penderita ini meng_
Penanganan setelah sembuh dari tahap akut membutuhkan
ekskresikan laktat, piruvat, dan o-ketoglutarat, dan tiga asam
diet rendah asam amino berantai cabang. Sekarang tersedia se-
keto berantai-cabang dalam julah besar melalui urin.
cara komersial formula sintetis yang tidak rnengandung leusin,
isoleusin, dan valin.* Karena asam amino ini tidak dapat disin- Genetika dan Prevalensi MSUD. Semua benruk gangguan ini
tesis secara endogen, sedikit asam amino ini harus ditambah- diwariskan sebagai sifat resesif autosom. Defisiensi subunit
kan pada diet; jumlah yang ditambahkan harus diukur dengan enzim yang berbeda dapat bertanggung jawab atas variabilitas
cermat der.rgan sering melakukan analisis asam amino plasma. klinis dan biokimia yang luas pada keluarga yang berbeda.
Kondisi klinis menyerupai akrodermatitis enteropatika timbul Penderita dengan bentuk klasik mengalami defisiensi subunit
pada penderita yang konsentrasi isoleusin plasmanya sangat E1o, ElB, atau Ez. Tiap subunit enzim bertempat dalam kro_
rendah; penambahan isoleusin pada dietnya menyebabkan pe- mosom yang berbeda. Gena untuk Eloc terletak pada lengan
nyembuhan yang cepat dan sempurna. Penderita dengan panjang kromosom 19, untuk E1B pada lengan pendek kromo-
MSUD harus tetap melakukan diet sepanjang hidupnya. som 6, untuk Ez pada lengan pendek kromosorn 1, dan untuk
Prognosis jangka panjang penderita tetap dipantau. Ketoa- .
E3 pada lengan panjang kromosom 7. penderita bentuk ringan
sido_sis, edema otak yang parah, dan kematian dapat terjadi da- dan intermiten dapat juga "heterozigot ganda', dengan dua
alele mutan yang berbeda. Aktivitas enzim dapat djukur dalam
-!rif situasi stres seperti infeksi atau pembedahan. Defisit men-
tal dan neurologis merupakan sekuele yang umum terjadi. leukosit dan fibroblast, sehingga memungkinkan untuk mendi-
MSUD lntermiten. Pada bentuk MSUD ini, anak yang tam- agnosis heterozigot dan janin yang terkena. Insiden di Ame-
paknya normal menjadi muntah-muntah, berbau sirup mapel, rika Serikat sekitar I dalam 200.000; namun, pada ras Me-
ataksia, letargi, dan koma selama stres seperti infeksi atau nonit, bentuk klasik lebi\ umum terjadi.
pembedahan. Selama terjadinya serangan ini, temuan-temuan ASIDEMIA ISOVALERAT. Kondisi yang jarang terjadi ini
laboratorium tidak dapat dibedakan dari bentuk klasik, dan ke- merupakan akibat dari defisiensi isovaleril KoA dehidroge-
matian dapat terjadi. Penanganan untuk bentuk ini sama de- nase, yang mengkatalisis konversi asam isovalerat menjadi
ngan untuk bentuk klasik. Setelah penyembuhan, meskipun asam 3-metilkrotonik pada jalur degradasi leusin (lihat Gb. 71-
diet normal dapat ditoleransi, tetap direkomendasikan diet ren- 4). Asidemia isovalerat diwariskan sebagai sifat resesif auto-
dah asam amino berantai cabang. Aktivitas dehidrogenase pa- sorn. Gena ini terletak pada lengan panjang kromosom 15.
da penderita dengan bentuk intermiten ini lebih tinggi daripada Frekuensi gena pada populasi umum tidak diketahui.
dengan bentuk klasik dan dapat mencapai 8-16%o dari aktivitas Manifestasi klinis pada bentuk yang akut meliputi muntah
normal. dan asidosis berat pada usia beberapa hari pertama. Terjadi ke-
MSUD Ringan (lntermediate). Pada bentuk ini, anak yang lesuan, konvulsi dan koma, dan kematian dapat terjadi jika ti-
terkena mengidap penyakit yang lebih ringan setelah periode dak dimulai terapi yang tepat. Muntah mungkin cukup berat
neonatis. Mereka biasanya mengalami retardasi mental ringan untuk memberi kesan stenosis pilorus. Bau "kaki manis" yang
atiru sedang; mempunyai kadar leusin, isoleusin, dan valin khas dapat ada (lihat Gb. 71-6). Bentuk penyakit yang lebih ri-
plasma yang meningkat; dan mengekskresikan derivat asam ngan juga ada yang mana manifestasi klinis pertama (muntah,
keto asam-asam amino ini pada urinnya. Mereka biasanya ber- lesu, asidosis, atau koma) mungkin tidak muncul sampai bayi
bau sirup mapel. Anak-anak ini umumnya didiagnosis selama berumur beberapa bulan atau beberapa tahun (bentuk inter-
sakit intercunent ketika tanda-tanda dan gejala-gejala MSUD miten konis).
klasik timbul. Aktivitas dehidrogenas eny a 2-8Vo normal. Kare- Penemuan laboratorium menunjukkan ketoasidosis berat,
na penderita dengan MSUD responsif-tiamin biasanya me- neutropenia, trombositopenia dan kadang-kadang pansitope-
miliki manifestasi sama dengan pada bentuk ringan, percobaan nia. Hipokalsemia dan hiperamonemia sedang sampai berat
terapi ti amin direkomendasikan. dapat ada pada beberapa penderita. Kenaikan dalam ammonia
plasma dapat memberi kesan defek dalam siklus urea. Namun,
pada keadaan yang kedua ini bayi tidak asidosis. Hiperglike-
Formula MSUD, Mead Johnson Laboratories, Evansville, Indiana mia dapat ada pada beberapa penderita.
71 I Defek pada Metabolisme Aeam Amino 425

Diagnosis ditegakkan dengan peragaan kenaikan yang jelas Tanda-tanda laboratorium meliputi asidosis metabolik, ke-
asam isovalerat dan metabolitnya (isovalerilglisin, asam 3- tosis, dan adanya asam organik seperti asam laktat, asam pro-
hidroksiisovalerat) pada cairan tubuh, terutama urin. Asam pionat, asam 3-metilkrotonat, 3-metilkrotonilglisin, dan asam
isovalerat mudah menguap dan dapat hilang dari urin jika spe- 3-hidroksiisovalerat dalam cairan tubuh. Hiperamonemia yang
simen tidak ditangani idengan tepat; namun, isovalerilglisin bermakna telah terjadi pada beberapa penderita. Bayi ini dapat
merupakan senyawa yang stabil yang lebih dapat dipercaya juga menderita imunidefisiensi yang dimanifestasikan dengan
untuk tujuan diagnostik. Pengukuran enzim pada biakan fibro- penurunan dalam jumlah sel T.
blas kulit memperkuat diagnosis. Diagnosis intrauterin telah Pengobatan dengan biotin (10 mgl24 jam) mengakibatkan
disempurnakan dengan pengukuran isovalerilglisin dalam cair- respons dramatik. Diagnosis prenatal telah ditegakkan dengan
an amnion. cra-cara pemeriksaan aktivitas enzim pada biakan sel amnion
Pengobatan serangan akut ditujukan pada hidrasi, koreksi dan dengan pengukuran metabolit antara (3-hidroksiisovalerat
asidosis metabolik (dengan infus natrium bikarbonat), dan dan metil sitrat) dalam cairan amnion. Pengobatan prenatal ibu
pembuangan kelebihan asam isovalerat. Karena isovalerilgli- dengan biotin telah menghasilkan keturunan normal pada dua
sin mengalami pembersihan urin (clearance) yang tinggi, wanita yang padanya ditegakkan diagnosis prenatal defisiensi
pemberian glisin (250 mgkg/24 jam) dianjurkan untuk mem- holokarboksilase sintetase.
perbesar pembentukan isovalerilglisin. Karnitin Q}iA mgkgl24 Defisiensi Biotinidase (Defisiensi Karboksilase Multipel-
jam) juga menaikkan pembuangan asam isovalerat dengan Bentuk Juvenil atau Lambat). Tidak adanya biotinidase menye-
pembentukan isovaleril karnitin, yang dieksresi dalam urin. babkan defisiensi biotin. Prevalensi sifat resesif autosom ini
Kalori yang adekuat harus diberikan secara oral atau intravena diperkirakan 1 dalam 60.000.
untuk meminimalkan status katabolik. Pada penderita dengan Bayi dengan defisiensi ini dapat mengernbangkan manifes-
hiperamonemia bermakna (amonia darah >200 pM) cara-cara tasi klinis yang serupa dengan manifestasi klinis yang dilihat
yang menurunkan ammonia darah harus dilakukan (Bab pada bayi dengan defisiensi holokarboksilase sintetase, tetapi
71.10). Transfusi tukar dan dialisis peritoneum mungkin diper- tidak seperti yang terakhir, gejala-gejala dapat muncul dike-
lukanjika cata-cara di atas gagal menginduksi perbaikan klinis mudian hari ketika anak tersebut berumur beberapa bulan atau
dan biokimia yang bermakna. Penderita harus dipertahankan beberapa tahun. Keterlambatannya agaknya karena adanya
pada diet rendah protein (1,0-1,5 gkg/24jam) dan harus diberi biotin bebas yang cukup yang berasal dari ibu atau dietnya.
tambahan glisin dan karnitin sesudah penyembuhan dari se- Dapat terjadi dermatitis atopik atau seborroika, alopesia, atak-
rangan akut. Pankreatitis (bentuk akut dan berulang) telah dila- sia, kejang-kejang mioklonik, hipotonia, perkembangan ter-
porkan pada yang bertahan hidup. Perkembangan.normal larnbat, kehilangan pendengaran dan imunodefisiensi. Pengu-
dapat dicapai dengan pengobatan awal dan tepat. kuran bionitidase pada 100 anak Jepang dengan dermatitis se-
borroika yang tidak sembuh-sembuh menunjukkan dua anak
DEFISIENSI KARBOKSILASE MULTIPEL (Defek pada Peng-
dengan defisiensi enzim parsial (aktivitas 15-30Vo); anak yang
gunaan Biotin). Biotin adalah vitamin larut-air yang berperan
lain tidak bergejala, dan dermatitisnya sembuh dengan terapi
sebagai kofaktor pada semua karboksilase dalam tubuh: piru- biotin. Penderita dengan defisiensi enzim parsial telah diiden-
vat karboksilase, asetil KoA karboksilase, propionil KoA kar- tifikasi pada skrining neonatus dan pada anggota keluarga bayi
boksilase, dan 3-metilkrotonil KoA karboksilase. Dua karbok- ini. Gejala-gejala defisiensi biotinidase diamati hanya pada be-
silase yang terakhir ini dilibatkan pada jalur metabolik leusin, berapa dari individu ini. Namun, sebagian besar bayi ini tidak
isoleusin, dan valin (lihat Gb. 71-4). Diet biotin terikat pada menunjukkan kelainan klinis atau biokimia.
protein (karboksilase); biotin bebas dihasilkan dalam usus oleh Tanda-tanda laboratorium dan pola asam organik dalam
kerja enzim pencernaan dan mungkin biotinidase. Enzim yang cairan tubuh menyerupai tanda-tanda laboratorium yang ter-
kedua ini, yang ditemukan dalam serum dan kebanyakan ja- kait dengan defisiensi holokarboksilase sintetase (lihat sebe-
ringan di dalam tubuh, juga sangat penting untuk daur ulang lumnya). Diagnosis dapat ditegakkan dengan pengukuran ak-
biotin dalam tubuh dengan melepaskannya dari karboksilase tivitas enzim dalam serum. Metode skrining neonatus untuk de-
(lihat Gb. 71-4). Biotin bebas harus membentuk ikatan peptida fisiensi biotinidase yang disederhanakan sekarang tersedia yang
kovalen dengan apoprotein karboksilase di atas agar membuat- memerlukan sejumlah kecil bercak darah pada kertas filter.
nya aktif. Ikatan ini dikatalisis oleh holokarboksilase sintetase. Anak yang terkena berespons secara dramatis terhadap
Defisensi pada enzim ini atau pada biotinidase mengakibatkan pemberian biotin bebas (10 mg/24 jam). Pengobatan dengan
malfungsi semua karboksilase dan pada asidemia organik. biotin juga terkesan pada individu dengan aktivitas biotinidase
Defisiensi H0lokarboksilase Sintetase (Defisiensi karboksi' sisa dibawah 10% .
lase multipel-Bentuk lnfantil atau Awal). Bayi dengan ganggu- Defisiensi Karboksilase Multipel karena Defisiensi Biotin
an resesif autosom yang jarang ini menjadi bergejala pada Diet. Defisiensi biotin didapat dapat terjadi pada bayi yang se-
umur beberapa minggu pertama dengan kesukaran bernapas dang mendapat nutrisi parenteral total tanpa ditambah biotin,
(takipnea, apnea), hipotonia, serangan kejang, muntah dan ga- pada penderita yang sedang mendapat obat-obat antikonvulsan
gal tumbuh. Urinnya mungkin berbau khusus, yang digambar- lama, atau pada anak dengan sindrom usus pendek atau.diare
kan serupa dengan kencing kucing jantan, Tanda-tanda klinis kronis yang sedartg mendapat susu formula rendah biotin. Ma-
yang dapat membedakan gangguan ini dengan asidemia or- kan telur mentah berlebihan dapat juga menyebabkan defisi-
ganik lain, terutama asidemia propionat, adalah manifestasi ensi biotin karena protein avidin dalam putih telur mengikat
kulit, yang meliputi ruam eritematosa menyeluruh dengan biotin dan membuatnya tidak dapat diserap. Bayi dengan de-
pengelupasan (eksfoliasi) dan alopesia totalis (lihat Gb. 71-6). fisiensi biotin menderita dermatitis, alopesia dan moniliasis.
426 BAGIANX . Penyakit-Penyakit Metabotik

ASIDURIA 3-METILGLUTAKONAT. Manifestasi klinis berki- berkembang gejala-gejala pada umur beberapa hari pertama.
sar dari retardasi motorik dan bicara ringan sampai defisit neu- Satu anak tetap tidak bergejala sampai umur 2 tahun. Episode
rologis berat dengan perusakan dki (self-mutilation). Penderita muntah, hipoglikemia berat, hipotonia, asidosis, dan dehidrasi
mengekskresikan sejumlah besar asam 3-metilglutakonat, me- dapat dengan cepat menimbulkan kelesuan, ataksia, dan koma.
tabolit antara pada katabolisme leusin, dalam urinnya. Tidak Episode ini sering terjadi saat infeksi yang lain sedang ber-
jelas apakah defek metabolik merupakan penyebab manifestasi langsung. Hepatomegali merupakan penemuan yang lazim.
klinis. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil hipoglike-
DEFISIENSI P-KETOTHIOLASE (Defisiensi 2.Metitasetoasetit mia, hiperamonemia sedang sampai berat, asidosis, dan ke-
KoA Thiolase). 2-Metilasetoasetil KoA thiolase merupakan sa- lainan uji fungsi hati. Tidak ada ketosis (lihat Gb. 71-6) karena
lah satu dari tiga ketothiolase yang ada dalam tubuh. Enzim ini asam 3-hidroksi-3-metilglutarat tidak dapat diubah menjadi
memecah 2-metilasetoasetil KoA menjadi asetil KoA dan asam asetoasetat dan asam B-hidroksibutirat. 3-Hidroksi-3-
propionil KoA (lihai Gb. 71-4). Walaupun defisiensi p-keto- metilglutaril KoA juga merupakan metabolit antara wajib pada
thiolase lainjuga telah dilaporkan (pada total 3 penderita), isti- pembentukan benda-benda keton dari sumber lain apapun.
lah defisiensi B-ketothiolase secara tradisional dicadangkan Ekskresi asam 3-hidroksi-3-metilglutaril urin dan metabolit
pada penderita dengan defisiensi 2-metilasetoasetil KoA thio- antara proksimal katabolisme leusin lain (asam 3-metilgluta-
lase. Empat belas penderita dengan defisiensi ini telah dila- konat dan asam 3-hidroksiisovalerat) naik secara mencolok.
porkan. Keadaan ini diwariskan sebagai ciri resesif autosom Keadaan ini harus dibedakan dari defisiensi asil KoA dehidro-
dan mungkin lebih lazim daripada yang disadari. genase (MCAD) rantai medium. Metabolit urin yang diuraikan
Manifestasi klinis adalah sangat bervariasi, berkisar dari sebelumnya adalah khas asidemia 3-hidroksi-3-metilglutarat
perjalanan yang tidak bergejala pada orang dewasa sampai epi- dan tidak ditemukan pada defisiensi MCAD. Diagnosis dapat
sode berat asidosis. yang mulai pada usia satu tahun pertama. diperkuat dengan pemeriksaan enzim pada biakan fibroblas,
Anak ini mengalami episode asidosis, ketosis berat intermiten leukosit, atau spesimen hati. Diagnosis prenatal telah ditegak-
dan hiperamonemia sedang sampai berat yang dapat menye- kan dengan cara-cara pemeriksaan enzim pada spesimen bi-
babkan koma dan kematian. Episode ini biasanya terjadi pas- opsi villi khorionik.
cainfeksi diantaranya (intercurrent) dan berespons dengan Pengobatan episode akut meliputi hidrasi, infus glukosa
cepat terhadap cairan intravena dan terapi bikarbonat. Anak untuk mengendalikan hipoglikemia, dan pemberian bikarbonat
dapat sepenuhnya tidak bergejala antara episode dan dapat untuk mengkoreksi asidosis. Hiperamonemia harus diobati se-
mentoleransi diet protein normal dengan baik. Perkembangan gera (lihat Bab 71.10). Transfusi tukar dan dialisis peritoneum
mental normal pada kebanyakan anak. Episode ini dapat tersa- mungkin diperlukan pada penderita dengan hiperamonemia
lahdiagnosiskan sebagai keracunan salisilat karena kesamaan berat. Pembatasan masukan protein dan lemak dianjurkan
tanda-tanda klinisnya dan mengganggu kenaikan kadar asetoa- pada manajemen jangka lama penderita ini. L-Karnitin (50-
setat darah pada pemeriksaan kolorimetri untuk salisilat. Pada 100 mgkg/24 jam) dapat digunakan untuk mencegah defisi-
kasus kami sendiri yang tidak terlaporkan, diagnosis tidak ensi karnitin sekunder. Puasa yang lama harus dihindari. Satu
ditegakkan sampai anak berumur 3 l/2 tahun, ketika episode penderita meninggal karena kardiomiopati akut pada usia 7
ketiga asidosis berat terjadi pascainfeksi pernapasan atas. Epi- bulan saat sakit demam. Mungkin ada beberapa risiko dalam
sode kedua pada umur 14 bulan yangdidiagnosis sebagai me- melakukan imunisasi anak ini, karena satu anak meninggal
nelan salisilat. Anak mengalami perkembangan noimal. pascaimunisasi.
Tanda-tanda laboratorium selama serangan akut meliputi ASIDUHIA MEVALONAT. Keadaan resesif autosom yang
asidosis, ketosis, dan hiperamonemia. Urin mengandung se- diuraikan baru-baru ini adalah karena defisiensi enzim meva-
jumlah besar 2-metilasetoasetat, 2-.metil-3-hidroksibutirat, dan lonat kinase (ihat Gb. 7l-5). Sebelas penderita dengan gang-
tigliglisin. Hiperglinemia dapat juga ada. Tanda-tanda klinis guan ini dari tujuh keluarga telah dilaporkan. Manifustasi
dan biokimia harus dibedakan dari tanda-tanda tersebut yang klinis meliputi retardasi mental, gagal tumbuh, retardasi per-
ditemukan pada asidemia propionat dan metil malonat (lihat tumbuhan, hipotonia, hepatosplenomegali, katarak dan dis-
nanti). Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan enzim morfisme muka (dolikhosefali, pencembungan frontal, telinga
pada biakan fibroblas. letak rendah, mata miring ke bawah, dan bulu mata panjang).
Pengobatan episode akut meliputi hidrasi dan infus bikar- Semua penderita berkembang krisis berulang yang ditandai
bonat untuk mengkoreksi asidosis; Larutan glukosa I}Vo de- dengan demam, muntah, diare, artralgia, edema subkutan, dan
ngan elektrolit yang tepat dan lipid intravena dapat digunakan ruam kulit morbiliform. Episode ini berakhir 4-5 hari dan
untuk meminimalkan status katabolik. Hiperamonemia harus berulang sampai dengan 25 kaliltahun. Empat penderita me-
diobati segera (lihat Bab 71.10). Dialisis peritoneum mungkin ninggal selama krisis ini. Tidak ada kelainan metabolik, seper-
diperlukan jika cara-cara diatas tidak menghasilkan perbaikan ti asidosis metabolik, asidosis laktat, atau hipoglikemia. Krisis
klinis yang bermakna. Pembatasan masukan protein (I-Z glkg ini serupa dengan krisis yang ditemukan pada sindrom kebo-
24 jam) dianjurkan untuk terapi jangka lama. L-karnitin (50- coran kapiler dan diduga terkait dengan leukotrien E+, yang
100 mgkg/24jam) dapat digunakan untuk mencegah kemung- diketahui menyebabkan kenaikan permeabilitas vaskuler. Ke-
kinan defi siensi karnitin sekunder. naikan ekskesi leukotrien E4 telah diperagakan selama epi-
ASIDEMIA 3-HIDROKSI-3-METILGLUTARAT (HMG). Keadaan sode ini. Produksi asam mevalonat sangat bertambah pada
yang jarang inidisebabkan oleh defisiensi hidroksimetilglu- penderita ini, Kadar kolesterol serum normal atau sedikit me-
taril (HMG) KoA liase (lihat Gb. 71-4). Sekitar 60Vo pendeita nurun. Kreatinin kinase serum (CK) dan kecepatan endap da-
ini menjadi bergejala antara umur 3 dan 11 bulan, sedang 30% rah sangat naik. Kadar ubiquinon-10 serum (komponen rantai
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 427

pernapasan yang disintesis melalui langkah-langkah sesudah ma dan urin bayi dengan asidemia propionat. Pengukuran
kerja mevalonat kinase) rendah. Tidak ada terapi yang efektif. asam metilsitrat terutama membantu dalam menegakkan diag-
Pengobatan dengan inhibitor HMG KoA reduktase (lovasta- nosis karena, tidak seperti asam propionat, yang mudah me-
tin) mengakibatkan perkembangan krisis akut. Pengobatan de- nguap, asam metilsitrat adalah senyawa stabil dan tidak meng-
ngan prednison dosis tinggi (2 mgkgl24 jam) agaknya me- hilang dari spesimen selama pengapalan dan penanganan.
rupakan pengobatan efektif untuk krisis berulang. Aktivitas Asam 3-hidroksipropionat, propionil glisin, metabolit peran-
mevalonat kinase defisien pada fibroblas dan limfosit. Diagno' tara katabolisme isoleusin antara lain, seperti asam tiglik, tigli-
sis prenatal dimungkinkan dengan pengukuran aktivitas enzim glisin, dan asam 2-metilasetoasetat, juga ditemukan dalam urin.
pada aminosit atau sampel villus korionik. Diagnosis asidemia propionat harus dibedakan dari defisi-
ASIDEMIA PROPIONAT (Defisiensi Propionil KoA Karboksi- ensi karboksilase multipel (lihat deskipsi sebelumnya dan Gb.
lase). Asam propionat adalah metabolit antara dari isoleusin, 71-6). Penderita dengan asidemia propionat yang berespons
valin, treonin, metionin, asam lemak rantai-ganjil, dan kata- terhadap biotin pada laporan sebelumnya kemudian ditemukan
bolisme kolesterol. Asam propionat ini secara normal dikar- menderita defisiensi karboksilase multipel. Bayi yang terakhir
boksilasi menjadi asam metilmalonat oleh enzim propionil ini dapat menderita manifestasi kulit dan mengekskresikan se-
KoA karboksilase mitokondria, yang memerlukan biotin seba- jumlah besar asam laktat, asam 3-metilkrotonat, dan asam 3-
gai kofaktor (lihat Gb.7I-4).Enzim disusun dari dua subunit hidroksiisovalerat disamping asam propionat. Adanya hipera-
tidak identik, a dan p. Biotin diikat pada subunit c,. monemia dapat memberi kesan defek genetik pada enzim sik-
Prevalensi asidemia propionat, yang diwariskan sebagai lus urea. Namun bayi dengan defek pada siklus urea biasanya
ciri resesif autosom, belum diketahui. Gena untuk subunit u tidak asidosis (lihat Gb. 70-l). Hiperamonemia diduga karena
terletak pada kromosom 13 dan subunit p dipetakan pada le- hambatan karbamilfosfat sintetase (carbamylphosphate syn-
ngan panjang kromosom 3. thetase [CPS ] l) oleh asam organik. Diagnosis definitif aside-
Manifestasi klinis adalah nonspesifik. Sebagian besar pen- mia propionat dapat ditegakkan.dengan mengukur aktivitas
derita berkembang gejala pada umur beberapa minggu per- enzim yang tepat dalam leukosit atau biakan fibroblas.
tama. Nafsu makan jelek, muntah, hipotonia, lesu, dehidrasi, Diagnosis prenatal telah ditegakkan dengan pengukuran
dan tanda-tanda asidosis klinis memburuk dengan cepat sam- aktivitas enzim pada biakan sel amnion dan pada sampel villi
pai koma dan meninggal. Serangan kejang terjadi pada sekitar korialis yang tidak dibiakkan.
30Vobayi yang terkena. Jika bayi bertahan hidup dari serangan Pengobatan serangan akut meliputi rehidrasi, koreksi asi-
pertama, episode yang serupa dapat terjadi saat infeksi lain dosis, dan pencegahan status katabolik dengan penyediaan
yang sedang berlangsung, konstipasi, atau pasca-makan diet kalori yang cukup melalui hiperalimentasi parenteral. Jumlah
tinggi protein. Kadang-kadang bayi datang untuk mencari per- protein minimal (0,25 gkg/24jam), lebih baik defisien protein
tolongan medik pada umur dikemudian hari karena retardasi prekursor propionat, harus diberikan pada cairan hiperalimen-
mental tanpa serangan ketosis akut. Beberapa anak yang ter- tasi amat awal pada pemberian pengobatan. Untuk mengenda-
kena dapat mengalami episode ketoasidosis berat yang tidak likan kemungkinan produksi asam propionat oleh bakteri usus,
terjelaskan yang dipisahkan oleh masa-masa yang tampaknya sterilisasi flora usus dengan antibiotik (misal, neomisin oral)
kesehatannya normal. Keparahan manifestasi klinis dapat juga harus sdgera dimulai. Konstipasi harus juga diobati. Penderita
bervariasi dalam keluarga; pada satu keluarga, saudara laki- dengan asidemia propionat dapat berkembang defisiensi kar-
laki didiagnosis pada umur 5 tahun, sedang saudara perempu- nitin, agaknya sebagai akibat kehilangan propionilkarnitin urin
annya pada usia 13 tahun, dengan kadar defisiensi enzim yang yang dibentuk dari asam organik yang terakumulasi. Pembe-
sama, tidak bergejala. Sebab-sebab polimorfisme ini tetap be- rian L-karnitin (50-100 mg/kg/24 jam) menormalisasi oksidasi
lum jelas. asam lemak dan memperbaiki asidosis. Pada penderita dengan
Pemeriksaan laboratorium selama serangan akut menun- hiperamonemia yang bersamaan cara-cara untuk menurunkan
jukkan asidosis metabolik yang berat dengan celah anion be- ammonia darah harus digunakan (lihat Bab 71.10). Penderita
sar, ketosis, neutropenia, trombositopenia, dan hipoglikemia. yang amat sakit dengan asidosis berat dan hiperamonemia me-
Hiperamonemia sedang sampai berat biasanya ditemukan pada merlukan dialisis peritoneum atau hemodialis untuk mem-
bayi ini. Kadar amonia plasma biasanya berkorelasi dengan buang ammonia dan senyawa toksik lain. Walaupun bayi de-
keparahan penyakit. Pengukuran amonia plasma terutama ngan asidemia propionat yang sebenarnya jarang berespons
membantu dalam perencanaan strategi terapeutis selama epi- t'erhadap biotin, senyawa ini harus diberikan (10 mgl24 jam)
sode eksaserbasi pada penderita yang diagnosisnya telah dite- pada semua bayi saat serangan awal dan harus dilanjutkan
gakkan sebelumnya. Hiperglisinemia adalah lazim pada pen- sampai diagnosis definitif ditbgakkan.
derita dengan asidemia propionat. Kenaikan kadar glisin da- Pengobatan jangka lama terdiri dari diet protein rendah
lam plasma dan urin juga telah diamati pada penderita dengan (1,0-1,5 gkg/24 jam) dan pemberian L-karnitin (50-100 mg/
asidemia metilmalonat, asidemia isovalerat, dan defisiensi p- kg/24 jam). Defisien protein sintetis pada pendahulu (prekur-
ketothiolase. Gangguan ini dahulu diberi nama secara kolektif sor) propionatx (isoleusin, valin, metionin dan treonin) dapat
dengan nama hiperglisinemia ketotik sebelum defisiensi enzim digunakan untuk menaikkan jumlah protein diet (sampai 1,5-
spesifik diuraikan. Hiperglisinemia agaknya disebabkan oleh 2,0 gkg/24 jam) sementara menyebabkan perubahan minimal
hambatan enzim pemecahan glisin oleh kadar asam organik pada produksi propionat. Namun, penambahan protein ini
yang banyak terakumulasi. Kadar asam propionat dan kadar
asam metilsitrat (agaknya dibuat oleh kondensasi propionil
*Milupa OSI. Milupa Corporation, Darien, CT.
KoA dengan asam oksaloasetat) sangat meningkat pada plas-
428 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

yang berlebihan dapat menyebabkan defisiensr asam amtno metionin sintase, yang mengkatalisis remetilasi homosistein
esensial. Untuk menghindari masalah ini, protein alamiah ha- menjadi metionin; lihat Gb. 7l-3).
rus merupakan protein diet yang paling banyak (50-75Vo).Be- Sekurang-kurangnya tujuh defek yang berbeda dalam me-
berapa penderita mungkin memerlukan terapi alkali lama un- tabolisme kobalamin intraseluler telah dikenali. Ini ditandai
tuk mengkoreksi asidosis kronis derajat-ringan. Kadar ammo- cbl A sampai G (cbl berarti defek pada setiap langkah me-
nia dalam darah biasanya norrnal antara serangan, dan pengo- tabolisme kobalamin). cblA mungkin karena defisiensi kobala-
batan hiperamonemia lama jarang diperlukan. Keadaan-kea- min reduktase mitokondri a; cbtB disebabkan oleh defisiensi
daan stres yang dapat memicu serangan akut (misal, infeksi) adenosilkobalamin transferase. Keduanya hanya menyebabkan
harus diobati segera dan secara agresif. Pemantauan yang ketat asidemia metilmalonat. Defisiensi enzimatik yang tepat pada
dari pH darah, asam amino, kandungan propionat dan meta- defek lainnya belum diketahui. Pada penderita dengan defek
bolitnya dalam urin., dan parameter pertumbuhan diperlukan cblC, cbD, dan cbF, sintesis adenosilkobalamin dan metilko-
untuk memastikan keseimbangan diet yang tepat dan keberha- balamin terganggu, sehingga menyebabkan homosistinuria di-
silan terapi. samping asidemia metilmalonat. Defek E dan G hanya meli-
Prognosis jangka lama adalah hati-hati. Kematian dapat batkan sintesis metilkobalamin, sehingga mengakibatkan ho-
terjadi selama serangan akut. Perkembangan psikomotor nor- mosistinuria tanpa asidemia metilmalonat. Semua defek di
mal adalah mungkin, tetapi kebanyakan anak menanipakkan atas meliputi defisiensi apoenzim (muto dan mut-) yang diwa-
beberapa tingkat defisit perkembangan saraf permanen walau- riskan sebagai ciri resesif autosom dan mempunyai prevalensi
pun terapi cukup. keseluruhan sekitar I dalam 48.000.
Manifestasi klinis penderita-penderita dengan muf d:an
ASIDEMIA METILMALONAT. Asam metilmalonat, isomer
mut- serta cblA dan cblB serupa dengan manifestasi klinis
struktural asam suksinat, secara nonnal berasal dari asam
penderita-penderita dengan asidemia propionat (lihat di de-
propionat sebagai bagian dari jalur katabolik isoleusin, valin,
pan). Namun, trentuk-bentuk neonatus yang fulminan menye-
treonin, metionin, kolesterol, dan asam lemak rantai ganjil.
babkan ketosis berat, asidosis, hiperamonemia, neutropenia,
Dua enzim dilibatkan pada konversi asam D-metilmalonat
koma, dan kematian adalah lebih lazim pada penderita dengan
menjadi asam suksinat, metilmalonil KoA rasemase (yang
asidemia metilmalonat daripada penderita dengan asidemia
membentuk L-isomer) dan metilmalonil KoA mutase (yang
propionat. Jika bayi tetap hidup pada serangan pertama, eksa-
mengubah asam L-metilmalonat menjadi asam suksinat) (lihat
serbasi serupa dapat terjadi selama infeksi lain yang sedang
Gb. 1l-4). Enzim terakhir ini memerlukan adenosilkobalamin,
berlangsung,atau pasca-makan diet tinggi protein. Kejadian ini
suatu metabolit vitamin B12, sebagai koenzim. Defisiensi mu-
dapat muncul pada umur yang lebih tua dengan kegagalan
tase atau koenzimnya menyebabkan akumulasi asam metilma-
tumbuh, hipotonia, dan perkembangan terlambat. Beberapa
lonet dan pendahulunya (prekursor) dalam cairan tubuh. De-
bayi dengan asidemia metilmalonat mempunyai tanda-tanda
fisiensi rasemase belum diidentifikasi secara meyakinkan.
muka khas dengan mulut segitiga dan dahi tinggi. Penderita
Sekurang-kurangnya dua bentuk defisiensi apoenzim mu- dengan manifestasi klinis yang berat pada umur beberapa hari
tase telah dikenali. Bentuk-bentuk ini ditandai muto,yangbe;- pertama cenderung menderita defisiensi (muto atau mut-). Na-
arti tidak ada aktivitas enzim yang dapat dideteksi. dan mut-, mun ada variasi yang.lebar pada tanda klinis tanpa merhan-
yang menunjukkan residu aktivitas mutase, walaupun abnor- dang sifat defisiensi enzim. Penderita tidak bergejala dengan
mal. Sekitar setengah dari penderita yang dilaporkan dengan defisiensi apoenzim mutase telah diidentifikasi melalui skrin-
asidemia metilmalonat menderita defisiensi apoenzim mutase ing bayi baru lahir. Penderita ini mentoleransi masukan prote-
(muto atau mut-). Penderita ini tidak responsif terhadap terapi in normal dan mengakumulasikan kadar metilmalonat tinggi
vitamin Btz. Gena untuk mutase telah dipetakan pada lengan pada cairan tubuhnya.
pendek kromosom 6 dan sekitar 20 mutasi yang berbeda telah P enemuan lab oratorium meliputi ketosis, asidosis, anemia,
diuraikan. Pada penderita yang lain dengan asidemia metilma- neutropenia, trombositopenia, hiperglisinemia, hiperamonemia,
lonat, defek terletak pada pembentukan adenosilkobalamin. hipoglikemia, dan adanya sejumlah besar asam metilmalonat
Defek pada Metabolisme Vitamin Btz (Kobalamin). Diet vi- pada cairan tubuh (lihat Gb. 7l-6). Asam propionat dan me-
tamin Btz memerlukan faktor intrinsik, glikoprotein yang tabolitnya 3-hidroksipropionat dan metilsitrat juga ditemukan
disekresikan oleh sel-sel parietal lambung, untuk absorpsi pa- dalam urin. Hiperamonemia dapat memberi kesan adanya de-
da ileum terminal. Ia diangkut dalam darah oleh tiga protein fek genetik pada enzim siklus urea. Namun, penderita dengan
pembawa, transkobalamin I, II, dan III. Kompleks transkobala- defek pada enzim siklus urea tidak asidosis (lihat Gb. 70-1).
min Il-kobalamin (CII-Cbl) dikenali oleh reseptor khusus pada Kenaikan kadar amonia pada penderita dengan asidemia metil-
membran sel dan masuk sel dengan endositosis. Kompleks malonat diduga karena hambatan CPS I oleh asam organik.
CII-Cbl dihidrolisis dalam lisosom, dan kobalamin bebas dile- Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan mengukur pengga-
paskan ke dalam sitosol. Kobalt dari molekul direduksi dalam bungan propionat atau aktivitas mutase dan dengan melakukan
sitosol dari tiga valensi (kob[III]alamin) menjadi dua penelitian pelengkap pada biakan fibroblas. Diagnosis prenatal
(kob[Il]alamin) sebelum ia memasuki mitokondria, dimana telah ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan penggabung-
terjadi reduksi lebih lanjut menjadi kob(I)alamin. Senyawa ter- an propionat pada biakan sel amnion.
akhir ini bereaksi dengan adenosin membentuk adenosil koba- Pengobatan serangan akut serupa dengan pengobatan se-
lamin 1^oenzim untuk metilmalonil KoA mutase). Kobalamin rangan pada penderita dengan asidemia (lihat sebelumnya)
bebas dalam sitosol dapat juga mengalami sederetan langkah kecuali bahwa digunakan vitamin Brz dosis besar (l-2 mgl24
enzimatis untuk membentuk metilkobalamin (koenzim untuk jam) sebagai pengganti biotin. Pengobatan jangka lama terdiri
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 429

dari diet rendah protein (1,0-1,5 glkg/24 jam) dan pemberian drosefalus, dan gagal jantung kongestif merupakan komplikasi
L-karnitin (50-100 mgkg/24 jam) dan vitamin Bn 0 mgl24 utama pada penderita dengan defek cbLC.
jam hanya untuk penderita-penderita dengan defek pada me- Penderita dengan defek cbtE dan cblG tidak menderita
tbbolisme vitamin Brz). Komposisi diet protein serupa dengan asidemia metilmalonat dan dibahas lebih lanjut pada seksi me-
komposisi protein yang diresepkan untuk penderita dengan ngenai homosistinuria (lihat Bab 71.3).
asidemia propionat. Terapi alkali yang lama biasanya diperlu-
kan untuk memperbaiki asidosis kronis ringan. Kadar amonia
darah biasanya nor'mal antara serangan, dan pengobatan hiper- 71.7 Glisin
amonemia lama jarang diperlukan. Keadaan-keadaan yang pe-
nuh stres yang dapat memicu serangan akut (seperti infeksi) Iraj Rezvani
harus diobati segera. Pemantauan yang ketat pH darah, kadar
asam amino, kandungan metilmalonat urin, dan parameter per-
Glisin adalah asam amino nonesensial yang disintesis teru-
tama dari serin dan treonin. Jalur katabolik utama memerlukan
tumbuhan diperlukan untuk memastikan keseimbangan diet
yang tepat dan keberhasilan terapi. sistem enzim pemecah glisin kompleks untuk memecah kar-
bon pertama glisin dan mengubahnya menjadi karbondioksida.
Prognosis sebagian besar tergantung pada tipe defek enzim
yang ada. Penderita dengan defisiensi apoenzim mutase (muto,
Karbon kedua dipindahkan ke tetrahidrofolat (THF) unruk
mut-) mempunyai prognosis yang paling jelek. Pankreatitis membentuk hidroksimetil tetrahidrofolat, yang dapat bereaksi
akut dan berulang telah dilaporkan pada penderita yang berta- dengan molekul glisin lain membentuk serin (Gb.7l-7) atau
han hidup semuda umur 13 bulan. Dua dari lima anak dengan
membentuk metiltetrahidrofolat, yang berperan sebagai donor'
gugus metil untuk banyak reaksi dalam tubuh (lihat Gb.71-3).
komplikasi ini meninggal selama serangan akut pankreatitis.
Infark otak yang tidak terjelaskan dan disfungsi ginjal telah Sistem pemecahan glisin, sistem multienzim mitokondria, di-
susun dari empat protein: protein P, protein H, protein T, dan
diamati pada beberapa penderita ini.
protein L. Protein T, juga dikenal sebagai aminometil-trans-
KOMBINASI ASIDURA METILMALONAT DAN HOMOSISTIN. f'erase, dipetakan pada lengan pendek kromosom 3. Lebih dari
URIA (Defek cbE, cbD, dan cblF). Sekitar 100 penderita de- 807o penderita dengan hipoglisinemia nonketotik menderita
ngan asiduria metilmalonat dan homosistinuria karena defek defek pada protein P. Defek pada protein T sangat berhubung-
cblC, cblD dan cb[F (lihat Gb. ]l-3 dan 7l-4) telah dilapor- an dengan sisa kasus yang dilaporkan.
kan. Sebagian besar penderita (sekitar 90) menderita defek HIPERGLISINEMIA. Kenaikan kadar glisin dalam cairan ru-
cblC; hanya dua bersaudara dengan cblD dan lima penderita buh terjadi pada penderita-penderita yang menderita sejumlah
dengan defek cbF telah diidentifikasi. kesalahan metabolisme bawaan, meliputi asidemia propionat,
Tanda-tanda neurologis menonjol pada penderita dengan asidemia metilmalonat, asidemia isovalerat, dan defisiensi p-
defek cblC dan cblD. Kebanyakan penderita dengan defek ketothiolase. Gangguan ini telah secara kolektif disebut seba-
cblC datang untuk pemeriksaan medik pada umur beberapa gai hiperglisinemia ketotik karena terjadi episode asidosis dan
bu_lan pertama karena kegagalan tumbuh, lesu, nafsu makan je- ketosis berat. Patogenesis hiperglisinernia pada gangguan ini
lek, retardasi mental, dan serangan kejang. Namun, defek mu- tidak sepenuhnya dimengerti; tetapi hambatan enzim pemecah
Iai lambat dengan timbulnya demensia dan mielopati men- glisin oleh berbagai asam organik telah terbukti terjadi pada be-
dadak telah dilaporkan. Anemia megaloblastik adalah pene- berapa penderita yang terkena. Istilah hiperglisinemia nonke-
muan yang lazim pada penderita dengan defek cblC. Kenaikan totik diaadangkan untuk keadaan klinis yang disebabkan oleh
ringan sampai sedang pada kadar asam metilmalonat dan ho- defisiensi genetik sistem enzim pemecah glisin (lihat Gb.71-
mosistein ditemukan pada cairan tubuh. Namun, tidak seperti 7). Pada keadaan ini hiperglisenemia muncul tanpa ketosis.
penderita dengan homosisteinuri klasik, kadar metionin plas- Hiperglisenemia Nonketorlk. Sebagian besar penderita de-
ma rendah sampai normal pada defek ini. Baik hiperamonemia ngan gangguan ini menjadi sakit selama umur beberapa hari.
atau hiperglisinemia tidak ditemukan pada penderita ini. Dua Maniftstasi k/inls nafsu makan buruk, gagal menghisap, dan
penderita pertama dengan defek cbF adalah wanita yang nafsu lesu dapat menjelek dengan cepat menjadi koma yang dalam,
makannya ielek, pertumbuhan dan perkembangannya terlam- apnea dan mati. Konvulsi, terutama serangan kejang mioklo-
bat, dan stomatitis persisten menjadi bermanifestasi pada umur nik, dan tersedak lazim ada. Gangguan ini biasanya memati-
3 minggu pertama. Penderita pertama tidak menderita anemia kan; cara-cara pengobatan sekarang mungkin hanya mengha-
megaloblastik dan homosistinuria, tetapi kedua tanda-tanda ini silkan perbaikan sementara. Kadang-kadang bayi yang berta-
acla pada bayi kedua. Asidemia metilmalonat sedang terdapat han hidup pada keadaan ini akan menderita retardasi mental
pada kedua bayi. Satu penderita tidak.terdiagnosis sampai berat, kejang-kejang mioklonik berulang, dan mikosefali.
umur 10 tahun. Ia mempunyai tanda-tanda yang mengesankan Bentuk-bentuk kondisi yang lebih ringan juga telah dila-
artritis reumatoid, kulit berpigmen secara tidak normal, dan porkan; retardasi mental, konvulsi, dan tanda-tanda spastisitas
menjadi ensefalopati. Malabsorbsi vitamin Brz ditemukan sering ada pada penderita ini. Heterogenitas pada keparahan
pada penderita dengan defek cblF. penyakit klinis juga telah diamati dalam keluarga tertentu.
Pengalaman pengobatan penderita dengan defek cblC, Tanda-tanda laboratorium menunjukkan hiperglisinemia
cblD, dan cbIF amat terbatas. Dosis besar hidroksikobalamin dan hiperglisinuria sedang sampai berat, dan kenaikan kadar
(l-2 mgl24 jam) bersama dengan betain (6-9 gl24 jam) glisin dalam cairan spinal. Rasio kadar glisin yang tinggi da-
agaknya menghasilkan perbaikan biokimia dengan pengaruh lam cairan spinal terhadap kadar glisin dalam darah telah digu-
klinis kecil. Anerqia hemolitik berat yang tidak terjelaskan, hi- nakan untuk membedakan hiperglisinemia nonketotik dari
430 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

HO-(CH2)2-N'(CH3)3
Kolin

t
I
H2C-N*(CH3)3 + N(CH3)3

COOH Trimetilamin
B€tain
co2 + NH3 @+
I

H,?_oH
r-oim +l
H2C-NH2 +
I
H
F|2C-N-CHg
(cH3)3NO

Trimetilamin-N-oksid

THF cooH cooH


Glisin Sarkosin
\_ H2coH
,.\
cH20H
I

HC-NH2 ]Xre" Pronrdan


,{Q -i#
ffi.*,"ffir:11,
I

cooH
Serin
I
pnwat
V-
l-+ Alanln Asam Glioksilat
+ Glikolat
OH ,a, QHzoH
H I L6JI-
- C:O rill
HO-C-C-CH-COOH
Hl
r Y+
cooH
Asam L-Gliserat COOH I

Asam Hidroksipiruvat
COOH .e <- + Vitamin C
Asam Oksalat

@+
H*
HO-C-C-CH-COOH
Hl
oFL-
Asam D-Gliserat <- F- <- <- FruKosa

l-^*.-"*l I ^
II o-Gtiserat rlli(9
H+
HO_C_C_CH_COOH r- .._ r._ Glucos€
Hl
o-PosH2 -
Asam 2-fosto-D-gliserat
I
*
I
*
I
+
Piruvat+ Siklus TCA

Gambar 7l-7 Jalur pada metabolisme glisin dan asam glioksilat. Enzim: (1) enzim pemecah glisin; (2) alanin: glioksilat aminotransferase; (3) asam D-gliserat
dehidrogenase; (4) gliserat kinase; (5) trimetilamin oksidase; (6) laktat dehidrokinase; (7) glikolat oksidase; (8) glikolat reduktase; NKH = nonketorik hiperglisi-
nemia: THF = tetrahidrofolat.

keadaan hiperglisinemia lain. Kadar serin plasma biasanya T idak ada p e n g o b at an efektif y an g diketahui. Transfusi tu-
rendah. pH serum biasanya normal. Asidemia organik yang kar, pembatasan glisin dalam diet dan pemberian natrium ben-
menyebabkan hiperglisinemia (asidemia propionat dan metil- zoat ata;u folat tidak mengubah hasil akhir (outco,me) neuro-
malonat) harus dikesampingkan dengan pemeriksaan urin logis. Obat-obat yang melawan pengaruh glisin pada sel neu-
yang tepat. Diagnosis hiperglisinemia nonketotik dapat dike- ron, seperti striknin dan diazepam, telah digunakan; pengaruh
sankan pada bayi yang sedang mendapat obat antikonvulsan yang bermanfaat telah diamati pada beberapa penderita pada
asam valproat, karena pengobatan ini diketahui menyebabkan bentuk keadaan ringan. Hiperglisinemia nonketotik tampak di-
kenaikan sedang kadar glisin dalam darah dan urin. Pemerik- wariskan sebagai ci''i (trait) resesif autosom dan lebih lazim di
saan ulangan sesudah penghentian obat akan menegakkan di- Finlandia daripada di setiap bagian lain di dunia. Sistem enzim
agnosis. Ada keadaan asidemia D-gliserat, yang dapat menye- dapat diperiksa dalam spesimen yang diambil dari hati dan otak.
babkan hiperglisinemia, harus juga dikesampingkan (lihat di Diagnosis prenatal telah disempurnakan dengan melakukan pe-
belakang). meriksaan aktivitas enzim dalam spesimen biopsi villi korionik.
71 I Defek pada Metabotisme Asam Amino 431

SARKOSINEMIA. Kenaikan kadar sarkosin (N-metilglisin) yang rasanya asam. Minum asam oksalat dengan senga.ja me-
telah diamati dalam darah maupun urin, tetapi tidak ada gam- rupakan bunuh diri yanglazim pada pergantian abad ini ketika
baran klinis yang cocok yang dapat dikaitkan dengan defek asam oksalat dengan mudah dapat masuk sebagai agen pem-
metabolik ini. Keadaan ini mungkin kelainan bawaan yang di- bersih rumah tangga biasa. Pengendapan kalsium oksalat da-
wariskan secara resesif yang melibatkan sarkosin dehidroge- lam jaringan menyebabkan hipokalsemia, nekrosis hati, gagal
nase, enzim yang mengubah sarkosin menjadi glisin (lihat ginjal, aritmia jantung, dan meninggal. Dosis letalis asam ok-
Gb.71-7). salat diperkirakan antara 5 dan 30 g.
ASIDEMIA D-GLISERAT. Asam o-gliserat adalah merabolir Hiperoksaluria primer merupakan gangguan genetik yang
antara serin dan metabolisme fruktosa lanjutan (lihat Gb.71-7). jarang dimana sejumlah besar oksalat berakumulasi dalam tu-
Sekurang-kurangnya dua bentuk keadaan jarang ini telah buh. Dua jenis hiperoksaluria primer telah diidentifikasi. Isti-
diidentifikasi. Pada satu bentuk (ditemukan pada tiga penderi- lah oksalosis merujuk pada pengendapan kalsium oksalat
t4) manifestasi klinis ensefalopati berat (hipotonia, serangan dalam jaringan parenkim.
kejang, dan defisit mental serta motorik) dan tanda-tanda labo-
Hiperoksaluria Primer Tipe l. Keadaan yang jarang ini ada-
ratorium hiperglisinemia dan hiperglisinuria memberi kesan
lah bentuk hiperoksaluria primer yang paling sering. Ganggu-
hiperglisinemia non-ketotik. Namun, penderita ini mengeks-
an ini karena defisiensi enzim peroksiomal alanin-glioksilat
kresikan sejumlah besar asam o-gliserat (senyawa ini secara
aminotransferase, yang memerlukan piridoksin (vitamin Be)
normal tidak dapat dideteksi dalam urin). Pemeriksaan enzim
sebagai kofaktornya. Bila tidak ada enzim ini, asam glioksilat,
menunjukkan defisiensi gliserat kinase pada satu penderita dan
yang tidak dapat diubah menjadi glisin, dipindah ke sitosol, di-
aktivitas D-gliserat dehidrogenase menurun pada yang lain.
mana iadioksidasi menjadi asam oksalat (lihat Gb.7l-l.).
Pada bentuk yang lain, tanda utama adalah asidosis meta-
Gangguan ini diwariskan sebagai ciri resesif autosom. Gena
bolik menetap dan perkembangan terlambat. Bayi ini meng-
untuk enzim ini terletak pada lengan panjang kromosom 2.
ekskresi sejumlah besar asam o-gliserat tanpa hiperglisinemia.
Beberapa mutasi gena telah diuraikan pada penderita dengan
Defek enzim pada penderita ini tidak diidentifikasi.
keadaan ini. Mutasi yang paling sering mengakibatkan salah
TRIMETI LAMINU RlA. Trimetilamin secara nonnal dihasilkan
sasaran enzim ke mitokondria sebagai pengganti proksisom.
dalam usus dari pemecahan diet kolin dan trimetilamin oksida
Ada variasi yang lebar dalam umur presentaSi. Sebagiar.
oleh bakteri. Telur dan hati adalah sumber utama kolin, dan
besar penderita menjadi bergejala sebelum umur 5 tahun. pada
ikan merupakan sumber utama trimetilamin oksida. Dengan
sekitar 107o kasus bergejala terjadi sebelum umur I tahun (ok-
demikian trimetilamin yang dihasilkan diserap dan dioksidasi
siluria neonatus). Maniftstasi klinis awal terkait dengan batu
dalam hati oleh trimetilamin oksidase menjadi trimetilamin ginjal dan nefrokalsinosis. Kolik ginjal dan hematuri tidak ber-
oksida, yang tidak berbau, dan diekskresikan dalam urin. De-
gejala menyebabkan kemunduran bertahap fungsi ginjal,
fisiensi enzim ini mengakibatkan ekskresi masif trimetilamin
ditampakkan oleh retardasi pertumbuhan dan uremia. Keba-
dalam urin. Beberapa penderita trimetilaminuria yang tidak
nyakan penderita meninggal sebelum umur 20 tahun karena
bergejala telah dilaporkan; bau tubuhnya busuk menyerupai
gagal ginjal. Artritis akut merupakan manifestasi yang jarang
bau ikan yang membusuk, yang dapat mengalami masalah so-
dan dapat salah didiagnosis sebagai encok (goal), karena asam
sial dan psikologis yang berarti. Pembatasan ikan, telur, hati
urat'biasanya naik pada penderita hiperoksaluria tipe I. Bentuk
dan sumber kolin lain (seperti kacang dan gandum) dalam diet
lambat penyakit ini yang muncul selama masa dewasa juga te-
sangat mengurangi bau. Gena untuk trimetilamin oksidase te-
lah dilaporkan.
lah dipetakan pada lengan panjang kromosom 1.
Kenaikan yang mencolok pada ekskresi oksalat urin (eks-
HIPEROKSALURIA DAN OKSALOSIS. Normalnya, asam ok-
kresi normal 10-50 mgl24jam) merupakan penemuan labora-
salat kebanyakan berasal dari oksidasi asam glioksilat dan se-
torium yang paling penting. Adanya kristal oksalat pada sedi-
bagian kecil, dari oksidasi asam askorbat (lihat Gb.7l-7).
men urin jarang membantu untuk diagnosis karena kristal
Asam glioksilat dibentuk dari oksidasi asam glikolat pada
demikian sering ditemukan pada individu normal. Tidak se-
peroksisom. Namun, sumber asam glikolat tetap belum jelas.
perti keadaan dengan hiperoksaluria tipe II, ekskresi asarr,
Makanan yang mengandung asam oksalat, seperti bayam dan
glukolat dan asam glioksilat urin bertambah pada penderita
kelembak (rhubard), merupakan sumber eksogen utama se-
dengan hiperoksaluria tipe I. Diagnosis dapat dikonfirmasi de-
nyawa ini. Asam oksalat tidak dapat dimetabolisasi lebih lan-
ngan melakukan pemeriksaan enzim pada spesimen hati.
jut pada manusia dan diekskresi dalam urin sebagai oksalat.
Kalsium oksalat secara relatif tidak larut dalam air dan me- Pengobatan sebagian besar tidak berhasil. Pada beberapa
ngendap dalamjaringan (ginjal dan sendi)jika kadarnya dalam
penderita pemberian dosis besar piridoksin mengurangi
tubuh naik.
ekskresi oksalat urin. Transplantasi ginjal pada penderita de-
Hiperoksaluria sekunder telah diamati pada defisiensi piri- ngan gagal ginjal belum memperbaiki hasil pada kebanyakan
kasus karena oksalosis telah berulang pada ginjal yang ditrans-
doksin (kofaktor untuk alanin-glioksilat aminotransferase, li-
hat Gb.71-1), pascamakan etilen glikol atau vitamin C dosis plantasikan. Transplantasi hati dan ginjal bersama telah meng-
tinggi, sesudah pemberian agen anestetik metoksifluran (yang akibatkan penurunan yang berarti pada oksalat plasma dan
mengoksidasi secara langsung asam oksalat), dan pada pende- urin pada beberapa penderita, dan ini mungkin merupakan
pengobatan yang paling efektif pada gangguan ini sekarang.
rita dengan penyakit radang usus atau reseksi usus yang luas
(hip eroks aluria enterik). Hiperoksaluria akut yang mematikan Hiperoksaluria Primer Tipe ll (Asiduria l-Gliserat). Keadaan
dapat terjadi sesudah menelan tumbuh-tumbuhan dengan kan- jarang ini karena defisiensi gabungan enzim asam l-gliserat
dungan asam oksalat yang tinggi seperti sorrel sejenis daun dehidrogenase dan asam glioksalat reduktase (lihat Gb.7l-7).
432 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

Bila tidak ada enzim yang pertama, hidroksipiruvat (ketoasam na defisiensi prolin oksidase (dehidrogenase), dan tipe II ada-
serin) direduksi menjadi asam L-gliserat oleh laktat dehidroge- lah karena defek pada enzim A'-pirolin-5-asam karboksilat de-
nase. Defisiensi asam glioksilat reduktase menyebabkan aku- hidrogenase (Gb.7l-8). Tidak ada dari kedua tipe ini yang
mulasi asam glioksilat, yang diubah menjadi asam oksalat oleh menyebabkan manifestasi klinis spesifik. Kenaikan kadar pro-
laktat dehidrogenase. Mungkin asam gliserat dehidrogenase lin darah (lebih menonjol pada tipe II) dan prolinuria ditemu-
maupun asam glioksilat reduktase merupakan bagian dari sis- kan pada kedua tipe. Hidroksiprolin dan glisin juga dieks-
tem satu emzin. Sekurang-kurangnya 16 penderita dengan kresikan dalam jumlah abnormal dalam urin karena saturasi
gangguan ini telah dilaporkan. Delapan penderita adalah dari mekanisme reabsorbsi tubuler umum dengan prolinuria masif.
Saulteaux-Ojibway Indian Manitoba. Adanya asam A'-pirolin-5-karboksilat dalam plasma dan urin
S e cara klinis, penderita-penderita ini tidak dapat dibedakan membedakan tipe II dari tipe I. Tidak ada pengobatan yang di-
dari penderita-penderita dengan hiperoksaluria tipe I. Batu anjurkan pada individu yang terkena.
ginjal yang muncul bersama dengan kolik ginjal dan hematuri HIPERHIDROKSIPR0LINEMIA. Keadaan resesif autosom
dapat terjadi sebelum umur 2 tahun. Namun, kegagalan ginjal yang jarang ini agaknya karena defisiensi hidroksiprolin oksi-
belum diamati pada penderita dengan oksaluria tipe II; urin dase (lihat Gb.71-8). Penderita dengan gangguan ini biasanya
mengandung sejumlah besar asam L-gliserat disamping kadar tidak bergejala. Kenaikan yang mencolok kadar hidroksiprolin
oksalat yang tinggi (asam I--gliserat secara normal tidak ada dalam darah adalah diagnostik. Penderita inijuga mengekskre-
dalam urin). Ekskresi asam glikolat dan asam glioksilat urin ti- sikan sejumlah besar prolin dan glisin dalam urinnya. Tidak
dak bertambah. Adanya asam L-gliserat tanpa kenaikan kadar ada pengobatan yang dianjurkan.
asam glikolat dan glioksilat dalam urin membedakan tipe ini DEFISIENSI PHOLIDASE. Selama degradasi kotagen. imido-
dari hiperoksaluria tipe I. Penyakit yang serupa baru-baru ini peptida (seperti glisilprolin) dilepaskan dan secara normal di-
telah cl;:u'aikan pada kucing. pecah oleh prolidase jaringan. Enzim ini memerlukan mangan
untuk aktivitasnya yang tepat. Defisiensi prolidase, yang di-
wariskan sebagai ciri resesif autosom, mengakibatkan akumu-
71.8 Prolin dan Hidroksiprolin lasi imidopeptida dalam cairan tubuh. Gena untuk prolidase.
Iruj Rezvani telah dipetakan pada lengan panjang kromosom 19.
Maniftstasi klinis keadaan yang jarang ini (hanya diketa-
Prolin dan hidroksiprolin ditemukan pada kolagen dalam hui 28 kasus) dan umur mulainya adalah sangat bervariasi.
kadar yang tinggi. Tidak ada dari salah satu asam amino ini Lesi kulit (ulkus berulang, ruam pu{pura halus, dermatitis eri-
yang secara normal ditemukan dalam urin dalam bentuk bebas tematosa berkerak), defisit mental dan mbtorik, kerentanan
kecuali pada awal masa bayi. Ekskresi hidroksiprolin "terikat" terhadap infeksi, dan kelemahan sendi merupakan tanda-tanda
(dipeptida dan tripeptida yang mengandung hidroksiprolin) utama. Beberapa penderita mempunyai tanda-tanda kraniofa-
menggambarkan pergantian kolagen dan bertambah pada sial khas dengan ptosis, proptosis okuler, penonjolan sutura
gangguan pergantian kolagen yang dipercepat, seperti rakhitis kranium. Kasus tidak bergejala juga telah dilaporkan. Kenaik-
atau hiperparatiroidisme. an yang mencolok pada ekskresi immidodipeptida urin adalah
HIPERPROLINEMIA. Dua tipe keadaan resesif autosom yang diagnostik. Pemeriksaan enzim dapat dilakukan pada eritrosit
jarang ini telah diuraikan. HiperprolinemicL ti.pe I adalahkare- atau biakan fibroblas kulit.

cooH
Tl---
\r,lcoott
O @ Jr-,.

H \.J-"oo" JH,
lprotinemiarl " """""""'" r
1fij"""li"F nloo"
Prorin r HJ_ruH,

-T-"
i':"'i:l[
kaIboksilat
-,---,
n,n*,
J
H2N-cH2-cH2_cH2_cH_COOH
- I

NHt
Ornitin

H
c:o
,H I

cooH
A'-Pirolin-3
Hidroksiprolin
hidroksi-s Asam Asam
-asam karboksilat piruvat glioksitat

Gambar 7l-8 Jalur metabolisme prolin. Enzim: (1) prolinoksidase; i2) A'-pirolin-5-asam karboksilat dehidrogenase; (3) hidroksiprolin oksidase
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 433

Penambahan oral dengan prolin, asam askorbat, dan ma-


71.9 Asam Glutumat
ngan serta penggunaad prolin dan glisin topikal mengakibat-
kan perbaikan pada ulkus kaki. Iraj Rezvani
IMINOGLISINURIA FAMILIAL. Defek ini tidak bergejala da-
G lutation (y-glutamilsisteinilglisin) merupakan produk uta-
lam reabsorbsi prolin tubuler ginjal yang diwariskan sebagai
ma asam glutamat dalam tubuh. Tripeptida yang ada di mana-
ciri resesif autosom. Karena prolin, hidroksiprolin, dan glisin mana ini disintesis dan didegradasi melalui siklus kompleks
semuanya diangkut dengan mekanisme yang biasa, penderita yang disebut siklus y-glutamil (Gb.71-9). Karena gugus sulf-
dengan iminoglisinuria familial juga mengekskresi prolin dan hidril (-SH) bebasnya dan berlimpahnya dalam sel, glurarion
hidroksiprolin dalam jumlah abnormal. Kadar serum asam melindungi senyawa yang mengandung-sulfhidril lain (seperti
amino ini normal. Banyak orang yang terkena juga telah ter- enzim dan koenzim A) dari oksidasi. Ia juga dilibatkan pada
ganggu pengangkutan prolin ususnya, dan beberapa dapat se- detoksifikasi peroksida, termasuk hidrogen peroksida, dan da-
cara bersamaan retardasi mental. Pada program skrining, lam mempertahankan kandungan sel dalam keadaan tereduksi.
iminoglisinuria juga ditemukan pada penderita dengan hiper- Glutation dapat juga berperan serta pada pengangkutan asam
prolinemia, hiperhidroksi prolinemia, dan sindrom Fanconi. amino melewati membran sel melalui siklus y-glutamil.

,tRt.
I
I H2N-CH-COOH
I

Asam amino di z
: luar sel ,'

-\
\R
\l
T", \
HN-cH-cooH
cooH-cH-(cHr)r-c:o
Asam amino y-Glutamil

H2N-CH-COOH
Lisin NH, \
Asam amino
lllti,X'n roo"-l r-t.Hr,-cooH \- dalamsel ./
Ornitin ----*-.-.--
+*-l++ Asamglutamat

r-'\^.
I Fk*e'-riffi;l
----r.-

.o.J
ui--
G\
ei *I _
T *;sfi;. Bul
=-
S-oksoprotin
(asam piroslutamat)

' J Add"'h"l
l-hidroksibutirat
CH2-NH2 (D Hg:O I I
cooH
I

(CHz)z (9Hz)z (CHz)t

3oo* trd""il" cA-BAl Eoo"


I

@ cooH
Semialdehida Asam suksinat
asam suksinat

I
?H'?oH
,?*r,
cooH
Asam 1"hidroksibutirat

Gambar 71-9. Siklus 1-glutamil. Defek sistesis glutation dan degradasi yang dicatat. Enzim: (1) yglutamil transpeptidase; (2) 1 glutamil siklotransferase; (3) 5-
oksoprolinase; (4) yglutamilsistein sintetase; (5) glutation sintetase; (6) asam glutamat dekarboksilase; (7) GABA transaminase; (8) semialdehida suksinat dehi-
tlrogenase.
434 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

DEFISIENSI GLUTATION SINTETASE. Dua bentuk keadaan KELAINAN METABOLISME ASAM y-AMINOBUTIRAT (GABA)
ini telah dilaporkan. Pada bentuk yang beral, yang adalah ka- BAWAAN, GABA disintesis kebanyakan dari asam glutamar
rena defisiensi enzim menyeiuruh, dasarnya adalah asidosis dan, sebagian kecil, dari ornitin (lihat Gb.71-9). GABA paling
berat dan 5-oksoprolinuria. Pada bentuk yang ringan, defrsi- banyak dalam otak dan berfungsi sebagai faktor penghambat
ensi enzimnya hanya terbatas pada sel darah merah, 5-okso- pada neurotransmiter.
prolinuria atau asidosis tidak ditemukan. Pada kedua bentuk, Ketergantungan (Dependency) Vitamin 86. Keadaan resesif
penderita menderita anemia hemolitik akibat defisiensi gluta- autosom ini adalah karena defisiensi aktivitas asam glutamat
tion. dekarboksilase dalam otak, yang mengakibatkan penurunan
Defisiensi Glutation Sintetase, Bentuk Berat (Asidemia produksi GABA. Enzim ini memerlukan vitamin 86 sebagai
Piroglutamat, 5-Oksoprolinuria). Asidosis metabolik kronis kofaktor (lihat Gb.71-9). Diagnosis ketergantungan piridoksin
dan anemia hemolitik ringan sampai berat, yang bermanifes- harus dipikirkan pada bayi yang serangan kejangnya pada ke-
tasi pada umur beberapa hari pertama, merupakan tanda-tanda hidupan awal terkontrol jelek dengan terapi antikonvulsan bia-
utama pada gangguan resesif autosom yang jarang ini. Defisit sa tetapi pada pemberian dosis be'sar (10-100 mg/kg) vitamin
mental dan neurologis telah diamati pada beberapa anak yang B6 mengakibatkan perbaikan yang dramatis aktivitas serangan
terkena. Asidosis metabolik yang mengancam jiwa dapat ter- maupun kelainan EEGnya. Karena defek ini tidak dapat dide-
jadi pasca-prosedur bedah atau infeksi yang datang di antara- teksi pada fibroblas, diagnosis biasanya dibuat atas dasar ies-
nya. Penderita ini mengekresi sejumlah besar (sampai pada 40 pons klinis terhadap vitamin 86. Penurunan aktivitas asam
g/24 jam) 5-oksoprolin (asam piroglutamat) dalam urin. Kadar glutamat dekarboksilase, reversibel dengan penambahan piri.-
tinggi dari senyawa ini juga ditemukan dalam darah. Kandung- doksin, telah diperagakan pada jaringan ginjal tetapi tidak pa-
an glutation eritrosit sangat menurun. Kenaikan sintesis 5- da jaringan otak. Anak ini memerlukan dosis vitamin 86 ha-
oksoprolin pada gangguan ini diduga kalena perubahan y-g1ur rian tidak terbatas.
amilsistein menjadi 5-oksoprolin oleh enzim y-glutamil siklo- Asidemia y-Aminobutirat (Defisiensi GABA Transaminase).
transf'erase (lihat Gb.7 I -9). Produksi y-glutamilsistein sintetase Keadaan ini bermanifestasi sebagai retardasi psikomotor, hi-
sangat meningkat karena pengaruh hambatan glutation pada potonia dan pertumbuhan linier yang dipercepat. Ada kenaik-
enzim 1-glutamilsistein yang diambil. Defisiensi sintetase glu- an GABA dan B-alanin yang mencolok dalam cairan serebro-
tation telah diperagakan pada berbagai sel. Pengobatan teru- spinal dan darah (lihat Gb.71-9). Terjadi kenaikan perrumbu-
tama langsung diarahkan kearah mengkoreksi asidosis, meng- han linier, mungkin sebagai akibat hipersekresi hormon per-
hindari obat-obatan dan oksidan yang dapat menyebabkan tumbuhan yang dirangsang oleh GABA. Defisiensi GABA
hernolisis. dan menccgah keadaan yang penuh stres. transaminase telah diperagakan pada biopsi hati dan limfosit.
Defisiensi Glutation Sintetase, Bentuk Ringan. Penderita ini Pengobatan dengan dosis vitamin Be tinggi tidak efektif.
menderita anemia hemolitik ringan dan ikterus tanpa 5-okso- Asidemia y-Hidfroksibutirat. Defek pada semialdehida suk-
prolinuria dan asidosis. Defisiensi enzim terbatas pada sel da- sinat dehidrogenase, diwariskan sebagai gangguan resesif
rah merah. autosom, menyebabkan kenaikan produksi asam y-hidroksib-
DEFISIENSI 5-OKSOPROLINASE. Tidak ada gambaran klinis utirat, metabolit minor GABA normal, yang berlimpah dalam
yang jelas yang telah ditegakkan karena hanya tiga penderita otak (lihat Gb.71-9). Ataksia, hipotonia, dan defisit neurologis
dengan -qangguan ini yang telah dilaporkan. Dua anak laki-laki merupakan manifestasi klinis utama, yang dapat terjadi pada
bersaudara menderita enterokolitis dan batu ginjal. Penderita awal masa bayi. Ataksia semakin tua semakin membaik. Se-
lain hanya menderita trQ rendah. Penemuan ini mungkin tidak jumlah besar y-hidroksibutirat dan sejumlah sedang semialde-
terkait dengan defisiensi enzim. Penderita mengekskresi se- hida suksinat ditemukan dalam urin. Kenaikan kadar y-hi-
jumlah sedang 5-oksoprolin dalam urin, tetapi tidak seperti droksibutirat juga terdeteksi dalam darah dan cairan serebro-
penderita dengan defisiensi glutation sintetase, mereka tidak spinal. Kadar ini semakin tua dapat menjadi normal. Defisi-
menderita asidosis atau anemia hemolitik. Defisiensi glutation ensi enzim telah diperagakan pada lisat limfosit. Tidak ada
dan glutamat tidak terjadi pada gangguan ini, terutama karena pengobatan efektif yang sekarang tersedia.
asam glutamat dihasilkan dari sumber lain dalam tubuh (lihat
Gb.71-9).
DEFISIENSI y-GLUTAMILSISTEIN SINTETASE. Anemia he- 71.10 Siklus (Jreta dan Hiperqmoni&
molitik kronis, neuropati perifer, degenerasi spinoserebellar
(Arginin, Sitrulin, Ornitin)
progresif, dan aminoasidemia menyeluruh telah dilaporkan
pada dua bersaudara yang mempunyai kadar glutation eritrosit Iraj Rezvani
amat rendah dan defisiensi yang mencolok y-glutamilsistein
sintetase. Ketidakmampuan mensintesis senyawa y-glutamil Katabolisme asam amino mengakibatkan produksi amonia
mengakibatkan gangguan pengangkutan asam amino tubulus bebas, yang sangat toksik pada sistem saraf sentral. Amonia
ginjal dan aminoasiduria (lihat Gb.71-9), didetoksifikasi menjadi urea melalui sederetan reaksi yang
GLUTATI0NEMIA (Defisiensi y-Glutamil Transpeptidase). dikenal sebagai siklus Krebs-Henseleit atau siklus urea
Retardasi mental dan masalah perilaku berat merupakan mani- (Gb.71-10). Lima enzim diperlukan untuk sintesis urea: karba-
festasi klinis utama gangguan yang jarang ini. Penderita men- milfosfat sintetase (carbamylpho sphate synthetas e [CPS]), or-
derita glutationemia, glutationuria, dan aktivitas y-glutamil nitin transkarbamilase (ornithine transcarbamilase [OTC]),
transpeotidase yang kurang dalam leukosit dan biakan fibro- argininosuksinat sintetase (AS), argininosuksinat liase (AL),
blas. dan arginase. Enzim keenam, N-asetilglutamat sintetase, juga
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 435

diperlukan untuk sintesis N-asetilglutamat, yang merupakan diatas 200 pM (harga normal <35 pM). Pendekatan pada diag-
aktivator enzim CPS. Defisiensi individul enzim ini telah dia- nosis banding hiperamonemia pada bayi baru lahir digambar-
mati, dan dengan prevalensi keseluruhan I dalam 30.000 lahir kan pada Gambar 71-11. Penderita dengan defisiensi karba-
hidup, defisiensi ini merupakan penyebab genetik paling milfosfat sintetase atau ornitin transkarbamiiase tidak mempu-
sering hiperarnonia pada bayi. nyai kelainan asam amino plasma spesifik kecuali untuk ke-
PENYEBAB GENETIK HIPERAMONIA. Disamping defek ge- naikan kadar glutamin, asam aspartat, dan alanin akibat hiper-
netik enzim siklus urea, kenaikan kadar amonia dalam plasma amonemia. Kenaikan yang mencolok asam orotat urin pada
yang mencolok juga diamati pada kelainan metabolisme ba- penderita dengan defisiensi ornitin transkarbamilase membe-
waan lain (Tabel 7l-l). Pada seksi ini hanya dibahas defek en- dakan defek ini dengan defisiensi asam karbamil fosfat sen-
zim siklus urea dan hiperamonenia sementara bayi baru lahir. tetase. Penderita dengan defisiensi asam argininosuksinat sin-
MANIFESTASI KLINIS HIPERAMONEMIA. Pada masct neona- tetase, asam argininosuksinat liase, atau arginase mengalami
ras, gejala-gejala dan tanda-tanda kebanyakan akibat disfungsi kenaikan mencolok pada masing-masing kadar sitrulin, asam
otak dan serupa tanpa menlandang penyebab hiperammone- argininosuksinat, atau arginin plasma. Diferensiasi antara de-
mia. Pada umumnya, bayi yang terkena adalah normal pada fisiensi karbamilfosfat sintetase dan defisiensi N-asetil gluta-
saat lahir tetapi menjadi bergejala sesudah beberapa hari ma- mat sintetase mungkin memerlukan pemeriksaan enzim ma-
kan protein. Penolakan makan, muntah, takipnea dan lesu yang sing-masing. Namun perbaikan klinis yang terjadi sesudah
dengan cepat menjelek menjadi koma. Konvulsi lazim ada. Pe- pemberian oral karbamil glutamat, dapat memberi kesan de-
meriksaan fisik dapat menunjukkan hepatomegali disamping fisiensi N-aseti glutamat sintetase.
I

tanda-tanda neurologis koma dalam. Pada bayi dan anak lebih PENGOBATAN HIPERAMONEMIA AKUT. Hiperamonemia
tua, hiperamonemia akut ditampakkan oleh muntah dan ke- akut harus diobati segera dan sungguh-sungguh. Tujuan terapi
lainan neurologis seperti ataksia, kerancuan mental, agitasi, adalah untuk membuang amonia dari tubuh dan memberi
iritabilitas, dan sifat melawan. Manifestasi ini dapat berselang kalori dan asam amino yang cukup untuk menghentikan peme-
seling dengan masa lesu dan mengantuk dan dapat menjelek cahan protein endogen lebih lanjut (Tabel 71-2). Kalori, cairan
menjadi koma. dan elektrolit yang adekuat harus diberikan secara inrravena.
Pemeriksaan Laboratorium rutin tidak menunjukkan tanda- Lipid pada penggunaan intravena (l glkgl2ajam) memberikan
tanda spesifik bila hiperamonemia disebabkan oleh defek en- sumber kalori efektif. Jumlah protein minimal (0,25 glkgl24
zim siklus urea. Nitrogen urea darah biasanya amat rendah. jam), lebih baik dalam bentuk asam amino esensial, harus
Pada bayi dengan asidemia organik, hiperamonemia biasanya ditambahkan pada cairan intravena untuk mencegah keadaan
disertai dengan asidosis berat. Bayi baru lahir dengan hipera- katabolik. Untuk menyediakan asam amino essensial ini tanpa
monemia sering salah didiagnosis sebagai infeksi menyeluruh, menambah beban nitrogen, analog ketoasam asam amino
dan mereka dapat meninggal karena penyakit tersebut tanpa esensial telah digunakan oleh beberapa ahli, tetapi pengaruh
diagnosis yang benar. Autopsi biasanya tidak luar biasa. Kare- yang bermanfaat dari senyawa ini tidak terbukti secara klinis.
nanya penting sekali mengukur kadar amonia plasma pada Makanan oral dengan formula rendah-protein (0,5-1,0 glkgl24
setiap bayi sakit yang manifestasi klinisnya tidak dapat dijelas- jam) melalui pipa nasogastrik harus dimulai sesegera perbaik-
kan oleh infeksi yangjelas. an cukup pada keadaan klinis yang memungkinkan.
DIAGNOSIS. Kriteria utama untuk diagnosis adalah hipera- Karena amonia kurang dibersihkan oleh ginjal, pembuang-
monemia. Kadar amonia plasma pada bayi yang sakit biasanya annya dari tubuh harus dipercepat dengan pembentukan se-
nyawa dengan clearence ginjal tinggi. Natrium benzoat mem-
bentuk asam hipurat dengan glisin endogen; hipurat dibersih-
TABEL 71-1 Kelainan Metabolisme Bawaan yang Menyebabkan kan dari ginjal dengan 5 kali kecepatan filtrasi glomeruler.
Hiperamonemia Setiap mol benzoat mengambil 1 mol amonia sebagai glisin.
Fenilasetat bergabung dengan glutamin membentuk fenilase-
tilglutamin, yang dengan mudah diekskresikan dalam urin.
Satu mol fenilasetat mengambil 2 mol amonia sebagai gluta-
min dari tubuh.
Pemberian arginin adalah efektif dalam pengobatan hipera-
monemia yang disebabkan oleh defek siklus urea (kecuali
pada penderita dengan defisiensi arginase) karena ia memasok
siklus urea dengan ornitin dan N-asetil glutamat (lihat Gb.71-
10). Pada penderita dengan sitrulinemia, I mol arginin be-
reaksi dengan I mol amonia (sebagai karbamilfosfat) untuk
membentuk sitrulin. Pada penderita dengan asidemia arginino-
suksinat, 2 mol amonia (sebagai karbamilfosfat dan aspartat)
membentuk asam argininosuksinat dengan arginin melalui sik-
lus urea. Sitrulin dan asam argininosuksinatjauh kurang toksik
dan lebih mudah diekskresi melalui ginjal daripada amonia.
Pada penderita dengan defisiensi CPS atau ornitin transkarba-
milase (OTC), pemberian arginin terindikasi karena arginin
menjadi asam amino esensial pada gangguan ini. Penderita de-
436 BAGIANX f Penyakit-penyakit Metabolik

NH"
l-
C:O
I
NH
I
cH"
t-
cH"
t'
cH"
I-
HC_NH,
I

cooH
Sitrulin

II II Amonemia karena
iHiffi;il;il" II /6\ \\
e t ffls@\
detisiensi ornitin o.,nfiiXT*'n.,
transkarbamilase
transkarbamilase ** - cooH
I

['m:rnJ\o HC
il
CH
NH3+CO2+ATP
Y-'-ti \ I

*il"r.a'e;-l
Amonemia karena
I
nsi karbamil
6I \E
\z
\\ I
/
cooH
delisiensi karbamil
loslaltsintetase Ho-T:o Asam
sintetase
I I
\ \_ $,
lumarat

;
o
\fA''ffiill
*''*ill" q:;$i:'
I"" H
-t- / f:Na
[x; co,
i"'.
9H'
t ,'t\,., -1,\
i::
Purresinl"y\Arsinin
I
:ffi [:": \r "[J;' +1,

ldarisirosor I \ JO
II +[o-til;t
l-l
I Ia\ T*'
\c:NHoH
cooH HC:o mitokondria _l / *"
f' L;/^"^
Lke
ll
Amonemia karena
defisiensi N-asetil-
glutamat sintetase
?",
?:'
?",
r-''*_]
I | | roroio ritrir oksida ?t,
i:
Hc*NHz HC-NH".--------11
.!"r-..
cooH- cooH @ H?-NH,
am glutamat glutamat
Asam COOH
tsemialdehid Nc-OH-Arginin
Asam N-asetilglutamat
(NAG)

Gambar 7l-10 Jalur-jalur dalam metabolisme amonia dan dalam siklus urea. Enzim: (1) karbamil fosfat sintetase (cps); (2)
ornitin transkarbamilase (oTC); (3)

tetase

ngan defisiensi OTC mendapat manfaat dari penambahan si- gunaan intravena. Dosis terapeutik yang dianjurkan dari kedua
trulin (200 mglkg/24 jam) karena 1 mol sitrulin dapat mene- senyawa memberikan sangat banyak natrium pada penderita
rima I mol amonia (sebagai asam aspartat) untuk membentuk sehingga harus dikalkulasi sebagai bagian dari kebutuhan na-
arginin. Pada penderita yang hiperamonemia akibat asidemia trium harian. Benzoat dan fenilasetat harus digunakan dengan
organik, pengobatan dengan arginin tidak terindikasi karena ti- hati-hati pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia kare-
dak ada pengaruh yang bermanfaat dari terapi tersebut yang na mereka berpotensi risiko hiperbilirubinemia dengan me-
dapat diharapkan. Namun, pada bayi baru lahir dengan serang- mindahkan bilirubin dari albumin. Pada bayi yang berisiko,
an pertama hiperamonemia, arginin harus digunakan sampai dianjurkan untuk mengurangi bilirubin sampai kadar aman de-
diagnosis ditegakkan. ngan transfusi tukar sebelum pemberian benzoat atau fenilase_
Benzoat, fenilasetat, dan arginin dapat diberikan bersama tat.
agar pengaruh terapeutik maksimal. Dosis dasar senyawa ini Jika terapi sebelumnya gagal menghasilkan perubahan
diikuti dengan infus terus menerus sampai terjadi penyembu- yang sesuai pada kadar amonia darah dalam beberapajam, he_
han status akut (lihat Tabel 71-2). Harus dicatat bahwa ben- modialisis atau dialisis peritoneum harus digunakan. Transfusi
zoat m4upun fenilasetat dipasok sebagai larutan yang kental tukar mempunyai sedikit pengaruh dalam mengurangi amonia
dan harus diencerkan dengan tepat (larutan 1-27o) untuk peng- tubuh total. Transfusi ini harus digunakan hanya jika dialisis
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 437

ambil pH
darah dan HCOg

Asidosis Tidak ada asidosis

t
ambil asam
Y
I

ambil asam
organik amino plasma

Kenaikan asam amino


tidak spesilik
I
Y
ambil asam
orotat urin

Tinggi Normal atau rendah

I
ambilsitrulin
plasma
I

I
VY
Rendah Normal atau naik

I
fD.rril*l I betisiensi cps I I Hioeramonemia I

lorcl I
"t"u
delisiensi I
sintetase uec
|
I
|
sementara
bayi baru
I

tahir 'I
I
Gbmbar 71-11. Pendekatan klinis pada bayi baru lahir dengan hiperamonemia bergejala.

tidak dapat digunakan segera atau bila penderita adalah bayi benzoat lama (250-500 mg/kg/24 jam), fenilasetat i250-500
baru lahir dengan hiperbilirubinemia (lihat sebelumnya). He- mgkg/24 jam), dan arginin (200-400 mg/kg/24 jam) atau si-
modialisis, walaupun cara yang paling efektif untuk pem- trulin pada penderita dengan defisiensi OTC (200-400 mg/
buangan amonia, secara teknik sukar untuk melakukan dan kg/24 jam), adalah efektif dalam mempertahankan kadar amo-
tidak dapat dengan cepat disediakan pada semua senter. Kare- nia darah dalam kisaran normal. Fenilasetat mungkin tidak
nanya, dialisis peritoneum merupakan cara yang paling praktis diterima oleh penderita dan keluarga karena baunya yang me-
dan cepat serta efisien untuk pengobatan penderita dengan rangsang. Penambahan karnitin juga dianjurkan pada pengo-
hiperamonenia berat; biasanya ada penurunan secara dramatis batan penderita ini karena benzoat dan fenilasetat dapat me-
pada kadar amonium plasma dalam dialisis beberapa jam, dan nyebabkan pengosongan karnitin, tetapi manfaat klinis
pada kebanyakan penderita, amonium plasma kembali ke nor- senyawa ini tetap harus dibuktikan. Status katabolik yang
mal dalam 48 jam dari mulainya dialisis peritoneum. Pada memicu hiperamonia harus dihindari.
penderita yang hiperamonemianya karena asidemia organik, DEFTSTENSI KARBAMTLFOSFAT STNTETASE (CpS) DAN
dialisis peritoneum secara efektif membuang asam organik IV-ASETILGLUTAMAT SINTETASE. Defisiensi dua enzim ini
maupun amonia yang mengganggu tubuh. menghasilkan manifestasi klinis dan biokimia yang serupa.
Untuk mengurangi kemungkinan produksi amonia oleh Bayi yang terkena biasanya menjadi bergejala pada umur be-
bakteri usus, pemberian neomisin dan laktulosa oral melalui berapa hari pertama dengan menolak makan, muntah, lesu,
pipa nasogastrik harus dimulai amat awal pada perjalanan te- konvulsi, dan koma. Bentuk akhir defisiensi CPS, ditandai de,
Lapi. Mungkin ada pengurangan yang besar antara normalisasi ngan retardasi mental dengan episode muntah dan lesu, juga
amonia dan perbaikan status neurologis penderita. Mungkin telah dilaporkan.
diperlukan beberapa hari sebelum bayi menjadi sadar penuh. P e n emuan lab o rctto rium menunj ukkan hiperamonemia tan-
Terapi Jangka Panjang. Bila bayi sadar, terapi harus diren- pa kenaikan asam amino spesifik dalam plasma; kenaikan ka-
canakan pada penyebab hiperamonemia yang mendasari. Pada dar glutamin dan alanin plasma yang mencolok yang ditemu-
umumnya, semua penderita memerlukan beberapa tahap pem- kan pada penderita ini adalah akibat hiperamonemia. Asam
batasan protein (l-2 glkg2ajam) tanpa memandang defek en- orotat urin biasanya rendah atau mungkin tidak ada (lihat
zim. Pada penderita dengan defek pada siklus urea, pembcrian Gb.71-1 I ).
438 BAGIAN X Pen ya k it-Pe nya kit M etab ol i k
'
TABEL 71-2 Pengobatan Hiperhrnonemia Akut pada Bayi lam darah. Seperti pada defisiensi CPS, kenaikan kadar gluta-
min dan alanin plasma adalah akibat hiperamonemia. Kenaik-
an yang mencolok pada ekskresi urin asam orotat membeda-
kan keadaan ini dari defisiensi CPS (lihat Gb.7l-11). Orotat
dapat mengendap dalam urin sebagai pasir atau batu. pada
$ll.lio bentuk yang ringan, kelainan laboratorium ini dapat kembali
flnfus da menjadi normal antara serangan. Bentuk ini harus dibedakan
Iam
dari semua keadaan episodik masa anak dan dari keracunan.
Terutama pada intoleransi protein lisinurat iBab 7i.12) me-
nyerupai sifat-sifat klinis dan biokimia defisiensi OTC. Ke-
naikan ekskresi lisin urin, ornitin, dan arginin dan kadar
sitrulin darah merupakan tanda penting intoleransi protein lisi-
nurat yang tidak ditemukan pada penderita dengan defisiensi
OTC.
*Senyautu ini biasanya dipersi.apktn sebagai. larutan 5-10o/o untuk penggu- Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan melakukan pemerik_
n.aail intra\)ena. Natriunt tlari obatobat ini harLrs dintasukkan sebagai bagian
dari kebutuhan ruttriunt haritn. saan aktivitas enzim'yang secara nonnal hanya ada pada hati.
iDosis yang lebih tinggi dianjurkon pada pengrfuatan penderita dengan si- Diagnosis perinatal dicapai dengan cara biopsi hati janin dan,
trtLlineniu dan asiduria arginirutsuksinat. Arginin tidak dianjurkan. pada pen- yang lebih baru, dengan pelmeriksaan karakteristik polimor_
derittL dengttn defisiensi arginin dan pada tnereku yang hiperarnonernia akibat
fisme DNA pada sampel villus korionik. pembawa (carrier)
asidemia orga.nik.
wanita heterozigot tidak bergejala dapat diidentifikasi dengan
menggunakan beban protein oral, yang menaikkan amonia
plasma dan kadar asam orotat urin. Kenaikan yang mencolok
Pengobatan penderita dengan defisiensi CPS serupa de-
dalam ekskresi orotidin urin pascauji beban alopurinol telah
ngan pengobatan yang diuraikan diatas untuk hiperamonemia.
digunakan untuk mendeteksi pembaw a (camier) wanita wajib
Penderita dengan defisiensi N-asetil-glutamat sintetase terbukti
(obligat). Pembawa wanita tidak bergejala menderita disfungsi
mendapat manfaat dari pemberian oral karbamilglutamat. Ka-
serebral ringan dibanding dengan saudara-saudatanya yang ti-
renan)/a penting membedakan antara defisiensi dua enzim ini
dak terkena.
dengan pemeriksaan aktivitas enzim pada biopsi yang diambil
Pengobatan adalah serupa dengan pengobatan yang diberi-
dari hati.
kan pada defisiensi CPS kecuali bahwa sitrulin dapat diguna-
Defisiensi CPS diwariskan sebagai ciri resesif autosom;
enzim tersebut secara normal ada dalam hati dan usus. Gena
kan menggantikan arginin. Transplantasi hati telah berhasil
sebagai pengobatan tertentu pada beberapa penderita dengan
dipetakan pada lengan pendek komosom 2, N-asetil-glutamat
defisiensi OTC.
sintetase telah diperiksa hanya pada spesimen hati yang diam-
DEFISIENSI ASAM ARG|N|NOSUKStNAT STNTETASE (Sirru-
bil pada biopsi.
linemia). Sitrulinemia diwariskan sebagai ciri resesif autosom.
DEFISIENSI ORNITIN TRANSKARBAMILASE (OTC). pada
Gena terletak pada lengan panjang kromosom 9. Keparahan
gangguan dominan terkait-X ini laki-laki hemizigot lebih berat
kelainan gena mutan yang diwariskan dari setiap orang tua
terkena daripada wanita heterozigot. Lebih dari 20 alele varian
berbeda pada penderita tertentu, sehingga menunjukkan bahwa
telah didokumentasi. Wanita heterozigot dapat menderita pe- kebanyakan penderita yang terkena adalah heterozigot ,,ganda
nyakit ringan, atau tidak mempunyai manifestasi klinis. Ini atau kombinasi". Gangguan ini menunjukkan heterogenitas
mungkin merupakan yang paling lazim dari semua siklus urea.
klinis dan biokimia yang besar.
Maniftstasi klinis pada bayi laki-laki baru lahir merupakan Spektrum manifestasi k/izls berkisar dari bentuk berat
manifestasi klinis hiperamonemia berat. Bentuk-bentuk keada- sampai bentuk yang tidak bergejala. Tanda dan gejala-gejala
an yang lebih ringan biasanya ditemukan pada wanita hetero- bentuk neonatus adalah identik pada mereka yang ditemukan
zigot dan pada beberapa orang laki-laki yang terkena. Bentuk- dalam bentuk defisiensi CPS dan OTC berat (lihat sebelum-
bentuk ini secara khas mempunyai manifestasi episodik. Epi- nya). Bentuk ringan dapat mempunyai permulaan bertahap de-
sode hiperamonemia (yang ditampakkan oleh muntah dan ke- ngan kegagalan tumbuh, sering muntah, perkembangan ter-
lainan neurologis seperti ataksia, kerancuan mental, agitasi, lambat, dan rambut mudah patah, kering atau seperti bentuk
dan perlawanan) dipisahkan oleh masa-masa sehat. Mulainy,a defisiensi OTC ringan, dapat muncul secara episodik (lihat se_
dapat terjadi pada awal masa hamil atau masa anak awal. Epi- belumnya). Pada beberapa penderita, gejala-gejala tidak dapat
sode ini biasanya terjadi pasca-diet tinggi protein atau selama muncul sampai umur 20 tahun.
keadaan stres atau infeksi. Koma hiperamonemia dan kematian Tanda-tanda laboratorium serupa dengan tanda_tanda
dapat terjadi selama salah satu dari serangan ini. Beberapa yang terdapat pada penderita dengan defisiensi OTC kecuali
anak yang terkena telah didiagnosis sebagai penderita sindrom bahwa kadar sitrulin plasma sangat naik pada penderita de_
Reye berulang. Perkembangan mental dapat berlanjut normal. ngan sitrulinemia (lihat Gb.7l-11). Sekresi asam orotat urin
Namun, retardasi mental ringan sampai sedang lazim. Batu adalah cukup traik pada penderita dengan sitrulinemia dan
empedu telah ditemukan pada yang bertahan hidup; mekanis- kristaluria dapatjuga terjadi karena presipitasi orotat. penderi_
menya tetap tidak jelas. ta dengan asiduria argininosuksinat juga menunjukkan bebera-
Tanda laboratorium utama selama serangan akut adalah pa kenaikan pada kadar sitrulin plasma disamping kenaikan
hiperamonemia tanpa kenaikan pada asam amino spesifik da- kadar asam argininosuksinal. Diagnosls diperkuat dengan me_
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 439

lakukan pemeriksaan aktivitas enzim yang secara normal ada dikonfirmasi. Retardasi mental adalah progresif; serangan ke-
pada biakan fibroblas. Diagnosis prenatal didasarkan pada pe- jang lazim ada, dan episode hiperamonemia berat biasanya tidak
meriksaan aktivitas enzim pada biakan sel amnion. ditemukan pada gangguan ini. Hepatomegali mungkin ada.
Pengobatan serupa dengan pengobatan untuk gangguan Tanda-tanda laboratorium menunjukkan kenaikan arginin
siklus urea lain (lihat di atas). Meskipun prognosis amatjelek plasma dan cairan serebrospinal yang mencolok (lihat Gb.71-
untuk neonatus yang bergejala, penderita dengan penyakit ri- 11). Asam orotat urin naik sedang. Kadar amonia plasma
ngan biasanya berprognosis baik pada diet protein-terbatas. mungkin normal atau sedikit naik. Ekskresi arginin, lisin dan
Defisiensi mental ringan sampai sedang merupakan sekuele sistin, serta ornitin urin biasanya naik, yang dapat memberi ke-
yang lazim walaupun pada penderita yang diobati dengan baik' san diagnosis sistinuria. Namun, ekskresi urin asam amino ini
DEFISIENSI ARGININOSUKSINAT LIASE (Asiduria Arginino- dapat normal. Karenanya, penentuan asam amino dalam plas-
suksinat). Defisiensi ini diwariskan sebagai ciri resesif auto- ma merupakan langkah penting sebelum diagnosis arginine-
som dengan prevalensi sekitar 1 dalam 70.000 kelahiran hi- mia dapat dikesampingkan. Senyawa guanidino (asam o-keto-
dup. Gena terletak pada lengan panjang kromosom 7. guanidino-valerat, asam argininat) sangat naik dalam urin. Dl.
Keparahan m,anifestasi klinis dan biokimia sangat berva- agnosis diperkuat dengan pemeriksaan aktivitas arginase da-
riasi. Pada bentuk neonatus berat, hiperamonemia berat timbul lam eritrosit. Diagnosis prenatal belum diperoleh.
pada usia beberapa hari pertama, dan mortalitas biasanya Pengobatan terdiri dari diet rendah protein tanpa arginin.
tinggi. Tanda utama pada bentuk subakut atau lambat adalah Pemberian protein sintetis yang dibuat dari asam amino esen-
rerardasi mental, yang dihubungkan dengan episode muntah, sial biasanya mengakibatkan penurunan dramatis kadar argi-
gagal tumbuh dan hepatomegali. Kelainan rambut (ditandai nin plasma dan perbaikan dalam kelainan neurologis. Kompo-
dengan kering dan rapuh) adalah bernilai diagnostik khusus. sisi diet dan masukan protein harian harus dipantau dengan pe-
Secara mikroskopis, rambut tampak sama dengan rarnbut yang nentuan asam amino plasma yang sering. Natrium benzoat
ditemukan pada penderita dengan trikoreksis nodosa. Kelainan (250-375 mgkg24 jam) juga efektif dalam mengendalikan
rambut yang kurang berat ditemukan juga pada penderita de- hiperamonemia. Satu penderita yang menderita diabetes tipe I
ngan sitrulinemia. Batu empedu telah ditemukan pada bebera- pada umur 9 tahun bementara argininemianya ada pada pe-
pa yang bertahan hidup. ngendalian yang baik.
Tanda-tanda lab oratorium menunjukkan hiperamonemia, HIPERAMONEMIA SEMENTARA BAYI BARU LAHIR. Walau-
kenaikan sedang enzim hati, kenaikan nonspesifik kadar gluta- pun kadar plasma amonia pada bayi cukup bulan normal ada
min dan alanin plasma, kenaikan sedang pada kadar sitrulin dalam batas-batas normal dari kadar amonia plasma yang dite-
plasma (kurang daripada yang ditemukan pada sitrullimia), mukan pada anak yang lebih tua, sebagian besar bayi prematur
dan kenaikan yang mencolok pada kadar asam argininosuksi- dengan berat badan lebih rendah menderita hiperamonemia ri-
nat plasma. Pada kebanyakan penganalisis asam amino, asam ngan sementara (40-50 pM), yang berakhir selama sekitar 6-b
argininosuksinat tampak pada daerah isoleusin atau metionin, minggu. Bayi ini tidak bergejala, dan penelitian pemantauan
yang dapat menyebabkan kerancuan dalam diagnosis. Asam sampai dengan usia 18 bulan tidak menunjukkan defisit neuro-
argininosuksinat dapat juga ditemukan dalam jumlah besar da- logis yang bermakna.'
lam urin dan cairan spinal. Kadar dalam cairan spinal biasanya Hiperamonemia berat sementara telah diamati pada bayi
lebih tinggi daripada kadar dalam plasma. Enzim biasanya ada baru lahir. Sebagian besar bayi yang terkena adalah prematur
dalam eritrosit, hati, dan biakan fibroblas. Diagnosis prenatal dan telah menderita sindrom distres pernapasan berat. Koma
diclasarkan pada pengukuran aktivitas enzim pada biakan sel hiperamonemia dapat terjadi pada usia 2-3 hari, dan bayi dapat
amnion. Asam argininosuksinat juga naik pada cairan amnion meninggal karena penyakit tersebut jika pengobatan tidak se-
janin yang terkena. gera dimulai. Penelitian laboratorium menunjukkan hipera-
Pengobatan serupa dengan pengobatan yang diuraikan pa- monemia yang mencolok (amonia plasma setinggi 4.000 pM),
da sitrulinemia. dengan kenaikan sedang kadar glutamin dan alanin pla'sma.
DEFISIENSI ARGINASE (Hiperargininemia). Defek ini diwa- Kadar siklus urea plasma yang memperantarai asam amino
riskan sebagai ciri resesif autosom. Ada dua arginase yang ber- biasanya normal kecuali untuk sitrulin, yang dapat cukup naik.
beda secara genetik pada manusia. Satu adalah asam sistosolat Penyebab gangguan ini belum diketahui. Aktivitas enzim sik-
dan diekspresikan dalam hati dan eritrosit, dan yang lain dite- lus urea normal. Pengobatan hiperammonemia harus dimulai
mukan dalam mitokondria ginjal. Enzim sitosolat, yang adalah segera dan betul-betul diteruskan. Penyembuhan tanpa sekuele
enzim yang defisien pada penderita defisiensi arginase, dipe- lazim ada, dan hiperamonemia tidak kumat walaupun diet pro-
takan pada lengan panjang kromosom 6. tein normal.
ManiJestasi klinis keadaan yang jarang ini amat berbeda ORN|T|N. Ornitin merupakan salah satu metabolit perantara
dari manifestasi klinis defek enzim siklus urea yang lain' Mu- siklus urea yang tidak dapat digabung menjadi protein
lainya adalah diam-diam; bayi biasanya tetap tidak bergejala alamiah. Agaknya, ornitin ini dihasilkan dalam sitosol dari ar-
pada beberapa bulan pertama atau selama bertahun-tahun. Di- ginin dan harus diangkut ke dalam mitokondria, dimana ia di-
plegia spastik progresif dengan gerakan tungkai bawah seperti gunakan sebagai substrat enzim OTC untuk membentuk
gerakan gunting, gerakan khoreoatetotik, dan kehilangan pe- sitrulin. Ornitin berlebihan dikatabolisasi oleh dua enzim, or-
ristiwa perkembangan penting pada bayi yang sebelumnya nitin S-aminotransferase, yang merupakan enzim mitokondria
normal dapat memberi kesan penyakit degeneratif sistem saraf dan mengubah ornitin menjadi prekursor prolin, dan ornitin
sentral. Dua anak dipantau selama beberapa tahun dengan di- dekarboksilase, yang terletak dalam sitosol dan mengubah or-
agnosis palsi serebral sebelum diagnosis defisiensi arginase nitin menjadi putresin (lihat Gb.71-10). Dua gangguan genetik
440 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

mengakibatkan hiperornitinemia; atrofi girus retina dan sin- jang merupakan tanda yang lazim pada penderita ini. Episode
drom amonemia-hiperornitinemia-homositrulinemia. akut hiperammonemia pada masa bayi awal dapat mengakibat-
Atroli Girus Retina dan Koroid. Ini merupakan gangguan kan koma. Mulainya mungkin tertunda sampai masa dewasa
yang diwariskan secara resesif autosom karena defisiensi en- pada beberapa penderita yang terkena. Tidak ada lesi okuler
zim ornitin 5-aminotransferase. Sekitar setengah dari kasus yang telah diamati pada penderita ini. Kenaikan kadar ornitin
yang dilaporkan adalah dari Finlandia. Manifestasi klinis ter- dan homositrulin plasma merupakan diagnostik biasa. pemba-
batas pada mata dan meliputi buta malam, miopia, kehilangan tasan masukan protein memperbaiki hiperamonemia. penam-
penglihatan perifer dan katarak subkapsuler posterior. Peru- bahan ornitin dapat menghasilkan perbaikan klinis pada
bahan mata ini mulai antara umur 5 dan 10 tahun dan menjelek beberapa penderita. Gena untuk gangguan ini terletak pada le-
menjadi kebutaan total pada umur dekade ke-4. Lesi atrofi ngan panjang kromosom 13.
pada retina menyerupai girus serebri. Penderita ini biasanya
mempunyai intelegensi normal. Ada 10 kali kenaikan dalam
kadai ornitin plasma. Tidak ada kejadian hiperamonemia dan
71.11 Histidin
tidak ada kenaikan asam amino lain apapun. Beberapa pende-
rita berespons pada dosis tinggi piridoksin (500-1.000 mgl24 Iraj Rezvani
jam) dan diet rendah arginin. Gena ornitin 5-aminotransferase
dipetakan pada lengan pendek kromosom 1 0. Histidin merupakan asam amino esensial hanya selama
Sindrom Hiperamonemia.Hiperornitinemia-Homositrulinimea masa bayi. Jalur sintetiknya pada anak yang lebih tua dan
(sindrom HHH). Pada gangguan yang diwariskan secara resesif orang dewasa kurang dimengerti. Histidin didegradasi melalui
autosom yang jarang ini defeknya ada pada sistem pengang- jalur asam urokanat menjadi asam glutamat (Gb.'71-12).
kutan ornitin dari sitosol ke dalam mitokondria, yang menye- HISTIDINEMIA. Gangguan ini disebabkan oleh defisiensi
babkan akumulasi ornitin dalam sitosol dan defisiensi ornitin histidase, yang secara normal mengubah histidin menjadi
dalam mitokondria. Yang per-tama menyebabkan hiperorniti- asam urokanat (lihat Gb.ll-12). Gangguan ini diwariskan se-
nemia dan yang kedua mengakibatkan gangguan siklus urea bagai ciri resesif autosom; prevalensi keseluruhan diperki-
dan hiperamonemia. Homositrullin dibentuk dari reaksi karba- rakan I dalam 10.000 di seluruh dunia. Gena untuk histidase
milfosfat mitokondria dengan lisin, yang terjadi karena defisi- dipetakan pada lengan panjang komosom 12.
ensi ornitin intramitokondria. Gagal tumbuh, tanda-tanda pira- Manifustasi klinis meliputi gangguan bicara, retardasi per-
midalis (kenaikan refleks tendon dalam, spastisitas, klonus), tumbuhan, atau retardasi mental. Namun, hubungan penemuan
kelemahan tungkai bawah, retardasi mental dan serangan ke- ini dengan histidinemia tetap belum jelas; skrining asam

Sintesis protein

f"*,-f-"** Op--4 q .CH2-CH2-COOH


.l_1. iln,
' )-1
*Y,*
.,/ IL,cH"-g-cooH
\ )W- n,o"" Fi.,bi*rir I

Asam urokanat Asam

ltr
imidazolonpropionat
Pu"-C-coon
H+
6","**"
I

" HOOC-q-cHr-cH2-cooH
I

Asam NH
, ,v,e.,
1-Metit hisridin
,,,Juu,, I imidazolpiruvat I

CH
Hll / il
NH
----JcH2-c-cooH Asam imidazoilaktat Asam formiminoglutamat
dan asam imidazolasetat
,l:-1 1l (FtGLU)
u C:O
I

?"'
Delisiensi glutamat
lormiminotranslerase io
cH-
t'
NHt
Karnosin NH
lt cooH
CHH
I
lr I

QH,
@ + lT''*.il ..h
t- N\ ,,*'o-R I
I cH^
THF t'
HC-NH2
THF
Histidin I
Ns-Formimino cooH
Asam
H2N-CH2-CH2-COOH + + Acetic acid + CO2 glutamat
0-Alanin

Gambar 7l-12. Jalw dalam rnetabolisme histidin. THF = asam tetrahidrofolat Enzim: (1) histidase; (2) urokase; (3) glutamat farmiminotransferase; (4)
kamosi-
nase.
71 I Defek pada Metabolisme Asam Amino 441

amino rutin telah menemukan sejumlah subjek histidinemia oleh satu gena. Pada jalur kecil untuk katabolisme lisin, trans-
bermakna yang tidak bergejala. aminasi merupakan langkah awal dan asam pipekolat dibentuk
Penteriksaan laboratorium menunjukkan kenaikan yang (lihat Gb. '71-13). Jalur ini paling aktif dalam orak.
mencolok pada kadar histidin plasma dan cairan serebrospinal. HIPERLISINEMIA. Kenaikan lisin plasma yang mencolok
Ada juga kenaikan kadar darah alanin yang tidak terjelaskan. dapat ter.ladi sebagai gangguan menetap atau periodik; yang
Urin mengandung sejumlah besar histidin dan produk trans- kedua ini juga disertai dengan hiperamonemia.
aminasinya imidazolpiruvat. Senyawa kedua ini, seperti fenil- Hiperlisinemia Persisten. Gangguan resesif aurosom yang
piruvat, bereaksi dengan ferri klorida menghasilkan warna agaknya jarang ini disebabkan oleh defisiensi enzim sistem
biru-hijau yang jelas. Diagnosis histidinemia dapat diperkuat kompleks lisin ketoglutarat reduktase/sistem sakaropin dehi-
dengan pemeriksaan histidase pada hati atau kulit. Diagnosis drogenase y ang lazim ada.
prenatal belum diperoleh karena histidase tidak ada dalam sel Manifestasi klinis berkisar dari retardasi mental berat dan
ammion. fisik, sendi kendor, dan konvulsi sampai anak betul-betul nor
Pengobatan dengan diet rendah histidin telah menghasil- mal (yang diidentifikasi melalui skrining rutin). Hiperlisine-
kan pengendalian biokimia yang sangat baik. Namun, tidak mia biasanya tidak dipikirkan menjadi penyebab manifestasi
ada perbaikan klinis pada penderita yang bergejala. Tidak se- klinis pada penderita bergejala.
perti fenilketonuria, histidinemia ibu tidak menimbulkan pe- Tanda-tanda laboratorium menunjukkan hiperlisinemia,
ngaruh sakit apapun pada turunannya. sakaropinemia, lisinuria, dan sakaropinuria (sakaropin tidak
ASIDURIA UR0KANAT. Gangguan ini ditandai dengan rerar- dideteksi secara normal dalam darah atau urin) pada sebagian
dasi mental dan pertumbuhan dan asiduria urokanat masif (li- besar penderita. Orang-orang yang terkena dengan hiperlisine-
hat Gb. 1l-12). Defisiensi urokase telah ditunjukkan dalam mia tetapi tanpa sakaropinemia juga telah dilaporkan. La-
biopsi hati tiga dari empat anak yang dilaporkan. Namun, hu- gipula, homositrulin dan homoarginin ditemukan dalam cairan
bungan defisiensi enzim ini dengan tanda-tanda klinis mung- tubuh (lihat Gb. 71-13). Defisiensi gabungan enzim lisin keto-
kin terjadi bersamaan karena bayi normal dengan asiduria glutarat reduktase dan sakaropin dehidrogenase telah ditemu-
urokanat telah diidentifikasi melalui skrining urin rutin bayi kan pada semua penderita yang mengalami pengukuran ini,
baru lahir. kecuali satu penderita yang menderita defisiensi sakaropin de-
DEFISIENSI cLUTAMAT FORMININOTRANSFERASE. Gang- hidrogenase total dengan penurunan ringan aktivitas lisin keto-
guan ini dihubungkan dengan ekskresi formininoglutamat (FI- glutarat reduktase.
GLU; lihat Gb. 11-12). Penderita yang terkena ringan mem- Hiperlisinemia/sakaropinemia merupakan contoh defisi-
punyai kemungkinan terlambat bicara. Penderita yang terkena ensi ganda dua rangkaian enzim. Contoh lain adalah defisiensi
lebih berat menderita retardasi mental dan fisik, kelainan elek- enzim yang menyebabkan asiduria orotat (lihat Bab 75).
troensefalogram, dan dilatasi ventrikel otak dengan atrofi kor- Kebutuhan untuk pengobatan penderita dengan hiperlisine-
teks. Beberapa penderita menderita makrositosis dan hiper- mia adalah kontroversial.
pigmentasi neutrofil. Hanya l3 penderita yang telah dilapor- Hiperlisinemia Periodik dengan Hiperamonemia. penderita
kan, dan pewarisannya adalah resesif autosom. Walaupun dengan gangguan ini mengalami episode hiperamonemia dan
ekskresi FIGLU dapat diturunkan dengan pengobatan folat, ti- hiperlisinemia yang dapat mulai pada masa baru lahir. Gang-
dak jelas apakah penurunan ekskresi FIGLU bermanfaat. Glu- guan ini dipicu oleh diet tinggi lisin atau protein. Diet rendah
tamat formininotransferase tidak diekspresikan pada biakan protein menormalisasi kadar lisin dan amonia plasma. Pende-
flbroblas. rita dapat mengalami kenaikan kadar arginin dan sitrulin plas-
ma selama serangan. Enzim siklus urea berada dalam batas-
HISTIDINURIA. Ekskresi histidin urin secara normal bertarn-
batas normal pada penderita pada laporan aslinya, tetapi de-
bah pada wanita hamil. Histidinuria juga terjadi sebagai feno-
fisiensi enzim arginino-suksinat sintetase berikutnya dilapor-
men aliran berlebih (ovetflow) pada penderita dengan histi-
kan. Defek dasar pada penderita ini tidak jelas tetapi dapat me-
dinemia. Histidinuria murni tanpa histidinemia yang disebab-
rupakan defisiensi dari salah satu enzim siklus urea karena
kan oleh reabsorbsi tubuler ginjal yang kurang sempurna dapat
lisin plasma naik pada beberapa penderita dengan defisiensi
terjadi pada anak yang orang tuanya dan saudara-saudaranya
enzim siklus urea.
telah terbukti merupakan heterizigot untuk defek.
ASIDEMIA c-AMINOADIPAT. Anak normal dan anak dengan
anomali tulang multipel dan ketidakmampuan belajar yang
mengekskresikan sejumlah besar asam d-aminoadipat telah di-
71.12 Lisin laporkan. Tidak ada hubungan yang dapat ditegakkan antara
Iraj Rezvani kelainan klinis dan defek biokimia. Karena beban lisin me-
naikkan ekskresi asam o-aminoadipat, blokade diduga meru-
Lisin adalah asam amino dibasik esensial dengan jalur ka- pakan ketidakmampuan mengubah asam o(-aminoadipat men-
tabolik unik, yang mulai dengan kondensasinya dengan asam jadi o-ketoadipat.
u-ketoglutarat untuk membentuk sakaropin bukan dengan ASIDEMIA c-KETOADIPAT. Serangan kejang neonarus, ik-
transaminasinya. Sakaropin kemudian dipecah menjadi asam tiosis, asidosis metabolik ringan, dan retardasi nyata berikut-
asetoasetat melalui sederetan reaksi (Gb. 7l-13). Dua enzim nya dihubungkan dengan kenaikan kadar asam o-ketoadipat
pertama yang terlibat pada jalur katabolik lisin, a-ketoglutarat dalam plasma dan urin. Defek dalam dekarboksilasi o,-keto-
reduktase dan sakaropin dehidrogenase, amat mungkin meru- adipat menjadi asam glutarat telah diperagakan. Namun, defek
pakan bagian dari kompleks satu-protein yang dikendalikan biokimia yang sama telah ditemukan pada keturunan yang se-
442 BAGIAN X Pen ya kit-Penya kit Metab ol i k
'
o-N-asetil-lisin € -N-asetil-lisin
Sintesis protein
\ ,/
t.t / Hl cooH
J. cooH H2C-N-CH
NH"
t'
cH"
l-
f*,
T"'
QH, * ":+
9H,
o
?", ?",
cH"
gir"
S
9H"
?" ?"
t-
CH, i" lTbtu"'"h I
?", cooH
I
?*'
HC-NH2
cooH
Asam
HC-NH2
?", I cooH
c:o cooH
a-ketoolutarat
Sakaropin
I
cooH Lisin I

Asam I t Lbtr "'i"l+ @ iGk".pi".,,il"l


a-keto-€ -aminokaproat I
HN-?-NH, HN-C-NH2 l'--
J cH, o
t-
cH2 NH I
HC:O -
cooH
*,"-J,
-\N4coot+ ?H, ?" | I

9*,
cH. cH" I

Asam piperidin-
l'-
cH"
t' cH"
t'
t- cooH
2-karboksilat ?*,
HC-NH2 HC-NH2
J cooH cooH
a^) Homositrulin Homoarginin
("l"oo" -[--N^cooH
I
Asam piperidin-6-
Asam
pipekolat karboksilat

F d"rh pb"k"htl
?t. ?ooH @ )H T,@ cooH
C:O ++ CHz +t-r I

9H. CH,
cH, Hi E idr.i"Tl l- A.,drti" -l gHrlAsidurialCH, I

tott 8r I grit"'"t
I I
a-retoaoipat
I |
q-aminoadiPatl
Asam
asetoasetat
Joo;1 i*,^ +-;
HC-NHz
Asam Asam i^::
cooH cooH
glutakonat glutarat
Asam Asam
o-ketoadipat a-aminoadipat

\++ Triptofan

Gambar 7l-13. Jalur pada metabolisme lisin. Enzim: (l) lisin ketoglutarat reduktase; (2) sakaropin dehidrogenase; (3) asam cr-aminoadipat transferase; (4)
asam
a-ketoadipat dehidrogenase; (5) glutaril KoA dehidrogenase; (6) semialdehid o.-aminoadipat oksidase.

cara klinis normal dari penderita yang terkena, menimbulkan an khoreoatetoik). Gejala-gejala hipotonia, khoreoatetosis, se-
keragu-raguan mengenai hubungan antara defek metabolik dan rangan kejang-kejang, kekakuan umum, opistotonus, dan dis-
retardasi menlal. tonia dapat terjadi mendadak pascainfeksi minor. pada
ASIDURIA GLUTARAT TIPE l. Asam glurarat adalah suaru penderita lain, tanda-tanda dan gejala-gejala ini dapat berkem-
perantara pada degradasi lisin (lihat Gb. 71-13), hidroksilisin bang bertahap selama umur tahun pertama. Hipotonia dan
dan triptofan. Asiduria glutarat tipe I, gangguan resesif auto- khoreoatetosis dapat secara berkembang perlahan-lahan men-
som yang disebabkan oleh defisiensi glutaril KoA dehidroge- jadi kekakuan dan distonia. Episode akut muntah, ketosis, se-
nase, harus dibedakan dari asiduria glutarat tipe II, gangguan rangan kejang, dan koma dengan hepatomegali, hiperamo-
klinis dan biokimia yang berbeda disebabkan oleh defisiensi nemia, ketosis, dan kenaikan transaminase serum; kombinasi
asil KoA dehidrogenase (lihat Bab 72.1). Insiden gangguan ini gejala-gejala yang menyerupai sindrorn Reye, dapat terjadi se-
tidak diketahui, tetapi mungkin lebih lazim daripada yang re- lama infeksi lain sedang berlangsung (intercurrent) atau stres.
latr direalisasikan. Penyakit ini dapat lebih lazim pada orang Kematian biasanya terjadi pada dekade pertama kehidupan
Swedia dan pada Amish Pensilvania di Amerika Serikat. Gena saat satu episode ini. Kemampuan intelektual dapat secara re_
dari gangguan ini dipetakan pada lengan pendek kromosom latif utuh pada beberapa penderita.
t9. Penemuan Laboratorium. Selama episode akut , asidosis
Manifestasi Klinis. Penderita yang terkena asiduria glutarar metabolik ringan sampai sedang dan ketosis dapat terladi. Hi-
tipe I dapat berkembang seiara normal sampai umur 2 tahun. poglikemia, hiperamonemia dan kenaikan transaminase serum
Tanda penyakit adalah distonia progresif dan diskinisia (gerak- telah ditemukan pada beberapa penderita. Kadar tinggi asam
71 f Defek pada Metabolisme Asam Amino 443

glutarat biasanya ditemukan dalam urin dan darah. Asam 3- Amonia darah puasa biasanya normal. Asam orotat urin naik,
hidroksiglutarat dapatjuga ada dalam urin. Penemuan ini yang walaupun pada penderita yang sedang mendapat diet protein
membedakan antara asiduria glutarat tipe I dengan tipe II. terbatas. Kadar lisin, arginin dan ornitin plasma biasanya me-
Pada asiduria glutarat tipe II, asam 2-hidroksiglutarat naik bu- nurun ringan, tetapi kadar asam amino urin ini, terutama lisin,
kannya asam 3-hidroksi glutarat. Kadar asam amino plasma sangat naik. Mekanisme yang tepat untuk menghasilkan hi-
biasanya dalam batas-batas normal. Tanda-tanda laboratorium peramonemia tidak jelas. Semua enzim siklus urea normal.
dapat tidak nyata antara serangan. Anak yang terkena berat Hiperamonemia diduga terkait dengan gangguan siklus urea
tanpa asiduria glutarat juga telah dilaporkan. Karenanya, pada akibat defisiensi arginin dan ornitin. Namun, pada penderita
setiap anak dengan distonia progresif dan diskinesia, aktivitas dengan sistinuria, yang juga mengalami defek pada transpor
enzim glutaril KoA dehidrogenase harus diukur pada leukosit lisin, arginin dan ornitin pada usus maupun ginjal, hiperamo_
atau biakan fibroblas. nemia tidak ditemukan. Kadar alanin, glutamin, serin, glisin,
Pengobatan. Diet rendah protein (terurama diet yang dibatasi dan sitrullin biasanya naik. Kelainan ini dapat akibat hipera
pada lisin dan tritofan) dan dosis tinggi (200-300 mg/24jam) ri- monemia dan tidak spesifik pada gangguan ini.
boflavin (koenzim untuk glutaril KoA dehidrogenase) dan kar- Anemia ringan dan kenaikan kadar feritin, serin, laktat de_
nitin (50-100 mg/kgl24 jam) telah mengakibatkan penurunan hidrogenase (LDH), dan globulin pengikat riroksin juga telah
yang dramatis kadar asam glutarat dalam cairan tubuh, tetapi diamati pada penderita ini. Keadaan ini harus dibedakan dari
purrgaruh klinis bervariasi. Tambahan analog GABA (baklo- hiperamonemia karena defek siklus urea (lihat Bab 71.10),
fen) dan asam valproat pada regimen terapeutik telah mengha- terutama heterozigot wanita dengan defisiensi OTC. pening_
silkan perbaikan klinis pada beberapa anak yang terkena. katan ekskresi lisin, ornitin, dan arginin urin serta peningkatan
PIPEKOLATEMIA (Asidemia Pipekolat). Asam pipekotar me- kadar sitrulin darah tidak ditemukan pada penderita defisiensi
rupakan salah satd metabolit perantara.jalur minor katabolisme OTC.
lisin (Lihat Gb. 7l-13). Ia dioksidasi menjadi asam d,-amino- Pengobatan dengan diet rendah prorein (1,0-1,5 glkg/24
adipat dalam peroksisom. Karenanya, asidemia pipekolat me- jam), ditambah dengan sitrulin (l-4 mmolikg/24 jam), telah
rupakan penemuan yang lazim pada penderita, defek peroksi- menghasilkan perbaikan biokimia dan klinis. Episode hipera-
som menyeluruh termasuk sindrom Zellweger, adrenoleuko- monemia harus diobati segera (lihat Bab 71.10). penambahan
distrofia neonatus, dan penyakit Refsum infantil (lihat Bab dengan lisin tidak berguna karena kurang diserap dan cende-
72.2). Penderita yang dilaporkan sebelumnya dengan pipeko- rung menimbulkan diare dan nyeri abdomen.
latBmia murni yang semuanya menderita defisit neurologis be- Kemungkinan komplikasi yang mematikan pada yang ber_
rat dan hepatomegali paling mungkin mempunyai bentuk sin- tahan hidup adalah pneumonia interstisial yang etiologinya be-
drom Zellweger yang tidak dikenali atau adrenoleukodistrofi lum diketahui. Pemeriksaan patologi paru menunjukkan pro
neonatus. Adanya pipekolatemia sebagai gangguan klinis ter- teinosis alveolar. Satu penderita berespons terhadap p.ngotut-
sendiri tetap meragukan pada saat ini. Asidemia pipekolat juga an dengan prednison.
ditemukan pada penderita dengan hiperlisinemia persisten.
INTOLERANSI PROTEIN LISINURAT (lntoteransi Protein Fa-
miiial). Gangguan resesif autosom jarang ini disebabkan oleh
71.13 Asqm Aspartat
defek pada pengangkutan lisin, ornitin, dan arginin pada ginjal
maupun usus. fidak seperti penderita dengan sistinuria, eks- (Penyakit Canavan)

kresi sistin urin tidak naik pada penderita ini. Kebanyakan ka- Reuben K. Matqlon
sus yang dilaporkan adalah dari Finlandia, dimana prevalensi
telah diperkirakan menjadi I dalam 60.000. Asam N-asetilaspartat adalah derivat uru.n urpur,ut yang
Manifestasi klinis meliputi menolak makanan, gagal tum- disintesis dalam otak dan ditemukan pada kadar yang tinggi,
buh, hipotonia, dan episode muntah dan diare berulang yang serupa dengan kadar asam glutamat. Fungsinya belum diketa-
dapat muncul pada setiap saat sesudah lahir. Mungkin ada pe- hui, tetapi jumlah asam N-asetilaspartat yang berlebih'dalam
nyakit multisistem berat. Bayi menyusui dapat tumbuh baik urin dan defisiensi enzim aspartoasilase yang memecah gugus-
selama mereka tidak mendapat protein tambahan, mungkin ka- an N-asetil dari asam N-asetilaspartat disertai dengan penyakit
rena kandungan protein ASI rendah. Episode hiperamonemia Canavan.
berat.menyebabkan koma yang dapat terjadi sesudah penelanan PENYAKIT CANAVAN. Penyakir canavan adalah gangguan
diet tinggi protein. Hepatosplenomegali ringan sampai berat; resesif autosom yang ditandai oleh degenerasi spons substan-
rambut rapuh, jarang; dan osteoporosis merupakan tanda-tanda sia putih otak, menimbulkan bentuk leukodistrofi berat. pe-
lisik yang lazim pada penderita yang keadaannya tetap tidak ter- nyakit ini lebih menonjol pada individu kerurunan yahudi
diagnosis. Penyakit paru interstisial kronis dengan dispnea dan Ashkenazi daripada kelompok etnik lain.
jari tabuh merupakan tanda-tanda awal pada anak perempuan Etiologi dan Patologi. Defek dasar adalah defisiensi enzim
umur l1 tahun yang kemudian ditemukan menderita intoleransi aspartoasilase, yang menyebabkan akumulasi asam N-asetila-
protein lisinurat. Hiperamonemia dan penyakit paru membaik spartat dalam otak, terutama pada substansia putih, dan
sesudah pemberian diet r-endah protein, natrium benzoat dan ekskresi masif senyawa ini dalam urin. Sejumlah besar asam
prednison. Perkembangan mental biasanya normal, tetapi retar- N-asetilaspartat juga ada dalam darah dan cairan serebrospi_
dasi mental sedang telah diamati pada20Vo penderita. nal. Ada vakuolisasi yang mencolok dan pembengkakan as-
Pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan hipera- trosit pada substansia putih. Mikroskop elektron me_
monemia, yang hanya berkembang sesudah makan protein. nampakkan mitokondria yang distorsi. Ketika penyakit mem_
444 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

buruk, ventrikel cenderung membesar, menyebabkan atrofi


otak.
Manifestasi klinis. Keparahan penyakit Canavan terdiri dari
spektrum manifestasi yang lebar. Pada umumnya, bayi tampak
normal pada saat lahir dan mungkin tidak menampakkan geja-
la penyakit sampai umur 3-6 bulan, ketika mereka berkembang
rnakrosefali progresif, hipotonia berat, dan kepala tertinggal di
belakarg persisten. Ketika bayi menjadi lebih tua, kejadian
penting yang terlambat menjadi jelas. Anak ini biasanya hiper-
refleksi dan hipotoni, walaupun kekakuan sendi mungkin dite-
mukan karena tidak dipakai. Serangan kejang dan atrofi optik
berkembang ketika mereka semakin tua. Kesukaran makan,
penambahan berat yangjelek, dan refluks gastroesofagus dapat
terjadi pada usia tahun pertama; penjelekan penelanan selama
usia tahun ke-2 dan ke-3, dan makanan melalui nasogastrik
atau gastrotomi permanen mungkin diperlukan. Kebanyakan
penderita meninggal pada umur dekade pertama; namun, de-
ngan perbaikan perawatan mereka dapat bertahan hidup sam-
pri dckade kedua.
Diagnosis. Sken tomografi komputasi (CT) dan pencitraan
resonansi rnagnetik (MRI) memberi kesan degenerasi substan-
sia putih difus, terutama pada hemisfer serebri dengan keterli-
batan sedikit pada serebellum dan batang otak. Evaluasi ulang
diperlukan. MRI anak umur 2 tahun dengan penyakit Canavan
ditunjukkan pada Gb 71-14. Diagnosis banding penyakit Ca-
navan liarus mencakup penyakit Alexander, yang adalah leu-
kodistrofi lain dengan makrosefali. Penjelekan biasanya lam-
bat pada penyakit Alexander, dan hipotonia tidak sejelas seper-
ti hipotonia pada penyakit Canavan. Biopsi otak menunjukkan
degenerasi spons serabut mielin, pembengkakan astrosit, dan
mitokondria memanjang. Diagnosis yang pasti dapat ditegak-
kan dengan penemuan peningkatan sejumlah asam N-asetila- Gaftbar 71-14. Scan MRI aksial T2-weighted, diambil dari seorang penderita
spartat dalam urin dan defisiensi aspartosilase pada biakan penyakit Canavan berusia 2 tahun. Terlihat adanya penebalan radiasi dari sub-
fibroblas kulit. Diagnosis biokimia dan enzim merupakan me- stansia alba yang luas.

tode pilihan untuk diagnosis; biopsi otak tidak diperlukan lagi.


Kadar asam N-asetilaspartat pada urin normal hanya sejumlah
sangat kecil (trace) (kurang dari 25 pmol/mmol kreatinin), se- molekuler karena ini akan membawa pada nasehat dan diagno-
dang pada penderita dengan penyakit Canavan mereka ada sis prenatal yang tepat untuk keluarganya. Jika mutasi tidak
pada kisaran 3.000 t 1.800 pmol/mmol kreatinin. Kadar tinggi diketahui, diagnosis prenatal berdasar pada kadar asam N-aset-
asam N-asetilaspartat dalam plasma, cairan serebrospinal ilaspartat pada cairan amnion. Pada penderita Yahudi Ashke-
(CSS), dan jaringan otak dapatjuga dideteksi. Aktivitas aspar- nazi, frekuensi pembawa (carreir) mungkin setinggi 1 dalam
toasilase pada fibroblas pembawa (carrier) obligat tetap ada 36, yang adalah amat dekat dengan frekuensi penyakit Tay
sekitar setengah atau kurang dari aktivitas yang didapat pada Sachs. Individu Yahudi Ashkenazi mungkin perlu untuk
individu normal. dislain untuk penyakit Canavan.
Gena untuk aspartoasilase telah diklon dan mutasi untuk Pengobatan dan Pencegahan. Tidak ada pengobatan spesi-
menimbulkan penyakit Canavan telah diidentifikasi. Ada dua fik yang tersedia. Masalah makan dan serangan kejang-kejang
mutasi yang utama pada populasi Yahudi Ashkenazi. Pertama harus diobati atas dasar individu. Nasehat genetik, uji pem-
adalah penggantian asam amino (E285A) dimana asam gluta- bawa (carrier), dan diagnosis prenatal adalah satu-satunya
mat diganti menjadi alanin. Mutasi ini paling sering dan men- cara pencegahan.
cakup 837o dari 100 mutan allele yang diperiksa pada pen-
derita Yahudi Ashkenazi. Mutasi sering kedua adalah perubah-
Arn PH, Hauser ER, Thomas GH, et al: Hyperammonemia rn women with a
an dari tirosin ke mutasi nonsens, yang menyebabkan peng- mutation at the omithine carbamyltransferase locus. N Engl J Med
hentian rangkaian kode iY231X). Mutasi ini meliputi l3Vo dan 322:1652,1990.
100 mutasi allele. Pada populasi non-Yahudi mutasi yang le- Amold GL, Greene CL, Stout JP et al: Molybdenum cofactor deficiency. J pe-
bih beragam telah ditemukan dan dua mutasi lazim pada diatr 123:595, 1993.
Azen CG, Koch R, Friedman EG, et al: Intellectual development in l2-year-
orang-orang Yahudi adalah jarang. Berbagai mutasi (A305E), old children treated for phenylketonuria. Am J Dis Child 145:35, I 991.
penggantian (substitusi) alanin untuk asam glutamat mencakup Citron BA, Kaufman S, Milstein S, et al: Mutation in the 4o,-carbinolamine
40Vo dati 62 mutan allele pada penderita non-Yahudi. Bila pe- dehydratase gene leads to mild hyperphenylalaninemia with defective co.
nyakit Canavan dicapai, penting untuk memperoleh diagnosis factor metabolism. Am J Hum Genet 53:768,1993.
71 I Defek pada Metabolisme LiPid 445

Danpure CJ. Jennings PR, Purdue PE, et al: Primary hyperoxaluria type I: Bennett MJ, Gibson KM, Sherwood WG, et al: Reliable Prenatal Diagnosis of
Genotypic and phenotypic heterogeneity. J Inherit Metab Dis 77:487 ' 1994. Canavan Disease (Aspartoacylase Deficiency): Comparison of Enzymatic
De Raene L, De Meirleir L, Ratnet J, et al: Acrodermatitis enteropathicalike and Metabolite Analysis. J Inher Metab Dis l6:831, 1993.
cutaneous lesions in organic aciduria. J Pediatr 124:416' 1994. Linstedt S, Holme E, Lock EA, et al: Treatment of hereditary tyrosinemia type
Dianzani l, Howells D, Ponzone A, et al: Two -new mutations in the dihy- I by inhibition of 4-hydroxyphenylpyruvate dioxygenase. Lancet 340:813.
dropteridine reductase gene in patients with tetrahydrobioterin deficiency. J 1992.
Med Genet 30:465, 1993. Maestri NE, Hauser ER, Ba(holomew D, et al: Prospective treatment of urea
Eisensmith RC, Woo SLC: Molecular basis of phenylketonuria and related hy- cycle disorders. J Pediatr 119 923,1991.
perphenylalaninemias: Mutations and polymprphisms in human phen- Marescau B, DeDeyn Pg Lowenthal A, et al: Guanidino compounds analysis
ylalanine hydroxylase gene. Hum Mutat l:13, 1992. as a complementary diagnostic parameter for hyperargininemia: Follow-up
Finkelstein JE, HauserER, Leonard CO, et al: Late onset ornithine transcarba- . of guanidino compound levels during therapy. Pediatr Re s 27:297 , 1990.
mylase deficiency in male patients. J Pediatr I 17:897, 1990. Matalon R, Kaul R, Casanova J, et ai: Aspartoacylase deficiency: The enzyn.re
Gibsoll KM, Cassidy SB, Seaver LH, et al: Fatal cardiomyopathy associated defect in Canavan disease. J Inherit Metab Dis 12;329, 1989.
r.ith 3-hydioxy-3-methylglutaryl-CoA Iyase deficiency J Inherit Metab Dis Matalon R, Michals K, Azen C, et al: Matemal PKU collaSorative study.
l'1:291. 1994. Pregnancy outcome and postnatal head growth. J Inherit Metab Dis 17:353.
Gibson KM, Lee CF, Hoffman GF: Screening for defects of branched-chain 1994.
amino acid metabolisn-r. Eur J Pediatr 153:562, 1994. McKusick V: Mendelian Inheritance in Man, 9th ed. I eltimore, MD, The
Goyette P, Sumner JS, Milos R, et al: Human methylenetetrahydrofolate re- Johns Hopkins University Press, 1990.
ductase: Isolation of cDNA, mapping and mutation identification. Nature Morton DH, Bennett MJ, Seargeant LE, et al: Glutaric aciduria type l: A com-
GenetT:195,1994. mon cause ofepisodic encephalopathy and spastic paralysis in the Amish of
Grompe M, St Louis M, Demers Sl, et al: A single mutation of the fumaryla- Lancaster County, Pennsylvania. Am J Med Genet 4 I :89, I 991 .

cetoacetate hydroxylase gene in French-Canadians with hereditary tyrosine- Mudd SH, Skovby F, Levy HL, et al: The natural history of homocystinuria
mia type I. N Engl J Med 331:353, 1994. due to cystathionine B-synthetase deficiency. Am J Hum Genet 37: l, 1985.
Hauser ER, Finkelstein JE, Valle E, et al: Allopurinol-induced orotidinuria. N Parenti G, Sebastio G, Strisciuglio A, et al: Lysinuric protein intolerance char-
Engl J Med 322:1641,1990. acterized by bone marrow abnormalities and severe clinical course. J Pedi-
Hayasaka K, Tada K, Fueki N, et al: Prenatal diagnosis of nonketotic hyper- atr 126'.246, 1995.
glycemia: Enzymatic analysis of the glycine cleavage system in chorionic Peinemann F, Danner DJ: Maple syrup urine disease 1954 to 1993. J lnherit
villi. J Pediatr l16444,1990. Metab Dis l7:3. 1994.
Hereditary tyrosinemia (editorial). Lancet l: I 500, I 990. Qureshi AA, Crane AM, Matiaszuk NV, et al: Cloning and expression of mu'
Hoffmann GF, Charpentier C, Mayatepek E, et al: Clinical and biochemical tations demonstrating intragenic complementation in muto methylmaloni
phenotype in I I patients with mevalonic aciduria. Pediatrics 91:9'l5,1993. aciduria. J Clin Invest 93:1812,1994.
Hoffmann GF, Gibson KM, Trefz FK, et al: Neurologic manifestations of or- Rabinowitz LG, Williams LR, Anderson CE, et al: Painful keratoderma and
ganic acid disorders. Eur J Pediatr 153:594,1994. photophobia: Hallmarks of tyrosinemia type I I . J Pediatr 126266, 1995.
Jain A, Burst NR, Kennaway NC, et al: Effect of ascorbate or N-acetyl- Riviello J, Rezvani 1, DiGeorge h: Cerebral edema in patients with maple
cysteine treatment in a patient with hereditary glutathione synthetase defi- syrup urine disease. J Pediatr 119:42, 1991.
'iency. J Pediatr 124:229,1994. Salt A, Bames ND, Rolles K, et al: Liver transplantation in tyrosinemia type
Janocha S, Wolz W, Srsen S, et al: The human gene for alkaptonuria maps to l. The dilemma of timing the operation. Acta Paediatr 81:449,1992.
chromosome 3p. Genomics 19:5, 1994. Schallreuter KU; Wood JM, Pittelkow MR, et al: Regulation of melanin bio-
Kahler SG, Sherwood G, Woolf D, et al: Pancreatitis in patients with organic synthesis in the human epidermis by tetrahydrobiopterin. Science 263:1444.
acidemias. J Pediatr 124:239, 1994. t994.
Kalayci O, Coskan T, Tokatli A, et al: Infantile spasm as the initial symptoms Scheuerle AE, McVie R, Beaudet AL, et al: Arginase deficiency presenting as
of biotinidase deficiency. J Pediatr 124 103, 1994. cerebral palsy. Pediatrics 9l:995, 1993.
Kaul R, Balamurugan K, Gao GP, et al: Canavan disease: Genomic organiza- Scriver CR, Beaudet AL, Sly WS, et al: The Metabolic Basis of Inherited Dis-
tion and localization of human ASPA to l7pl3-teri conservation of the ASPA ease, 7th ed. New York, McGraw-Hill, 1994.
gene during evolution. Genomics 2l:364,1994. Seargeant I..E, de Groot GW, Dilling LA, et al: Primary oxaluria type 2 (L-
Kaul R, Gao GP, Aloya M, et a[: Canavan disease: Mutations among Jewish glyceric aciduria): A rare cause of nephrolithiasis in children. J Pediatr
and non-Jewish patients. Am J Hum Genet 55:27,1994. I I 8:912, I 99t .
Kaul R, Gao GP, Balamurugan K, et al: Cloning of the human aspartoacylase Secor-McVoy JR, Levy HL, Lawler M, et al: Partial biotinidase deficiency:
CD gene and a common missense Inutation in Canavan disease. Nature Ge- Clinical and biochemical features. J Pediatr I l6:78, 1990. Shevell Ml, Ma-
ner 5: I 18, 1993. tiaszuk N, Ledley PD, et al: Varying neurological phenotypes among mut'
Kelley RI: Prenatai detection of Canavan disease by measurement of N-acetyl- and mut patients with methylmalomyl CoA mutase deficiency. Am J Med
L-aspartate in amniotic fluid. J Inher Metab Dis l6:918, 1993. Genet 45:619, 1993.
Kerem E, Elpeg ON, Shaiev RS, et al: Lysinuria protein intolerance with Spritz RA: Molecular genetics of oculocutaneous albinism. Semin Dermato,
chronic interstitial lung disease and pulmonary cholesterol granulomas at 12:167,1993.
onset. J Pediatr 123:275, 1993. Suormala TM, Baumgartner ER, Wick H, et al: Comparison of patients with
Koletzko B, Bachmann C, Weudel U: Antibiotic therapy for improvement of complete and partial biotinidase deficiency: Biochemical studies. J Inherit
metabolic control in methylmalonic aciduria. J Pediatr 117:.99,1990. Metab Dis 13:76, 1990.
Kraus JP: Molecular basis of phenotype expression in homocystinuria. J In- Vockley J, Parimoo B, Janak K: Molecular characterization of four different
.urit Metab Dis l7:383, 1994. classes of mutations in the isovaloyl-CoA dehydrogenase gene responsible
Lamay JF, Lambet' MA, Mitchel CA, et al: Hyperammonemia- for isovaleric aciduria. Am J Hum Gene|49:14'7 ,1991.
hyperornithinemia-homocitrullinemia syndrome: Neurologic, ophthalmo- Wold B, Heard GS: Screening for biotinidase deficiency in newborns: World-
togic and neuropsychologic examination of six patients. J Pediatr l2l:'725, wide experience. Pediatrics 85:512, 1990.
1992. Zehaia A, Elpeleg ON, Mukamel M, et al: 3-Methylglutaconic aciduria. A
Lee ST, Nicholas RD, Bundey S, et al: Mutations olthe p gene in oculocuta- new variant. Pediatrics 89:1080, 1992.
neous albinism, ocular albinism and Prader-Willi syndrome plus albinism.
N Engl J Med 330:529. I 994.
446 BAGIANX . Penyakit-Penyakit Metabolik

palmitat

r Ban 72 Y
I

Crs-Co-karnitin \
Defek pada Metabolisme Lipid I ""r-t l

72.1 Gungguan Oksidasi Asam Lemak


membran
mitokondria datam - -I
",."ji;;'
I TRANS
'-
I
I
Siklus
, f I karnitin
Cl.S - CO - camirine I
Mitokondria pemindahan I I
elektron V "rr-, l
Cr-q-CO'KoA
Charles A. Stanley ^
Hantai ,.J\.-\
Z- ---<"'
ETF-DH
Penganskuran
[.IF' FAD {
,rJill AcD
\
I
Elektron
I
R-cHz-cH-cH-co-KoA
Oksidasi asam lemak mitokondria adalah jalur penghasil I

energi esensial. Oksidasi ini menjadi terutama penting selama n,0,'","."


periode kelaparan yang lama ketika tubuh menggeser dari J t Siklus
R -cHZ _ cHoH - cH -Co-KoA
menggunakan terutama karbohidrat ke penggunaan terutama NAD{ /
/ Oksidasi-p.
3-oH-AcD
lemak sebagai bahan bakar utamanya. Asam lemak juga meru-
pakan bahan bakar penting untuk pelatihan otot skelet dan me- "oo"'{CHz -CO-KoA I
R-CH2-C,{O_
I
rupakan substrat pilihan untuk jantung. Pada jaringan ini asam +-4
lemak dioksidasi secara sempurna menjadi karbondioksida dan
air. Namun, di hati, hasil akhir oksidasi asam lemak adalah ke-
asetil-KoA

cl3 -
vt
co-KoA
liotase
J
I

ton, B-hidroksibutirat dan asetoasetat. Keton tidak dapat diok- asetiFKoA <---g
sidasi oleh hati tetapi dikirim keluar untuk berperan sebagai Cr r - CO-KoA
(^l
bahan bakar penting padajaringan perifer, terutama otak. asetil-KoA a','
C9. CO - KoA
Defek genetik telah dikenali pada hampir semua langkah
pada jalur oksidasi asam lemak. Semua dari gangguan ini di-
asetil-KoA +q
C7 - CO_KoA
wariskan secara resesif. Maniftstasi klinis adalah sangat se- asetil-KoA <-4
rupa pada gangguan-gangguan ini. Tanda yang paling sering CS-CO-KoA
adalah serangan akut koma yang mengancam jiwa dan hipo-
glikemia yang diakibatkan oleh masa puasa. Manifestasi lain
asetil-KoA <--q
c3-co-KoA
yang sering adalah kardiomiopati kronis dan kelemahan otot
asetil-KoA<---Q
atau kadang-kadang rhabdomiolisis akut. Karena defek ini da- asetil-KoA
pat tidak bergejala kecuali selama stres puasa, serangan penya-
j H r,,rC-X"a . int"tu""-)
kit dapat disalahdiagnosiskan sebagai sindrom Reye atau
sindrom bayi meninggal mendadak. Gangguan oksidasi asam
leusin -+- --> hidroksimetitgturarit-KoA I Sintesis
lemak dapat dei'gan mudah terlewatkan karena satu-satunya riase
r"'"
; pegangan spesifik terhadap diagnosis yang mungkin adalah
penemuan kadar keton urin yang rendah secara tidak tepat ^,.,J",:T**oA
I
pada bayi yang mengalami hipoglikemia. Dalam cara yang
sama, defek genetik pada penggunaan keton mungkin terle-
t
Gambar 72-1. Jalur oksidasi palmitat mitokondria, asam lemak rantai
watkan karena ketosis merupakan penemuan yang diharapkan panjang l6-karbon khas. Tahap-tahap enzim meliputi karnitin palmitoiltrans-
pada hipoglikemia puasa. ferase (CPT) 1 dan 2, karnitin/asilkarnitin translokase (TRANS), pemindahan
elektron flavoprotein (ETF), ETF-dehidrogenase (ETF-DH), asil-KoA deh!
Gambar 72-l menggambarkan tahap-tahap yang terlibat
drogenase (ACD), enoil-KoA hidratase (hidratase), 3-hidroksiasil-KoA dehi-
pada oksidasi mitokondria asam lemak rantai-panjang khas. drogenase (3-OH-ACD), p-ketothiolase (thiolase), B-hidroksi-p-metilglutaril-
Pada siklus karnitin asam lemak dibawa melewati perintang KoA (AMG-KoA) sintase, dan liase.
membran mitokondria dalam yang terikat pada karnitin. Da-
lam matriks mitokondria, perubahan yang berturut-turut em-
DEFEK PADA SIKLUS OKStDASt-B
pat-tahap siliius oksidasi-f mengubah asam lemak menjadi
unit asetil-KoA. Dua sampai empat isoenzim spesifik rantai-
Defisiensi Rantai-Medium Asil-KoA Dehidrogenase (medium-
panjang diperlukan untuk setiap tahap oksidasi-B untuk meng-
chain acyl-KoA dehydrogenase [MCAD])
akomodasi berbagai ukuran asam lemak. Jalur pemindahan
elektron membawa elektron yang dihasilkan pada tahap per- Defisiensi MCAD adalah gangguan oksidasi asam lemak
tama oksidasi-B ke rantai pengangkutan elektron untuk pro- yang paling sering. Beberapa ratus kasus telah diidentifikasi
duksi ATP. Dalam hati, kebanyakan asetil-KoA yang sejak penyakit pertama kali dilaporkan pada tahun l9g2-g3.
dihasilkan dari oksidasi-B mengalir melalui jalur sintesis keton Gangguan ini menunjukkan pengaruh pendiri yang kuat: Ke-
ke hidroksibutirat-p dan asetoasetat. banyakan penderita adalah keturunan Eropa utara-barat, dan
72 I Defek pada Metabolisme LiPid 447

85-90Vo adalah homozigot untuk satu mutasi mis-sense yang derita jejas otak permanen selama serangan. Prognosis untuk
lazim, transisi A sampai G pada cDNA posisi 985. yang bertahan hidup baik karena kelemahan otot atau kar-
diomiopati tidak terjadi pada defisiensi MCAD. Semakin tua,
MANIFESTASI KLlNlS. Penderita yang terkena biasanya ada
toleransi terhadap puasa semakin membaik dan risiko serang-
pada umur 2-3 tahun pertama dengan episode penyakit akut
an sakit berkurang. Diperkirakan bahwa sebanyak 50Vo pende-
yang dipicu oleh puasa yang lama selama lebih dari 12-16 jam.
rita yang terkena tidak pernah mendapat serangan sakit,
Tanda-tanda dan gejala-gejala meliputi muntah dan lesu, yang
dengan demikian uji keturunan dari penderita yang terkena a-
dengan cepat menjelek menjadi koma atau serangan kejang
dalah penting untuk mendeteksi anggota keluarga yang tidak
dan menjadi kolaps kardiorespirasi. Hati mungkin agak
bergejala.
membesar dengan pengendapan lemak. Serangan jarang sam-
pai sesudah usia beberapa bulan pertama. Anak yang terkena
berisiko sakit lebih tinggi ketika mereka mulai puasa selama
semalam atau dipajankan pada stres puasa selama sakit lain se- Defisiensi Asil-KoA Dehidrogenase Rantai-Panjang/Rantai Amat-
dang berlangsung. Namun, tanda pada umur hari pertama telah Paniang (Long-Chain/Very Long Chain Acyl-KoA Dehydroge-
dilaporkan pada bayi baru lahir yang secara tidak sengaja di- nase ILCADNLCAD])
puasakan ketika mereka mulai disusui (ASI).
TANDA-TANDA LABORATORIUM. Selama serangan akut Gangguan ini pada mulanya disebut defisiensi LCAD sebe-
sakit, hipoglikemia biasanya ada. Kadar keton plasma dan urin lum diketahui adanya enzim VLCAD spesifik tambahan untuk
secara tidak tepat rendah (hipoglikemia hipoketotik). Karena asam lemak rantai yang lebih panjang. Beberapa penderita'
tioak adanya keton, ada sedikit atau tidak ada asidemia. Uji LCAD terbukti defisien dalam enzim VLCAD. Penderita bia-
untuk fungsi hati adalah abnormal dengan kenaikan transami- sanya terkena lebih berat daripada mereka yang dengan defisi-
nase, urat, urea, amonia, dan waktu trombin serta tromboplas-
ensi MCAD, yang datang lebih awal pada masa bayi dan
tin parsial yang larna. Biopsi hati pada saat sakit akut me- menderita masalah yang lebih kronis dengan kelemahan otot
nunjukkan kenaikan deposisi trigliserid pada pola mikro atau atau episode nyeri otot dan rabdomiosis. Selama serangan
makrovesikuler. Selama stres puasa atau pada saat sakit akut, sakit puasa akut, terdapat bukti adanya kardiomiopati. Ven-
profil asam organik urin dengan kromatografi gas-spektro- trikel kiri mungkin hipertrofi atau dilatasi dan menunjukkan
metri massa menunjukkan kadar keton rendah dan kadar asam kontraktilitas yang jelek pada ekokardiogram. Tanda-tanda fi-
dikarboksilat rantai-medium yang berasal dari oksidasi omega sik lain dan laboratorium rutin serupa dengan defisiensi
mikrosoma dan peroksisom asam lemak meningkat. Kadar MCAD, termasuk defisiensi karnitin sekunder. Profil asam or-
karnitin total plasma dan jaringan menurun 25-50Vo dari nor- ganik urin menunjukkan asiduria dikarboksilat hipoketotik.
mal, dan fraksi karnitin total yang diesterifikasi naik. Gamba- Kenaikan kadar asam dikarboksilat Cn-v dapat ditemukan
ran defisiensi karnitin sekunder ini ditemukan pada hampir dalam urin. Diagnosis dapat dikesankan melalui peragaan ke-
semua defek oksidasi asam lemak dan menggambarkan kom- naikan asam lemak Cl4:1 atau asilkarnitin, tetapi diagnosis
petisi antara kenaikan kadar asilkarnitin dan pengangkutan spesifik memerlukan pemeriksaan aktivitas enzim L,CAD
karnitin bebas pada membran plasma. Pengecualian yang ber- maupun VLCAD pada biakan fibroblas. Pengobatan adalah
arti pada aturan ini adalah pengangkut karnitin, defisiensi meghindari puasa lebih dari l0-12 jam. Pemberian makan in-
CPT-1 dan HMG-KoA sintase (lihat bawah). Diagnosis dapat tragastrik terus-menerus tampak berguna pada beberapa pen-
drbuat dengan memperagakan kenaikan oktanoil-karnitin da- derita.
lam plasma atau urin, memperagakan kenaikan glisin yang
menyatu dengan heksanoat dan fenilpropionat dalam urin, pe-
nemuan aktivitas enzim MCAD yang defisien pada biakan fi- Defisiensi Asil-KoA Rantai-Pendek Dehidrogenase
broblas atau limfoblas, atau peragaan mutasi A985G biasa (Short-Chain Acyl-KoA Dehydrogenase [SCAD])
pada bentuk homozigot pada, misalnya, kertas saring bintik
Fenotip klinis gangguan ini tetap agak belum jelas. Keba-
darah untuk skrining neonatus. Mutasi G583A yang jarang di-
nyakan penderita tidak datang karena serangan koma puasa te-
hubungkan dengan defisiensi MCAD berat, hipoglikemia, dan
kematian neonatus mendadak.
tapi karena asidosis kronis, gagal tumbuh, kelemahan otot, dan
perkembangan terlambat. Beberapa dari tanda-tanda ini mem-
PENGOBATAN. Penyakit akut harus segera diobati dengan beri kesan sindrom toksisitas, mungkin karena akumulasi me-
cairan intravena yang mengandung dekstrosa l07o agat me- tabolit asam lemak rantai pendek. Satu penderita yang dilapor-
nekan lipolisis secepat mungkin. Terapi lama terdiri atas ke- kan mempunyai ketogenesis normal, menyatakan bahwa tidak
yakinan bahwa pemajanan terhadap stres kelaparan dilenyap- ada gangguan oksidasi asam lemak yang lebih panjang. Profii
kan. Hal ini biasanya memerlukan penyesuaian diet yang asam organik urin menunjukkan kenaikan metabolit asam le-
sederhana untuk meyakinkan bahwa masa puasa semalam di- mak rantai-pendek, termasuk etilmalonat dan butirilglisin. De-
batasi pada kurang dari 10-12 jam. Apakah pembatasan diet fisiensi karnitin sekunder ada dan butirilkarnitin dapat ditemu-
lemak atau pengobatan dengan karnitin bermanfaat tetap me- kan dalam urin. Diagnosis dapat didasarkan pada profil me-
ru.akan kontroversi. tabolit spesifik dalam darah dan urin, dan diperkuat dengan
PROGNOSIS. Sampai 257o pendeita dapat meninggal sela- pemeriksaan enzim pada biakan sel. Pengobatan adalah mem-
ma serangan sakit pertamanya. Beberapa penderita dapat men- batasi stres puasa dan diet lemak.
448 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

Defisiensi 3-Hidroksil-KoA Dehidrogenase Rantai-Paniang Diagnosis defek pengangkut karnitin dibantu dengan ke-
(Long-Chain 3 Hidroxyacyl-KoA Dehidrogenase ILCHAD]) nyataan bahwa penderita mempunyai kadar karnitin yang sa-
ngat menurun dalam plasma dan otot sampai l-2To dari nor-
Ini tampak merupakan gangguan oksidasi asam lemak mal. Orang tua heterozigot mempunyai kadar karnitin plasma
yang paling sering kedua. Enzim LCHD sebenarnya merupa- sekitar 50Vo dari normal. Ketogenesis puasa dapat normal, ka-
kan bagian dari protein trifungsional, yang juga mengandung rena pengangkutan karnitin hati normal, tetapi dapat rerganggu
dua tahap lain pada oksidasi-B, enoil-KoA rantai panjang hi- jika masukan diet karnitin terganggu. Profil asam organik urin
drotase dan ketholiase-B. Pada beberapa penderita, hanya puasa dapat menunjukkan gambaran dikarboksilikasiduria hi-
LCHAD yang terkena, sedang yang lain menderita defisiensi poketotik jika oksidasi asam lemak hati terganggu, tetapi yang
dari semua tiga enzim. Manifustasi ktinis meliputi serangan hi- lain tidak luar biasa. Defek pada pengangkutan karnitin dapat
poglikemia hipoketotik akut yang serupa dengan defisiensi diperagakan secara klinis pada pengurangan yang berat pada
MCAD, tetapi penderita sering menunjukkan bukti adanya pe- nilai ambang karnitin ginjal atau in yitro pada pemeriksaan
nyakit yang lebih berat yang meliputi kardiomiopati, kelemah- ambilan karnitin dengan menggunakan biakan fibroblas atau
an otot, dan kelainan fungsi hati. Beberapa penderita mem- limfoblas. Pengobatctn gangguan ini dengan dosis farmakolo-
pu:lyai tanda-tanda yang menyatakan adanya pengaruh toksik gis karnitin oral adalah sangat efektif dalam mengkoreksi kar-
metabolit asam lemak, seperti retinopati, kegagalan hati pro- diomiopati dan kelemahan otot serta setiap gangguan pada
gresif, neuropati perifer, dan rabdomiolisis. Penyakit yang ketogenesis puasa. Kadar karnitin otot total tetap kurang dari
mengancam jiwa, perlemakan hati akut pada kehamilan, telah 5Vo normal pada pengobatan.
diamati pada ibu-ibu yang sedang mengandung janin yang
terkena dengan defisiensi LCHAD. Profil asam organik urin
dapat menunjukkan kenaikan dalam kadar asam 3-hidroksi di- Defisiensi Karnitin Palmitoiltransferase-1
karboksilat. Defisiensi karnitin sekunder adalah lazim dan es- (Carnitine Palmitoyltransferase-1 (CPT.1)
ter asam 3-hidroksidikarboksilat karnitin plasma dapat naik.
Pengobatan adalah serupa dengan pengobatan untuk defisiensi Beberapa bayi dan anak telah diuraikan dengan defisiensi
MCAD atau LCAD/VLCAD. isozim hati enlim ini. Manifestasi klinis rermasuk hipoglike-
mia hipoketotik puasa, kadang-kadang dengan kelainan uji
fungsi hati yang sangat mencolok. Jantung dan otot skelet ti-
dak terlibat karena isozim otot tidak terkena. Profil asam or-
Defisiensi 3-Hidroksiasil-KoA Dehidrogenase Rantai-Pendek
ganik urin puasa menunjukkan dikarboksilikasiduria hipoke-
(Short-Chain 3-Hydroxyacyl-KoA Dehydrogenase ISCHAD])
totik tetapi bukan kelainan spesifik. Diagnosis dibantu oleh
Satu penderita telah dilaporkan dengan serangan hipoglike- pengamatan bahwa defisiensi ini merupakan satu-satunya
rnia puasa dan mioglobinuria yang dihubungkan dengan defisi- gangguan oksidasi asam lemak dimana kadar karnitin total
en;. SCHAD pada otot tetapi tidak pada biakan fibroblas. plasma naik sampai 150-200Vo dari normal. Keadaan ini dapat
Penderita meninggal pada remaja dengan kardiomiopati dan dijelaskan oleh kenyataan bahwa pengaruh hambatan asilkar-
aritmia. Banyak pertanyaan yang akan tetap tidak terjawab nitin rantai-panjang pada pengangkut karnitin rubuler ginjal ti-
mengenai defek ini sampai penderita yang terkena lain teriden- dak ada pada defisiensi CPT-I. Defek enzim dapat dipe-
tifikasi. ragakan pada biakan fibroblas atau limfoblas. Pengobatan de-
ngan diet untuk menghindari puasa serupa dengan defisiensi
MCAD.
DEFEK PADA SIKLUS KARNITIN
Defisiensi Karnitin/Asilkarnitin Translokase (TRANS)
Defek Pengangkutan Karnitin Membran Plasma
(Defisiensi Karnitin Primer) Defek protein pembawa membran mitokondria sebelah da-
lam ini untuk asilkarnitin lemak memblokade masuknya asam
Ini merupakan satu-satunya defek genetik yang penyebab- lemak rantai-panjang ke dalam mitokhondria untuk oksidasi.
nya adalah defisiensi karnitin, bukannya akibat oksidasi asam
Sedikit penderita yang diidentifikasi mengalami gangguan ok-
lemak terganggu. Tanda yang paling lazim adalah kardiomio-
sidasi asam lemak amat berat dan menyeluruh. Semuanya te-
pati progresif dengan atau tanpa kelemahan otot skelet yang
lah muncul pada masa baru lahir dengan serangan hipogli-
mulai pada usia 2-4 tahun. Lebih sedikit penderita mungkin
kemia akibat puasa dan kolaps kardiorespirasi. Semuanya te-
datang dengan hipoglikemia hipoketotik puasa selama usia ta-
lah mempunyai bukti adanya kardiomiopati dan kelemahan
hu: pertama sebelum kardiomiopati menjadi bergejala. Defek otot. Tidak ada yang bertahan hidup melebihi 2 tahun. Tidak
yang mendasari melibatkan perbedaan tekanan-natrium mem-
ditemukan perbedaan asam organik urin atau plasma. Defisi-
bran plasma tergantung pengangkut karnitin yang ada dalam
ensi karnitin sekunder ditemukan dengan kenaikan kadar asil-
jantung, otot, dan ginjal. Pengangkut ini menyebabkan berta-
karnitin rantai-panjang yang tidak biasa. Diagnosis dapat
hannya kadar karnitin intraseluler 20 sampai 50 kali lebih
dibuat dengan menggunakan biakan fibroblas atau limfoblas.
tinggi daripada kadar plasma dan untuk konservasi karnitin Pengobatan serupa dengan gangguan oksidasi asam lemak
ginjal.
lain.
72 I Delek pada Metabolisme Lipid 449

Defisiensi Karnitin Palmitoiltransferase-2 DEFEK PADA JALUR SINTESIS KETON


(Carnitin Palmmitoyltransferase 2 [CPT-2])
Defisiensi B-Hidroksi-B-Metil Glutaril-KoA Sintase
Dua bentuk defek ini telah diuraikan. Defisiensi berat akti- (HMG-Sintase)
vitas enzim dihubungkan dengan bentuk mulai infantil. Bentuk
ini menyerupai semua tanda-tanda klinis dan laboratorium de- lni adalah langkah pembatas kecepatan delam mengubah
lisiensi TRANS yarrg diuraikan sebelumnya. Defek yang lebih asetil-KoA yang berasal dari oksidasi-B asam lemak dalzrm
ringan dihubungkan dengan tanda rhabdomiolisis episodik. hati menjadi keton. Satu penderita dengan defek ini telah diia-
Episode pertama biasanya tidak terjadi sampai masa anak porkan dalam bentuk abstrak, dan ini dapat mepercepat pen-
akhir atau masa dewasa awal. Serangan dapat dipercepat pada genalan kasus lain. Tandanya adalah salah satu hipoglikemia
latihan f)sik yang lama. Ada nyeri otot dan mioglobulinuria hipoketotik puasa tanpa bukti adanya gangguan fungsi otot
yang dapat cukup berat untuk menyebabkan penutupan ginjal. jantung atau skelet. Profil asam organik urin menunjukkan ha-
Kadar serum kreatinin kinase naik mencapai 5.000-1.0000 U/l nya asiduria hipoketotik dikarboksilat. Kadar karnitin plasmt,
atau lebih. Hipoglikenia puasa belum diuraikan, tetapi puasa dan jaringan adalah normal, berbeda dengan semua gangguan
dapat turut menimbulkan serangan mioglobulinuria, dan ke- oksidasi asam lemak lain. Enzim sintase tersendiri yang ada
togenesis dapat terganggu. Biopsi otot menunjukkan kenaikan dalam sitosol untuk biosintesis kolesterol tidak terkena. Defek
pengendapan lemak netral. Diagnosis dapat dibuat dengan HMG-sintase diekspresikan hanya dalam hati dan tidak dapat
r.nernperagakan aktivitas enzim yang kurang sempurna dalam diperagakan dalam biakan fibroblas. Pengobatan dengan diet
otot atau jaringan lain, dan pada biakan fibroblas. untuk menghindari puasa tampaknya berhasil.

DEFEK PADA JALUR PEMINDAHAN ELEKTRON Delisiensi B-Hidroksi-B-Metil Glutaril-KoA Liase (HMG-Liase)
(lihat Bab 71.6)
Defisiensi Flavoprotein Pemindah Elektron (Electron Transfer
Flavoprotein [ETF]) dan Dehidrogenase ETF (ETF-DH) DEFEK PENGGUNAAN KETON
(Asiduria Glutarat Tipe 2, Defisiensi Asil-KoA Dehidrogenasi Multipel)
Keton, B-hidroksibutirat dan asetoasetat, adalah hasil akhir
Dua enzim ini berfungsi memindahkan eiektron ke dalam oksidasi asam lemak hepatik dan berperan sebagai bahan ba-
rantai pengangkutan elektron mitokondria dari reaksi dehidro- kar metabolik penting pada otak selama stadium akhir puasa.
genasi yang dikatalisis oleh MCAD, SCAD, LCAD, dan Dua defek pada penggunaan keton dalam otak dan jaringan
VLCAD, juga glutaril-KoA dehidrogenase dan dua enzim dili- perifer lain yang datang dengan episode hipoglikemia "hiper-
batkan dalam oksidasi asam amino rantai-cabang, isovaleril- ketotik'' telah diuraikan.
KoA dehidrogenase dan asil-KoA dehidrogenase rantai-ca-
. bang. Karenanya, defisiensi ETF atau ETF-DH, menghasilkan
Defisiensi Suksinil-KoA Asetqasetil-KoA Transferase
penyakit yang menggabung tanda-tanda gangguan oksidasi
a:---m lemak dan gangguan oksidasi beberapa asam amino, se- Hanya satu penderita dengan defek ini yang telah dila-
perti leusin dan lisin. Defisiensi total salah satu enzim disertai porkan. Ia datang dengan episode berulang ketoasidosis berat
dengan penyakit berat pada masa bayi baru lahir, ditandai oleh yang mulai pada masa baru lahir dan meninggal pada usia 6
asidosis, hipoglikemia, koma, hipotonia dan kardiomiopati. bulan. Pengobatan episode memerlukan infus glukosa dan se-
Beberapa neonatus yang terkena telah menderita dismorfia jumlah besdr bikarbonat selama 3-4 hari. Enzim bertanggung
muka dan ginjal polikistik, yang memberi kesan bahwa penga- jawab pada pengaktifan asetoasetat pada jaringan perifer de-
ruh toksik akumulasi metabolit dapat terjadi in utero. Diagno- ngan menggunakan suksinil-KoA sebagai donor untuk mem-
sls dapat dibuat dari profil asam organik urin, yang menun- bentuk asetoasetil-KoA. Kekurangan aktivitas diperagakan
jukkan kelainan berkenaan dengan blokade dalam oksidasi dalam otak, otot, dan fibroblas.
asam lemak (etilmalonat dan asam dikarboksilat), lisin (gluta-
rat), dan asam amino rantai-cabang (isovaleril-, isobutiril-, dan
alfa-metilbutiril-glisin). Bayi yang paling terkena berat tidak Defisiensi B-Ketothiolase (Lihat Bab 71.6),
bertahan hidup pada masa neonatus.
Brackett JC, Sims HF, Steiner RD, et al: A novei mutation in medium chain
Defisiensi parsial ETF dan ETF-DH menghasilkan ganggu- acylCoA dehydrogenase causes sudden neonatal death. J Clin Invest
an yang dapat menyerupai defisiensi MCAD atau defek oksi- 94:1477,1994.
dasi asam lemak lain yang lebih ringan. Penderita ini menga- Coates PM, Hale DE, Finocchiaro G, et al: Genetic deficiency of short-chain
acylcoenzyme A dehydrogenase in cultured fibroblasts from a patient with
lami serangan koma hipoketotik puasa. Profil asam organik
muscle camitine deficiency and severe skeletal muscle weakness. J Clin ln-
urin terutama menunjukkan kenaikan asam dikarboksilat dan vest 81:171, 1988.
et,lmalonat, yang berasal dari perantara asam lemak rantai- Coates PM, Sfanley CA: Inherited disorders of mitochondrial fatty acid oxida-
pendek. Ada defisiensi karnitin sekunder. Beberapa penderita tion. Prog Liver Dis I 0:123, i992.
Demaugre F, Bonnefont J, Mitchell G, et al: Hepatic and muscular presenta-
dengan bentuk-bentuk defisiensi ETF/ETF-DH ringan telah di-
tions of camitine palmitoyl transferase deficiency: Two distinct entities. Pe-
laporkan mendapat manfaat dari pengobalan dengan dosis diatr Res 24:308, 1988.
tinggi riboflavin, kofaktor untuk dua enzim ini juga untuk asil- Demaugre F, Bonnefont JP, Colonna M, et al: Infantile form of carnitine pal-
KoA dehidrogenase. mitoyltransferase II deficiency with hepatomuscular symptoms and sudden
450 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

tieath. Physiopathological approach to carnitine palmitoyltrursferase II defi- tologi adalah kegagalan membentuk atau mempertahankan pe-
ciencies. J Clin lnvest 87:859. 1991 roksisom atau defek dalam fungsi satu enzim yang secara nor-
Frerrnan FE, Goodman Sl: Deficiency of electron transfer flavoprotein or elec-
mal terletak pada organela ini. Gangguan ini menyebabkan ke-
tron transfer flavoprotein:ubiquinone oxidoreductase in glutaric acidemia
type I I fibroblasts. Proc Natl,Acad Sci USA 82:4517, 1985. cacatan serius pada masa anak dan terjadi lebih sering serta
Hale DE. Batshaw ML, Coates PM, et al: Long-chain acyl coenzyme A dehy- menyajikan kisaran fenotip yang lebih lebar daripada yang te-
drogenase deficiency: an inherited cause of nonketotic hypoglycemia Pedi- lah dikenali dimasa lalu.
err Re. l9:oo6. 1a85.
I1ale DE. Bennett MJ: Farty acid oxidation disorders: a uerv class olmetabohc ET|OLOGI. Tabel l2-1 menuniukkan klasifikasi gangguan
diseases. J Pediatr 121 1,1992. peroksisomal sekarang. Gangguan kelompok I melibatkan ke-
Ialblla AK. Thompson RJ, and Roe CR: Medium-chain acyl-coenzyn.re A de- gagaian membentuk peroksisom norrnal, dan karenanya mere-
hydrogenase deficiency: Clinical course in 120 affected children J Pediatr
124:409.1994.
ka disebut sebagai gangguan biogenesis peroksisom. Pe-
Roe CR, Coates PM: Acyl-CoA dehydrogenase deficiencies ln: Scriver CR et roksisom secara normal ada pada semua sel selain dari eritrosit
al. (eds): The Metabolic Basis of Inherited Disease. New York, McGraw matur. Peroksisom adalah organela subseluler yang dikeiilingi
Hill. 1989, pp 889-91a. oleh satu membran; sekurang-kurangnya 40 enzim yang telah
Stanley CA, Beny GT, Bennett MJ, et al: Renal handling of carnitine in sec-
onclary carnitine deficiency disorders. Pediatr Res 34:89' 1993.
dilokalisasi pada peroksisom. Beberapa dari enzim ini diiibat-
Stanley CA, Deleeuw S, Coates PM, et al: Chronic cardiomyopathy and kan dalam produksi dan pembusukan (dekomposisi) hidlogen
weakrrcss or acute coma in children with a defect in carnitine uptake Ann peroksida. Enzim lain disangkutkan dengan metabolisme lipid
Neulol 30:709. I991. dan asam amino. Kebanyakan enzim peroksisomal mula-mula
Stanley CA, Hale DE: Genetic disorders of mitochondrial fatty oxidation Curr
Opin Pediatr 6:416, 1991.
disintesis dalam bentuk maturnya pada poliribosom bebas dan
Stmley CA. Hale DE, Berry CT, et al: A deficiency ol carnitine-acylcarnitine kemudian masuk sitoplasma clan diarahkan pada peroksiiom.
translocase in the inner mitochondrial nembrane N Engl J Med 327:19' Tampak bahwa maifungsi mekanisme pemasukan enzim me-
1992. rupakan kunci kelainan pada gangguan biogenesis peroksisom.
Stanley CA, Sunaryo F. Hale DE, et al: Elevated plasma camitine in the he-
patic form of camitine palmitoyltransl'erase-l deficiency J Inherit Metab Pada gangguan kelompok 2, struktur peroksisom normal, dan
Dis 1 5:785. 1992. ada disfungsi enzim peroksismal tunggal. Mekanisme ganggu-
Tein I, De VDC, Hale DE, et al: Sl.rort-chain L-3-hydroxyacyl-CoA dehydro- an kelompok 3 adalah kompleks dan kurang dipahami.
genase deficiency in mtlscle: a new cause for recurrent rnyoglobinuria and
cncephalopathy. Ann Neurol 30:415, 1991.
EPlDEMl0LOGI. Kecuali untuk adrenoleukodrstrofi terkait-
Treem WIl.. Rinaldo P, Hale DE, et al: Acute fatty liver of pregnancy and X, semua gangguan peroksisomal terdaftar pada Tabel 72- I
longchain 3-hydroxyacyl-coenzyme A dehydrogenase deficiency. Hepatol- yang diwariskan sebagai ciri resesif autosom. Insiden gabung-
ogy l9:339, 1994.
annya diperkirakan antara 1 dalam 25.000 dan 1 dalam
Yamaguchi S, indo Y, Coates PM, et al: Identification of very-long-chain
acylCoA dehydrogenase deficiency in three patients previously diagnosed 50.000. Semua ras terkena.
with long-chain acyl-CoA dehydrogenase deficiency. Pediatr Res 34:1ll' PATOLOG|. Tidak adanya atau menurunnya jumlah perok-
I 993.
sisom merupakan tanda patognomonis gangguan biogenesis
peroksisom. Pada kebanyakan ganggiran ini, ada kantong
membran yang mengandung protein membran peroksisomal
72.2 Gangguan Asam Lemak Rantai integral tetapi tidak ada komplemen protein matriks nonnal;
Amat Panjang ini disebut sebagai "hantu" peroksisom. Perubahan-perubahan
patologis diamati pada banyak organ. Keadaan ini ineliputi de-
Hugo W. Moser fek yang berat dan khas pada migrasi neuron; sirosis hati mi-
kronoduler; kista ginjal, kondrodisplasia punktata; pengeruhan
kornea, katarak kongenital, glaukoma dan retinopati; penyakit
GANGGUAN PEROKSISOMAL
jantung kongenital; dan tanda-tanda dismorfik.
Penyakit peroksisomal merupakan kelompok gangguan PATOGENESIS. Mungkin semua perubahan patologi adalah
yang ditentukan secara genetik dimana penyebab utama pa- akibat defek peroksisom. Enzim peroksisom multipel gagal

TABEL 72-1 Klasifikasi Gangguan Peroksisom

,:, ." . .i' Kc.lb bkl-.-ii::i ' E:'


-,,..::i,il:iitt:,:..'= I Kelortlpo,t
:"..
:.:: Kelompok 3
Peroksisorn berkurang atau tidak ada; Perokiiiom normal: defek saru enzim P;$ib-k+isnria6ii$lap.iln!,4ryali={.q.qryall
delek enzim multipel ,, Hifl $ati gd P,fif ,iid ;s'agrp-i a .

Sindrom Zellweger AdrenoleukodisFofi terkait-X ,ii


is.ptas'a:punktata,t zoq$lik
: .r, 'l$u,.+.d
Adlenoleukodistiofi neonarus Akatalasemia Sindrom seperli Zellweger
Penyakit Refsum i nlantil Hiperoksaluria tipe 1
Asidernn hi perpipekol at Def rsiensi 3-oksoasil-KoA thiolase
"sindrom pseu<io-ZellwegeC'
,D.efisiensi,;asilrKo oksidase ';;;;;;1::-:::
Defi siensi enzim bifungsional
Defisiensi dihidroksi aseion fosfat asetil
transrerase,
72 I Defek pada Metabolisme Lipid 451

TABEL 72-2 Kelainan Penemuan Laboratorium yang Lazirn pada bih dari 907o menunjukkan kegagalan pertumbuhan pasca-
Gangguan Biogenesis Peroksisom lahir. Tabel '/2-3 mendaftar kelainan klinis utama.
Tidak ada,per'okSiiom afau jumlahny,a, mEh,,,g h Penderita dengan adrenoleukodistrofi neonctlas, kadang
Katalase dalam sitosol kadang menunjukkan sedikit atau tidak menunjukkan tanda-
Sintesis ridak cukup dan kadar plasmalogen jaringan menurun tanda dismorfik. Serangan kejang neonatus sering terjadi. Ada
Ok1ioas1,,rie li s$ry$uf4alrdan ek:u.mnl abnormal tsam beberapa tingkat perkembangan psikomotor, retapi fungsi te-
tap pada kisaran retardasi berat atau sangat berat dan dapat re-
Oksi{g!,y..ane.,figak sryuma dan aliumulasi a$am fit$flfliid|'',,,,,,,,,,,,,,gani gresi sesudah umur 3-5 tahun, mungkin karena leukodistrofi
tung umur progresif. Beberapa penderita sekarang pada keadaan stabil,
Ddek,ryaa p''dnlpiiiffi as@*mak,dan akumulasi anfara
walaupun ada cacat pada dekade ke-3 atau ke-4. Hati membe-
ia,!a$
sar dan fungsi hepar terganggu, degenerasi pigmentaria retina,
Dei-ek pada rok$ida$i d:an'akffiulasi+affi flipib.,#dl$t
gslqljt*l !1l.qu$lll nt n l',
dan pendengaran terganggu hampir selalu ada. Fungsi adre-
nokorteks biasanya terganggu, tetapi penyakir Addison yang
jelas jarang. Kondroplasia punktata dan kista ginjal tidak ada.
Bayi dengan penyakit Rdfsum telah bertahan hidup sampai
dekade ke-2 atau lebih. Mereka mampu berjalan, walaupun
berfungsi pada gangguan kelompok 1. Tabel J2-2 mendaftar gaya berjalannya mungkin ataksik dan dasarnya lebar. Fungsi
reaksi tidak sempurna yang secara klinis bermakna. E,nzim- kognitif ada pada kisaran retardasi berat. Semua mengalami
enzim yang berkurang atau tidak ada disintesis secara nonnal kehilangan pendengaran sensori neural dan degenerasi pig-
tetapi didegradasi secara abnormal cepat, agaknya karena me- mentaria retina. Mereka mempunyai tanda-tanda dismorfi se-
reka tidak terproteksi di luar peroksisom. Tidak jelas bagai- dang yang dapat meliputi lipatan epikantus. jembatan hidung
mana fungsi peroksisom yang tidak sempurna menyebabkan datar, dan telinga letak-rendah. Hipotonia awal dan hati mem-
manifestasi patologis tersebar. besar dengan fungsi terganggu adaiah lazim. Kadar kolesterol
Mekanisme yang mengendalikan pemasukan enzirn perok-
sisomal tidak sepenuhnya dipahami, tetapi enzim tertentu telah
te,bukti mempunyai rangkaian spesifik yang diperlukan untuk *plfry- q&
sasaran yang tepat. Penelitian pelengkap telah membagi gang- 1W
'&
guan biogenesis ini menjadi 10 kelompok tersendiri. Mungkin t

setiap kelompok ini mewakili genotip berbeda, dan ini mem- r,.. .i&
beri kesan bahwa masuknya enzim peroksisomal dikendalikan ,{#
oleh sekurang-kurangnya enam mekanisme tersendiri. Mutasi
,G K--
-
-Eh
yang mengganggu pembentukan protein membran peroksiso- ffi-"
mal 35 kD (peroksisom menggabung faktor I) baru-baru ini te-
lah diperagakan pada salah satu dari kelompok pelengkap ini.
Orang tua penderita adalah heterozigot untuk mutasi ini. Pada
saat ini, merupakan satu-satunya gangguan peroksisomal
kelompok I dimana pembawa (carrier) dapat dikenali.
MANIFESTASI KLINIS (Gangguan Biogenesis peroksisom
[Kelompok l]). Tiga gangguan kelompok 1 menggambarkan
spektrum keparahan. Sindrom serebrohepatorenal Zellweger
adalah paling berat, penyakit refsum infantil paling kurang be-
rat dan adrenoleukodistrofi neonatus keparahannya sedang.
Perbedaan ini tidak definitif. Penelitian pelengkap telah me-
nunjukkan bahwa semua tiga fenotip ditemukan dalam satu
kelompok pelengkap besar, dan fenotip Zellweger digambar-
kan pada empat kelompok pelengkap kecil. Namun, agaknya
paling bij aksana mempertahankan penandaan sekarang sampai
dasar biokimia berbagai genotip ditentukan.
Bayi baru lahir dengan sindrom Zellweger menunjukkan
kelainan yang menonjol dan konsisten yang dengan mudah
dikenali. Dari kepentingan diagnostik sentral adalah penam-
pakan muka yang khas (dahi tinggi, celah palpebra tidak
miring, rigi
supraorbital hipoplastik, dan lipatan epikantus
lcb.12-21), kelemahan dan hipotonia berat, serangan kejang
neonatus, dan kelainan mata (katarak, glaukoma, pengeruhan
kornea, bintik Brushfieid, retinopati. pigmenter, dan displasia
Gambar 72-2. Enpat penderita dengan sindrom, serebrohepatorenal Zellwe-
saraf optik). Karena penampakan hipotonia dan "mongoloid",
ger. Perhatikan dahi yang tinggi, lipatan epikantus, dan hipoplasia krista su
kadang dicurigai sindrom Down pada bayi ini. Bayi dengan praorbital dan muka tengah (Atas kebaikan Hans Zellweger, M.D. Digunakan
sindrom Zellwegerjarang hidup lebih dari beberapa bulan. Le- dengan izrn ).
452 BAGIANX t Penyakit-Penyakit Metabolik

Tr\,tlEL 72-3 Kelainan Klinis Utama pada Sindrom Zellweger mendekan tulang tungkai proksimal, penutupan (cupping) me-
tafisis, dan osifikasi terganggu (lihat Gb. 12-38)" Tinggi, berat
dan lingkaran kepala ada di bawah persentil ke-3, dan anak
Kasttsry,ry'e
...,:Infor**pi, ,ans ya.. menderita retardasi mental berat. Perubahan kulit seperti pe-
Ada,,,,.,: rubahan-perubahan yang diamati pada eritroderma iktiosiforrn
Tnr.qxrtfl Fl
.

ada pada sekitar 25Vo penderita.


tm' go Jurn %
Defek Enzim Oksidasi Asam Lemak Peroksisomal Tersendiri
E*,|l',+itig$i s0 $3 58 :9ili: (Kelompok 2), Gangguan yang jarang ini meliputi defisiensi
Oks_iput ddHf 16 14 13 ,gl oksidase (pseudoneonatai adrgnoleukodistrofi), defisiensi 3-
Fontancla besar, sutura lebar 5:t 50 55 96 oksoasil-KoA thiolase (sindrom pseudo-Zellweger), dan de-
Krista orbita dangkal 33, 2,,,q, J-l 100
fisiensi enzim bifungsional. Secara klinis, gangguan ini me-
Jernbatan hidung rendah/lebar 2T 2il t3 r00
nyerupai gangguan biogenesis peroksisom dan dapat dibeda-
Epikantiis b:? 33 92
L:engkungq{'p.6.1arq f in$$i. "Qf.,t
37,,.:, 32 35. 95 kan hanya melalui pemeriksaan Iaboratorium"
Deformitas telinga luar 40,,. 35 rq $,2 PENEMUAN LABORATORIUIil. Ganggurm kelompok 1 mem-
Mikrognatia l8:.,.,. 16 ls 100 peragakan spektrum keiainan biokimia yang merupakan akibat
Lipatan kulit lehei berlebihan 13-:,,,, trl l3 ,1CIo
defek struktur peroksisom (Tabel 72-4'1. Tanda patognomonis
Bercak Brushfiel'l ,6:t:..;.1 ; 5 : 83.
adalah penyusutan jumlah atau tidak adanya peroksisom ber-
Kamrak/koinea keiuh 3.5=,.,,:l 3.0
isd sama dengan fungsi enzim peroksisom multipel yang tidak
Claukoma
l' ,'''' .
1
2::-:'ir:i1 I 58
:Pi
]

gpenfasi.,ieltihir.l#t1of ffi a1:.::, l-!.,11 ,i1[3 sempurna .


6 .,4$
2$=ris0, tt. Pada gangguan kelompok 2 ada defek pada satu enzim
,xlA
9,5.;=;83 p.4 i,99, peroksisom; lignoseroil-KoA ligase pada adrenoleukodistrofi
.'.'.'.'.'.pllij:llrtas 26 loo terkait-X; alanin:glioksilat aminotransferase pada hiperoksalu-
'fli|.,:.'.i
!:'!,t', 0 56 ,F'8, ria tipe 1; katalase dalam akatalasemia; dan asil-KoA oksida-
t7:::=.t..68 ?4 se, enzim bifungsional, atau 3-oksoasil-KoA thiolase, masing-
,96
7.F=ii.\lfi ?6.
1qq. masing pada tiga gangguan yang diuraikan baru-baru ini di-
1Sb{angan,kejmg lep.si 61,::+$$ )ti :;92
mana satu enzim peroksisomal B-oksidase gagal berfungsi. Pa-
.ffi af riall,p g jkgm.O;idf
i i;:,f5::::r::=9 #$ ffi da penyakit Refsum "dewasa", ada defek asam fitanat oksi-
rPe dengmiin tei$angglr
':i#;li'ii|il fi, i19,, ru
Nistagmus l:171 : 1) ,60 ,,..
dase.
Gangguan kelompok 3 (RCDP) menunjukkan tiga kelainan
Dari Heypan5 ll$4: Cerebro-hepato-renal (Zellweger) syndrom. Clinical and biokimia: (1) kapasitas mengoksidasi asam fitanat terganggu,
biochentical consequences of peroxisomal disfunction. Thesis, University of (2) kapasitas mensintesis piasmalogen terganggu, dan (3) ga-
Ansterdam, 1984.
gal memproses enzim peroksisomal thiolase sehingga ia ber-
ada dalam bentuk prekursor bukannya bentuk matur. Tiga de-
fek ini juga merupakan tanda gangguan kelompok 1. RCDP
plasma dan lipoprotein densitas tinggi dan rendah sering cu-
berbeda dari gangguan kelompok 1 dalam hal struktur peroksi-
kup menurun. Kondrodisplasia punktata dan kista korteks gin-
jal tidak ada. Pemeriksaan pascamati telah dilakukan hanya somnya utuh, serta oksidasi asam lemak rantai amat panjang
dan asam pipekolat tidak terganggu.
pada satu anak dengan penyakit Refsum infantil, yang mening-
gal pada usia 12 tahun. Ini menunjukkan sirosis hati mikro- Sindrom seperti-Zellweger digambarkan pada satu kasus,
noduler dan adrenal hipoplastik kecil. Otak tidak menunjukkan mempunyai tanda-tanda fisik yang menyerupai tanda-tanda
malfonnasi kecuali hipoplasi berat lapisan granula serebeller sindrom Zellweger dan <lefisiensi enzim peroksisom multipel;
dan lokasi ektopik sel Purkinye dalam lapisan molekuler. Wa- peroksisom hati mempunyai struktur normal.
laupun laporan awal menunjukkan jumlah laki-laki lebih be- DIAGNOSIS. Sekarang ada beberapa u.li laboratorium non-
sar, cara pewarisannya mungkin resesif autosom. invasif yang memungkinkan diagnosis gangguan peroksisomal
Penandaan asidemia hiperpipekolat diterapkan pada empat tepat dan awal (lihat Tabel 12-4). Unruk kiinisi, keputusan
penderita yang selanjutnya menunjukkan pengurangan atau ti- utama adalah ketika meminta uji ini. Tantangan utama pada
dak ada peroksisom, tetapi karena keadaan ini sama dengan gangguan keiompok 1 adalah untuk membedakannya dari va-
sindrom Zellw ege.r atau adrenoleukodistrofi neonatus, ganggu- riasi besar keadaan lain yang dapat menyebabkan hipotonia.
an ini tidak lagi diklasifikasi sebagai fenotip tersendiri. serangan kejang, gagal tumbuh, atau tanda-tanda dismorfi.
Kelainan Peroksisom Secara Struhural dan Enzim yang Ti- Klinisi yang berpengalaman dapat dengan cepat mengenali
dak Sempurna (Kelompok 3). Kondrodisplasia punktata rhi' sindrom Zellweger klasik dengan manifestasi klinisnya. Na-
zomelik (rhizomelic chondrodysplasia punctata tRCDPI) mun, penderita kelompok 1 sering tidak menunjukkan spek-
ditandai dengan adanya fokus titik kalsifikasi dalam kartilago trum penyakit klinis yang sepenuhnya dan dapat dikenali
hialin dan dihubungkan dengan cebol (dwarfing), katarak hanya dengan pemeriksaan laboratorium. Tanda-tanda klinis
(72V0), dan malformasi multipel karena kontraktur. Korpus yang dapat berperan sebagai petunjuk untuk pemeriksaan di-
vertebra mempunyai celah korona yang terisi dengan kartilago agnostik ini meliputi: retardasi psikomotor berat; kelemahan
yang adalah akibat dari penghentian embrional. Perawakan dan hipotonia; tanda-tanda dismorfi; serangan kejang neona-
pendek yang tidak seimbang mengenai bagian-bagian proksi- tus; retinopati, glaukoma, atau katarak; defisit pendengaran:
mal tungkai (.Gb. 72-3A). Kelainan radiologi terdiri atas pe- hati yang membesar dan fungsi hati ya.ng terganggll; dan kon-
72 I Defek pada Metabolisme LiPid 453

Gambar 72-3. A, Bayi baru lahir dengan RCDP. Perhatikan pe-


mendekan tungkai proksimal yang berat, depresi jembatan
hidung, hipertelorisme dan lesi sisik kulit tersebarluas. B, Per-
hatikan pemendekan humerus yang nyata dan bintik-bintik epi-
fisis pada sendi bahu dan sendi siku (Atas kebaikan John P.
Dorst, M.D., John Hopkins Hospital).

drodisplasia punktata. Adanya gabungan satu atau lebih dari hasiian yang besar telah dicapai dengan intervensi awal multi-
kelainan ini menambah kemungkinan diagnosis ini. disiplin, termasuk terapi fisik dan kerja, bantuan alat pende-
Penderita dengan defek oksidasi asam lemak peroksisomal
ngar, komunikasi alternatif, nutrisi, dan dukungan pada orang
sa.ja (keiompok 2) menyerupai penderita dengan gangguan
tua. Walaupun kebanyakan penderita terus berfungsi pada ki-
saran retardasi yang sangat berat atau berat, beberapa ada pe-
kelompok 1 dan dapat dideteksi dengan memperagakan kadar
nambahan yang berrnakna dalam ketrampilan menolong diri-
asam lemak rantai amat panjang yang sangat tinggi.
nya, dan beberapa sekarang ada dalam kondisi stabil pada
Penderita dengan RCDP harus dibedakan dari penderita
umur belasan atau bahkan awal 20 tahun.
dengan penyebab kondrodisplasia punktata lain. Disamping
Beberapa penelitian eksperimental sekarang sedang dilak-
embliopati warfarin dan sindrom Zellweger, gangguan ini me-
sanakan untuk menguji strategi yang membedakan beberapa
liputi bentuk kondrodisplasia punktata dominan autosom yang
kelainan biokimia sekunder. Uji ini meliputi: (1) pernberian
lebih ririgan (Sindront Conratli-Hutrentnnn) yang ditandai de-
ngan ketahanan hidup yang lebih lama, tidak ada pemendekan
oral asam kolat dan asam kenodeoksikolat dalam dosis 100-
250 mgl24 jam, dengan tujuan mengurangi kadar antara asam
tungkai ber"at, dan biasanya intelek utuh, bentuk doninan
empedu yang agaknya toksik; (2) pemberian etil ester asam
terkait-X, dan bentuk resesif terkait-X yang disertai dengan
penghilangan bagian terminal lengan pendek kromosom X. dokosaheksaenoat 200-250 mg/ 24 jam peroral, kalena kadar
asam lemak poliunsaturated yang secara bioiogis penting ini
RCDP dicurigai secara klinis karena tungkai pendek, retardasi
psikomotor, dan iktiosis. Uji laboratorium yang paling menen- menul'un dalam pJasma dan otak penderita dengzin sindrom
rukan adalah peragaan kadar plasmalogen yang sangat rendah
Zellweger; dan (3) pemberian oral plasmalogen dalam bentuk
dalam sei darah merah dan kapasitas rnensintesis plasmalogen
batil alkohoi 5-10 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi 3-5.
Cara-cara lain meliputi pembatasan masukan asam fitanat. Se-
pz,.la biakan fibroblas kulit terganggu. Defek biokimia ini tidak
mentara cara-cara ini mengkoreksi, paling tidak sebagian, be-
ada pada kondlodisplasia punktatajenis lain.
berapa kelainan biokimia yang disertai dengan gangguan
KOMPLIKASI. Penderita dengan sindrorn serebrohepatore-
biogenesis peroksisomal, sekarang belum ditegakkan apakah
nal Zellwegel menderita banyak kecacatan yang melibatkan cara-cara ini bermanfaat secara klinis.
tonus otot, penelanan, kelainan jantung, penyakit hati, dan se-
NASEHAT GENETIK. Semua gangguan peroksisom dapat
rangan kejang. Keadaan ini diobati secara simtotnatik, tetapi
didiagnosis secara prenatal pada trimester pertama atau kedua,
prognosisnya jelek, dan kebanyakan penderita meninggai sela-
kecuali untuk hiperoksaluria tipe I. Uji yang digunakan adalah
ma usia beberapa bulan pertama.
serupa dengan uji yang diuraikan pada diagnosis pascalahir
PENCEGAHAN. Lihat pada seksi di belakang, Nasehat Ge- (lihat Tabel 12-4) dan menggunakan sampel villus korion atau
netik. amniosit. Lebih dari 300 kehamilan telah dipantau, dan lebih
PENGOBATAN. Karena keserbaragaman dan parahnya de- dari 60 janin yang terkena telah diidentifikasi sedemikian jauh
fisit, hanya dianjurkan perawatan pendukung dan simtomatik tanpa kesalahan diagnostik. Karena 25% rtslko yang beruiang,
dianjurkan pada penderita dengan sindrom Zellweger,klasik. pasangan yang sebelumnya telah mernpunyai anak yang ter-
Untuk penderita dengan varian yang agak lebih ringan, keber- kena harus dinasehati mengenai adanya diagnosis prenatal.
454 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

TABEL 72-4 Gangguan Peroksisomal: Pemeriksaan Biokimia Diag- Shimozawa N, Tsukamoto T, Suzuki Y, et al: A human gene responsible for
nostik Zellweger syndrome that affects peroxisome assembly. Science 255:l 132.
1992.
P..e.n d f{ Pamefiil{shsh Fediiiliian
Galigguan bio$etreqir Flasma VLCFA :
ADRENOLEUKODTSTROFT (TER KA|T-X)
p#oksi.som:'$iF ii Asarn pipekolar
. drorn Zellweger, Asam fitanat
::,, ::::::.-.:t1..:::::1t1 Adrenoleukodistrofi (ALD) terkait-X merupakan gangguan
',;drb$oieukodis-" A*am enpodu, ,; :r::,::::,;',r
' yang ditentukan secara genetik yang dihubungkan dengan aku-
trofi nebnatus,iie:. Pl.aq,,rya)logen I,,:
4,y,,+\iq Ref,qUnr Eri sit , , Sirrffi is,pla$nrdlogen,
I,
mulasi asam lemak rantai amat panjang dan disfungsi progre-
fitlrobtas! .Lokalig?tirsuhs-elqle1i:, sif korteks adrenal dan sistem saraf substansi putih.
,.infantlil asidemia
I hipeip'ip*olat:-,,,,, atatnie ETIOLOGI. Kelainan biokrmia utama adalah akumulai ja-
liemitigot,A D Flasmafiritfbsit
,
'i
VffiFet,i,,,,,...,t,,
i
ringan asam lemak rantai amat panjang jenuh. Asam lemak ini
i
, terkait:X .,,,,: rFjbrcbles VLCFA. tidak dicabang dengan rantai panjang karbon 24 atau lebih.
, r
,ii. ..r,,,1
;,-.-:::::.
Hetg,roeigot l-D;,,ij, P:lasma '-:..,r VLCfA Kelebihan asam heksakosanoat (C26:0) merupakan tanda khas
, te,rkait-X Fib as ,=,
,

vLaFA
: : -' dan paling mencolok. Akumulai asam lemak ini adalah karena
:.t:::'' l::::'':::.:a::::a::'::::::::,=,i :,
I i ,1,,,,:,,1:l', -9NAD u kekurangan kapasitas untuk mendegradasi mereka yang diten-
ondloplasia plnk;, ;.,
K
rhizomelift
liiili.
ljniroslt
Asam fitanat
Plasmalo$en
tukan secara genetik, suatu fungsi yang secara normal dilaku-
kan dalam peroksisom. Defek biokimia utama tampak meli,
itat1 i :.:: ;:a;:.:)
: ,.,.=.,.,'=-t'.ji
Fibioblasr:i , Sintesis piasmalogen batkan fungsi peroksisom lignoseroil KoA ligase yang rer.-
..:."
De$radasi def
'i'ru, ,Riil
i iiiii VLCFA
P,lasitran
OksiOasi asim fitanat
I.
ganggu, enzim yang mengkatalisis pembentukan derivat koen-
.LrlrL
zim A asam lemak rantai amat panjang. Defek gena me-
VI-CFa.mUmi=..,: nrup,,lii'-=." Vr.Cpa
nyebabkan defek pada pembentukan protein membran perok-
OksidBii vLQF$:1f !rij,1 sisom, yang dihipotesiskan perlu untuk memasukkan lignose-
f*unotrf ot otri" ,
roil KoA ligase ke dalam peroksisom. Gena ini telah dipetakan
"orim
dasi asam lemak
perokiisomal pada Xq28.
Hiperoksaluiia, Urin,. ,.:.':.
Asam organik
EPIDEMIOLOGI. Kaitan X relah diperkuat dengan analisis
::,
F{ati lebih dari 900 keluarga. Semua ras terkena. Insiden diperki-
,"tiP,e f ,,,.ti, Aknin: GlioksiJar amino
rakan berada antara 1 dalam 20.000 dan 1 dalam 50.000. Ber-
transfeiase biopsi hati
,, ,t,4, perkutan bagai fenotip serin_q terjadi pada anggota dari keluarga yang
Akatalasetnia , Eritiasit Katai[ee ,-:.: il il. '-, '. '. sama.
PATOLOGI. Inklusi sitoplasma lameler khas dapat dipera-
VLCI-A = usant lennk fttntoi amat panjung (r'ery lplg chain lAtD, acid.t): gakan dengan mikroskop elektron dalam sel adrenokorteks, sel
[iritrosLt = sel durah mera.h; ALD = udrenoleukodistroli. Leydig testikular, dan makrofag sistem saraf. Inklusi ini
mungkin teldiri dari esterifikasi kolesterol dengan asam iemak
lantai amat panjang. Inklusi ini paling mencolok dalam sel
Kecuali untuk adrenoleukodistrofi terkailX. tidak ada teknik zona fasikulata korteks adrenal, yang mula-muia di-gernbung_
untuk identi[ikasi hctcrozigot. kan dengan lipid dan kemudian atrofi.
Sistem saraf penderita dengan ALD masa anak menunjuk_
Brul S, Westerveld A. Strijland A, et al: Genetic heterogeneity in the
kan lesi demielinasi akut dan secara relatif simetris yang meli-
cerebrohepato-renal (Zellweger) syndrome and other inherited disorders batkan daerah-daerah parieto-oksipital yang paling berar"
with a generahzed irnpairment of peroxisomal functions: A study using Disamping pemecahan mieiin, ada infiltrasi perivaskuler lim-
complementation analysis. J Clin Invest 81:1710, 1988.
fbsit yang menyerupai infiitrasi yang ditemukan parla sklerosis
Budden SS, Kennaway NG, Buist NRM. et al: Dysn.rorphic syndrome rvtth
phytanic acid oxidase deficiency, abnormal very long chain fatty acids, and multipel. Kebanyakan jaringan lain adalah utuh. Jumlah dan
ptpecolic acidcmia: Studies in four children. J Pediatr 108:33, 1986. struktur peroksisom normal.
Danpure CJ, Jennings PR, Watts RW: Enzymclogical diagnosis of primary
PATOGENESIS. Disfungsi adrenal mungkn merupakan
hyperoxaluria type I by lneasurement of hepatic alanine:glyoxylate amino-
transferase activity. Lancet I :289. I 987. akibat langsung akumulasi asam lemak rantai amat panjang.
Hoefler G. Hoefler S, Watkins PA, ct al: Biochernical abnormalities in rhi, Sel-sel dalam zona fasikulata digembungkan dengan lipid ab-
zornelic chondrodysplasia punctata. J Pediatr 1 12:726. 1988. normal. Esterifikasi kolesterol dengan asam lemak rantai amal
Kelley RJ, Datta NS, Dobyns WB, et al; Neonaral adrenoleukodysrrophy: New
panjang adalah secara relatif resisten terhadap kolesterol ester
cases, biochemical studies and differentiation from Zellweger and related
peroxisomai polydystrophy syndromes. Am J Med Genet 23:869, 1986. hidrolase yang dirangsang-ACTH; dan ini membatasi kapasi_
Martinez M, Pincda M, Vidal R, et al: Docosahexaenoic acid: A new thera, tas mengubah kolesterol steroid yang aktif secara endokri_
peutic approach to peroxisomal patients. Experience with two cases. Neu- nologi. Lagipula, kelebihan C26:O menaikkan viskositas
rology 43:1389, 1993.
membran plasma, dan ini selanjutnya dapat mengganggu re_
Moser AE, Singh l, Brown FR III, et al: The cerebro-hepato-renal (Zellweger)
syndrome: Incrcased levels and impaired degradation of very long chain septor dan fungsi-fungsi seluler lain.
fatty acids and their use in prenatal diagnosis. N Engl J Med 310:ll.l1, Tidak ada korelasi antara keparahan lesi sistem saraf clan
l 984. defek biokimia atau antara tingkat keterlibatan adrenal dan
Moser HW: Peroxisomal diseases. il. LA Ilarncs (ed): Advances in Pediat-
tingkat keterlibatan sistem saraf. Sepertiga penderita atau lebih
rics, Vol. 36. Chrcago, Year Book Medical Publishers, 1989, pp 1-38.
Setchell KDR, Bragetri P, Zimmer,Nechemias L, et al: Oral bile acid treat- dengan adrenoleukodistrofi adalah bebas dari keterlibatan
ment and the patrent with Zellweger syndronre. Hepatology l5:198, I992. saraf atau berkembang-kecacatan lebih rin-ean pada masa de_
72 I Defek pada Metabolisme Lipid 455

wasa. Dengan demikian, keterlibatan sistem saraf tergantung dak kentara. Pada masa dewasa banyak berkembang adreno-
pada beberapa faktor atau faktor-faktor disamping kelebihan mieloneuropati.
asam lemak rantai amat panjang. Keadaan ini meliputi reaksi Istilah ALD pragejaLa dipakai pada anak laki-laki sarnpai
autoimun atau reaksi yang diperantarai sitokin yang dipicu da- dengan umur 10 tahun yang menderita defek ALD biokimia
lam beberapa hal oleh akumulasi abnormal asam lemak rantai tetapi bebas dari gangguan neurologis atau endokrin. Anak
amat panjang. Faktor alfa nekrosis tumor memainkan peran laki-laki pada golongan ini yang berumur 10 tahun atau lebih
pada respons radang dan keparahan respons dapat diatur oleh dirujuk sebagai tidak bergejala. Beberapa orang dengan defek
gena pengubah autosom. ALD biokimia yang merupakan keluarga dekat penderita yang
MANIFESTASI KLlNlS. Ada tujuh fenotip yang relatif ber- terkena secara klinis dengan ALD tetap tidak bergejala bahkan
pada dekade ke-6 atau ke-7.
beda, tiga darinya ada pada masa bayi dengan gejala-gejala
dan tanda-tanda. Pada semua perkembangan fenotip ini biasa-
Sekitar 20-30V0 heterozigot wanita berkembang sindrom
yang menyerupai adrenomieloneuropati tetapi lebih ringan dan
nya normal selama 3-4 tahun pertama. Juga lihat Bab 552.3.
Pada bentuk ALD serebral masa anak, gejala-gejala mula-
mulai lebih lambat. Insufisiensi adrenal amat jarang.
TANDA-TANDA LABORATORIUM. Asam Lemak Rantai Amat
rnula dilaporkan paling sering antara umur 4 dan 8 tahun, pa-
Panjang. Tanda laboratorium yang paling spesifik dan paling
ling awal umur 2 tahun. Manifestasi awal yang paling lazim
adalah hiperaktivitas, yang sering terkelirukan dengan ganggu-
penting adalah peragaan asam lemak rantai amat panjang de-
ngan kadar yang sangat tinggi dalam plasma, sel darah merah,
an defisit perhatian, dan penjelekan kemampuan sekolah pada
atau biakan fibroblas kulit. Uji harus dilakukpn dalam labora-
anak yang sebelumnya merupakan pelajar yang baik. Diskri-
minasi pendengaran sering terganggu, walaupun persepsi nada torium yang mempunyai pengalaman dengan prosedur khusus
terlindungi. Kelainan ini dapat dibuktikan dengan kesukaran ini. Hasil positif diperoleh pada semua penderita laki-laki de-
ngan ALD terkait-X dan pada sekitar 85Vo wanita penyandang
dalam rnenggunakan telepon dan kemampuan pada uji inte-
AT.D terkait-X.
legensi pada hal-hal yang disajikan secara lisan (verbal).
Orientasi ruang sering terganggu. Gejala awal yang lain adalah Tomografi Komputasi (CT) dan Pencitraan Resonansi Mag-
gangguan penglihatan, ataksia, tulisan tangan jelek, serangan netik (MRl). Penderita dengan ALD serebral masa anak atar,
kejang, dan strabismus. Gangguan penglihatan sering karena ALD masa remaja menunjukkan lesi substansia putih otak
keterlibatan korteks serebri, yang menyebabkan kapasitas yang khas berkenaan dengan lokasi dan pelemahan gambaran
penglihatan bervariasi dan agaknya tidak konsisten. Serangan pada CT atau MRL Pada 80Vo penderita lesinya adaiah si-
kejang terjadi pada hampir semua penderita dan dapat meng- metris dan melibatkan substansia putih periventrikuler pada
gan-rbarkan manifestasi pertama penyakit. Beberapa penderita lobus parietalis posterior dan oksipital. Sken CT nonkontras
datang dengan kenaikan tekanan intrakranial atau dengan lesi menunjukkan hipodensitas bilateral pada lokasi. Kekhasan ke
massa unilateral. Gangguan respons kortisol terhadap rang- dua, diamati pascainjeksi intravena bahan kontras, merupakan
sangan ACTH ada pada 857o penderita, dan hiperpigmentasi peragaan kalung bahan kontras yang terakumulasi berdekatan
lingan sering dilaporkan. Namun, pada kebanyakan penderita dan sebelah anterior lesi hipodens posterior (Gb 72-4A). Zone
dengan fenotip disfungsi adrenal ini dikenali hanya sesudah ini sesuai dengan zone infiltrasi limfosit perivaskuler kuat di-
keadaan didiagnosis karena gejala-gejala serebral. Adrenoleu- mana sawar darah otak pecah. Pada 12% penderita lesi awal
kodistrofi serebral masa anak cenderung menjelek dengan ce- adalah frontal. Dapat terjadi lesi unilateral yang menghasilkan
pat dengan semakin bertambahnya spastisitas dan paralisis, pengaruh massa yang memberi kesan tumor otak. MRI mem-
kehilangan penglihatan dan pendengaran, dan kehilangan ke- beri gambaran substansia putih normal dan abnormal yang le-
mampuan bicara atau menelan. Rata-rata interval antara gejala bih jelas daripada CT dan dapat memperagakan kelainan yang
neurologis pertama dan penampakan status vegetatif adalah tidak terlihat dengan CT (lihat Gb."l2-48).
1,9 + 2 tahun. Penderita dapat berlanjut pada penampakan Fungsi Adrenal Terganggu. Lebih dari 85% penderita de-
status vegetatif ini selama l0 tahun atau lebih. ngan bentuk ALD, masa anak. mengalami kenaikan kadar
ALD remaja menandai penderita yang mengembangkan ACTH dalam plasma dan kenaikan subnormal kadar kortisol
gejala-gejala neurologis antara umur 10 dan 21 tahun. Mani- dalam plasma pascainjeksi intravena 250 1:,9 ACTH1 z+ (Cor-
festasinya menyerupai manif'estasi ALD serebral masa anak trosyn).
kecuali bahwa penjelekannya lebih lambat. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Manifestasi paling
Adrenomieloneuropati mula-mula bermanifestasi pada re- awal ALD serebral masa anak adalah sukar dibedakan dari
maia akhir atau masa dewasa sebagai paraparesis progresif ka- gangguan defisit perhatian atau ketidakmampuan belajar yang
rena degenerasi saluran-panjang pada medula spinalis. Sekitar jauh lebih lazim. Penjelekan cepat, tanda-tanda demensia, atau
setengah penderita juga mengalami keterlibatan substansia pu- kesukaran dalarn membedakan pendengaran memberi kesan
tih otak. ALD. Bahkan pada stadium awal CT atau MRI dapat menun-
Fenotip "Addison satu-satunya" merupakan keadaan yang jukkan perubahan-perubahan abnormal yang jelas. Namun,
penting dan kurang terdiagnosis. Penelitian di negara maju, di- leukodistrofi lain atau sklerosis multipel, menyerupai tanda-
mana tuberkulosis tidak lagi merupakan penyebab yang lazim, tanda radiografi ini. Diagnosis definitif tergantung pada pera-
memberi kesan bahwa sebanyak 40o/o pendertta laki-laki de- gaan kelebihan asam lemak rantai amat panjang, yang terjadi
ngan penyakit Addison mempunyai cacat ALD biokimia. Ba- hanya pada ALD terkairX dan gangguan peroksisom. Yang
nyak dari penderita ini mempunyai sistem neurologis utuh, terakhir ini dapat dibedakan dari ALD terkairX oleh penya-
sedang yang lain mempunyai tanda-tanda neurologis yang ti- jian klinisnya selama masa neonatus.
456 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

Gambar 72-4. A, Kelainan CT yang diperkuat-kontras pada ALD dengan lokasi parieto-oksipital khas, menunjukkan zone
inaktif hipodens bilateral simetris (Ho). Penguatan aktif zone hipodensitas perifer dibatasi oleh panah. Bandingkan zone hipo-
dens anterior (ujung paruth) dengan MRI. CC = korpus kallosum (Dari Kumar et al, 1987, dengan izin.). B, MRI dari penderita
dan area yang sarna yang ditunjukkan dengan skenning CT. Citra MRI-yang diberati-T2 menunjukkan isyarat intensiias-tinggi
substansia putih parieto-oksipital sangat terang. Keterlibatan subkorteks lebih baik diidentifikasi pada MRI. pemisahan zone
aktif dapat dinilai lebih baik dengan skenning CT, karena zone inaktif maupun aktif terlihat pada daerah sinyal{inggi pada
MRI. Namun, diduga bahwa pemisahan besar tersebut yang dihasilkan oleh CT akan juga dapat diperagakan bila penguatan
IV (penguatan paramagnetik) tersedia dengan mudah. Perhatikan keterlibatan hipodens skenning CT pada,4 dibandingkan de-
ngan iesi yang sembuh dengan baik pada MRI pada B (Dari Kumar et al; Adrenoleukodistrophy: Correlating MR imaging
with CT. Radiology 165:491, 198'1).

Bentuk-bentuk ALD serebral dapat muncul dengan kenai- 528). Fungsi adrenal harus diuji secara periodik dengan inter_
kan tekanan intraklanial dan lesi massa unilateral. Ini telah val minimum I rahun.
disaiahdiagnosiskan sebagai glioma, bahkan sesudah biopsi Gangguan perilaku dan neurologis progresif yang rerkair
otak, dan beberapa penderita telah mendapat radioterapi sebe- dengan bentuk ALD masa anak sangat menyulitkan keluarga
lum dibuat diagnosis yang benar. Pengukuran asam lemak r:an- untuk mengatasinya. Penderita ALD memerlukan pembentuk-
tai arnat panjang daiam plasma atau spesimen biopsi otak an program manajemen komprehensif dan kemitraan antara
adalah uji banding yang paling dapat dipercaya. keluarga, dokter, staf perawat yang merawat, penguasa seko-
ALD serebral remaja atau oran,q dewasa dapat dirancukan lal-r, dan penasehat. Lagipula, kelompok pendukung orang tua
dengan gangguan psikiatri, epilepsi, atau gangguan demensia. sering membantu*. Komunikasi dengan penguasa sekolah ada,
Pegangan utama untuk diagnosis ALD mungkin adalah pera- lah penting karena di bawah kerentuan Hukurn publik 94-142
gaan lesi substansia pudh dengan CT atau MRI; pemeriksaan anak dengan ALD memenuhi syarat untuk pelayanan khusus
asam Iemak rantai amat panjang akan merupakan konfirmasi. sebagai "ferganggu kesehatan lain" atau "multihandicapped,'
Tergantung kecepatan penjelekan penyakit, kebutuhan khusus
ALD tidak dapat dibedakan secara klinis dari bentuk-
dapat berkisar dari tingkat sumber pelayanan yang relatif ren-
bentuk lain penyakit Addison, dan dianjurkan agar pemeriksa-
dah dalam program sekolah reguler sampai program penga-
an kadar asam lemak rantai amat panjang dilakukan pada se-
jaran di rumah dan di rumah sakit untuk anak yang tidak ber-
mua penderita laki-laki dengan penyakit Addison. Penderita
gerak.
ALD hampir tidak pernah mempunyai antibodi terhadap ja-
Tantangan manajemen bervariasi menurut stadium penya-
ringan adrenal dalam plasmanya.
kit. Stadium awal ditandai dengan perubahan-perubahan yang
KOMPLIKASI. Komplikasi yang dapat dihindari adalah ke-
tidak kentara dalam sikap, perilaku, dan lama perhatian. Nase-
jadian insufisiensi adrenal. Masalah yang paling sukar adalah
hat dan komunikasi dengan penguasa sekolah sangat penting.
masalah-masalah yang terkait dengan tirah baring, kontraktur,
Perubahan dalam siklus tidur-bangun dapat berguna dengan
koma, dan gangguan penelanan. Komplikasi lain melibatkan
penggunaan sedatif yang bijaksana pada malam hari seperti
gang-suan perilaku dan jejas yang terkait dengan defek orien-
tasi ruang, penglihatan dan pendengaran terganggu. serta se-
mngun
^ejang.
PENGOBATAN. Pengobatan steroid untuk insufisiensi adre- *United Leukodystrophy Foundation, 2304 Highland
Drive. Sycarnore, IL
nal atau hipofungsi adrenokorteks adalah efektif (lihat Bab 60 I 78.
72 I Defek pada Metabolisme Lipid 457

kloralhidrat (10-50 mg/kg), pentobarbitol (5 mg/kg) atau belum sepenuhnya dikonfirmasi, memberi kesan terapi diet se-
difenhidramin (2-3 mg/kg). belum cangkok (seperti diuraikan sebelumnya) mengurangi
Bila leukodistrofi menjelek, pengaturan tonus otot dan du- risiko morbiditas dan mortalitas akibat cangkok. Karena TST
kungan fungsi otot bulber sangat memprihatinkan. Baklofen disertai dengan mortalitas l0-20Vo, bahkan pada lingkungan
dalam dosis yang bertahap semakin tinggi (5 mg dua kali se- yang baik, cangkok ini tidak dianjurkan pada penderita yang
hari sampai 25 mg 4 kali sehari) merupakan agen farmakologi tidak mempunyai bukti adanya keterlibatan otak atau yang
yang paling efektif untuk pengobatan spasme nyeri otot episo- menderita keterlibatan otak ringan yang nonprogresif (lihat
dik akut. Agen lain dapat juga digunakan, dengan hati-hati me- Bab 132). Bahkan tanpa terapi, lebih dari setengah penderita
mantau kejadian efek samping dan interaksi obat. Ketika dengan kelainan ALD biokimia tidak "ditakdirkan" untuk ber-
leukodistrofi menjelek, pengendalian otot bulber hilang. Wa- kembang bentuk penyakit berat. Sementara sebagian besar
laupun pada mulanya hal ini dapat ditatalaksana dengan me- penderita ini akan berkembang adrenomieloneuropati pada
ngubah diet menjadi lunak dan makanan sup kental, keba- masa dewasa, dan walaupun ini dapat merupakan penyakit
nyakan penderita akhirnya memerlukan pipa nasogastrik atau yang menimbulkan kecacatan berat, banyak dari penderita ini
prosedur bedah seperti gastrostomi atau esofagostomi lateral. telah hidup produktif dan beberapa telah bertahan hidup pada
Sekurang-kurangnya sepertiga penderita mengalami kejang- dekade ke-8. Lagipula, pengalaman pendahuluan memberi ke-
kejang setempat atau menyeluruh, yang biasanya berespons san bahwa terapi diet yang diberikan pada penderita yang ti-
dengan mudah pada obat-obat antikonvulsi baku. dak bergejala secara neurologis mengurangi frekuensi dan
Beberapa pendekatan terapeutik spesifik ada dalam peneli- keparahan kecacatan neurologis berikutnya, dan terapi bentuk
tian. Kadar plasma C26:O dapat dinormalisasi dalam 4 minggu lain ada dalam pertimbangan, sehingga risiko yang terkait de-
dengan pemberian minyak yang mengandung asam lemak ngan TST tidak tampak terjamin pada keadaan ini. TST juga
tunggal tidak jenuh (monounsaturated) bersama dengan pem- tidak dianjurkan pada penderita dengan gangguan kognitif,
batasan diet asam lemak jenuh rantai amat panjang. Minyak motorik atau penglihatan berat. Tidak hanya prosedur telah ti-
yang digunakan paling sering (uga disebut sebagai minyak dak bermanfaat tetapi prosedur ini dapat mempercepat angka
Lorenzo) adalah campuran 4:I gliseril trioleat dan gliseril trie- penjelekan neurologis.
rukat. Asam erukat (22'.1 n-9) merupakan komponen'aktif dari Praktek kita sekarang untuk menganjurkan terapi diet pada
yang terakhir. Minyak ini tampak bekerja dengan menurunkan semua orang dengan kelainan ALD biokimia yang tidak ber-
kecepatan sintesis asam lemak rantai amat panjang jenuh en- gejala atau mempunyai fenotip "satu-satunya Addison". Peme-
dogen. Sementara pengaruh biokimia pada kadar C26:O riksaan neurologis dan neuropsikologi dan MRI dilakukan
plasma sangat nyata, dan menimbulkan harapan bahwa ini da- pada umur 6-12 bulan agar memastikan bahwa jendela kesem-
pat membawa pada manfaat klinis, pengalaman umum telah patan TST tidak terlewatkan.
ada bahwa terapi ini tidak mengubah frekuensi penjelekan Penelitian berada dalam kemajuan untuk menentukan apa-
neurologis pada otak atau bentuk ALD adrenomieloneuropati kah angka penjelekan ALD otak masa anak yang cepat dapat
masa anak. Agaknya memberi harapan, tetapi sekarang belum diubah dengan agen farmakologis seperti beta-interferon,
terbukti, bukti bahwa pemberian minyak sebelum perkem- globulin imun, atau antagonis faktor nekrosis tumor seperti
bangan gejala-gejala neurologis mengurangi frekuensi dan ke- pentoksifilin atau talidomid. Karena gena ALD telah diisolasi,
parahan kecacatan neurologis dikemudian. Sementara inter- upaya kearah perkembangan terapi gena telah dimulai.
pretasi data pada penderita tidak bergejala memerlukan peme- NASEHAT GENETIK DAN PENCEGAHAN. Pemeriksaan
riksaan tambahan, dianjurkan pada saat ini bahwa penderita asam lemak rantai panjang dapat mengidentifikasi 8570 pe-
ALD tidak bergejala neurologis ditempatkan pada regimen nyandang wanita, dan ketepatan identifikasi penyandang dapat
diet sebagai bagian dari trial terapeutik yang sedang berlang- dinaikkan dengan menggunakan probe DXS-52 DNA. Diag-
sung. Pengurangan sedang pada jumlah trombosit diamati nosis prenatal janin laki-laki yang terkena dapat dicapai de-
pada 40Vo penderita pada regimen diet ini dan diperlukan ngan pengukuran kadar asam lemak rantai amat panjang pada
pengawasan medik yang cermat. biakan amniosit atau sel villus korionik. Kapanpun penderita
Transplantasi sumsum tulang (TST) merupakan terapi yang baru dengan ALD terkait-X diidentifikasi, silsilah keluarga
paling efektif pada ALD terkait-X, tetapi penerapannya harus (pedigree) yang rinci harus disusun, dan upaya harus dibuat
dinertimbangkan dengan sangat hati-hati. Indikasi utama ada- untuk mengidentifikasi semua penyandang wanita berisiko
lah pada laki-laki dengan keterLibatan otak yang bermakna te- dan orang laki-laki yang terkena. Pengamatan ini harus diser-
tapi ringan yang untuknya tersedia donor dengan uji silang tai dengan perhatian yang cermat dan simpatik pada masalah
HLA baik. Keterlibatan otak bermakna tetapi ringan dipikir- sosial, emosi, dan etik selama pemberian nasehat (counseling).
kan ada jika kelainan MRI khas ALD digabung dengan defisit
sedang pada penglihatan atau proses pendengaran atau me-
Aubourg P, Adamsbaum C, Lavallard-Rousseau MC, et al: A two-year trial of
mori/belajar, yang terbukti diketahui terkait dengan ALD, atau oleic and erucic acids ("Lorenzo's oil") as treatment of adrenomyeloneuro-
jika terdapat bukti adanya disfungsi motorik penglihatan atau parhy. N Engl J Med 329:145, 1993.
pendengaran. Pada keadaan ini TST tidak hanya menstabilkan Aubourg P, Blanche S, Jarnbaqud I, et al: Reversal of early neurologic and
perjalanan penyakit tetapi pada beberapa penderita telah mem- neuroradiologic manifestations of X-linked adrenoleukodystrophy by bone
manow transplantation. N Engl J Med 332:1860, 1990.
bawa pada pembalikan abnormalitas. Kesan kami bahwa pe- Aubourg PR, Sack GH Jr, Meyers DA, et al: Linkage of adrenoleukodystro-
nyakit hospes versus cangkok berat tidak'hanya terkait dengan phy to a polymoryhic DNA probe. Ann Neurol 2l :349, 1987.
mortalitas yang diharapkan lebih tinggi, tetapi juga memba- Kumar AJ, Rosenbaum AE, Naidu S, et al: Role of magnetic resonance imag-
hayakan peluang manfaat neurologis. Data pendahuluan, tetapi ing in adrenoleukodystrophy. Radiology 165:49'1, 1981 .
458 BAGIANX f Penyakit-Penyakit Metabolik

Lazo O. Contreras M, Hashrni M, et al: Peroxisomal lignoceroyl-CoA ligase


deficiency in childhood adrcnoleukodystrophy and adrenomyeloneuropa- cH" (cH!),. H
thy. Proc Natl Acad Sci USA 85:7647, 1988. \,/AJ Sfingosin
Moser HW: Lorenzo's oil. Film review.Lancet34l:5M,1993.
Moser HW. Moser AB, Singh I, et al: Adrenoleukodystrophy: Survey of 303 H'/\921 CH-CH-CH,--OH
cases: Biochemistry, diagnosis and therapy. Ann Neurol 16628,1984.
Moser HW, Moser AB, Smith KD, et al: Adrcnoleukodystrophy: Phenotypic
tl
OH NH
variability: Implications for therapy. J Inherit Metab Dis 15:645, 1992.
Moser'HW. Moser AB, Trojak JE, et al: Identification of female carriers of c:o
I
adrenoleukodystrophy. J Pediatr 103:54, 1983. (CH.), Asam lemak
Moser J, Douar AM, Sarde CO, et al: Putative X-linked adrenoleukodystrophy I

sene shales unexpected homology with ABC transporters. Nature 361:726, CHt
t993 Seramida
Powers JM, Liu Y, Moser A, et al: The inflammarory myelinopathy of adreno-
leukodystrophy: Cells, effector molecules, and pathogenetic implications. J
Gambar 72-5. Struktur dasar sfingolipid. Semua disamping seramid dibuar
Neuropathol Exp Neurol 5 I :630. I 992. melalui gugus hidroksil atom karbon l: Glikosfingolipid = seramid ditambah
Rizzo WB, Leshner RT. Odone A, et al: Dietary eruci; acid therapy for X satu gula atau lebih yang terikat pada C- l. Gangliosid = glikosfingolid ditam,
linked adrenoleukodystrophy. Neurology 39:1415, 1989.
bah satu residu asam sialat atau lebih. Sfingomielin = seramid ditambah fosfb-
Wanders RJA. Van Roermund CWT. Van Wijland MJA, et al: I)irect dernon-
rilkolin yang terikat pada C- I
.

stration that the deficient oxidation of very long chain fatty acids in X-
linked adrenoleukodystrophy is due to an impaired ability of peroxisomes
to activate very long chain fatty acids. Biochem Biophys Res Commun
153:6r8.1988.
Bila asam neuraminat ditambahkan pada sfingolipid, hasil se-
nyawanya disebut gangliosid. Walaupun kerumitannya, se-
nyawa terkait membran tersebut mempunyai blok-blok bangu-
72.3 Gangguan Penyimp&n&n Lipid nan serupa dan harus didegradasi atau didaur ulang dengan en-
(Lipidosis) zim lisosom. Gambaran umum degradasi sfingolipid secara
bertahap ditunjukkan pada Gambar 12-6 dan 72-7 . Defek pada
Reuben K. Malaton
setiap langkah menghasilkan penyakit penyimpanan lisosom.
Lipidosis adalah penyakit penyimpanan lipid lisosomal, Penyimpanan senyawa spesifik pada jaringan spesifik tergan-
masing-masing disebabkan oleh defisiensi tridrolase spesifik. tung pada distribusi senyawa tersebut dalam tubuh.
Bahan lipid disimpan dalam lisosom, biasanya glikos- GANGLIOSIDOSIS GMr. Ini adalah kelompok gangguan li-
lingolipid, menimbulkan kekhasan patofisiologi penyakir sosom dengan berbagai tanda klinis. Gangliosid GMr adalah
penyimpanan lipid spesifik. Misalnya, jika sfingolipid disim- monosialogangliosid yang ditemukan pada substansia abu-abu
pan hanya pada jaringan perifer, mengecualikan sistem saraf dan putih otak normal dan pada jaringan perifer. Ada dua ben-
sentral (SSS), kemudian hepatosplenomegali dapat ditemukan tuk besar gangliosidosis GMr, infantil (tipe l) dan juvenil
(tipe 2). Ada juga bentuk dewasa, ripe 3.
dan penyakit dicurigai seperti pada penyakit Gaucher. Sebalik-
nya, jika glikosfingolipid disimpan hanya pada SSS dan tidak Etiologi. Defek biokimia kedua bentuk gangliosidosis
pada jaringan perifer, tidak ada hepatosplenomegali, dan pe- GMr, adalah defisiensi enzim lisosom B-galaktosidase, yang
nyakit penyimpanan mungkin tidak dicurigai, seperti pada pe- menghidrolisis galaktose terminal dari gangliosid GMt (lihat
.nyakit Tay-Sachs. Bila CNS dilibatkan, retardasi mental dan Gb. 72-l). Diagnosis dikonfirmasi dengan peragaan defisiensi
penjelekan neurologis merupakan komponen-komponen utama B-galaktosidase pada sel darah putih atau biakan fibrroblas kulit.
penyakit penyimpanan tersebut. Pada lipidosis dimana bahan Manifestasi Klinis (lihat juga Bab 5525. Bentuk infantit
penyimpanan berakumulasi di perifer dan di SSS, retardasi gangliosidosis GMr dapat ditemukan pada saar lahir dengan
mental bersama dengan hepatosplenomegali merupakan karak- adanya hepatosplenomegali, edema ekstremitas, dan ruam
teristik penyakit, seperti pada penyakit Niemann-Pick. yang tidak dapat terjelaskan dengan erupsi kulit bayi baru lahir
Sfingolipid, yang merupakan komponen membran sel, dite- biasa. Retardasi psikomotor segera menjadi nyata. Bintik
mukan pada setiap sel tubuh. Struktur dasarnya adalah identik, merah-ceri (cerry-red) dalam makula ada pada 50% penderita.
dit.,nukan pada semua sfingolipid yang didasarkan pada Hernia umbilikalis dan inguinalis dengan edema skrotum bia-
sfingosin (Cb. 12-5). Struktur sfingosin diperoleh dengan sanya ada pada saat lahir. Karena tanda muka yang kasar dan
mengkondensasi asam amino serin dengan asam palmitat. makroglosia, anak ini dapat dicurigai menderita penyakit
Senyawa ini menggabung daerah palmitat nonpolar Cts dan Hurler. Pembesaran jantung dan tanda-tanda hipertrofi ven-
daerah serin.polar yang mengandung gugus amino dan dua gu- trikuler terjadi pada kebanyakan penderita dengan gangliosi-
gus hidroksil. Asam lemak lain ditambahkan pada sfingosin dosis GMr. Kifosis lumbal dan beberapa kekakuan sendi juga
melalui gugus amino serin, pembentuk seramid. Gugus hidrok- khas gangliosidosis GMt serta penyakit Hurler. Namun, penje-
sil (Cr) pertama seramid dapar menjadi resipien pada guia, lekan mental cepat, bercak makuler merah-ceri, dan kejang-
misalnya seramid-glukosa yang juga disebut glukoserebrosid. kejang mulai awal adalah lebih khas gangliosidosis GMr. pen-
Seramrd-galaktose merupakan seramid-monoheksosid lain, derita menjadi disfagi, tuli, dan buta serta kematian terjadi
juga dikenal sebagai galaktoserebrosid. Fosfokolin dapat pada usia 3-4 tahun.
menggantikan gula, membentuk sfingornielin. Lebih dari satu Perubahan-perubahan radiologis adalah perubahan disosto-
gula dapat ditambahkan pada seramid, dan cabang-cabang sis multipleks. Perubahan vertebra terjadi pada paruh anterior,
asam sialat (asam neuraminat [NANA]) dapat ditambahkan, sella tursika besar, dan kalvarium mungkin menebal. Walau-
menghasilkan senyawa yang agak kompleks (lihat Gb. 72-5). pun perubahan ini serupa dengan perubahan yang ditemukan
72 f Defek pada Metabolisme Lipid 459

g3l
BBPB gal glc seramid
la -NAcaal - la - -
NANA NANA
la
NANA

Polisialogangliosid
NAcgal gal 9lc-seramid
- I -
NANA

0-heksoaminioase e
|
Gambar 72-6. Jalur-jalur pada meta-
Tffi Cray-Sachs, Sandhotf. dan lain-lain)
I I |
bolisme sfingolipid yang ditemukan pada glc-ssramld
9al-
jaringan saraf. Nama enzim. yang neng- I
NANA
katalisis setiap reaksi diberikan dengan
nama substrat yang dikenai. Kelainan ba- I

waan digambarkan sebagai batang yang


I gangliosid G- neuraminidase
I

memotong panah-panah reaksi dan na- i


g6l
manya defek atau defek-defek yang -glc-,seramid
Lakrosilseramid p-gatakrosidase
terkait diberikan dalam kotak yang ter- I
dekat. Gangliosid diberi nama sesuai de- gangliosidosis G,,, penyakit Krabbe
ngan tatanama Svennerholm. Konfigurasi
tidak bernomor (anomerik) diberikan
T
glc-seramid
hanya pada senyawa pemula terbesar. gal Glukositseramid p-gtukosidase
I
= galaktosa; glc = glukosa; Nacgal =A-
asetil-galaktosamin; NANA = asam N-
asetil-neuraminikl pC = fosforilkolin
s0a Galaktosil seramid

Seramid-----lF-- Slingosin + asam temak


fFen€iiiFAbA

ptJa mukopolisakaridosis, perubahannya kurang berat. Sken dengan ataksia, disartria, dan spastisitas seperti-palsi serebral.
CT dan MRI otak menunjukkan dilatasi ventrikel dan atrofi Deteriorasi lambat, dan penderita dapat bertahan hidup selama
otak menyeluruh. kehidupan dekade ke-4. Penderita ini tidak ada kererlibatan
Gangliosidosis GMt mulai-lambat berbeda secara klinis. visera, tidak mempunyai tanda-tanda muka kasar, dan tidak
Umur mulainya bervariasi, dan penderita tersebut dapat datang menderita disostosis multipleks.

fr" 1n"t4Ne"nt"
P
s"t 4 sl"4*"'utio
lc I

NAcqal I Glikoslingolipida-galaktosaminidase
I golongan darah A

qFFBRq-galaktosidas€l
tuc-gal-NAcglc-gal-glclseramid fuc-gal-NAcglc-931-glc-seramid
la I Glikosfingolipida{ukosidase
sal I-
-T-lFukosidosisl -oolonoan
- darah O
glikoslingolipid golongan darah B
I
I
gal- NAcglc- gal
-glc-€eramid
Nn"srt 4 sutl erl! qtc 4seramid '
_l-!-oatat<tosioase

lfl?,0*"":3"",o"seAdanB fTEIn'ffiEG*l
t
ll Gangliosidosis G- (Sandhotl) | t',tlcstc :gal 9lc -'salamid
-
l- lF'neksosaminidase(mungkinAdanB)

I triheksosirseramid f-C*rfi"td;h G"fC t"t-t" I


f
I c-galaklosidass i
- gal - slc- seramid ----{f+ - qlc-soramid
gal gal
(lambar 72-7. Jalw-jalur pada degradasi
sfingolipid yang ditemukan pada organ vis-
eral dan sel darah merah atau putih. Lihal
.juga tulisan pada Gambar 72-6. fuc = fu- -
kosa: NAcglc = N-asetilglukosamin. / I Glukosilseramid p-glukosidase
NA\A3qarlqrc l"eamid/
f FA;.*",,;;l
Slingomielin
l-
i Seramidasa
PC-seramid Seramid -lf+ Stingosin + asam lemak

t6yakirNd;-Pr"n I 6r"kilF"'f;l
BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

Tanda-tanda Biokimia dan Patologis. Ada sel busa pada as- adalah kontak mata dan pemfokusan menurun, bersama de-
pirat sumsum tulang dan pada preparat histologis jaringan se- ngan respons terkejut pada bising yang bertambah, hiperaku-
perti paru-paru dan hati. Gangliosid GMr, mengelompok sls. Pada akhir tahun pertama bayi dengan penyakit Tay-Sachs
(berakurr.rulasi) dalam otak dan jaringan perifer. Lagipula, ker- menjadi hipotonik berat. Pemeriksaan fisik sering ditandai de-
atan sulfat, suatu mukopolisakarida, berakumulasi dalam hati ngan hipotonia berat, kebutaan, dan hiperakusi.s. Pemeriksaan
dan dieksklesi dalam urin penderita dengan gangliosidosis funduskopi mata dapat menunjukkan bintik makula merah-
GMr. ceri. Bayi demikian berada dalam posisi seperti katak dan sa-
Diagnosis. Gangliosidosis GMr dicurigai secara klinis ka- ngat sedikit berinteraksi dengan sekitarnya. Ukuran kepala da-
rena keterlambatan perkernbangan, tanda-tanda muka kasar, li- pat membesar lebih dari 50%, tetapi pembesaran ini tidak
dah membesar, hepatosplenomegali, dan bintik merah-ceri disertai dengan hidrosefalus. Serangan kejang dapat memper-
makula. Penyakit Hurler, penyakit sel-I, dan penyakit Nieman- sulit penyakit pada umur tahun ke-2, dan kematian biasanya
Pick harus dipikirkan. Evaluasi radiologis akan mengesam- terjadi antara umur ke-2 dan ke-4.
prngkan penyakit Niemann-Pick karena ia merupakan satu- Penyakit Tay-Sachs Mulai lrtmbat atau Juvenil (gangliosi-
satunya keadaan ini yang tidak menunjukkan disostosis multi- dosis GMz III) merupakan varian penyakit Tay-Sachs. Mulai-
p1eks. -N4ukopolisakarida urin yang termasuk keratan sulfat nya dapat terjadi seawal umur tahun ke-2 tetapi dapat juga
berlebihan adalah khas gangliosidosis GM1. Diagnosis diper- pada umur dekade ke-2 atau ke-3 (gangliosidosis GMz de-
kuat dengan pemeriksaan enzim sel darah putih atau biakan fi- wasa) (lihat Bab 552). Pada fase awal keadaan ini tidak diser-
bloblas kulit yang menunjukkan defisiensi p-galaktosidase. tai retardasi mental, dan manifestasi utama adalah ataksia,
Diagnosis prenatal dapat ditegakkan dengan pemeriksaan am- khoreoathetosis, dan disartria. Kebutaan clan spastisitas dapat
niosit atau villi korionik untuk B-galaktosidase. terjadi sebelum meninggal. Penyakit Tay-Sachs Juvenil tidak
Genetika dan Pengobatan. Gangliosidosis GMr diwariskan disertai dengan bintik makula merah-ceri, dan tidak ada or-
sebagai ciri resesif autosom. Pembawa (carrier) dapat dide- ginomegaii. Penyakit Tay-Sachs tidak disertai dengan peru-
teksi dengan menggunakan sel darah putih atau biakan fibro- bahan tulang. Sken CT dan MRI otak menunjukkan ventrikel
bla" kulit untuk memeriksa B-galaktosidase. Gena untuk yang membesar dan atrofi otak dengan degenerasi substansia
gangliosidosis GMr telah diisolasi dan dilokalisasi pada le- abu-abu.
ngan pendek kromosom 3 (3p21.33). Beberapa mutasi telah Diagnosis. Penyakit Tay-Sachs biasanya dicurigai pada
diidentitlkasi untuk varian mulai lambat gangliosidosis GMr bayi yang retardasi berat dengan bintik makuia merah-ceri clan
dan berat. Mutasi yang lebih berat menyebabkan kehilangan tidak ada penyimpanan viseral. Beberapa sfingolipidosis diser-
aktivitas B-galaktosidase lebih berat. Tidak ada pengobatan tai dengan bintik merah-ceri, tetapi hanya penderita-penderita
spesifik untuk salah satu bentuk gangliosidosis GMr selain dengan penyakit Tay-Sachs yang tidak ada heparosple-
deri perawaten gcjala. nomegali (Tabel 72-5). Bentukjuvenil penyakit Tay-Sachs ha-
TAY-SACHS (GANGLIOSIDOSIS GMz l). Karena penyakit rus dicurigai pada anak yang ataksia dan diastrianya menjadi
penyirnpanan lisosom ini terutama melibatkan sistem saraf progresif. Pemeriksaan B-heksosaminidase A adalah diagnos-
sentral, tidak ada bukti penyimpanan perifer yang jelas pada tik dan dapat dilakukan pada plasma, biakan fibroblas kulit,
pemeriksaan fisik. Penyakit Tay-Sachs adalah penyakit pe- atau sel darah putih. Penyandang penyakit Tay-Sachs dan pe-
nyirnpanan lipid yang paling merusak dan sering terjadi pada nyaklt Tay-Sachs Juvenil dapat dideteksi dengan melakukan
indi vidu-individu keturunan Yahudi Askhenazi. pemeriksaan untuk aktivitas heksosaminidase A spesifik.
Etiologi. Defek dasal adalah defisiensi enzim lisosom B-
Genetik dan Pencegahan. Ada banyak hererogenitas pada
heksosaminidase A labil panas; dua isozim A dan B, bertang-
jajaran gena, dan kelompok mutasi utama yang menimbulkan
gun-e jawab pada aktivitas total. Dua rantai polipeptida, a dan
penyakit Tay-Sachs pada populasi Yahudi berbeda den_ean
B, diperlukan untuk pembentukan B-heksosaminidase A dan B. orang-orang yang bukan Yahudi. Mutasi untuk bentuk penya-
lsc:nzim A dibentuk dengan rantai crdan B, sedangkan isoen-
kit Tay-Sachs infantil berbeda dengan mutasi bentuk juvenil.
zirn B hanya tersusun dari rantai p. Karenanya, defek pada
Gena untuk heksosaminidase A (Hex A) relah diisoiasi. Def'ek
rant;ri s mengakibatkan nktivitas B-heksosaminidase A me-
nglrrang, seperti terjadi pada kedua bentuk penyakit Tay-
Sachs. Beberapa mutasi pada lokus gena yang mengenai pro-
duksi rantai u B-heksosaminidase telah diidentifikasi. Defek A TABEL 72-5. Lipidosis yang DiseLtai dengan Bintik Makula Merah,
pada rantai B mengenai aktivitas isoenzim A maupun B, de- Ceri
ngan demikian menyebabkan defisiensi aktivitas total B-hekso- I{Ct=erlihafan
saminidase (lihat pembahasan Penyakit Sandhoff nanti). En- F'eny-,,aki't Defek{nrim rVisdial ,

zim B-heksosaminidase A memerlukan aktivator untuk aktivi-


tas hidrolitiknya yang melekat pada enzim dan pada substrat
Tay-Saphp, $'rie&s@lin1.-ag- Tidak ada organome-
: *gA ::::,:,:.: i:::::: [ali
jarang, penderita dengan penyakit Tay-
-eangliosid GMz. Amat $andhoff h*na1o1$eiib
Sach dapat mempunyai aktivitas normal B-heksosaminidase A I i:,:,',:.=.:.. ::p-Hetcso@inida.ll aq
:;:,-,1=,.
r: :: ::
' Sg dEn 3r.r:::.ii"i:i
bila diperiksa pada tabung percobaan. Pada kasus demikian, : i. : I
. .,:,::
,,'
Niemann-Pick Slingomielinase }Ibpatosplenqmegali
penyakit disebabkan oleh defisiensi aktivator, dan pemeriksa-
an untuk aktivator harus dilakukan.
Gangliosidosis GMt $-Galaktosjdase *I iospleno,rcgau

Manifestasi Klinis. Bayi berkembang secara normal sampai


Mukolipidosis Sialidase lneurami- llop.at$splcno,1ri9gaf i
. nidase)
berumur sekitar 5 bulan. Biasanya yang dilaporkan pertama '
72 I Defek pada Metabolisme LiPid 461

DNA yang paling sering pada orang-orang Yahudi Ashkenazi belajar ketrarnpilan lain, walaupun perkembangannya secara
adalah insersi empat pasang basa pada ekson 1 1. Perubahan ini global tertunda. Pemeriksaan fisik ditandai dengan hepatosple
mengakibatkan penghentian isyarat dan defisiensi mRNA. nomegali, Hati mungkin membesar lebih awal daripada limpa.
Mutasi lazim lain pada Yahudi Ashkenazi telah dilokasikan Aspirat sumsum tulang menunjukkan sel busa yang khas yang
pacia nukleotid pertarna intron 12, dimana ada substitusi G mengandung sfingomielin dan kolesterol. Bila penyakit men-
sampai C. Mutasi ini juga mengakibatkan hilangnya aktivitas jelek, anak dengan penyakit Niemann-Pick mulai tampak lebih
Hex A. Kelompok etnik lain membawa berbagai mutasi yang malnutrisi berat dan perut menggembung. Retardasi mental
berbeda. Gena untuk Hex A telah dilokalisasi pada kromosom menjadi lebih nampak karena tidak diperoleh ketrampilan baru
t> (15q23-q24). dan ada kemunduran dari ketrampilan yang ada. Kekuatan otot
Kedua bentuk penyakit Tay-Sachs diwariskan sebagai ciri mengurang, dan anak menjadi hipotonia. Pendengaran dan
resesif autosorR, dan kgduanya lebih sering pada Yahudi Ash- penglihatan memburuk, dan kebutaan terjadi pada stadium pe-
kenazi. Frekuensi penyakit Tay-Sachs adalah 1 dalam 3.500- nyakit lanjut. Ada hipoakusis. Bintik merah-ceri pada makula
4.000 kelahiran, membuat angka penyandang pada Yahudi ditemukan pada 50Vo kasus. Kematian terjadi sebelum umur 4
Ashkenazi 1 dalam 30. Frekuensi tinggi ini dan adanya uji tahun.
penyandang telah membawa pada skrining masalah darah Kelainan tulang utama tidak terkait dengan penyakit Nie-
penyandang untuk B-heksosaminidase A Uji penyandang, mann-Pick, walaupun beberapa pelebaran rongga medula dan
nasehat, dan diagnosis prenatai telah sangat mengurangi fre- penipisan korteks ditemukan. Sken CT dan MRI otak menun-
kuensi penyakit Tay-Sachs pada pasangan Yahudi. jukkan degenerasi substansia abu-abu, demielinasi, dan atrofi
Pengobatan. Tidak ada pengobatan untuk salah satu bentuk serebellum.
penyakit Tay-Sachs. Varian mulai lambal penyakit Niemann-Pick disertai de-
PENYAKIT SANDHOFF (Gangliosidosis GMz ll)' Penvakit re- ngan gerakan-gerakan distoni, atetosis, dan serangan kejang.
sesif autosom ini dikaitkan dengan defisiensi B-heksosami- Hepatosplenomegaii dan defisensi sfingomielinase adalah di-
nidase total karena baik isoenzim A maupun B defisien. Mani' agnostik.
manifestasi Diagnosis. Hepatosplenomegali, retardasi mental, sel busa
festasi kllnis bervariasi tetapi biasanya menyerupai
klinis penyakit Tay-Sachs pada bentuk infantilnya' Namun, pada sumsum tulang atau pulasan darah perifer, dan bintik
penyakit Sandhoff terkait dengan hepatosplenomegali, menun- merah-ceri memberi kesan diagnosis. Defisiensi sfingomieli-
jukkan penyimpanan perifer gangliosid GM2, suatu N-asetil- nase pada sel darah putih, biakan fibroblas kulit atau jaringan
glukosamin yang mengandung oligosakarida' Sel busa ditemu- lain adalah diagnostik. Deteksi penyandang dan diagnosis pre-
kan dalam aspirat sumsum tulang. Bintik makula merah-ceri natal tersedia dengan menggunakan pemeriksaan sfingomieli-
.juga ditemukan pada penyakit Sandhoff. Bentuk
juvenil pe- nase.
nyakit Sandhoff muncul pada pertengahan terakhir umur Genetik. Gena untuk sfingomielinase telah dilokalisasi pa-
dekade pertama dengan ataksia, disartria, dan deteriorasi men- da lengan pendek kromosom 1 1 (1 lp15) dan beberapa mutasi
tal. Tidak ada pembesaran viseral atau bintik makular merah- telah diidentifikasi yang menyebabkan defisiensi sfingo-
ceri yang terkait dengan bentuk penyakit ini. Tidak ada penga- mielinase.
ruh penyakit Sandhoff pada Yahudi Ashkenazi' Pengobatan. Tidak ada terapi.
Defek dasar merupakan rantai p abnormal pada B-hekso- Penyakit Niemann'Pick (Tipe B)' Penyakit ini merupakan
saminidase yang mengenai isoenzim A dan B. Diagnosis pe- bentuk benigna defisiensi sfingomielinase yang disertai de-
nyakit Sandhoff dicapai dengan memperagakan defisiensi total ngan hepatosplenomegali dan adanya sel busa dalam sumsum
putih plasma tulang tetapi tidak ada aiau minor keterlibatan neurologis Pe-
B-heksosaminidase pada pemeriksaan sel darah
atau biakan fibroblas. nyakit ini rnempunyai cara pewarisan resesif autosom tetapi ti-
Genetik, Rantai p pada gena B-heksosarninidase (Hex B) dak disertai dengan kelompok ethnik tertentu apapun. Cocok
telah dilokalisasi pada kromosom 5 (5qll). Beberapa mutasi dengan harapan hidup normal.
telah diidentifikasi yang dapat dikorelasikan dengan keparahan Penyakit Niemann-Pick (Tipe C dan D). Dua gangguan rese-
klinis penyakit. sif autosom ini merupakan penyakit yang sama dengan ke-
PENYAKIT NIEMANN'PICK (Tipe A). Ini merupakan ganggu- parahan yang berbeda. Mereka tidak disebabkan oleh defi-
an resesif autosom penyimpanan sfingomielin dan kolesterol siensi sfingomielinase, walaupun aktivitas enzim dapat diku-
dalam lisosom. Penyakit Niemann-Pick ditemukan lebih sering rangi. Hepatosplenomegali ada dan sel busa ada pada sumsum
pada individu Yahudi keturunan Ashkenazi' tulang. Ada beberapa bentuk Niernann-Pick Tipe C. Bentuk
Etiologi. Ada kenaikan kadar sfingomielin dan kolesterol neonatus penyakit dapat disertai dengan ikterus dan hepa-
dalam sel sumsum tulang, hati, limpa, dan otak. Defek enzim tosplenomegali. Tipe C lebih sering disertai dengan perkem-
adalah defisiensi sfingomielinase (lihat Gb. 12-6 dan 72-7)' bangan normal sampai umur 2-3 tahun, ketika berkembang
Kegagalan memecah fosfokolin dari sfingomielin mengakibat- gejala ekstrapiramidal, dengan gangguan penglihatan vertikal.
kan penyimpanan sfingomielin. Penyimpanan kolesterol be- Tipe D serupa dengan tipe C tetapi ditemukan lebih sering di
lum dipahami dengan baik, tetapi agaknya ada hubungan yang Nova Scotia. Defek enzim pada gangguan ini tidak diketahui,
erat antara metabolisme sfingomielin dan metabolisme koles- tetapi terkait dengan kolesterol bukannya metabolisme
terol. slingomielin.
Manilestasi Klinis. Ini mulai pada umur '3-4 bulan dengan Diagnosis. Niemann-Pick tipe C akan dikesankan oleh tiga
kesukaran makan dan gagal tumbuh. Deteriorasi neurologis ,serangkai paresis penglihatan, hepatosplenomegali dan sel
mungkin tidak jelas karena anak ini mampu duduk, berdiri dan busa pada sumsum tulang. Diagnosis harus diperkuat dengan
462 BAGIANX I Penyakit-penyakit Metabotik

kenaikan kolesterol pada biakan flbroblas dan penurunan sin_ rier) dan diagnosis prenatal adalah mungkin. Gena untuk glu_
tesis kolesterol ester bila fibroblas drinkubasi dengan lipopro- koserebrosidase telah diklona clan dilokalisasi pada kromoiom
tein densitas rendah (LDL). I ltqZt-q:t;. Mutasi biasanya diremukan dalam bentuk pe-
PENYAKIT GAUCHER. Pada gangguan ini glukosilseramid nyakit Gaucher ringan adalah dalam posisi 1226, penggantian
(glukoserebrosid) disimpan dalam sistem retikuloendotelial. (substitusi) A sampai G. Mutasi lazim lain pada posisi l44g
Bentuk klassik penyakit Gaucher, kadang-kadang disebut se- adalah insersi guanin kedua pada posisi g4 cDNA, disebut se_
bagai bentuk klonis atau bentuk dewasa, adalah lazim pada bagai 84GG. Murasi 1226 dan l44g atau g4GG merupakan
Yahudi Ashkenazi dan tidak melibatkan sistem saraf sentral. 95Vo mutast yang ditemukan pada orang-orang yahudi. Ada
Ada bentuk infantil yang adalah neuropatis dan juga bentukju- berbagai mutasi lain yang digambar-kan pada penyakit Gau_
venii yang disertai dengan penjelekan neurologis yang mulai cher tipe II dan bentuk mulainya lambat.
lambat.
Pengobatan. Splenektomi, yang digunakan untuk pengo_
Etiologi. Defek enzimnya adalah detisiensi beta-glukosi-
batan penyakit Gaucher, sekarang jarang digunakan. Terapi
dase. Penentuan enzim dapat dilakukan pada sel darah putih
penggantian enzim adalah pengobatan pilihan. Glukoserebro-
atau biakan fibroblas kulit.
sidase diisolasi dari plasenta manusia (Ceredase) atau enzim
Manifestasi klinis. Bentuk kr.onis penyakit Gaucher ditandai
yang direkayasa secara genetik (Cerezim) tersedia. Enzim ini
oleh keterlibatan sistem retikuloendotelial yang mengakibat-
diarahkan pada lisosom. Terapi yang iebih lazim digunakan
kan splenomegali. Splenomegali biasanya merupakan tanda
adalah 15-60 unir enzim per kilogram per 4 minggu. Dosis ini
kiinis pertama penyakit Gaucher, retapi gejala-gejala hiper-
dibagi dan diberikan secara intravena setiap 2 minggu. pengo-
splenisme dan kegagalan sumsum tulang dapat terjadi searval
batan ini mengurangi besar limpa secara dramatrs, mempcr-
saat lahir dan paling lambat umur 80 tahun. Splenomegali da_
baiki hitung darah, dan memperbaiki perubahan tulang. Re_
pat jelas, dan limpa dapat menempati bagian besar abdomen.
gimen lain menggunakan sangat sedikit enzim. l_3 unit per
Pada populasi Yahudi Ashkenazi, penyakit Gaucher tidak da-
kilogram per 4 minggu. Dosis dibagi dan diberikan tiga kali
pat diidentifikasi sampai umur dekade ke-2 arau ke-3. penyim-
perminggu. Reaksi alergi dapat terjadi dan penderita harus di_
panan glukoserebrosid dalam limpa dan sumsum tulang me-
pantau; ini biasanya tidak serius.
nyebabkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia. pada
Ceredase atau cerezim tidak berhasil dalam mengobati pe_
kasus jarang, trombositopenia menimbulkan perdarahan. Ke-
nyakit Gaucher infantil atau juvenil.
terlibatan hati minimal, walaupun hepatomegali medium
mungkin ditemukan. Aspirat sumsum tulang dan sel-sel dari Penyakit Gaucher infantil. Benruk penyakit ini melibatkan
limpa menunjukkan sel Gaucher yang khas terisi dengan glu- sistem saraf sentral. Penyakit dapat muncul dengan sple_
ko.,crebosid (Gb. 72-8). Perubahan-perubahan radiologis ter- nomegali, strabismus, trismus, dan dorsofleksi kepala. Serang_
masuk bentuk tulang panjang seperti tabung Erlenmeyer, an kejang adalah lazim, dan anak demikian biasanya mening_
terutama l'emur distal. gal sekitar umur 3-4 tahun. Diagnosis dibuat dengan peragaan
Diagnosis, Splenornegali dengan anemia ringan yang tidak defisiensi glukoserebrosidase dalam jaringan.
terjelaskan akan menimbulkan kecurigaan penyakit Gaucher. Penyakit Gaucher Juvenil. Benruk penyakit ini mulai pada
Aspirat sumsum tulang yang menunjukkan sel Gaucher mem- berbagai umur, dengan tanda-tanda neurologis terjadi pada
perkuat kecurigaan tersebut.Penyakit Gaucher diperkuat de- umur dekade pertama atau kedua. Gejala-gejala neurologis
ngan peragaan defisiensi p-galaktosidase. meliputi ataksia, neuropati perifer, mioklonus, oftalmoplegia,
Genetik. Penyakit Gaucher diwariskan sebagai penyakit re- dan demensia. Diagnosis dibuat dengan mendokumentasi de_
sesif autosom. Penyakit ini amat lazim pada yahudi Ashke- fisiensi glukoserebrosidase (B-glukosidase). Gangguan resesif
nazi, dengan frekuensi setinggi 1 dalam 500 kelahiran, yang autosom ini, penyebarannya adaiah panethnik.
melebih frekuensi penyakit Tay-Sachs. Uji penyandang (car- PENYAKIT FABRY. Penyakit penyimpanan sfingotipid rese_
sif terkairX ini akibat dari defisiensi enzim cx_galaktosidase.
Clikosfingolipid dengan dua dan riga resiclu gula dengan u_ga_
laktosil pada ujung rerminal dideposit dan tidak dapat didegia_
dasi (lihat Gb.l2-1).
Manifestasi Klinis. Gejala-gejala biasanya timbul pada laki_
laki remaja dan meliputi krisis nyeri ekstremitas yang disebab_
kan oleh penempatan sfingolipid pada endotel vaskuler yang
memasok saraf perifer. Erupsi kulit sekitar pusat dan pada
pantat dan angiokeratoma (teleangiektasi biru_ungu tua sangat
kecil) adalah khas penyakit Fabry. Hipohidrosis dan kekeru-
han lensa kornea dapat juga ditemukan pada awal perjalanan
penyakit.
Karena anak laki-laki dengan penyakit Fabry semakin
menjadi lebih tua, pengendapan sfingolipid pada sistep vasku_
ler naik, menimbulkan manifestasi jantung seperti insufisiensi
mitral, ciefek konduksi, serangan jantung iskemit dan trombo_
Gambar 72-8. Sel-sel dari limpa penderita dengan penyakit Gaucher sis. Penyakit Fabry tidak ditandai dengan retardasi mental.
lirnpa khas ditunjukkan terisi dengan glukoserebrosid
Keterlibatan ginjal mulai dengan proteinuria dan berakhir de_
v2 I Defek pada Metabolisme Lipid 463

ngan kegagalan ginjal. Perubahan kornea merupakan kompli- venil pada manifestasi klinisnya kecuali kesukaran emosi dan
kasi yang paling sering yang diitemukan pada wanita he- psikosis lebih mencolok serta umur mulai biasanya sesudah
terozigot. umur dekade ke-2 atau ke-3. Demensia, serangan kejang, re-
Diagnosis. Penyakit Fabry harus dipikirkan pada laki-laki fleks menurun, dan atrofi optik merupakan tanda-tanda juvenil
dengan krisis nyeri ekstremitas, angiokeratoma, proteinuria. dan bentuk dewasa MLD. Bentuk MLD tambahan disebabkan
dan tanda-tanda malfungsi ginjal. Biopsi ginjal akan menun- oleh defisiensi sfingolipid aktivator protein (SAP-1I, suatu
jukkan akumulasi lipid dalam epitel dan sel endotel glomeru- protein yang diperlukan untuk pembentukan kompleks sub-
lus serta tubulus. Konfirmasi dicapai dengan mendokumentasi strat enzim. Pada gangguan ini aktivitas arilsulfatase normal
deflsiensi o-galaktosidase dalam sel darah putih atau biakan bila diperiksa pada tabung reaksi, dengan demikian pemerik-
flbroblas kulit. Uji enzimatis pada wanita berisiko penyandang saan untuk aktivator protein diperlukan untuk diagnosis.
penyakit Fabry sukar dilakukan. Tanda-tanda Patofisiologi dan Patologi. Sulfatid yang tidak
GENETIK. Penyakit Fabry adalah terkaitX. Gena untuk ct- terdegradasi disimpan terutama pada substansi putih. Kare-
galaktosidase telah diklond, dan mutasi yang menyebabkan de- nanya, tidak ditemukan keterlibatan sumsum tulang atau vise-
fisiensi cr-galaktosidase telah diidentifikasi. " ral. Substansi putih otak penderita dengan MLD mengalami
Pengobatan. Krisis nyeri harus diobati secara simtomatis. demielinasi dengan pengendapan banyak benda-benda meta-
Gagal ginjal mungkin memerlukan cangkok ginjal. kromatid yang terwarnai dengan positif kuat dengan periodik
PENYAKIT SCHINDLER (Defisiensi o-lGAsetilgalaktosamin- acid-Schiff (PAS) dan Alcian biru. Sel oligodendroglia sangat
idase). Ini adalah gangguan neurodegeneratif resesif autosom menurun jumlahnya. Inklusi neuron juga ditemukan pada sel
yang baru diuraikan. Glikolipid dengan o-N-asetilgalakto- saraf otak tengah, pons, medulla, retina, dan medulla spinalis,
samin berakumulasi dalam otak di seluruh korteks, menyebab- serta demielinasi terjadi pada sistem saraf perifer. Biopsi saraf
kan degenerasi akson; jaringan lain dapat juga mengandung suralis yang diwarnai dengan asam kresil violet menunjukkan
lipid ini. Defek enzimnya adalah defisiensi cr-N-asetilgalakto. banyak pengendapan metakromatik yang mengandung granu-
saminidase, enzim lisosom. Penyakit ini tidak boleh dirancu- la, yang berakumulasi dalam sitoplasma perinuklear sel
kan dengan defisiensi a-N-asetilglukosaminidase (sindrom Schwann dan pada histiosit perivaskuler. Semua daerah yang
Santilippo tipe B). terlibat menunjukkan daerah elemen-elemen oligodendroglia.
Anak ini tampak normal sampai sekitar umur 1 tahun. Re- Pada penderita yang dengan jumlah sulfatid MLD berlebihan
gresi perkembangan mulai pada usia tahun ke-2, disertai de- diekskresikan ke dalem urin.
ngan kebutaan korteks, serangan kejang mioklonik, spastisitas,
Diagnosis. Tanda-tanda klinis leukodistrofi bersama de-
kekakuan deserebrasi, dan retardasi berat. Peragaari defisiensi
ngan penurunan kecepatan konduksi saraf, kenaikan protein
u-N-asetilgalaktosaminidase pada sel darah putih atau biakan
cairan serebrospinal, endapan metakromatik pada segmen bi-
libroblas kulit memperkuat diagnosis.
opsi saraf suralis, dan granula metakromatik pada sedimen
GENETIK. penyakit ini diwariskan sebagai ciri resesif auto-
urin memberi kesan MLD. Bentuk juvenil dan bentuk dewasa
som. Gena o-N-asetilgalaktosaminidase telah diklona dan lebih sukar untuk dicurigai. Tidak ada pada bentuk-bentuk
dipetakan pada kromos om 22 (22q13 - qter).
MLD yang ditemukan penyimpanan perifer. Sken CT otak
LEUK0DISTROFI METAKROMATIK (RINGAN). Gangguan re-
atau MRI menunjukkan pelemahan substansia putih. Konfir-
sesif autosom ini disebabkan oleh defisiensi arilsulfatase A, masi diagnosis didasarkan pada penelitian enzim pada leukosi"
yang diperlukan untuk hidrolisis glukosfingolipid sulfat. Kare-
atau pada biakan fibroblas kulit, yang menunjukkan defisjensr
nanya, sulfatid disimpan dalam lisosom, terutama lisosom sub-
aktivitas arilsulfatase A. Pemeriksaan enzim tidak membeda-
stansi putih, karena sulfatid merupakan komponen mielin. kan berbagai bentuk MLD. Pengukuran kemampuan biakan fi-
Pada bentuk infantil, juvenil dan dewasa, enzimnya tidak
broblas untuk memetabolisis sulfatid radioaktif pada medium
sernpurna; namun pada bentuk penyakit dimana aktivator
biakan kadang-kadang diperlukan untuk menegakkan diagno-
protein (SAP-l) tidak sempurna, arilsulfatase A utuh, tetapi sis MLD.
rneskipun demikian, sulfatid tidak dapat dipecah.
Manifestasi Klinis Leukodistrofi metakromatik menggam-
Aktivator sfingolipid penderita-penderita defisien protein
dapat didiagnosis dengan menggunakan antibodi spesifik ter-
barkan keparahan spektrum klinis dan mulainya pada berbagai
hadap leukosit dan biakan fibroblas kulit. Ditemukan kadar
umur. Bentuk MLD infantil Lambat adalah paling berat dan
juga paling lazim. Biasanya menjadi nampak antara umur 12 rendah reaksi yang bdreaksi silang. Deteksi penyandang dan
diagnosis prenatal dapat dicapai dengan menggunakan peme-
dan t 8 bulan dengan iritabillitas, tidak mampu berjalan, dan
riksaan enzim spesifik arilsulfatase A atau pemeriksaan untuk
hiperekstensi lutut sehingga menyebabkan lutut melengkung
(r'ekurvatum genu). Refleks tendon dalam mengurang atau ti- SAP-1. Beberapa penyandang MLD mempunyai kadar arilsul-
fatase A dekat dengan kadar arilsulfatase A yang ditemukan
dak ada. Pengecilan otot, lemah dan hipotoni menjadi semakin
pada anak yang terkena. Karenanya orang tua dari anak yang
nyata, dan anak ini akhirnya menjadi terbaring di tempat tidur.
terkena harus dicek untuk status penyandangnya sebelum uji
Nistagmus, serangan kejang mioklonus, atrofi optik dan kua-
prenatal dilakukan untuk menghindari aborsi anak yang tidak
driparesis merupakan tanda stadium akhir penyakit. Penderita
terkena tetapi beraktivitas rendah.
dengan bentuk infantil lambat biasanya meninggal pada usia
dekade pertama. Bentuk MLD luvenil mempunyai perjalanan Genetik. Semua bentuk MLD adaiah resesif autosom. Gena
yang lebih lambat, dan mulainya dapat terjadi selambat umur untuk arilsulfataseA telah diklona d4n ditetapkan pada kro-
20 tahun. Penyakit datang dengan ataksia, deteriorasi mental, mosom 22 (22q13.3 l-qter). yang ada dekat gena pada penya-
da. kesukaran emosi. Bentuk dewasa serupa dengan bentukju- kit Schindler. Berbagai mutasi telah diidentifikasi yang dapat
464 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

menjelaskan bentuk klinis MLD. Pada umumnya, mutasi yang galaktosid spesifik yang disebut sebagai galaktoserebrosidase
mengakibatkan beberapa aktivitas sisa menimbulkan fenotip atau galaktoseramid-B-galaktosidase. Defisiensi dapar didoku-
yeng lebih lingan. mentasi pada leukosit atau biakan fibroblas kulit. Sebagai aki-
Pengobatan. Tidak ada pengobatan untuk setiap bentuk bat defisiensi ini, kadar galaktosilseramid dalam otak pen-
MLD- hanya dapat diberikan perawatan pendukung. Upaya derita penyakit Krabbe dapat menjadi 100 kali kadar normal.
telah dibuat untuk mengobati penderita muda dengan MLD Diagnosis. Diagnosis penyakit Krabbe harus dicurigai pada
dengan cangkok sumsum tulang. Walaupun kadar enzim nor- setiap penderita dengan penyakit substansia putih; penipisan
mal dapat diperoleh pada darah perifer, tidak ada bukti yang substansia putih dapat ditemukan dengan MRI atau sken CT
jelas yang menunjukkan bahwa pengobatan mengurangi ke- otak. Konduksi saraf menurun, dan protein dalam CSS naik
mundulan neurologis. (100-500 mg/dl). Kenaikan protein pada cairan serebrospinal
Prognosis. Penderita dengan bentuk infantil lambat biasa- juga ditemukan pada MLD. Diagnosis pasti dapat dibuat pas-
nya hidup 2-4 tahun iesudah diagnosis, dan mereka yang de- caperagaan defisiensi galaktosilseramid-B-galaktosidase pada
ngan bentuk juvenil hidup 4-6 tahun. Beberapa anak dengan sel darah putih atau biakan fibroblas kulit. Penyandang rn-em-
bentuk dewasa telah hidup sampai dekade ke-5. punyai aktivitas kadar galaktoserebrosidase lebih rendah dari
DEFISIENSI SULFATASE MI,JLTIPEL. Ini adalah penyakit re- normal pada sel darah putih atau biakan fibroblas kulit. Diag-
ses,f autosom lain dengan defisiensi arilsulfatase A, B, dan C. nosis prenatal dapat dilakukan dengan pengukuran aktivitas ini
Sulfatid, mukopolisakarida, sulfat steroid, dan gangliosid bera- pada villi korionik atau biakan amniosit.
kumulasi dalam korteks serebri dan jaringan viseral. Garnba- Genetik. Penyakit Krabbe diwariskan sebagai ciri resesif
ran neurologis serupa dengan gambaran neurologis MLD in- autosom. Gena untuk galaktoserebrosidase telah diklona dair
fantil lambat, tetapi keterlibatan tulang dapat memberi kesan dilokalisasi pada lengan panjang kromosom 14 (1aq2l-q31).
mukopoiisakaridoiis. Iktiosis berat terjadi pada banyak pende- Beberapa mutasi telah diidentifikasi pada tingkat gena yang
rita dengan defisiensi sulfatase multipel. Pbmeriksaan urin un- menyebabkan defisiensi galaktoserebrosidase.
tuk mukopolisakarida adalah positif. Ulin juga mengandung Pengobatan. Tidak ada terapi spesifik unruk penyakit
kelebihan sulfatid. Ada kelainan granulasi yang mencolok pa- Krabbe.
da leukosit. Uji penyandang dan diagnosis prenatal dapat dila- PENYAKIT BAfiEN. Penyakit penyimpanan neuron pada
kukan. Tidak ada pengobatan spesifik untuk defisiensi sulfa- kelompok heterogen ini kadang-kadang diberi label yang ber-
tase multipel selain dari perawatan pendukung. beda yang didasarkan pada umur mulainya: idiosi Spielmeyer-
PENYAKIT KRABBE. Penyakit Krabbe, atau leukodistrofi Vogt, Jansky-Bielschowsky, dan idiosi Kufs atau amaurotik
sel globoid, adalah penyakit degeneratif serebral progresif familial. Karena penyirnpanan bahan, lipopigmen fluoresens,
yang terutama mengenai substansia putih. Ada penyimpanan yang disebut sebagai lipofusin, kelompok gangguan ini
galaktosa seramid dalam lisosom, menyebabkan degenerasi kadang-kadang disebut lipofusinosis (lihat Bab 552.2).
substansia putih. Insiden penyakit yang tinggi terjadi pada Manifestasi Klinis. Pada benruk awal penyakit Batten (in-
orang-orang keturunan Skandinavia. Pewarisan adalah resesif fantil lambat) anak dapat berkembang secara normal sampai
aurusom. Nama sel globoid berasal dari benda-benda multi- umur 2-5 tahun. Mulainya dapat dengan gangguan visual, re-
nuklear yang dikembangkan globuler yang ditemukan pada sel tardasi intelektual, gaya berjalan ataksia, atau kejang-kejang.
ganglia, nukleus pontin, dan substansia putih serebellum. Degenerasi bercak makula dan retinitis pigmentosa juga meru-
Manifestasi Klinis. Mulainya penyakit Klabbe dapat terjadi pakan tanda, terutama pada bentuk yang mulai lambat. Bentuk
pada umur amat awal pada bentuk irfantil, biasanya sekitar juvenil mulai pada akhir dekade pertama atau pada awal bela-
umur 3 bulan. Bayi ini iritabel, timbul kejang-kejang, dan hi- san tahun. Gangguan penglihafan mungkin merupakan gejala
pertonik. Atrofi optik nyata pada usia tahun pertama, dan per- peftama yang dilaporkan. Tulisan rangan menjadi tidak dapar
kembangan mental sangat terganggu. Bila penyakit menjelek, dimengerti, dan kemampuan sekolah menurun. Bentuk dewasa
pada b"yi ini timbul opistotonus dan biasanya meninggal sebe- muncul pada umur dekade ke-2 dengan tanda-tanda ataksia,
lum umur 3 tahun. Penderita dengan bentuk penyakit Krabbe demensia, dan khoreoatetosis.
infantil lambat menjadi bergejala sesudah umur tahun ke-2. Penemuan Patologi dan Patofisiologi. Ada kehilangan neu-
Perjalanan klinis sama dengan perjalanan klinis bentuk infantil ron perikarya, dan neuron mengandung granula yang terwar-
tetapi jauh lebih lambat. nai seroid dan lipofusin. Neuron juga mengandung inklusi
Tanda-tanda Patofisiologi dan Patologi. Substansia putih sitoplasma yang menyerupai sidik jari yang disebut benda-
mengandung sejumlah besar histiosit globoid pada daerah de- benda kurvilinier. Inklusi ini juga ditemukan dalam limfosit
mielinasi. Sel-sel ini berkelompok sekitar pembuluh darah; me- yang bersirkulasi. Defek biokimia yang pasti belum diketahui,
reka mempunyai sitoplasma menyerupai renda, merah muda walaupun dolikol, lipid rantai panjang yang mengandung unit
(pada pewarnaan hematoksilin eosin) dan pewarnaan substansi lima gugrrs karbon berulang, diekskresikan dalam jumlah yang
intraseluler jelas pada pewarnaan PAS. Kelainan patologis berlebihan dalam urin beberapa penderita (tetapi tidak semua)
hampir seluruhnya terbatas pada substansia putih. Namun, penyakit Batten.
mungkin ada beberapa kerusakan pada substansia abu-abu kor- Diagnosis. Penderita muda dengan retinitis pigmenrosr
teks, tetapi pengendapan intraneuron yang kuat yang biasanya atau perubahan retina lain, ataksia atau kejang mioklonik ha-
diamati pada lipidosis serebral lain tidak ada. Organ viseral bia- rus dicurigai menderita penyakit Batten. Kenaikan jumlah do-
sanya tidak terlibat karena kurangnya lipid galaktosilseramid. likhol dalam urin dan benda-benda kurvilinier dalam limfosit
Akumulasi galaktosilseramid adalah akibat defisiensi en- adalah diagnostik. Biopsi kulit, konjungtiva, atau rektum
zin.r lisosom yang memecah galaktosilseramid. Ini adalah B- mungkin diperlukan untuk menunjukkan penyimpanan lipo-
72 I Defek pada Metabolisme Lipid 465

fusin. Deteksi penyandang tidak tersedia pada ciri resesif auto- Diagnosis prenatal tergantung pada adanya kadar seramidase
som karena tidak ada defek enzim yang teridentifikasi. pada biakan villi korionik atau amniosit.
Genetik. Penyakit Batten merupakan gangguan resesif Genetik. Penyakit Farber diwariskan sebagai ciri resesif
autosom. Defek dasarnya tidak diketahui. Melalui analisis ika- autosom. Gena belum diklona atau dilokalisasi pada kromo-
tan pada keluarga besar, gena penyakit Batten telah dilo- som.
kalisasi pada lengan pendek kromosom 16 (l6pl2.l). Genanya Pengobatan. Tidak ada terapi spesifik.
sendiri belum diidentifikasi dan fungsinya masih belum dipa- PENYAKIT WOLMAN. Penyakit penyimpanan lisosom rese-
hami. sif autosom kolesteril ester ini disebabkan oleh defisiensi liso-
Pengobatan. Tidak ada pengobatan kecuali pengendalian somal lipase, lipase asam. Kolesterol dan kolesteril ester di-
serangan kejang dan cara-cara suportif simtomatik. simpan dalam se1 busa histiosit organ-organ viseral. Penyakit
PENYAKIT FARBER; Penyakit resesif autosom ini adalah ini disertai dengan kegagalan pertumbuhan, muntah terus-
akibat dari penyimpanan seramid lisosom dalam berbagai ja- menerus, kembung perut, dan hepatosplenomegali. Kalsifikasi
ringan, terutama sendi. adrenal adalah patognomonis. Biasanya penyakit terjadi pada
Manifestasi Klinis. Gejala-gejala dapat mulai seawal pada umur beberapa minggu pertama, dan kematian terjadi dalam 6
umur tahun pertama dengan pembengkakan sendi yang nyeri bulan karena kakeksia dan edema perifer. Diagnosis dan iden-
dan pembentukan nodul (Gb.12-9). Kadang-kadang artritis tifikasi penyandang didasarkan pada pengukuran penurunan
reumatoid dicurigai pada penderita ini. Bila penyakit menje- aktivitas lipase asam pada sel darah putih atau biakan fibroblas
lek, anak ini gagal tumbuh. Pembentukan nodul atau granulo- kulit. Diagnosis prenatal tergantung pada pengukuran penu-
matosa mengenai pita suara dan menyebabkan parau dan sukar runan kadar enzim pada biakan villi kbrionik atau amniosit.
bernapas. Anak dengan penyakit Farber dapat meninggal kare- Ada bentuk peyakit penyimpanan kolesteril lipase asam yan;
na pneumonia berulang pada umur belasan tahun. lebih ringan yang cocok dengan umur panjang. Gena untuk li-
Penemuan Patologi dan Patofisiologi. Nodulus pada sendi pase asam lisosom telah diklona dan dipetakan pada kromo-
adalah granuloma yang terbentuk dari sel-sel busa yang me- som l0 (10q23.2-q23.3). Beberapa mutasi menimbulkan
ngandung seramid, penguat lipid dan glikolipid. Ginjal, hati, penyakit Wolman. Tidak ada pengobatan spesifik untuk pe-
paru, dan limfonodi mengandung seramid berlebihan berkisar nyakit Wolman ini.
dari 10-60 kali. Defisiensi seramidase menyebabkan kegagalan FUKOSIDOSIS. Ini adalah penyakit penyimpanan iisosom
memecah asam lemak terkait amino yang melekat pada sfingo- glikosfingolipid yang mengandung fukose dan glikoprotein re-
sin. sesif autosom.
Diagnosis. Diagnosis harus dicurigai pada penderita yang Pehemuan Patologi dan Patofisiologi. Bahan penyimpanan
mengalami pembentukan nodul pada sendi tetapi tidak ada lisosom ditemukan dalam hati, otak dan organ:organ lain. He-
tanda-tanda artritis reumatoid. Pada penderita demikian, ak- patosit dan sel Kupfer mengandung struktur multilameler kaya
tivitas seramidase harus diperiksa pada biakan fibroblas kulit glikosfingolipid dan glikoprotein. Sel dalam qistem saraf sen-
atau sel darah putih. Deteksi penyandang didasarkan pada te- tral juga menyimpan bahan ini, dan ketika penyakit membu-
rnuan aktivitas seramidase yang lebih rendah daripada noimal. ruk, tanda-tanda leukodistrofi menjadi lebih nyata. c-Fuko-
sidase, yang defisien pada fukosidosis, dapat diukur dalam sel
darah putih, plasma dan biakan fibroblas kuht.
Manifestasi klinis. Anak mengalami retardasi psikomotor
kejang-kejang, hepatosplenomegali, frontal menonj ol, tanda-
tanda muka kasar, dan makroglosia mengingatkan pada muko-
p.olisakaridosis. Ketika mereka semakin tua, pada anak ini ter-
jadi kontraktur sendi dan kifosis lumbal. Bentuk juvenil
disertai dengan keterlibatan mental yang lebih ringan dan lesi
kulit pada abdomen dan angiokeratoma, serupa dengan lesi
kulit yang ditemukan pada penyakit Fabry. Fukosidosis diser-
tai dengan penemuan disostosis multipleks secara roentgeno-
grafi. MRI atau CT sken kepala dapat memberi kesan adanya
degenerasi substansia putih. Walaupun penemuan radiologi fu-
kosidosis serupa dengan penemuan radiologi mukopolisa-
karidosis, penentuan enzimatis diperlukan untuk membedakan
yang pertama dari yang kedua.
Diagnosis. Penyakit penyimpanan viseral dikesankan oieh
hepatosplenomegali, tanda muka kasar dan frontal menonjol.
Urin tidak rnengandung mukopolisakarida tetapi mengrindung
fukosa-kaya oligosakarida. Pada bentuk infantil, kadar klorida
keringat naik. Diagnosis diperkuat dengan peragaan defisiensr
cr-fukosidase pada sel darah putih atau biakan fibroblas kulit.
Gambar 72-9.Lengan bawah anak perempuan umur 18 bulan dengan penya- Deteksi penyandang dan diagnosis prenatal dapat dicapai.de-
kit Farber. Perhatikan pembengkakan sendi nyeri dan pembentukan nodul.
Bayi dicurigai menderita a(ritis reumatoid.
ngan melakukan pemeriksaan cx,-fukosidase. Beberapa kelom-
466 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

pok ethnik, seperti Italia dan Spanyol-Amerika, mempunyai Ziyeh S, Harzer K: Bone marrow cytological storage phenomena in lipidosis
insiden fukosidosis yang tinggi. Eur J Pediatr 153:224,1994.

Genetik. Fukosidosis merupakan penyakit resesif autosom.


Gena untuk cx-fukosidase telah diisolasi dan dilokalisasi pada
lengan pendek kromosom 1 (lp3a-p36). Beberapa mutasi me- 72.4 Gangguan Metabolisme dan
nimbulkan fukosidosis.
P e n g an gkutan Lip opro t ein
Pengobatan. Tidak ada terapi spesifik.
Andrew M. Tershakovec, PauI M. Coates,
dcin Jean A. Cortner
Barranger JA, Ginns EL: Glucosylceramide lipidoses: Gaucher disease. 1n..
Scriver CR, Beaudet.Al, Sly WS, et al (eds): The Metabolic Basis of Inher-
ited Disease, 6th ed. New York, McGraw Hill, 1989, p 1677. ' Walaupun beberapa anak menderita hiperlipidemia fami-
Barton NW, Brady RO, Dambrosia JM, et al: Replacenient therapy for inher- lial yang jelas, sebagian besar individu dengan hiperlipidemia
ited enzyme defi ciency: macrophage-targeted glucocerebrosidase for Gau-
tidak mempunyai sindrom spesifik tersebut. Lagipula, walau-
cher disease. N Engl J Med 324:1464, 1991.
Beaudet AL, Thomas GH: Add lipase dehciency: Wolman disease and choles- pun mereka yang dengan hiperlipidemia menambah risiko pe-
teryl ester storage disease. 1n: Scriver CR, Beaudet AL, Sly WS, et al (eds): nyakit jantung, tidak semua individu hiperlipidemik berkem-
The Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th ed. New york, McGraw Hill, bang penyakit jantung klinis. Bab ini mengarahkan elemen-
1e89. p 1623.
elemen dasar metabolisme kolesterol dan trigliserida serta per-
Beutler E: Modern diagnosis and treatment of Gaucher's disease. Am J Dis
Chlld 147:1175.1993. tanda (implikasi) klinis dislipidemia agat menenrukan pen-
Chen YQ, Rafi MA, de Gala G, Wenger DA: Cloning and expression of dekatan yang layak pada evaluasi dan pengobatan anak de-
cDNA encoding human galactocerebrosidase, the enzyme deficient in glo- ngan perubahan metabolisme lipoprotein.
boid cell leukodystrophy. Hum Mol Genet 2:1841, 1993.
Desnick RJ, Bishop DF: Fabry disease: o-galactosidase deficiency; Schindler
disease: cx-N-acetylgalactosaminidase deficiency. 1n.. Scriver CW, Beaudet
METABOLISME DAN PENGANGKUTAN LIPOPROTEIN PLASMA
AL, Sly WS, et al (eds): The Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th ed.
New York, McGraw Hill, 1989, p 1751.
Fujibayashi S, lnui K, Wenger DA: Activator protein deficient metachromatic Kolesterol dan trigliserid diangkut dalam sirkulasi dalam
leuko-ystrophy: Diagnosis in leukocytes using immunologic methods. J pe- kompleks makomolekuler yang disebut lipoprotein; kom-
diatr 104:739. 1984. ponen-komponen protein kompleks tersebut disebut apolipo-
Johnson" WG: The clinical spectrum ot hexosaminidase deficiency diseases.
Neurology 3l : 1453. I98 l.
protein. Lipoprotein (kilomikron) diet dibentuk dalam dan
Kolodny EH: Metachromatic leukodystrophy and multiple sulfatase defi- disekresikan oleh usus halus; lipoprotein lain (misalnya, lipo-
dency: Sulfatide lipidosis. 1n: Scriver CW, Beaudet AL, Sly WS, 6t al (eds): protein densitas amat rendah, VLDL) disintesis dalam hati;
The Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th ed. New York, McGraw Hill, yang lain (lipoprotein densitas tinggi, HDL) disekresi sebagai
1989, p 1721.
Kolodny EH, Ullman MD, Mankin HJ, et al: Phenotypic manifestations of
partikel yang mulai berkembang (nascent) oleh hati dan usus
Gaucher disease: Clinical features in 48 biochemically verified type I pa- kecil, dan hanya mencapai bentuk maturnya dalam sirkulasi
tients and comments on type 2 patients. Progr Clin Biol Res 95:33,1982. sesudah pertukaran komponen dengan lipoprotein lain dalam
Matthew SW, Callahan WJ: Sphingomyelin-cholesterol lipidoses: The Nie- sirkulasi atau dengan jaringan.
rnannPick group of diseases.. /n.' Scriver CW, Beaudet AL, Sly WS, et al
(eds): The Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th ed. New York, PENGANGKUTAN LIPID EKSOGEN (DIET) (cb.72-10). Sesu-
McGraw Hill. 1989. p 1655. dah makan makanan yang mengandung lemak dan hidrolisis
Moser HW, Moser AB, Winston CW, et al: Ceramidase deficiency: Farber li oleh lipase usus dan pankreas, asam lemak bebas dan koles-
pogranulomatosis. 1n.' Scriver CR, Beaudet AL, Sly WS, et al (eds): The terol direesterifikasi dalam epitel usus, lnasing-masing mem-
Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th ed. New York, McGraw Hill,
1989. p 1645.
bentuk trigliserida dan kolesteril ester. Lipid ini kemudian
Moser HW, Moser AB, Trojak JE, et al: Identification of female carrierq of digabung bersama dengan fosfolipid, kolesterol bebas, dan
adrenoleukodystrophy. J Pediatr 103:54, 1983. sekurang-kurangnya dua apolipoprotein, apoA-l dan apoB-48,
O'Brien JS: B-Galactosidase deficiency (GM, gangliosidosis, galactosialidosis untuk membentuk kilbmikron. Kilomikron kemudian disekre-
and M.rquio syndrome type 8); Ganglioside sialidase deficiency (mucolipi-
sikan ke dalam limfa usus dan lewat melalui duktus thorasikus
dosis IV). 1n.' Scriver CW, Beaudet AL, Sly WS, et al (eds): The Metabolic
Basis, 6th ed. New York, McGraw Hill, 1989, p 1655. ke dalam sirkulasi perifer. Dalam sirkulasi, kilomikon menda-
Polten A, Fluharly AL, Fluharty CB, et al: Molecular bases of different forms pat apolipoprotein tambahan, terutama apoE dan beberapa
ofmetachromatic leukodystrophy. N Engl J Med 324:18, 1991. bentuk apoC. Trigliserida yang merupakan massa kilomikron
Rosenberg RN, Prusiner SB, DiMauro S, Barchi RL, Kunkel LM (eds): The
yang paling banyak, segera dihidrolisis oleh lipoprotein lipase
Molecular and Genetic Basis of Neurological Disease. Boston, Butter-
wofthHeinemann, 1993. pada endotel kapiler. Produk asam lemak bebas dari hidrolisis
Samuel R, Katz K, Papapoulos SE, et al: Aminohydroxy propylidene bisphos- ini dipindahkan terutama pada jaringan adiposa untuk disim-
phanate (APD) treatment improves the clinical skeletal manifestations of pan sebagai trigliserida atau pada jaringan otot untuk oksidasi
gaucher disease. Pediatrics 94:385, 1994.
beta. Partikel-partikel lipoprotein, sekarang lebih kecil dan le-
Sandhoff K, Conzelmann E, Neufeld EF, et al: The GMz gangliosidoses. lr:
S^river CW, Beaudet AL, Sly WS, et al (eds): The Metabolic Basis of In- bih padat karena mereka telah kehilangan kebAnyakan dari
herited Disease, 6th ed. New York, McGraw Hill, 1989, p 1807. kandungan trigliseridnya, disebut sisa kilomikro,n. Mereka se-
Suzuki K, Suzuki Y: Galactosylceramide lipidosis: Globoid cell leukodystro- benarnya telah menahan semua kandungan kolesteril ester dan
phy (Krabbe disease). 12.' Scriver CW, Beaudet AL, Sly WS, et al (eds):
The Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th ed. New York, McGraw Hill,
telah memindahkan beberapa dari apolipoproteinnya (apoC
1989, p 1699. dan apoA-I) terutama pada HDL. Mereka juga telah diperkaya
Zinran A, Gross E, West C, et al: Prediction of Gaucher's disease by identifi- sehubungan dengan kandungan apoB-48 dan apoEnya. Sisa ini
cation at DNA level. Lancet 2:349" 1989. dikenali, diikat, dan diinternalisasi sebagian melalui resepror
membrana hepatika spesifik untuk apoE pada partikel. Dengan
72 I Defek pada Metabolisme Lipid 467

JALUR KILOMIKRON hampir seluruhnya menyusun ester kolesteril dan apoB-100.


Reseptor LDL spesifik ada pada kebanyakan membran sel
ENTEROSIT yang mengenali. mengikat, dan menginternalisasi LDL. De-
z'64-\ ngan mekanisme ini, partikel LDL dapat menghantarkan
Y:)a kolesterol ke jaringan ekstrahepatik untuk mencukupi kebu-
( tuhannya selama sintesis membran; lagipula, jaringan yang
dilibatkan pada sintesis hormon steroid dapat memenuhi kebu-
KILOMIKRON
tuhan kolesterolnya melalui ambilan LDL yang diperantarai
reseptor. Partikel LDL dapat bersirkulasi dalam plasma selama
beberapa hari,
PENGANGKUTAN KOLESTEROL HDL DAN SEBALIKNYA.
Berbeda dengan kilomikron dan VLDL, yang disekresikan ke
dalam sirkulasi sebagai partikel matur. HDL disekresikan dari

/R\
-dr<
hati dan usus kecil sebagai partikel diskoid yang mulai ter-
kembang (nascent) tersusun terutama dari fosfolipid dan pro-
tein. Partikel-partikel yang disekresikan oleh usus kecil kaya
dengan apoA-I dan apoA-IV, sedang partikel-partikel yang
SISA

JALUR VLDL-LDL

HEPATOSIT HEPATOSIT

HDL
8100+E+C

Gambar 72-10. Jalur metabolisme kilomikron dalam plasma manusia. Asam


lemak (FA) dan kolesterol (C) diestrifikasi dalam mukosa usus masing-masing
membentuk trigliserida (TG) dan kolesteril ester (CE). Mereka bergabung de-
ngan apoA dan apoB-48 untuk membentuk kilomikron, yang disekresikan ke
dalan'r sirkulasi: TG (daerah terarsir) dan CE (duerah ftltan). Kilomikron
mengalami lipolisis dalam endotel kapiler dekat jaringan adiposa dan jaringan
otot, kel-rilangan TC rnelalui lipoprotein lipase (LPL), menambah apoE dari
HDL, dan meninggalkan apoA dan apoC pada HDL. Hasil sisa kilomikron 7TG
dianibil oleh reseptor apoE hati untuk degradasi oleh lisosom. (Diambil dari
Havel RJ: Approach to the patient with hiperlipidernia. Med Clin North Am /
66:319,1982). FFA ./

mekanisme ini, kol6sterol diet dihantarkan ke hati, dimana ia


rnemainkan peran dalam pengaturan metabolisme kolesteiol
hati. Pada keadaan nonnal, krloinikron dan sisanya hidup amat
pendek dalam sirkulasi; pascapuasa 12 jam, biasanya tidak ada
lipoprotein diet yang berasal dari sisa dalam plasma.
PENGANGKUTAN LIPID ENDOGEN DARI HATI (Gb.12-tt).
Hati mensekresi satu kelas lipoprotein yang disebut Lipopro-
tein densitas amat rendah, yang mengandung kolesterol bebas
dan esterifikasi, trigliserida, fosfolipid, dan kelompok apolipo-
protein khas, terutama apoB-100, apoc, dan apoE. Seperti
SEL PERIFER
kilomikron, VLDL menukar apolipoprotein dengan partikel
lain dalam sirkulasi dan menghantarkan trigliserida kejaringan
adiposa melalui lipoprotein lipase. Dalam prosesnya, mereka Gambar 72-Il. Jalur metaboilsme VLDL dan LDL dalam plasma manusia.
Triglserida (TG) dan kolesteril ester (CE) bersama dengan apoB-100, apoC,
menjadi lebih kecil dan lebih padat dan disebut sisa VLDL dan apoE dalam hati dan kemudian disekresi sebagai VLDL, TG (daeruh ter-
atau lipoprotein densitas menengah (intermediate). Beberapa arsir), dan CE (daerah hitam). :,/LDL mengalami lipolisis dalam endotel kap-
dari partikel sisa ini diambil melalui reseptor membran sel iler dekat jaringan adiposa dan jaringan otot, kehilangan TG melalui
hati, sementara beberapa bagian mengalami konversi menjadi lipoprotein lipase (LPL). Hasil sisa VLDL.diubah menjadi lipoprotein densitas
rendah (LDL) untuk pengangkutan ke sel perifer melalui ambilan yang
lipoprotein densitas rendah (LDL); proses yang terakhir ini diperantarai reseptor LDL atau diambil oleh reseptor hati. FFA = asam lemak
rnelibatkan pembuangan sisa trigliserida dan semua apolipo- bebas (free.fatty aciA (Diambll dari Havel RJ: Approach to the patients with
protein kecuali apoB-100 dan menghasilkan partikel yang hyperlipidemia. Med Clin North Am 66:319,1982)
468 BAGIANX I Penyakit-penyakit Metabotik

TABEL 72-6' Kadat Kolesterol dan Trigliserida Plasma pada Masa Anak persentil
dan Remaja: Mean d.an
riigseriea pot: rtal (mgldl)
ke:5 Mean t**?$r
" Kolesterol
zs .kut6'kt.t.s r"-j" na.anr
,, ior.iiaiol nu fmglar,t
ke-S Mean kE:7S ke-90 ke-9!

1lg,+r;-r,35ri la$l 'l


l;iiil=iii

3$ ili14: NA

,iift it.7?.
.i,*
p$ r t.:
'HiiiI
a1
,.:lap
^-:
it
'311
w
40
4'ft
-r,-o
.-.ir. i
JIJ iigd$bi' n i
30 i.td:'"iii'J i;
,=
.aa:a.

*Perhatikan bahwa berbagai persen.til didaftttr pada kolesterol HDL


Ddta untuk talipusat dari Strong w: Atherosclerosis: Its pediatrics roots. In
Kaptan N, stamler J (eds): prevention of coronary Heart Di,tease. philadetphia,
wB saunders' 1983' Data untuk anrtk-anak l-1 tahun dari ktbel 6, 7,20,
da, )l don semua dakt yang latn dari rabel 24, 25, 32, 33, dan 36 pada
Rea'reurch Clinics Population studies Dam Book, vol t The prevalence Lipid
, study. NIH Pu.blicatictn No. to' 15i7. washington DC National
Institute of Health, 19g0.

berasal dari hati terutama mengandung apoA-I, apoA-II, dan dan kadar trigliserida yang lebih tinggi, ini menyebabkan
apoE. Partikel-partikel ini mendapat kolesrerol dari VLDL dan orang laki-laki pada risiko yang jauh lebih besar daripada
LDL, juga dari jaringan; kolesterol ini diesterifikasi melalui le_ orang wanita untuk penyakit jantung aterosklerosis, sekurang_
sitin: reaksi kolesterol asiltransfsrase. Sebagian dari kolesterol kurangnya sampai dengan umur 50-60 tahun. Karena perubah_
ester disimpan dalam inti HDL. membuatnya partikel sferis, an pada kadar lipid sesuai dengan umur, lebih tepat untuk
sedang sebagian darinya dipindah kembali ke VLDL dan LDL. menggunakan gambaran persentil spesifik umur dan jenis ke_
Karena metabolisme LDL dan sisa VLDL dapat diambil oleh lamin bila membandingkan kadar antara individu dan selama
hati, hal ini memberikan cara untuk mengembalikan kolesterol masa waktu yang lama daripada dengan mempertimbangkan
asal jaringan ke hati (pengangkuran kolesterol balik). HDL kadar kolesterol absolut.
ser,.Jiri dapat juga dimetabolisis oleh hati dan dapat memberi-
Kadar kolesterol mengikuti jejak waktu. Dengan demikian,
kan pengangkutan lain untuk pengembalian kolesterol asal ja-
anak dengan kadar kolesterol tinggi cenderung mempunyai ka_
ringan ke hati. Hati kemudian dapat mengekskresikan koles-
dar lebih tinggi ketika dewasa muda, sementara mereka yang
terol dalam empedu.
dengan kadar rendah ketika anak-anak akan cenderung mem_
punyai kadar yang lebih rendah ketika dewasa. Namun, kese_
KADAR LIPID DAN LIPOPROTEIN PLASMA suaian ini tidak sempurna. Variasi tingkat biologis dan labo_
ratorium yang bermakna pada pengukuran kolesterol turut me_
NORMAL. Tabel 12-6 menyajikan kadar kolesrerol dan rri- nyebabkan hal ini. Perubahan gaya hidup partisipan (yaitu, pe-
gliseriua normal sejak lahir sampai umur 2 dekade pertama. nurunan berat badan, perubahan dalam diet) pada survei kadar
Selama umur beberapa bulan pertama, kadar kolesterol ber- kolesterol longitudinal pada anak dan orang dewasa muda da-
tambah sebagian karena perubahan-perubahan pada LDL. Se- patjuga turut menyebabkan penurunan tingkat kadar yang dia-
sudah l5-20 tahun berikutnya pada laki-laki maupun wanita, 'mati. Survei baru-baru ini pada orang dewasa telah menggam-
ada sedikit perubahan pada kadar kolesterol total; rata-rata har- barkan penurunan pada prevalensi hiperkolesterolemia, agak-
ganya berfluktuasi sekitar 150-165 mg/dl. Rata-rata kadar nya terkait dengan penurunan masukan lemak dalam diet. Se-
kolesterol LDH tetap sedikit di bawah 100 mg/dl pada laki- andainya kecenderungan diet pada anak sama, pergeseran
laki maupun wanita selama masa ini. Kadar kolesterol HDL yang serupa pada distribusi kadar kolesterol mungkin terjadi
sama pada laki-laki maupun wanita pada awal kehidupan; me- pada anak-anak.
reka pada dasarnya tetap konstan pada wanita tetapi menurun HIPERLIPIDEMIA SEKUNDER. Banyak dari hiperrriglise-
dengan nyata pada laki-laki selama dekade kedua sampai ka- ridemia dan, sebagian kecil, hiperkolesterolemia ditemukan
dar yang dipertahankan selama masa dewasa. Sebaliknya, ka- pada praktek klinis akibat faktor-faktor eksogen atau ganggu-
dar trigliserida plasma, cenderung untuk naik sementara pada an klinis yang mendasari. Obesitas, misalnya, mungkin meru-
laki-laki maupun wanita pada tahun pertama, turun pada rata- pakan penyebab utama kenaikan trigliserida plasma ringan,
rata 50-60 mg/dL pada beberapa tahun berikutnya, dan kemu- dan hipertrigliseridemia sering dinormalisasi pasca-pengem-
dian naik sampai rata-rata sekitar 75 mg/dL pada umur 20 ta- balian pada berat badan yang diinginkan. Kehilangan berat ba-
hun. Pada awal masa dewasa, ada kenaikan yang nyata pada dan dapat juga menurunkan kadar kolesterol pada anak yang
kolesterol plasma yang disebabkan selalu oleh hanya kenaikan kelebihan berat badan.
pada kolesterol LDL. Kecepatan naik pada 30 tahun berikut- Keadaan-keadaan pediatri yang disertai dengan hiperlipi-
nya. adalah lebih besar pada laki-laki daripada wanita. Bila di- demi meliputi hipotiroidisme, sindrom nefrotik, gagal ginjal,
gabung dengan kadar kolesterol HDL-nya yang lebih rendah penyakit penyimpanan (misalnya, penyakit penyimpanan
72 I Defek pada Metabolisme Lipid 469

glikogen, penyakit Tay-Sachs, penyakit Niemann.Pick), diabe- dengan perkembangan awal aterosklerosis pada beberapa indi-
tes mellitus, dan kadang-kadang gangguan endokrin dan meta- vidu. Anak dapat menderita kenaikan kadar kolesterol sedang
bolik lain, seperti atresia biliaris kongenital, penyebab koles- karena berbagai alasan. Beberapa defek genetik primer (misal,
tasis lain, hepatitis, anoreksia nervosa, dan lupus eritematosus kombinasi familial hiperlipidemia dan hiperapobetalipopro-
sistemik. Masukan alkohol berlebihan merirpakan penyebab teinemia) dapat dihubungkan dengan kenaikan kolesterol yang
hipergliseridemia yang terkenal pada orang dewasa dan harus hanya ringan. Lagipula, varian apoE dan apoB polimorfik bia-
dipikirkan pada anak belasan tahun. Kontrasepsi oral biasanya sa diketahui terkait dengan kenaikan sedang kolesterol LDL
menaikkan kadar trigliserida, dengan berbagai pengaruh pada plasma. Lagipula, ada penyebab sekundei hiperlipoproteine-
kadar kolesterol LDL dan HDL. Obat-obat lain yang menaik- mia (misal, keadaan penyakit lain) yang perlu dipertimbang-
kan kadar trigliserida adalah asam 13-cis-retinoat (isotretinoin kan. Akfiirnya, kebiasaan diet yang tidak tepat, oleh dirinya
atau Accutane), diuretik tiazid, dan beberapa agen penyekat B- atau karena interaksi dengan salah satu di atas, dapat turut me-
adrenerik. nyebabkan kenaikan sedang kadar kolesterol.
Pengobatan keadaan yang mendasari atau penghentian obat SKRINING UNTUK HIPERKOLESTEROLEMIA. panet pakar
yang mengganggu biasanya merupakan pendekatan pertama pada Kadar Kolesterol Darah pada Anak dan Remaja program
pada. manajemen penderita dengan hiperlipidemia sekunder. Pendidikan Kolesterol Nasional telah merekomendasikan bah-
Namun, jika kadar lipid tetap naik, harus dipikirkan kemung- wa anak dengan riwayat kadar kolesterol total orang tua naik
kinan penderita mempunyai bentuk hiperlipoproteinemia pri- (>240 mgldL) harus telah mengukur kadar kolesterol totalnya.
mer yang mendasari, dan terapi yang tepat untuk keadaan ter- Anak yang dengan riwayat keluarga tidak lengkap atau tidak
sebut harus dimulai. ada, atau mereka yang dengan faktor risiko lain untuk penya-
kitjantung koroner, harus diskrin menurut kebijaksanaan pera-
wat pediatri.
PENILAIAN DAN PENGOBATAN
HIPERKOLESTEROLEMIA PRIMER Anak dengan kadar kolesterol total dibawah 170 mg/dl ti-
dak rrrcnrcrlukan intervensi selain daripada yang direkomenda-
RlSlK0 KENAIKAN KADAR KOLESTEROL. Sejumlah peneti- sikan untuk populasi umum, dan harus dire-evaluasi dalam 5
tian telah menguraikan hubungan antara masukan lemak dan tal.run. Anak-anak yang kadar kolesterol totalnya diatas 20C
mortalitas penyakit jantung koroner. Pada tahun 1984, Lipid mg/dL harus telah menunjukkan gambaran (profil) lipid (ko-
Research Clinics Coronary Primary Prevention Trial menun- lesterol total dan HDL, trigliserida, kolesterol LDL terhitung;
jukkan bahwa untuk setiap 17o penurunan kolesterol plasma lihat nanti). Mereka yang dengan kadar dalam perbatasan
yang diperoleh dengan terapi kolestiramin pada orang laki-laki (170-199 mg/dl.) harus mengalami pengukuran kolesterol to-
dewasa, ada2Vo penurunan insiden infark miokardium. tal lagi, dan dua harga harus dirata-rata; jika rata-rata kadar
Beberapa pengamatan telah memberi kesan bahwa penya- kolesterol total pada dua penentuan ini >170 mgidl-, maka
kit kardiovaskuler dewasa mempunyai akarnya pada anak dan
profil lipid dianjurkan. Panel pakar juga telah merekomendasi-
orang dewasa muda. Korban-korban Amerika di perang Korea kan-bahwa anak dengan riwayat keluarga penyakit jantung
dan Vietnam ditemukan mempunyai prevalensi aterosklerosis koroner prematur (sebelum umur 55 pada orang tua atau ka-
yang bermakna, walaupun umurnya masih muda. Data yang kek/nenek) harus mempunyai profil lipid yang lengkap. Gam-
paling kuat yang mengkaitkan faktor-faktor pada masa anak baran lipid orang tua dan keluarga tingkat pertama lain akan
dengan penyakitjantung koroner orang dewasa datang dari Pe- diperlukan untuk menegakkan apakah ada defek yang diwaris-
nelitian Jantung Bogalusa dan Penentu Patobiologis Ateroskle- kan secara dominan yang menyebabkan hiperkolesterolemia.
rosis di Kelompok Reset Pemuda. Survei ini telah menda- Profil lipid diambil sesudah puasa 24 jam. Kolesterol LDL
patkan korelasi yang bermakna antara perubahan-perubahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
aterosklerosis awal, yang diidentifikasi pada autopsi anak dan kolesterol LDL = kolesterol total - [kolesterol HDL + (triglise-
orang dewasa rnuda, dan kadar kolesterol total maupun LDL. rida total/5)1. Trigliserida harus kurang dari 400 mg/dl unruk
Dengan demikian, walaupun ridak ada data langsung yang memperoleh perkiraan kolesterol LDL yang tepat dengan cara
mengaitkan kadar kolesterol pada anak dengan penyakit jan- ini. Rata-rata harga dari dua evaluasi dianjurkan karena vari-
tung dewasa, kebanyakan bukti memberi kesan bahwa ada hu- abilitas biologis dan laboratorium pada harga lipid. Anak de-
bungan demikian. Penelitian ini dan penelitian lain memberi ngan kadar kolesterol LDL rata-rata >130 mg/dl dianggap
kcran bahwa anak yang berisiko untuk terjadinya aterosklero- mempunyai kadar yang naik, sedang kadar kolesterol LDL
sis prematur pada masa dewasa, karena mereka mempunyai <110 dianggap sesuai. Kadar anrara 110 dan 130 mg/dl ada-
gena satu atau lebih yang diwariskan untuk hiperkclestero- lah diperbatasan.
lemia, harus diidentifikasi pada kehidupan awal agar diupaya- Rekomendasi ini telah dikdtik karena beberapa alasan. Al-
kan untuk mengurangi risiko penyakit jantung prematur goritma skrining dipersulit untuk diikuti praktisi yang sibuk.
terkait. Mereka juga memberi kesan perlunya untuk campur ta- Banyak survei telah menunjukkan bahwa skrining hanya pada
ngan menurunkan walaupun kadar kolesterol naik sedang. mereka yang dengan riwayat keluarga positif akan kehilangan
Sekarang ada konsensus bahwa anak dengan kadar kolesterol setengah anak hiperkolesterolemia atau lebih. Masalah ini di-
diatas persentil ke-75 harus dianggap hiperkolesterolemia dan gabung dengan kenyataan bahwa banyak orang dewasa tidak
berisiko untuk penyakit jantung dewasa. Hipertrigliseridemia, mengetahui kadar kolesterolnya, juga kesukaran dalam mem-
walaupun biasanya dianggap merupakan faktor risiko yang le- peroleh riwayat keluarga yang sempurna. Lagipula, banyak
bih kecil daripada hiperkholesterolemia, juga diketahui terkait orang tua yang mungkin berisiko untuk penyakitjantung koro-
470 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

ner terlalu muda untuk berkembang penyakit jantung klinis ada pengawasan yang tepat untuk memastikan ketepatan setiap
saat anaknya sedang dievaluasi; oleh karena itu anak-anaknya modifikasi diet pada anak. Karena kebanyakan dokter ahli
mungkin tidak diidentifikasi sebagai berisiko. anak tidak mampu memberikan pedoman yang rinci untuk
Anak-anak yang dengan kadar trigliserida di atas persentil modifikasi diet tersebut, biasanya terindikasi merujuk pada
ke-95 juga harus diamati lebih lanjut dengan seksama. Walau- dietisi pediatrik yang terlatih. Sebelum melakukan p.og.u*
pun kadar triglserida naik dengan sendirinya tidak menggam- skrining, dokter harus memastikan tersedianya rujukan demi-
barkan faktor risiko yang tidak tergantung pada penyakit kian untuk penderitanya. Pertumbuhan dan perkembangan
kardiovaskuler prematur, kadar di atas persentil ke-95 dapat setiap anak yang mengalami intervensi diet harus dimonitor
merupakan penanda pada beberapa penderita dengan bentuk dan evaluasi diet spesifik disempurnakan jika perrumbuhan
genetik hiperlipidemia, walaupun kadar kolesterol t6tal nor- dan perkembangan berubah. Penting untuk dijelaskan pada
mal. anak dan keluarga bahwa kolesterolemia pada masa anak
MANAJEMEN DIET HIPERLIPIDEMIA. Pada anak hiperlipide- hanya merupakan faktor risiko dan bukan penyakit serta me_
mia (rata-rata kolesterol LDf >110 mg/dl) diatas umur 2 ta- nekankan perubahan-perubahan positif anak tersebut dan ke_
hun, modifikasi diet merupakan inrervensi awal yang paling luarganya dapat membuat risiko tersebut minimal.
baik. Masukan makanan hariannya harus memberikan 30Vo FAKTOR-FAKTOR DIET LAIN. Diet serat, rerurama serar
dari kalori total sebagai lemak (krra-kira terbagi sama antara yang larut, mempunyai pengaruh penurun kolesterol sedang
lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, dan poliunsaturated), dan ti- pada individu hiperkolesterolemia. Namun, diet serat-tinggi
dak boleh lebih dari 100 mg kolesterol per 1.000 kalori (mak- harus digunakan dengan hati-hati pada anak untuk memastikan
simum 300 mg/24 jam) pada program modifikasi tersebut. pemasukan kalori dan nutrien yang cukup.
Program ini telah menjadi lazim disebut sebagai diet biiak-
Lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated) menurun_
sana, atau, Tahap I. Direkomendasikan bahwa diet ini diambil
kan kadar kolesterol LDL sementara mempertahankan atau
oleh semua anggota keluarga di atas umur 2 tahun agar men-
bahkan menaikkan kadar kolesterol HDL, sebaliknya, penu-
dorong ketaatan optimal dan peningkatan kesehatan.
runan kadar kolesterol LDL dan HDL biasa diamati dengan
Tujuan minimum intervensi diet adalah untuk mencapai diet lemak po liun s aturat e d tinggi. Asam T rans -lemak (miny ak
kadar kolesterol <130 mg/dl, sementara tujuan ideal adalah nabati yang dihidrogenasi sebagian), biasanya ditemukan pada
menurunkannya menjadi <110 mg/dl. Jika tujuan ini tidak di- makanan yang diproses dan margarin, agaknya menaikkan ka-
capai walaupun sesudah ditambah diet Tahap I, diet Tahap II dar kolesterol LDL.
(<7Vo kalon, sebagai lemak jenuh dan <66 mg kolesterol/I.000
Diet vegetarian mempunyai pengaruh-penurun kolesterol
kalori sampai maksimum 200 mg/24jam) harus dipertimbang- besar dan bermakna dengan penggantian protein nabati untuk
kan.
protein hewani dan diet kandungan lemak dan kolesterol ren-
Bila menganjurkan intervensi diet, penting untuk menjelas- dah. Meskipun banyak kelompok vegetarian telah memperaga-
kan bahwa respons terhadap manajemen diet bervariasi dan kan keamanan diet vegetarian untuk anak, kita harus hati-hati
biasanya tidak menurunkan kadar kolesterol LDL lebih dari memastikan kelengkapan diet untuk pertumbuhan anak.
10-15Vo Orang biasanya mempunyai harapan yang tidak realis-
Meskipun minyak ikan dan antioksidan mempunyai sedikit
tik mengenai penurunan kolesterol akibat manajemen diet,
pengaruh (ika ada) pada kadar kolesterol, bahan-bahan ini te-
yang membatasi ketaatannya bila responsnya sedang. Walau-
lah dilaporkan mengurangi risiko penyakit jantung koroner de-
pun respons awal terhadap terapi diet terbatas, kemungkinan
ngan mekanisme lain. Namun, karena senyawa ini seringkali
untuk memakar gaya hidup makan sehat seumur hidup akan
diberikan dalam dosis farmakologis, bila tidak ada pengalam-
mempunyai manfaat jangka lama.
an tambahan, penggunaannya pada anak harus dicegah. Men-
Modifikasi diet adalah aman pada penanganan hiperlipide-
dorong masukan buah-buahan dan sayuran yang cukup akan
mia pada orang dewasa. Beberapa pengamat telah memperaga-
membantu mengoptimalisasi sumber antioksidan alamiah.
kan efektivitas dan keamanan yang sama pada anak diatas
umur 2 tahun. Hasil trial multisenter besar yang memperkuat TERAPI OBAT. Panel pakar merekomendasikan bahwa
keamanan dan kemanjuran program tersebut belum terputus- terapi obat dipertimbangkan pada anak umur 10 tahun dan le-
kan. Harus ditekankan bahwa rekomendasi hanya berarti untuk bih tua, jika sesudah trial terapi diet cukup (6 bulan sampai 1
anak diatas umur 2 tahun. Anak dibawah umur ini ditempatkan tahun), kolesterol LDL tetap diatas kadar berikut:
pada diet yang sama atau lebih restriktif, dan anak yang lebih
tua ditempatkan pada diet yang tahih restdktit dengan pernbed t Pertimbangkan torapi obat jika ko\estero\ LDL tetap )190
perawatan yang bermaksud baik, telah memperagakan pertum- mg/dl'.
buhan jelek. Anak dibawah umur 2 tahun memerlukan relatif 2. Pertimbangkan terapi obat jika kolesterol LDL tetap >160
jumlah kalori yang besar untuk mernpertahankan kecepatan mgidl- dan
pertumbuhannya, Karena densitas kalori makanan berlemak (a) Ada riwayat keluarga positif penyakit jantung koroner
tinggi lebih tinggi, makanan ini secara fisik sukar untuk anak prematur (sebelum umur 55 tahun), atau
kurang dari umur 2 tahun untuk makan makanan berlemak- (b) Ada dua atau lebih faktor risiko lain pada anak atau.re-
rendah yang cukup untuk memastikan pertumbuhan normal. maja sesudah upaya sungguh-sungguh telah dilakukan
Lagipula, masukan lemak yang lebih tinggi mungkin diperlu- untuk mengendalikan faktor-f'aktor risiko ini (diabetes,
kan untrrk membantu memastikan pasokan nutrien tepat yang hipertensi, merokok, kolesterol LDL rendah, obesitas
cukup untuk perkembangan cepat sistem saraf sentral. Harus berat, inaktivitas fisik).
72 I Delek pada Metabolisme Lipid 47'l

Kapanpun terapi obat diresepkan, terapi diet harus dilanjur DISLIPIDEMIA GENETIK*
kan untuk membuat regimen pengobatan seefektif mungkin.
Untuk rincian manajemen farmakologis, lihat seksi pada Sepertiga penderita yang m*enderita infark miokardium
hiperkolesterolernia familial (sebagai berikut) pertama kalinya sebelum umur 50 tahun pada laki-laki dan 60
tahun pada wanita menderita hiperlipoproteinemia, dan sekitar
FA KTOR-FAKTOR LAIN. Manaj emen medik hiperkolestero-
setengah dari ini adalah karena gangguan metabolisme lipo-
lemia harus dipandang dalam hubungannya dengan faktor-
protein yang diwariskan secara dominan. Selama masa 2 tahun
faktor gaya hidup lain dan keadaan-keadaan yang terkait de-
terakhir di Pusat Riset Lipid Jantung Rumah Sakit Anak Phila-
ngan risiko penyakit jantung koroner prematur, seperti kurang
delphia, diagnosis gangguan metabolisme lipoprotein yang di-
latihan, merokok sigaret, hipertensi, obesitas, dan diabetes.
wariskan secara dominan dibuat pada 75Va rujukan; 2lo/o
Faktor-faktor ini harus dievaluasi, dikendalikan, diminimal-
menderita hiperkolesterolemi a familial (HF), 61 Vo hiperlipide-
kan, atau dieliminasi setepat mungkin. Orang-orang yang telah
mia kombinasi familial (HLKF), ll%o hiperapobetalipopro-
mempunyai satu faktor risiko untuk penyakit jantung koroner
teinemia, dan IVo hipertrigliseridemia familial (HTGF).
prematur, hiperlipidemia, harus secara aktif berusaha untuk
meminimalkan setiap faktor risiko lain. Lagipula, banyak dari
faktor risiko ini saling berkaitan dan karenanya, meminimal- Hiperkolesterolemia familial (HF)
kan satu dapat membantu memperbaiki yang lain (misal, pe-
nambahan latihan fisik dapat mengurangi obesitas, yang HF HETEROZIGOT. Penyakit yang diwariskan secara domi-
membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol LDL, dan nan ini mengenai metabolisme lipoprotein (dan karenanya ka-
kadar trigliserida Serta kemungkinan besar, risiko untuk diabe- dar lipid plasma) terjadi dengan frekuensi sekurang-kurangnya
tes mellitus tidak tergantung insulin, sementara juga memban- I dalam 500 pada populasi umum dan sampai akhir-akhir ini
tu menaikkan kadar kolesterol HDL). adalah bentuk hiperlipidemia yang paling sering diwariskan
yang diketahui pada masa anak. HF akibat dari defek pada re-
RISIKO SKRINING DAN INTERVENSI. Pengukuran kolesterol
septor LDL, dan lebih dari 40 mutasi allelik berbeda pada
telah terbukti relatif tidak dapat dipercaya bila dilakukan pada
gena untuk reseptor LDL, yang telah dipetakan pada komo-
keadaan tanpa kepastian kualitas yang cukup. Dengan demiki-
som 19, telah diperagakan. Ada lima kelas mutasi (null,
an, skrining harus hanya disempurnakan dengan menggunakan
pengangkutan kurang sempurna, pengikatan kurang sempurna,
laboratorium dan metode-metode yang dapat dipercaya untuk
internalisasi kurang sempurna, dan daur ulang kurang sempur
menghindari menyebut anak secara tidak tepat sebagai hiper-
na) yang mengganggu ambilan LDL yang diperantarai resep-
kolesterolemia. Lagipula, pengaruh skrining psikososial harus
juga dipikirkan. Mengidentifikasi anak sebagai penderita ciri tor dari sirkulasi (lihat Gb. 72-l). Kebanyakan penderita
dengan HF adalah heterozigot untuk salah satu dari allele ini,
sel sabit, defisiensi alfa-1 antitripsin, bising jantung benigna,
sehingga menyebabkannya menghasilkan reseptor sekitar se-
atau hipertensi ternyata mempunyai dampak psikososial nega-
tengah normal dan setengah kurang sempurna, yang mengaki-
tif. Ada potensi untuk pengaruh yang sama dalam mengidenti-
batkan kenaikan mencolok kadar kolesterol LDL plasma sejak
fikasi anak sebagai hiperkolesterolemia. Namun, pada satu
lahir.
program skrining kolesterol, orang tua anak hiperkolesterolemi
Manifustasi klinis HF, yang paling penting darinya adalah
melaporkan diet yang lebih baik dan persepsi kesehatan anak
aterosklerosis koroner prematur, tidak secara khas berkem-
membaik 1 tahun sesudah skrining kolesterol diselesaikan. Ini
bang sampai dekade ke-3 atau ke-4. Puncak insiden infark
mungkin merupakan pengaruh partisipasi aktif keluarga dalam
miokardium pada orang lakilaki yang terkena adalah pada
mengurangi risiko dan memperbaiki kesehatan.
dekade ke 4-ke 5; pada umur 60, 85Vo telah menderita infark
Dari beberapa kekhawatiran adalah laporan-laporan pada miokardium. Pada wanita umur rata-rata mulainya adalah se-
orang dewasa yang menghubungkan kadar kolesterol rendah kitar l0 tahun kemudian. Kebanyakan penderita dewasa da-
atau diturunkan dengan depresi, kecenderungan keras, kecela- tang dengan riwayat keluarga yang kuat menderita penyakit
kaan, dan penyakit bukan jantung, termasuk beberapa bentuk jantung koroner prematur dan menderita xanthoma tendon
kanker. Laporan-laporan ini tidak secara konsisten mempera- (pembengkakan noduler yang melibatkan Achilles dan tendon
gakan hubungan yang sama, dan survei lain menyajikan data
yang bertentangan (misalnya, data yang melaporkan hubungan
antara diet tinggi lemak dan beberapa bentuk kanker). La-
gipula, banyak dari intervensi penurun'kolesterol mengguna- xAslinya, sistem klasifikasi Fredrickson digunakan untuk mendefinisikan
kan diet dan/atau obat-obat, dan dengan demikian konsekuensi hiperlipidemia sesuai dengan lipoprotein plasma yang naik. Misalnya pada
negatif dapat dikaitkan dengan pengobatan. Akhirnya, data tipe I, kilomikron naik; tipe IIa berarti kenaikan LDL; tipe IV kenaikan
VLDL; tipe IIb, kenaikan LDL maupun VLDL; tipe III, kenaikan kilomikron
dari negara-negara lain, yang rata-rata kadar kolesterol lebih
dan sisa VLDL; dan tipe V, kenaikan VLDL dan kilomikron. Klasifikasi
rendah daripada rata-rata di Amerika Serikat, tidak mendu- diskriptif ini tidak menyatakan etiologi genetik spesifik; lagipula, karena pe-
kung mortalitas yang lebih tinggi karena sebab-sebab nonjan- ngetahuan mengenai dasar molekuler defek genetik spesifik dalam me-
tung, Dengan demikian, tidak ada konsensus yang jelas yang tabolisme lipoprotein telah tumbuh, klasifikasinya telah menjadi jauh kurang
berguna dan dapat turut menyebabkan kesalahpahaman. Karenanya, adalah bi-
dapat dicapai dari survei ini. Namun, masalah-masalah ini ha- jaksana tidak melanjutkan untuk menggunakannya pada kebanyakan kasus;
rus lerus dimonitor pada semua kelompok umur dan terutama namun, karena klasifikasi ini masih sangat lazim dalam kepustakaan, dokter
pada anak. perlu mengenali klasifikasi ini.
472 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabotik

lain karena endapan kolesterin ester dalam makrofag), juga en- resin, obat-obat lain harus dipikirkan. Dokter praktek anak
dapan pada jaringan lunak sekitar kelopak mata (xanthelasma) biasanya harus merujuk penderita demikian pada pusat lipid
dan pada kornea (arkus kornea). Tanda-tanda ini jarang ada kecuali kalau dokter tersebut mempunyai pengalaman dengan
pada penderita pediatri dengan HF heterozigot, kecuali untuk penggunaannya. Asam nikotinat merupakan obat pilihan beri_
xanthoma tendon, yang merupakan tanda klinis awal pada l0- kutnya pada orang dewasa; namun efek sampingnya (misal,
1570 individu yang terkena. Karenanya, tendinitis Achilles ka- muka kemerahan, saluran pencernaan merasa tidak enak, tok-
rena endapan xanthomatosa pada anak belasan tahun akan sisitas hati) dapat menghalangi penggunaanya pada anak. Lo-
memberi kesan diagnosis HF karena tendinitis ini amat jarang vastatin dan inhibitor HMG-KoA redukatase lain, yang telah
pada anak sehat. digunakan secara berhasil pada orang dewasa, belum disetujui
Diagnosis HF didukung oleh riwayat keluarga infark mio- untuk penggunaan pada penderita yang berumur kurang dari
kardium yang kuat, xanthoma tendon, dan kadar kolesterol 19 tahun. Meskipun demikian, penggunaannya pada anak laki_
plasma total >300 mg/dl pada orang dewasa yang terkena. laki belasan tahun dengan HF dan riwayat keluarga penyakit
Anak yang terkena biasanya mempunyai kadar kolesterol total jantung koroner prernatur kuat agaknya dibenarkan dengan ra_.
>250 mg/dL, dengan kolesrerol LDL>2A0 mg/cll. sio risiko/manfaat, mempertimbangkan apakah sekarang dike-
Pengobatan dengan pengendalian berat badan mempunyai tahui mengenai kemanjuran dan keamanannya. Obat-obat ini
pengaruh yang relatif kecil pada kadar kolesterol plasma pada tidak terindikasi pada anak perempuan belasan tahun yang
HF heterozigot. Diet tahap I disertai dengan diet Tahap II, jika berisiko hamil karena kemungkinan def'ek teratogeniknya be-
diperlukan, dianjurkan pada penderita HF dan dapat mengha- lum diketahui.
silkan pengurangan yang bermakna (dengan sebanyak 15Zo)
pada kolesierol LDL tetapi akan jarang mengembalikan kadar . HF HOMOZIGOT. Kadang-kadang penderira (sekitar satu
per juta) dengan HF berat adalah homozigot untuk satu allele
kolesterol ke normai. Meskipun demikian, penting untuk me-
abnormal atau merupakan gabungan heterozigot untuk dua al_
nentukan diet yang tepat sebelum memikirkan memulai terapi
lele yang melemahkan fungsi reseptor LDL. Mereka biasanya
obat. Pada saat ini, kolestiramin atau kolestipol resin sekarang
mempunyai kadar kolesterol plasma 600 mg/dl atau lebih
dianjurran untuk mengurangi kolesterol LDL lebih lanjut pada
tinggi sejak lahir dan mempunyai xanthoma kulit datar unik
anak HF umur 10 tahun atau lebih yang terus mempunyai ka-
pada lutut, siku, dan pantat yang sering nyata saat lahir dan se-
dar kolesterol LDL >160 mg/dl. Obat-obar yang tidak dapar
lalu ada pada umur 6 tahun. Xanthoma tendon, xanthelasma
diresorpsi ini mengganggu siklus enterohepatik melalui pengi-
dan arkus kornea sebenarnya selalu ada. Aterosklerosis koro-
katan asam empedu dalam usus, memperbesar ekskresi kom-
naria seringkali mulai sebelum umur l0 tahun; kebanyakan
pleks resin empedu yang mengandung kolesterol dalam tinja.
penderita meninggal karena komplikasi infark miokardium se_
Obat ini mempunyai manfaat tambahan menaikkan jumlah re-
belum umur 30.
septor LDL dalam hati, mengakibatkan kenaikan ambilan LDL
Obat-obat dan diet tidak mempunyai pengaruh yang besar
dari darah dan penurunan produksi kolesterol oleh hati.
pada hasil klinis orang-orang dengan HF homozigot. Kon_
Satu paket atau satu sendok kolestiramin mengandung 4 g
sekuertsinya, plasmaferesis teratur dan terapi agresif, seperti
obat aktif. Dosis obat ben ariasi mendrut umur dan sesuai de-
aferesis LDL, pembedahan pintas (bypass)ileum dan shunt
ngan keparahan hiperkolesterolemia, berkisar dari paling sedi-
portakava, telah dicoba dengan beberapa keberhasilan. Cang_
kit setengah paket atau setengah sendok (2 g obat aktill dua
kok hati telah berhasil pada beberapa kasus dan, kebanyakan
kali sehari sebelum makan dan naik menjadi dua sampai tiga
baru-baru ini, terapi gena ex vivo dengan menggunakan hepa-
paket atau sendok dua kali sehari (16-24 g/24 jam). Sampai
tosit yang ditarnsfeksikan dengan gena normal untuk reseptor
dengan tiga paket atau sendok dua kali sehari (24 g/24 jam)
LDH telah dicoba dengan hasil yang memberi harapan.
dapat ditoleransi dengan baik oleh beberapa anak belasan ta-
hun dan dapat mengurangi kolesterol LDL dengan 50-100
mg/dl. Kolestipol tersedia dalam paket 5 g, semuanya adalah Apo B-100 Kurang Sempurna (defehif) Famitiat
obat aktif; dosis (berkenaan dengan paket atau sendok) serupa Keadaan yang diwariskan secara dominan ini terjadi pada
dengan dosis untuk kolestiramin. Pada pengalaman kami, sekitar 1 dalam 500 orang dan dikaitkan dengan kenaikan
kolesterol LDL turun dari rara-rata 258 t 35 mg/dL menjadi kolesterol LDL plasma sedang atau mencolok. pada beberapa
190 t 3l mg/dL pada 36 anak dengan HF yang diobati dengan kasus, keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan HF secara
kolestiramin. Kebanyakan anak menerima pengobatan ini de- klinis. Seperti pada HF, kadar kolesrerol LDL plasma tinggi
ngan baik untuk sementara; efek samping konstipasi dan perut akibat dari ambilan yang kurang sempurna oleh reseptor LDL;
tidak enak biasanya dapat ditatalaksana secara efektif. Namun, tidak seperti HF, gangguan ini akibat dari mutasi salah arah
kami mendapatkan bahwa 52 dari 62 anakyang diobati dengan (missense) yang menyebabkan penggantian asam amino pada
kol-stiramin menghentikan pengobatan sesudah 21,9 + l0bu- molekul apoB, yang dapat diidentifikasi dengan teknik ge-
.lan,13% darinya mengeluh rasa dan struktur bahannya jelek. netika molekuler. Luas ekspresinya pada masa anak belum se_
Mual dan kembung dapat juga terjadi. Kedua obat dapat penuhnya ditentukan, tetapi beberapa anak telah dilaporkan
mengganggu penyerapan vitamin larut-lemak, memberi kesan der.rgan kenaikan kadar kolesterol LDL yang mencolok.
perlunya tambahan multivitamin. Pengukuran waktu protrom-
bin dapat terindikasi sesudah mulai masa pengobatan 6 bulan.
Hiperlipidemia Kombinasi Famitiat (HLKF)
Tujuan minimal untuk terapi obat adalah mencapai kadar
kolesteroi LDL 130 mg/dL, dan <110 mgidl jika mungkin. Tipe hiperlipoproteinemia lipoprotein multipel familal ini
Jika kolesterol LDL menetap diatas kadar ini sesudah terapi adalah gangguan metabolisme lipoprotein yang paling sering
72 I Defek pada Metabolisme Lipid 473

diwariskan pada orang dewasa (1-2 dalam 100) dan dihubung- dengan HLKF dengan kolestiramin (8-24 g/24 jam) dan
kan dengan risiko tinggi infark miokardrum (107o dari episode diperoleh penurunan pada kolesterol LDL plasma dari rata-
pertama). Pada sindrom yang diwariskan secara dominan ini, rata207 + 40 mg/dl sampai l4I + 35 mgidl.. Kadar kolesterol
sekitar sepertiga dari anggota keluarga hiperlipidemik mende- HDL tidak secara bermakna berubah, tetapi kadar trigliserida
rita hipertrigliseridemia, sepertiga menderita hiperkolestero- plasma secara bermakna naik dari 81 + 35 menjadi 134 t 42
lemia, dan sepertiga menderita kenaikan kolesterol maupun mg/dL. Akibatnya, anak yang sudah mengalami kenaikan ka-
trigliserid. Evaluasi lipid cenderung untuk sedang, sering ber- dar trigliseridanya harus diamati secara cerrnat untuk kenaikan
fluktuasi diantara persentil ke-90 dan ke-95. Lagipula, kelain- lebih lanjutjika terapi resin yang dipilih. Kehilangan berar ba-
an lipoprotein dapat berubah dari waktu ke waktu pada indi- dan pada anak yang kegemukan dengan HLKF dapat mem-
vidu terkena yang sama. bantu menurunkan trigliserida dan kadar kolesterol. Namun,
Gangguan ini biasanya tidak disertai dengan xanthoma ten- seperti dilaporkan sebelumnya, ketaatan jangka lama dengan
don tetapi obesitas, hiperinsulinisme, dan intoleransi glukosa, terapi resin mungkin jelek. Jika kenaikan kolesterol LDL ber-
seringkali ditemukan pada orang dewasa yang terkena. Walau- makna (>160 mg/dl.) menetap sesudah trial diet tahap I yang
pun orang dewasa yang mewariskan gena ini akan menderita cukup dan terapi resin pada anak HLKF lebih dari 10 tahun,
hiperlipoproteinemia, anak yang terkena tidak dapat menam- regimen terapeutik lain harus dipikirkan serupa dengan pada
pakkan hiperkolesterolemia yang bermakna dan/atau hipertri- mereka yang diuraikan pada HF. Praktek pediatri umum harus
gliseridemia sampai dekade ke,2 atau ke-3, agaknya karena merujuk kasus ini pada senter lipid untuk konsultasi mengenai
ekspresi gena yang bertahap. Namun, pada pengalaman kami terapi.
pada keluarga dengan HLKF yang diidentifikasi melalui anak
yang terkena, setengah dari saudara-saudaranya yang berumur
kurang dari 20 tahun menderita hiperlipidemia, cocok dengan Hi perapobetal ipoprotei nemia
ekspresi penuh gena pada keluarga-keluarga tersebut. Kami
juga telah mengamati korelasi antara kadar trigliserid plasma Pada keadaan ini, kadar apoB plasma naik secara ber-
makna, tetapi kadar kolesterol dan trigliserida plasma ada da-
dan umur dan berat badan relatifpada anak yang terkena, yang
lam batas atas normal. Bila ini terjadi pada keluarga dengan
memberi kesan ekspresi hiperlipidemia bertahap pada bebera-
pa anak. Pengalaman kami juga memberi kesan bahwa seku-
riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur positif,
penyakit ini mungkin merupakan varian HLKF dan harus die-
rang-kurangnya 0,5V0 dari semua anak menderita hiperlipide-
valuasi serta ditatalaksana dengan cara yang sama. Sayangnya,
mia karena HLKF.
pengukuran kadar apoB plasma tidak secara rutin tersedia dar
Beberapa defek rnetabolik tampaknya dihubungkan clengan sangat bervariasi pada laboratorium klinis yang menyediakan-
fenotip HLKF. Paling lazim, kelebihan produksi VLDL apoB nya.
hati dapat diperagakan. Pada keluarga HLKF lain, hiperlipide-
mia disertai dengan penurunan aktivitas lipoprotein lipase. Se-
m^ntara defek genetik spesifik yang menyebabkan HLKF Kenaikan Lp(a)
belum diidentifikasi, suatu varian allele di lokus yang mempe-
ngaruhi kadar apoB yang meramal HLKF pada sebagian besar Lp(a) adalah lipoprotein besar yang tersusun dari LDL te-
keluarga yang diketahui melalui anak yang terkena; namun, tapi, disamping apoB-100, ia mengandung glikoprotein besar
fungsi gena ini belum diketahui. Ada bukti bahwa HLKF tidak yang disebut apo(a) yang amat serupa dengan plasminogen.
terikat pada lokus strukural apoB. Pembatasan pollimorfisme Kadar Lp(a) plasma ada pada pengendalian genetik dan kadar
panjang fragmen dekat kluster gena AI-CII-AIV pada kromo- tinggi Lp(a) tampak merupakan faktor risiko pada penyakit
som 11 telah dilaporkan terkait dengan HLKF tetapi belum jantung koroner tidak tergantung hiperlipidemia.
dikonlirmasi.
Risiko penyakitjantung prematur pada orang-orang dengan Disbetalipoproteinemia familial
HLKF adalah sangat besar walaupun kenyataannya bahwa ka-
dar lipid individu terkena mungkin hanya naik sedang. Kare- Keadaan yang jarang ini, juga dikenal sebagai hiperlipo-
nanya, anak-anak pada keluarga ini, harus diidentifikasi dan proteinemia tipe 3, yang ditandai dengan lipoprotein plasma
intervensi diet avral harus ditujukan pada pengendalian hi- abnormal diberi nama beta VLDL atau beta lipoprotein me
perkolesterolemia dan hipertrigliseridemia dengan mengguna- ngambang. Adanya xanthoma datar sepanjang garis telapak ta-
kan diet tahap I atau tahap IL Kami telah mengevaluasi penga- ngan (xanthoma striata palmaris) sebenarnya diagnostik. Tan-
ruh modifikasi diet pada 29 anak dengan HLKF dan da klinis khas lain adalah xanthoma tuberoeruptif badan,
ditemukan penurunan 13.5Vo pada kadar kolesterol LDL sesu- xanthoma tuberosa pada siku dan lutut, dan xanthoma tendi-
dz,,r modifikasi diet. Flampir semua anak yang terkena menga- nosa. Penyakit jantung koroner dan penyakit vaskuler perifer
lami penurunan kadar kolesterol LDL; namun, hanya pada biasanya ditemukan. Kelainan genetik spesifik adalah mutasi
enam anak kadar turun sampai <130 mg/dl dan hanya pada yang mengubah struktur apoE, mengurangi ikatan lipoprotein
satu anak <110 mg/dl. Tidak ada perubahan yang bermakna mengandung-apoE pada reseptor hati (Gb. 12-10 dan j2-ll)
pada kadar kolesterol HDL, trigliserida, atau apoB. dan karenanya melambatkan ambilan kilomikron dan sisa
Bila modifikasi diet saja tidak mencapai hasil yang di- VLDL. Ada tiga allele yang lazim pada lokus gena apoE, yang
inginkan, terapi obat dapat dianjurkan. Pisahan (sequestrant) menghasilkan enam fenotip apoE, yang dapat dibedakan de-
asam empedu (kolestiramin dan kolestipol) telah terbukti man- ngan memfokuskan protein VLDL isoelektrik. Salah satu dari
jur pada anak dengan HLKF. Kami telah mengobati 51 anak fenotip-ini disebut apoE 2/2, yang terjadi pada sekitar lVo
474 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

populasi, tetapi lebih dari 90Vo penderita dengan disbetalipo- beberapa penderita tampak mengalami kelebihan produksi
proteinemia familial mempunyai fenotip ini. Karena disbetali- trigliserida VLDL, sedang yang lain tampak mengalami penu-
poproteinemia familial ini sangat jarang (kurang dari 1 dalam runan pembersihan VLDL.
10.000 orang dewasa), sebagian besar individu dengan apoE Anak yang berumur lebih tua dari 2 tahun biasanya dapat
2/2 tampak menerima gangguan pembersihan (clearence) ini ditatalaksana dengan pengendalian berat badan dan pengguna-
dengan baik. Jika individu-individu ini menghasilkan kelebi- an diet tahap pertama. Kadang-kadang, modifikasi rasio kar-
han kilomikron (misal, karena ketidakbijaksanaan diet) atau bohidrat/lemak lebih lanjut mungkin diperlukan. Rasio risiko/
VLDL (misal, karena gena untuk hiperlipidemia familial lain), manfaat biasanya tidak membenarkan intervensi obat.
penyakit klinisnya dapat sepenuhnya diekspresikan.
Diagnosis dapat dibuat atas dasar manifestasi klinis atau
dengan memperagakan lipoprotein abnormal dengan elektro- Sindrom Hiperkilomikronemia
foresis. Kelainan komposisi'partikel-partikel kimia dapat juga
DEFISIENSI LIPOPROTEIN LIPASE (LPL). Ini merupakan
diperagakan. Kandungan VLDL kolesterol pada penderita ini
gangguan resesif autosom yang sangat jarang (<l dalam
tinggi; rasio kolesterol VLDL-nya dengan trigliserida total le-
100.000). Walaupun dapat diperagakan segera sesudah lahir,
bih besar daripada 0,3. Penggolongan fenotip apoE secara
kenaikan masif trigliserida plasma (1.000 mg/dl sampai
umum tidak ada tetapi dapat dilakukan dalam laboratorium
>10.000 mg/dl) sering secara klinis tenang dan tidak ditemu-
khusus.
kan sampai darah penderita diambil untuk sampel untuk alasan
Disbetalipoproteinemia familial, tidak seperti hiperlipide-
mia lain yang diwariskan, sering sangat sensitif terhadap inter-
lain; kilomikronemianya mencolok. Manifestasi ktinis meli-
vensi diet. Kehilangan berat badan pada tingkat yang sesuai
puti xanthoma eruptif pada badan, lipemia retinalis, hepa-
tosplenomegali, dan serangan berulang pankreatitis. Kadang-
dengan tinggi, bersama dengan pemberian diet tahap I, sering
kadang, bayi datang dengan "kolik" berulang, yang mungkin
dapat menyebabkan kadar lipid kembali ke normal. Ada sedi-
terkait dengan pankreatitis. Hiperkilomikronemia diakibatkan
kit pengalaman dengan terapi obat gangguan ini pada anak, te-
oleh kegagalan hidrolisis kilomikron karena defisiensi lipopro-
tapi orang dewasa dengan disbetalipoproteinemia yang kenaik-
tein lipase genetik pada permukaan endotel kapiller. Diagnosis
an lipidnya gagal untuk berespons terhadap intervensi diet te-
defisiensi LPL dibuat dengan pengukuran aktivitas enzim da-
lah diobati dengan derivat asam fibrat.
lam plasma sesudah pemberian heparin (aktivitas lipolitik pas-
caheparin).
Sitosterolem ia (Fitosterolemia) Walaupun penderita dengan gangguan ini tidak menambah
risiko pada perkembangan awal aterosklerosis, serangan beru-
Gangguan diwariskan yang jarang ini ditandai dengan ke- lang pankreatitis dapat membahayak an jiw a.p e ng obatan untuk
naikan kadar sterol tumbuhan plasma dan jaringan. Tanda kli- gangguan ini ditujukan pada pembuatan diet asam lemak ran-
nis meliputi xanthoma tendon dan tuberosa; aterosklerosjs tai panjang yang cukup rendah untuk mempertahankan pende-
yang dipercepat, terutama yang mengenai laki-laki muda; epi- rita tidak bergejala dan bebas dari serangan nyeri berulang.
sode hemolitik; dan artritis serta artralgia. Sintesis kolesterol Dengan menggunakan minyak trigliserida rantai medium
yang amat rendah karena r.nenurunnya aktivitas HMG-KoA re- (medium-chain trigliseride IMCT]) pada persiapan makanan
duktase bersama dengan kenaikan absorpsi usus dan pelam- berperan untuk membuat diet terasa lebih enak maupun mem-
batan pembuangan sterol hati merupakan tanda-tanda biokimia berikan kalori untuk pertumbuhan yang cukup. MCT diab-
utama. Asam empedu pengikat resin (kolestiramin, kolestipol) sorpsi secara langsung ke dalam vena porta dan diangkut ke
adalah pengobatan efektif untuk sitosterolemia. hati tanpa memerlukan pembentukan kilomikron dan pengang-
kutan melalui sirkulasi sistemik. Tidak ada obat-obat hipolipi-
demik yang sekarang tersedia mempunyai pengaruh terus-
Hipertrigliseridemia Famial (HTGF) menerus.
DEFISIENSI APOC.ll. Manifestasi klinis dan laboratorium
Gangguan ini terjadi dengan
frekuensi 2-3 dalam 1.000 defisiensi genetik apoC-II, suatu kofaktor LPL, adalah serupa
orang dewasa tetapi mempunyai risko aterosis prematur yang dengan manifestasi klinis dan laboratorium defisiensi LpL.
lebih rendah daripada HF atau HLKF. Penyakit ini dapar didi- Diagnosis gangguan resesif autosom ini dibuat dengan mem-
agnosis hanya dengan penelitian keluarga, yang biasanya me- fokuskan apolipoprotein VLDL isoelektrik.
nunjukkan kenaikan kadar trigliserida plasma puasa pada kisa- HIPOPROTEINEMIA TIPE 5 FAMILIAL. penderira dengan
ran 200-500 mg/dL, tidak terkait dengan hiperkilomikronemia, gangguan yang jarang ini (<1 dalam 5.000) mengalami ke-
dan terjadi dengan cara pewarisan secara dominan. Ada ke- naikan yang mencolok dari kilomikron maupun trigliserida
luarga dengan hiperlriglisidemia endogen yang beberapa ang- VLDL. Tanda-tanda klinis meliputi xanthoma eruptif, lipemia
gotanya menderita juga hiperkilomikronemia. Hanya l0-20%o retinalis, pankeatitis, dan kelainan toleransi glukosa yang di-
anak dalam keluarga dengan hipertrigliseridemia familial sertai dengan hiperinsulinisme. Gangguan ini biasanya tidak
rnengalami kenaikan trigliserida sebelum umur 25 tahun, se- diekspresikan pada masa anak, tetapi beberapa keluarga telah
dang 50Vo orang dewasa (yaitu mereka yang mempunyai gena ditemukan defek yang tidak teridentifikasi yang diekspresikan
yang diwariskan) akan terkena dengan hipertriglisedemia. pada kehidupan awal. Pengobatan terutama mengendalikan
Obesitas, resisten insulin, hiperinsulinemia, intoleransi gluko- berat badan dan modifikasi diet. Pembatasan karbohidrat
sa, dan hiperurikemia sering merupakan penemuan-penemuan mungkin juga diperlukan untuk mengurangi kelebihan pro-
terkait. Walaupun defek metabolik yang tepat belum diketahui, duksi trigliserida VLDL. Cara-cara diet agresif harus dico-
72 I Defek pada Metabolisme LiPid 475

bakan sebelum terapi obat dipikirkan untuk mengurangi kadar gena LCAT, berbeda dari mutasi yang menyebabkan defisi-
trigliserida VLDL. ensi LCAT klasik, telah diuraikan, semuanya sangat jarang.
GANGGUAN DEFISIENSI HDL.LAIN. Defisiensi HDL telah
diuraikan pada beberapa gangguan lain. HDL tidak ada total
Status Defisiensi HDL (analfulipoproteinemia familial), karena mutasi kecil (non-
sense) gena apoA-I, disertai dengan retinopati bilateral dan ka-
Kadar kolesterol HDL plasma rendah (hipoalfalipopro- tarak, ataksia spinoserebeller, xanthoma tendon, dan atero-
teinemia) sering disertai dengan kenaikan risiko aterosklerosis, sklerosis prematur. HDL tidak ada hampir total, dengan xan-
sementara kpdar tinggi kolesterol HDL tampak melindungi ter- thoma dan aterosklerosis prematur, dapat disebabkan oleh sa-
hadap perkembangannya. Kebanyakan penderita dengan kadar lah satu dari seri mutasi gena apoA-I lain; pada kasus ini,
yang sangat rendah (<10 mg/dl plasma) mempunyai ganggu- defek genetik mengakibatkan kekacauan metabolik kompleks
an yang diwariskan, seperti penyakit Tangier atau defisiensi yang biasanya disertai dengan hiperkatabolisme partikel HDL
lesitin:kolesterol asiitransferase (lecithin:cholesterol .acyl- yang mengandung apoA-i. Status defisiensi HDL diwariskar,
trunsferase ILCATI). yang jarang lain telah diuraikan (defisiensi apoA-I/apoC-IIl,
PENYAKIT TANGIER. Homozigot untuk penyakit Tangier defisiensi HDL dengan xanthoma datar) yang memiliki bebe-
mempunyai partikel HDL yang secara struktural abnormal dan rapa tanda yang sama dengan penyakit Tangier. Tidak ada
datang dengan kadar yang sangat mengurang. Kelainan lipo- pengobatan spesifik untuk gangguan ini, tetapi dianjurkan diet
protein terkait meliputi kadar apoA-I dan apoA-Ii yang ren- lemak dibatasi.
dah, kadar kolesterol LDL rendah sampai normal, dan kadar Mengingat banyak pengamatan yang memberi kecende-'
trigliserida tinggi. Manifestasi klinis utama, beberapa daripa- rungan bahwa kadar kolesterol HDL rendah pada penderita
danya dapat dideteksi pada masa anak, akibat dari pengenda- dengan penyakitjantung koroner prematur, upaya telah dibuat
pan kolisteril ester pada sejumlah jaringan: tonsil membesar untuk mengidentifikasi sebab-sebab penurunan HDL lain yang
kekuning-kuningan, splenomegali, neuropati perifer, hepato- diwariskan. Keluarga-keluarga yang telah diuraikan dengan
megali, limfadenopati, dan infiltrasi kornea difus' Heterozigot kadar kolesterol HDL rendah (50Vo dari normal) tampaknya
mempunyai sekitar 50Vo kadat kolesterol HDL, apoA-I, dan mengisolasikan dengan cara dominan autosom, dan terkait de-
apoA-II normal tetapi tidak ada dari manifestasi klinis ini yang ngan penyakit vaskuler prematur. Ada sedikit penelitian klinis
dilaporkan di atas. Namun, penyakit jantung koroner prematur, hipoalfalipoproteinemia familial yang sistematik, dan belum
adalah lazim pada penyakit Tangier homozigot maupun het- diketahui apakah terapi yang bekerja pada kadar HDL pada
erozigot. Defek molekuler yang tepat belum diketahui, tetapi populasi umum (yaitu, latihan, masukan alkohol sedang) akan
keiainan pada sintesis dan metabolisme apoA-I telah diidenti- mempengaruhi kadar kolesterol HDL pada kelompok penderi-
likrsi. ta ini.
DEFISIENSI LESITIN:KOLESTEROL ASILTRANSFERASE
(LCAT). LCAT normalnya mengkatalisis pemindahan asam le- Abetalipoproteinemia dan Hipobetalipoproteinemia
mak dari fosfolipid menjadi kolesterol dalam plasma' Kare-
nanya, defisiensi enzim ini disertai dengan penurunan yang Abetalipoproteinemia merupakan gangguan resesif auto-
mencolok kadar kolesteril ester dan mengakibatkan perubahan som yang jarang yang ditandai pada masa anak dengan malab-
semua dari lipoprotein plasrna yang sebenarnya. Kadar koles- sorpsi lemak dan diare, retinitis pigmentosa, ataksia serebeller,
terol HDL dan LDL rendah; trigliserid biasanya tinggi; dan ke- dan akantositosis. Homozigot untuk abetalipoproteinemia ke-
lainan struktur mengakibatkan kelainan mobilitas elektro- kurangan semua bentuk apoB pada plasmanya dan karenanya
foresis lipoprotein. Secara klinis, defisiensi LCAT muncul tidak dapat dideteksi kilomikron, VLDL, atau LDL; kadar
pada awal masa anak; kekeruhan kornea, anemia, dan protein- kholesterol dan trigliserida plasmanya adalah sangat rendah
uria telah lazim diperagakan, dan histiosit biru-laut pada sum- (keduanya biasanya <30 mg/kg/dl). Heterozigot tidak mem-
sum tulang dan limpa telah dilaporkan. Meskipun kadar punyai kelainan klinis atau biokimia yang tampak. Defek yang
kolesterol HDL amat rendah, defisiensi LCAT tidak disertai rnendasari biasanya diduga bertempat pada jalur gabungan
dengan kenaikan risiko aterosklerosis' Hal ini mungkln dije- atau sekresi lipoprotein; defek molekuler protein yang penting
laskan dengan kenyataan bahwa mutasi LCAT mengakibatkan pada proses ini, yang disebut pemindahan trigliserida protein
penurunan kadar dan katabolisme partikel HDL yang diperce- mikrosom (microsomal triglyceride transfer protein MfPl),
pat yang mengandung terutama apoA-II, bukan mereka yang baru-baru ini telah diidentifikasi pada beberapa penderita abe'
mengandung hanya apoA-I; adalah partikel yang terakhir yang talipoproteinemia. MTP mengktalisis pengangkutan trigliseri-
diduga protektif terhadap perkembangan aterosklerosis. Gang- da, juga kolesteril ester dan fosfolipid, antara fosfolipid
guan yang sangat jarang ini (mungkin <1 per juta) didiagnosis permukaan; MTP menyebabkan penggabungan lipoprotein
dengan pengukuran aktivitas LCAT dalam plasma' Beberapa yang mengandung apoB, menambah lipid pada apoB pada
mutasi gena LCAT yang berbeda telah diuraikan' Tidak ada awal penggabungan proses agar melindungi apoB dari degra-
pengobatan spesifik, tetapi manajemen diet biasanya meliputi dasi proteolitik. Peragaan defek molekuler pada MTP yang
pembatasan lemak yang ketat. menyebabkan abetalipoproteinemia telah merangsang riset
Gangguan terkait yang disebut penyakit mata-Ikan diak\- pada perkembangan terapi untuk menurunkan kadar kolesterol
batkan oleh defisiensi LCAT parsial. Tanda-tanda klinis me- plasma dengan menghambat MTP.
nyerupai defisiensi LCAT klasik meliputi kekeruhan kornea Manifestasi klinis secara langsung dapat disebabkan oleh
dan kadar kolesterol HDL yang amat rendah' Beberapa mutasi kegagalan pengangkutan lipid dan vitamin larutlemak. Pengo-
476 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

batarr adalah simtomatik. Dosis besar vitaminE dapat mem- Program: Report of the Expert Panel on Blood Cholesterol Levels in Chil_
perlambat penjelekan degenerasi neurologis dan retina; vita- dren and Adolescents. Pediatrics S9(Suppl):525, 1992.
National Institutes of Health Consensus Development Conference: Lowering
min A dan vitamin K larut-air masing-masing dapat me- blood cholesterol to prevent heart disease. JAMA 253:20g0, 19g5.
ngurangi gejala buta senja dan koagulopati. Pembatasan diet Newman WP, Freedman DS, Voors AW, et al: Relation of serum lipoprotein
lemak rantai panjang dapat mengurangi diare. Minyak MCT levels and systolic blood pressure to early atherosclerosis: The Bogalgsa
dapat membantu mempertahankan keseimbangan kalori. Heart Study. N Engl J Med 314:138, 1986.
Rader DJ, Brewer HB Jr: Abetalipoproteinemia. New insights into lipoprotein
Hipobetalipoproteinemia dibedakan dari abetalipoproteine- assembly and vitamin E metabolism from a rare genetic disease. JAMA
mia oleh pewarisan dominan autosomnya, walaupun penderita 270:865,1993.
dengan dua gangguan ini secara klinis sangat serupa. Sebagian Rader DJ, Ikewaki K, Duverger N, et al: Markedly accelerated catabolism of
hesar penderita dengan kadar kolesterol plasma yang sangat apolipoprotein AJI (apoA-II) and high density lipoproteins containing
apoA-II in classic lecithin:cholesterol acyltransferase deficiency and Fish_
rendah adalah homozigot untuk hipobetalipoproteinemia.
eye disease. J Clin Invest 93.321,1994.
Heterozigot mempunyai kadar plasma kolesterol rendah dan Salen G, Shefer S, Nguyen L, et al: Sitosterolemia. J Lipid Res 33:945, 1992.
kadar trigliserida rendah sampai nonnal tetapi biasanya yang Schaefer EJ: clinical, biochemical, and genetic features in familial disorders
lain tidak bergejala. Defek molekuler apoB pada kebanyakan of high density lipoprotein deficiency. Arteriosclerosis 4:303, 19g4.
Sharp D, Blinderman L, Combs KA, et al: Cloning and gene defects in micro-
kasus menyebabkan hipobetalipoproteinemia; ini biasanya
somal triglyceride transfer protein associated with abetalipoproteinemia.
memperpendek molekul apoB, mengganggu sekresi gabungan Nature 365:65, 1993.
penuh lipoprotein yang mengandung-apoB dari hati. Weidman W, Kwiterovich PO, Jesse MJ, et al: AHA Committee Report: Diet
in the healthy child. Circulation 67:1411A, 1983.
Zwiener RJ, Uany R, Petruska ML, et al: Low density lipoprotein apheresis is
a long term treatment for children with homozygous familial hypercholes_
terolemia. J Pediatr 126728.1995
American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition: Indications for cho_
lesterol testing in children. Pediatrics 83:141, 1989.
Breslow JL: Genetic basis of lipoprotein disorders. J Clin Invest g4:3j3, 1999.
Brunzell JD: Familial lipoprotein lipase deficiency and other causes of the
chylomicronemia syndrome. 1n.. Scriver CR, Beander AL, Sly WS, Valle D
(eds): The Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th ed. New york,
McGraw-Hill, 1989, p 1165.
Brunzell JD, Schrott HG, Motulsky AC, et al: Myocardial infarction in the fa-
milial forms of hypertriglyceridemia. Metabolism 25:313, 1984.
I Bee 73
Cortner JA, Coates PM, Liacouras CA, et al: Familial combined hyperlipide-
mia in children: clinical expression, metabolic defects, and management. J D efek p ada M etab o,lis me
Pediatr 123:177, 1993.
Dennison BA, Kikuchi DA, Srinavasan SR, et al: parental history of cardio- Karbohidrat
vascular disease as an indication for screening for lipoprotein abnormalities
in children. J Pediatr ll5:186, 1989.
Framingham Study: An epidemiologic investigation of cardiovascular disease. Robert M. Kliegmanx
Washington DC, National Institutes of Health, NIH publication 1976, No.
76- I 083
Frerichs RR, Srinavasan SR, Webber LS, et al: Serum cholesterol and triglyc-
eride levels in 3,446 children from a biracial community. The Bogalusa
He . t Study. Circulation 54.302, 19'76.
73.1. Defek pada Metabolism,e Antura
Gofdstein JL, Brown MS: Familial hypercholesterolemia. In: Scriver CR,
Beaudet AL, Sly WS, Valle D (eds): The Metabolic Basis of Inherited Dis-
Karbohidrat
ease, 6th ed. New York, McGraw-Hill, 1989, p 1215.
Goldstein JL, Schrott HG, Hazzard WR, et al: Hyperlipidemia in coronary Konversi glukosa, fruktosa dan galaktosa intraseluler ber-
heart disease: Genetic analysis. of lipid levels in 176 families qnd.delinea- lanjut seperti ditunjukkan secara skematis pada Gambar 73_1.
tion of a new inherited disorder, familial combined hyperlipidemia. J Clin Peragaan aktivitas enzim yang tidak sempurna harus berperan
Invest 52:1544, 1973.
sebagai dasar diagnosis dan terapi pada kelainan metabolisme
Cranot E. Deckelbaum RJ: Hypocholesterolemia in childhood. J pediatr
I l5: l7l, 1989. bawaan. Namun, defek enzimatis yang mengenai satu jaringan
Grundy SM: Hypertriglyceridemia: Mechanisms, clinical significance, and tidak dapat diperagakan pada jaringan lain karena beberapa
treatment. Med Clin North Am 66:519,1982. alasan:
i,undy SM, Chait A, Brunzell JD: Familial combined hyperlipidemia work- 1. Enzim yang tidak sempurna dapat secara normal tidak
shop. Arteriosclerosis 7:203, 1987.
Havel RJ: Approach to the patient with hyperlipidemia. Med Clin North Am ada seperti glukosa-6-fosfatase dari otot. Karenanya, defisiensi
66:319.1982. enzim ini pada penyakit penyimpanan glikogen tipe I (glyco_
Humphries SE, Mailly F, Gudnason V, et al: The molecular genetics of pediaG gen storage disease [GSD I]) hati, ginjal dan usus tidak mem_
ric lipid disorders: Recent progress and future research directions. pediatr
pengaruhi otot skelet.
Res 34:403, 1993.
Linton MF Farese RV Jr, Young SG: Familial hypobetalipoproteinemia. 2. Aktivitas enzim dapat menggambarkan berbagai protein
J
Lipid Res 34:521.1993. enzim pada jaringan yang berbeda. Ini merupakan kasus untuk
Lipid Research Clinics Population Studies Data Book. Vol. 1, The prevalence glikogen sintetase, fosforilase, atau fosforilase kinase. Dengan
Study. Washington DC, National Institutes of Health, NIH. publication
demikian, defisiensi enzim ini dalam hati penderita GSD 0,
1980, No.80- 1527.
I ipid Research Clinics Program: The Lipid Research Clinics Coronary pri-
mary Prevention Trial Results. I and II. JAMA 251.351,365, lg}4.
Mahley RW, Rall SC: Type III hyperlipoproteinemia. 1n.. Scriver CR, Beaudet
AL, Sly, WS, Valle D (eds): The Metabolic Basis of Inherited Disease, 6th xDr. Ceorge Hug adalah penulis
bab pada edisi 14. Dr.Kliegman yang ber_
ed. New York, McGraw-HilI, 1989, p 1195. National Cholesterol Education
tanggungjawab terhadap modifikasi pada edisi ini.
73 I Defek pada Metabolisme Karbohidrat 477

GSD VI atau GSD IX tidak mengenai aktivitasnya dalam otot 73.2 Defek pada Metabolisme Galaktosa
skelet.
3. Mungkin tidak ada kesempatan untuk mengukur aktivi- Lihat Gambar 73-1.
tas yang tidak sempurna pada lebih dari satu jaringan penderi- GALAKTOSEMIA: DEFISIENSI GALAKTOKINASE. Gangguan
ta. Defisiensi galaktokinase eritrosit mungkin mengenai hati. ini ditandai dengan galaktosemia, galaktosuria, dan katarak
Namun, galaktokinase belum diperiksa dalam jaringan hati tanpa defisiensi mental atau aminoasiduria. Katarak mulai ter-
penderita dengan defek enzim ini dalam eritrosit. bentuk sesudah lahir bila diet mengandung laktosa yang
4.Enzim mungkin tidak efektif invivo, walaupun pemerik- berasal dari laktosa dalam susu. Pada saat diagnosis dibuat,
saan biasa menunjukkan aktivitas in vitro. Misalnya, GSD Ia penghentian diet galaktosa mungkin telah terlalu lambat untuk
mempunyai manifestasi klinis dan biokrmia serupa dengan membalikkan pembentukan katarak, walaupun saudara-sau-
manifestasi klinis dan biokimia GSD Ib. Aktivitas glukosa-6- dara penderitayang lebih muda dapat ditolong dan harus diuji
fosfatase yang diukur pada homogenat hati yang dibekukan a- pada saat Iahir.
dalah defisiensi dalam GSD Ia tetapi normal dalam GSD Ib.
Galaktokinase mengkatalisis fosforilase awal galaktosa.
Hepatosit GSD Ib mempunyai defek dalam pengangkutan
Jika aktivitasnya kurang, penelanan galaktosa menyebabkan
gtukosa-6-fosfat ke glukosa-6-fosfatase yang melewati mem-
kenaikan kadar galaktosa dalam darah dan dalam urin, tempat
brana mikrosom yang secara norrnal memisahkan substrat dari
bahan ini dapat ditemukan sebagai bahan reduksi yang bukan
enzim dalam sel hati yang utuh. In vivo, akibat dari defek pen-
glukosa. Spesimen urin yang diuji untuk galaktosa harus
gangkutan adalah serupa dengan akibat dari defek enzim yang
dikumpulkan pascapenelanan formula mengandung galaktosa.
sebenarnya. Namun, pada homogenat jaringan hati yang dibe-
Jika bayi yang terkena sedang mendapat diet tanpa galaktosa
kukan, topografi intraseluler normal hancur, dan perintang
membran pecah. Substrat yang ditambahkan pada homogenat
seperti air glukosa sebelum pengumpulan urin, galaktosa
mungkin tidak ada dalam urin dan diagnosis akan gagal. .
GSD Ib dapat mencapai enzim, walaupun sistem transport ti-
dak sempurna. Karenanya, pada GSD Ib, glukosa-6-fosfatase Pemberian diet bebas galaktosa pascalahir akan mencegah
dapat diperagakan in vitro tetapi tetap terpisah dari substratnya pembentukan katarak. Karena keadaan anak yang lainnya nor-
in vivo. mal, prognosisnya dapat baik.
5. Defisiensi enzim yang tampak yang ditunjukkan dengan Diagnosis pasti dibuat dengan menunjukkan bahwa eri-
analisis jaringan mungkin suatu artefak dari penanganan ja- trosit defisien dalam aktivitas galaktokinase, tetapi defek di-
ringan yang suboptimal. Misalnya, aktivitas fosforilase hati anggap melibatkan hati. Beberapa galaktosa diubah menjac,r
adalah rendah atau tidak dapat diperagakan pada autopsi hati, galaktitol, yang dapat menyebabkan pembentukan katarak.
dan ia berubah secara tidak terduga dalam spesimen biopsi hati Aktivitas galaktokinase eritrosit pada penderita yang terkena
jika mereka tidak langsung dibekukan sesudah pengambilan ada dibawah batas-batas pengukuran; orang tua dan.saudara-
dari tubuh. saudara heterozigot mempunyai harga aktivitas antara. Pewa-

Amilo-l,4 1,6 transglukosidase


-
Glikogen
'.. "..
'' "- " -"--'---
Amtlo-1.6-oluKOSIdaSe
'"" )
Glukosa I

Fosforilase

Glukosa-l-P
t --
I Fosfogtukomutase

ctukosa-lJosfabse I
Glukosa- Glukosa-6-P
t
I
Fruktosa-b-P

I
F
rt I
rruktosa-'1
Fostohuktokinase

,6-dP Fruktosa-1-P F"ktoki'u""


I Frrklo"^

Gliseraldehid-3-P Dihidroksiaseton-P
?l -
rl
(Dua Langkah)

3-Fosfogliserat
Gliseroaldehid

| | ro"roslo"rur rrtu"u
tt
2-Fosfogliserat
tt
lt
'r
(oui Lanitant
i
Pl
\1 t"n"t a.nia,og","""
tt
Laktat
Gambar 73-1, Jalur sintesis glikogen sitoplasmik dan degra-
dasi.
478 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

risan adalah resesif autosom. Insiden keadaan ini sekitar 1 da- pat diperagakan dalam hemolisat eritrosit, yang juga menun-
lam 40"000. jukkan kenaikan kadar galaktosa-1-fosfat. Heterogeneitas en-
GALAKTOSEMIA: DEFISIENSI GALAKTOSA'I'FOSFAT URI' zim yang tidak sempurna dapat ditunjukkan dengan teknik
DIL TRANSFERASE. Galaktosemia'lklasik" merupakan penya- elektroforesis dengan menggunakan hemolisat. Bila tidak ada
kit serius dengan mulainya gejala-gejala awal; insidennya ada- sama sekali aktivitas uridil trarisferase, sangat sedikit jumlah
lah I dalam 60.000. Bayi baru lahir secara normal mendapat galaktosa yang masih dapat dimetabolisis melalui jalur alter-
sampai dengan 20Vo masukan kalori sebagai laktosa, yang ter- natif yang tidak mempunyai arti klinis pada kebanyakan pen-
diri dari glukosa dan galaktosa. Tanpa transferase, bayi tidak derita.
mampu memetabolisasi galaktosa-1-fosfat, akumulasinya Amenorea primer atau sekunder dilaporkan pada 12 dai,
mengakibatkan jejas pada sel parenkim ginjal, hati, dan otak. 18 wanita galaktosemia dengan defisiensi transferase yang
Jejas ini dapat mulai secara prenatal pada janin yang terkena mempunyai data laboratorium hipogonadisme hipergonado-
oleh galaktosa transplasenta yang berasal dari diet ibu hete- tropik. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh toksisitas ovarium
rozigot, yang dapat memetabolisasi galaktosa diet dengan karena galaktosa dan metabolitnya, terutama galaktosa-l-
efisiensi yang kurang. fosfat, yang pada penderita denghn galaktosemia ada pada ka-
Gena transferase mengkode pada asam amino peptida 319. dar toksik pada otak, hati dan ginjal. Pengaruh yang serupa ti-
Mutasi missence Q188R ini merupakan salah satu dari sembi- dak tampak pada gonad laki-laki. Interpretasi ini sesuai
lan polimorfisme dan meliputi 70Vo penderita Kaukasus yang dengan laporan oosit yang kurang pada anak-anak tikus hamil
terkena. Keparahan mungkin tidak berkorelasi dengan genotip pada diet galaktosa tinggi dan juga dengan laporan bahwa fak-
pada galaktosemia klasik tetapi dapat berkaitan dengan aktivi- tor risiko untuk kanker ovarium dapat meliputi kenaikan diet
tas sisa enzim pada varian (Duarte). galaktosa dan penurunan aktivitas transferase.
Diagnosis defisiensi uridil transferase harus dipikirkan pa- Istilah galaktosemia, walaupun cukup pada defisiensi ga-
da bayi baru lahir atau bayi yang lebih tua atau anak dengan laktokinase maupun uridil transferase, biasanya menandai
setiap manifestasi klinis berikut: ikterus, hepatomegali, mun- yang terakhir karena sebab-sebab historis.
tah, hipoglikemia, konvulsi, lesu, iritabilitas, sukar makan, pe- Kadang-kadang bayi dengan galaktosemia dapat mentole-
nambahan berat badan jelek, aminoasiduria, katarak, sirosis ransi sejumlah makanan yang mengandung laktosa secara ti-
hepatis, asites, splenomegali, atau retardasi mental. Penderita dak terduga, tetapi hal ini jarang. Biasanya galaktosa harus
dengan galaktosemia berisiko untuk sepsis neonatus E.coli; dikeluarkan dari diet pada awal kehidupan untuk menghindari
mulainya sepsis sering mendahului diagnosis galaktosemia. sirosis hati berat, retardasi mental, katarak, dan hipoglikemia
Bila diagnosis tidak ditegakkan saat lahir, kerusakan pada hati berulang.
(sirosis) dan otak (retardasi mental) menjadi semakin berat dan Dengan pengendalian diet yang baik, prognosisnya ber-
ireversibel. Karenanya, galaktosemia harus dipikirkan pada variasi. Pada pemantauan jangka lama, penderita dapat me-
bayi baru lahir atau bayi muda yang tidak tumbuh atau yang nampakkan keterlambatan perkembangan dan ketidakmam-
mempunyai tanda-tanda apapun yang di atas. puan belajar, yang menambah keparahan sesuai umur. Lagi-
Karena galaktosa menyebabkan jejas pada orang-orang de- pula, kebanyakan akan menampakkan gangguan bicara, se-
ngan galaktosemia, uji diagnostik yang tergantung pada pem- mentara sejumlah yang lebih kecil memperagakan pertumbuh-
berian galaktosa oral atau intravena tidak dapat digunakan. an yang jelek dan fungsi motorik dan keseimbangan ter-
Pemberian galaktosa mengakibatkan kadar galaktosa- l-fosfat ganggu (dengan atau tanpa ataksia yang nyata). Pengendalian
intraseluler tinggi, yang dapat berfungsi sebagai inhibitor relatif kadar galaktosa-1-fosfat tidak selalu berkorelasi dengan
kompetitif fosfoglukomutase. Hambatan ini sementara meng- hasil jangka-lama, menimbulkan dugaan bahwa faktor-faktor
ganggu konversi glikogen menjadi glukosa dan menimbulkan lain, seperti defisiensi UDP-galaktosa (donor untuk galak-
hipoglikemia. Galaktosa-l-fosfat menyebabkan hepatotoksisi- tolipid dan protein), mungkin bertanggung jawab.
tas dan retardasi mental, tetapi galaktitol menyebabkan kata- DEFISIENSI URIDIL DIFOSFOGALAKTOSA-4-EPIMERASE.
rak. Defisiensi galaktokinase atau uridil transferase menye- Ada dua bentuk defek ini. Tergantung distribusi jaringan, kea-
babkan kenaikan galaktitol. daannya dapat tidak bergejala sama sekali atau secara klinis
Mikroskopi cahaya dan elektron jaringan hati menunjuk- identik dengan keadaan bentuk klasik galaktosemia yang ada
kan infiltrasi ,lemah, pembentukan pseudoasini, dan akhirnya defisiensi aktivitas transferase.
sirosis makronoduler. Perubahan-perubahan ini adalah sesuai Pada bentuk yang benigna, defek merupakan penemuan
dengan penyakit metabolik tetapi tidak menunjukkan defek en- kebetulan pada individu yang lainnya sehat tanpa manifestasi
zim yang tepat. klinis. Hati tidak membesar, atau tidak ada katarak atau pene-
Diagnosis pendahuluan galaktosemia dibuat dengan mem- muan-penemuan neurologis lain. Pertumbuhan dan perkem-
peragakan penurunan bahan pada beberapa spesimen urin yang bangan normal pada diet normal yang tidak dibatasi. Penderita
dikumpulkan sementara penderita sedang mendapat ASI atau dapat ditemukan selama pemeriksaan skrining bayi baru lahir
susu sapi atau formula lain yang mengandung laktosa. Bahan karena mempunyai kenaikan kadar galaktosa- I -fosfat eritrosit;
yang mereduksi terdapat dalam urin dengan klinitest dapat aktivitas galaktokinase dan uridil transferase normal. Pewaris-
diidentifikasi dengan kromatografi atau dengan uji enzim spe- an adalah resesif autosom. Defisiensi epimerase mengenai leu-
sifik untuk galaktosa. Uji urin Clinistix atalu Testape negatif kosit, limfosit dan eritrosit, tetapi aktivitas normalnya dalam
karena bahan uji ini mendasarkan pada kerja glukosa oksidase, jaringan selain dari sel-sel darah dapat menjelaskan toleransi
yang spesifik untuk glukosa dan nonreaktif dengan galaktosa. normal terhadap galaktosa dan tidak adanya gejala-gejala
Aktivitas galaktosa-1-fosfat uridil transferase yang kurang da- klinis. Tidak diperlukan pengobatan.
73 I Defek pada Metabolisme Karbohidrat 479

Pada penderita dengan defisiensi epimerase menyeluruh, walaupun diet bebas fruktosa pada penderita yang tampak
aktivitas epimerase kurang dari l)Vo normal dalam fibroblas, secara klinis baik kecuali untuk hepatomegali dan kenaikan
disamping penurunan aktivitas dalam leukosit dan eritrosit. kadar transaminase serum. Biopsi hati berturut-turut menun-
Orang tua mempunyai sekitar 50Vo aktivitas normal pada fi- jukkan bertambahnya infiltrasi lemak dan fibrosis, dengan
broblasnya, cocok dengan cara pewarisan resesif autosom. penghancuran sitoplasma setempat, dan penampakan glikogen
Manifestasi klinis dan perjalanan tidak dapat dibedakan dari dan mitokondria abnormal, dan kristal seperti plat dan seperti
manifestasi klinis dan perjalanan galaktosemia klasik dan me- jarum yang tidak biasa dalam hepatosit. Prognosis intoleransi
liputi katarak, hepatomegali, ikterus, proteinuria, dan adanya fruktosa harus hati-hati pada beberapa penderita, walaupun de-
bahan pereduksi non-glukosa dalam urin. Pengobatan disele- ngan pengendalian diet yang baik. Tanpa pengendalian demi-
saikan dengan diet bebas-galaktosa. Walaupun bentuk galakto- kian, penyakit dapat mengakibatkan kematian selama masa
semia ini amat jarang, bentuk ini harus dipikirkan pada pen- bayi atau awal masa anak. Beberapa bayi dengan intoleransi
derita bergejala yang mempunyai aktivitas transferase normal. fruktosa heriditer menunjukkan gejala-gejala lebih sedikit dan
secara relatif lebih ringan. Karena penghindaran diet sukrosa,
penderita yang terkena menderita sedikrt karies dentis.
73.3 Defek pada Metabolisme Fruktosa Uji toleransi fruktosa adalah terkontraindikasi karena me-
reka diikuti dengan hipoglikemia, syok, dan kematian.
DEFTSTENST FRUKToKTNASE (FRUKToSURtA BENIcNA). Pengobatan memerlukan pelenyapan fruktosa total dari
Keadaan ini tidak disertai dengan manifestasi klinis apapun. diet. Hal ini mungkin sukar karena fruktosa merupakan additif
Defisiensi ini merupakan temuan kebetulan, biasanya dibuat yang digunakan secara luas, bahkan terdapat pada preparat as-
karena urin penderita tidak bergejala mengandung bahan yang pirin. Pewarisannya adalah resesif autosom, dan insidennya
mereduksi. Tidak diperlukan pengobatan: Pewarisan adalah re- (meliputi bentuk ringan pada orang dewasa) adalah sekitar I
sesif autosom dengan insiden 1 dalam 120.000. dalam 40.000.
Defisiensi fruktokinase ada dalam hati, usus, dan ginjat. DEFISIENSI FOSFOGLISERAT MUTASE 0TOT. Defisiensi
Fruktosa yang tertelan tidak dimetabolisasi. Kadarnya naik da- ini terjadi pada orang dewasa sehat yang menampakkan mio-
lam darah, dan ia diekskresikan dalam urin, praktis tidak ada globinuria dan kram sesudah latihan. Penderita tidak mampu
nilai ambang ginjal untuk fruktosa. Uji klinites positif dan uji menaikkan kadar asam laktat darah sesudah latihan fisik iske,
Clinistix negatif menunjukkan bahan pereduksi urin merupa- mik, dan biopsi otot menunjukkan kadar glikogen dan aktivi-
kan sesuatu yang bukan glukosa. Bahan ini dapat diidentifikasi tas enzim normal kecuali untuk aktivitas fosfogliserat mutase
sebagai fruktosa dengan kromotografi. yang rendah karena adanya sedikit jumlah isozim B (tipe otak)
DEFIS|ENSI FRUKTOSA 1,6-B|F0SFAT ALDoLASE (ALDo. normal dan tidak adanya isozim M (tipe otot).
LASE B)(INTOLERANSI FRUKTOSA HERIDITER). Penyakit bayi LAKTAT DEHIDROGENASE TIPE OTOT YANG DEFISIEN.
yang berat ini muncul bila makan makanan mengandung fruk- Ketidakmampuan mensintesis unit M laktat dehidrogenase
tosa. Fruktosa atau sukrosa (gula meja), disakarida dari gluko- (LDH) diwariskan sebagai gangguan resesif autosom dan ber-
sa dan fruktosa, dapat ditambahkan sebagai pemanis pada ma- tempat pada kromosom I l. Penderita yang terkena masih me
kanan bayi atau formula. Gejala dapat terjadi pada umur yang miliki kemampuan membuat unit H enzim tersebut.
sangat awal, segera sesudah lahir jika makanan atau formula Keluhan utama adalah lelah dan mioglobinemia sesudah
yang mengandung sukrosa atau fruktosa kemudian dimasuk- latihan fisik berat. Aktivitas LDH eritrosit agak dibawah nor-
kan ke dalam diet. Manifestasi klinis awal dapat menyerupai mal dengan rasio aktivitas kreatin kinase terhadap aktivitas
manifestasi klinis galaktosemia dan meliputi ikterus, hepa- LDH sangat tidak seimbang. Pekerjaan iskemik mengakibat-
tomegali, muntah, lesu, iritabilitas, dan konvulsi. Bahan pere- kan laktat venosa dibawah laktat venosa subjek kontrol, dan
duksi-urin yang bukan glukosa dapat diidentifikasi sebagai kadar piruvat venosa sekurang-kurangnya dua kali kadar piru-
fruktosa dengan kromatografi. Makan fruktosa akut menim- vat venosa kontrol normal. Penderita dengan defisiensi laktat
bulkan hipoglikemia bergejala; makan secara kronis mengaki- dehidrogenase tipe M dapat mengubah glikogen otot menjadi
batkan penyakit hati. piruvat, yatrg kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah bu-
Defisiensi l-fosfofruktaldolase praktis total dalam hati. kannya diubah menjadi laktat.
Fruktosa-1-fosfat berakumulasi dalam hepatosit dan berperan
sebagai penghambat kompetitif pada fosforilase dalam kadar
yang sama dengan kadar glukosa-1-fosfat intraseluler. Hasil 73.4 Defek pada Metabolisme Antara
hambatan sementara konversi glikogen menjadi glukosa me-
nimbulkan hipoglikemia berat. Beberapa anak yang terkena Karbohidrat yang Terkoit dengan
menunjukkan penurunan konversi fruktosa 1,6-difosfat men- Asidosis Laktat
jadi masing-masing triosa hati disamping penurunan konversi
fruktosa-1-fosfat. Kadar fruktosa-1-fosfat dapat turun pada ja- Defek pada metabolisme karbohidrat yang terkait dengan
ringan tubuh dengan pelenyapan diet fruktosa. Namun, fruk- asidosis laktat dibahas disini; Gambar 73-2 menggambarkan
tosa-1,6-difosfat merupakan metabolit glikosis dan glukoneo- jalur metabolik yang relevan.
genesis obligat dan tidak dapat dilenyapkan dari tubuh dengan Kadar asam laktat darah normal adalah kurang dari 18
cara-cara diet. mg/dl atau 2mM. Asidemia hiperlaktat yang tidak terkait de-
Penurunan dalam konversi fruktosa- 1,6-difosfat berat pada ngan defek enzimatis terjadi pada hipoksemia. Pada kasus ini,
beberapa anak dapat mengakibatkan penyakit hati progresif kadar asam piruvat serum dapat tetap normal (<1,0 mg/dl),
480 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

' Enzim ni dilandai


a) komponen piruval dehidrcgenase dari
a Ptruval dehidrogenase \ kompleks piuvat dehid togena se
I haktit'
.lr
!l
I

ls
atau:
b) piruvat dekaboksilase: b€reama dengan
de h id rcl i po il -lra n sa set i I a s€ d a n
Gl la
>t
:lol I.s
lR
l-
de hidrclipoil -dehidrcge na se, en zim ini
merupakan kompleks piruval
dehidrcgenase.

lPiruvat dehidrcgenas€) fosfoenolpiruvat


aktil . - katboksikinase
NADH--r- Lipoamida --f Hidroksietir-rPP xsaroaselal - Fosfoenotpiruvat.
.;7z---\- ::,i"" I
I
Eiotin
g | (5 langkah)
FI B; l-* Karban,on daririamin pirorosrar
(rPP) ' H I
Asetil-KoA
I
E€l gL- NADH
EEI tslcor
FElserirhpoamida
5l
Fruktosa-1,6-difosfat

NAo4 o t+$
sae
o*l::"o
r

r
I

t NAD P*-6
L! €i
t

Laktat Fruktosa-6-fosfat
t
\_____-COa Glukosa-6-fosfatase I
Glukosa Glukosa-6-losfat
H.o

Gambar ?3-2. Reaksi enzimatis metabolisme karbohidrat, defisiensi darinya dapat menimbulkan asidosis laktat, kenaikan piruvat, atau hipoglikemia

sedang biasanya naik bila asidernia hiperlaktat diakibatkan tidak diobati, penyakit dapat menyebabkan retardasi psikomo-
oleh defek enzim. Karenanya, berguna mengukur asam laktat tor atau kematian. Pewarisannya adalah resesif autosom.
darr piruvat pada spesimen darah yang sama dan pada banyak Fruktosa-1,6-difosfatase merupakan salah satu dari empat
spesimen darah yang diambil ketika penderita bergejala karena enzim glukoneogenesis utama. Aktivitasnya sangat menurun
asidemia hiperlaktat dramatis dan akhirnya mematikan mung- atau tidak terdeteksi pada spesimen biopsi hati yang menun-
kin intermiten. Defisiensi tiamin (vitamin Br) (seperti pada jukkan infiltrasi lemak dan penurunan kadar glikogen. Enzim
alkoholisme) juga dapat disertai dengan asidosis laktat yang metabolisme fruktosa lain, glukoneogenesis, atau degradasi
mengancam jiwa yang dapat dikoreksi dengan pemberian tia- glikogen normal. Sesudah pemberian glukagon, kenajkan ka-
min. Tiamin berperan serla pada reaksi piruvat dehidrogenase dar glukosa darah normal mungkin tidak terjadi atau ditiada-
(lihat Gb. 73-2);peran serta ini dan tidak adanya toksisitas tia- kan sesudah beberapa jam puasa. Pengamatan ini cocok de-
min m"rupakan dasar pengobatan tiamin yang kadang-kadang ngan penurunan simpanan glikogen hati. Analisis biokimia bi-
digunakan untuk asidosis laktat yang tidak sembuh-sembuh. opsi jaringan hati menunjukkan bahwa kurang dart l,5Vo berat
Respirasi pernapasan dalam varietas Kussmaul akan mem- hati basah dapat berupa glikogen (normal: 2-6%).
beri kesan asidosis metabolik akut karena asidemia hiperlaktat Pemberian galaktosa menghasilkan penambahan normal
(lihat Bab 53). Jika tidak dikoreksi, asidosis dapat menimbul- dalam kadar glukosa darah yang tidak teramati sesudah pem-
kan koma, gagal pernapasan, kolaps kardiovaskuler, insufisi- berian fruktosa, gliserol atau alanin. Bahan yang terakhir ini
ensi ginjal, dan kematian (lihat Bab 53). dapat menghasilkan hipoglikemia dan asidosis faktat akut; uji
toleransi dengan menggunakan bahan-bahan ini harus dihin-
Asidemia hiperlaktat terjadi pada defek-defek metabolisme
dari. Puasa selama lebih dari 10 jam dapat menyebabkan hipo-
kalbohidrat yang mengganggu konversi piruvat menjadi glu-
glikemia dan asidosis laktat. Tanda klinis dapat menyerupai
kosa melalui jalur glukoneogenesis htau menjadi CO2 dan air
"hipoglikemia ketotik" (lihat Bab 77). Defisiensi fruktosa-1,6-
melalui enzim mitokondria siklus asam sitrat. Kadar asam lak-
difosfatase yang tidak diobati merupakan penyakit yang serius
tat darah harus ditentukan pada bayi dan anak dengan asidosis
dengan prognosis jelek. Pertumbuhan dan perkembangan ada-
yang tidak terjelaskan, terutama jika kesenjangan amnion (li-
lah normal jika diet dipertahankan bebas fruktosa, sukrosa, dan
hat Bab 53) dalam darah lebih besar daripada l6 mM.
sorbitol dan secara pantas dibatasi dalam lemak dan protein.
DEFISIENSI GLUKOSA-6-FOSFATASE. cSD I hanya meru- DEFISIENSI DEKARBOKSILASE PIRUVAT. Enzim ini juga
pakan salah satu dari 12 tipe glikogenesis yang disertai dengan ditandai komponen piruvat dehidrogenase atau enzim pertama
asidosis laktat yang bermakna, Pada kebanyakan penderita, (E1) kompleks piruvat dehidrogenase. Awitan neonatus diser-
akibat asidosis metabolik berulang berkepentingan klinis kecil, tai dengan asidosis laktat yang mematikan, lesi kistik substansi
tetapi pada beberapa anak merupakan keadaan yang mengan- putih, agenesis korpus kallosum dan defisiensi enzim yang pa-
cam jiwa. GSD I dibahas lebih lanjut pada Bab 73.5. ling berat. Awitan infantil dapat mematikan atau disertai de-
DEFISIENSI FRUKTOSA-I,6-DIFOSFATASE. Bayi ini adalah ngan retardasi psikomotor dan asidosis laktat kronis, anomali
bebas gejala selama dietnya terbatas pada ASL Jika mereka otak dan lesi kisrik, patologi khas penyakir Leigh barang otak
mendapat formula atau makanan yang mengandung fruktosa dan ganglia basalis, dan sejumlah aktivitas enzim yang lebih
atau sukrosa, pada mereka berkembang serangan hipoglikemia besar daripada aktivitab enzim pada penyakit neonatus. Anak
intermiten, syok, koma, konvulsi, dan asidosis metabolik kare- yang lebih tua, biasanya anak laki-laki, mungkin kurang men-
na hiperlaktikasidemia. Pada interval bebas-gejala, pemeriksa- derita asidosis, aktivitas enzim lebih besar, dan manifestasi
an fisik mungkin normal kecuali untuk hepatomegali. Jika ataksia dengan diet karbohidrat tinggi. Intelegensi mungkin
73 I Defek pada Metabolisme Karbohidrat 481

normal. Semua penderita tua dapat mengalami dismorfologi dari dua piruvat karboksilase hati. Aktivitas dari tiga enzim
wajah serupa dengan sindrom alkoholjanin. glukoneogenik lain adalah normal.
Pengobatan dengan tiamin telah mencegah episode asido-
DEFISIENSI DlHlDROL|POlL TRANSASETILASE. Enzim ini
sis metabolik akut dan mengendalikan defek biokimia pada
disebut enzim kedua (Ez) pada kompleks piruvat dehidroge-
beberapa penderita tetapi tidak mengenai hasil akhir klinis.
nase, dan satu-satunya penderita yang dilaporkan yang dapat
Terapi dengan biotin dan asam lipoat tidak efektif.
menderita defek ini adalah anak laki-laki umuf 9 tahun dengan
DEFISIENSI PIRUVAT KARBOKSILASE AKIBAT DEFISIENSI
r..ardasi motorik dan mental yang berat. Kadar piruvat dan
HOLOKARB0KSILASE SINTETASE ATAU BIOTINIDASE. Lihat
laktat darah normal bila penderita sedang puasa, tetapi naik
juga Bab 71.6.
dua kali kadar kontrol pada 2 jam sesudah makan normal. Diet
Defisiensi salah satu dari enzim metabolisme biotin meng-
tinggi karbohidrat tetapi bukan iemak (masing-masing 65%
akibatkan defislensi sekunder piruvat karboksilase (dan kar-
dan 15Vo) mempercepat asidosis laktat berat. Diet tiamin tidak
boksilase yang membutuhkan biotin lain sefta reaksi meta-
mempunyai pengaruh. Dua saudara wanita penderita mening-
gal dengan asidosis laktat berat; otaknya sangat defisien bolik) dan pada gejala-gejala yang terkait dengan defisiensi
masing-masing juga pada ruam kulit, asidosis laktirt, dan alo-
mielin, tetapi tidak ada tanda-tanda demielinasi aktif. Biakan
pesia. Perjalanan defisiensi biotinidase dapat lama, dengan
fibroblas kulit anak laki-laki telah mengurangi aktivitas kom-
eksaserbasi berulang-ulang asidosis laktat kronis, gagal tum-
pleks piruvat dehidrogenase; aktivitas piruvat dekarboksilase
normal. Karena kompleks u,-ketoglutarat dehidrogenase tidak buh, dan hipotonia yang menyebabkan spastisitas, letargi,
koma dan kematian. Gejala awal jenis ini pada satu penderita
cacat dan karena ada data bahwa kompleks ini meliputi enzim
yang serupa jika tidak identik E3 kompleks piruvat dehidroge- dengan defisiensi biotinidase membaik dengan biotin oral, 10
nase, dapat diambil kesimpulan bahwa E2 mungkin cacat.
ng/24 jam. Pada saudara-saudara berikutnya diagnosis jelas
dengan penemuan kurang dari 5Vo aktivitas biotinidase normal
DEFISIENSI DIHIDROLIPOIL DEHIDROGENASE. Manifestasi pada darah talipusat. Terapi biotin mencegah perkembangan
kLinis defisrensi enzitn ke.tiga (Es) kompleks piruvat dehidro- gejala-gejala yang dapat dilihat. Karena pengaruh kuratif bio-
genase ini berat dan meliputi letargi, hipertonia, iritabilitas, tin pada keadaan mematikan lain, anak dengan gejala-gejala
atrofi optik, refleks hiperaktif dengan hipotonia otot, spastisi- yang cocok, terutama anak dengan asidosis laktat dan/atau
tas tungkai bawah, pernapasan tidak teratur, dan stridor laring. ruam kulit yang tidak terjelaskan harus mengalami pemeriksa-
Asidosis laktat menetap tidak terkoreksi dengan diet tinggi tia- an biotinidase serum meskipun kenyataahnya penyakit terse-
min atau lernak. Episode hipoglikemia dapat disembuhkan de- but jarang. Penyakit dapat diduga seperti ketergantungan
ngan alanin. Ada riwayat keturunan sedarah. biotin. Terapi biotin harus dipertahankan seterusnya.
Pnemuctn lab o rato riunr meliputi kenaikan kadar piruvat,
e STATUS DEFISIENSI KARNITIN (lihat juga Bab 72.1). Status
laktatase, dan o-ketoglutarat darah. Uji fungsi hati dapat nor- ini dapat muncul dengan serangan berulang asidosis metabolik
mal. Aktivitas dihidrolipoil dehidrogenase dalam jaringan da- berat (asidemia laktat dan piruvat), hipoglikemia, dan hepa-
pat serendah 5Vo dafi normal. Aktivitas kompieks piruvat de- tornegali. Kardiomegali mungkin ada. Penderita yang tidak
hidrogenase (tetapi bukan Er) dan kompleks cx-ketoglutarat diobati dapat meninggal selama serangan atau berkembang re-
dehidrogenase dalam hati, otot, otak, ginjal, dan fibroblas kulit tardasi psikomotor menetap, tetapi koreksi asidosis dan gluko-
.juga turun. sa intravena dapat menghentikan krisis, biasanya dalam 12-24
Patologi otak pada satu bayi menunjukkan ada rongga dan jam. Kadar karnitin dapat turun dalam serum, hati, otot dan/
tidak ada mielinasi dalam ganglia basalis, talamus, dan batang atau jantung. Pemberian L-karnitin, teriadi isomer secar2
otak sehingga menyerupai sindrom Leigh. alamiah, bermanfaat pada beberapa tetapi tidak semua pende-
' DEFISIENSI PIRUVAT KARBOKSILASE. Manfestasi klinis
rita. Pemberian Dl-karnitin adalah tanpa manfaat dan dapat
membahayakan.
defisiensi ini bervariasi dari hipoglikemia pada masa bayi
L-Karnitin disintesis dalam hati dari lisin dalam empat ta-
sampai tidak adanya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis sela-
hap enzimatis. Tiga tahap pertama dapat juga dilaksanakan da-
ma umur 1 tahun pertama. Biasanya retardasi psikomotor men-
jadi nyata pada usia satu tahunpertama dan mungkin berat dan
lam otot dan jantung. Hasil pendahulu karnitin diangkut
melalui darah ke hati, tempat sintesisnya disempurnakan. L-
progresif, memuncak pada kematian. Tanda klinis meliputi
karnitin terakhir dikembalikan ke dalam sel otot dan jantung.
muntah, iritabilitas, letargi, retardasi motorik dan mental pro-
Pada sisi luar membran sebelah dalam mitokondria, enzim
gresif, hipotonia, hiporefleksi, gerakan mata abnormal, atrofi
karnitin palmitoil transferase I (CPT I) membentuk ester asam
optik, ataksia, dan konvulsi. Mungkin ada riwayat retardasi
lemak-karnitin. Ester ini dipindahkan ke dalam mitokondria
psikomotor dan kematian saudara-saudaranya yang tanda-
tempat CPT II memecah ester, membebaskan asam lemak un-
tanda klinis dan patologis memberi kesan sindrom I eigh atau
tuk produksi energi oleh oksidasi B. Karnitin keluar dari mito-
tidak terdiagn osis (undia gno s is).
kondria untuk memulai siklus pemindahan asam lemak beri-
Penemuan laboral:orium ditandai dengan kenaikan kadar kutnya. Karnitin sangat diperlukan pada pengangkutan asam
laktat, piruvat, dan alanin darah. Protein cairan serebrospinal lemak dari sitoplasma ke dalam mitokondria. Bayi perempuan
dapat naik. Pada satu penderita, walaupun ukuran hati normal, baru lahir dengan defisiensi CPT II yang ditemukan dalam
glikogen dalam hati dan otot naik; ada kenaikan normal kadar jantung, hati, otot dan fibroblas meninggal pada usia 5 hari de
gula darah pasca pemberian glukagon. ngan ensefalokardiomiopati, hepatomegali, hipoglikemia, de-
Diagnosis didasarkan pada peragaan defisiensi piruvat kar- fisiensi karnitin, dan asidosis. Ia tampak normal pada usia 2
boksilase dalam hati; defek parsial telah dilaporkan pada satu hari pertama. mungkin hidup menghabiskan simpanan gliko-
482 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

gen jaringannya. Namun, masuknya asam lemak ke dalam mi- dehidrogenase fosfatase dilaporkan kurang dalam hati dan otor
tokondria terganggu dan produksi energi tidak dapat diper- tetapi tidak di dalam otak anak ini. didasarkan pada pengamat-
tahankan ketika glikogen telah kosong. Bayi laki-laki dengan an bahwa penambahan kalsium pada homogenat hari menaik-
defisiensi CPT II yang ditampakkan pada fibroblas tampak se- kan aktivitas piruvat dekarboksilase pada penderita dengan 4Vo
hat sampai umur 3 bulan ketika ia mengalami episode letargi, dan pada kontrol dengan 50%. Defisiensi dari pengaktif fosfat
kejang-kejang, hipoglikemia dan henti pernapasan yang kare- ini telah dilaporkan pada anak laki-laki lain umur 7 bulan yang
nanya penderita ini ditemukan. Ia meninggal mendadak pada padanya penemuan biopsi otak sesuai dengan sindrom Leigh.
usia 17 bulan.
ASIDOSIS LAKTAT lD|OPAT|K KONGENITAL. Diagnosis ini
Status defisiensi karnitin dapat berada sebagai defisiensi harus dipikrrkan bila ada pernapasan berat pada bayi yang di-
karnitin primer, yang adalah akibat dari defek dalam meta- sertai dengan asidosis metabolik karena asidemia hiperlaktat.
bolisme karnitin sendiri, atau lebih sering sebagai defisiensi Hati dan limpa dapat membesar. Konvulsi, hipoglikemia. re-
karnitin sekunder, yang didapat sebagai akibat beberapa kea- tardasi psikomotor, dan cedera neurologis biasanya menyebab-
daan iain. Pada defisiensi karnitin primer, kadar karnitin dalam
kan kematian pada masa bayi walaupun pemberian diet tiamin,
serum jaringan sdperti hati, otot atau jantung biasanya sangat
biotin, steroid, asam lipoat, dan agen-agen lain. Ketahanan hi-
menurun. Defisiensi karnitin dapat ter.jadi pada defisiensi CPT
dup jangka lama pada beberapa keadaan adalah mungkin.
II, yang mana ester asilkarnitin dibentuk secara normal oleh
CPT I tetapi kemudian tidak dipecah oleh CPT II yang kurang
Ada kenaikan kadar serum piruvat, laktat dan alanin, juga
asam amino lain. Penemuan autopsi serebral dapat menunjuk-
sempurna dan diekskresikan bersama dengan kehilangan bagi-
an karnitin (lihatBab 72.1).
kan degenerasi spons berat dan tidak ada mielinasj, atau
mungkin hanya ada kelainan sedang atau ringan.
Pada defisiensi karnitin sekunder, kadar karnitin menurun
dalam serum dan/atau jaringan karena kehilangan karnitin Berbagai defisiensi pada aktivitas enzim, termasuk defisi-
mungkin terkait dengan berbagai keadaan. Keadaan-keadaan ensi yang dilaporkan dan defek pada kompleks rantai perna-
ini dibagi dalam 2 kelompok: (l) mereka yang dengan se- pasan mitokondria dapat menyebabkan asidosis laktat. Rantai
makin meningkatnya atau berkurangnya masukan karnitin, dan pernapasan menghasilkan ATP dan NADH atau FADH2 dan
(2) mereka yang dengan akurnulasi ester karnitin yang dieks- meliputi lima kompleks spesifik (I-NADH-koenzim Q re-
kesikan dalam urin, mengalirkan karnitin tubuh. Kelompok I duktase; II-suksinarkoenzim Q reduktase; III-koenzim
meliputi sindrom Fanconi ginjal, glikogenosis tipe XI, sistino- QHz sitokrom C reduktase; IV-sitokrom C oksidase;
sis, sindrom Lowe, diet suboptimal, dan dialisis ginjal. Kelom- V-ATP sintase). Setiap kompleks disusun dart 9-25 protein
pok 2 meliputi defek pada oksidasi B asam lemak, berbagai individu, dikode oleh DNA nukleus atau mitokondria (di-
jenis asidemia organik, dan pengobatan dengan obat antikon- wariskan hanya dari ibu dengan pewarisan mitokondria;. De-
vulsi asam valproat, yang diekskresi dalam urin sebagai ester fek demikian menghasilkan asidosis laktat kronis pada anak
valproilkarnitin. atau dewasa dan biasanya didiagnosis dengan analisis oksida-
Bahaya utama yang diajukan oleh defisiensi karnitin pri- tif fungsi mitokondria biopsi otot. Beberapa defisiensi menye-
mer dan sekunder adalah ancaman terhadap pemindahan asam rupai sindrom Leigh, sedang yang lain menyebabkan miopati
lemak ke dalam mitokondria dan karenanya terhadap oksidase infantil seperti MELAS (ensefalopati mitokondria, miqrati,
B dan produksi energi. Berapa luasnya ancaman ini dapat dire- asidosis laktat, dan episode seperti srroke). MERRF (epilepsi
dakan dengan pengobatan karnitin tergantung pada kerusakan mioklonus, dengan serabut merah compang camping), dan sin-
tempat dan mekanisme yang mendasari pengurangan karnitin. drom Kearns-Sayre (oftalmoplegia, asidosis, degenerasi retina,
Sekarang, efek samping pengobatan karnitin jarang dan terba- blokade jantung, miopati, protein CSS tinggi). Pada penderira
tas pada diare dan bau tubuh amis. Karenanya, sesudah penu- yang belum diperiksa secara sistematik, dengan tidak me-
runan karnitin telah ditemukan dalam serum dan/atau biopsi masukkan defek yang diuraikan sebelumnya, diagnosis asido-
jaringan, kita dapat memikirkan pengobatan anak dengan de- sis laktat idiopatik kongenital mungkin tidak boleh dibuat.
lisiensi karnitin primer juga sekunder dengan L-karnitin oral ENSEFALoPAT| NEKRoTTKANS SUBAKUT LEtcH (ENS).
dalam dosis terbagi sampai dengan 200 mg/kg/24 1am. Keadaan ini ditandai dengan kejang-kejang, retardasi psiko-
DEFISIENSI PIRUVAT DEHIDROGENASE FOSFATASE. De- motor, atrofi optik, hipotonia, muntah, gerakan abnormal, Ie-
flsiensi ini terdapat pada bayi laki-laki baru lahir yang mende- targi dan asidosis laktat (uga lihat Bab 548). Sulit untuk
rita asidosis metabolik dengan kadar Iaktat serum tinggi membedakan sindrom yang dapat dipercaya ini dari banyak
(sampai dengan 7 kali normal), piruvat (2 kali normal), dan defisiensi enzim yang disertai dengan asidosis laktat. Gliosis,
asam lemak bebas (3 kali normal). Tidak ada hipoglikemia kavitasi, dan proliferasi kapiler dalam batang otak, ganglia ba-
atau hepatomegali. Asidosis membaik bila masukan glukosa salis, dan talamus, yang merupakan kriteria penting untuk di-
bertambah dan masukan lemak dikurangi. Masa-masa stabili- agnosis patologis, dapat tampak pada CT sken. Lesi serupa
tas klinis dan asidemia hiperlaktat sedang, terganggu setiap be- dipandang sebagai khas telah ditemukan pada penderita yang
bera,pa hari oleh episode asidosis laktat berat. Kerusakan neu- menunjukkan menderita defisiensi piruvat dekarboksilase,
rologis nyata, dengan letargi, konvulsi, hipotonia, dan iritabili- atau, pada satu kasus, aktivitas piruvat dekarboksilase tidak
tas. Penderita meninggal pada usia 6 bulan. sempurna pada fibroblas kulit. Anak laki-laki lain yang
Komponen E,t piluvat dehidrogenase kompleks piruvat de- menunjukkan menderita ENS pada autopsi otak juga menderi-
hidrogenase ada dalam bentuk aktif maupun inaktif. Er diinak- ta defisiensi piruvat dehidrogenase fosfatase. penilaian pende-
tifkan bila ia difosforilasi oleh piruvat dehidrogenase kinase rita yang menyajikan gejala-gejala dan randa-tanda yang
bila ada ATP. Er dirangsang oleh kalsium. Aktivitas piruvat sesuai dengan sindrom Leigh harus meliputi pemeriksaan ak-
73 I Defek pada Metabolisme Karbohidrat 483

trvrtas enzim yang mengakibatkan asidosis laktat. Aktivitas ini menggambarkan kenyataan bahwa berbagai isozim glikogen
adalah normal pada anak laki-laki umur 22 bulan yan,9 mem- sintetase ada pada berbagai jaringan. Aktivasi sisrem unruk
punyai tanda-tanda serebral sindrom Leigh yang disertai de- sintetase glikogen adalah normal.
ngan kenaikan kadar cndorfin clan nolepinefiin dalarn carlan DEFISIENSI cLUKOSA-6-FOSFATASE (GSD la). pada GSD
sereblospinal (CSS) rlan cnkcfaiin pada ! ,rteks screhlal. la, aktivitas glukosa-6-fbsf'atase adalah tidak sempurna, da.
Tiuntin sernentaril clektiI ir11.1 ircht'r-iipl penijcrria tlengan kadar glikogen naik dalam hati. ginjal, dan usus. ManiJestcrst
sindrom Lcigh tetapr tidak pitle van_u liiin. Peuggunaannya k/llls diringkaskan dalam Tabcl 73 i . Hipotonrii ringan ka
dikesankan oleh iapolan hal'rwa ekstrak dalah. CSS dan urin dang-kadang juga dilaporkan pada [lSD Ia. ierapi pcn],akir tr
penderita ENS dihambat tiamrn pirolbsfat-adenosin trifosfhr dak mempunyar pengaruh prrnrcr pada otot. kar.cna otot nor-
t.,;fbril transferase. Tiamin clalam dosis farmakolo-eis mungkin malnya tidak rncncantlung ulukl';r,n-{lsl'auisc. Hipoglikcmia
telah men-gesampingkan penghambat ini. yun-u juga ditenukan mencolok riapat clitolcr':irr:jr rlr'n!rill hatk. pe nclcr.rta dengzrn ka-
dalanr urin sebanyak l}Vc dari orang yan-q secara klinis nor- dal glukosa dalah l0 nr-u/dl. dapat rnenampakkan perilaku
mal. normal. Hiperlipidemia (penghasil xanroma) dan asidemi hi-
Upaya untuk mengkoreksi asidemia hiperlaktat dengan perurat nyata ada. Pada orang dewasa yang terakhir ini
dikloroasetat, yang menghambat kinase yang rnenginaktifkan (asidemi hiperurat) menimbulkan encok (gout), yang harus se-
clehidrogenase piruvat (Er; lihat Gb. 13-2), dengan demikian cara tetap diobati. Ada gangguan sekunder fungsi trombosit,
mempertahankan aktivitas dehidro,eenase (Er), telah menladi yang dapat terjadi masalah perdarahan bila dilakukan biopsi.
trdak el'ektif pada anak dengan asidosis laktat 1,an-e tidak dike- Anak-anak muda dengan GSD Ia menderita hepatorne-ua|
tahui penyebabnya. yang mengesankan, tetapi keterlibatan hati dapar dengan rnu-
Asidemia hiperlaktat akut yang rnembahayakan jiwa dapat dah diabaikan pada orang dewasa yang terkena. pada penderi-
dikoreksi dengan infus intravena tris-hidroksimetil ttnin.orne- ta dengan GSD Ia, ginlal membesar sedang terapi sesuai
rair (THAM), yang menghindari kelebihan beban natrium ka- dengan pemeriksaan roentgenografi, yang membantu membe-
rena pemberian natrium bikarbonat. Pengobatan ini tidak me- dakan GSD Ia dari GSD III. yang ukuran ginjalnya normal.
ngubah prognosis yang 1elek pada sebagian besar keadaan Pemberian galaktosa atau fiuktosa tidak menimbulkan ke-
yan-e dihubungkan dengan keneikan kadar asam laktat dan pi- naikan kadar glukosa darahl uji roleransi dengan gula ini tidak
ruvat. boleh dilakukan karena gula dapat menyebabkan asidosis be-
rat. Pemberian glukagon intravena tidak disertai dengan kenar-
kan normal glukosa dalam darah, tanpa memandang seberapa
7 3. 5 Peny akit P enyimp anan Glikoge n penderita sekarang mungkin telah makan. Uji toleransi gluka-
gon karenanya dapat membedakan antara GSD Ia dan GSD
Penyakit ini adalah akibat dari kelainan metabolik yang III; pada yang terakhir glukosa darah akan bertambah jika
menimbuikan kadar atau struktur glikogen abnonnal. Penyakit glukagon diberikan 2 jam sesudah makan. Pemberian epine-
penyimpanan glikogen (gh,cogen storal.ge disease IGSD]) atau frin subkutan tidak mempunyai manfaat melebihi uji toleransi
glikogenosis dapat diklasifikasikan menurut defek enzim yang glukagon dan dapat menghasilkan efek samping yang tidak
dikenali atau kadang-kadang menurut tanda-tanda klinis (Ta- enak.
bel 73-1). Pemisahan tipe GSD baru berguna pada klinisi jika Asidosis laktat akut dapat berulang dan merupakan masa-
sifat-sifat klinis atau biokirnia cukup berbeda untuk memung- lah yang membahayakan. Shunt portakava telah dianjurkan
kinkan pengenalannya pada penderita yang akan datang. Gam- untuk pencegahan dan pengendaliannya. tetapi tidak ada pen-
bar 73-3 menggambarkan jalur metabolik yang relevan. derita yang telah mendapat manfaat dari pembedahan. yang te-
DEFISIENSI GLIKOGEN SINTETASE (GSD O). Konvulsi di lah dipersulit dengan penurupan anasromosis dan perkem-
pagi hari yang disertai dengan hipoglikemia merupakan gejala- bangan sirosis atau ensefalopati. Penderita yang dengan kea-
gejala khas keadaan ini. Ada hiperketonemia terkait tetapi ti- daan ini sulit dikendalikan dapat diratalaksana secara berhasil
dak ada hepatomegali. Hipoglikemia tampak selama masa tan- dengan pemberian makan malam hari terus-menerus melalui
pa makanan dan tidak berespons pada pemberian glukagon. pipa nasolaring arau gastrostomi. Keberhasilan terapeutik juga
Sesudah pemberian glukosa, kadar glukosa darah tetap naik le- telah dilaporkan dengan minum larutan tepung jagung yang ti-
bih lama daripada biasanya. Diagnosis harus dibuat dengan ce- dak dimasak berulang-ulang setiap hari. Dengan regimen diet
pat, karena episode hipoglikemi dan retardasi mental dapat demikian, anak tumbuh secara memuaskan, hepatomegali dan
dicegah jika penderita seing diberi makanan yang kaya prote- penyakit ginjal (hiperfiltrasi, sklerosis segmental serempar,
in. Gambaran klinis serupa dengan gambaran hipoglikemia ke- dan fibrosis interstisial) mengurang, dan hipoglikemia serta
totik (lihat Bab 77), dan penderita dengan diagnosis terakhir asidosis laktat menjadi dapat ditatalaksana. Namun, bila pem-
dapat menperoleh manfaat dari pemeriksaan glikogen sintetase berian makan melalui pipa gastrik dihentikan, toleransi pra-
hati. Hiperglikemia persisten dan kenaikan dalam kadar laktat pengobatan hipoglikemia mungkin telah hilang. Hipoglikemia
serum scsudah pemberian glukosa akan menunjukkan hiper- pascapengobatan akibat penyakit dapat mengakibatkan kon-
-sl
i kemia den gan kemungki nan defi sien si glikogen si ntetase. vulsi. Sering makan mempunyai pengaruh serupa dengan
Aktivitas glikogen sintetase dalam hati kurang tetapi nor- pemberian makan pipa gastrik dan dapat cukup untuk pengen-
mal dalam otot dan sel darah putih serta sel darah merah. Ka- dalian klinis. Ketika penderita semakin tua, masalah-masalah
dar glikogen rendah (kurang dari 2Vo) tetapi tidak ada dalam metabolik menjadi kurang berat dan dapat dengan lebih mu-
hati dan normal dalam otot. Perbedaan keterlibatan jaringan dah ditatalaksana.
484 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

TABEL 73-1 Tanda-tanda Penyakit Penyimpanan Glikogen, Tipe O-XI (GSD 0-XI)

Distribusi Jaringan
Defisiensi U;zim dan Gejala.ge.iala dan : Keterangan
.TipC,:Efitiimry g?ettsna
,i:#likogenrBgiil$bjhen { Hfit:isnatm# Nama-tnma AtteiiiUl
GSP,0=.," ii '
Atikogen
,,

sintUtASe
Had tetapi bukan otot (aringan
lain tidak dianalisis): pengo-
Hipoglikemia puasa: hiperglike-
mia memanjang sesudah ma-
i e;ndiffi$ii-t;* i
meyakinkan diperagakan pada
songan glikogcn dilam hati; kan atau pemberian glukosa: dua keluarga yang tlaat rer.tair;
giikogen sintetase hati kurang retardasi mental pascakonvu lsi diagnosis awal dan pengobatan
dari2Va normal, tetapi bebera- hipoglikemia ini Oihin- diet penting untuk pencegahan
pa glikogen lrati (l7o) dapat -bila
dari dengan sering makan ma- reurdasi; beberapa anak dengan
diperagakan. tinin taya-protei n. perkem- ''hipoglikemia kerotik" dapar
bangan psikomotor dapat nor- menderita GSD 0.
rnal.
G-.SDIa',r, , .' Hati. ginjal, usus: sering dirernu- Hati dan ginjal membesar; "wa- Penyakit Von Gierke, glikolisis' he.
':, Giukida.e=rairitasb kan glikogen intranuklear pada jah boneka", pertumbuhan ter-. patorenal, tidak ada keterlibatan
organ-organ ini tidak diagnos- hambat, perkembangan menial orot skelet atau jantung,- atau leu-
tik; tnakan malam hari terus normal I kecenderungan men- kosit atau: biakan .fi broblas kulit
menerus dengan pipa atau jadi hipoglikemia, asidosii lak- ( glukoia-6-fosfatase
tidak secara
pompa meringankan gejala tat. hi perlipidemia, asidenria normal ada pada jaringan ini)
klinis; s/rlnt [onataua ter- hiperurat, encok (gout). perda-
isiko dan secara klinis tidak rahanl galaktosa lV* atau fruk-
memuaskan: pengobaun dc- tosa tidak diubah menjadi
ngan fenetoin alau fenobarbinl glukosa (hati-hati: uji ini dapat
tidak efekrif. mempercepar asidosis) :'gagal
ulry tidak ada kenaikan pada
glukosa darah sesudah epine- : I t|tli- j:::l LL:ti:::it;<

frin SCf atau glukagon IV; l=i


.".:
katekolami n urin normal;
prognosis cukup sampai baik.
SSD trb,,;--., r,,,.l.. Aktivitas glukosa-6-fosfatase Cejala-gejala adalah seperli O"f .t p"nguntuLun untut
=tl
Akrivitas in virro glukosa-6- normal pada hornogenat hati gejala-gejala GSD Ia: lagipula,
gf u-
kosa-6-fosfat pada membran
loslatase normal. telapi beku tetapi ridak dlprt dipera- sering neutropenia mikrosom
iranslokase kurang gakan pada homogenat iso-
tonisjaringan hati segar yang
belum pernah dibekukan .
CSD lc Aktivi tas glukosa-6-fosfatase Penderita. anak peibmpuah umur o.ir, p"ng*gk"r* r"n"r-.."r-
Akti vitas gl ukosa-6-los latrse normal pada hornogenat hati I1 tahun, menderita hepato- . ganiI pada membran mltrosoin
in virro dapar diperagakan yang dibekukan telapi defisicn megali, diabetes rapuh, sering --
pada homogenar jaringari hari hipoglikemia ' ,

scgar isotonis yang belum per- :i


nah dibekukan
GSDlla. b Pada bentuk klasik yang memari- Secara klinis normai pada saat P enyaki t Pompe. gt i kogeryos i i
Asam lisosomal o-glukosi - kan. inlanril (GSDtlat, kadai lahir, meskipun kardiomegali me nj i I s, u 6. f i ko ge no is j an -
1 s:

dase (aktivita.s asam s-'I,4- glikogen berlebihan pada se- minimal, EKG abnormal*, tr.rng; diagnosis prenatal dalam
dan s- 1,6 glukosidase ku- mua organ yang diperiksa: dc- glikogen j aringan bertambah, beberapa hari se-sudah amniosin-
rang: yang terakhir dapar fi siensi aiarn a-glukosidase lisosom abnoimal dalam hati tesis dengan perigaan mikroskop
dipikirkan dcbratil te r adalah mcnyeluruh pada satu dan kulir, dan defisiensi asam elektron lisosom abnormal dalam
glikogen lisosom.l penderita: pada yang larn asam a-glukosidaSe dapat diperaga- sel cairan arynion yanfi tidak
a-glukosidase ginjal notma! ; kan pada saar lahir. Dalam be- dibiak:kan; unruk diagnosis pre-
cairan amnion (berbeda de. berapa bulan, hipotonia nyata, natal dengan analisis enzim, sel
ngan biakan cairan sel amnion.y kardiomegali Uerir. heparo- cairan amnion dibiakkan, yang
mengandung aktiviras asam megali sedang; perkembangan juga menunjukkan lisosom ab-
a-gl ukosidase walaupun janin mental normal; kematian bia-
menderita penyakit.
lanyq pada masa bayi (CSb ^::'T"r.'
GSD IIa: bintuk in"fairil 1,ong ir-
IIa). Kasus dengan keterlibatan nxaltKan
otot dan hati ietapi ranpa kar- , r .t
GSD Ilb: beilii juvenii--dr*^o
diombgali diuraikan pada anak
dan orang dewasa tCSl ttOl. tiinb t:= iiij,::::.:=t !t'$ji=
,11::i::=:iiii:i
Glukosa darah normal bere- ,.
'ilri-::=ri
spons pada glqkagoni kareko- t,,.:::itLt
,,iiirii.,:,i:$.,rli
lamin urin normal. 'r,t :ii::
lllr!:iil.i: Ail I i
11ai::.:::::::
73 I Defek pada Metabolisme Karbohidrat 485

TABEL 73-1 Tanda-tanda Penyakit Penyimpanan Glikogen, Tipe O-XI (GSD 0-XI) (lanjutan)

qsnfX!-;j'-,",
:,.,Amil i :; I{a,tiJl1b{ tNi luilgli n'la.in-Iirni: Hepatomegali sedang sampai D ikst rinos i s t e rbatas, gl ika ge n os is
Sida$g dalarn berbagai kombinasi; nyatal ridak ada hipotonia debrancher. penyakit Cori. pe-
a6''.-l diberi nama ripe lllA sampai
,,::;. i ffi?"i11lid-e-b.iail bfitl sampai hipotonia seclang; tidak nyakir Forbes; diagnosis prenalal
dengan Dl biakan sel cairarr ada kardiomegali sampai kar- dengan pemeriksaan enzim
diomegali sedang. EI(C jaring

ffi
amnion mempunyai abnor- biakan sel cairan amnion mudah
abnonnal; tidak ada asiclosis. dikerjakan retapi mungkin ridak
hi poglikemia. atau hiperli- diperl ukan. karena perjalanannya
pemi a: glukagon menghasil kan bgnignerbtaSa
kenaikan normal dalam gluko-
sa darah sesudah rnakan tetapi
tidak sesudah puasa; perkem-
bangan mental normal: kega-
galan hati atau janrung jarang; ,,t11,',,11'111:,,:,':'' l:)lill= t,]
, .."-rj':!.t= t:'.,tti r.
kalekolamin urin normal; ]

prognosis cukup sampai baik ti


t.ttl'=t ,, ,ttl,-' .-
GSD,IV, ,;rr;::;,i ij Menveluruh (?): kadar rendah H.paiorpt.noregali, asi tes, siro- At n i lopekt i nos is, gl i ko ge
ios i s b ran -
]

Amilo- 1.4+1.6- sampai normal glikogen struk- iis, gagal hati; pelkembangan che r, pe nyaki t Ande rsen: diagno-
transglukosidase,"enzi m tur abnormal lmolekul seperti mental normal; kemarian pada sis prenatal'penyakir yang tidak ]

brancher" amilopektjn dengan titik-titik awal masa anak dapar diobati ini dapat dengan
. oahhriij dii ll9$,i, ,s.qdlfiifdart+ mudah dilikukan dan diLunjuk-
., pada norrna:Faft #lilio-gen bi- '
kan oleh"analisis enzim sel cairan
]

natang) : t:t::: ::
1, a#itio-,n-;.::!t, lli..=,;., ,,
' #u**
' ]

GSD.;V.',,,itt t., Otot skeletl hati dan miometrium Kelemahan dan kram sementara 'Sii'{t;t;';,M; rt"ii
,, = r u l

Defisiensi lbsiorilaie otot iti- normal otot skelel sesudah larihan. ti- ds.n:o.ro.t l tidalt t$.i.kenal fos-
dak ada foslorilaie otot dak ada kenaikan pada laktat iorl!ase otot jantung tidak
skelet kongenital I sistem daiah selama larihan fisik iske- diperiksa; diagnosis prenatal ri-
;,-psn g&tifl fo$forilasd tituh) nuk; geiala-lejala.ep.rti giit o- dak mu'dah dilakukan, ag-aknya
genosis tipe Vll; perkcmbang- tidak Lerindikari
?
an mental dan katekolamin
':
urin normall nantinya dikemu-
. dian hari mioglobinuria; prog-
tii:,!,itt ;i;;ji;i;;;-"'. nosis cukup sampai baik
GS :YI i
iHii t0{ sk$fp,g4#F Hepatomegali mencolok, tidak Tidak adanya hiperglikemia rerim-
. . siensifdlfulttaffiag1' :..-$ak$etttti:63#edififi mkidja***t
.. . ilOSIS
:, :.i;tiyij.l ,,: .: : "..r\ ..
ada splenomegali: tidak aOa hi-
poglikemia, asidosis. atau
bas glukagon membedakan CSD
VI dari CSD lX: yang terakhir
(sistem pengaktif fosfori-
'l -'i: "l ' r: :" '' hiperlipemia; tidak ada kenai- menunjukkan respons glukhlon
'

ffii*=
:GSD.v:x.l-;t,.'., ..'. ":::
kan glukosa darah sesudah
epinefrin subkutan atau gluka-
gon lV: perkembangan nienial
normal ; katekholamin urin
normali prognosis baik
normal; diagnosis prenatal tidak
mudah di lakukan;.mungkintdak
tenndikasi :,,..
.I
.:

Oto't let, e4tosi@a5la:$o:.,, Kelemahan sementara dan kram P e ny aki t Tarui: pemrunan berat
ti Fos.fodr iokina3e r'ij.r ii... ian awall iarinsan lain tidak otot skelet sesudah latihan akti vi tas fosfofrukiokinase pada
'=4i eii sa)i lid$k diketahui ttpa- fisik; tidak ada kenaikan pada otot skelet, ring'an dalam e;i-
kah biakan sel amnion terkena, laktar darah selama latihan trosit. tidak dilegakl,an pada ja-
teiapi diagnosis prenatal trdak fi sik iskemik; perkembangan ringan lain ; ketidakmampuan
tenno!Kasl mentii noimat ; gejala-gejala mungkin minimal
identik dengan gejala-gejala
glikogenosis tipe V; prognosis
baik
JD VIII ,11$;1$t*kl stb..tr.$.k-U.l'e,!,t., ,., Hepatomegali; ataksia trunkus, Masalah klinis yang menonjol dari.
Tidak ada delisiensi enzim
:
gli kogen serebral'bertambah : nistagmus. "mata berdansa" tiga penderita dengan diagnosis
"'tang.diF'd,?agaka*:ins@ mikroskopi elektion menun- - mungkin ada; penjelekan neu-- dugaan ini adalah penyakir de-
lase hati total normal tetapi ,.-:.,i;ikkanlehg.$,qgi'$i$a. rologis memburuk ke hiperto: 1
generatif otak piogresi f
kebanyakan adalah pada ;di{ldffi be iu.li:,rt}...i?.6.rL!,,.! nia, spastisitas. deserebrasi.
bentuk-bentuk inaktif tak- sil nder dan 5 U*s *On dan kematian; epinefrin dan
:

tivitas loslorilase hati me- norepinefrin urin tidak naik se-


ke|:ri.l grn . lama fase akut penyakit, tidak
3r+nh $p,iena
ten,Ofi pada luasnya akri- pada lase stasioner akhir
vasl roslonlasel ,.i,_,,'
486 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

'l-,A.tsEI- 73-l Tanda-tanda Penyakrt Penyrmpanan Glikogen, Tipe 0-XI (GSD 0-XI) (laniutan)

,Distribusi farirgau',
Defisibtrsi Enzimi'dtn Gejala.ggjlla dau ,Kdt-aranlin
l
Glikogqn Beflebihan Tanda. daKlinis Nbm q;h,him a Aket ia at17,

GSD lXa, b, c Hatil jar,lngtn ot@'dfmalrsecaia Aepatomegali mencolok, tidak Fqsfarilasehati dapal diikritkan in
De lisiensi losfori lase kinase biokimia (pada IXa dan IXb) ada splenomegali; tidak ada vitro dengan penambahan kinase
hati ikandungan fosforilase dan secara mikroskopis: diag- hipoglikemia atau asidosis: eksogen pada homogenat: delisi-
total normal tetapi pada nosis tidak mungkin dengan katekolamin urin normal; ke- ensi foslbrilase kinase o{ot pada
bentuk ticlak aktif. karena menggunakan Ieukosit; akti vi- naikan gula darah normal sesu- tikus tidak pada mitra manusia-
tidak ada losforilase kinase) tas fosforilase kinase hati dah glukagon IV arau epinefrin nya; respons glukagon normal
rerimbii-o-tiroksin pada satu SC, prognosis baik; pengobat- merupakan tanda yang membe-
penderira, tetapi tidak pada an mungkin tidak diperlukan dakan lawan CSD Vl; CSD lXa.
dua yang lain dari keluarga ("hcparomegali beni gna" dapar resesif autosom; GSD 1Xb. rese-
yang berbeda hilang pada awal rnasa de- sif terkait-Xl diagnosis prenatal
\\'rst ) tidak terperagakan
GSD X,'. .'-, *
, ,, Hati dan otot (organ llin titirk Hcp:;tomcgnli ntencolokl pende- Pada aktivasi in virr; f;sforilase
Kehilargan akrivitas siklik diuji). tcmuan-temuerr bioki- r:tr prda mulanya secara klinis penderitr rer.ladi il1 pa<ia keada-
3'5'-AMP-tergantung ki- mia identik dibuat pada dua lainnya nonnal. tctapi 6 rahun an pembriks tidak memeriu,
nase dallm otot dan mutig- spcsimen biopsi orot yang scsudah diagnosis nyeri otot kan -1'5'-kinase rergantung-AMP.
kin hati tkandungan lbs- dienrhil her.el,Lnc 6 trliun hr'rtrlanc ilngan: trdak cda kar- atau (2) sesudah homogenat orot
tbri.tase hati total tlan orot tli,.rmegirli ut;ru hipoglikemia: penderita telah diforrifikasi de-
skelet normal. tetapi enzim tidak uda kenaikan glukosa da- ngan otol tikus defisien-flosfo-
secara sempurna diakt il-ltan rah sesudah glukagon IV: satu- rilase kinase yang dipasok kinase
pada kedua organ; aktiviras satunya individu yang diketa- tergantung AMP: defek yang di-
loslorilase kinase 50% nor- hui mendcrita ini tidak mcn- hipotesiskan dibarasi terhadap
mrl. mungkin krrena ak- jadikannya tidak mampu' pada aktivitas kinase tbrg5ntung"sjklik
tii itas kinase teruantung- umur l2 tahun 3'5'-A M P yang memfosforilasi
315',-AMP) fosforilase kinase, fosforilasi ter-
gantung J'5'-AMP siklik lain
yang uruh
CSD XI Hati. atau hati dan ginjal Kecenderungan untuk asido.sis ; Otot biasanya tidak terkena;,GSD
Seinua aktivitas enzim yang pertumbuhan lerhtmbat mcn- XI dapat meliputi penderira de-
tliukur sekiLr.rrre rJalah nor- colok; rakitis resisten-vitamin ngan glikogenosis dengan berba-
mal (adenil siklase, kinase D il.arrg thpai diobati dengan gai delck enzirn: penderite
tergantung 3'5'-AMP, ibs- dusis ringgi vitamin D dan pe- menunju kkrn sindrom Fanconi
fbrilase ki n asc. lbsibri I ase namhahan lbslaL oral)l hiper- y
nonki s tinosi s g diSe-rtaite,
Je h rrtn cl r,, r' b ra r rcl te r. l i pr Jcmie. aminoasiduria ngan defisiensi karnitin sekundet
glu kusl-6- los i-:rtasc nenycluruh, galaktosuria, glu. (didapat)
kosulia. Ibstaturia; ukuran gin-
jal normall tidak adr kenaikan
glukosa darrh sesudah gluka-
gon IV atau epinefiin SC;
ekskresi siklik 3'5 -AMP urin
naik secara nyata sesudah
pemberian glukagon
*l\/
= pelnberian intravena
'igf
= pemberran subkutan
+EKG = elektrokardiografi

Pada GSD Ia, hepatosit mengandung banyak tetes-tetes GSD lb (Pseudo-GSD l). Secara klinis, GSD Ib trdak dapat
lipid yang berkisar dari ukuran yang lebih kecil daripada mito- dibedakan dari GSD Ia kecuali bahwa anak dengan GSD Ib
kondria sampai beberapa kali ukuran nukleus, dan nukleus mempunyai kenaikan insiden neutropenia, penyakit radan-{
sendiri seringkali mengandung glikogen. Glikogenosis nukleus usus, dan infeksi. Neutropenia berespons terhadap G-CSS. Ka-
dapat juga terjadi pada GSD III, pada diabetes mellitus, dan dar glikogen hati bertambah tetapi aktivitas glukosa-6_
pada penyakit Wilson. Penderita dengan GSD Ia mengalami fosfatase normal pada homogenat hipotonis yang dibuat dari
kenaikan insiden hepatoma. Pemeriksaan perut dengan ultra- jarigan hati beku. Namun, aktivitas menurun, pada homogenat
suara atau CT sken setiap 6-12 bulan dapat terindikasi. Diag- isotonik yang dibuat dari jaringan hati segar, yang cocok de_
nosis prenatal dengan menggunakan sel cairan amnion tidak ngan defek pada enzim GSD Ib yang mengangkut glukosa_6_
mudah dilakukan karena glukosa-6-fosfatase secara normal ti- fosfat melewati membrana mikrosom. Bukti lebih lanjut bah_
dak ada pada biakan fibroblas kulit; atau enzim tidak dapat wa varian GSD I ini terkait dengan defek pengangkutan intra_
dipera".rkan pada sel darah putih normal, seluler merupakan penemuan bahwa bila homogenat hati segar
73 I Defek pada Metabolisme Karbohidrat 487

5-ito
\ / ade'il---- Hormon (eg Glukagor' Eprnelfrn)
fd-rtddiesrerase\ / siklase
\ ,/
,. ili",ji"" f -:'s'+uc- losforilase
^nase
,r,aktr -\
/'Tdi ' ' \ i t [x] \
| \lnase rersaruns 3 51rMP srklklxll ]
\ / clukosa \ tostontase.kinesa /
"Debrcnch";;--::- ls)
\.roo""loan-arencrer \ ro",on,,s" r di otot 1

d:-:'rr;-m'u*
Ia'nar]
ts1

I
I laslaglukomutase
I Gru[osa-6Josfal
lrl
------]---1- Ctrro""
Gambar 73-3. Aktivasi jalur fosforilase dan glikolisis aerobik.
r qlukosa-b' Angka dalam kurung menunjuk pada tipe glikolisis yang aktivitas
I losfalase
t enzimnya sesudah angka tersebut adalah defektif. Berbagai tipe di-
GSD ll : defek enzim Lisosomal"
GSD Vlll : penyakit-SSS and fosforilase daftar pada Tabel 73- I .
hati inaktif | | iosrorrulror,nase ftflfl
GSD Xl Defek enzim tidak dikelahui
It
Fruktosa-1.6Josfal
li
it
Lakiat

dari penderitayang terkena diobati dengan deoksikolat, aktivi- kronis, dan kompresi bronkus oleh jantung yang besar menye-
tas glukosa-6-fosfatase normal; deoksikolat diketahui meme- babkan atelektasis. Kematian adalah karena kegagalan otot
cah membran mikrosom. pernapasan. Hampir tidak ada keadaan lain dimana terjadi kar-
GSD lc. Pengangkutan glukosa-6-fosfat ke dalam mikrosom diomegali dan kelemahan otot demikian pada bayi yang tam-
(yang adalah tidak sempurna dalam GSD Ib) secara normal di- pak normal pada saat lahir. Kadar glukosa darah normal,
sertai dengan pengangkutan fosfat anorganik pada arah yang sebagaimana uji toleransi dengan glukagon dan uji bahan kar-
berlawanan. Defisiensi pada pengangkutan fosfat ini telah diu- bohidrat lain.
raikan pada anak perempuan umur 1l tahun dengan diabetes GSD II merupakan satu-satunya penyakit lisosom pada
tergantung insulin (GSD Ic). Kadar glikogen hati adalah9,4%, glikogenosis; tipe GSD lain terkait dengan defek enzim yang
tetapi karena penderita sering mengalami serangan hipoglike- terletak dalam sitoplasma- Asam a-glukosidase yang kurang
mia, kenaikan kadar glikogen dapat akibat dari pemberian glu- merupakan enzim pemecah-glikogen yang terkait dengan
kosa terapeutis. Gambaran klinis penderita tampak serupa fraksi lisosom homogenat jaringan. Fusi lisosom primer de-
dengan gambaran sindrom Mauriac pada anak diabetes (lihat ngan vakuola autofag secara norrnal menciptakan enzim liso-
Bagian XXVI, Seksi 6). som (seperti o-glukosidase), kemudian lisosom sekunder da-
DEFISIENSI ASAM LISOSOM a-GLUKOSIDASE (GSD ll). Pe- pat menjadi bergabung dengan bahannya (seperti glikogen)
nyakit ini, yang manifestasi klinisnya diringkaskan pada Tabel yang seharusnya telah dipecah oleh enzim yang kurang sem-
73-i, terjadi pada sekurang-kurangnya dua varietas, satu yang purna. Disamping defisiensi enzim, kesalahan mekanisme li-
mengenai bayi (GSD IIa), yang lain yang mengenai anak yang sosom lain mungkin ada, seperti defek membran. Pada GSD
lebih tua dan orang dewasa (GSD IIb). Kedua varietas tidak IIa defisiensi asam lisosom a-glukosidase menghasilkan ve-
teryadi pada anggota keluarga yang sama. Pemeriksaan fibro- sikula intraseluler (apa yang disebut lisosom abnormal) berga-
blas menunjukkan bahwa penderita dengan GSD IIa, asam li- bung dengan glikogen (Gb.13-4) dalam sel hati, otot, .jantung
sosom u-glukosidase strukturnya berubah, sedang pada pen- dan kebanyakan jaringan tubuh lain. Aktivitas asam c-gluko-
derita dengan GSD IIb, jumlah enzim berkurang. Lisosom ab- sidase yang kurang juga terkait dengan pembentukan "lisosom
normal merupakan tanda morfologis GSD II, walaupun pada abnormal" terisi-glikogen dalam sel plasenta dan kulit anak
kesempatan yang jarang, vakuola intraseluler serupa ditemu- dengan penyakit sel-I (mukolipidosis tipe II, ML II; lihat Bab
kan dalam hati dan otot penderita dengan GSD III atau GSD 12.3).
IV. Gena untuk asam o-glukosidase terletak pada kromosom
Kenaikan kadar glikogen ditemukan pada banyak jaringan
1'7
anak yang terkena. Defisiensi enzim lisosom untuk degradasi
GSD lla. Ini merupakan bentuk klasik glikogenosis menye-
glikogen menjelaskan akumulasi glikogen terikat membran
luruh dan selalu mematikan, biasanya dalam 2 tahun sesudah
pada lisosom, tetapi tidak menjelaskan akumulasi glikogen
lahir. Anak yang terkena tampak secara klinis sehat pada saat
berlebihan dalam sitoplasma sel ototjantung dan sel otot.
lahir dengan tonus otot dan ukuran hati normal. Besarjantung
dan hasil-hasil elektrokardiografi (interval PR memendek, Kelebihan glikogen jaringan demikian tidak dapat menjadi
hipertrofi ventrikel) secara marginal abnormal. Namun, sesu- penyebab kematian. Normalisasi ultrastruktur hati secara kli-
dah beberapa minggu atau bulan di rumah, bayi menjadi flak- nis tidak bermanfaat untuk penderita, Pencangkokan sumsum
sid total. Pengisapan menjadi lemah, pernapasan dangkal, dan tulang pada anak laki-laki dengan GSD IIa mengakibarkan
siluet jantung sangat besar. Hati khas hanya membesar sedang. pencangkokan deretan sel darah, tetapi penderita meninggal
Penderita selalu siaga dan secara normal cerdas. Mulut terbuka karena GSD IIa 5 bulan setelah prosedur.
dan lidah menjulur ke depan, mungkin lebih karena lapar Diagnosis prenatal GSD IIa dapat dibuat dengan pemerik-
udara daripada karena makroglosia, menghasilkan ekspresi saan mikroskop elektron sel yang diambil dengan biopsi villus
wajah khas. Pneumonia aspirasi menimbulkan infiltrat paru korionik atau pada amniosentesis (lihat nanti).
488 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

dan tidak menimbulkan masalah klinis. Mungkin ada pneu-


monia berulang, tetapi prognosis jangka lama biasanya baik.
Kadar asam urat, laktat, keton dan lipid serum normal. Kadar
glukosa darah naikjika glukagon diberikan 2jam sesudah ma-
kan pada penderita dengan GSD III tetapi tidak pada mereka
yang dengan GSD I, sedang kadar glukosa darah terap sama
pada kedua glikogenosis bila glukagon diberikan sesudah pua-
sa semalam. Temuan-temuan klinis dan laboratorium ini mem-
bedakan GSD III dari GSD I.
Untuk "debranching" molekul glikogen, dua reaksi enzi-
matis perlu terjadi dalam rangkaian sesudah aktivitas fosfori-
lase telah mengurangi rantai-rantai luar molekul glikogen ke
dalam 4 unit glukosa 1,6 titik cabang. Reaksi pertama adalah
bahwa transferase memindahkan 3 unit glukosa dari rantai ca-
i bang luar pada rantai luar yang lurus. Molekul glukosa pada ti-
tik cabang menjadi terpajan dan dapat masuk ke aksi u-1,6-
glukosidase berikutnya, yang membuangnya. Baik aktivitas
transferase maupun o-1,6-glukosidase adalah kurang dalam
hati penderita dengan GSD III. Pada beberapa penderita ak-
tivitas transferase dalam otot mungkin lambat sedang aktivitas
u-1,6-glukosidase tetap normal. Pengaruh keseluruhan pada
hati atau otot adalah kehilangan aktivitas debrancher. Kedua
aktivitas enzimatik dapat tertahan dalam otot, defek terbatas
pada hati.
Gambar 73-4. Spesimen GSD IIa autopsi hati. "Lisosom abnormal" dengan
glikogen lisosom (partikel hitam terpampat rapat) ada di mana-mana, tetapi
Seringkali GSD III merupakan penyakit menyeluruh, dan
glikogen sitoplasma hilang. Tidak adanya glikogen sitoplasma menunjukkan kadar glikogen ditemukan naik dan aktivitas d.ebranching ku-
bahwa spesimen ini diambil sesudah kelapalan atau pengobatan epinefrin, atau rang pada setiap jaringan (yang diperiksa). pada GSD III
autopsi. M = mitokondria (Batarig: 2 pm). menyeluruh, kadar glikogen dalam otot dapat mencapai kadar
yang sama seperti pada GSD II, walaupun penderita yang per-
tama mungkin tidak bergejala dan penderita yang kedua ada-
lah sangat hipotoni. Pada GSD III, kelaparan menginduksi
GSD llb. Kelemahan otot skelet mulai pada umur yang le- pemecahan glikogen dalam 4 unit titik cabang. Glikogen de-
bih tua daripada mereka yang dengan GSD IIa. Pada beberapa ngan rantai luar pendek tersebut disebut dekstrin batas; kare-
pe;yakit sesuai dengan harapan hidup normal, walaupun ia nanya dekstrinosis batas ini merupakan tanda alternatif untuk
mungkin memerlukan gaya hidup yang menetap (duduk terus). GSD IIL Penampakan mikroskopis hati pada GSD III serupa
Pada penderita lain, kematian karena gagal pernapasan dapat
dengan penampakan GSD I kecuali bahwa GSD III menam-
terjadi selama dekade ke-3 atau ke-4. Tidak ada kardiomegali, pakkan pembentukan sekat fibrosa, glikogenosis nuklear lebih
dan elektrokardiogram normal. Diagnosis didasarkan pada pe-
luas, dan kekurangan tetes lipid intraseluler. Sirosis hepatis
meriksaan mikroskop elektron biopsi kuiit yang menunjukkan
biasanya tidak berkembang pada GSD III; sekat fibrosa biasa-
lisosom abnormal yang telpampat dengan partikel glikogen. n1,a tetap stabil.
Beberapa kasus tidak dapat dijelaskan atas dasar aktivitas
asam lisosom u-glukosidase yang kurang sempurna. Misalnya, DEFISIENSI AKTIVITAS "BRANCHER" (cSD lV). Defek ini
penderita umw 24 tahun yang meninggal karena hipertensi ditandai secara klinis dengan hepatomegali dan splenomegali.
yang tidak terkait menderita defisiensi asam u-glukosidase Fibrosis porta progresif menyebabkan sirosis hepatis, asites
yang cocok dengan GSD IIa. Kadar gltkogen naik pada semua dan kematian pada masa anak karena kegagalan hati. Pengo-
jaringan kecuali jantung, walaupun aktivitas cr-glukosidase batan dengan kortikosteroid dapat menginduksi remjsi semen-
jantung kurang. Otot jantung tampak normal pada mikroskop tara. Anak yang terkena merupakan calon transplantasi hati.
cahaya; mikroskop elektron kadang-kadang menunjukkan liso- Gejala-gejala hati disertai dengan penurunan kadar bukan-
som abnormal tetapi tidak kelebihan glikogen dalam sito- nya kenaikan kadar glikogen jaringan. Glikogen menyerupai
plasma. amilopektin, karena ia mempunyai lebih sedikit jumlah titik
DEFISIENSI AKTIVITAS "DEBRANCHER" (cSD III). Mani- cabang daripada normal. Ini mungkin merupakan akibat dari
fes,asi klinis diringkaskan pada Tabel l3-1.Pada GSD III, he- defisiensi enzim bercabang, walaupun kita akan mengharap-
patomegaii dapat sejelas seperti pada GSD I. Bila menyeluruh, kan defek enzim ini'mengakibatkan sintesis amilosa, polimer
gangguan ini juga mengenai otot dan jantung, tetapi salah satu glukosa tanpa titik-titik cabang. Sirosis mungkin akibat dari
organ dapat terlibat secara klinis sampai berbagai tingkat. Be- glikogen seperti-amilopektin, karena polimer glukosa ini seca-
berapa penderita menyerupai anak dengan distrofi muskuler. ra normal tidak ada dalam hati walaupun sementara. Dekstrin
Kelainan elektrokardiografi dan kardiomegali sedang biasanya batas GSD III mungkin tidak mempunyai pengaruh ini karena
ditemukan; ukuran ginjal normal. Penderita dengan GSD III ia adalah bentuk semsntara yang secara normal ditemukan se-
yang terbatas pada hati biasanya baik. Hipoglikemia jarang lama sintesis dan pemecahan glikogen.
73 I Delek pada Metabolisme Karbohidrat 489

DEFTSIENSI FoSFoRTLASE 0TOT (GSD V) (SINDROM daan dari GSD I juga dapat dibuat atas bukti klinis. Hepa-
McARDLE). Gangguan ini mempunyai spektrurn klinis yang le- tomegali dapat menyusut ketika anak semakin tua. Beberapa
bar, bervariasi dari hampir tidak bergejala sampai mioglobin- penderita dengan GSD VI menderita kardiomiopati yang tidak
uria berulang, serangan rabdomiolisis, dan nyeri otot terus- kentara dan tidak terjelaskan.
menerus. Nyeri otot dan kram sesudah latihan fisik yang me- Aktivitas sistem fosforilase hati yang rendah sesuai dengan
nandai GSD V dapat dibedakan dari kram otot akibat penye- tetapi tidak diagnostik GSD VI, karena aktivitas yang rendah
bab yang lebih sering dengan uji latihan fisik iskemik. dapat akibat dari sejumlah defek dalam sistem aktivasi fosfori-
Uji ini mernerlukan penggembungan manset tekanan darah lase. Diagnosis mendasarkan pada peragaan defisiensi dalam
pada lengan atas sampai diatas tekanan arteri. Penderita kemu- enzim fosforilase hati sendiri. Fosforilase leukosit dapat juga
dian diminta untuk memeras bola kulit dengan tangan lengan terkena tetapi tidak dapat dipercaya untuk diagnosis. Dengan
yang sama sekitar sekali setiap detik. Orang sehat akan dengan mikroskop cahaya, pembentukan sekat fibrosa terlihat pad-
mudah memeras 70-100 kali, dengan beberapa ketidakenakan daeral.r porta hati. Apakah perubahan ini.tetap stasioner atau
tetapi tanpa krarn otot atau gejala-gejala sisa sesudah pengem- menjelek menjadi sirosis pada masa dewasa belum diketahui.
pesan manset tekanan darah. Pada penderita dengan GSD V, Aktivitas fosforilase, kadar glikogen, dan gambaran histologis
kram otot mungkin membatasi pada pemerasan sampai 20-30 normal dalam otot.
gerakan. Bila manset dilepaskan, kram menetap, dengan ta- DEFISIENSI FOSFOFRUKTOKINASE 0T0T (cSD Vll). Gejala
ngan pada posisi tetani (pergelangan tangan melengkung, jari- GSD VII menyerupai gejala-gejala GSD V, tetapi nyeri otot
jari ekstensi) yang tidak dapat dikoreksi oleh penderita atau
dan klam sesudah latihan fisik mungkin lebih berat. Penyakit
oleh pemeriksa. Sesudah beberapa menit ada pengendoran ini telah ditoleransi oleh anak laki-laki muda yang bermain
kram bertahap, tetapi nyeri dapat menetap selama 24-48 jam. tenis untuk kesenangan.
Pada orang yang sehat, sampel darah yang diambil dari vena
Fosfofruktokinase adalah defisien pada otot skelet tetapi ti-
antekubiti yang iskemik selama latihan fisik menunjukkan ke-
dak pada hati; enzim ini hanya sebagian kurang sempurna da-
naikan laktat serum, suatu kenaikan yang tidak terjadi pada
penderita dengan GSD V karena ketidakmampuannya meng-
lam eritrosit. Karena enzim glikolitik utama ini mengenai
penggunaan glikogen maupun glukosa dalam otot, adalah
hasilkan laktat dari glikogen. Diagnosis GSD V juga telah di-
mengherankan bahwa defisiensinya dapat menyebabkan lebih
buat dengan menggunakan spektroskopi resonansi magnetik
sedikrt gejala daripada defisiensi fosforilase, yang hanya me-
dengan mengukur pH, ATP dan kadar fosfokrealin pascalatih-
ngenai penggunaan glikogen. Kadar glikogen dalam otot naik
an fisik aerobik dan iskemik. Diagnosis molekuler DNA dari
sedang, dan penyebarannya adalah subsarkolemma, seperf;
kromosom II menunjukkan pembatasan khas mutasi endonuk-
yang diamati pada GSD V dan GSD X.
lease; walaupun heterogenitas genetik, diagnosis adalah mung-
kin pada 90% kasus. Gambaran klinis sesuai dengan sindrom PENYAKIT OTAK PROGRESIF DAN DEAKTIVASI FOSFORI-
McArdle, termasuk rabdomiolisis berulang. juga telah terjadi LASE HAT| TANPA DEFEK ENZTM YANG TAMPAK (cSD Vilt).
pada penderita dengan defisiensi karnitin palmitil transferase. Hepatomegali tanpa hipoglikemia jelas segera sesudah lahir
Otot skelet adalah tanpa aktivitas fosforilase. Aktivitasnya pada satu dari empat penderita yang penyakitnya telah diurai-
dalam hati dan otot polos normal. Sistem aktivasi fosforilase kan. Namun, maniftstasi klinisnya, yang adalah unik untuk
utuh; penderita dapat mempunyai aktivitas fosforilase kinase 3 GSD VIII pada glikogenolisis dan ada pada semua empat pen-
kali normal. Kadar glikogen bertambah dalam otot tetapi bia- derita, terkait terutama pada sistem saraf sentral (lihat Tabel
sanya tidak di atas 4Vo. Secara histologis, banyak dari glikogen 73-l). Pada bayi dapat berkembang nistagmus dan mata ber-
yang berlebihan diendapkan dalam sitoplasma dibawah sar- putar, ataksia, dan tremor badan. Penderita menjadi hipotoni
koiema. Pada penderita dengan defisiensi fosforilase, energi dan kemudian spastis; spastisitas dapat menjadi berat. Secara
untuk kontraksi otot dapat masih disediakan oleh glukosa yang bertahap penderita kehilangan hubungan dengan lingkungan-
masuk miosit, yang dapat cukup untuk keperluan energi pada nya, menjadi tidak berespons dan terbaring di tempat tidur,
saat istirahat bila tidak ada gejala. Namun, kebutuhan energi terjadi kesukaran menelan, dan dapat meninggal karena aspi-
puncak, yang biasanya dipenuhi oleh pemecahan tambahan rasi pneumonia. Ekskresi epinefrin dan nonepinefrin urin da-
glikogen otot, tidak dapat dipenuhi pada GSD V karena defek pat naik. Uji toleransi glukagon normal.
fosforilase. Akibatnya adalah nyeri dan kram selama dan sesu- Kadar glikogen naik pada biopsi hati dan btak; dalam otot,
dah latihan fisik, dengan sedikit atau tidak ada proteksi asam kadar ini mungkin normal atau naik. Pada semua penderita,
laktat. Uji latihan fisik iskemik memperjelek keadaan karena mikroskopi elektron biopsi otak menunjukkan kenaikan jum-
mengganggu pasokan oksigen dan glukosa nonnal. lah glikogen dalam bentuk partikel-partikel c yang adalah se-
Penanganan meliputi penghindaran latihan fisik berlebihan kitar l0 kali lebih lebar daripada partikel-partikel B yang
dan diet tinggi protein. biasanya ditemukan dalam otak. Aktivitas fosforilase hati
DEFISIENSI FOSF0RILASE HATI (GSD Vl). Pada GSD VI, mungkin rendah. Enzim otak belum diperiksa. Aktivitas sis-
hepatomegali dapat masif. Kalau tidak, anak yang terkena tan- tem fosforilase hati yang rendah tidak menggambarkan defisi-
pa gejala dan hidup normal, walaupun mungkin ada beberapa ensi enzim fosforilase atau enzim lain apapun dalam sistem
kenaikan lipid dan transaminase serum (lihat Tabel 73-1). Ke- aktivasi fosforilase hati. Ini diperagakan oleh kurva toleransi
banyakan penderita tidak mengalami hipoglikemia. Kadar glu- glukagon normal dan juga menurut kenyataan bahwa aktivitas
kosa darah tidak bertambah sesudah pemberian glukagon; fosforilase in vivo naik menjadi normal dalam2 menit sesudah
penemuan ini dapat digunakan untuk membedakan GSD VI pemberian glukagon atau epinefrin pada penderita. Aktivitas
dari GSD IX, dimana kurva toleransi glukagon normal. Perbe- fosforilase rendah yang diamati pada spesimen hati yang
490 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

diperoleh sebelum pemberian glukagon dapat naik menjadi GLIKOGENOSIS HATI DENGAN PERTUMBUHAN LAMBAT
normal in vitro pada homogenat hati penderita sendiri. Kare- ini ditandai dengan hati yang sangar besar
(GSD Xl). Gangguan
nanya, anak yang terkena tampak menderita karena pengenda- dan pertumbuhan yang sangar lambat (lihat Tabel 73-l)
lian aktivasi fosforilase terganggu. Transaminase serum dan kadar lipid dapat naik. pada anak
DEFISIENSI FOSFORILASE KINASE HATI (cSD lX). Defek yang terkena berkembang rakhitis hipofosfatemia berat pada
ini terjadi dalam tiga bentuk yang berbeda dalam pola pewaris- awal kehidupan jika mereka tidak mendapat penambahan fos-
an dan distribusi jaringannya. GSD IXa mengikuti pola pewa- fat oral. Pemberian fosfat oral saja sampai pada taraf yang
risan resesif autosom, dan GSD IXb adalah resesif terkait-X. diperlukan untuk koreksi hipofosfatemi dapat menyembuhkan
Kalau tidak, dua bentuk ini tidak dapat dibedakan. Otot skelet rakhitis florid, tetapi pertumbuhan yang cukup tidak dicapai
tidak terkena dan secara biokimia dan morfologi normal (lihat melalui regimen ini. Perubahan-perubahan tulang rakhitis
Tabel 73-1). Pada GSD IXc, dengan pewarisan resesif auto- yang mencolok adalah karena sindrom Fanconi yang ditandai
som, aktivitas fosforilase kinase hati dan otot kurang. Hepa- dengan kehilangan fosfat urin, asam amino glukosa, dan ga-
tomegali masif pada umur-umur awal tetapi surut ketika anak laktosa yang dapat terjadi pada anak ini. Sesudah pubertas he-
semakin tua; hepatomegali ini mungkin menghilang sempurna patomegali dapat menyusut (walaupun kadar glikogen hati
pada umur belasan atau dewasa, meskipun hati tetap agak be- tetap naik) dan kecepatan pertumbuhan dapat bertambah (wa-
sar. Hipoglikemia tidak biasa. Transaminase naik minimal. laupun tinggi badan akhir retap jauh dibawah normal). Namun,
GSD IX dapat diklasifikasi sebagai hepatomegali benigna, sesudah pubertas kadar fosfat serum tetap normal tanpa pe-
kecuali pada penderita yang juga mempunyai aktivitas debran- nambahan losfat.
cher yang kurang sempurna. Glukagon menghasilkan kenaikan Kadar glikogen sangar bertambah dalam hati dan ginjal te-
pada kadar glukosa darah yang berperan untuk membedakan- tapr normal dalam otot. Semua aktivitas enzim glikolitik hati
nya dari GSD VI, yang kurva toleransi glukagonnya tetap rata. yang diukur adalah normal. Pemberian glukagon tidak me-
Anak yang terkena tidak memerlukan pengobatan, kecuali nambah kadar glukosa darah tetapi menambah ekskresi AMp
mungkin pada keadaan defisiensi kombinasi yangjarang. siklik urin yang biasanya rerinduksi oleh pemberian glukagon.
Kadar glukosa mengurang sesudah pemberian 1,75 glkg ga-
Kadar glikogen hati naik dan aktivitas fosforilase rendah,
laktosa oral, suatu jumlah yang secara normal diikuti oleh ke-
sebagarmana pada kasus GSD VI. Namun, pada GSD IX, ak- naikan glukosa darah yang bermakna. Sebaliknya, pemberian
tivitas fbsforilase rendah akibat dari defisiensi pada fosforilase
oral sejumlah ekuivalen fruktosa diikuti dengan penambahan
kinase. Enzim sistem pengaktif lain, termasuk fosforilase, nor-
normal kadar glukosa darah. Atas dasar penemuan-penemuan
mal. Biakan fibroblas kulit dan leukosit telah dilaporkan ter-
ini, maka beralasan untuk menghipotesiskan bahwa penderita
kena tetapi tidak dapat untuk menggantungkan diagnosis. De-
lek menetap pada masa dewasa, seperti diperagakan pada bi-
dengan GSD XI menderita defisiensi fungsional fosfoglu_
komutase hati.
opsi ulang penderita aslinya umur 25 tahun kemudian. Dalam
hati, glikogen tetap naik pada 1lVo, aktivitas fosforilase kinase
tetap kurang dari l}Vo normal, dan ada beberapa sekat fibrosa. DIAGNOSIS GSD PRENATAL
DEFtStENSt KTNASE TERGANTUNG-3'5'.AMP StKLtK (cSD
X). Penderita dengan keadaan ini menderita hepatomegali yang
Glikogenosis biasanya menyertai pola pewarisan resesif
autosom kecuali untuk GSD iXb, dimana pewarisan adalah re-
nyata pada usia 6 tahun, meskipun gambaran klinisnya tidak
sesif terkait-seks. Mereka akan dapat dideteksi pada janin me_
dapat dibedakan dari gambaran klinis GSD IX kecuali bahwa
kurva gula darahnya tetap datar sesudah pemberian glukagon
lalui pemeriksaan biakan sel cairan amnion bila sel ini secara
normal menghasilkan enzim tertentu pada pemeriksaan. Krite_
intravena (lihat Tabel 73-1), Penderita ini tidak mempunyai
gejala otot skelet pada saat ini tetapi 6 tahun kemudian ia me-
ria ini tidak dipenuhi pada GSD tr karena glukosa-6-fosfat ti_
dak ditemukan pada biakan sel cairan amnion. Diagnosis pre-
ngeluh nyeri otot, kram sesudah latihan fisik, dan tingkat kele-
natal GSD I mungkin melalui biopsi hari janin. GSD I, GSD
mahan otot persisten minimal, dan hepatomegali menetap.
Penderita membaik tanpa terapi spesifik.
III, GSD VI, cSD IX dan GSD X tidak dapat menjadi calon
untuk diagnosis prenatal karena kebanyakan anak yang ter_
Kadar glikogen hati tinggi, dan aktivitas fosforilase rendah. kena dengan keadaan ini mengalami hidup yang hampir nor_
Kadar glikogen dalam otot naik sampai 2-4Va.Mikroskopi ca- mal. Sebaliknya pada GSD IIa dan GSD IV, diagnosis anrena_
haya dan elektron menunjukkan kenaikan pengendapan gliko- tal telah dibuat melalui pemeriksaan biakan sel cairan amnion.
gen dalam hati dan sel otot skelet. Fosforilase otot ada hanya Aktivitas asam cr-glukosidase telah ada pada semua spesimen
pada bentuk inaktif, sedangkan normalnya 60-80Vo fosforilase cairan arrinion yang diuji, bahkan pada GSD IIa. Beberapa
total dalam bentuk aktif. GSD X menggambarkan defisiensi minggu mungkin dibutuhkan untuk membiakkan sel_sel cairan
dalam aktivitas kinase tergantung-3'5'-AMp siklik. Inaktivasi amnion. Diagnosis prenaral GSD II mudah dilakukan dalam 3
total fosforilase otot dalam GSD X secara klinis ditoleransi de- hari sesudah amniosintesis melalui pemeriksaan mikroskop
ngan baik, sedang kekurangan total fosforilase otot dalam elektron dari sel cairan amnion yang tidak dibiakkan, yang
GSD V ditandai oleh kram dan nyeri. perbedaan ini dapat ka- menunjukkan kelainan lisosom intraseluler yang tidak ada
rena.kemampuan fosforilase b inaktif memecah glikogen bila pada janin heterozigot atau normal. Inklusi seluler juga dite_
ada asam adenilat (5 -AMP), yang secara normal terdapat da- mukan dengan mikoskop elektron spesimen villus korionik
lam jaringan otot. pada GSD IIa janin.
73 I Delek pada Metabolisme Karbohidrat 491

Chen Y-T, Bazzatre CH, Lee MM, et al: Type I glycogen srorage disease
73.6 Defisiensi Xilulosa Dehidrogenase Nine years of management with cornstarch. EurJ Pediatr 152:5-56, 1993
Davidson JJ, Ozcelik T, Hamacher C, et al: cDNA cloning of a liver isoform
(Penlosuria Benigna Esensial)
of the phosphorylase kinase o subunit and mapping of the gene to Xp22.Z
p22.1, the region of human X-linked liver glycogenosis. Proc Natl Acad Scr
Keadaan benigna ini ditandai d.ngun penurunan bahan pe- USA 89:2096. 1992.
reduksi dalam urin dari individu yang sehat. Harus hati-hati, Demaugre F, Bonnefonte J-P Colonna M, et al: lnfantile form of carnitine pal
jangan terancukan dengan bahan pereduksi untuk glukosa. mitoyl transferase II deficiency with hepatomuscular symptoms and sudden
death. J Clin Invest 87:859. 1991.
Pentosa dalam urin bereaksi dengan Clinitest tetapi tidak de- DeVivo DC, Haymond MW, Obert KA, et al: Defective activarion of the py-
ngan kertas uji glukosa oksidase seperti Testape atau dipsticks ruvate dehydrogenase complex in subacute necrotizing encephalomyelopa-
Clinistix. thy (Leigh disease). Ann Neurol 6:483,1919.
Ding J-A, de Barsy T, Brown BI, et al: Immunoblot analyses ofglycogen de-
L-Xilulosa dehidrogenase mengubah L-Xilulosa (yang da-
branching enzyme in different subtypes of glycogen storage disease type
pat berasal dari D-glukuronat) menjadi silitol. Silitol diubah III. J Pediatr ll6:95. 1990.
men1adi D-Xilulosa, yang menjadi D-Xilulosa-5-fosfat dan Elleder M, Shin YS, Zuntova A, et al: Fatal infantile hyperrrophic cardiomyo-
masuk.shlnl pentosa fosfat. Defisiensi enzim ini menyebabkan pathy secondary to deficiency of heart specific phosphorylase b kinasc.
Virchows Arch A Pathol Anat Histopathol 423:303,1993.
kenaikan kadar L-Xilulosa dalam darah dan urin. Defek yang
Garibaldi LR, Canini S, Suporti-Furga A, et al: Galactosemia caused by gen
jarang ini paling sering pada orang Yahudi. Tidak diperlukan
eralized uridine disphosphate galactose-4-epimerase deficiency. J pediatr.
re:api. 103:927,1983
Pentosuria dapat diamati pada individu normal jika masu- Gitzelmann R, Steinmann B. Mitchell B. et al: Uridine diphosphate galactose
4'-epimerase deficiency. IV. Repon of eight cases in three families. Helv
kan diet pentosa bertambah, seperti bila makan buah-buahan
Paediatr Acta 3l :441, 1976
yang mengandun-q pentosa. Pada keadaan ini mungkin ada Haris RE, Hannon D, Vogler C. et al: Bone marrow transplantation in type
ekskresi xilosa dan arabinosa urin sampai dengan 200 mgl24 Ila glycogen storage disease. Birth Defects, Original Artiele Senes
jarn pada individu normal. 22:1 19.1986.
Hendrickx J, Coucke P, Bossuyt P, et al: X-linked liver glycogenesis: localiza-
tion and isolation of a candidate gene. Hum Mol Genet 2:583. 1993.
Hofnaegel D, Worster-Hill D, Child EL: Ovarian failure in galacrosaemra.
7 3.7 Defisiensi As am u-Manno sidas e Lancet 2: I l9'7 . 1979.
Holton JB, Leonard JV: Clouds still gathering over galactosaemia. Lancer
(Mannosidosis) 344:1242.1994.
Hug G, Chuck G, Walling L, et al: Liver phosphorylase deficiency in glycoge
nosis type Vl: Documentation by biochemical analysis of hepatic biopsy
Gambaran penderita dengan mannosidosis serupa dengan
specimens. J Lab Clin Med 84:26. 19'14.
gambaran penderita dengan sindrom Hurler (lihat Bab 74). Hug G, Soukup S, Ryan M, Chuck G: Rapid prenatal diagnosis of glycoge"
Hati dan limpa membesar pada penyakit lisosom ini; limfosit storage disease type II by electron microscopy of uncultured amniotic-fluid
mengandung vakuola. Roentgenogram skelet menunjukkan cells. N Engl J Med 310:1018, 1984.
Hug G. Chuck G, Chen Y-T, et al: Chorionic villus ultrastructure in type II
kelainan (disostosis multipleks). Sering ada infeksi, terutama
glycogen storage disease (Pompe's disease). N Engl J Med 324:342, l99l .
telinga tengah dan paru-paru. Mungkin ada kekeruhan kornea Hug G, Soukup S, Berry H, and Bove K: Carnitine palmitoyl transferase
atau lensa dan retardasi psikomotor biasanya ada. Tidak terse- (CPT): Deficiency of CPT II but not of CPT I with reduced total and iree
dia pengobatan. camitine but increased acylcamitine. Pediatr Res 25: I l5A, 1989.
Kilimann MW: Molecular genetics of phosphorylase kinase: cDNA clonrng.
Aktivitas asam s-mannosidase kurang pada cairan tubuh
chromosomal mapping and isoform structure. J Inherit Metab Dis l3:435.
dan jaringan. Makromolekul yang berisi mannosa disimpan r 990.
daiam iisosom hati abnormal, yang menyerupai makromolekul Komfeld M, LeBaron M: Glycogenosis type Vlll. J Neuropathol Exp Neurol
khas sindrom Hurler. Mannosidosis berada dalam bentuk hete- 43:568,1984.
Kristjansson K, Tsujino S, DiMauro S, et al: Myophosphorylase defidency:
rogen.
An unusually severe form with myoglobinuria. J Pediatr 125 409.1994.
Lin H-C, Kirby LT, Ng WC, et al: On the molecular natuie of the Duarte vari
ant of galactose-l-phosphate uridyl transfdrase (Cnlf). Hum Gener
DEFISIENSI ASAM ct-FUKOSIDASE 93:16'7. 1994.
( Fukosidosis) Maire I, Baussan C, Moatti N, et al: Biochemical diagnosis of hepatic glyco-
gen storage diseases: 20 years French experience. Clin Biochem 24:169.
LihatBab 72.3. 1991.
Malatack JJ, Iwatsuki S, Ganner JC, et al: Liver transplantation fbr type I gly
cogen storage disease. Lancet l:1073, 1983.
Moses SW: Muscle glycogenosis. J Inherit Metab Dis 13:452, 199O.
Llaker L, Dahlem S, Goldfarb S, et al: Hyperfiltration and renal disease in gly-
Moses SW: Pathophysiology and dietary treatment of the glycogen storage
cogen storage disease, type l. Kidney Int 35:1345, 1989.
diseases. J PediatrGastroenterol Nutr I l:155, 1990.
Beigi B, O'Keefe M, Bowell R, et al: Ophthalmic findings in classical galacto-
Obara K, Saito T, Sato H, et al: Renal histology in two adult parients with type
saemia-prospective study. Br J Opthalmol 71:162, 1993.
I glycogen storage disease. Clin Nephrol 39:59, 1993.
Bianchi L: Glycogen storage disease I and hepatocellular tumours. Eur J Pedi-
Poe R, Snover DC: Adenomas in glycogen storage disease type I. Two cases
-tr 152:563. 1993.
with unusual histologic features. Am J Surg Pathol l2:477, 1988.
Camrer H, Maire I, Vial C, et al: Myopathic evolution of an exertional muscle
Ratner-Kaufrnan F, Loro ML, Azen C, et al: Effect ofhypogonadism and defr-
pain syndrome with phosphorylase b kinase dehciency. Acta Neuropathol
cient calcium intake on bone density in patients with galactosemia. J Pedi-
8 l:84. 1990
arr 123365, t993.
Chen Y-T. Cornblath M, Sidbury JB: Cornstarch therapy in type I glycogen
Ratner-Kaufman F, Reichardt JKV. Ng WC. et al: Correlation of cognitive.
storage disease. N Engl J Med 310:171. 1984.
Chen Y-T. Scheinman Jl, Colen.ran RA, et al: Amelioration of proximal renal
neurologic, and ovarian outcome with the Q188R mutation of the
galactose-l-phosphate uridyltransferase gene. J Pediatr 125:225, 1994.
tubulal dysfunction in type I glycogen storage disease with dietary therapy.
Reichardt JKV, Levy HL, Woo SLC: Molecular characterization of two galac
N Engl J Med 323:590. 1990.
tosemia mutations and one polymorphism: Implications for structure-
492 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

function analysis of human galactose-l-phosphate uridyltransferase. Bio- Karena mukopolisakarida merupakan komponen utama
chemistry 3l:5430, 1992.
Reitsma-Bierens WCC: Renal complications in glycogen storage disease type
substansi intraseluler jaringan ikat, perubahan tulang adalah
, l. Eul J Pediatr 152:560, 1993. khas mukopolisakaridosis. Deformitas skelet yang ditemukan
Restaino 1, Kaplan BS, Stanley C, et al: Nephroiithiasis, hypocitraturia, and a pada roentgenogram disebut sebagai disostosis multipleks.
distal renal tubular acidification defect in type I glycogen storage disease. J Sistem saraf sentral dapatjuga terkena, menyebabkan retardasi
Pediatr 122:392,1993.
mental progresif. Lagipula, sistem kardiovaskuler, hati, limpa,
Schweitzer S, Shin Y, Jakobs C. et al: Long-tem outcome in 134 patients with
galactosaemia. Eur J Pediatr 152:36, 1993. tendon, sendi, dan kulit dapat terlibat. Tingkat kecacatan dan
Slonim AE, Goans PJ: Myopathy in McArdle's syndrome: Improvement with prognosis menyeluruh pada setiap mukopolisakaridosis diten-
a high-protein diet. N Engl J Med 312:355, 1985. tukan oleh luasnya keterlibatan fisik dan mental.
Smit GPA, Fernandes J, Leonard JV, et al: The long-term outcome ofpatients
with glycogen storage diseases. J Inherit Metab Dis 13:41 l, 1990.
Mukopolisakaridosis mengikuti mode pewarisan aurosom
Towfighi J. Yoss BS, Wasiewski WW. et al: Cerebral glycogenosis, alphapar- resesif, dengan pengecualian sindrom Hurler, yang diwariskan
ticle type: Morphologic and biochemical observations in an infant. Hum Pa- sebagai ciri resesif terkait-X. Mereka dicurigai atas dasar
thol 20:12i0,1989. manifestasi klinis dan radiologis, dan diagnosis dikonfirmasi
Treem WR, Stanley CA, Fingeold DN, et al: Primary carnitine defidency due
to a failure of camitine transport in kidney, muscle, and fibroblasts. N Engl
dengan penemuan kenaikan ekskresi mukopolisakarida urin
JMedil9:1331, 1989. dan defisiensi enzim spesifik.
Tsujino S, Shanske S, DiMaulo S: Molecular genetic heterogeneity of myo- SINDROM HURLER (MPS lH). Sindrom ini adatah mukopoli-
phosphorylase deficiency (McArdle's disease). N Engl J Med 329:241,
q93.
sakaridosis yang paling berat. Penjelekan yang sangat biasa-
1

Verani R, Bernstein J: Renal glomerular and tubular abnormalities in glycogen


nya mengakibatkan kematian pada umur belasan tahun awal.
storage disease type I. Arch Pathol Lab Med I l2:271, 1988. Etiologi dan patologi. Defek dasar pada penyakit Hurler
Waggoner DD, Buist NRM, Donnell GN: Long+erm prognosis in galactosae- adalah defisiensi o-L-iduronidase, yang menyebabkan akumu-
mia: Results of a survey of 350 cases. J Inherit Metab Dis l3:802, 1990. lasi dermatan dan heparan sulfat dalam jaringan dan ekskresi
Willems PJ, Gerver WJM, Berger R, et al: The natural history of liver glyco-
genosis due to phosphorylase kinase deficiency: a longitudinal study of 4t
urinnya. Hampir setiap jaringan dalam tubuh terkena, dengan
patients. Eur J Pediatr 149:268,1990. kejadian vakuolasi tersebar, atau "gargoyle", sel yang me-
Willems PJ, Hendrickx J, Van Der Auwera BJ, et al: Mapping of the gene for ngandung lisosom dilebarkan oleh mukopolisakarida. Dalam
X-linked liver glycogenosis due to phosphorylase kinase deficiency to hu- otak, penyimpanan lipid juga terjadi pada akumulasi mukopo-
ntan chromosome region Xp22. Genomics 9:565, 1991.
Wolfsdorf JI, Ehrlich S, Landy HS, et al: Optimal daytime feeding regimen to
lisakarida. Hialinisasi kolagen dan pemisahan serabut kolagen
prevent postpi'andial hypoglycemia in type I glycogen storage disease. Am J adalah tidak biasa. Perubahan ini mengarah pada deformitas
Clin Nutr 56:587. 1992. sendi dan kekakuan, meningen menebal, hidrosefalus, kom-
presi saraf perifer, dan kecenderungan berkembang hernia.
Ketika penyakit menjelek, penyempitan arteria koronaria, pe-
nebalan katup jantung dan endokardium, dan kekakuan mio-
kardium dapat menyebabkan gagal jantung kongestif. Thoraks
t Bns 74

Gangguan Metabolisme
Mukopolisakarida
Reuben K. Matalon

Mukopolisakaridosis merupakan kelompok gangguan yang


diwariskan, yang disebabkan oleh pemecahan dan penyim-
panan tidak sempurna asam mukopolisakarida (glikosamino-
glikans). Manifestasi klinis diakibatkan oleh pengumpulan
mukopolisakarida dalam berbagai organ. Defisiensi enzim li-
sosom pemecah spesifik telah diidentifikasi untuk semua mu-
kopolisakaridosis.
Mukopolisakarida adalah polimer polianionik, kebanyakan
darinya mengandung residu karbohidrat N-asetil heksosamin
dan asam uronat berselang seling. Walaupun asam mukopoli-
sakarida sangat terkait sebagai kelompok, senyawa individu
beroeda dalam penyebarannya dalam jaringan tubuh. Der-
matan sulfat, heparan sulfat, keratan sulfat merupakan muko-
polisakarida utama yang terlibat dalam patogenesis mukopoli-
sakaridosis. Perbedaan struktural mukopolisakarida menjelas-
kan kebutuhan berbagai enzim lisosom yang diperlukan untuk
pemecahannya. Gambar 74-1. Penampakan khas penderita dengan sindrom Hurler
74 I Gangguan Metabolisme Mukopolisakarida 493

yang konstriksi turut menyebabkan penjelekan klinis penderita


ini.
Manifestasi Klinis. Bayi dengan sindrom Hurler tampak
normal pada saat lahir, dan selama umur'tahun pertama dila-
porkan hanya sedikit keterlambatan perkembangan. Namun,
pemeriksaan fisik, menunjukkan hepatomegali, kifosis berle-
bihan, cairan hidung berlebihan dan pernapasannya kasar.
Tanda-tanda wajah menjadi semakin kasar secara progresif se-
sudah umur 1 tahun pertama (Gb.14-l). Kepala besar dan do-
iikosefalik, dengan penonjolan frontal dan sutura sagitalis dan
metopik menonjol. Jembatan hidung depresi, dan hidung lebar
serta datar. Pengkabutan kornea menjadi nyata pada sekitar
umur 1 tahun. Hernia umbilikalis dan inguinalis lazim ada.
Anak yang terkena dengan penyakit ini perkembangannya
menyusut, dan retardasi mental menjadi nyata. Penurunan ber-
lanjut dengan cepat sesudah umur tahun ke-2 dan ke-3. Anak
ini menjadi tidak bergerak, sendinya menjadi kaku secara pro-
gresif dan kontraktur, dan anak ini biasanya meninggal pada
umur belasannya.
Perubahan-perubahan Roentgenografi. Roentgenogram
penderita dengan sindrom Hurler menunjukkan disostosis mul-
tipleks, yang rreiiputi tengkorak dolikosefalik besar dan kal-
varium menebal. Mungkin ada hiperostosis klanium, dan sella
tursika dapat berbentuk sepatu atau J. Sepertiga medial
klavikula menebal. Korpus vertebra ovoid pada daerah thoraks
bawah dan lumbal atas. Mereka berkembang seperti paruh
pada tepi anterior bawahnya, sedang bagian atasnya tetap hi-
poplastik (Gb.74-2). Ini mengakibatkan deformitas gibbus

Gambar 74-3. Reontgenograrn tangan penderita dengan sindrom Hurler.

yang lazim ditemukan pada penderita ini. Tulang iga berben-


tuk spatula atau dayung, dan pelvis menunjukkan pelebaran
tulang iliaka, dengan asetabula dangkal. Roentgenogram ping-
gul menunjukkan deformitas coxa valga progresif, kadang-
kadang menyerupai temuan neklosis aseptik. Roentgenogram
tangan menunjukkan peruncingan falangs terminal dan peleba-
ran pada ujung distal dan peruncingan ujung proksimal me-
takarpal. Metakarpal ke-5 adalah yang mula-mula menun-
jukkan perubahan-perubahan ini (Gb.74-3). Pada tulang pan-
jang, terutama tulang panjang tungkai atas, ditemukan peleba-
ran yang tidak teratur diserlai dengan penipisan korteks dan
perluasan rongga medulla. Kadang-kadang, mungkin ada pe-
nebalan korteks. Radius melengkung kearah ulna, dan permu-
kaan artikuler radius dan ulna berhadapan satu sama lain,
membentuk V (lihat Gb.14-3). Humerus dapat bengkok, dan
fossa glenoid, seperti asetabulum, mungkin dangkal. Retardasj
pertumbuhan berat lazim pada anak ini.
Diagnosis. Diagnosis sindrom Hurler dikesankan.oleh ada-
nya temuan klinis dan roentgenografi yang relevan. Ekskresi
dermatan dan heparan sulfat urin rnemberikan dukungan lebih
lanjut. Walaupun metode skrining' mcmbantu untuk mengukur
mukopolisakarida dalam urin, diagnosis definitif memerlukan
deteksi defisiensi cr-L-iduronidase pada sel darah putih, se-
rum, atau biakan fibroblas kulit.
Genetik. Penyakit Hurler adalah gangguan autosom resesif.
cr-L-iduronidase cDNA dan gena manusia telah diisolasi dan
Gambar 74-2. Roentgenograrn spina lateralis penderita sindrom Hurler organisasi genomiknya telah diuraikan. Rangkaian pemberian
494 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

kode untuk s-L-iduronidase terdiri dati 14 ekson. Lokalisasi


kromosom gena iduronidase telah ditentukan pada lengan pen-
dek kromosom 4 (4p16.3), distal dari daerah penyakit
Huntington. Banyak mutasi gena iduronidase telah diuraikan.
Tampak bahwa fenotip sindrom Hurler-Scheie dan sindrom
Scheie menggambarkan rnutasi yang lebih ringan pada gena
iduronidase. Mutasi yang paling sering terkait dengan penyakit
Hurler, yang adalah fenotip berat, meliputi penggantian asam
amino triptofan dengan penghentian kodon pada posisi 402.
Penghentian mutasi kodon lain melibatkan penggantian gluta-
min pada posisi 70. Ini adalah mu{asi nonsens yang mengarah
pada enzim nonfungsional. Delesi ntis-sense, nonsense dan
insersi, dan duplikasi daerah pemberi kode telah diuraikan
pada fenotip berat penyakit Hurler. Banyak mutasi pada gena
iduronidase menimbulkan variabilitas lenotip delisiensi u-L-
icluronidase.
SINDROM SCHEIE (MPS lS). Sindrom ini adalah mukopoli-
sakalidosis yang paling ringan. Wujud klinis dan genetiknya
berbeda; defisiensi enzim, cx-L-iduronidase, adalah sama se-
perti pada sindrom Hurler tetapi spesifik untuk detmatan sul-
Gambar 74-4. Penderita dengan sindrom Hurler-Scheie dengan rntelegensi
fat, yang berakumulasi dalam jaringan dan diekskresi dalam normal. Perhatikan kekakuan sendi semua ekskremitas.
.lumlah berlebihan dalam ulin.
Manilestasi klinis. Penderita dengan penyakit ini mempu-
nyai intelegensi normal, pengkasaran wajah ringan dengan
prognotisme yang tajam, kekakuan sendi ditandai dengan ta- kit ini paling baik drlelaskan sebagai mutasi allelik dari gena
ngan seperti cakar, dan sindrom saluran karpal. Pengkabutan iduronidase.
kornea merupakan tanda yang konstan yang mengarah pada hi- Manifestasi Klinis. Penderita mengembangkan tanda-tanda
langnya ketajaman penglihatan. Sering ada regurgitasi aorta. wajah kasar ringan, pengeruhan kornea, perawakan pendek,
Tanda-tanda klinis tidak tampak sampai sesudah umur 5 tahun, sendi kontraktur, hepatosplenomegali, hernia, dan lesi valvuler
dan penyakit adalah sesuai dengan harapan hidup mendekati jantung, terutama insufisiensi mitral (Gb.74-4). Perkembangan
normal. Penderita dengan sindrom Scheie mencapai tinggi mental normal. Tanda-tanda klinik, yang biasanya berkem-
normal. bang pada usia 2 tahun pertama dan pada masa anak awal, se-
Perubahan-perubahan Roentgenografi. Temuan pada roent- ring terancukan dengan manifestasi berbagai defek skelet yang
multipleks ringan, tanpa peru- menyebabkan retardasi pertumbuhan. Penderita dapat hidup
-eenografi meliputi disostosis
bahan vertebra atau deformitas gibbus yang ditemukan pada lama.
pe,,yakit Hurler. Ada cctxa valga dan ada kemiringan radius Tanda-tanda Roentgenografi. Roentgenogram penderita de-
dan ulna ringan dengan pembentukan V permukaan artiku- ngan sindrom ini menunjukkan disostosis multipleks dengan
lernya. temuan-temuan identik dengan temuan-temuan yang ditemu-
Diagnosis. Diagnosis klinis awal lebih sukar pada sindrom kan pada sindrom Hurler, kecuali bahwa tidak ada gibbus.
Scheie daripada pada sindrom Hurler karena perubahan-
Diagnosis. Diagnosis didasarkan pada penemuan-pene-
perubahan somatik ringan dan tidak ada retardasi mental. De-
muan dermatan sulfat dalam urin dan defisiensi a,-L-iduro- ni-
teksi dermatan sulfat urin membantu, tetapi diagnosis di- dase. Pola klinis mulainya keterlibatan sendi dan keparahan
perkuat dengan peragaan defisiensi cr-L-iduronidase pada sel
deformitas skelet membedakan Hurler-Scheie dari penyakit
darah putih atau pada biakan sel fibroblas.
Scheie.
Genetik. Sindrom Scheie adalah bentuk penyakit defisiensi
Genetik. Pembuatan klon dan penjelasan mutasi gena idu-
iduronidase yang paling ringan. Contoh mutasi yang mengarah
pada bentuk defisiensi iduronidase ringan adalah penggantian ronidase menunjukkan bahwa bentuk Hurler Scheie disebab-
arginin pada posisi 89 dengan glutamin (R89Q) dan mutasi in- kan oleh mutasi dengan keparahan fenotip sedang. Mutasi
tron pada posisi nukleotid 678. Mengkorelasikan fenotip de- R89Q, dimana arginin digantikan glutamin, yang menyebab-
fisiensi iduronidase dengan genotip, dengan menggunakan alat kan sindrom Scheie dapat ada pada lingkungan tertentu yang
molekuler, adalah mungkin. mengarah pada fenotip antara, Hurler-Scheie.
SINDROM HURLER-SCHEIE (MPS lH/lS). Ada beberapa lapo- SINDROM HUNTER (MPS ll). Sindrom ini merupakan satu-
ran mengenai penderita dengan sindrom ini. satunya gangguan terkait-X pada mukopolisakaridosis. Gang-
Etiologi. Defek dasar adalah defisiensi cr-L-iduronidase guan ini lebih ringan daripada sindrom Hurler yang mengenai
spesifik untuk dermatan sulfat, yang diekskresikan dalam urin defek'skelet dan mental, walaupun mukopolisakarida, der-
dan disimpan dalam hati, limpa, dan jaringan lain. Telah dike- matan dan heparan sulfat, disimpan dalam jaringan dan di-
sankan bahwa sindrom Hurler-Scheie merupakan senyawa ge- ekskresi dalam urin adalah serupa pada dua penyakit tersebut.
netik dari dua gena resesif, analog dengan penyakit hemo- Enzim yang kurang pada jaringan adalah iduronosulfat sulfa-
globin SC, tetapi penelitian baru-baru ini menunjukkan penya- tase, tetapi banyak heterogenitas fenotip; tidak ada perbedaan
74 I Gangguan Metabolisme Mukopolisakarida 495

biokimia atau enzimatis antara bentuk penyakir berat, disebut Manifestasi Klinis. Tanda-tanda klinis sindrom Sanfilippcr
ripe A dan penyakit ringan, tipe B. pada kehidupan awal tidak amat menonjol. Anak yang terkena
Tipe A. Tipe ini adalah bentuk "klasik" sindrom Hunter. mengalami kejadian perkembangan terlambat dan biasanya
Tanda-tanda wajah kasar, perawakan pendek, kekakuan sendi, amat hiperaktif. Pada akhir dekade pertama, ada penjelekan
hepatosplenomegali, dan hernia merupakan manifestasi klinis neurologis cep^l, gaya berjalannya menjadi tidak stabil, dar,
yang lazim. Retardasi mental adalah berat. Penjelekan proses mereka selalu berbaring di tempat tidur. Kebanyakan anak me-
penyakit lebih lambat dan disostosis multipleks lebih ringan ninggal pada umur tengahan belasan tahun (middle teen). Fte-
daripada pada sindrom Hurler. Pengeruhan kornea biasanya ti- tardasi mental, beberapa kekakuan sendi, hepatosplenomegali,
dak ada, tetapi kehilangan pendengaran amat lazim. Perubahan hernia, dan disostosis multipleks adalah lazim, tetapi cebol
kulit juga sering ada, termasuk papula kecil menonjol pada ku- dan kekeruhan kornea jarang.
lit bahu, skapula, dan punggung bawah. Keterlibatan jantung Penderita menampakkan disostosis multipleks khas muko-
sering terjadi. Penderita biasanya tidak mengalami deformitas polisakaridosis. Tulang besar tidak terlibat secara berat; ke-
gibbus, walaupun kifosis ringan dapat ada pada beberapa. miringan radius dan ulna serta pengecilan bertahap ujung
Harapan hidup pada penderita ini biasanya memanjang men- proksimal metakarpal sangat ringan.
jadi umur belasan tahun akhir atau awal 20 tahunan. Diagnosis. Sindrom Sanfilippo harus dipikirkan bila ada
Tipe B. Sindrorn ini adalah penyakit yang lebih ringan dari- heparan sulfaturia, hepatosplenomegali, retardasi mental, dan
pada Tipe A, walaupun defisiensi enzim dan mukopolisakarida disostosis multipleks. Uji skrining unruk mukopolisakaridosis
urin sama. Retardasi biasanya tidak ada atau minimal. Tanda- urin biasanya memberikan hasil uji positif tetapi tidak secara
tanda fisik adalah serupa dengan, tetapi lebih ringan daripada, konsisten seperti pada sindrom Hurler atau Hunter. Varian en-
tanda-tanda fisik pada tipe A, dan penderita mempunyai hara- zimatik yang berbeda dapat diperkuat dengan pemeriksaan en-
pan hidup yang lebih lama. Obstruksi jalan napas yang dise- zim yang disediakan oleh laboratorium khusus.
babkan oleh akumulasi mukopolisakarida dalam trakea dan Sindrom Sanfilippo A (MPS lll A). Sulfamidase kurang pada
bronkus merupakan tanda tipe B yang mempersulit. penyakit ini dan dapat diperiksa dengan menggunakan biakan
Diagnosis. Tanda-tanda fisik, disostosis multipleks, dan fibroblas kulit atau leukosit darah perifer. Enzim ini adalah
dermatan serta heparan sulfaturia memberi kesan sindrom spesifik untuk hidrolisis sulfat yang terkait pada kelompok
Hurler atau Hunter, tetapi pewarisan terkait-X adalah spesifik amino glukosamin.
untuk yang terakhir. Pemeriksaan enzim menunjukkan defisi- Sindrom Sanfilippo B (MPS lll B). Bentuk ini ditandai oteh
ensi iduronosulfat sulfatase dalam serum, sel darah putih, atau defisiensi s-N-asetilheksosaminidase dan dapat diperiksa pada
biakan fibroblas rnemperkuat diagnosis sindrom Hunter. Sulfa- serum! sel-sel darah putih, atau biakan fibroblas kulit. Enzim
tase lain harus diperiksa, karena defisiensi sulfatase multipel ini diperlukan untuk hidrolisis sisa N-asetilglukosamin dari
dapat terancukan dengan sindrom Hunter. heparan sulfat.
Genetik. Sindrom Hunter adalah penyakit terkait-X. cDNA Sindrom Sanfilippo C (MPS lll C). Sindrom ini disebabkan
untuk iduronosulfatase telah diklon, dan gena telah dilokalisasi oleh defisiensi asetil KoA:a-glukosaminid N-asetiltransferase.
pada daerah Xq28 dekat dengan tempat X fragil. Gena untuk Enzim ini mengkatalisis asetilasi glukosamin bebas pada ter-
iduronosulfatase dikode oleh sembilan ekson. Analisis South- minus polisakarida. Pemeriksaannya memerlukan biakan fi-
ern blot DNA genomrk dari penderita Hunter menunjukkan broblas atau sel darah putih.
bahwa banyak penderita mengalami penghapusan tidak wajar Sindrom Sanfilippo D (MPS lll D). Defisiensi N-asetil-
pada gena iduronosulfatase. Lebih daripada satu lusin mutasi glukosamin-6-sulfatase ini adalah spesifik untuk heparan sul-
pada gena iduronosulfatase manusia pada penderita Hunter te- fat. Enzim diperiksa dengan menggunakan substrat yang
lah dilaporkan. Mutasi ini bervariasi dari mutasi titik sampai disiapkan dari heparin.
insersi kecil atau penghapusan pada daerah kode gena idurono- Genetik. Semua empat sindrom Sanfilippo adalah autosom
sulfatase. Mungkin ada korelasi pada sifat mutasi dan fenotip resesif yang disebabkan oleh empat defek enzim yang ber-
yang diamati pada penderita. Misalnya, penderita menunjuk- beda. Enzim dilibatkan dalam pemecahan heparan sulfat. Ka-
kan perubahan besar pada gena. seperti insersi 22 pasang basa renanya, fenotipnya adalah serupa karena akumulasi heparan
(nukleotid 1129), adalah tipe A, yang terkena berat. Penderita sulfat. Pembuatan klona cDNA untuk glukosamin-6-sulfatase,
dengan penghapusan juga terkena berat, sementara penderita yang kurang pada Sanfilippo D, telah dicapai. Analisis rang-
tipe B dengan mutasi titik dapat mempunyai fenotip ringan. kaian cDNA telah menunjukkan homologi yang kuat dengan
Contoh mutasi yang menyebabkan fenotip Hunter ringan ada- steroid sulfatase juga dengan sulfatase klona yang lain. Gena
lah penggantian lisin dengan arginin pada posisi 135. ini telah dilokalisasipada lengan panjang kromosom l2
SINDROM SANFILIPPO (MPS lll). Sindrom ini merupakan (12q1q. Gena untuk tiga enzim yang lain belum diklon.
wujud yang berbeda dan didasarkan pada temuan klinis dan SINDROM MORQU|O (MPS lV). Gangguan ini ditandar oleh
ekskresi urin berlebihan terutama heparan sulfat. Gambaran keratan sulfaturia dan displasia skelet. Keratan sulfat disimpan
wajah yang kasar dan keterlibatan sekelet adalah lebih ringan dalam jaringan bersama dengan kondroitin-6-sulfat. Keratan
daripada gambaran wajah kasar pada sindrom Hurler dan sin- sulfaturia semakin tua semakin turun, tetapi ia selalu diatas
drom Hunter. Ada empat varian enzimatik, defisiensi berbeda kisaran normal. Ada dua defek enzim yang mengarah pada fe-
semua mengarah pada fenotip dan mukopolisakariduria yang notip identik pada sindrom ini.
sama. Heparan sulfat disimpan dalam jaringan, dan akumulasi- Manifestasi Klinis, Sindrom dihubungkan dengan manifes-
nya menyebabkan cedera neuron dan atrofi yang mendasari re- tasi somatik berat dan tidak ada keterlibatan mental. pada saar
tardasi mental berat yang disertai dengan penyakit. lahir penyakit ini mungkin belum dikenali. Kelemahan sendi
496 BAGIANX f Penyakit-Penyakit Metabolik

dan perawakan pendek mula-mula tampak pada sekitar umur I tai dengan defisiensi B-galaktodidase tetapi menyerupai sin-
tahun. Kelainan skelet meliputi vertebrata rata (platispondili drom Hurler secara klinis.
universalis), leher pendek, genu valgum, kaki rata, sendi lutut Genetik. Dua bentuk sindrom Morquito adalah autosom re-
besar dan tidak stabil, sendi siku besar, dan sendi pergelangan sesif. Galaktosamin-6-sulfat sulfatase, enzim yang menghidro-
tangan dengan deviasi ulna. Platispondili menyebabkan batang lisis sulfat dari galaktosa-6-sulfat dan galaktosamin-6-sulfat,
tubuh pendek dan perawakarr pendek. Prosessus odontoid ti- telah dimurnikan dan ternyata spesifik untuk konfigurasi ga-
dak berkembang; sejak awal, ini dapat menyebabkan subluk- laktosa-galaktosamin. Defisiensi enzim ini menyebabkan Mor-
sasi atau translokasi atlantoaksial. dengan kompresi medulla quio tipe A dan menyebabkan akumulasi dalam jaringan dan
spinalis. Pengeruhan kornea dapat juga nampak pada usia ekskresi urin keratan sulfat dan kondroitin-6-sulfat. Klona
awal. Ada hipoplasia tengah wajah dengan depresi jembatan cDNA kepanjangan-penuh untuk N-asetilgalaktosamin-6-
hidung dan penonjolan (protrusio) mandibula, yang memberi- sulfatase telah diisolasi dan diekspresikan pada fibrobias yang
kan penderita ini sikap menyeringai permanen. Hepatosple- kurang. Gena telah dilokalisasi pada lengan panjang kromo-
nomegali tidak sebesar pada mukopolisakaridosis lain, tetapi som 16 (.16q2a.!. Dua mutasi berbeda pada rangkaian kode
biasanya ada. Manifestasi jantung merupakan akibat gagal per- tersebut telah dilaporkan pada penderita Morquio tipe A. Pada
napasan yang disebabkan oleh kifoskoliosis dan gerakan per- satu penderita dengan fenotip klinis berat, pelenyapan 2 !p
napasan terbatas, walaupun regurgitasi aorta dapat mengkom- (1342delCA) ditemukan, yang akan menggeser kerangka baca.
plikasi sindrom Morquio. Gigi terkena berat dan mempunyai Pada keadaan lain, dua proband dengan fenotip klinis ringan
email yang sangat tipis. Kehilangan pendengaran dapat akibat mempunyai mutasi titik, menciptakan mutasi missense yang
dari otrtis media berulang. Variasi dalam manifestasi klinis menggantikan asparagin dengan lisin pada posisi 204. Dengan
adalah lazim, dan kasus amat ringan dapat ditemukan. Pende- demikian, agaknya ada korelasi fenotip klinis dengan sifat dari
rita biasanya meninggal pada dekade umur ke-3 atau ke-4-nya kode rangkaian mutasi.
karena kor pulmonale yang disebabkan oleh kelainan dada dan p-Galaktosidase juga diperlukan untuk degradasi beranrai
kolumna vertebralis berat. keratan suifat. Defisiensi enzim ini menimbulkan Murquio
Perubahan Roentgenografi. Pada umur hari pertama, roent- tipe B. Klona cDNA untuk p-gaiaktosidase telah diisolasi dan
genogram hanya dapat menunjukkan perubahan pada penderita ditandai. Beberapa mutasi titik telah dilaporkan pada gena B-
dengan sindrom Murquio. Korpus vertebra.menunjukkan peni- galaktosidase. Gena telah ditetapkan pada lengan pendek ko-
pisan dan penonjolan anterior seperti lidah. Pada umur 2 tahun mosom 3 (3p21.33). Defisiensi B-galaktosidase dapat juga di-
plaLispondili menjadi jelas. Hipoplasia prosessus odontoid da- sebabkan oleh protein protektif. Penyakit ini menyebabkan
pat dengan jeias terlihat pada pemeriksaan tomografi. Tengko- defisiensi sialidase dan p-galaktosidase (mukolipidosis I).
rak dan sella tursika terlibat ringan. Tulang panjang memen- KERATAN DAN HEPARAN SULFATURIA (MPS Vlll). Kasus
dek, dan metafisis tampak tidak teratur. Ada distorsi progresif mukopolisakariduria tunggal bentuk tidak lazim ini telah diu-
plat epifisis metafisis. Pelvis menampakkan asetabula lebar raikan. Penderita adalah anak laki-laki yang mengalami per-
dengan subluksasi atau dislokasi progresif kaput femoris, Tu- kembangan lambat pada umur 18 bulan. Pada umur 2ltahun
lang metakarpal pendek dan lebar dengan pengecilan konis ia amat retardasi, tiduran, dan buta. Ia menderita skafosefali
bertahap ujung proksimalnya. Ujung distal radius dan ulna dan pektus ekskavatum ringan tetapi tidak menderita organo-
saling berhadapan satu sama lain, serupa dengan kemiringan megali; pengkabutan kornea tidak dilaporkan. pemeriksaan
yang ditemukan pada mukopolisakaridosis lain. Perubahan- roentgenografi menunjukkan disostosis multipleks tanpa
perubahan ini, terutama koksa valga dan perubahan-perubahan platispondili yang terlihat pada sindrom Murquio.
pada pergelangan tangan dan kolumna lumbalis, akan membe- Pemeriksaan urin menunjukkan ekskresi berlebihan kera-
dakan sindrom Morquio dari displasia skelet lain. tan maupun heparan sulfat. Pemeriksaan enzimatis menunjuk-
kan aktivitas normal kedua defek enzim Morquio yang diketa-
Diagnosis, Displasia spondiloepifisea dapat menyerupai
tanda-tanda sindrom Morquio baik secara klinis maupun roent-
hui. N-asetil glukosamin-6-sulfat sulfatase spesifik untuk
substrat yang disiapkan dari keratan sulfat adalah defisien. De-
genografi. Uji skrining untuk asam mukopolisakarida dalam
urin penderita ini dapat negatif; karenanya metoda kuantitatif
fek enzim ini berbeda dari defek enzim dari Sanfilippo D,
yang defisiensi N-asetilgluko-samin-6-sulfat sulfatase adalah
lebih disukai bukannya kualitatif. Lagipula temuan keratan
spesifik hanya untuk heparan sulfat.
sulfaturia urin, juga ditemukan dalam sindrom Kneist. Karena-
SINDROM MAROTEAUX-LAMY (MPS Vl). Sindrom Maro-
nya, penentuan enzim adalah sangat penting untuk membeda-
teaux-Lamy menyerupai penyakit Hurler secara klinis tetapi ti-
kan sindrom Murquio dengan keadaan-keadaan lain. Ada dua
dak melibatkan retardasi mental. Ada dua tipe klinis: bentuk
deiisiensi enzim.
berat disebut tipe A, dan bentuk yang lebih ringan, dengan de-
Struonou Muneuro, Ttee A (MPS lV A). Sindromini disebab- formitas skelet yang kurang menonjol, disebut tipe B.
kan oleh defisiensi N-asetilgalaktosamin-6-sulfat sulfatase, Manifestasi Klinis. Tanda-tanda muka kasar adalah khas
suatu enzim yang juga memecah galaktosa-6-sulfat.
dari sindrom ini. Kepala besar, leher dan badan pendek. Dada
Struonom MuReuto, Ttee B (MPS lV B). Pada sindrom ini B- menunjukkan deformitas pektus karinatum. Tangan-tangan se-
galaktosidase defisien. Perbedaan klinis penting antara dua perti cakar dan kontraktur sendi lain sering ada. Abdomen me-
sindrom adalah tidak adanya hipoplasia email pada tipe B. nonjol karena hepatosplenomegali (Gb. 74-5). Hernia umbili-
Pada keadaan lain, termasuk roentgenogram spina, dua bentuk kalis dan kekeruhan kornea sering ada. Kemampuan mental
mungkin tidak dapat dibedakan. Sindrom Morquio tipe B tidak biasanya tidak terganggu, walaupun hidrosefalus dan kenaikan
boleh dirancukan dengan gangliosidosis GMr, yang juga diser- tekanan intrakranial kadang-kadang terkait dengan penyakit
74 I Gangguan Metabolisme Mukopolisakarida 497

pi kadang-kadang mereka tidak dapat dibedakan dari peru-


bahan-perubahan yang ditemukan pada penyakit Hurler.
Temuan-temuan biokimia ditandai dengan mukopolisa-
kariduria kondroitin 4/6 sulfat. Diagnosis definitif dibuat de-
ngan menegakkan defisiensi p-glukoronidase pada sel-sel da-
rah putih atau pada biakan fibroblas kulit.
Genetik. Defisiensi B-glukoronidase merupakan gangguan
autosom resesif. B-Glukoronidase telah dimurnikan dan gena
manusia telah diklon dan mengandung 12 ekson. Gena telah
dilokalisasi pada kromosom 1 (7q 21.11). Dua murasi yang
berbeda telah dilaporkan. Salah satu dari mutasi ini mengaki-
batkan penggantian anginin 382 dengan sistin dan yang lain
penggantian alanin 619 dengan valin. Kedua mutasi ini meng-
ganggu dua domain gena p-glukoronidase yang sangat dihe-
mat. Pemasukan salah satu dari dua mutasi ini dalam cDNA
normal menghasilkan p-glukuronidase yang kurang serupa de-
ngan yang diperoleh dari mutan produk-produk gena.

DIAGNOSIS BANDING MUKOPOLISAKARIDOSIS


Gambar 74-5. Penderita dengan sindrom Maroteaux-Lamy dengan inte-
legensi norrnal. Siku, pergelangan kaki dan jari menunjukkan kekakuan sendi Penyakit dengan disostosis multipleks dan tanda-tanda
khas. Abdomen menonjol dengan hemia umbilikalis. fisik mukopolisakaridosis diringkaskan pada Tabel 74-1.
Defisiensi sulfatase multipel (lihat Bab 72.3) dapat menye-
rupai mukopolisakaridosis pada manifestasi klinisnya, temu-
an-temuan roentgenografi, dan adanya mukopolisakariduria.
Maroleaux-Lamy. Keterlibatan jantung meliputi insufisiensi Penjelekan mental dan neurologis biasanya lebih cepat dari-
nrrtral dan regurgitasi aorta. Temuan roentgenografi berupa di- pada pada yang terlihat pada penyakit Hurler atau Hunter dan
sostosis multipleks yang ditemukan pada sindrom Hurler. sering menyerupai leukodistrofi metakromatis. Iktiosis berat,
suatu tanda konstan, dan hepatomegali akan menimbulkan ke-
Diagnosis. Kenaikan mukopolisakariduria pada sindrom
curigaan defisiensi sulfatase multipel pada penderita yang di-
Moroteaux-Lamy hampir selalu dermatan sulfat, dan N-asetil-
glukosamin -4-sulfat sulfatase (arilsulfatase B) merupakan en- curigai menderita mukopolisakaridosis. Skrining urin untuk
mukopolisakarida dan sulfatid biasanya positif.
zim yang defisien. Tipe A dan B mempunyai mukopolisaka-
riduria yang sama dan defisiensr enzim yang sama. Temuan- GangLiosidosis GMt (gangliosidosis menyeluruh) (lihat
[emuan perubahan somatis menyerupai temuan sindrom Bab 72.3) sama-sama mempunyai tanda klinis penyakit pe-
Hurler, perkembangan mental normal, dan dermatan sulfaturia nyimpanan lipid dan mukopolisakarida. Secara klinis, penderi-
ta dengan bentuk infantil berat gangliosidosis menyeluruh ada-
rnemberi kesan sindrom Maroteaux-Lamy atau Hurler-Scheie.
Defisiensi arilsulfatase B pada sel darah putih atau biakan fi-
lah retardasi mental dan hipotoni serta menderita hepato-
splenomegali. Pada lebih dari 5OVo ada bintik merah-ceri ma-
broblas memperkuat diagnosis sindrom Maroteaux-Lamy.
kuler.
Genetik. Sindrom Maroteaux-Lamy adalah gangguan auto-
Mannosidosis (lihat Bab 73) ditandai dengan rerardas:
som resesif. cDNA untuk N-asetilgalaktosamine-4-sulfatase psikomotor, tuli, muka kasar seperti tanda-tanda muka Hurler,
(arilsulfatase B) telah diisolasi. Gena telah dilokalisasi pada le-
hepatosplenomegali, hipotonia muskuler, dan disostosis multi-
ngan panjang kromosom 5 (5q13-5q14). Ekspresi cDNA pada
pleks ringan. Tidak ada mukopolisakariduria tetapi oligosaka-
defisiensi N asetilgalaktosamin-4-sulfatase fibroblas yang ter-
ridosa kaya mannosa ditemukan dalam urin.
k^'eksi yang defisien pada fibroblas ini. Beberapa mutasi telah Penderita dengan fukosidosis (lihat Bab 72.3) menunjuk-
diidentifikasi, sehingga menunjukkan heterogenitas yang luas kan tanda-tanda'muka kasar, hepatosplenomegali, retardasi
pada mutasi. Ada penghapusan, penghentian kodon, dan mu-
psikomotor berat, dan disostosis multipleks. Tidak ada muko-
tasi titik. Heterogenitas mutasi dapat menjelaskan heterogeni- polisakariduria, dan oligosakarida yang mengandung fukosa
tas klinis penyakit ini.
yang disimpan dalam jaringan dan diekskresikan dalam urin.
DEFISIENSI B-GLUKORONIDASE (MPS Vll). Penderita de- Asparilglukosaminuria (AGU) seringkali terancukan de-
ngan penyakit ini mempunyai tanda-tanda klinis dan skelet ngan sindrom Hurler atau Hunter. Anak dengan penyakit ini
mukopolisakaridosis dengan hepatosplenomegali, hernia um- tampak normal pada saat lahir tetapi secara progresif berkem-
bilikalis, gibbus thorakolumbal dan retardasi mental. Variasi bang muka kasar dengan hidung lebar, jembatan hidung de-
dalam ekspresi fenotip defek enzim ini telah dilaporkan; bebe- presi, bibir tebal, dan lubang hidung anteversi. Tanda-tanda
rapa penderita mempunyai perjalanan klinis serupa dengn per- lain meliputi leher pendek, kranium asimetri, skoliosis, hepa-
jalanan klinis penyakit Hurler, sedang yang lain tidak men- tosplenomegali, dan ekskresi aspartilglukosamin urin.
derita retardasi mental dan perjalanan yang amat ringan. Peru- Mukolipidosis harus juga dibedakan dari mukopoli-
bahan roent-eenografi adalah perubahan-perubahan disostosis sakaridosis. Penderita dengan mukolipidosis I (lihat Bab j4.1 t
nrLritipleks. Kcparahan perubahan tulang dapat bervariasi teta- memrlikr tanda-tanda klinis dan roentgenografi yang sama de-
498 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

TABEI- 74-1. Penyakit yang Dipertimbangkan pada Diagnosis Banding Mukopolisakaridosis

ngan sindrom Hurler, termasuk deformitas skelet. Namun, bin- Sindrom Kneist dapat dikenali pada saat lahir dan biasanya
tik makular merah-ceri seringkali merupakan tanda khas gang- terancukan dengan sindrom Murquio. Ekspresi penuh sindrom
guan ini. Penjelekan neurologis adalah progresif dan sering di- ini menjadi nyata sesudah umur 1 tahun dan meliputi tubuh
sertai dengan serangan kejang mioklonus, atrofi otot, gerakan dan tungkai pendek, kepala besar dengan jembatan hidung de-
khoreoatetotik, dan nistagmus. Mukopolisakarida urin normal, presi, kekakuan jari dan sendi-sendi lain, leher pendek, dada
dan oligosakarida terikat-asam sialat diekskresi dalam jumlah bentuk lonceng, tibia bengkok, celah palatum, pelepasan reti-
yang bertambah. na, tuli, dan hernia. Kemudian hidup dengan lordosis berlebi-
Mukolipidosis II: Penyakit Sel-l (llhatBab14.l) sering te- han dan kifoskoliosis menjadi nampak. Temuan radiografi
rancukan dengan sindrom Hurler atau Hunter. Penyakit sel-I meliputi osteoporosis generalisata dengan model jelek. Sin-
dibedakan dari sindrom Hurler oleh kekhasannya retardasi drom Kneist ditandai oleh keratan sulfaturia, yang dapat juga
psikomotor cepat dan kematian dini. Hiperplasia gingiva ada- terjadi pada sindrom Morquio. Defek enzim N-asetilgalak-
lah khas pada kehidupan awal. Thoraks kecil, dan sering ada tosamin-6-sulfat sulfatase spesifik dan p-galaktosidase, yang
penyakit jantung valvuler. Kekeruhan kornea bukan merupa- adalah khas sindrom Murquio, normal pada sindrom Kneist.
ka,, tanda. Pembentukan periosteum tulang diamati pada tu-
lang panjang saat umur 6 bulan pertama, dan tidak ada mu-
PENGOBATAN MUKOPOLISAKARIDOSIS
kopolisakariduria.
Mukolipidosis /11 (lihat Bab 74.1), bentuk ringan mukolipi- Transplantasi sumsum tulang sebagai terapi spesifik untuk
dosis ditandai dengan retardasi mental ringan dan kekakuan menggantikan enzirn yang kurang sempurna pada berbagai
sendi; defek skelet tidak separah seperti pada penyakit sel-I. mukopolisakaridosis sedang dievaluasi. penderita dengan pe-
Diagnosis tergantung pada temuan tanda wajah kasar, tidak nyakit Hurler mendapat manfaat paling besar baik berkenaan
ada mukopolisakariduria, kenaikan hidrolase dalam serum dan
dengan pelenyapan mukopolisakarida perifer maupun perbaik-
urin, dan kadar enzim ini turun pada biakan fibroblas. an kemampuan intelektual. Biasanya kornea jernih, hati dan
Mukolipidosls 1V (lihat Bab 74.1) ditandai oleh kekeruhan limpa mengecil dan mukopolisakariduria normal. perubahan-
kornea dan retardasi mental tanpa mukopolisakariduria.
perubahan skelet tidak membaik. Namun, bila transplan dila-
Displasia spondiloepifisis biasanya terancukan dengan mu- kukan umur dini, penjelekan skelet dapat minimal. penderita
kopolisakaridosis, terutama dengan sindrom Murquio. Penya- sindrom Hunter dan penderita Sanfilippo agaknya tidak men-
kit ini tidak ada mukopolisakariduria. dapat manfaat secara intelektual dari transplantasi sumsum tu-
74 I Gangguan Metabolisme Mukopolisakarida 499

lang. Ada beberapa pengalaman dengan mukopolisakaridosis Wehnert M, Hopwood JJ, Schroder W, et al: Structural gene aberrations rn
mucopolysaccharidosis II (Hunter). Hum Genet 89 430, 1992.
lain, tetapi jumlah kasus sedikit.
Wilson PJ, Morris CP, Anson DS, et al: Hunter syndrome: Isolation of an
Diagnosis prenatal dan deteksi penyandang tersedia untuk iduronate-2-sulfatase cDNA clone and analysis of patienr DNA. proc Natl
semua rnukopol isakaridosis. Acad Sci 87:8531,1990.
Yoshida K, Oshima A, Shimmoto M, er al: B-Galactosidase gene mutations in
GM,-gangliosidase: a common mutation among Japanese adulVchronic
Baker E, Guo XH, Orsbom AM, er al: The morquio A syndrome (mucopoly- cases Am J Hum Genet 49:435. 1991.
saccharidosis IVA) gene maps to 16q24.3. Arn J Hum Genet 52:96, 1993.
Bunge S, Kleijer WJ, Steglich C, et al: Mucopolysaccharidosis type I: identifi-
cation of 8 novel mutations and determination of the frequency of the two
I common s-L-iduronidase mutations (W402X and Q70X) among European 74.1 Mukolipidosis
patients. Hum Mol Genet 3:861, 1994.
Clarke LA, Nelson PV, Waffington CL, et al: Mutation analysis of 19 North Reuben K. Mutalon
American mucopolysaecharidosis type I patients: Identification of two addi-
tional fi'equent mutations. Hum Mutat 3:275,1994. Penderita dengan mukolipidosis menunjukkan tanda-tanda
Caljart NJ, Gillemans N, Harris A, et al: Expression of cDNA encoding the
klinis lipidosis maupun mukopolisakaridosis (lihat Bab 72.3;.
human "protective protein" associated with Iysosomal beta-galactosidase
and neuraminidase: Homology to yeast protease. Cell 54:755, 1988. Walaupun namanya demikian, ada sedikit bukti adanya pe-
Hobbs JR, Barett JA. Chambers D, et al: Reversal of clinical features of nyimpanan lipid atau mukopolisakarida yang sebenarnya da-
Hurler's disease and biochemical improvement after treatment by bone- lam organ penderita yang terkena. Secara teknik, fukosidosis,
marrow transplantation. Lancet 2:109, 1981.
gangliosidosis GMr, dan berbagai defisiensi sulfarase adalah
Hopwood JJ, Bunge S, Morris CP, et al: Molecular basis of mucopolysaccha-
ridosis type II: Mutations in the iduronate-2-sulphatase gene. Hum Mutat mukolipidosis, karena ada bukti penyimpanan lipid (sebagai
435:M2, 1993. glikosfingolipid) dan glikosaminoglikan pada berbagai organ.
Krivit W, Shapiro EC: Bone marow transplantation from storage diseases. /n: Semua mukolipidosis diwariskan sebagai ciri autosom resesif.
Desnick RJ (ed): Treatment of Cenetic Diseases. New York. Churchill Liv-
Tidak ada pengobatan spesifik unruk gangguan ini.
ingstone, 1991, pp 203-221.
Masuno M, Tomatsu S, Nakashima Y, et al: Assignment of the human N- MUKOLtptDOStS (M1.1), Ltp0MUK0poLtsAKARIDOStS,
acetylgalactosamine-6-sulfate sulfatase (GALNS) gene to chromosome ATAU SIALIDOSIS TIPE 2 (MULAI INFANTIL). penyakit ini me-
I 6q24. Genomic s 16:777 , 1993. nimbulkan gejala-gejala pada umur tahun pertama. Ada tanda-
Matalon R Arbogast B, Justice P, et al: Morquio's syndrome: Defidency of a
tanda seperti-Hurler, dengan disostosis multipleks, retardasl
chondroitin sulfate N-acetyl-hexosamine sulfate sulfatase. Biochem Bio-
phys Res Connrun 61:759, 1974. mental sedang, viseromegali, kekeruhan kornea, bintik merah-
Matalon R, Deanching M, Omura K: Hurler, Scheie and Hurler-Scheie 'co- ceri, kejang, limfosit bervakuola dan inklusi fibroblas kasar,
mpound' residual activity of alpha-L-iduronidase toward natural substrates tetapi tidak ada mukopolisakariduria. Beberapa dari anak ini
suggesting allelic mutations. J Inherit Metab Dis 6:133, 1983.
dapat muncul secara relatif normal pada saat lahir, tetapi se-
M-.lalon R, Dorfman A: Sanfilippo A syndrome: Sulfamidase deficiency in
cultured skin fibroblasts and liver. J Clin Invest 54:907,19'14. mua penderita berkembang manifestasi klinis berat progresif.
Matalon R, Kaul R, Michals K: The mucopolysaccharidoses and the mucolipi- Ada juga bentuk kongenital tipe 2 yang ditandai dengan hi-
doses. ln. Rosenberg R, Prusiner S, DiMauro S, Bachi R, Kunkel L (eds) drops fetalis dan asites neonatus, hepatosplenomegali, epifisis
The Molecular and Genetic Basis of Neurological Disease. Boston, MA,
berbintik-bintik, penyelubungan periosteum, dan lahir mati
Butterworth-Heinemann, 1993, pp 401-419.
McDowell GA, Cowman TM, Blitzer MG, et al: Intrafamilial variability in atau mati selama masa bayi. Penderita ini (infantil dan kon-
Hurler syndrome and Sanfilippo syndrome type A: Implications for evalua- genital) menderita defisiensi neuraminidase murni. Lagipula,
tion ofnew therapies. Am J Med Genet 47:i092, 1993. ada bentuk sialidosis 'Juvenil" tipe 2 (ML,I), kadang-kadang
Miller RD, Hoffman JW, Powell PP et al: Cloning and characterization of be- disebut galaktosialidosis, yang ditandai oleh defisiensi B-galak-
taglucuronidase gene. Genomics 1:280, 1990. Neufeld EF, Muenzer J: The
mucopolysaccharidoses. lr: Scriver CR, Beaudet AL, Sly WS, Valle D
tosidase primer juga defisiensi neuraminidase. Pada penJerita
(eds): The Metabolic Basis of Inherited Disease, Vol II, 6th ed. New York, ini, manifestasi klinis dapat mulai pada setiap waktu dari masa
McGraw-Hill, pp 1565-1587, 1989. bayi sampai dewasa. Pada awal masa bayi mungkin ada feno-
Oshinta A, Kyle JW, Miller RD, et al: Cloning, sequencing and expression of
cDNA for human beta-glucuronidase. Proc Natl Acad Sci 84:685, 1986.
tip yang sama dengan fenotip gangliosidosis GMr dengan
Oshima A, Tsuji A, Nagao Y, et al: Cloning, sequencing and expression of edema, asites, displasia skelet, dan bintik merah-ceri. Selanjut-
cDNA for human beta-galactosidase. Biochem Biophys Res Commun nya, tanda-tanda utama adalah disostosis multipleks, visero-
157:238.1988. megali, retardasi mental, dismorfisme, kekeruhan kornea, pen-
Peters C, Schmidt B, Rommerskirch W, et al: Phylogenetic conservation of
jelekan neurologis progresif, dan bintik merah-ceri bilateral.
arylsulfatases. cDNA cloning and expression of human arylsulfatase B. J
Biol Chem 265:337 4,1990. Penyimpanan senyawa-senyawa pada gangguan ini terutama
Powell PP,'Kyle JW, Miller RD, et al: Rat liver beta-glucuronidase. cDNA adalah oligosakarida sialilasi yang serupa dengan senyawa
cloning, sequence comparisons and expression of a chimeric protein in COS yang diekskresikan oleh anak dengan sialidosis tipe lain.
cells. Biochem J 250:547, 1988.
Sialidosis tipe 1 dibedakan dari ripe 2 oleh fenotip bintik
Schuchman EH, Jackson CE, Desnick RJ: Human arylsulfatase B: MOPAC
cloning, nucleotide sequence of a full length cDNA, and regions of amino mioklonus merah-ceri dan tidak ada tanda-tanda somatik se-
acid identity with arylsulfatases A and C. Genomics 6:149,199A. perti wajah kasar dan disostosis multipleks. Umur mulainya
Suzuki Y, Oshima A: A B-galactosidase gene mutation identified in the Mor- berbeda-beda, tetapi biasanya gangguan terjadi pada umur
quio B disease and infantile Gml gangliosidosis. Hum Cenet 91:407, 1993.
dekade ke-2.
Tieu PT, Menon K, Neufeld EF: A mutant stop codon (TAG) in the IDUA
gene is used as an acceptor splice site in a patient with Hurler syndrome Sialidosis tipe I dan 2 akibat dari defisiensi neuraminidase
ri\'lPS IH). Hum Mutat 3:333. 1994. yang diwariskan, darinya paling sedikit ada dua bentuk. Asam
'l'()nr.ilsu
SS, Fukuda M, Masue K, et al: Morquio disease: isolation, charac- sialat terminal oligosakarida dan sialilglikopeptida diekskresi-
te flTation and expression of full-length cDNA for human N- kan dalam jumlah yang besar dalam urin. Sel Kuppfer dan he-
acetylgalactosamine-6-sulfate sulfatase. Biochem Biophys Res Commun
].81:61'l , l99l.
patosit bervakuola, dan biopsi nervus suralis menunjukkan
500 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

degenerasr mielin metakromatik. Penderita ini defisien dalam perawakan pendek, disostosis multipleks ringan. hiperplasia
aktivitas glikoprotein sialidase. Gangliosid sialidase normal. gingiva ringan, dan kadar mukopolisakarida urin normal.
Diagnosis didasarkan pada pengukuran aktivitas neuramini- Kekeruhan kornea atau nistagmus dapat ada. IQ dapat berkisar
dase d'alam fibroblas atau sel darah putih. Penyandang (car- dari normal sampai serendah 50. Prognosisnya tidak diketahui;
rier) dapar diidentifikasi dan diagnosis prenatal dapat dibuat beberapa penderita mencapai umur dekade ke-3. Penanganan
dengan menggunakan biakan sel amnion. orthopedik mungkin terindikasi pada beberapa kasus. Seperti
Dua gena dapat dilibatkan pada ekspresi glikoprotein-spe- pada penyakit sel-I, enzim lisosom serum naik, dan biakan ii-
sifik cr-neuraminidase yang tidak ada pada penderita sialidosis. broblas kulit menunjukkan inklusi khas dan aktivitas menurun
Defisi^rsi sialidase pada penderita tipe 2 disebabkan oleh mu- pada banyak enzim lisosom. Pengukuran aktivitas UDP-N-
tasi pada gena struktural pada kromosom 10. Defisiensi neu- asetilglukosamin-1-fosfotransferase dengan menggunakan
raminidase pada penderita galaktosialidosis disebabkan oleh substrat eksogen menunjukkan aktivitas sisa yang lebih besar
mutasi pada gena yang terletak pada kromosom 20. daripada ML-II. Diagnosis prenatal dimungkinkan melalui pe-
ML-ll ATAU SEL-|. Penyakit ini bermanifestasi pada umur meriksaan biakan sel cairan amnion. Tidak ada pengobatan
beberapa bulan pertama. Pola klinisnya agak menyerupai sin- efektif, tetapi manajemen medik suprotif dan orthopedik dapat
drom Hurler dan gangliosidosis GMr (tipe l). Penderita yang membantu.
terkena dapat mengalami dislokasi pinggul, hernia inguinalis, ML{V. Ini adalah mukolipidosis yang baru diuraikan. Ke-
hipertrofi gusi, pembatasan gerakan pada bahu, hipotonia me- banyakan kasus yang dilaporkan sejauh ini telah terjadi pada
nyeluruh, kulit tebal dan rapat, dan hepatomegali. Tanda wajah anak keturunan Yahudi Ashkenazi. Biasanya, segera sesudah
kasar semakin tua menjadi semakin mencolok. Retardasi psi- lahir anak yang terkena muncul dengan kekeruhan kornea dan
komotor berat progresif terjadi juga. Perubahan tulang khas strabismus. Kekeruhan kornea dapat muncul sesudah beberapa
terkait dengan terjadinya disostosis multipleks berat, menye- tahun. Degenerasi retina dapat juga terjadi. Sesudah 6 bulan,
babkan penyelubungan gambaran tulang tubuler panjang, me- hipotonia dan retardasi psikomotor menjadi lebih nyata. Pen-
nyebabkan penipisan korpus vertebra, dan menyebabkan peru- derita yang bertahan hidup biasanya retardasi pada sekitar ja-
bahan-perubahan yang berarti lain pada pelvis, tangan, iga, jaran 1 tahun. Tidak ada displasia skelet atau ekskresi muko-
dan tengkorak. Kematian karena pneumonia atau gagal jan- polisakarida berlebihan dalam urin. Ada kelainan penyim-
tung kongestif biasanya terjadi pada usia 2-8 tahun. panan tubuh secara besar-besaran dalam sel hati, otak, kon-
Mul:opolisakarida urin adalah normal, tetapi sialiloligo- jungtiva, dan fibroblas. Prognosisnya tidak pasti. Satu pen-
sakarida naik. Biakan fibroblas menampakkan inklusi khas, derita telah mencapai umur 24 tahun. Pengobatan untuk
yang pada mulanya kelompok penyakit ini terpisah dari muko- mengkoreksi kekeruhan. kornea dapat memperbaiki penglihat-
polisakaridosis. Pemeriksaan enzim menunjukkan enzim liso- an, tetapi tidak ada pengobatan lain yang tersedia.
som sangat naik dalam serum, sedang harga dalam leukosit Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan biakan fibroblas
mendekati kisaran normal. Aktivitas hampir semua enzim liso- pada benda-benda membran multivesikuler berlamela khas.
som defisien pada biakan fibroblas kulit, sedang medium Penderita telah ,litemukan menderita defisiensi aktivitas gan-
biakan mempunyai kelebihan enzim ini bila dibandingkan de- gliosid sialidase. Walaupun beberapa heterozigot obligat
ngan medium biakan deretan fibroblas kontrol. Normalnya, mempunyai aktivitas kurang dari normal, hal ini masih belum
penentuan sasaran enzim lisosom ke lisosom diperantarai oleh terbukti apakah ini merupakan defek primer atau bukan. Diag-
reseptor yang mengikat penanda pengenalan mannosa-6-fosfat nosis prenatal dibuat dengan memeriksa biakan sel cairan am-
pada enzim. Penanda disintesis dalam reaksi dua tahap dalam nion untuk penyimpanan benda-benda khas.
kompleks Golgi. UDP-,|y'-asetilglukosamin: enzim lisosom N-
asetilglukosarninil- I -fosfotransferase, enzim yang mengkatali-
A, Burg J, Conzelrnann E, et al: Enzyme-iinked immunosorbenr as-
Baner.;ee
sis tahap pertama pada proses ini, kurang sempurna pada ML-
say for the ganglioside Cuu-activator protein. Hoppe-Seyler's Z Physiol
II dan ML-III. Dengan demikian, enzim lisosom yang bartr Chem 365:347. 1984.
dibentuk tidak dapat difosforilase, Bila tidak ada kelompok Crandall BF, Philippart M, Brown WJ, et al: Mucolipidosis IV. Am J Med
fbsfat ini, yang berperan sebagai bagian dari pengenalan pe- Genet 12:301,1982.
Cillow JE, Lowden JA, Gaskin MB, et al: Congenital ascites as a presenting
nanda -nzim yang baru disintesis tidak masuk ke dalam liso-
sign of Iysosomal storage disease. J Pediatr 104:225, 1984.
som tetapi diekskiesi dari sel. Aktivitas fototransferase spesi- Lowden JA, O'Brien JS: Sialidosis: A review of hulnan sialidase deficiency.
lik ini dapat diukur pada biakan fibroblas, memberikan uji Am J Hum Genet3l:l, 19'79.
diagnostik spesifik untuk penderita dan identifikasi penyan- O'Reilly RJ, Brochstein J, Dinsmore R, et al: Marrow transplantation for con-
genital disorders. Semin Hematol 2 I : I 88, 1984.
dang serta untuk diagnosis prenatal. Tidak ada pengobatan
Poenaru L, Kaplan L, Dumez J. et al: Evaluation of possible first tnmester
yang ef'ektif. walaupun satu penderita telah berespons dengan prenatal diagnosis in lysosomal diseases by trophoblast biopsv. Pediatr Res
baik pada can-ekok sumsum tulang. Perawatan medik dan or- l8:1032,1984.
rpedik suportr I penting.
lr Reitman ML, Varki A, Kornf'eld S: Fibroblasts from patients with l-cell dis-
ease and pseudo-Hurler polydystrophy are deficient in undine 5'-
Ml-lll ATAU POL|D|STROF| PSEUDO-HURLER. Ini adalah diphosphate-Nacetylglucosamine: glycoprotein N-acetylglucosaminyl-
bentuk ML-II yang lebih ringan. Sesudah kemungkinan per- phosphotransferase activity. J Clin Invest 6'/ :151 4, 1981.
kembangan psikomotor lambat awal, anak umur 3-4 tahun ScriverCR, Beaudet AL, Sly WS, et al: The Metabolic Basis of Inherited Dis
yang terkena dapat datang dengan kekakuan sendi progresif, ease,6th ed. New York, McGraw-Hill. 1989.
75 . Defek pada Metabolisme Purin dan Pirimidin 501

bahan ini. RNA adalah sangat penting pada pen-qaruran

E Bne 15 sintesis protein dan sebagai komponen dari senyawa penghas.^


energi penting dan kofaktor nukleotida seperti ATP. UDPG.
NAD. NADP, dan lain-lain.
Defek pada Metabolisme Purin ENCOK (GOUT). Tanda utama encok adalah kenaikan kadar
asam urat sel'um. Penyakit ini terutarna mengenai orang de-
dan Pirimidin wasa dan jarang terjadi pada anak kecuali pacla mereka dengan
penyakit penyimpanan gliko_een tipe I (GSD I). padanva hr-
R. Rodney Howell perurikemia secara rutin ter.jadi dan artriiis encok dan tofi
muncul pada remaja (lihat Bab 73). Bila hiperurikernia dan cn-
cok terladi pada masa anak, penyakir inr hampir selalu akibat
Pulin dan pirimidin adalah senyawa heterosiklik yang penyakit lain.
mengandung-nitrogen. Kombinasi purin dan pirimidin dengan Kenaikan kadar asam urat dalam serunt dapeit akibat dari
ribosa atau deoksiribosa dan dengan fosfat menciptakan nuk- beberapa gangguan metabolik unrum. Pendcrita tertentu mem-
leotid. Kombinasi ribosa dan fosfat (karenanya, ribonukleo- punyai produksi aktif abnormal asam urat baru: yalg lain
tida), purin dan pirimidin membentuk elemen-elemen asam mempunyai pengurangan dalam pembersihan asam urat ginjal:
ribonukleat (RNA); bersama dengan deoksiribosa dan fosfat dan beberapa menggambarkan kombinasi dar-i dua faktor
(deoksiribonukleotida), membentuk asam deoksiribonukleat utama ini.
(DNA). Kemampuan mensintesis cincin purin baru sebenarnya Sekurang-kurangnya 957o kasus artritis encok ditemukar
universal pada organisme hidup. Produk akhir metabolisme pada laki-laki pascapubertas. Pada kelompok penderita yang
purin pada manusia adalah asam urat. amat kecil, aktivitas enzim hipoxantin guanin fosfbribosil
Selain asam urat, purin basa yang diketahui mernpunyai transf'erase (Gb. 75-1) dikurangi sampai pada hanya beberapa
kepentingan klinis adalah adenin dan guanin. Pirimidin yang persen dari normal (defisiensi total n'rengaralr pada sindrom
p"rting adalah timin, sitosin, dan urasil. Kepentin-ean nukleo- Lesch-Nyhan). Pada kelornpok penderita lain produksi berle-
tida sebagai komponen DNA berdasarkan atas fungsi genetik bihan asam urat dan hiperurikemia dapar dilacak sampai pada

t'J[T't dGTP Sintesis dATP -* Sintesis


Hambatan DNA
1t ,tpan balik- - - - --- -
- .-' | -'. |

Sintesis cip I AiP * Sintesis


RNA -+ '. RNA

- tJ1
l.i + e
I
+ +
t
Asamadenilat
Asamguanilat + Asaminosinat
(lMP) y'r,o*r)
/cilrpL.\ f--D"r"|en"-_--l
t,
Defisiensi adenin
,/ \ / | //
/\/t7/
uanosin Hipoxantin-
ladenosindeaminase
Hipoxantin <----l l-- Adenosin
fosforibosil transferase

rI ranin
Ouanln
nr Ilue)lsd
ribosida \
I "pnpp (lnosin)
ItranslerasellDefisiensi
I L I rux-
I | !'
!ll tff,h,ll-L|l*
I lt."tutio"tl I I llescnjNvnanl9
l\---- 'r -/ I --f-f
p ' lPurinnukteosida
I'tostoritase I *ri-c-*-- Fosforrbosil-1-
Jr Itil i, .CH pirofosfat (PRPP)
*"-6-"-*l-
:
II
' --===i t-ffi
ulll'
HN-c-c-N--
i li -CH
HC\-^'/ C-N-
tl
H
I
'""
l'CH
' - PRPP - PRPP
PRPP
- Hc d-N-
H,N-C-\-N- c-N
C-N
' -c----N-- H
H
HC-
--N--C-N-
-.::*,2 H
Adenin I

Guanin Hipoxantin Ribosa-S-fosfat + ATP

I xrntin oksidase

o o
IL

(.
\H
HN-C- C-N-r HNC-N-
o:ci11-cH
l15
Xantin " O:C-
\\
\ G:O
i-N-
-N- c-N- H oksidase --N ,/H
H H
Xantin Asam urat

Gambar 75-1. Jalur metabolisme dan penyeiarnatan purin


502 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

ATP
oo
ltlt
Fosforibosilpirofosfat
P-O-P-OH
(PRPP) sintetase tl
OH OH
D-Ribosa fosfat Fosforibosi l- 1 -pi rofosfat
(PRPP)

Gtutamin
I

fosforibosilpirofosfat
(PRPP) amidotransferase
I Glutamin

OH I

I
+
,<-c,
N- 'C H2O3POCH2
-o- NH,
tlt cH+++ (
HCC
--N- Banyak reaksi r\, \ ,/ |

T-{
OH OH

5-Fosforibosilamin

OH
lnosin-S-fosfat r
(Asam inosinat, IMP)
Gambar 75-2. LangkahJangkah awal pada biosintesis cincin purin

kelainan aktivitas yang tinggi enzim fosforibosilpirofosfat ngan encok (10-12 mg/dl); ada kenaikan yangjelas pada pro-
(PRPP) sintetase (Gb. 75-2). Pada kedua keadaan ini, bertam- duksi asam urat dan pada ekskresi urinnya. Hampir tidak ada
bahnya ketersediaan PRPP menyebabkan kenaikan produksi samasekali aktivitas hipoxantin guanin-fosforibosiltransferase
asam urat endogen. Kedua enzim secara genetik dipindahkan pada banyak jaringan, termasuk eritrosit dan fibroblas. Enzim
sebagai resesif terkait-X. Kenaikan ketersediaan PRPP meru- ini penting pada jalur "penyelamatan purin", melaluinya hi-
pakan mekanisme yang juga mengarah pada hiperurikemia poxantin dan xantin dapat diubah menjadi nukleotida, asam
pada penyakit penyimpanan glikogen tipe I; beberapa dari pe- isosinat, dan asam guanilat (lihat Gb, 75-1). Bila jalur enzim
nurunan pembersihan asam urat yang terjadi pada GSD I dapat ini tidak bekerja, aktivitas sintetase PRPP naik dan pRpp ber-
juga karena asidemia hiperlaktat, yang mengurangi pembersi- akumulasi dalam sel, menyebabkan produksi purin baru diper-
han asam urat ginjal. cepat dan asam urat berlebihan. Jalur penyelamatan mungkin
Apakah penderita dengan kadar asam urat naik dalam se- penting pada sintesis nukleotida dalam otak; bilajalur ini tidak
rum berkembang artritis encok atau tidak, sebagian tergantung aktif, otak dapat tidak mampu mensintesis nukleotida yang
pada k-parahan dan lama hiperurikemia, diperlukan.
SINDROM LESCH-NYHAN. Anak laki-laki dengan sindrom Sindrom ini dipindahkan sebagai keadaan terkait-X.
ini biasanya normal pada saat lahir. Kelainan pertama yang se- Biakan fibroblas dari biopsi kulit ibu penderita dengan sin-
cara tetap ditemukan adalah keterlambatan perkembangan mo- drom Lesch-Nyhan terdiri dari dua populasi sel, satu enzim
torik pada umur beberapa bulan pertama. Kemudian muncul pentingnya normal dan satunya defisiensi, memberi dukungan
gerakan khoreoatetoid ekstrapiramidal, dan terjadi hiper- pada hipotesis Lyon.
refleksia, klonus persendian kaki, dan spastisitas kaki. Kelain- Gena untuk hipoxantin-guanin fosforiltransferase terletak
an klinis yang paling mencolok yang biasanya teramati adalah pada kromosom X pada daerah q26-q27 dan terdiri dari sembi-
perilaku menghancurkan-diri kompulsif, dramatis. Anak yang lan ekson dan delapan intron, keseluruhannya 57kD. Berbagai
lebih tua mulai menggigit dan mengunyah jari-jarinya, bibir, mutasi di seluruh daerah kode telah diuraikan. Karena kehi-
dan mukosa mulut, mengarah pada perusakan (mutilasi). langan neuron dopaminergik sentral telah diperagakan, an-
Manifestasi ini bukan akibat dari ketidakmampuan merasakan tagonis dopamin-Dl telah diusulkan sebagai penyebab peri-
nyeri tetapi dari dorongan kompulsif yang tidak dapat ditahan laku perusak-diri (self-destructive). Pemasukan gena ini pada
sehingga perlu mengendalikan penderita. Tofi encok dan artri- penderita dengan sindrom Lesch-Nyhan sekarang dianggap se-
tis encok kadang-kadang juga ditemukan pada anak yang lebih bagai eksperimental, yang berpotensial penanganan kuratif.
tua dengan sindrom Lesch-Nyhan. Tofi akrbat dari akumulasi KELAINAN METABOLISME ASAM URAT LAIN. Hiperurike-
kristal natrium urat dalam jaringan subkutan dan jaringan lain; mia biasanya ditemukan pada keadaan kenaikan yang nyata
terjadi pada permukaan ekstensor siku, lutut, jari-jari dan jem- dalam jumlah sel dan penghancuran sel, seperti pada penyakit
pol. mieloproliferatif. Jumlah asam urat berlebihan diakibatkan
Pada sindrom Lesch-Nyhan, kadar asam urat serum biasa- oleh kenaikan intensitas degradasi nukleotida menjadi produk
nya ada pada kisaran yang ditemukan pada orang dewasa de- akhir purin (asam urat). Pada pengobatan leukemia akut atau
75 I Defek pada Metabolisme Purin dan Pirimidin s03

massa limfoma, lesi sel mendadak dapat membangkitkan dengan xantinuria menderita kalkuli urin yang tersusun dari
hiperurikemia dan hiperurikosuria dengan konsekuensi klinis xantin murni. Batunya adalah radiolusen, kecuali batu yang
(lihat Bab 448.1 d?n 449). mengandung kalsium fosfat 5Vo. Beberapa penderita dengan
Hiperurikemia dapat terjadi pada setiap keadaan yang pem- nyeri otot sesudah gerakan terbukti mempunyai endapan kris-
bersihan (clearance) ginjalnya menurun. Bila kadar B-hidrok- tal xantin dalam otot. Biopsi jejunum penderita yang terkena
sibutirat dan asetoasetat serum bertambah, seperti pada kela- tidak menunjukkan aktivitas xantin oksidase kearah xantin dan
paran dan ketoasidosis diabetik, ada kenaikan kadar asam urat hanya sekitar 57o aktivitas normal kearah hipoxantin (Batu
serum yang terkait dengan penurunan pembersihan ginjal. xantin telah juga dilaporkan sebagai konsekuensi yang jarang
Obat-obat yang biasa digunakan, seperti salisilat, dalam dosis pemberian alopurinol). Ada heterogenitas genetik; beberapit,
rendah dapat mengurangi pembersihan ginjal dan menghasil- tetapi tidak semua, penderita xantinurat tidak mempunyai ak-
kan hiperurikemia. Penderita dengan sindrom Down secara tivitas aldehid oksidase (yang mengubah obat alopurinol men-
teratur memperlihatkan hiperurikemia sedang. Semua variabel jadi oksipurinol). Enzim xantin oksidase dan sulfit oksidase
ini harus dipertimbangkan dalam interpretasi kadar asam urat memerlukan rnolibdenum sebagai kofaktor. Penderita telah di-
serum pada anak. ketahui menderita defisiensi molibdenum dan defisiensi simul-
Hipourikemia karena kenaikan dalam pembersihan asam tan xantin oksidase dan aktivitas sulfid oksidase. Semua pen-
urat yang terjadi pada penyakit tubuler renal proksimal (misal, derita dengan xantinuria akan mempertahankan masukan cair-
sindrom Fanconi). Pada penderita yang secara klinis normal, an yang tinggi, restriksi diet purin, dan alkalinisasi urin. Kela-
hipourikemia disebabkan oleh defek reabsorpsi asam urat tu- rutan xantin dalam urin pada pH 5,0 adalah 5 mg/dl-, dan pada
buler ginjal murni; keadaan yang sama ada pada anjing Dal- pH 7,0 adalah13 mg/dl. Prognosisnya sangat baik.
matian. Hipourikemia juga merupakan tanda menonjol xantin- DEFISIENSI ADENOSIN DEAMINASE. Pada hampir setengah
uria dan defisiensi nukleotida fosforilase (liliat nanti). penderita dengan imunodefisiensi kombinasi berat (severe
Pengobatan hiperurikemia. Beberapa pendekatan diguna- combined immunodeficiency ISCID]), defisiensi aktivitas
kan. Penghindaran makanan tinggi purin (seperti roti manis) adenosin deaminase telah diperagakan (lihat Bab 119).
bermanfaat sedang. Probenesid efektif dalam menaikkan pem- DEFISIENSI FOSFORILASE NUKLEOSIDA. Defisiensi enzim
bersihan asam urat dan digunakan untuk mengobati hiperu- ini, yang genanya terletak pada lengan panjang kromosom 14,
rikemia pada penderita dengan fungsi ginjal normal. Alopu- disertai dengan defisiensi yang nyata imunitas seluler tetapi
rinol, suatu inhibitor xantin oksidase, juga digunakan secara imunitas humoral normal (lihat Bab 118). Disfungsi sistem
luas. Pada orang-orang yang tanpa diketahui defek enzimatik saraf sentral merupakan tanda klinis mencolok pada enam bayi
pada biosintesis purin, obat ini mengurangi produksi purin to- dengan defisiensi nukleosida fosforilase.
tal, menaikkan ekskresi oksipurin (xantin dan hipoxantin), dan DEFISIENSI ADENIN FOSFORIBOSILTRANSFERASE. Dua
mengurangi eksklesi asam urat. Pada sindrom Lesch-Nyhan, puluh penderita Kaukasus telah digambarkan dengan defisi-
pengobatan alopurinal mengurangi kadar asam urat (dan mem- ensi adenin fosforibosiltransferase. Tanda klinis yang menon-
perbaiki artritis encok dan tofi); tidak ada pengaruh pada ma- jol adalah kalkuli ginjal yang tersusun dari 2,8-dihidroksi-
salah neurologis berat. adenin dan kalsium oksalat.
Pada setiap penderita dengan hiperurikosuria, apakah seba- ASIDURIA OROTAT. Asam orotat adalah metabolit antara
gai akibat kenaikan sintesis baru atau terapi obat, adalah sa- pada sintesis pirimidin. Asiduria orotat merupakan gangguan
ngat penting bahwa volume urin yang besar dipertahankan dan yang jarang pada anak, akibat dari blok pada metabolisme
bahwa pH urin dipertahankan dekat netral (7,0). Ini biasanya asam orotat lebih lanjut. Anak yang terkena menderita anemia
dapat dilakukan secara efektif dengan keseimbangan campuran megaloblastik yang tidak berespons terhadap terapi dengan vi-
garam, seperti Policitra, yang biasanya lebih efektif daripada tamin C, asam folat, atau vitamin Btz; mereka mengekskresi
bikarbonat. Kepentingan menyesuaikan pH urin sampai 7,0 sampai dengan 1,5 gl24 jam asam orotat dan membentuk
digambarkan oleh kenyataan bahwa pada pH 5, kelarutan asam kristal asam orotat dalam urin. Walaupun penderita ini menga-
urat 15 mg/dl, sedang pada pH 7 kelarutannya2}} mgldL. lami retardasi pertumbuhan dan perkembangan, manifestasi
Hiperurikemia yang disertai dengan penyakit penyimpanan hematologis merupakan tanda klinis yang lebih dramatis kare-
glikogen tipe 1, seperti hiperurikemia bermakna lain, harus di- na sintesis RNA dan DNA yang hebat perlu untuk hematopoe-
obati, ia tidak berespons dengan probenesid tetapi berespons sis normal. Pengobatan kortikosteroid dapat mengakibatkan
dengan tepat pada alopurinol. perbaikan menyeluruh, tetapi hilangnya kelainan dalam sum-
XANTINURIA. Xantin adalah prekusor cepat asam urat. Ia sum tulang atau ekskresi asam orotat terjadi hanya bila sen-
dihentuk secara langsung dari purin tertentu, sedang hipoxan- yawa pirimidin terdapat diluar blok metabolik yang diberikan.
tin dibentuk diantara yang lain. Oksidasi hipoxantin menjadi Pada kebanyakan penderita dengan asiduria orotat, aktivi-
xantin dan dari xantin ke asam urat diperantarai oleh xantin tas asam orotidilat pirofosforilase dan asam orotidilat dekar-
oksidase, yang ditemukan dalam hati dan mukosa usus (lihat boksilase defisien (Gb.75-3). Enzim uridin 5'-monofosfat
Gb.7s-1). (UMP) sintase merupakan enzim bifungsional dengan dua ak-
Xantinuria tidak lazim ada. Kadar asam urat serum pada tivitas ini. Pada asiduria orotat, dihasilkan sejumlah normal
orang-orang yang terkena sebenarnya tidak dapat terdeteksi mRNA yang tampak mengkode enzim mutan dengan stabilitas
(0, 1-0,8 mg/dl). Kadar hipoxantin dan asam urat rendah da- berkurang atau sifat-sifat kinetik yang berubah. Defisiensi en-
lam plasma maupun urin; jumlah asam urat dalam urin turun zim ini telah diperagakan dalam hati, leukosit, eritrosit, dan fi-
hampir 0 dengan diet bebas purin. Xantin bahkan kurang larut broblas yang tumbuh dalam biakan. Heterozigot mempunyai
daripada asam urat dalam urin; karenanya, beberapa penderita sekitar setengah kadar normal aktivitas kedua enzim. Satu
504 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

cooH NH- OH
I

HC_ NH, *
,'
c:o cooH
c
I

Nz- -cH"
I

NH, CH,
O -.* | + t'
?'" I i C-O-HC-COOH O:C
cooH HO-P:O |
rH
-N' -N-C-H
'cooH
oHl H
Asam
Karbamil
r N-Karbamil- l-aspartat Asam
aspartat dihidroorotat
fosfat ,'
,, Hambat
atau
represi
umpan balik

cH UMP Sintase oH
oH
[n .'-
-' (Asam orotat -c-
u,c,
rA
vv21r Nz--cH -i[--1-II--""/
dekarboksilase)
I ' -q"
^ 1 lf
o:c-..-cH ^
o:c.N/c-cooH 4,
1l:--^-J- lf
T" Fosforibosit_1_

I
N
I
"-
Fsid-uria-oroEil
no""'-*'i "- 'N- _c_cooH"iir""iili,
(pRpp)
Ribosafosfat I tatt I Ribosafosfat tAddTregroleq
I lrpel I H '

uridin S'-monofosfat (UMP) orotidin-5'-monofosfat (OMP) Asam orotat


I

i _.
urp I Sintesis
CTP I RNA
dcrP f-.-_ &
dTTP J
DNA

Gambar 75-3. Jalur-jalur dalam biosintesis pirimidin

penderita telah diuraikan yang hanya tidak mempunyai aktivi- lymphoblasts with a transmissible retroviral vector. J Biol Chem 259:jg42.
1984.
tas OMP dekarboksilase.
Winkler JK, Suttle DP: Analysis of UMP synrhase gene and mRNA structure
Pemberian derivat pirimidin menurunkan ekskresi asam in hereditary orotic aciduria fibroblasts. Am J Hum Genet 43:g6. l9gg.
orotat urin. Pengaruh ini menunjukkan bahwa enzim dalam
jalur yang mengarah pada sintesis asam orotat ada dibawah pe,
ngendalian hambatan umpan balik. Respons hematologis dise- DEFEK ENZIM DAN PROTEIN LAIN
babkan oleh penyediaan secara langsung sintesis DNA dan
RNA dari bahan yang sangat penting yang tidak dapat dibuat Beberapa kelainan metabolisme bawaan tidak dapat diten-
baru. Penderita yang diobati dengan uridin sejak masa bayi di- tukan secara alamiah pada sistem, seperti kelainan yang terli-
laporkan menjadi orang dewasa muda normal. bat pada metabolisme asaln amino, karbohidrat, lipid; pigmen,
Ekskresi asam orotat naik dalam urin anak yang mempu- purin, atau pirimidin. Defek-defek lain ini melibatkan prorein
nyai defek genetik primer pada siklus urea. Defek ini akibat larut dan elemen-elemen pembentuk darah dan protein-protein
dari karbamil fosfat tambahan (biasanya digunakan dalam sin- tertentu serta enzim organ atau jaringan lain yang akan diba-
tesis urea) yang dishunt ke dalam sintesis pirimidin baru, me- has pada seksi berikut.
nyebabkan produksi berlebihan asam orotat yang jelas. Tidak adanya suatu protein tertentu pada individu rertentu
Asiduria orotatjuga terlihat pada defisiensi nukleosida fosfori- atau adanya protein yang bermigrasi secara abnormal dengan
lase. teknik elektroforesis dan kromatografi merupakan bukti yang
Penderita yang tidak terkait dengan disfungsi serebral dan kuat adanya kelainan metabolisme bawaan. Juga, sistem pe-
kenaikan ekskresi urasil, timin, dan 5-hidroksimetil urasil urin ngenalan imunologis tergantung pada adanya berbagai makr-o-
telah dilaporkan. Penderita ini mungkin defisien dalam aktivi- molekul permukaan-sel dibawah pengendalian genetik mi-
tas dihidropirimidin dehidrogenase. Defisiensi demikian telah salnya, HLA, dan berbagai penanda dengan berbagai penyakit.
ditunjukkan pada penderita yang mengalami toksisitas berat Lebih lanjut, deretan protein reseptor yang besar ditemukan
bila mendapat 5-flurourasil, yang memerlukan enzim ini untuk dalam dan pada sel yang menengahi kerja hormon. Kelainan
metabolismenya. bawaan bagian protein demikian juga terjadi.

Davidson BL, Tarle SA, Van Antwerp M, et al: Identification


of l7 independ- Defek dalam Protein Ptasma
ent mutations responsible for human hypoxanthine-guanine phosphori-
bosyl-transferase (H PRT) deficiency. Am J Hum Genet 48:951, 1991. ANALBUMINEMIA., Albumin plasma mempertahankan re-
Van Acker KJ, Eyskens FJ. Verkerk RM, et al: Urinary excretion of purine kanan onkotik darah dan berperan sebagai alat untuk pengang:
and pirimidine metabolites in the neonate. Pediatr Res 34:762,1993.
Witlis R, Jolly DJ, Miller AD, et al: Partial phenotypic correction of human kutan banyak unsur darah normal. Analbuminemia amat
Lesch-Nyhan (hypoxanthine-guanine phosphoribosyltransferase-deficient) jarang, ciri diwariskan secara resesif. Penelitian kloning mo-
75 I Defek pada Metabolisme Purin dan Pirimidin 505

lekuler telah menunjukkan bahwa tiga individu analbumin lain, transkobalamin II (B-globulin), diduga merupakan
mempunyai mutasi yang berbeda. Homozigot mempunyai be- protein pengangkut By2 primer, disertai dengan ancmta Irtcgl-
herapa gejala yang menonjol yang dapat dianggap berasal dari loblastik berat dan manifestasi neurologis pada beberapa bayi.
kekurangan albumin. Beberapa heterozigot mempunyai kadar Defisiensi sebagian pada kedua orang tua menunjukkan pewa-
antara albumin. Biasanya tidak ada pengobatan yang diperlu- risan autosom resesif. Tidak ditemukan kelainan dalam leaksi
kan. Tidak adanya gejala-gejala pada analbuminemia dapat yang melibatkan bentuk-bentuk koenzim vitamin B12, homo-
akibat kompensasi seumur hidup dalam dinamik cairan atau sistein metiltransferase dan metilmalonil KoA mutase (lihat
karena penambahan secara kompensatoir protein plasma lain' Bab 71). Pengobatan terdiri dari pemberian parenteral dosis
DEFISIENSI HAPTOGLOBIN. Haptoglobin adalah u2-glob- besar vitamin B12. Diagnosis prenatal dengan menggunakan
ulin yang mengikat protein. Ada banyak variasi fenotipik (po- biakan amniosit dimungkinkan.
limorfisme) pada jenis-jenis haptoglobin pada orang-orang
normal, yang ada dibawah kendali genetik. Pada anemia he-
Defek dalam Enzim Plasma
molitik berat, kadar haptoglobin dapat sangat menurun atau ti-
dak ada. Telah ditemukan orang-orang sehat yang tidak mem-
PSEUD0K0LINESTERASE. Pseudokolinesterase ditemukan
punyai haptoglobuhn yang dapat ditunjukkan dalam sirkulasi
dalam plasma, hati, dan jaringan saraf; fungsi fisiologisnya
tanpa mengakibatkan penyakit yang jelas.
kurang dimengerti.
ABETALIP0PROTEINEMIA. Lihat B ab 12.4. Agaknya banyak bentuk allele perubahan enzim yang dike-
ANALFALIPOPROTEINEMIA (PENYAKIT TANGIER). Lihat tahui, pada beberapa darinya, aktivitas enzim menurun atau tr'
8a612.4. dak ada. Homozigot untuk setiap bentuk dan homozigot
TIDAK ADA TRANSFERIN. Transferin, atau siderofilin (Fz- campuran diketahui. Sekitar 1 dalam 25 orang adalah hetero-
globulin), adalah protein plasma yang mempunyai peran me- zigot pada satu defek ini atau yang lain. Pada orang laki-laki
nonjol dalam pengangkutan besi. Delapanbelas polimorfisme kulit putih lebih lazim daripada wanita.
atau iebih telah diidentifikasi. Satu-satunya keadaan tidak ada- Satu orang dalam 3.000 yang adalah homozigot untuk sa-
nya transferin yang telah direkam pada saat lahir melibatkan lah satu dari gena ini biasanya tidak bergejala. Namun, enzim
anak perempuan retardasi fisik dengan hepatomegali, sple- yang berperan sgrta dalam penghancuran relaksan otot yan-c
nomegali, dan anemia yang cukup berat sehingga memerlukan biasa digunakan, adalah suksinilkolin. Biasanya obat ini de-
transfusi berkali-kali. Anemia tidak berespons dengan pengo- ngan cepat dihancurkan oleh pseudokolin esterase dan karc:
batan apapun. Besi diserap dari saluran usus dan diangkut ke nanya mempunyai pengaruh sementara. Orang-orang homo-
zigot untuk mutan pseudokolin esterase mendegradasi obat de-
.;aringan. Eritrosit adalah hipokromik, dan sumsum tulang ber-
isi banyak eritroblas immatur. Biopsi hati menunjukkan sirosis ngan amat lambat atau tidak sama sekali, dan menimbulkan
dan siderosis. Antibodi terhadap transferin berkembang sesu- apnea, yang berakhir seiama beberapa jam. Pernapasan arti-
d;h transfusi berkali-kali. Kematian mendadak pada umur 7 fisial dengan intubasi endotrakea diperlukan. Periode apnea
tahun dianggap berasal dari hemosiderosis. Kedua orang tua dapat diperpendek dengan transfusi plasma normal.
rnempunyai kadar transferin yang lebih tendah dari normal, Perubahan genetik lain pseudokolinesterase telah diuraikan
yang menyebabkan kenaikan aktivitas enzim dan karenanya
memberi kesan pewarisan autosom resesif.
resisten terhadap pengaruh farmakologi suksinilkolin. Gena
STNDROM GLIKoPRoTEIN DEFISIEN-KARBoHIDRAT (Car-
manusia telah diklon dan dipetakan pada kromosom 3q2l-q26.
bohidrat-Delisient Glikoprotein [CDG]) Meskipun defek dasar
DEFISIENSI LESITIN-KOLESTEROL ASILTRANSFERASE. Li-
bikomianya belum diketahui, kelainan struktur banyak gliko-
protein, meliputi kenaikan jumlah transferin serum defisien- hatBab 12.4.
karbohidrat, ada dan secara diagnostik membantu. Retardasi DEFISIENSI KARNOSINASE. Lihat Bab 7l.l 1.
psikomotor atau mental adalah manifestasi klinis yang paling DEFISIENSI 1-GLUTAMIL TRANSPEPTIDASE. orang laki-
konsisten; tanda-tanda lazim lain adalah kegagalan pertumbu- laki dewasa retardasi sedang dengan kenaikan kadar glutation
han, wajah dismorfi, disfungsi hati, kelainan lipokutan, ataksia dalam darah dan urin telah terbukti menderita defisiensi serum
dan hipoplasia serebelar, neuropati perifer, atrofi tungkai ba- y-glutamil transpeptidase, yang mengkatalisis langkah tahap
wah, strabisrnus dan degenerasi retina, hipotonia, dan kelainan pertama degradasi glutation. Tidak ada kelainan lain dalam
rangka akibat keterlibatan neurologis. Episode seperti stroke. ekskresi asam amino. Enzim serum ini yang dihasilkan dalam
koma, dan infark serebral telah dihubungkan dengan koagulo- hati tampak berada dibawah berbagai kontrol genetik dari
pati. Spektrum temuan-temuan klinis tambahan yang luas dan yang disintesis dalam tubulus ginjal dan usus.
kelainan biokimia telah diamati. Hanya pengobatan suportif
HIPOFOSFATASIA. Berbagai kelainan alkalin fbsfatase ge-
yang tersedia.
netik telah diuraikan, yang mengarah pada spektrum klinis
PENGHAMBAT C1 ESTERASE. LihAt BAb 121. gangguan tulang, kadang-kadang disertai dengan gangguan
DEFISIENSI KOMPLEMEN. Lihat Bab t21. berat dan mematikan pada masa bayi (lihat Bab 653).
DEFISIENSI PROTEIN a'ANTITRIPSIN. Lihat Bab 354.4. KENAIKAN ALKALI FOSFATASE. Kenaikan kadar alkali
DEFISIENSI TRANSKOBALAMIN ll. Dua protein serum yang fosfatase serum (2-10 kali normal) biasanya menunjukkan pe-
berbeda mengikat vitamin Btz. Salah satu dari ini, transko- nyakit hati atau tulang. Namun, kenaikan (2-4 kah normal)
balamin I (o-globulin), telah dilaporkan defisien pada dua sau- juga terjadi pada keluarga yang normal karena perubahan ge-
dara tanpa sekuele klinis atau hematologis. Defisiensi protein netik, diwariskan sebagai ciri autosom dominan.
s06 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabotik

Delek Protein pada Jaringan Lain wariskan dalam pola autosom resesif. pengobatan dengan pan_
kreatin efektif.
SINDROM RAMBUT KERITING MENKES. Lihat Bab 552.5.
Delisiensi Tripsinogen. Malnutrisi berat, kegagalan perrum_
DEFISIENSI KOFAKTOR MOLIBDENUM. Defisiensi sulfir ok- buhan, dan edema hipoproteinemia yang menyerupai kwa_
sidase (lihat Bab 7 1 .4) dan xantinuria disertai dengan kelainan shiorkor disertai dengan kekurangan kemampuan mensintesis
okuler (dislokasi lensa, bintik Brushfield, dan nistagmus) te- tripsinogen pankreas. Sebagai akibatnya, aktivitas kimotripsin
muan neurologis (kejang tonik-klonik), dan retardasi mental. dan karboksipeptidase adalah juga rendah karena enzim ini
Defeknya adalah ketidakmampuan membentuk kofaktor yang perlu dibentuk dari proenzim yang sesuai oleh aktivitas tripsin.
rnengandung molibdenum yang keberadaannya diperlukan un- Pengobatan dengan diet hidrolisat protein dan enzim pankr.eas
tuk aktivitas suifit oksidase, xantin dehidrogenase, dan aldehid eksogen dianjurkan. Gena tripsin-I manusia telah ditetapkan
oksidase. Pengobatan. terdiri dari pembaiasan asam amino pada kromos orri 1 q22-7 qter.
vrrng mengandung sulfur dan pemberian alopurinol. Defisiensi Amilase. Defisiensi aktivitas amilase pankreatik
MIOGLOBIN. Mioglobin, suaru protein heme yang diremu- yang kurang tegas telah digambarkan pada sekurang_ku_
kan dalam otot, bertanggung jawab pada pengangkutan oksi- rangnya dua anak dengan malabsorbsi yang tidak menderita
gen intraseluler. Dua varian mioglobin telah dikenali, dan kistik fibrosis. Salah satu dari anak ini menderita penurunan
perubahan dalam rangkaian asam amino menghasilkan mio- aktivitas tripsin.
globinopati yang dnalog dengan perubahan-perubahan yang DEFISIENSI ENTEROKINASE USUS. Enrerokinase, suaru en_
menyebabkan hemoglobinopati. Penderita adalah heterozigot zim yang disekresikan oleh usus halus, memulai reaksi untuk
untuk molekul normal dan untuk molekul yang menyimpang. konversi proenzim pankreas menj adi bentuk "aktifnya. Temuan
Penyakit neuromuskuler belum ditemukan pada keluarga ini. klinis pada maupun pengobatan yang dianjurkan pada anak
Mioglobinuria dominan autosom telah dilaporkan pada tiga karena aktivitas enterokinase yang defisien ualuh identik de_
generasi berturut-turut. Mioglobinuria dipercepat oleh latihan ngan temuan klinis yang diuraikan diatas pada defisiensi trip_
fisik yang lama, demam penyakit virus dan penggunaan alko- sinogen. Banyak jika tidak semua kasus yang pada mulanya
hol. Ada kelemahan ringan, kenaikan kreatin kinase, dan pem- diuraikan sebagai defisiensi tripsinogen mungkin merupakan
besaran otot betis. Gagal ginjal akut dan kematian terjadi pada contoh defisiensi enterokinase, dengan kekurangan aktivitas
satu penderita demikian. tripsin akibat ketidakmampuan membentuk tripsin dari trip_
Mioglobinuria dapat juga rerjadi pada sejumlah gangguan sinogen. Hampir semua bayi yang datang pada saat lahir de_
rnetabolisme otot seperti aktivitas fosforilase yang kurang ngan gagal tumbuh dan diare. Hiponatremia dan edema ada
(Bab 73), aktvitas fosfofruktokinase yang kurang (Bab 73), ak- pada 50Vo penderita.
tivitas laktat dehidrogenase yang kurang (Bab 73.4), dan ak- METABOLISME KOLAGEN. Kolagen menunjuk pada kelom-
tivitas karnitin palmitil transferase yang tidak ada (Bab 73.4). pok protein-protein fibrosa yang menyatukan tubuh dan
lKTlOSlS TERKAIT-X. Lihat Bab 608 unruk pembahasan de- menyusun sekitar seperempat protein totalnya. Kolagen meru_
fisicnsi sulfatase. pakan struktur utama protein kulit, tendon, kartilago, dan tu_
XERODERMA PIcMENTOSUM. Lihat Bab 606. lang. Kolagen mengandung sejumlah besar glisin, hidrok_
DEFISIENSI LENGAN DYNEIN. Tidak adanya ATpase spesi- silisin, dan hidroksiprolin. Walaupun struktur primernya ber_
fik ini dibahas pada Bab 364. bagai kolagen ada dibawah kendali genetik, pembentukan ko_
PROTEIN RESEPTOR. Kebanyakan jika ridak semua komu- lagen dari prokolagen dan pasca-perwujudan hidroksilasi lisin
nikasi antara sel dalam organ yang sama atau sistem.organ di- dan prolin, juga tambahan berbagai rantai samping karbohi_
perantarai oleh protein spesifik yang ditemukan pada permu- drat, dikendalikan oleh sejumlah enzim spesifik. Sejumlah
kaan sel yang sedang mendapat pesan (message). Semakin gangguan yang semzrkin bertambah melibatkan metabolisme
bertambahnya jumlah kelainan bawaan yang melibatkan prote- kolagen pada satu stadium atau yang lain; diantara stadium_
in reseptor telah diuraikanr Reseptor untuk LDL merupakan stadium ini ada banyak varian baik osteogenesis inferfekta (li_
satu contoh (lihat Bab 72.4). Contoh lain adalah tidak adanya hat Bab 643) maupun sindrom Ehlers-Danlos (lihat Bab 609),
reseptor fungsional untuk hormon vitamin D3, yang menye- dan sindrom Marfan (lihat Bab 649).
babkan rakhitis tipe II rergantung vitamin D (lihat Bab 649). DEFISIENSI MIOADENILAT DEAMTNASE. Sekitar 2Vo dari se-
Satu bentuk diabetes mellitus yang disebabkan oleh defek pada mua ras Kaukasia dan Afrika-Amerika adalah homozigot un_
reseptor spesifik untuk insulin (lihat Bagian XXV, Seksi 6). tuk mutasi (nonsense) pada ekson 2 gena mioadenilat dea_
minase (AMPDI-AMP deaminase). Walaupun lebih dari 100
DEFISIENSI ENZIM PANKREAS. Sejumlah penderita telah
penderita dengan defisiensi AMp-l telah dilaporkan mempu_
diuraikan, yang padanya malabsorbsi muncul akibat dari defek
nyai gejala-gejala miopati, kebanyakan penderira defisien
spesifik yang melibatkan enzim pankreas atau proenzim (lihat
AMPI tidak bergejala. Gejala-gejala kram orot, mudah lelah
Bab 296). Mereka tidak mengalami kelainan paru atau elektro-
dan nyeri otot mungkin mula-mula terjadi pada setiap saat se_
lit kistik fibrosis. jakmasa bayi sampai masa dewasa. Enzim normalnya mengu_
Sindrom dengan ketidakmampuan untuk menghasilkan
bah AMP menjadi IMP (inosin-monofosfat) dengan p"*b"_
tripsin, lipase, dan amilase bersama dengan bukti hematologis
basan amonia. IMP yang terbentuk kemudian secara normal
disfungsi sumsum tulang telah diuraikan (lihat Bab 296).
didaur ulang kembali ke AMp. Bila tidak ada aktivitas AMp
Defisiensi lipase. Tidak adanya lipase pankreas aktif kon- deaminase daur ini putus, dan nukleotida hilang dari sel otot,
genital menyebabkan malabsorpsi lipid dan tinja berlemak menyebabkan aktivitas terganggu. Tidak ada amonia darah
(dan kadang-kadang bau tidak enak). Defisiensi ini rampak cli- yang dihasilkan pada latihan lengan bawah iskemik, membe_
75 a Defek pada Metabolisme Purin dan Pirimidin 507

dakan penderita ini dari penderita dengan penyakit McArdle heksose yang disubstitusi yang membentuk salah satu dari
(lihat Bab 73) ata:u defisien fosfogliserat mutase otot atau asam titik-titik ikatan antara bagian karbohidrat dan kelompok asam
laktat dehidrogenase otot (lihat Bab 73) tidak dapat menghasil- amino dari beberapa glikoprotein. Sejumlah besar AADG urin
kan asam laktat pada latihan lengan bawah iskemik. Defisiensi fiuga senyawa lain yang mengandung AADG) telah ditemu-
mioadenilat deaminase mungkin merupakan miopati metabolik kan pada beberapa penderita dengan retardasi mental, kejang-
yang paling lazim, tetapi peran pastinya belum ditentukan. kejang petit mal, atau psikosis manik-depresif. Penderita lain
MIOPATI MITOKONDRIA. Lihat juga Bab 562.4. Banyak mempunyai limfosit yang telah bervakuola, tanda-tanda wajah
penderita dengan kelemahan otot dan asidosis laktat yang dise- dan tulang serupa dengan tanda-tanda mukopolisakaridosis,
babkan oleh latihan fisik ringan tidak mengalami salah satu hepatomegali, dan kekeruhan lensa. Defek ini adalah pada ti-
gangguan yang diuraikan pada Bab 73 atau yang diuraikan di dak adanya enzim, glikoasparinase, yang menghidrolisis
atas ini. Land dkk telah mempersiapkan resume yang amat AADG menjadi glukosamin dan asam aspartat. Enzim lisosom
berguna dari defek yang ada dalam miopati mitokondria: (1) defisien dalam hati, otak dan limpa. Gena struktural untuk as-
defek pada substrat penggunaan, seperti pada defisiensi kar- partil glukosaminidase telah ditetapkan pada komosom 4q21-
nitin, defisiensi karnitin palmitil transferase, dan defek pada 4qter. Gena telah ditandai secaia luas dan mutasi spesifik telah
berbagai komponen kompleks piruvat dehidrogenase; (2) de- diperagakan. pada penderi ta
fek dalam penggabung respirasi mitokondria sampai fosfori- DEFISIENSI ASAM FOSFATASE. Dua kelompok penderira
lase, seperti pada penyakit Luft dan defisiensi mitokondria telah dilaporkan dengan penurunan atau tidak ada aktivitas
ATPase; dan (3) defisiensi komponen-komponen rantai perna- asam lisosom fosfatase. Penderita dengan aktivitas sebagian
pasan mitokondria, seperti besi nonheme, protein, sitokrom enzim pemecah-fosfolipid ini mempunyai gambaran klinis
oksidase, defisiensi sitoklom b, dan NaDH-CoQ reduktase. yang ditandai dengan muntah intermiten, hipotonia, lesu, opis-
Kisaran manifestasi klinis, bahkan dalam varian biokimia ter- totonus, perdarahan terminal, dan kematian pada umur 1 tahun
tentu adalah lebar. Beberapa penderita hidup selama bertahun- pertama. Penderita dengan defisiensi total menunjukkan
tahun tanpa tanda-tanda atau gejala-gejala apapun, yang lain gejala-gejala yang sama dan meninggal pada masa bayi. Bebe-
menjadi sakit pada usia muda, dan yang lain lagi telah digam- rapa pengamat meragukan adanya gangguan ini. Enzim yang
barkan dengan bentuk yang dengan cepat mematikan pada terlibat berbeda dari asam fosfatase normal yang terdapat da-
masa neonatus. Penderita dengan miopati mitokondria dapat lam semen atau dihasilkan oleh karsinoma prostat,
menderita defisiensi parsial atau total terbatas pada otot atau KOLINESTERASE YANG SEBENARNYA. Kolin esterase
defisiensi dengan penyebaran jaringan yang luas. yang sebenarnya, suatu enzim yang sangat penting untuk fung
Sekarang diketahui bahwa obat zidovudin (AZ'I), yang se- si saraf dan otot, juga ditemukan dalam eritrosit, yang fungsi-
cara luas digunakan untuk mengobati sindrom imunodefisiensi nya belum diketahui. Tidak ada manifestasi klinis yang terkait
didapat (AIDS), menginduksi miopati mitokondria tanpa dengan pendrunan aktivitas kolinesterase eritrosit.
DNA. Tanda-tanda konstitusional yang diamati pada penderita
iri memberi kesan bahwa obat dapat juga mengenai fungsi se-
luler pada jaringan lain.
AKATALASIA. Katalase terdapat pada kebanyakan jaringan, Dalakas MC, Leon-Monzon ME, Bernaidini I, et al: Zidovudine-induced mi-
tochondrial myopathy is associated with carnitine deficiency and lipid stor-
termasuk eritrosit. Orang-orang dengan penurunan aktivitas
age. Ann Neurol 35:482, 1994.
katalase pada semua jaringan, sampai kurang dari l%o normal, Frater-Shroder M: Genetic pattems of transcobalamin II and the relationships
dapat dideteksi melalui peragaan darah yang ditempatkan with congenital defects. Mol.Cell Biochem 56:5, 1983.
berkontak dengan hidrogen peroksidase berubah menjadi cok- Land JM, Morgan-Hughes JA, Clark JB: Mitochondrial myopathy: Biochemi-
lat dan tidak menimbulkan gelembung-gelembung oksigen ial studies revealing a deficiency of NADH-cytochrome B reductase activ-
ity. J Neurol Sci 50:13, 1981.
yang biasanya ada. Gangguan ini adalah heterogen; beberapa McKusick VA: Mendelian Inheritance in Man. Catalogs of Autosomal Domi-
keadaan tampak berupa mutasi gena pengendali. Pada semua nant, Autosomal Recessive and X-Linked Phenotypes, 9th ed. Baltimore,
keadaan, cara pewarisannya adalah autosom resesif; hetero- MD. Johns Hopkins. 1990.
Monanen I, Fisher KJ, Kaartinen V, et al: Aspartylglycosaminuria: protein
zigot dapat dideteksi dengan pemeriksaan katalase kuantitatif.
chemistry and molecular biology of the most common lysosomal storage
Dari dua tipe utama, varian Jepang menderita gangren mulut disorder ofglycoprotein degradation. FASEB J 7:124'7 1993.
(penyakit Takahara), sedang varian Swiss tidak bergejala. Morisaki H, Morisaki T, Newby LK, et al: Altemative splicing: A mechanisn
Strain tikus genetik dengan akatalasia diketahui; katalase yang for phenotypic rescue of a common inherited defect. J Clin Invest 9l:22j5,
1993.
dikapsul dalam membran semipermeabel telah digunakan se-
Munay JC, Demopulos CM, Lawn RM, et al: Molecular genetics of human
cara berhasil dalam pengobatannya. serum albumin: restriction enzyme fragment length polymorphisms and an-
PENYIMPANAN GLUTAMIL RIBOSA-5-FOSFAT. Anak laki- albuminemia. Proc Natl Acad Sci USA 80:5951, 1983.
lal'i yang retardasi mental dan fisik dengan kejang-kejang dan Park H, Vettese MB, Fensom AH, et al: Characterization of three alleles caus-

kemunduran neurologis progresif yang meninggal karena ga- ing aspartylglycosaminuria; two from a British family and one from an
American patient. Biochem J 290:735,1993.
gal ginjal pada umur 8 tahun telah menyimpan glutamil ribosa- Pike JW, Dokoh S, Haussler MR, et al: Vitamin D3-resistant fibroblasts have
5-fosfat dalam lisosom otot dan ginjal. Senyawa ini normalnya immunoassayable 1,2S-dihydroxyvitamin D3-receptors. Science 224: g79,
adalah bagian ikatan antara histon dan poli(ADP-ribosa) dan 1 984.

diduga berakumulasi karena defisiensi enzim ADP-ribosa pro- Prockop DJ, Kivirikko Kl: Heritable diseases of collagen. N Engl J Med
3ll:3'76, 1984.
tein hidrolase terkait-X. Prody CA, Zevin-Sonkin D, Cnatt A, et al: lsolation and characterization of
ASPARTILGLIKOSAMINURIA, Senyawa 2-aseramido-1 (P-1- full length cDNA clones coding for cholinesterase from fetal human tis-
aspartamido)-1,2-dideoksiglukosa (AADG) merupakan suatu sues. Proc Natl Acad Sci USA 84:3555 1987.
508 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabotik

Rhead WJ. Amendt BA, Fritchman KS, et al: Dicarboxylic aciduria: Deficient
JALUR BIOSINTESIS HEME
[-l4C] octanoate oxidation and medium-chain acyl-CoA dehydrogenase in
Ilbroblasts. Science 221 :73. 1983.
Roesel RA, Bowyer F, Blankenship PR, et al: Combined xanthine and sulfite Langkah-langkah yang dilibatkan pada jalur biosintesis
oxidase def'ect due to a deficiency of molybdenum cofactor. J Inher Metab heme digambarkan pada Gambar 16-2. Pada sel binatang,
IJis q:.14 1, I 996. langkah pertama dan tiga langkah rerakhir terjadi dalam mito-
Trijbels JM, Scholte HR, Ruitenbeck W. et al: Problerns with the biochemical
kondria; langkah antara terjadi dalam sitosol. Dua organ besar
diagriusis in mitochondrial (encephalo-)rnyopathies. Eur J Pediat 152 l'18.
l0g r yang aktif dalam sintesis heme adalah hati dan eritroid sum-
sum tulang, dan defek enzim yang diwariskan dalam protopor-
firia terutama diekspresikan pada jaringan ini. Dalam sel
eritroid, hemoglobin dibuat dalam eritroblas atau retikulosit.
yang masih mengandung mitokondria, sementara eritr-osit tr-
t Ben 76 dak mempunyai kemampuan untuk membentuk heme.

Porfiria Pembentukan Asam 6-Aminolevulinat (AAL)

8-Aminolevulinat sintase (ALAS), enzim biosinresis heme


Shigeru Sassa
pertama, mengkatalisis kondensasi glisin dan suksinil KoA
(Gb. 76-2, Langkah 1). Enzim dilokalisasi dalam membr.an
mitokondria sebelah dalam dan memerlukan piridoksal 5'-fos-
Porfiria merupakan gangguan yang diwariskan dan didapat fat sebagai kofaktor. Aktivitas ALAS dan kecepatan memba-
yang sebagian atau hampir seluruh defisien. Sebagai akibat- tasi pembentukan heme amat rendah. ALAS hati (atau nonspe-
nya, timbul kenaikan secara abnormal kadar porfirin dan/atau sifik) dan eritroid adalah isoenzim yang dikode oleh dua gena
pendahulunya, berakumulasi dalam jaringan, dan diekskr.esi- nukleus yang berbeda, yaitu, ALAS-N dan ALAS-E. Lokus
kan daiam urin dan tinja. Heme tersusun dari besi ferosa dan gena untuk ALAS-N manusia adalah pada kromosom 3p2l
plotoporfirin IX (Gb 76-l) dan adalah merupakan molekul dan yang untuk ALAS-E adalah pada Xpll.2l. Deflsiensi
esensial untuk hidup sebagai gugus hemeprotein prostetik, se- ALAS-E yang diwariskan disertai dengan anemia sideroblas-
perti hemo-slobin. mioglobin, mitokondria dan sitokrom mik- tik terkait-X.
rosonr, katalase. peroksidase, dan triptofan pirolase. Penderita
dengan polliria menderita fotosensitivitas kulit karena akumu-
lasi porfirin dalarn kulit, atau gangguan neurologis karena aku- Pembentukan Porfobilinogen (PBG) dari AAL
nrulasi pcndahulunya. atau keduanya.
Dua molekul AAL diubah oleh enzim sitosolik, 5-aminol-
evulinat dehidratase (ALAD), menjadi monopirol, pBG, de-
ngan pembuangan dua molekul air (Gb. 76-2, Langkah 2).
Defisiensi porfiria ALAD (DPA) adalah karena tidak adanya
CH, aktivitas enzim yang hampir sempurna (Gb. 76-3). Gena
ll' ALAD manusia dilokalisasi pada kromosom 9q34. Enzim me-
CH
\ tr, merlukan gugus sulfihidril utuh dan atom seng per subunit un-
tuk aktivitas penuh. Timah menghambat ALAD dengan me-
mindahkan seng dari enzim, metal esensial untuk aktivitas en-
- CH=CH, zim, dan mengakibatkan gangguan neurologis yang beberapa
\.-N darinya menyerupai gangguan neurologis DpA. penghambat

// tr" enzrm yang pahng kuat adalah suksinilaseton, analo-u struktur


AAL, yang ditemukan dalam urin dan darah penderita dengarr
tirosinemia heriditer yang sering menimbulkan keadan serupa
DPA.

- CH, Pembentukan Hidroksimetilbilan (HMB) dari pBG

P orfobilino g en deaminase (PBGD) mengkatalisis konden-


I I sasi empat molekul PBG untuk menghasilkan tetrapirol linier,
CH, CH, HMB. Bila berikutnya tidak ada enzim, uroporfirinogen III
I
kosintase (Uro'Kos), bilan secara spontan didaur (cl,clizee ke
CHt cH, dalam tetrapirol pertama, Uro'I. Bila ada enzim KoS, Uro,III
l' dibentuk, yang mempunyai pirol cincin-D inversi (Gb. 76-2,
coo H coo H Langkah 3). Lokus gena untuk PBGD manusia ada pada kro-
mosom 11q23-+llqter. Gena PBGD manusia terbelah men_
jadi 15 ekson, menyebar pada 10 kb DNA. Ada dua isozim
Gambar 76-1. Struktur heme PBGD, yaitu eritroid spesifik dan nonspesifik. Dua isoform
75 I Portiria 509

Mitokondria Sitosol
8 Suksinil KoA

coo H
I CoA 4x2HrO
I
-^^.. ::o" 4 NH,
CHt cooH cHr
I
cooH cx, cn, I

.,# (,
CH,
I C",
CO -CoA H.
9H'
c'o
t CHt
cooH I
I
NHt NHr
'c H.
NHt

8 Glisin
8 ALA
j .PBG ,,"-/
HOCHI. BLN

non-enztmattk @ H,O

,/

-Gn6,oio'^ffi, f
M.t,hd^[
Kopro'gen I Uro'gen I

"m, --a-^bLd^
oT, ^AfiQ'
-brS. P

Kopro'gen lll Uro'gen lll

Gambar 76-2. Jalur biosintetik heme. A, -CHz-COOH; P, -CHz-CHz-COOH; M, -CH:; V, -CH=CHz; ., atom karbon berasal dari o,-karbon glisin; ', tempat atorn
c.-karbon dari glisin dalam cincin pirol yang mengalami pembalikan; [ ], dugaan antara. (Dimodifikasi dari Hayashi N: The Synthesis ofheme and its regulation.
Protein, Nucleic Acid Enzym (Tokyo) 32791, 198'7.)

PBGD dihasilkan oleh mRNA terpisah yang direkam dari gena mozigot Uro'KoS terkait dengan porfiria eritropoetik kongeni-
tunggal dengan rekaman berselang seling dan menyambung tal (PEK) (Gb, 76-3).
mRNAnya. Defisiensi PBGD sebagian (atau heterozigot) di-
,sertai dengan profiria intermiten akut (PIA) (Gb. 76-3).
Pembentukan Koproporfirinogen (Kopro') dari Uro'

Pembentukan Uroporfirinogen lll dari HMB Enzim sitosolik, uroporfirinogen dekarboksllase (Uro'D)
rnengkatalisis pembuangan rangkaian empat gugus karboksilat
Uro'KoS mengkatalisis pembentukan Uro'III dari HMB. Ini rantai samping karboksimetil pada Uro'untuk menghasilkan
melibatkan penyusunan ulang intramolekuler yang hanya me- Kopro' (Gb.'16-2, Langkah 5). Gena untuk Uro'D telah diloka-
ngenai cincin D Uro (Gb. '76-2, Langkah 4). Defisiensi ho- lisasikan pada kromosom lpter-+p21. Porfiria kutanea talda
510 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

$itt:sol Mitsk***ria

ALA
ALA
srnfase Suksinil KoA

$S,4 {r r . .f - I
ALA dehidratase

i
PBG

PJS {r r - -l- PBG deamlnase


t
HMB Heme

I
pe'K * r Uro'gen lll ,"["tio*-lr
I
r r r|> pss'
+Fe
I
Uro'gen I Uro,gen lll Protoporfirin lX

I
Gambar 76-3. Defek enzim pada I
porfiria. Defek enzim pada masing-
masing porfiria ditunjukkan oleh
garis terputus-putus. Pada penderita
yang substrat untuk langkah en-
$$< .- L
I
I
uro,sen
dekarboksilase rf> sfr
zimnya kurang sempurna berakumu-
lasi dalam jaringan dan pada yang +
berl"bihan diekskresi ke dalant unn
dar/atau tinja. Pendahulu porfirin, I Kopro'gen lll
nrisalnya. AAL dan PBG. dapat juga
naik pada penderita dengan profiria
hati akut sebagai akibat dari depresi
aktivitas ALAS-N.
rf> s*ps

(PKT) adalah karena defisiensi sebagian (atau heterozigot) pembuangan enam atom hidrogen dari nukleus porfirinogen
Uro'D, sedang porfiria hepatoeritropoetik (pHE) adalah karena (Gb. 76-2, Langkah 7). Aneka ragam porfiria (Ap) adalah ka_
defisiensi enzim homozigot (Gb. 76-3). rena defisiensi Proto'Oks parsial (arau heterozigot) (Gb. 76-3).
Ini merupakan satu-satuny a enzim pada jalur biosintetik heme
Pembentukan Protoporfirinogen (Proto') dari Kopro' yang karenanya belum dilaporkan pembuatan klona cDNA.

Kop rop o rfirino g e n oks idase (Kopro'Oks) merupakan en-


zim mitokondria yang mengkatalisis pembuangan gugus kar-
bo!-sil dan dua hidrogen dari gugus propionat cincin pirol A Pembentukan Heme dari Protoporlirin
dan B Kopro' untuk membentuk gugus vinil pada posisi ini
(Gb. 16-2, Langkah 6). Gena untuk Kopro,Oks manusia terle- Langkah akhir biosintesis heme adalah insersi besi ke da-
tak pada kromosom 9. Koproporfiria (KpH) heriditer adalah lam protoporfirin (Gb. 76-2,Langkah g). Reaksi ini dikatalisis
karena defisiensi Kopro'Oks sebagian (atau heterozigot) (Gb. oleh enzim ferrokeLatase (FeK). Tidak seperti langkah_
16-3 \. tangkah tdn pada jatur biosintesis heme, enzun ini mengguna_
kan protoporfirin IX sebagai substrat, bukannya bentuk reduk_
Pembentukan Protoporfirin dari protoporfirinogen (proto,) sinya. Namun, secara spesifik enzim memerlukan besi ferro,
bukan ferri. Gena untuk FeK manusia telah ditetapkan pada
Oksrdasi Proto' menjadi protoporfirin diperantarai oleh kromosom 18q21-3. Protoporfiria eritropoetik (ppE) adalah
protoporfirinogen oksidase (Proto'Oks), yang mengkatalisis karena defisiensi FeK parsial (arau heterozigot) (Gb. 76_3).
76 a Portiria 511

PENGATURAN SINTESIS HEME porfirin berlebihan. Gejala-gejala utama dan temuan-temuan


laboratorium setiap porfiria diringkaskan pada T abel 1 6-2.
Biosintesis heme dalam hati sebagian besar dikendalikan
oleh kecepatan pembentukan ALAS, yaitu ALAS-N. Aktivitas
enzim pada sel hati normal adalah amat rendah, sedang ka- Defisiensi Porfiria ALAD (DPA)
darnya naik secara dramatis ketika hati perlu membuat lebih
banyak heme dalam respons terhadap berbagai pengobatan DPA adalah gangguan autosom resesif akibat dari defisi-
kimia. Sintesis enzim juga diatur dalam cara umpan balik oleh ensi ALAD homozigot (Gb. 76-3 dan Tabel 76-1). Ini merupa-
heme, yaitu, produk akhir jalur biosintetis. Pada kadar heme kan bentuk porfiria yang paling jarang; hanya empat kasu"
yang lebih tinggi daripada kadar heme yang menekan sintesis yang telah dilaporkan sekarang. Gejalanya serupa dengan ge-
jala yang ditemukan pada PIA.
ALAS-N, heme menginduksi heme oksigenase mikosom,
mengakibatkan penguatan katabolisme dirinya. Dengan demi- MANIFESTASI KLlNlS. Penderita dengan DPA bergejata
kian, kadar heme dipertahankan oleh keseimbangan antara sin- muntah, nyeri pada lengan dan kaki, dan neuropati, penjelekan
tesis ALAS-N dan heme oksiganse, keduanya berada dibawah pascastres, penggunaan alkohol, atau penurunan masukan ma-
pengaturan heme. Sebaliknya, sintesis ALAS-E dalam sel eri- kanan. Kadang-kadang bayi dengan DPA dilaporkan mempu-
troid adalah refrakter terhadap pengobatan heme atau sering nyai perjalanan klinis sejak lahir dan seterusnya yang meliputi
dirangsang oleh pengobatan tersebut. hipotonia otot menyeluruh dan insufisiensi pernapasan.
TEMUAN LABORATORIUM. Ekskresi AAL urin sangar naik,
sedang ekskresi PBG urin ada dalam kisaran normal. Porfirin
KONSEKUENSI PATOFISIOLOGI PORFIRIN urin dan erithrositjuga sangat naik (100 kali); tidak ada penje-
DAN PENDAHULUNYA lasan yang memuaskan yang telah diajukan mengenai penga-
matan ini. Ekskresi porfirin tinja adalah normal atau sedikit
Fotosensitivitas naik. Penderita dengan DPA menampakkan penurunan aktivi-
tas ALAD yang mencolok dalam eritrosit, juga dalam sel non
Porfirin bebas terjadi hanya dalam jumlah kecil pada ja- eritroid (<2Vo normal) dan orang tuanya menunjukkan penu-
ringan normal, tetapi kadarnya dapat menjadi sangat naik pada
runan aktivitas enzim sekitar 504lo.
porfiria. Pada iluminasi dengan panjang gelombang =400 nm
GENETIK. Penderita penyakit dengan awitan-dewasa dite-
(pita Soret) dan bila ada oksigen, porfirin menyebabkan cedera
mukan mengalami mutasi titik pemisah, satu rerjadi pada
fotodinamik pada jaringan, sel, elemen-elemen, subseluler, setiap alele ALAD. Satu adalah transisi basa, G82u+A, meng-
dan biomolekul melalui pembentukan oksigen singlet.
akibatkan perubahan asam amino,^Ala27a-+Thr, sedang yang
lain merupakan transisi basa, C7l8-+T, yang mengakibatkan
Gangguan Neurologis perubahan asam amino. Arg2a0-+Trp frrlu,u"ri yang pertama
disertai secara mencolok berkurangnya aktivitas enzim, se-
Porfiria hepatik akut, yaitu DPA, PIA, KPH, dan AP ditan- dang yang kedua disertai ketidakstabilan enzim. Temuan ini
dai oleh gangguan neurologis. Gejala-gejala yang paling se- memperagakan bahwa proband merupakan senyawa hetero-
ring adalah nyeri perut, gangguan pada gerakan usus (misal, zigot untuk dua mutasi titik pemisah dan menyebabkan tidak
diare dan konstipasi), disestesia, paralisis otot dan kegagalan adanya aktivitas enzim hampir total pada sel proband, dan'ak-
pernapasan, yang sering dapat mematikan. Sifat gangguan tivitas setengah normal pada sel dari anggota keluarganya.
neurologis yang tepat pada porfiria tetap tidak jelas, walaupun Senyawa heterozigositas lain dengan mutasi titik yang berbeda
kenyataan bahwa berbagai teori telah diusulkan, termasuk ke- dari proband yang disebutkan di atas juga diperagakan oleh
terlibatan pendahulu porfirin berlebihan, sintesis heme yang de- anak dengan DPA. Empat mutasi titik yang berbeda pada dua
fisien. atau kenaikan triptolan dalarn sistem saraf sentral yang silsilah keluarga (pedigree) memberi kesan heterogenitas yang
disebabkan oleh penurunan aktivitas triptofan pirolase hati. mencolok pada mutasi pada gangguan ini.
DIAGNOSIS. Diagnosis definitif tergantung pada peragaan
gangguan aktivitas ALAD dan defisiensi protein enzim dalam
KLASIFIKASI PORFIRIA eritrosit. Bukti yang mendukung meliputi kenaikan masif
AAL dalam urin, kenaikan yang besar porfirin dalam urin dan
Dalam bab ini, setiap porfiria akan diuraikan menurut urut-
eritrosit dan mungkin kenaikan sedang porfirin tinja. Gejala-
an enzim dalam rangkaian biosintesis heme (Gb. 76-3). Ada
gejala klinis DPA terjadi hanya pada penderita homozigor, se-
dcrapan enzim yang dilibatkan dalam sintesis heme dan, de-
dang subjek heterozigot, yaitu, orang tua dan saudara-saudara
ngan pengecualian enzim pertama, yaitu, ALAS, defek enzi-
kandung proband tertentu, tetap tidak terkena secara klinis.
matis pada setiap langkah sintesis heme disertai dengan bentuk
PENGOBATAN. Kesamaan dalam gejala anrara DPA dan
porfiria masing-masing (Gb. 16-3 dan Tabel 76-1). Porfiria
PIA memberi kesan bahwa manajemen DPA yang bijaksana
diklasifikasikan sebagai hepatik atau eritropoitik, tergantung
akan mungkin diarahkan sepanjang garis yang sama seperti
pada tempat ekspresi utama defek enzim spesifik (Tabel 76-l).
manajemen PIA.
Mereka dapat juga diklasifikasikan sebagai porfiria hepatik
atau kulit akut. Porfiria hepatik akut ditandai secara klinis oleh
Porfiria lntermiten Akut (PlA)
gangguan neurologis dan secara biokimia oleh overploduksi
pendahulu porfirin, sedang porfiria kulit ditandai secara klinis PIA, yang dapat juga disebut porfiria Swedia, pirolopor-
oleh fotosensitivitas kulit dan secara biokimia oleh produksi firia, atau porfiria akut intermiten, merupakan gangguan auto-
512 BAGIANX ) Penyakit-Penyakit Metabolik

'tABEL 76-1. Porliria dan Defek Enzrrnnyr

DCfisiensi gp1g.:.,t,
iTeffpat
Enzim... P.or'firia Ekt$pre-$i Utama nornindtfith Ksternngan

,ALAD ,:DPA..::r. ::l }{a€ir Resegif..


PBGD , P,[4
Tipe
"'"L- ,, :

i
trIati:'l riornifian
.
.CR,I'M.(,),,...,,.,,,,,
:, iri,.. rr:r,'Tjpe.:fJ : ::'j,i': tll PBGD eritrosit norrnal
.r,',t Itrtr,.=, cntM,(i)"'t,,
UroKoS ,,' ,F'EKttt ,t"'
;.'F'K[
,$um"s,,urn tulang Re'Sa$if
UrolD .,''t,]'1 Hati .:::l '. l
.'. TjPe I:'-r... .Doininan DidaPat ':,::'
"::
,
ir

..,, .:Tip,e t1-., :


l', lPe "II'I'::,,
t,r qHF t-:", i
rDoulnan
I f-iaii dan' sumsum tulang iRes$.*lf
KoprorOki . : f(tr.,,.,5.1, riri,:r:: . Hffi ,,,' .
,Dbminan
Proto:Oks
j':
,rrii
AP':::- ,;ti.:].., I ti+ti , ,,,, ,'
;Dominarr
P,6l('1. r:1 ..rr: FrP.ErL ,'''t". Sgmlurn,itulaflB .., Dbminhfi

!)ari Sussu S, Kuppa.s A; Porfiria. In: Nathan DG, Oski FA (eds) Hernatology in Inlancy and Cltilhood,4th ed. Phikdelphia WB Suunders, 1993, pp 151-47i

som d-minan akibat dari defisiensi PBGD parsial (Gb. 76-3 bagian besar penderita (>85Vo). Ini cocok dengan keadaan het,
dan Tabel 76-l). Aktivitas enzim yang kurang (=50Vo normal) erozigot individu yang terkena. Namun, subkelompok pende-
ditemukan pada semua jaringan, termasuk eritrosit, pada se- rita (<15%) menunjukkan aktivitas enzim yang defisien hanya

TABEL 76-2.Tanda Klinis dan Laboratorium Porflna

DPA Neuio@is 1@erti.rohdaP,1!4) ::'., ZilPP A'AL :',.,:


PIA Neurotogis: mual, muntah, nyeri pe- Atli FEo'
rut. diare, konstipasi, ileus, fupo.,
tonia otot disuria, gagal perna-
pasan, neuropati sensoris. li;jang- 'i
li:
kejang
rii
PEK Foto sensitivitas: bulla, krusta, pem- lJra,I, Kopr l {Jio'I; I{opd Uro,.7*aibolcsil
bentukan parut, perubahan sklero-
derma. hiper- dan hipopig-
mentasi, hipertri kosis, eritro-
dermr, anemia hemolitik. sple-
nomegali
PKT Fotoserrsitivitas: kulit rapuh, bulla, Uro,?;karboksll Ui*"i 7':karbokSil;
krusta, pembentukan parut, peru- ,-.Isokob :.::':
$. alan sklbrodlrmoi d*i
per.. oan
...,,r1 hipopj$rnenla,si;ihife,4rikosis.,
KPA Fotosensitiivitas*epegi;pada:P,:P,K) Uro,7 karboksil Uro,7 karboksil Uro,7 karboksil.

KPH Neurologis,{sppdrti pada DFi ,rFI Kopro Kopro, AAL, PBG Kopro
tlan AP) dan fotosensitivitai (se-
perti pada AP)
,dP Neufolo$is ($terti P.adq,orA, PI$i AAL,'PBG
dan KPHt dan fotosensitil (seper-
tl pada S-,?FII
,...., ,.,.,] .'
PPE Fotosensitivitas; se1.$asi @akai, Fr,0t0 Proto
edem4'el-i1ernpi€atal, ikel'
berparut

porphvnu,r. ln. Nathun DG. O.ski FA (eds); Henntoktgt in InfarLct and Childhood, lth ed. PhiLadelphia, WB Saunders, 1991 pp 15l-471.
76 I Portiria 513

pada sel noneritroid. Sebagian besar 1=9go7o) individu dengan kimia, misalnya, barbiturat, steroid seks, dan bahan kimia
defisiensi enzim genetik ini tetap normal secara biokimia dan asing lain, yang memperjelek porfiria mempunyai potensi un-
klinis. Ekspresi klinis penyakit biasanya terkait dengan faktor tuk menginduksi sitokrom P450. Hasilnya memperbesar kebu-
lingkungan atau didapat, misalnya, status nutrisi, obat-obat, tuhan untuk sintesis heme yang dapat mengarah pada induksi
steroid, bahan kimia lain yang berasal endogen atau eksogen, ALAS-N hati. (5) S/ress: Stres diketahui mengatur gena heme
dan sebagainya. Patobiologi utama penyakit ini adalah dis- oksigenase dan mengarah pada eksaserbasi PIA. Demikian
fungsi neurologis yang dapat mengenai sistem saraf perifer, juga, bentuk stres lain, termasuk penyakit lain yang sedang
autonom, atau sentral (Tabel 7 6-2). berlangsung, infeksi alkohol berlebihan, dan pembedahan, se-
EP|DEM|OLOGI. PIA mungkin merupakan yan'g paling la- mua diketahui turut menyebabkan serangan akut gangguan ini
zim dari semua porfiria genetik. Insiden tertinggi terjadi di TEMUAN LABORATORIUM. Penderita dengan ekspresi PIA
Lapland, Scandinavia, dan Inggris, walaupun telah dilaporkan secara klinis, juga beberapa individu dengan PIA laten, meng-
pada banyak kelompok populasi. Frekuensi PIA diperkirakan ekskresi berbagai kenaikan jumlah AAL dan PBG dalam urin
l-2 dalam 100.000 di Eropa dan 2,4 dalam 100.000 di Finlan- antara serangan. Pada sebagian besar kasus, mulainya serang-
dra. Frekuensi aktivitas PBGD-nya rendah, yang meliputi pen- an akut disertai dengan kenaikan yang nyata lebih lanjut dalarn
derita dengan PIA maupun penyandang gena laten, namun, ekskresi pendahulu ini. Serangan akut dapat juga disertai de-
setinggi 1 dalam 500 pada populasi umum Finlandia. Ganggu- ngan kenaikan kadar AAL serum, PBG dan porfirin, yang se-
an ini diekspresikan secara klinis sesudah pubertas, dan lebih cara normal tidak dapat terdeteksi. Porfirin tinja biasanya
lazim pada wanita daripada laki-laki. normal atau hanya sedikit naik. Uji Watson-Schwartz luas di-
MANIFESTASI KLlNlS. Nyeri perut, yang dapat menyeluruh gunakan sebagai uji skrining untuk PBG urin. Namun uji ini,
atau terlokalisasi, merupakan gejala yang paling lazim dan ser- tidak spesifik atau kuantitatif, dan hasilnya perlu dikonfirmasi
ing merupakan tanda inisial serangan akut. Tanda-tanda gas- dan dihitung dengan metode Mauzerall dan Granick. Produksi
troenterologi lain dapat meliputi mual, muntah, konstipasi, hemoglobin dan bilirubin normal pada PIA.
atau diare, kembung perut, dan ileus. Retensi urin, inkontinen- GENETIK. Penderita dengan PIA dapat digolongkan ke da-
sia, dan disuria mungkin sering diamati. Pada kasus yang be- lam tiga subkelas (Tabel 76-1). Penderita dengan mttasi tipe I
rat, urin berwarna merah anggur karena kadar porfobilin yang ditandai oleh mutasi PBGD negatif-(CRlM) bahan imunologis
tinggi, suatu produk auto-oksidasi PBG. Takikardia dan hiper- bereaksi-silang; mereka menunjukkan pengurangan aktivitas
tensi, dan demam yang kurang sering, berkeringat, gelisah, enzim antara maupun kandungan protein antara (=50E0 darL
dan tremor, juga diamati. Pada sampai dengan 40Vo penderita, normal). Mutasi tipe II diamati pada <l5Vo dari semua PIA
hipertensi dapat menjadi bertahan antara terangan akut. dan ditandai dengan penurunan aktivitas PBGD dalam sel
Neuropati merupakan tanda PIA yang lazim. Kelemahan noneritroid, tetapi dengan aktivitas PBGD eritroid normal.
otot sering mulai sebelah proksimal pada kaki tetapi dapat me- Penderita dengan mutasi tipe III ditandai dengan mutasi
lioatkan lengan atau tungkai distal. Neuropati motorik dapat positif-CRlM, yaitu, penurunan aktivitas enzim dengan ada-
juga melibatkan saraf kranial, atau menyebabkan paralisis bul- nya kelainan protein enzim secara struktural. Berbagai mutasi
bar, defisiensi pernapasan dan kematian. Neuropati sensoris ti- gena PBGD manusia telah diuraikan pada penderita dengan
dak sempurna dapat juga terjadi. Serangan akut PIA dapat PIA dan diringkaskan pada Tabel 75-2. Mutasi yang ditemu-
disertai dengan kejang-kejang, terutama pada penderita dengan kan pada PIA tipe I adalah substitusi biasa tunggal atau pelen-
hiponatremia karena muntah, terapi cairan yang tidak tepat, yapan yang mengakibatkan perubahan pada satu asam amino
atau sindrom pelepasan hormon antidiuretik yang tidak tepat. atau pada protein yang terpotong. Mutasi yang ditemukan
Perjalanan serangan akut PIA adalah sangat bervariasi, baik pada PIA tipe II adalah substitusi basa tunggal yang terjadi
pada individu maupun pada penderita, dengan serangan bera- pada batas ekson/intron dari ekson I, mengakibatkan defek
khir dari beberapa hari sampai beberapa bulan. Tidak'ada sambungan yang hanya mengenai bentuk PBGD nonspesifik,
manifestasi kulit yang terkait dengan defisiensi enzim ini. tetapi bukan PBGD eritroid-spesifik, karena rekaman gena
Heterozigot tidak bergejala (=90Vo subjek dengan tercatat pada sel eritroid mulai mengalir ke bawah tempat mutasi. Mu-
defisiensi PBGD) mungkin tidak menampakkan kelainan da- tasi yang menandai PIA tipe III diamati pada daerah yang
lam kadar pendahulu porfirin atau gejala-gejala klinis. Indi- diduga sangat penting untuk aktivitas katalitik.
vidu dengan PIA laten atau yang diekspresikan secara klinis DIAGNOSIS. Diagnosis PIA tipe I dan III dapat dibuat de-
sebelumnya dapat dipercepat menjadi serangan akut oleh ngan memperagakan aktivitas PBGD dalam eritrosit pada se-
faktor-faktor lingkungan endogen atau eksogen. Sekurang- bagian besar penderita (285V0), sedang membedakan antara
kurangnya ada lima kelas faktor-faktor yang menxpercepat status penyandang atau laten dan PIA yang diekspresikan se-
yang berbeda-beda pada penyakit ini (l) InduserAIAS-N: Ke- cara klinis memerlukan peragaan kenaikan ekskresi PBG dan
banyakan faktor yang nempercepat dapat dihubungkan de- AAL urin. Kenaikan kadar AAL maupun PBG dapat juga dite-
ngan kenaikan terkait pada aktivitas ALAS-N dalam hati. mukan pada KPH dan AP; pengukuran porfirin urin dan tinja
Overproduksi AAL nantinya membuat kecepatan yang mem- biasanya akan membedakan keadaan ini dari PIA. Diagnosis
batasi sebagian aktivitas PBGD yang kurang. (2) Faktor-faktor PIA tipe II memerlukan peragaan defisiensi PBGD pada sel
endokrin: Penyakit klinis lebih lazim pada wanita, terutama noneritroid atau hibridasi DNA dengan menggunakan oligo-
pada saat menstruasi. (3) Masukan kalori'. Pengurangan ma- nukleotida allele-spesifik yang spesifik untuk mutasi.
sukan kalori sering menyebabkan eksaserbasi PIA. Tambahan PENGOBATAN. Pengobatan PIA juga DPA, KPH dan AP
pada diet dapat mengurangi ekskresi PBG dan menekan gejala pada dasarnya identik. Pengobatan antara serangan terdiri dari
klinis. (4) Obat-obat dan bahan kimia asing: Banyak bahan 'masukan nutrisi yang cukup, penghindaran obat-obat yang di-
514 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

ketahui memperburuk porfiria, dan pengobatan segera penya- tama pada penderita dengan PEK rnenunjukkan senyawa hete-
kit atau infeksi lain yang sedang berlangsung. Kasus berat rozigositas; -T+transisi C mengakibatkan perubahan asam
yang tidak responsif harus diobati dengan pemberian karbohi- amino Cys"-+Arg, dan C-+transisisi T menimbulkan
drat dekstrosa inffavena untuk memberikan minimum 300 g Pro53-+Leu4a. Nqt-"un, kasus kedua adalah homozigot karena
karbohidrat/24 jam. Hematin intravena (4 mg/kg, setiap 12 mutasi sama, Cys73-+Argaa. Selanlutnya mutasi lain juga dite-
jam) luga efektif dalam mengurangi ekskresi AAL dan PBG mukan, menunjukkan bahwa sifat defek enzim pada PEK hete-
juga dalam membatasi serangan akut. Pemberian analog rogen, seperti kasus porfirin lain.
LHRH agonis berdaya lama melalui hidung atau subkutan ter- DIAGNOSIS. Urin merah muda dan/atau awitan fotosensi-
bukti menghambat ovulasi dan sangat mengurangi insiden se- tivitas berat pada masa bayi (atau jarang pada orang dewasa)
rangan PIA perimenstruasi pada beberapa wanita dengan memberi kesan diagnosis PEK. Peragaan kenaikan porfirin
penjelekan siklik penyakit. Analog heme sintetik, misalnya, urin, tinja dan eritrosit, dengan kenaikan isomer uro- dan ko-
Sn-mesoporfirin, juga telah terbukti mengurangi curah AAL, proporfirin tipe I, menegakkan diagnosis. Peragaan defisiensi
PBG, dan/atau porfirin pada penderita PIA dan AP. aktivitas Uro'KoS menentukan.
PENGOBATAN. Penghindaran cahaya matahari, trauma
pada kulit dan infeksi adalah cara-cara pencegahan yang pa-
Porfiria Eritropoetik Kongenital (PEK) ling penting dalam PEK. Tabir surya topikal dapat sebagian
membantu, sebagaimana juga pengobatan oral dengan B-kar-
PEK, yang dapat juga disebut sebagai penyakit Gunther's,
oten. Transfusi dengan packed eritrosit (PRC) sementara me-
merupakan gangguan autosom-resesif (Gb. 76-3 dan Tabel 76--
ngurangi hemolisis dan penyertanya mendorong untuk me-
l). Kelainan primer adalah penurunan aktivitas Uro'KoS, yang
naikkan eritropoesis, dan juga menurunkan ekskresi porfirin.
mengakibatkan akumulasi dan hiperekskresi porfirin tipe I se-
Splenektomi telah digunakan cukup sering dan menyebabkan
cara dominan (Tabel 76-2). Secara klinis, defek enzim ini
pengurangan hemolisis jangka-pendek, ekskresi porfirin, dan
diekspresikan dalam uterus sebagai cairan amnion kecoklatan
manifestasi kulit tetapi tidak semua kasus berespons. Pengo-
karena .jumlah porfirin berlebihan dan mengakibatkan fotosen-
batan dengan arang pada orang laki-laki dengan PEK dila-
sitivitas kulit, hemolisis, dan penurunan harapan hidup sesu-
porkan menurunkan kadar porfirin dan menginduksi remisi
dah lahir.
klinis total selama pengobatan.
EPIDEMIOLOGI. Kurang dari 200 kasus telah dilaporkan
dan beberapa dari kasus ini sebenarnya dapat menderita PKT
atau KPH. Tidak ada dominasi ras atau jenis kelamin yang je- Porfiria Kutanea Tarda (PKT) dan
las. Porf iria Hepatoeritropoetik (PH E)
MANIFESTASI KLlNlS. Diagnosis PEK diketahui pada saat
lahir dengan pewarnaan popok merah muda sampai coklat tua PKT disebabkan oleh defisiensi heterozigot, dan PHE dise-
pada bayi, karena sejumlah besar porfirin dalam urin. Mulai babkan oleh defisiensi homozigot, Uro'D, masing-masing (Ta-
awal fotosensitivitas kulit adalah khas dan dieksaserbasi de- bel 76-3 dan 76-l).
ngan pemajanan terhadap sinar matahari. Lesi bullosa subepi- PKT. PKT menunjuk pada kelompok heterogenosa penya-
dermal menjelek menjadi erosi krusta, yang menyembuh kit porfiria kulit yang disebabkan oleh defisiensi Uro'D, yang
dengan jaringan parut dan hiperpigmentasi atau, kurang lazim, dapat diwariskan atau lebih lazim didapat. Kedua bentuk pe-
hipopigmentasi. Sering ada hipertrikosis dan alopesia, dan eri- nyakit menampakkan penurunan dalam aktivitas Uro'D hati;
troderma (dengan fluoresensi merah pada sinar ultraviolet) se- tetapi aktivitas Uro'D eritrosit dapat atau tidak dapat menurun,
benarnya patognomonis PEK. Penderita dapat menunjukkan tergantung pada tipenya. PKT tipe 1 adalah penyakit didapat
gejala-gejala dan tanda-tanda anemia hemolitik dengan sple- yang khas ada pada orang dewasa, dengan penurunan aktivitas
nomeg;li dan batu empedu kaya-porfirin. Sumsum tulang Uro'D hati tetapi bukan eritrosit. Penyakit dapat terjadi secara
menunjukkan hiperplasia eritroid, yang dapat menimbulkan spontan tetapi lebih lazim terjadi bersama dengan percepatan
fraktur patologis atau kolaps-kompresi vertebra dan perawakan faktor lingkungan seperti alkohol, estrogen, atau penggunaan
pendek. Walaupun mulainya gejala-gejala PEK paling sering obat, atau berhubungan dengan gangguan lain. Sebaliknya,
diamati pada masa bayi awal, pada sedikit penderita mungkin PKT tipe 11, diwariskan dalam cara autosom dominan dan di-
muncul sindrom seperti orang dewasa. sertai dengan penurunan aktivitas Uro'D pada semua jaringan.
PATOGENESIS. Tempat ekspresi primer defek enzim ada- PKT tipe III juga diwariskan, tetapi defek terbatas pada aktivi-
lah sumsum tulang; fluoresensi akibat akumulai porfirin secara tas Uro'D hati dan eritrosit dan kadar normal.
bervariasi tersebar tetapi selalu ada. Kebanyakan normoblas Epidemiologi. PKT mungkin paling lazim dari semua por-
sumsum tulang menampakkan fluoresen, terutama terlokalisasi firia, tetapi insidennya yang pasti tidak jelas. Penyakit ini
daiam nukleus sel. Kenaikan masif porfirin sistemik pada PEK dikenali di seluruh dunia dan tidak ada predileksi ras kecuali
berasal dari beban-porfirin eritrosit, yang menyebabkan ba- pada ras Bantus di Afrika Selatan, akibat dari insiden hemo-
nyak patologi kulit. siderosisnya yang tinggi. PKT tipe I lebih lazim daripada PKT
TEMUAN LABORATORIUM. Porfirin urin selalu naik (20-60 tipe II di Eropa, Afrika Selatan, dan Amerika Selatan, walau-
kali) diatas kadar normal. Uroporfirin dan koproporfirin ada- pun kecenderungannya mungkin kurang jelas di Amerika
lah kebanyakan isomer tipe L Kadang-kadang anemia dapat Utara. PKT sebelumnya diduga lebih lazim pada orang laki-
berat dan memerlukan transfusi. laki, mungkin akibat lebih tingginya masukan alkohol dari-
GENETIK. Ada heterogenitas mutasi pada gena Uro'KoS pada wanita; insidennya pada wanita baru-baru ini telah naik
pada pcnderita yang menderita PEK. Analisis molekuler per- kejajaran yang terdapat pada laki-laki, mungkin karena kenai-
76 I Portiria 515

kan penggunaan steroid kontraseptif, estrogen pascameno- ping. Mekanisme aksi terapi kloroquin diduga terkait dengan
pause dan alkohol. kemampuannya mengkhelasi (chelate) porfirin yang larut air
Manifestasi Klinis. Tanda klinis PKT patognomonis adalah dan karenanya lebih mudah dapat diekskresi.
pembentukan vesikel pada daerah kulit yang terpajan-mata- PHE. PHE merupakan bentuk porfiria yang jarang akibat
hari, terutama dorsum tangan. Vesikel diganti oleh krusta, pa- dari defek Uro'D homozigot. Secara klinis, PHE ditandai de-
rut superfisial, atau pembentukan milia, dan pigmentasi sisa. ngan mulai pada masa anak fotosensitivitas berat dan fragilitas
Hipertrikosis wajah mungkin ada dan mencolok pada wanita. kulit, dan tidak dapat dibedakan dari PEK. Kurang dari 20
Plak kulit indurasi hipopigmentasi dapat muncul dan menyeru- kasus telah dilaporkan di seluruh dunia saat ini.
pai plak yang terlihat pada skleroderma. Fotoonikolisis ka- Manifestasi Klinis. Tanda-tanda ini amat serupa dengan
dang-kadang ada. Disfungsi neurologis tidak terjadi pada PKT. tanda-tanda yang ditemukan pada PEK. Urin merah muda, fo-
Patogenesis. Porfirin fototoksik pada kulit sebagian besar tosensitivitas berat yang menimbulkan jaringan parut dan pe-
dapat berasal dari hati dan. sampai beberapa tahap, dibentuk rusakan (mutilasi) bagian kulit yang terpajan matahari, peru-
lokal pada kulit. Aktivasi sistem komplemen sesudah radiasi bahan skleroderma, hipertrikosis, eritroderma, anemia (sering
telah diperagakan pada penderita PKT dan mungkin akibat hemolitik), dan hepatosplenomegali menandai PHE. Awitan
dari pembentukan spesies oksigen reaktif, kebanyakan adalah biasanya pada awal masa bayi atau masa anak, tetapi awitan
oksigen singlet. Cairan bullosa diketahui mengandung prosta- dewasajuga telah diuraikan. Berbeda dengan PKT, kadar besi
glandin Ez dan fotoaktivasi uroporfirin merusak lisosom. Hati serum biasanya normal, flebotomi tidak mempunyai pengaruh
penderita dengan PKT hampir selalu menampakkan siderosis yang bermanfaat pada penderita PHE.
dengan perubahan lemak, nekrosis, perubahan radang kronis Temuan Laboratorium. Kenaikan porfirin urin, terutama
dan pembentukan granulorna. Besi, estrogen, alkohol, dan hi- uroporfirin isomer tipe I dengan jumlah 7-karboksilik porfirin
drokarbon terklorinasi, yang semuanya berpotensi hepatotok- kurang, terutama tipe III, biasanya ditemukan. Kadar isopor-
sin, dapat juga memperburuk PKT. Insiden infeksi hepatitis B firin yang sama dengan atau lebih besar dari koproporfirin
dan C dapat juga lebih tinggi daripada normal pada penderita juga ditemukan dalam urin dan tinja. Kenaikan Zn-protopor-
PKT. Insiden karsinoma hepatoseluler pada PKT diketahui le- firin eritrosit biasanya teramati (Tabel 16-2). Data anemia dan
bih besar daripada populasi umum. Baru-baru ini telah dila- biokimia gangguan fungsi hati sangat bervariasi.
porkan beberapa penderita terinfeksi HIV dengan PKT. Genetik. Pembuatan klona dan rangkaian cDNA gena yang
Temuan Laboratorium. Kenaikan kadar uroporfirin (teru- dimutasi pada penderita dengan PHE menunjukkan bahwa de-
tama isomer I) dan porfirin 7-karboksilat (isomer III) ditemu- fek enzim disebabkan oleh transisi-basa GE60-+A, mengaki-
kan dalam urin pada PKT, dengan lebih sedikit kenaikan batkan perubahan asam amino Gly28l-+Glu. Mutasi titik ini
koproporfirin dan porfirin 5- dan 6-karboksilat. Sejumlah kecil mengakibatkan protein tidak stabil. Beberapa mutasi lain juga
isokoproporfirin dapat dideteksi dalam serum atau dalam urin, dilaporkan. Tidak ada mutasi yang ditemukan pada PHE yang
tetapi dalam tinja ini sering merupakan porfirin dominan yang telah ditemukan pada PKT familial, memberi kesan bahwa
d:^kskresi dan menggambarkan kriteria diagnostik yang paling PHE mungkin bukan merupakan bentuk PKT homozigot.
penting untuk PKT. Ekskresi porfirin tinja total setiap hari me- Diagnosis, Diagnosis ini harus dicurigai pada penderita de-
lebihi ekskresi porfirin urin total. Porfirin kulit naik, terutama ngan fotosensitivitas berat dan terutama dipikirkan pada diag-
pada daerah yang terlindung dari fotoaktivasi. Kadar besi dan nosis banding PEK. Kriteria diagnostik meliputi kenaikan
ferritin serum seringkali naik. kadar isokoproporfirin tinja atau urin dan Zn-protoporfirin eri-
Diagnosis. Gambaran klinis PKT adalah sangat spesifik te- trosit. Diagnosis banding PHE meliputi PPE yang protoporfir-
tapi dapat terancukan dengan penyakit porfirin (mis., AP) dan innya juga naik tetapi berbeda dengan PHE, porfirin urinnya
nonporfirin (misal, lupus eritematosus sistemik atau sklero- normal. PPE juga secara klinis lebih ringan daripada PHE.
derma) lain. Fluoresen urin pada penyinaran sinar ultraviolet Pengukuran aktivitas Uro'D eritrosit atau fibroblas khas me-
dan kuantifikasi porfirin serta pemisahan dan identifikasi por- nunjukkan pengurangan menjadi 2-l0%o dari harga kontrol
firin dengan TLC dan HPLC akan membantu'diagnosis. Por- normal dengan pengurangan sedang aktivitas Uro'D pada ang-
firin plasma naik pada PKT dan pada porfiria fotosensitisasi gota keluarga.
lain. Porfirin tinja sering naik; isokoproporfirin (atau rasio Pengobatan. Penghindaran matahari dan penggunaan rabir
isokoproporfirin:koproporfirin > 0,1) betul-betul diagnostik surya topikal pada dasarnya merupakan semua yang dapat di
PKT. berikan pada penderita ini sekarang. Respon terhadap fle-
Pengobatan. Pada PKT tipe I, identifikasi dan penghinda- botomi belum diamati, walaupun ini mungkin tidak menghe-
ran faktor-faktor presipitasi merupakan pengobatan garis per- rankan karena kadar besi serum, berbeda dengan kadar besi
tama. Respon klinis penghentian minum alkohol sangat ber- serum penderita PKT, selalu normal.
variasi; meskipun demikian, berpantang harus dianjurkan. Fle-
botomi biasanya efektif dalam mengurangi kadar porfirin urin
Koproporfiria Heriditer (KPH)
dan dalam induksi penyembuhan klinis. Ada bukti yang kuat
bahwa pengaruh flebotomi yang bermanfaat merupakan akibat KPH adalah penyakit yang disebabkan oleh defisiensi ak-
dari pengurangan dalam simpanan besi tubuh. Jika flebotomi tivitas Kopro'Oks heterozigot, yang diwariskan dengan cara
tidak efektif atau terkontraindikasi karena adanya penyakit lain autosom dominan (Gb. 16-3 dan Tabel 76-1). secara klinis,
seperti anemia, terapi kloroquin dosis-rendah mungkin efektif. penyakitnya serupa dengan DPA atau PIA, walaupun sering
Kemanjuran terapi kloroquin dan flebotomi mungkin serupa lebih ringan; lagipula, KPH dapat disertai dengan fotosensi-
dan pendekatan gabungan dapat mengurangi insiden efek sam- tivitas. Ekspresi penyakit ini bervariasi dan dipengaruhi oleh
516 BAGIANX f Penyakit-Penyakit Metabolik

faktor presipitasi yang sama yang menyebabkan eksaserbasi Afrika Selatan, dan ada bukti yang baik untuk mengesankan
PIA. Sangat jarang, Defisiensi enzim homozigot ini dapat terja- bahwa mereka semua adalah keturunan dari satu bangsa antara
di dan dihubungkan dengan bentuk penyakit yang lebih berat. dua penghuni Belanda pada tahun 1680. Namun, penyakit
EPIDEMIOLOGI. KPH yang diekspresikan secara klinis ada- dikenali di seluruh dunia, dan dengan pengecualian Afrika Se-
lah jauh kurang lazim daripada PIA yang diekspresikan secara latan, mungkin tidak ada predileksi rasial atau geografis. Insi-
klinis, tetapi, seperti pada penyakit yang terakhir, KPH laten den di Finlandia dilaporkan 1,3 dalam 10.000. Di luar Afrika
atau penyandang gena KPH dikenali dengan frekuensi yang Selatan, AP mungkin kurang lazim daripada PIA.
semakin besar sejak datangnya perbaikan teknik laboratorium MANIFESTASI KLlNlS. Gejala neuroviseral adalah identik
untuk deteksinya. dengan gejala yang diamati pada DPA, PIA, dan KPH. Foto-
MANIFESTASI KLlNlS. Gejala neuroviseral pada dasarnya sensitivitas adalah lebih lazim, dan lesi hasilnya cenderung un-
dapat dibedakan dari gejala neuroviseral DPA atau PIA. Nyeri tuk lebih konis pada AP daripada pada KPH. Manifestasi
perut, muntah, konstipasi, neuropati, dan manifestasi psikiatri kulit terdiri dari vesikel, bulla, hiperpigmenrasi, milia, hiper-
adalah lazim. Fotosensitivitas kulit merupakan tanda pada se- trikosis, dan kenaikan fragilitas kulit. Secara klinis dan histo-
kitar 30Va kasus. Serangan dapat dipercepat karena kehamilan, logi, lesi tidak dapat dibedakan dari PCT. Manifestasi kulit
siklus menstruasi, dan steroid kontraseptif, tetapi faktor pre- kurang sering ditemukan pada iklim dingin daripada pada ik-
sipiluti yang paling lazim adalah pemberian obat, khususnya lim panas. Spektrum faktor-faktor yang sama yang menyebab-
lenobarbital. kan aktivasi DPA, PIA, dan KPH dapat juga memperjelek Ap.
TEMUAN LABORATORIUM. Tanda biokimia KPH adalah hi- Dengan demikian, barbiturat, dapson, timah dari wiski "ge-
perekskresi koproporfirin (terutama tipe III) ke dalam urin dan lap", steroid kontraseptif, kehamilan, dan penurunan masukiin
tinja. Koproporfirin tinja dapat dikheiasi (chelate) dengan tem- karbohidrat semua telah dilaporkan menginduksi atau mem-
baga, dan protoporfirin tinja mungkin naik sedang. Hiper- perjelek AP.
ekskresi AAL, PBG, dan uroporfirin ke dalam urin dapat PATOGENESIS. Aktivitas Proro'Oks pada kebanyakan pen-
menyertai eksaserbasi penyakit, tetapi berbeda dengan PIA, te- derita dengan AP menurun =50Vo. Namun, pada kasus Ap ho-
muan ini biasanya menjadi normal antara serangan. Aktivitas mozigot yang amat jarang, sebenarnya tidak ada aktivitas
Kopro'Oks khas turun pada sekitar 50Vo pada heterozigot dan Proto'Oks. Gejala-gejalanya adalah fotosensitivitas berat, re-
pada sekitar 90-98Vo pada homozigot. tardasi pertumbuhan dan mental, dan kelainan neurologis yang
GENETIK. Baru-baru ini, analisis molekuler KPH telah dila- mencolok pada beberapa kasus; awitan AP homozigot pada
porkan pada dua penderita. Pada penderit-a pertama, yang ada- masa anak adalah pada semua kasus.
lah homozigot untuk defisiensi CPO, C69l -+ transisi T pada TEMUAN LABORATORIUM. Tanda biokimia AP adalah por-
CPO cDNA ditemukan yang mengakibatkan Argt" -+ substi- firin tinja naik, biasanya dengan protoporfirin IX melebihi ko-
tusi Trp. Pada penderita kedua dengan defek CPO heterozigot, proporfirin (kebanyakan isomer III). Porfirin-X tinja (eter
substitusi basa tunggal C265 -> A. mengakibatkan substitusi asetat tidak larut asam, diekstrak dengan urea-Triton), kelom-
asam amino Gly89 -+ Ser terdeteksi. pok heterogen gabungan porfirin-peptida, naik pada AP lebih
DIAGNOSIS. Diagnosis KPH harus dicurigai pada penderita daripada pada setiap tipe porfiria lain. Koproporfirin urin (tipe
dengan tanda-tanda, gejala-gejala dan perjalanan penyakit IID, AAL, dan PBG sering antara serangan normal tetapi dapat
khas porfiria hati akut (DPA, PIA, KPH, dan AP), tetapi pa- menjadi sangat naik selama serangan akut. Plasma selalu
danya aktivitas PBGD normal. Ekskresi urin pendahulu heme menunjukkan pancaran fluoresen yang mungkin menggambar-
adalah serupa pada KPH dan AP, tetapi adanya koproporfirin kan gabungan protoporfirin-peptida.
tinja yang dominan atau khusus sangat memberi kesan KPH. DIAGNOSIS. AP harus dipikirkan pada diagnosis banding
Dominasi harderoporfirin tinja atau urin, dengan aktivitas Ko- porfiria akut, terutama jika aktivitas PBGD normal. porfirin
pro'Oks yang sangat mengurang, dilaporkan pada kasus plasma khas berfluoresen, mempunyai berbagai pancaran fluo-
harderoporfiria, bentuk varian KPH, resen maksimum dari PKT, ditemukan pada AP. Perbedaan
PENGOBATAN. Identifikasi dan menghindari faktor-faktor AP dari KPH biasanya dimungkinkan pasca-analisis porfirin
yang mempercepat adalah sangat penting. Pengobatan serang- tinja dan pada penderita yang dengan hanya manifestasi kulit.
an akut adalah serupa dengan pengobatan PIA. Peragaan 8- dan 7-porfirin karboksilat dan iskoproporfirin urin
pada PKT biasanya cukup untuk membedakan dengan AP.
Defisiensi proto'oks dapat diperagakan pada fibroblas atau
Aneka ragam Porfiria (AP)
limfosit.
PENGOBATAN. Identifikasi dan menghindari fakror presi-
AP, yang juga disebut aneka ragam porfiria, protokopro-
pitasi sangat penting. Fotosensitivitas dapat diminimalkan de-
porfiria, porfiria genetik Afrika Selatan, atau maladi (penyakit)
ngan pakaian protektif, dan kantaxantin (analog B-karoten)
Royal, disebabkan oleh defisiensi aktivitas Proto'Oks hetero-
mungkin sedikrt membantu. Pengobatan gejala neuroviseral
zigot dan diwariskan dalam cara autosom dominan (Gb. 76-3
identik dengan yang diuraikan pada PIA.
dan Tabel 76-1). Penderita dengan gangguan ini dapat menun-
jukkan gejala-gejala neuroviseral, fotosensitivitas, atau kedua-
nya (Tabel 76-3). Bentuk-bentuk AP amat jarang ditemukan Protoporf iria Erikopoetik (PPE)
pada defisiensi aktivitas Proto'Oks homozigot.
EPIDEMIOLOG|. Insiden AP 3 dalam 1000 di Afrika Selatan PPE, yang dapat juga disebut sebagai protoporfiria, atau
adalah sangat lebih tinggi daripada dimanapun. Pada tahun protoporfiria eritropoetik, disertai dengan defisiensi parsial
1980 diperkirakan bahwa ada 10.000 individu yang terkena di FeK dan diwariskan dengan cara autosom dominan (Gb. j6-3
76 f Porfiria 517

dan Tabel 76-1). Secara biokimia, defek ini mengakibatkan normal yang sama sekali tidak mempunyai ekson 2, Selanjur
akumulasi masif protoporfirin dalam eritrosit, plasma, dan nya, lima mutasi yang berbeda ditemukan pada keluarga lain.
tinja. Secara klinis, penyakit ini ditandai dengan awitan foto- Sedemikian jauh, lompatan ekson 2, ekson 7, ekson 9, dan ek-
sensitivitas kulit masa anak pada daerah yang terpajan sinar. son 10, dan tiga mutasi titik, telah dilaporkan. Satu penderita
tetapi lesi kulit lebih ringan dan kurang berbekas daripada mengalami mutasi heteroallelik, sementara lima yang lain
yang terlihat pada PEK. mengalami satu mutasi titik pada satu allele.
EPIDEMIOLOGI. PPE merupakan bentuk porfiria eritropo- DIAGNOSIS. Fotosensitivitas akan memberi kesan diagno-
etik yang paling lazim. Laporan tiga ratus kasus yang dipub- sis, yang dapat diperkuat dengan peragaan kenaikan kadar pro-
likasi sejak tahun 1976. Tidak ada predileksi rasial atau sek- toporfirin bebas dalam eritrosit, plasma, dan tinja, dengan
sual, dan mulainya khas pada masa anak. porfirin urin normal. Adanya protoporfirin pada plasma mau-
MANIFESTASI KLlNlS. Fotosensitivitas kulit PPE sangat pun eritrosit adalah spesifik untuk PPE. Retikulosit fluoresen
berbeda dengan yang ditemukan pada PEK atau PKT. Sensasi pada pemeriksaan pulasan darah perifer dapat juga memberi
menyengat atau nyeri membakar pada kulit terjadi dalam 1 kesan diagnosis.
jam pemajanan terhadap matahari dan disertai beberapa jam PENGOBATAN. Menghindari matahari dan penggunaan
kemudian dengan eritema dan edema. Beberapa penderita agen tabir surya topikal dapat membantu. Pemberian B-karo-
mengalami rasa terbakar walaupun tidak ada tanda-tanda ob- ten oral dapat memberikan fotoproteksi sistemik, mengakibat-
jektif fototoksisitas kulit, mengakibatkan diagnosis salah pe- kan perbaikan toleransi terhadap matahari, meskipun sangat
nyakit psikiatri. Petekie, atau lebih jarang, purpura, vesikel, bervariasi. Kadar B-karoten serum yang dianjurkan 600-800
dan kusta, dapat terjadi dan menetap selama beberapa hari se- pgldl- biasanya dicapai dengan dosis oral 120-180 mg setiap
sudah pemajanan matahari. Cahaya buatan dapat juga menye- hari, dan pengaruh yang bermanfaat adalah khas ditemukan 1-
babkan fotosensitivitas, terutama cahaya dalam kamar operasi. 3 bulan sesudah mulainya terapi. Mekanismenya mungkin
Gejala-gejala biasanya jelek selama musim semi dan musim mencakup pemadaman radikal oksigen yang diaktifkan.
panas dan terjadi pada daerah yang terpajan cahaya, terutama
pada wajah dan tangan. Pemajanan terhadap matahari yang
Bishop DF, Astrin KH, loannou YA: Human 6 -aminolevulinate synthase: Iso-
kuat dan berulang dapat mengakibatkan onikolisis, kulit' hi-
lation, characterization, and mapping of house-keeping and erythroid-
perkeratosis kasar pada dorsum tangan, dan parut ringan. Batu specific genes. Am J Hum Genet 45:4176, 1989.
empedu, kadang-kadang muncul pada umur awal yang tidak Blauvelt A, Harris HR, Hogan DJ, et al: Porphyria cutanea rarda and human
biasa, cukup lazim, dan penyakit hati, walaupun tidak biasa, immunodeficiency virus infection. Int J Dermatol3l:.474, 1992.
Brenner DA, Didier JM, Frasier F, et al: A molecular defect in human proro-
dapat berat dan disertai dengan morbiditas yang bermakna. porplryria. Am J Hum Genet 50:1203,1992.
Anemia tidak lazim. Tidak ada faktor presipitasi yang diketa- Chretien S, Dubart A, Beaupain D, et al: Altemative transcription and splicing
hui dan tidak ada manifestasi neuroviseral. of the human porphobilinogen deaminase gene result either in tissue-
PATOGENESIS. Puncak kisaran absorpsi cahaya untuk por- specific or in housekeeping expression. Proc Natl Acad Sci 85:6, 1988.
Cotter PD, Baumann M, Bishop DF: Enzymatic defect in "X-Iinked" sidero-
firin sangat sesuai dengan panjang gelombang cahaya (sekitar blastic anemia: Molecular evidence for erythroid 6-aminolevulinate syn-
4tt nm) yatr.g diketahui memicu reaksi. fotosensitivitas pada \htst, $efrcienty . ?rot Nat\ Aud Sri S9:4S1t, \99.
kulit penderita PPE. Porfirin yang dibangkitkan cahaya mem- Deybach JC, de Verneuil H, Boulechfar S, et al: point mutations in the uro-
bentuk radikal bebas dan oksigen singlet. Jadi, radikal demikr- porphyrinogen III synthase gene in congenital erythropoietic porphyria
(Gunther's disease). Blood 75:1763, 1990.
an, terutama oksigen singlet, dapat menyebabkan peroksidasi
Eales L, Day RS, Blekkenhorst GH: The clinical and biochemical features of
lipid dan berkaitan silang dengan protein membran, yang, pada variegate porphyria: An analysis of 300 cases studied at Groote Schuur
eritrosit, dapat mengakibatkan pengurangan perubahan bentuk Hospital, Cape Town. Int J Biochem 12:837, 1980.
(deformabilitas) dan dengan demikian hemolisis. Yang mena- Fujita H, Kondo M, Takatani S, et al: Characterization of cDNA encoding
coproporphyrinogen oxidase from a patient with heriditary coproporphyria.
rik adalah bahwa protoporfirin. tetapi bukan Zn-protoporfirin,
HumMol cenet 3:1807, 1994.
dilepaskan dari eritrosit pascaradiasi, yang dapat menjelaskan Goldberg A, Moore MR, McColl KEL, et al: Porphyrin metabolism and the
mengapa, tidak seperti PPE, intoksikasi timah dan defisiensi porphyrias. 1n: Ledingham JGG, Wanell DA, Weatherall DJ (eds: Oxford
besi tidak disertai dengan fotosensitivitas. Iradiasi lengan ba- Textbook of Medicing 2nd ed. Oxford, Oxford University press, 198?, pp
9t36-9t45.
wah pada penderita PPE menyebabkan aktivasi komplemen
Grandchamp B, Weil D, Nordmann Y, et al: Assignment of the human copro-
dan kemotaksis polimorfonuklear. Hasil yang serupa telah di- porphyrinogen oxidase to chromosome 9. Hum Genet 64:180, 1983.
capai in vitro, dan kejadian ini dapat juga turut menyebabkan Held JL, Sassa S, Kappas A, et al: Erythrocyte uroporphyrinogen decarboxy
patogenesis lesi kulit pada PPE. lase activity in porphyria cutanea tarda: a study of40 consecutive patients.
J Invest Detmatol93:332, 1989.
TEMUAN LABORATORIUM. Tanda biokimia PPE adalah ka-
Herrero C, Vicente A, Bruguera M, et al: Is hepatitis C virus infection a trig-
dar protoporfirin berlebihan dalam eritrosit, plasma, empedu, ger of porphyria cutanea tarda? Lancet 341 :788, I 993.
dan tinja; ini karena kelarutannya dalam airjelek, tidak ada da- Ishida N, Fujita H, Fukuda Y, et al: Cloning and expression of the defective
lar,r urin. Sumsum tulang dan eritrosit yang baru dilepaskan genes from a patient with 6 -aminolevulinate dehydratase porphyria. J Clin

tampak merupakan sumber utama kenaikan kadar protopor- . Invest 89:1431, 1992.
Kappas A, Sassa S, Galbraith RA, et al: The porphyrias. 1n: Scriver CR,
firin, walaupun hati dapat turut menyebabkan pada kasus ter- Beaudet AL, Sly WS, Valle D (eds): The Metabolic Basis of Inherited Dis-
tentu. ease, 6th ed. New York, McGraw-Hill. 1989. pp 1305-1365.
GENETIK. Analisis molekuler pertama defek FeK dibuat Lim HW, Sassa S: The porphyrias. In; Lim HW, Soter NA (eds): photomedi-
cine for Clinical Dermatologists. New York, Marcel Dekker, 1993, pp Z4\-
pada penderita dengan PPE yang mempunyai =507o aktivitas
267.
enzim, proteinnya, dan mRNAnya. Sel penderita mengandung Mantasek P, Nordmann Y, Grandchamp B: Homozygous hereditary copropor-
rekaman tidak stabil yang mengkode protein pendek secara ab- phyria caused by an arginine to tryptophan substitution in coproporphyrino-
518 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

gen oxidase and common introgenic polymorphisms. Hum Mol Genet dalam bentuk glikogen, lemak dan protein (lihar Bab 73). Glu-
3:411,1994.
Mathews-Roth MM: Systemic photoprotection. Dermatol Clin 4:335, 1986.
kosa merupakan sumber energi cepat karena ia mernberikan
Mathews-Roth MM, Pathak MA, Fitzpatrick TB, et al: Beta carotene therapy 38 molekul ATP/mol glukosa yang dioksidasi. Glukosa pen-
for erythropoietic protoporphyria and other photosensitivity diseases. Arch ting untuk metabolisme energi serebral yaitu ia biasanya me-
Dermatol 113:1229, 1977. Meguro K, Fujita H, Ishida N, et al: Molecular rupakan substrat yang lebih disukai yang penggunaannya
. defects of uroporphyrinogen decarboxylase in a patient with mild hepato-
erytkopoietic poryhyria. J Invest Dermatol 98:128, 1994. McKay R,
memerlukan semua konsumsi Oz dalam otak (lihat nanti). Am-
Druyan R, Getz GS, et al: Intramitochondrial localization of 6-amino levuli- bilan glukosa otak terjadi melalui proses difusi yang dipermu-
nate synthase and ferrochelatase in rat liver. Biochem I 114:455,1969. dah, diperantarai-pembawa (canier-mediated), yang tergan-
Mclellan T, Pryor MA, Kushner JP et al: Assignment of uroporphyrinogen tung pada kadar glukosa darah. Defisiensi pengangkutan glu-
decarboxylase (UROD) to the pter-p2l region of human chromosome 1.
Cytogenet Cell Genet 39:224,1985.
kosa otak dapat mengakibatkan kejang-kejang karena kadar
Mustajoki P, Tenhunen R, Niemi KM, et al: Homozygous variegate porphyria. glukosa cairan serebrospinal rendah sedang glukosa darah nor-
A severe skin disease of infancy. Clin Genet 32:300,1987. mal. Tidak ada glukosa yang masuk ke dalam sel otak atau
Mustajoki P, Tenhunen R, Pierach C, et al: Heme in the treatment of porphy-
metabolisme selanjutnya tidak tergantung pada insulin. Untuk
nas and hematological disorders. Semin Hematol 26 1,1989.
Mustajoki P, Kauppinen R, Lannfelt L, er al: Frequency of low porphobilino- mempertahankan kadar glukosa darah dan mencegahnya dari
gen deaminase activity in Finland. J Intern Med 231:389,1992. penurunan yang cepat sampai kadar yang mengganggu fungsi
Nakahashi Y, Fujita H, Taketani S, et al: The molecular defect of ferrochela- otak, telah dikembangkan sistem pengaturan yang rinci.
tase in a patient with erytkopoietic protoporphyria. Proc Natl Acad Sci
Pertahanan terhadap hipoglikemia diintegrasikan oleh sis-
USA 89:281, 1992.
Nakahashi Y, Miyazaki H, Kadota Y, et al: Human erythropoietic protoporphy-
tem saraf autonom dan oleh hormon yang bekerja bersama de-
ria: Identification of a mutation at the splice donor site of intron 7 causing ngan pembesaran produksi glukosa melalui pengaturan enzim
exon 7 skipping ofthe ferrochelatase gene. Hum Mol Genet 2:1069, 1993. glikogenolisis dan glukoneogenesis sementara secara serentak
Nakahashi Y, Miyazaki H, Kadota Y, et al: Molecular defect in human ery-
membatasi penggunaan glukose perifer. Pada keadaan ini, hi-
thropoietic protoporphyria with fatal liver failure. Hum Genet 91:303, 1993.
Pimstone NR, Gandhi SN, Mukerji SK: Therapeutic efficacy of oral charcoal poglikemia dianggap sebagai defek pada salah satu atau bebe-
in congenital erytkopoietic porphyria. N Engl J Med 316:390 1987. rapa dari interaksi kompleks yang secara nonnal menginte-
Plewinska M, Thunell S, Holmberg L, et al: 6-Aminolevulinate dehydratase grasikan homeostasis glukosa selama makan dan puasa. proses
deficient porphyria: Identification of the molecular lesions in a severely af-
ini terutama penting pada neonatus, yang padanya ada transisi
fecteu nomozygote. Am J Hum Genet 49:167, l99l-
Potluri VR, Astrin KH, Wetmur JG, et al: Human 5-aminolevulinate dehydra- mendadak dari kehidupan intrauterin, yang ditandai dengan
tase: Chromosomal localization to 9q34 by in situ hybridization. Hum Ge- ketergantungan pada glukosa transplasenta, ke kehidupan ek-
net76:236, 1987. strauterin, yang ditandai akhirnya dengan kemampuan auto-
Romana M, Grandchamp B, Dubart A, et al: Identification of a new mutation
nom untuk mempertahankan keseimbangan glukosa yang te-
responsible for hepatoerythropoietic poqphyria. Eur J Clin lnvest 2l-.225, 1991 .
Sassa S, Kappas A: Hereditary tyrosinemia and the heme biosynthetic path-
pat. Karena faktor-faktor prematuritas atau plasenta dapat
way. Profound inhibition of 8-aminolevulinic acid dehydratase activity by membatasi penyimpanan nutrien jaringan, dan kelainan gene-
succinylacetone. J Clin Invest 71:625,1983. tik pada enzim atau hormon dapat menjadi nyata pada neona-
Taketani S, Kohno H, Furukawa I et al: Molecular cloning, sequencing and
tus, hipoglikemia merupakan penyebab penting morbiditas
expression of cDNA encoding human coproporphyrinogen oxidase. Bio-
chim Biophys Acta 1183:54'1 , 1994. neonatus.
Thunell S, Holmberg L, Lundgreen J: Aminolevulinate dehydratase porphyria DEFlNlSl. Pada neonatus tidak selalu ada korelasi yang je-
in infancy. A clinical and biochemical study. J Clin Chem Clin Biochem las antara kadar glukosa darah dan manifestasi klinis hipo-
25:5,1987. glikemia klasik. Tidak adanya gejala-gejala tidak menunjuk-
Tobac( AC, Sassa S, Poh Fitzpatrick MB, et al: Hepatoerythropoietic porphy-
ria: clinical, biochemical, and enzymatic studies in a tkee-generation fam- kan bahwa kadar glukosa normal dan tidak turun dibawah ka-
ily lineage. N Engl J Med 316:645, 1987. de Vemeuil H, Aitken G, dar optimal untuk mempertahankan metabolisme otak. Lagi
Nordmann Y: Familial and sporadic porphyria cutanea: Two different dis- pula, ada bukti bahwa hipoksemia dan iskemia memperkuat
eases. Hum Genet 44:145, 1978.
peran hipoglikemia dalam menyebabkan cedera otak yang da-
Welland FH, Hellman ES, Gaddis EM, et al: Factors affecting the excretion of
porphyrin precursors by patients with acute intermittent porphyria. L The pat mengganggu perkembangan neurologis secara perrnanen.
effecr of diet. Metabolism 13:232, 1964. Konsekuensinya; batas bawah nornalitas kadar glukosa darah
Wetmur JG, Bishop DF, Ostasiewicz L, et al: Molecular cloning of a cDNA yang diterima pada bayi baru lahir dengan disertar sakit yang
for human 8-aminolevulinate dehydratase. Gene 43 123, 1986.
sudah mengganggu metabolisme otak belum ditentukan (lihat
Bab 93). Karena kekuatiran kemungkinan adanya sekuele neu-
rologis, intelektual atau psikologis pada kehidupan di kemudi-
an hari, banyak pakar sekarang mendesak bahwa pada neo-
natus kadar glukosa darah di bawah 40 mg/dL (2,2 mM) di-
T Ben 77 pandang mencurigakan dan diobati dengan sungguh-sungguh.
Hal ini terutama dapat diterapkan sesudah umur 2-3 hari per-
Hipoglikemia tama, ketika secara nornal glukosa telah mencapai titik teren-
dahnya; selanjutnya kadar glukosa darah mulai naik dan
mencapai harga 50 mg/dl (2,8 mM) atau lebih tinggi sesudah
Mark A. Sperling
12-24 jam. Pada bayi dan anak yang lebih tua, kadar glukosa
darah kurang dari 40 mgdL (10-l5Vo lebih tinggi untuk serum
atau plasma) menggambarkan hipoglikemia yang berarti.
Glukosa memainkan peran sentral pada pengaturan bahan ARTI DAN SEKUEIE. Metabolisme oleh otak dewasa me-
bakar manusia dan merupakan sumber penyimpanan energi nyebabkan pergantian 807o glukosa basal total. penelitian in
77 a Hipoglikemia 519

vivo metabolisme otak.menunjukkan bahwa otak pada bayi neurologis ini lebih mungkin terjadi ketika sumber bahan
dan anak dapat menggunakan glukosa pada kecepatan mele- bakar alternatif terbatas, seperti terjadi pada hiperinsulinemia,
bihi 4-5 mg/100 g berat otak/menit. Dengan demikian, otak bila episode hipoglikemia berulang atau lama, atau bila kea-
neonatus cukup bulan, berat sekitar 420 g pada bayi 3,5 kg, daan-keadaan ini bersama dengan hipoksia. Tidak ada infor-
akan memerlukan glukosa dengan kecepatan sekitar 20 mg/ masi yang tepat yang berhubungan dengan lama atau keparah-
menit, menggambarkan produksi glukosa sekitar 5-7 mgkg an hipoglikemia terhadap perkembangan neurologis selanjut-
berat badan/menit. Pengukuran kecepatan produksi glukosa nya pada anak dalam cara yang dapat diramalkan. Walaupun
endogen pada bayi dan anak, dengan menggunakan isotop sta- kurang lazim, hipoglikemia pada anak yang lebih tua dapat
bil, menunjukkan harga 5-8 mg/kg/menit. Dengan demikian juga menimbulkan defek neurologis jangka lama.
kebanyakan produksi glukosa endogen pada bayi dan anak ke-
cil dapat dijelaskan oleh metabolisme otak. Lagipula, ada ko- INTEGRASI HOMEOSTASIS GLUKOSA SUBSTRAT,
relasi antara produksi glukosa dan perkiraan berat otak pada ENZIM, DAN HORMON
semua umur. Korelasi antara produksi glukosa dan berat badan
memperagakan perubahan yang nyata dalam penurunan sesu- PADA BAYI BARU LAHIR (lihatjuga Bab 93). Pada keadaan
dah 40 kg berat badan, sesuai dengan waktu ketika pertum-
janin tidak tertekan, glukosa sebenarnya seluruhnya berasal
buhan o{ak selesai. dari ibu melalui transfer plasenta. Karenanya, kadar glukosa
Karena otak tumbuh paling cepat selama umur 1 tahun per-
janin biasanya menggambarkan kadar glukosa ibu. Pelepasan
tama dan karena proporsi pergantian glukosa lebih besar yang katekolamin, yang terjadi pada janin yang stres seperti hipok-,
digunakan untuk metabolisme otak, hipoglikemia terus-mene- sia, mobilisasi glukosa janin dan asam lemak bebas melalui
rus atau berulang-ulang pada bayi dan anak mempunyai peng- mekanisme B-adrenergik, meggambarkan adanya reseptor B-a-
a- ruh yang besar pada keterlambatan perkembangan dan fung- drenergik yang terkait secara fungsional dalam hati janin dan
si otak. Pada pertumbuhan otak yang cepat, glukosa dapatjuga jaringan lemak. Pada dosis yang tinggi, katekolamin dapat
merupakan sumber sintesis lipid dan protein membran, yaitu meggunakan pengaturan sekresi hormon pankreas janin yang
protein struktural dan mielinisasi, yang adalah, penting untuk tepat dengan menghambat pelepasan insulin dan merangsang
maturasi otak normal. Pada keadaan hipoglikemia berat dan pelepasan glukagon.
terus-menerus, substrat struktural otak ini dapat dipecah men- Gangguan transfer glukosa ibu akut kepadajanin pada saat
jadi berbagai energi antara yang dapat digunakan seperti lak- persalinan memaksakan kebutuhan segera untuk mobilisasi
tat, piruvat, asam amino, dan asam keton, yang dapat men- glukosa endogen. Tiga kejadian terkait yang mempermudah
dukung metabolisme otak dengan pengorbanan pertumbuhan peralihan ini: perubahan-perubahan dalam hormon, perubah-
otak. Kapasitas otak bayi baru lahir untuk mengambil dan an-perubahan dalam reseptornya, dan perubahan-perubahari
mengoksidasi benda-benda keton sekitar lima kali lebih besar pada aktivitas enzim utama. Pada semua spesies mamalia, ada
daripada kapasitas otak dewasa. Namun, kapasitas hati untuk tiga sampai empat kali penambahan mendadak dalam kadar
menghasilkan benda-benda keton mungkin terbatas pada peri- glukagon dalam beberapa menit sampai beberapa jam lahir.
ode bayi baru lahir, terutama bila ada hiperinsulinemia, yang Sebaliknya insulin biasanya pada mulanya turun dan tetap
secara akut menghambat curah glukosa hati, lipolisis dan ke- pada kisaran dasar selama beberapa hari tanpa peragaan res-
togenesis, dengan demikian menghalangi sumber bahan bakar pons biasanya yang cepat terhadap rangsangan fisiologis se-
alternatif otak. Kehilangan sumber energi utama otak selama perti glukosa. Sentakan dramatis dalam sekresi katekolamin
hipoglikemia dan ketersediaan sumber bahan bakar alternatif spontan juga merupakan kekhasan beberapa spesies mamalia.
terbatas selama hiperinsulinemia mempunyai konsekuensi Perubahan dalam epinefrin, glukagon, dan insulin ini dapat
pada metabolisme dan pertumbuhan otak yang dapat diramal- saling terkait karena epinefrin mampu merangsang pelepasan
kan: penurunan konsumsi oksigen otak, kenaikan pemecahan glukagon dan menekan pelepasan insulin. Lagipula, epinefrin
komponen-komponen struktural endogen untuk melepaskan dapat memperkuat sekresi hormon pertumbuhan dengan me-
asam amino dan asam lemak bebas, dan penghancuran integri- kanisme c-adrenergik, dan kadar hormon pertumbuhan sangat
tas membran fungsional. Semua faktor ini dapat berkombinasi naik pada saat lahir. Bekerja serentak, perubahan hormon ini
dan menyebabkan gangguan pefinanen pertumbuhan dan fung-
pada saat lahir memobilisasi glukosa melalui glikogenolisis
si otak. Pengaruh hipoksia yang memperkuat dapat memperje- dan glukoneogenesis, mengaktifkan lipolisis, dan meningkat-
lek cedera otak, atau betul-betul menyebabkannya, bila kadar kan ketogenesis. Sebagai akibat dari proses ini, kadar glukosa
glukosa darah tidak pada kisaran hipoglikemia klasik. plasma stabil sesudah penurunan sementara segera sesudah la-
Sekuele berat jangka lama utama, hipoglikemia lama ada- hir, simpanan glikogen hati menjadi habis dengan cepat dalam
lah kerusakan neurologis yang mengakibatkan retardasi men- beberapa jam lahir, dan glukoneogenesis dari alanin, asam
tal, aktivitas kejang berulang, atau keduanya. Pengaruh yang aminoglukoneogenik utama, dapat menyebabkan sekitar 1070
tidak kentara pada kepribadian adalah juga mungkin tetapi ti- pergantian glukosa pada bayi manusia baru lahir pada umur
dak secara jelas ditegaskan. Sekuele neurologis permanen beberapa jam. Kadar asam lemak bebas juga naik tajam ber-
muncul pada lebih dari setengah penderita dengan hipoglike- sama dengan arus glukagon dan epinefrin serta diikuti dengan
mia berulang berat sebelum umur 6 bulan, yaitu periode per- kenaikan benda-benda keton. Pada cara ini, glukosa disisihkan
tumbuhan otak paling cepat. Pada jangka lama, sekuele ini untuk penggunaan otak, sementara asam lemak bebas dan ke-
digambarkan pada perubahan patologis yang ditandai oleh ton memberikan sumber bahan bakar alternatif seperti asetil-
atrofi girus, mielinasi dalam substansia putih otak berkurang KoA dan NADH dari oksidasi asam lemak hati, yang diperlu-
dan atrofi pada korteks serebri. Seperti ditunjukkan, sekuele kan untuk mendorong glukoneogenesis.
520 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

Pada awal masa pascalahir, respons endokrin pankreas plasma naik sampai kadar puncak 50-100 pU/mL sesudah ma-
mendukung sekresi glukagon dengan pengorbanan relatif sek- kan, yang berperan untuk menurunkan glukosa darah melalui
resi insulin sehinga kadar glukosa darah dapat dipertahankan. aktivasi sintesis glikogen, pembesaran ambilan glukosa per-
Perubahan sekresi hormon yang mudah menyesuaikan (adap- ifer, dan penghambatan glukoneogenesis. Lagipula, lipogene-
tif) ini adalah paralel dengan perubahan adaptif yang sama sis distimulasi, sedang lipolisis dan ketogenesis dibatasi.
kuat pada reseptor hormon. Gelombang sekresi epinefrin dan Selama puasa, kadar insulin plasma turun menjadi 5-10
glukagon serta pasangannya pada reseptor yang tepat memper- pU/mL, dan bersama dengan perubahan hormonal lain, penu-
besar produksi glukosa dan lipolisis. Enzim pokok yang terli- runan ini mengakibatkan aktivasi jalur glukoneogenik (lihat
bat pada produksi glukosa juga berubah secara dramatis pada Gb. 73-2). Kadar glukosa puasa dipertahankan melalui akti-
masa perinatal. Dengan demikian, ada penurunan yang cepat vasi glikogenolisis dan glukoneogenesis, hambatan sintesis
dalam aktivitas glikogen sintase dan kenaikan yang tajam da- glikogen, dan aktivasi lipolisis serta ketogenesis. Seharusnya
lam fosforilase sesudah persalinan. Sama halnya, enzim yang ditekankan bahwa kadar insulin plasma lebih besar daripada
membatasi kecepatan glukoneogenesis, fosfoenol piruvat kar- 10 pU/mL bersama dengan kadar glukosa darah 40 mgldL
boksikinase (PEPCK), naik secara dramatis sesudah lahir, se- (2,2 mM) atau kurang, adalah jelas tidak normal, yang menun-
bagian diaktifkan oleh kenaikan glukagon dan penurunan in- jukkan keadaan hiperinsulinemia dan kegagalan mekanisme
sulin. Kerangka ini memungkinkan interpretasi mekanisme yang secara normal mengakibatkan supresi sekresi insulin.se_
normal yang mendasari transisi dari ketergantungan pada glu- lama puasa atau hipoglikemia.
kosa ibu intrauterin ke autonomi metabolisme glukosa bayi Pengaruh hipoglikemia insulin dilawan oleh kerja beberapa.
baru lahir. Kerangka ini dapat juga menjelaskan beberapa pe- hormon yang kadarnya dalam plasma naik ketika glukosa da-
nyebab hipoglikemia neonatus berdasarkan pada perubahan- rah turun. Hormon yang melawan aturan ini adalah glukagon,
perubahan yang tidak sesuai pada sekresi hormon, tidak terse- hormon pertumbuhan, kortisol, dan epinefrin. Bekerja ber-
dianya cadangan substrat yang cukup dalam bentuk glikogen sama, mereka menaikkan kadar glukosa darah dengan meng_
hati, otot sebagai sumber asam amino untuk glukoneogenesis, aktifkan enzim glikogenolitik (glukagon dan epinefrin); meng-
dan simpanan lipid untuk pelepasan asam lemak. Lagipula, ak- induksi enzim glukoneogenik (glukagon dan kortisol); meng-
tivitas enzim utama yang tepat yang mengendalikan homeosk- hambat ambilan glukosa oleh otot (epinefrin, hormon pertum-
.sis glulosa diperlukan seperti digambarkan pada Gar.rfiar 73-2. buhan, kortisol); memobilsasi asam amino dari otot untuk glu-
PADA BAYI YANG LEBIH TUA DAN ANAK. Hipoglikemia koneogenesis (kortisol); mengaktifkan lipolisis dengan menye-
pada bayi yang lebih tua dan anak analog dengan hipoglikemia diakan gliserol untuk glukoneogenesis dan asam lemak untuk
orang dewasa, yang homeostasis glukosanya dipertahankan ketogenesis (epinefrin, kortisol. hormon pertumbuhan, gluka-
dengan glikogenolisis segera masa pascamakan dan dengan gon); dan menghambat pelepasan insulin serta menaikkan sek-
glukoneogenesis beberapa jam sesudah makan. Hati anak de- resi hormon pertumbuhan dan glukagon (epinefrin).
ngan berat badan 10 kg mengandung 20-25 g glikogen, yang Karenanya defisiensi kongenital atau didapat pada hor_
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan glukosa 4-6 mg/ mon-hormon ini dapat mengakibatkan hipoglikemia, yang
kg/menit hanya selama 6-12 jam. Sesudah masa ini, glukoneo- akan terjadi bila produksi glukosa endogen tidak dapat dimo-
genesis hati harus diaktifkan. Baik glikogenolisis maupun bilisasi untuk memenuhi kebutuhan energi pada stadium
glukoneogenesis tergantung pada jalur metabolik yang diring- pascapenyerapan, yaitu, 8-12 jam sesudah makan atau selama
kaskan pada Gambar 73-l dan 73-3. Defek pada glukoneo- puasa. Defisiensi beberapa hormon bersamaan seperti yang
genesis tidak dapat menjadi bermanifestasi pada bayi sampai terjadi pada hipopituitarisme dapat mengakibatkan hipoglike-
pemberian makan yang sering dengan'interval 3-4 jam ber- mia yang lebih berat atau muncul lebih awal daripada hipogli-
henti dan bayi tidur semalam suntuk, keadaan yang biasanya mia yang ditemukan padir defisiensi hormon sendirian.
muncul pada umur 3-6 bulan. Sumber prekusor glukoneogenik
terutama berasal dari protein otot. Bagian terbesar otot bayi
MANIFESTASI KLINIS HIPOGLIKEMIA
dan anak kecil adalah sangat lebih kecil relatif terhadap massa
tubuh daripada otot orang dewasa, sedang kebutuhan glukosa
Lihatjuga Bab 93.
per unit massa tubuh lebih besar pada anak, sehingga kemam-
Tanda-tanda klinis biasanya dibagi menjadi dga golongan.
puan mengkompensasi pengosongan glukosa dengan gluko-
Pertama meliputi gejala-gejala yang terkait dengan aktivasi
neogenesis lebih terbatas pada bayi dan anak, sebagaimana ke-
sistem saraf autonom dan pelepasan epinefrin, biasanya diser-
mampuannya menahan puasa selama periode yang lama. Ke-
tai dengan penurunan cepat glukosa darah (Tabel 77-l). Go-
mampuan otot untuk menghasilkan alanin, asam amino glu-
longan kedua meliputi gejala-gejala yang disebabkan oleh
koneogenik utama, dapatjuga terbatas, terutama pada anak de- penurunan dalam penggunaan glukosa otak, biasanya disertai
ngan kelainan metabolisme asam amino bawaan. Dengan de-
dengan penurunan lambat pada glukosa darah atau hipoglike-
mikian, pada anak kecil (muda), kadar glukosa darah turun
mia yang lama (lihat TabelTT-l). Walaupun gejala-gejala Ha-
sesudah puasa24jam, kadar insulin dengan tepat turun men-
sik ini terjadi pada anak yang lebih tua, gejala-gejala hipo_
jadi kurang daripada 5-10 pU/mL, lipolisis dan ketogenesis
glikemia pada bayi dapat lebih tidak kentara dan meliputi si-
diaktifkan, dan keton dapat muncul dalam urin.
anosis, apnea, hipotermia, hipotonia, nafsu makan jelek, lesu,
Pergeseran dari sintesis glikogen selama dan segera sesu- dan kejang-kejang. Beberapa dari gejala ini dapar sangar ri-
dah makan sampai pemecahan glikogen dan kemudian gluko- ngan sehingga gejala-gejala ini secara klinis terlewati.
neogenesis dikendalikan oleh hormon, darinya insulin merupa- Kadang-kadang hipoglikemia dapat tidak bergejala pada masa
kan hormon yang paling penting (lihat Bab 73). Kadar insulin bayi baru lahir awal. Pada masa anak, hipoglikemia dapat
77 1 Hipoglikemia s21

TABEL 77-l Manifestasi Hipoglikemia pada Masa Anak terganggu. Lagipula, sistem enzimnya untuk glukoneogenesis
mungkin tidak sepenuhnya berkembang.
Berbeda dengan defisiensi substrat dan enzim, sistem hor-
monal tampak berfungsi secara normal pada saat lahir pada
kebanyakan neonatus. Dengan demikian, gelombang sekresi
glukagon bayi baru lahir terjadi secara noffnal, biasanya dite-
alita.:ltfiit \ :
mukan kadar insulin plasma rendah, dan kadar kortisol serta
:Nv€ri keoa
f:;..J

..,1.'Kerancuan hormon pertumbuhan biasanya normal. Walaupun hipoglike-


11 mia, kadar alanin, laktat dan piruvat plasma lebih tinggi, yang
berarti kecepatan penggunaannya sebagai substrat untuk glu-
koneogenesis menurun. Infus alanin mengeluarkan sekresi
glukagon lebih lanjut tetapi tidak menyebabkan kenaikan glu-
kosa yang berarti. Selama awal kehidupan 24 jam, kadar plas-
ma asetoasetat dan p-hidroksibutirat lebih rendah pada bayi
SGA daripada pada bayi cukup bulan, yang berarti penyim-
panan lipid berkurang, mobilisasi asam lemak berkurang, dan/
atau ketogenesis terganggu. Penurunan penyimpanan lipid
adalah paling mungkin, karena pemberian makan trigliserida
bayi baru lahir mengakibatkan kenaikan kadar glukosa plas-
ma, asam lemak bebas (ALB), dan keton.
Peran ALB dan oksidasinya dalam menstimulasi glukoneo-
genesis neonatus adalah sangat penting. Penyediaan ALB se-
bagai makanan, trigliserid bersama dengan prekusor gluko-
neogenik dapat mencegah hipoglikemia yang biasanya terjadi
*Beberapa dari tunda-tanda ini akan diperlemah sesudah puasa. Karenanya, praktek penundaan makan bayi
jika penderita. mendapat
a gen p e ny e kat B-adrenergik
baru lahir selama 12-24 jam telah ditinggalkan, dan pemberian
+Lazim ada susu diperkenalkan awal (dalam 4-6 jam) sesudah persalinan.
Di kelompok rumah sakit, bila pemberian makan tidak di-
mungkinkan karena distres pernapasan atau bila pemberian
makan saja tidak dapat mempertahankaan kadar glukosa daral^
muncul sebagai masalah perilaku, tidak ada perhatian, nafsu
di atas 40 mgldL (2,2 mM), glukosa intravena dengan kece-
makan rakus, atau kejang-kejang. Gejala ini dapat salah diag-
patan memasok sekitar 4-8 mg/kg/menit harus dimulai. Bayi
nosis sebagai epilepsi, mabuk, gangguan kepribadian, histeria,
biasanya dapat mempertahankan kadar glukosa darahnya seca-
dan retardasi. Penentuan glukosa darah harus selalu dilakukan
ra spontan sesudah umur 3-5 hari.
pada neonatus yang sakit, yang harus diobati dengan sungguh-
Bavr yaHc DrLmrnrm DAR| IBU Dhgeres. (lihat Bab 93). Dari
sungguh jika kadar ada di bawah 40 mgldL (2,2 mM). Pada
keadaan hiperinsulinemia sementara, bayi yang dilahirkan dari
setiap tingkat umur pediatri, hipoglikemia harus selalu dipi-
ibu diabetes adalah yang paling lazim. Diabetes kehamilan
kirkan merupakan penyebab episode konvulsi awal atau penje-
mengenai sejumlah 2Va dari wanita hamil, dan sekitar 1 dalam
lekan yang mendadak pada fungsi perilaku psikologis.
1.000 wanita hamil menderita diabetes tergantung-insulin.
Pada saat lahir, bayi yang dilahirkan dari ibu ini mungkin be-
KLASIFIKASI HIPOGLIKEMIA PADA BAYI DAN ANAK sar dan berlebihan darah (pletorik), dan tubuhnya menyimpan
glikogen, protein dan lemak penuh. Dengan demikian, berbeda
Klasifikasi yang ditulis pada Tabel 77-2 didasarkan pada dengan hipoglikemia sementara bayi SGA yang ukuran tu-
pengetahuan pengendalian homeostasis glukosa pada bayi dan buhnya dan kandungan nutrien jaringan menggambarkan
anak yang telah dibahas sebelumnya. transfer plasenta yang menurun, bayi yang dilahirkan dari ibu
NEONATUS. Sementara. Kecil Menurut Umur Kehamilan dan diabetes merupakan contoh nutrien yang berlebihan dan meng-
Bayi Prematur (lihat Bab 93). Insiden keseluruhan hipoglike- gambarkan spektrum yang sangat berlawanan.
mia bergejala pada bayi baru lahir bervariasi antara 1,3 dan 3,0 Hipoglikemia pada bayi dari ibu diabetes terutama terkai.
per 1.000 kelahiran hidup. Insiden ini naik beberapa-kali pada dengan hiperinsulinemia dan penyusutan sebagian sekresi
kelompok neonatus risiko tinggi tertentu (lihat Tabel 77-2). glukagon. Hipertrofi dan hiperplasi pulau-pulaunya telah di-
Bayi prematur, kecil menurut umur kehamilan (small for ges' dokumentasi, seperti respons insulin terhadap glukosa yang
tational a7e [SGA]) terutama rentan terhadap perkembangan cepat, bifasik, dan khas orang dewasa; respons insulin ini tidak
hipoglikemia. Faktor-faktor yang menyebabkan frekuensi hi- ada pada bayi normal. Bayi yang dilahirkan dari ibu diabetes
poglikemia tinggi pada kelompok ini juga pada kelompok juga mempunyai arus glukagon plasma subnormal segera se-
yang lain ditulis pada Tabel77-2 yang terkait dengan penyim- sudah lahir, s'ekresi glukagon subnormal dalam responsnya
panan glikogen hati, protein otot, dan lemak badan yang tidak terhadap rangsangan, dan pada mulanya aktivitas simpatis ber-
cukup yang dibutuhkan untuk mempertahankan substrat yang lebihan dapat memyebabkan kelelahan berat adrenomedullare
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Bayi-bayi ini karena ekskresi epinefrin urin berkurang. Dengan demikian,
kecil karena prematuritas atau pemindahan nutrien plasenta walaupun simpanan substrat jaringannya yang tersedia berlim-
522 BAGIANX f Penyakit-Penyakit Metabolik

TABEL 77-2 Klasifikasi Hipoglikemia pada Bayi dan Anak


Neonatus-HipoglikemiaSemellara -
Dihubungkan deneankefldffikup''.Mr
f'(f l fl,[+$l $fli #fii
tsrematuntas

Kembar yang lebih kecil


Bayi dengan distres pernapasan berat

Di I rubungkan dengan,hipedniul inemia


ljavr dan rbu olabetcs
.--,.'B$i depgan,uitr$,b stosis fetalis
Neo tuffi fip$Ufi kuf Si.Uixr$.4pilatau"i,$asaArr#iFcr$l$dfi i
um,fii )

hlrperplasla set-p

, ,'. .51;Oro* ect*ith,.$f.iadem n, .::.

Sensitivitas leusin
Malaria falsiparum
Delisiensi hormon
Panhipopiruitariime
Defisi@ hoimoii pertudbuhanlriurni
, Dsfi--iA-n-1=,r'A ,=, ,

l-ll1ki,Ad.drson
gtuKagon
uelrsrensl
Detlsiensi epinefrin
Subslrat terbatas
Hipoglikemia ketotik
Ketonuria rantai-cabang tpenyakii urin sirup maple)l
F9t}l it pbny,iilp,an@.$liko.li-Ca ,,= :,tr:ii ii1ti ,,i
De [isi ensi gl ukosa- 6-fosfatase
Defi siensi amilo- 1,6-glukosidase

De lisiensi gli kogen iintetase


Cangguan glukoneogenesis
lntoksikasi alkohol akut
Hiperglisinemia, defi siensi karnitin
Intoksikasi salisilat
: Defi$i-@;f$t lli|6!d,,i{ $fat e lt:!;i4:)il:iti:i:ti::i
. Defi,si.e-1!i:kar-bo' tase.p,i vaf , ttt-t=..==.
,. ,. .
,H,ps,f.o=eii,,giruv4Flrffi o,$j61trae,"-q1,$ofi ,*''{6.fls,ii8'Epg.K}jrj
Deiet eniim lain
iC-alp"a!!.iia1,uefi nion*[ffi akt0,ffi;foEfnii,ri,{il}jl]Eaii.
1ilHr$le41f#ktdsiiiddfiij##$iffi #ai$if$if.,.{.Ed.dolasl_,
lcMgg"m.mo-lab lillfl
Defi siensi kamitin primei
#Iffiffi #alhi.s,-Blia :

Defi siensi karnitin sekunder


Defi siensi kamitin palmiroii transferaie
I ir ffsiensld$,AHlHgat'i lbi1ffiiangi::;i$ddilt ; :

, 3lhdetasil;I{CI9$lde**u,-=
Dari Sperling M, Chernausek S: Nelson's Essentials of Pediatrics, Philadelphia, WB Saunders, 1990, p6l7

pah, pola normal hormonal plasma insulin rendah, glukagon sulinemia pada bayi dengan eritroblastosis belum seluruhnya
tinggi dan katekolamin berubah, serta produksi glukosa en- jelas tetapi mungkin terkait dengan hipersekresi kompensatoir
do3ennya dihambat secara bermakna dibanding dengan pro- sebagai akibat hemolisis yang menyebabkan kenaikan gluta-
duksi pada bayi normal, dengan demikian memberi kecen- tion, yang memecah ikatan disulfit insulin.
derungan pada hipoglikemia. Ibu yang diabetesnya telah terkontrol dengan baik selama
Bayi yang dilahirkan dengan eritroblastosis fetalis juga kehamilan biasanya mempunyai bayi yang mendekati ukuran
menderita hiperinsulinemia dan memiliki banyak tanda-tanda normal yang kurang mungkin berkembang hipoglikemia neo-
fisik yang sama, seperti ukuran tubuh yang besar, sama de- natus dan komplikasi lain yang dahulu dianggap khas bayi de-
ngan bayi yang dilahirkan dari ibu diabetes. Penyebab hiperin- mikian. Meskipun demikian, penanganan bayi yang dilahirkan
77 I Hipoglikemia 523

oleh ibu dengan diabetes biasanya memerlukan pemberian glu- TABEL 77-3 Analisis Sampel Darah Sebelum dan 30 Menit Sesudah
glukagon*
kosa intravena selama beberapa hari sampai hiperinsulinemia-
nya mereda. Dalam memasok glukosa pada bayi ini, adalah
penting untuk menghindari hiperglikemia yang merangsang
pelepasan insulin segera, yang dapat mengakibatkan rebound
hipoglikemia. Biasanya glukosa harus diberikan dengan kece-
patan 4-8 mg/kg/menit, tetapi dosis yang tepat untuk setiap
penderita harus disesuaikan secara perseorangan. Selama kela-
hiran dan persalinan, hiperglikemia ibu harus dicegah karena
keadaan ini mengakibatkan hiperglikemia janin, yang memberi *Glukagon 30
11tg/kg IV atau IM.
kecenderungan menjadi hipoglikemia bila pasokan glukosa tMengukur hanya satu kali sebelum atau sesudah pemberian glukagon
terganggu pada saat lahir. Hipoglikemia yang menetap atau
terjadi sesudah umur 1 minggu memerlukan evaluasi terhadap
penyebab yang tertulis pada T abel 77 -2. kelainan yang difus atau terlokalisasi pada pankreas, masing-
HIPOGLIKEMIA PADA BAYI DAN ANAK. Hiperinsulinemia. masing ditandai oleh sekresi insulin autonom yang tidak seca-
Kebanyakan anak dengan hiperinsulinemia timbul hipoglike- ra tepat tereduksi ketika glukosa darah menurun secara spon-
mia yang muncul selama masa bayi. Seperti bayi yang dila- tan atau dalam responsnya terhadap manuaver provokatif se-
hrrkan dengan ibu diabetes, bayi dapat makrosom pada saat perti puasa. Angiografi seliak, yang dilaporkan mempunyai
lahir, menggambarkan pengaruh anabolik insulin dalam ute- angka keberhasilan 60-15% pada tumor endokrin pankreas
rus. Namun, tidak ada riwayat dan tidak ada bukti biokimia yang berlokalisasi (adenoma atau karsinoma) pada orang de-
adanya diabetes ibu. Mulainya adalah sejak lahir sampai umur wasa, telah menunjukkan keberhasilan terbatas pada bayi, pa-
l8 bulan. Kadar insulin secara tidak sesuai naik pada saat ter- danya nodul mungkin kecil, dan tersembunyi oleh pasokan
catat hipoglikemia. Dengan demikian, bila kadar glukosa da- kaya vaskuler normal. Karenanya, peluang mendeteksi tumor
rah kurang dari 40 mg/dl (2,2 mM), kadar insulin plasma ha- "yang memerah" selama arteriografi harus diimbangi dengan
rus kurang dari 5 dan tidak lebih tinggi dari 10 pU/mL. Na- kemungkinan risiko menyebabkan trauma vaskuler pada bayi
mun, pada bayi yang terkena, kadar insulin plasma pada saat dibawah umur 2 tahun. Namun, bila ada, kemerahan tumor da-
hipoglikemia biasanya lebih besar dari 10 pU/mL. Rasio insu- pat membantu dalam melokalisasi tumor tersebut sebelum
lin (pU/ml)-glukosa (mg/dl-) adalah 0,4 atau lebih besar, dan pembedahan. Tomografi komputasi, ultrasonografi resolusi-
keton plasma serta kadar ALB rendah selama hiperinsuline- tinggi, dan MRI dapat membantu dalam melokalisasi adenoma
mia. Bayi makrosom dapat datang dengan hipoglikemia sejak pankreas, tetapi kebanyakan penderita menderita hiperplasia
umur hari pertama. Namun, bayi yang dengan tingkat hiperin- tumor bukannya tumor yang terpisah. Istilah sindrom disma-
sulinemia lebih rendah, dapat menampakkan hipoglikemia se- turasi sel pulau telah digunakan untuk mencakup spektrum
sudah umur beberapa minggu sampai beberapa bulan pertama, penyakit yang terlokalisasi atau difus (nesidioblastosis), dan
ketika frekuensi makan telah dikurangi untuk memungkinkan histologi sel pulau sangat bervariasi. Sindrom yang bukannya
bayi tidur semalam suntuk dan hiperinsulinemia mencegah terpisah secara histologis, lesi nesidioblastosis dapat meng-
mobilisasi glukosa endogen. Semakin bertambahnya kebutuh- gambarkan varian perkembangan yang muncul pada beberapa
an untuk makan, serangan kelelahan, kecemasan, dan kejang- bayi normal yang menderita hipoglikemia. Sindrom dismaturi-
kejang yang nyata adalah tanda kemunculan yang paling la- tas sel pulau dapat menghasilkan hiperinsulinisme karena de-
zim. Pegangan tambahan meliputi perkembangan yang cepat fisiensi atau disregulasi terkait oleh sel 5, yang secara normal
hipoglikemia puasa, kebutuhan untuk infus glukosa eksogen menghasilkan somatostatin, suatu parakrin yang menghambat
kecepatan tinggi untuk mencegah hipoglikemia, tidak ada ke- sel B pensekresi-insulin.
tonemia atau asidosis, dan kenaikan kadar peptida-C atau pro- Karena diagnosis definitif hanya dapat dibuat dengan pe-
insulin pada saat hipoglikemia. Produk terkait-insulin yang meriksaan histologi jaringan pankreas yang diambil, eksplo-
terakhir ini tidak ada pada hipoglikemia buatan karena pembe- rasi bedah biasanya dilakukan pada neonatus yang terkena
rian insulin eksogen. Uji provokatif dengan tolbutamid atau berat yang tidak berespons terhadap terapi glukosa dan soma-
leusin tidak diperlukan pada bayi; hipoglikemia selalu terpan- tostatin. Reseksi hampir total 85-90Vo pankreas dianjurkan.
cing dengan penghentian makan selama beberapa jam, me- Ultrasonografi intraoperatif dapat mengenali adenoma kecil
mungkinkan pengukuran secara bersama glukosa, insulin, ke- yang tidak dapat diraba, sehingga memungkinkan reseksi lo-
ton, dan ALB pada sampel yang sama pada saat hipoglikemia kal. Reseksi selanjutnya sisa pankreas mungkin kadang-
bermanifestasi secara klinis. Respons glikemik terhadap gluka- kadang diperlukan jika hipoglikemia berulang dan tidak dapat
gon pada saat hipoglikemia menunjukkan kenaikan yang cepat dikendalikan dengan cara-cara medik, seperti penggunaan so-
pada glukosa sekurang-kurangnya 40 mg/dl dan berarti bahwa matostatin atau diazoksid dengan kortison. Pembedahan harus
mobilisasi glukosa telah dikendalikan oleh insulin dan bahwa dilakukan oleh ahli bedah anak yang berpengalaman di pusat
mekanisme glikogenolitik tetap utuh (Tabel 77 -3). medik yang lengkap untuk memberikan perawatan prabedah
Bila hiperinsulinisme endogen organik telah ditegakkan dan pascabedah, evaluasi diagnostik, dan manajemen.
melalui pengukuran bersamaan glukosa dan insulin, diagnosis Bila diagnosis ditegakkan sebelum umur 3 bulan, pembe-
banding harus meliputi nesidioblastosis, hiperplasia sel B, dan dahan biasanya diperlukan. Pemberian makan yang sering ber-
adenomu sel B. Tiga wujud ini tidak dapat dibedakan dengan sama dengan agen farmakologi seperti somatostatin atau dia-
kadar insulin plasma saja. Walaupun mereka menggambarkan zoksid tidak dapat secara tetap mempertahankan kadar glukosa
524 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabolik

darah atau menghambat pelepasan insulin secara cukup. Jika Sesudah umur 12 bulan pertama, keadaan hiperinsulinemia
hipoglikemia pertamakali menjadi bermanifestasi antara umur tidak lazim sampai adenoma sel pulau muncul lagi sesudah
3 dan 6 bulan atau lebih, trial terapeutik dengan menggunakan umur beberapa tahun. Hiperinsulinemia karena adenoma sel
pendekatan meclik dengan somatostatin, diazoksid, steroid, dan pulau harus dipikirkan pada setiap anak umur 5 tahun atau le-
pemberian makan yang sering dapat diupayakan sampai de- bih yang datang dengan hipoglikemia. Pendekatan diagnostik
ngan 2-4 minggu. Kegagalan mempertahankan euglikemia tan- digambarkan pada Tabel 'l'7-3. Puasa selama 24-36 jambiasa-
pa efek samping yang tidak diinginkan dari obat-obat, segera nya menyebabkan hipoglikemia; bersama dengan hiperinsu-
membutuhkan pembedahan. Beberapa keberhasilan dalam me- linemia memperkuat diagnosis, asalkan pemberian insulin
nekan pelepasan insulin dan mengkoreksi hipoglikemia pada buatan oleh orang tua, suatu bentuk sindrom Munchausen oleh
penderita dengan nesidioblastosis telah dilaporkan dengan wali, telah dikesampingkan. Kadang-kadang uji provokatif
penggunaan analog somatostatin jangka-panjang (lihat seksi mungkin diperlukan. Insulin yang diberikan dari luar dapat
pada pengobatan di belakang). Kebanyakan kasus nesidioblas- dibedakan dari insulin endogen dengan pengukuran simultan
tosis neonatus adalah sporadik; bentuk familial tampak di- kadar C-peptida. Jika kadar C-peptida naik, sekresi insulin en-
wariskan dalam cara autosom resesif, dan gena yang bertang- dogen yang menyebabkan hipoglikemia; jika kadar C-peptida
gung jawab telah dipetakan pada kromosom 11. Juga, hiperin- rendah tetapi kadar insulin naik, berarti telah diberi insulin
sulinisme, biasanya sementara (beberapa minggu-beberapa bu- dari luar, mungkin sebagai bentuk penyiksaan anak. Adenoma
lan), dapat terjadi pada bayi asfiksia atau kecil menurut umur sel pulau pada umur ini ditangani dengan eksisi bedah; adeno-
kehamilan yang padanya hipoglikemia biasanya dianggap matosis endokin multipel familial tipe I (sindrom Wermer)
berasal sekresi katekolamin-akibat asfiksia yang mengosong- atau tipe II harus dipikirkan pada diagnosis banding. Antibodi
kan simpanan glikogen. terhadap insulin atau reseptor insulin (kerja insulinomimetik)
Hipoglikemia yang disertai dengan hiperinsulinemia juga juga jarang terkait dengan hipoglikemia.
ditemukan pada sekitar 50% penderita dengan sindrom Defisiensi Endokrin. Hipoglikemia yang rerkair dengan de-
Beckwith-Wiedemann (lihat Bab 93). Sindrom ini ditandai de- fisiensi endokin biasanya karena insufisiensi adrenal dengan
ngan makrosomia, mikrosefali, makoglossia, viseromegali, dan atau tanpa disertai defisiensi hormon perturnbuhan (lihat Bab
omfalokel. Ada fisura lobus telinga lateral yang tersendiri. Hi- 512 dan 528). Pada penderita dengan panhipopituitarisme, de-
perplasia sel pulau difus dan nesidioblastosis, keduanya terjadi fisiensi ACTH atau hormon pertumbuhan sendiri-sendiri, atau
pada bayi-bayi dengan hipoglikemia. Karenanya, pendekatan kombinasi defisiensi ACTH plus defisiensi hormon pertumbu-
diagnostik dan terapeutik, sama seperti pendekatan pada penya- han, insiden hipoglikemia adalah setinggi 20Vo. pada masa
kit yang dibahas di atas, walaupun mikrosefali dan retardasi per- bayi baru lahir, hipoglikemia dapat datang dengan tanda hi-
kembangan otak dapat tbrjadi dengan tidak tergantung hipogli- popituitarisme; pada laki-laki mikrofalus dapat memberikan
kemia. Lagipula, penderita dengan sindrom Beckwith-Wiedemann pegangan pada defisiensi yang ada bersama dengan gonado-
mempunyai predileksi kemungkinan perkembangan tumor, ter- tropin. Bayi baru lahir dengan hipopituitarisme mempunyai
masuk tumor Wilms, hepatoblastoma, dan retinoblastoma. bentuk "hepatitis" dan sindrom displasia septo-optik. Bila pe-
Hipoglikemia sensitif-leusin tidak didiagnosis sesering nyakit adrenal berat, seperti pada hiperplasia adrenal kongeni-
pada tahun-tahun sebelumnya. Pada mulanya, penyakit ini di- tal karena defek enzim sintetik kortisol, perdarahan adrenal,
anggap terjadi pada subkelompok anak dengan "hipoglikemia atau tidak adanya adrenal kongenital, gangguan pada elektrolit
idiopatik", padanya pemberian makan protein, terutama leusin, serum dengan hiponatremia dan hipokalemia atau genitalia
memicu serangan hipoglikemia. Hipoglikemia sensitif-leusin yang berarti dapat memberikan pegangan diagnostik (Bab
terkait dengan sekresi insulin berlebihan pasca-pemberian le- 529). Pada anak yang lebih tua, kegagalan pertumbuhan akan
usin; dan hiperplasia sel-B, adenoma, dan nesidioblastosis da- - memberi kesan defisiensi hormon pertumbuhan. Hiperpigmen-
pat juga memperagakan hiperinsulinisme dalam responsnya tasi dapat membbrikan pegangan untuk penyakit Addison de-
terhadap leusin, tolbutamid, dan uji provokatif lain. Karena ne- ngan kenaikan kadar ACTH atau ketidaktanggapan adrenal
sidioblastosis tidak dapat didiagnosis dengan pemeriksaan his- terhadap ACTH karena defek pada reseptor adrenal untuk
tologis pulau secara rutin tanpa menggunakan teknik pewar- ACTH. Hubungan penyakit Addison yang sering pada masa
naan spesifik-insulin, termasuk teknik imunofluoresen untuk anak dengan hipoparatiroidisme (hipokalsemia), moniliasis
hormon pulau, banyak kasus yang sebelumnya didiagnosis se- mukokutan kronis, dan endokrinopati lainnya harus dipi-
bagai sensitif leusin mungkin sekarang dikategorisasikan seba- kirkan. Adrenoleukodistrofi harus juga dipertimbangkan pada
gai nesidioblastosis. Kadang-kadang diagnosis tetap meragu- diagnosis banding penyakit Addison primer pada anak yang
kan karena pemeriksaan histologis jaringan pankreas tidak di- lebih tua (lihatBab 72.2).
lakukan karena respons yang tidak memuaskan terhadap diet Etiologi hipoglikemia pada defisiensi hormon pertumbuh-
rendah-leusin dan diazoksid dengan atau tanpa tambahan glu- an-kortisol dapat karena penumnan enzim glikoneogenik de-
kokortikoid. Pada kasus demikian, hiperinsulinemia fungsional ngan defisiensi kortisol, kenaikan penggunaan glukosa karena
dengan sensitivitas leusin berperan sebagai ungkapan deskrip- tidak adanya pengaruh antagonis hormon pertumbuhan pada
tif pada penderita yang akhirnya kehilangan kecenderungan- kerja insulin, atau gagal untuk memasok substrat glukoneo-
nya untuk hipoglikemia pada umur 5-7 tahun. Meskipun demi- genik endogen dalam bentuk alanin dan laktat dengan peme-
kian, mengingat kesamaan respons insulin yang berlebihan cahan lemak kompensatoir dan pembentukan keton, Dengan
dan hiperplasia sel pulau yang terdokumentasi pada penderita demikian, defisiensi hormon ini mengakibatkan penurunan
sebelumnya, adalah mungkin bahwa hipoglikemia sensitif- substrat glukoneogenik, yang menyerupai sindrom hipogli- ke-
leusin merupakan varian dari sindrom dismaturitas sel pulau. mia ketotik (lihat nanti). Karenanya, pengamatan anak hipo-
77 I Hipoglikemia 525

glikemia memerlukan pengesampingan defisiensi hormon fruktosa dan gliserol. Kadar gliserol plasma normal pada anak
ACTH-kortisol atau hormon pertumbuhan, dan jika terdiagno- ini, baik pada keadaan makan maupun puasa. Jalur glikogeno-
sis, pergantiannya yang tepat dengan hormon kortisol atau hor- litik jugb utuh karena glukagon menginduksi respons glikemik
mon pertumbuhan. normal pada anak yang terkena selama keadaan makan. Re-
Defisiensi epinefrin secara teoritis dapat menyebabkan hi- spons metabolik terhadap infus p-hidroksi butirat ridak ber-
poglikemia. Ekskresi epinefrin urin telah menurun pada bebe- beda dari respons metabolik pada anak normal. Akhirnya,
rapa penderita dengan hipoglikemia spontan atau akibat- kadar hormon yang melawan hipoglikemia secara tepat naik,
insulin yang padanya tidak bergejala pucat danjuga ditemukan dan insulin dengan tepat turun.
ada takikardia, memberi kesan bahwa gagal melepas katekola- Alanin secara kuantitatif merupakan prekusor asam amino
min, karena defek di mana-mana sepanjang sumbu hipota- glukoneogenik utama yang pembentukan dan pelepasannya
lamus-autonomik-adrenomedullare, yang dapat menimbulkan dari otot selama masa pembatasan kalori diperbesar oleh ada-
hipoglikemia. Namun kemungkinan ini telah ditentang karena nya siklus glukosa alanin dan oleh pembentukan baru substrat
jarangnya hipoglikemia pada penderita dengan adrenalektomi lain dalam otot, terutama katabolisme asam amino rantai
bilateral asalkan mereka mendapat penggantian glukokortikoid cabang. Dengan demikian, pelepasan alanin (dan glutamin)
yang cukup dan karena ekskresi epinefrin yang menurun dite- untuk glukoneogenesis melebihi kandungan asam amino ini
mukan pada penderita normal dengan hipoglikemia akibat- dalam protein jaringan otot.
insulin berulang. Lagipula, banyak penderita yang digambar- Etiologi hipoglikemia ketotik, yang ditandai oleh hipoala-
k*n sebagai menderita hipoglikemia dengan kegagalan meng- ninemia, dapat merupakan defek pada salah satu dari langkah
ekskresi epinefrin urin yang cocok dengan kriteria untuk hipo- yang kompleks yang mengenai katabolisme protein, deaminasi
glikemia ketotik. oksidatif asam amino, transaminasi, gintesis alanin, atau pe-
Defisiensi glukagon pada bayi atau Anak mungkin jarang ngeluaran (eflux) alanin dari otot. Anak dengan hipoglikemia
disertei dengan hipoglikemia. ketotik seringkali lebih kecil daripada kontrol sebayanya dan
Substrat Terbatas, Htpocttreun Kerolr. Ini merupakan ben- sering mempunyai riwayat hipoglikemia neonatus sementara.
tuk l-ripoglikemia yang paling sering pada masa anak. Biasanya Dengan demikian, setiap penurunan dalam massa otot dapat
keadaan ini muncul antara umur 18 bulan dan 5 tahun, dan mengganggu pasokan substrat glukoneogenik pada saat kebu-
sembuh secara spontan pada umur 8-9 tahun. Episode hipogli- tuhan glukosa per unit berat badan sudah relatif tinggi, kare-
kemi khas terjadi selama masa penyakit lain yang sedang ber- nanya memberi kecenderungan untuk perkembangan hipogli-
langsung bila masukan makanan terbatas. Riwayat klasik ada- kemia cepat, dengan ketosis yang menggambarkan upaya un-
lah anak makannya jelek atau menghindari total makanan sore, tuk menggeser pada.pasokan bahan bakar alternatif. Anak de-
sukar untuk membangunkan dari tidur pada pagi beri- kutnya, ngan hipoglikemia ketotik dapat menjadi conroh yang baik
dan dapat menderita kejang-kejang atau koma pada menjelang ujung spektrum kapasitas anak yang rendah untuk mentole
pagi. Tanda yanglazim lain terjadi bila orang tua tidur lambat ransi puasa. Intoleransi terhadap puasa yang relatif sama ada
dan anak yang terkena tidak mampu makan sarapan, dengan pada anak normal, yang tidak dapat mempertahankan glukosa
demikian memperlama puasa semalam suntuk. darah sesudah 30-36 jam puasa, dibanding dengan kapasitas
Pada saat hipoglikemia terdokumentasi, disertai dengan ke- orang dewasa terhadap puasa yang lama. Walaupun defek
torruria dan ketonemia, dan kadar insulin plasma sangat ren- mungkin ada pada saat lahir, defek ini mungkin tidak bermani-
dah, 5-10 pU/mL, dengan demikian mengesampingkan hiper- festasi sampai anak tertekan oleh masa pembatasan kalori
insulinemia. Diet provokatif ketogenik, dahulu digunakan se- yang lebih lama. Lagipula, remisi spontan yang diamati pada
bagai uji diagnostik, tidak esensial untuk menegakkan diagno- anak umur 8-9 tahun dapat dijelaskan dengan bertambahnya
sis karena puasa saja akan memancing episode hipoglikemia otot dalam jumlah besar dengan akibatnya kenaikan pasokan
dengan ketonemia dan ketonuria dalam l2-18 jam pada indi- substrat endogen dan penurunan relatif kebutuhan glukosa per
vidu yang rentan. Anak normal dari umur yang sama dapat unit massa badan pada umur yang semakin tua. Ada juga suatu
menahan puasa tanpa berkembang hipoglikemia selama masa bukti yang mendukung pendapat bahwa sekresi epinefrin yang
waktu yang sama, walaupun anak normal dapat muncul tanda terganggu karena imaturitas inervasi autonom turut menyebab-
ini pada puasa 36 jam. Dengan demikian sifat provokatif diet kan hipoglikemia ketotik.
ketogenik tampak lebih tergantung pada sifat hipokalorinya Dalam mengantisipasi penyembuhan spontan sindrom ini,
daripada kandungan lemaknya; penggunaannya sebagai alat pengobatan hipoglikemia ketotik terdiri dari pemberian makan
diagnostik sebagian besar telah diganti dengan pembatasan diet tinggi-protein, tinggi-karbohidrat yang sering. Selama sa-
kalori total. kit lain sedang berlangsung, orang tua harus memeriksa urir,
Anak dengan hipoglikemia ketotik mempunyai kadar ala- anak untuk mencari adanya keton, yang kemunculannya men-
nin plasrna yang sangat menurun pada keadaan basal sesudah dahului hipoglikemia beberapa jam. Bila ada ketonuria, cairan
puasa semalam suntuk dan menurun lebih lanjut pada puasa dengan kandungan karbohidrat tinggi harus diberikan pada
yang diperpanjang. Alanin merupakan satu-satunya asam anak. Jika keadaan ini tidak dapat ditoleransi, anak harus di-
amino yang menurun secara berarti pada anak ini, dan infus beri steroid berdaya pendek atau dimasukkan ke rumah sakit
alanin (250 mg/kg) menghasilkan kenaikan glukosa plasma untuk pemberian glukosa intravena.
yang cepat tanpa menyebabkan perubahan yang berarti pada Keroruunn Rmrlr-CffinNc (Penyakit Urin Sirup Maple) (tihat
kadar laktat atau piruvat darah, menunjukkan bahwa seluruh Bab 71.6). Episode hipoglikemia sebelumnya telah dianggap
jalur glukoneogenik dari kadar piruvat utuh hanya ada defi- si- berasal dari kadar leusin yang tinggi, tetapi data sekarang me-
ensi substrat. Ada juga respons glikemik normal terhadap infus nunjukkan bahwa gangguan pada produksi alanin dan keterse-
526 BAGIANX I Penyakit-Penyakit Metabotik

diaannya sebagai substrat glukoneogenik selama kehabisan DEFrstENst Glrrocrru SrHremse (iihat juga Bab 73). Ketidak-
kalori adalah yang menimbulkan hipoglikemia. mampuan mensintesis glikogen merupakan kejadian yang sa-
Penyakit Penyimpanan Glikogen. Lihat Bab 73. Penyakit ngat jarang. Ada hipoglikemia dan hiperketonemia puasa,
penyimpanan glikogen yang disertai dengan hipoglikemia di- tetapi hiperglikemia terjadi dengan glukosuria sesudah makan.
ringkaskan pada seksi bertikut. Selama hipoglikemia puasa, kadar hormon yang melawan
DEFIStENSt GLUKoSA-6-FoSFATASE (Penyakit Penyimpanan pengaturan (kounterregulator), meliputi katekolamin, naik atau
Glikogen Tipe I) (lihat Bab 73.5). Secara khas, anak yang ter- normal, dan kadar insulin turun. Kapasitas glukoneogenik
kena menampakkan toleransi yang luar biasa terhadap hipo- tampak utuh. Hati tidak membesar. Aktivitas glikogen sin-
glikemia kronis; harga glukosa darah yang berkisar dari 20,50 tetase sangat menurun dalam hati tetapi normal dalam otot.
mg/dl (1,1-2,1 mM) tidak disertai dengan gejala-gejala klasik Pemberian makan kaya-protein dengan interval yang sering
hipoglikemia, mungkin menggambarkan adaptasi sistem saraf mengakibatkan perbaikan klinis dramatis, termasuk perce-
sentral terhadap benda-benda keton sebagai bahan bakar alter- patan pertumbuhan. Keadaan ini menyerupai sindrom hipo-
natif. Gena untuk glukosa-6-fosfatase telah dikenali, dan ini glikemia ketotik dan harus dipikirkan pada diagnosis banding
akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik berbagai sindrom tersebut.
manilestasi klinis gangguan ini. Gangguan Glukoneogenesis. lNToKstKAst ALKoHoL AKUT.
Anak yang terkena yang tidak diobati menampakkan kega- Hati memetabolisasi alkohol sebagai bahan bakar pilihan, dan
galan pertumbuhan, retardasi mental, dan harapan hidup pen- pembentukan penurunan yang ekuivalen selama oksidasi
dek jika mereka tidak diobati. Pemberian makan intragastrik etanol mengubah rasio NADH-NAD, yang sangat penting un-
atau nutrisi parenteral terus-menerus memperbaiki tanda-tanda tuk langkah glukoneogenik tertentu. Sebagai akibatnya, glu-
metabolik dan klinis dengan pengurangan frekuensi dan ke, koneogenesis terganggu, dan hipoglikemia dapar terladi
lika
parahan hipoglikemia, dengan demikian, menghindari peru- penyimpanan glikogen habis karena kelaparan atau karena ke-
bahan hormon sekunder tampaknya menyebabkan kekacauan lainan metabolisme glikogen yang ada sebelumnya. pada anak
metabolik. Pemberian makan intragastrik terus-menerus pada yang baru belajarjalan yang tidak diberi makan untuk bebera-
malam hari, bersama dengan pemberian makan siang hari yang pa waktu, bahkan konsumsi sedikit alkohol dapat memperce-
sering, menghasilkan perbaikan gangguan biokimia yang seca- pat kejadian ini. Hipoglikemia berespons segera pada glukosa
ra efektif sama dan menghindari pemberian makan gastrik intravena, yang akan selalu diberikan pada anak yang pada
terus-menerus selama 24 jam yang merepotkan serta masalah mulanya datang dengan koma atau kejang, sesudah pengambi-
yang terkait dengan nutrisi parenteral jangka lama. Makan si- lan sampel darah untuk menentukan kadar glukosa. Kemung-
ang hari diberikan setiap 3-4 jam: 60-70Vo kalori sebagai kar- kinan anak menelan minuman alkohol harus juga dipikirkan
bohidrat rendah dalam fruktosa dan galaktosa, l2-l5%o kalori jika ada pesta sore sebelumnya. Riwayat yang cermat me-
sebagai protein, dan l5-25Va kalori sebagai lemak. Pada ma- mungkinkan diagnosis dibuat dan dapat menghindari rawat
lam hari, pipa nasogastrik kecil dimasukkan oleh penderita inap dan pengamatan yang tidak perlu serta mahal.
(atau orang tua, untuk anak yang lebih muda), dan sekitar Depex pnon 0xslolsr Asnu Lemlr (ihat juga Bab j2.t).
sepertiga dari kebutuhan kalori harian secara terus-menerus di- Peran penting oksidasi asam lemak dalam mempertahankan
infuskan selama 8-12 jam dengan menggunakan pompa infus glukoneogenesis ditekankan dengan contoh defek kongenital
kecil terus-menerus. Satu formula yang tersedia di pasaran un- atau akibat-obat pada metabolisme asam lemak yang dapat di-
tuk infus nokturna mengandung 89Vo kaloi sebagai glukosa sertai dengan hipoglikemia puasa.
dan oligosakarida glukosa, l,8%o sebagai minyak sffiower, Berbagai defisiensi enzim kongenital yang menyebabkan
dan 9)% sebagai asam amino kistal*. Terapi nokturnal te- metabolisme karnitin atau asam lemak yang kurang sempurna
pung jagung juga telah digunakan secara berhasil, dan trans- juga terjadi. Bentuk berat hipoglikemia puasa dengan hepa-
plantasi hati memberikan pengobatan jangka-lama. tomegali, kardiomiopati, dan hipotonia terjadi pada defisiensi
DEFrslENst Ar,rrr-o-1,6-Gr-uKostDAsE (Defisiensi Enzim De- asam lemak rantai-panjang dan rantai-rnedium koenzim.A de-
brancher; Penyakit Penyimpanan Glikogen Tipe III). Lihar hidrogenase. Kadar karnitin plasma rendah, keton tidak ada
Bab 73. dalam urin, tetapi ada asiduria dikarboksilat. Secara klinis,
DEFtsrENst Fosronrmse Hll
(Penyakit Penyimpanan Gliko- penderita dengan dejisiensi asil KoA dehidrogenase datang
gen Tipe VI). Lihat juga Bab 73. Aktivitas fopsforilase hati dengan sindrom seperti-Reye, episode koma hipoglikemia pu-
normal melibatkan kaskade kejadian-kejadian kompleks yang asa berat berulang, dan henti kardiorespirasi (kejadian seperti-
memecah glikogen hati sebelum maupun sesudah langkah de- SIDS). Hipoglikemia dan asidosis metabolik berar tanpa keto-
branching. Akibatnya, aktivitas fosforilase hati yang rendah sis juga terjadi pada penderita gangguan asil KoA dehidroge-
dapat akibat dari defek pada setiap langkah aktivasi, dan ber- nase berulang. Hipotonia, kejang, dan bau tidak sedap adalah
bagai defek telah diuraikan. Terjadi hepatomegali, deposisi pegangan klinis lain. Ketahanan hidup tergantung pada apakah
glikogen berlebihan dalam hati, retardasi pertumbuhan, dan defek berat atau ringan; diagnosis ditegakkan dari pemeriksa_
kadang-kadang hipoglikemia bergejala. Diet tinggi protein dan an aktivitas enzim pada biopsi jaringan hati atau pada biakan
mengurangi karbohidrat biasanya mencegah hipoglikemia. fibroblas dari penderita yang terkena. Frekuensi gangguan ini,
sekitar satu dalam 15.000 kelahiran, memberi kesan bahwa
skrining untuk defisiensi rantai medium asil KoA-dehidro_
genase terindikasi; metode diagnostik molekuler sedang
*Vivonex, Eaton Laboratories.
dikembangkan. Menghindari puasa dan penambahan dengan
77 a Hipoglikemia 527

karnitin dapat menyelamatkan kehidupan pada penderita ini tor yang tinggi. Terapi bayi ini, terdiri dari diet tinggi karbohi-
yang biasanya datang pada masa bayi. drat (56Vo, tidak termasuk fruktosa, yang tidak dapat digu-
Gangguan pada metabolisme asam lemak juga mendasari nakan), rendah protein (l2Vo), dan komposisi lemak normal
hipoglikemia puasa yang disertai sakit muntah Jamaika, de- (3280), telah memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
ngan atraktilosid, dan dengan obat valproat. Pada sakit mun- normal. Penyediaan kalori nokturna terus-menerus melalui
tah Jamaika, buah ackee mentah mengandung toksin larut-air, sistem infus intragaster yang diuraikan diatas untuk penyakit
hipoglisin, yang menimbulkan muntah, depresi sistem saraf penyimpanan glikogen tipe I juga dapat diterapkan pada anak
sentral, dan hipoglikemia berat. Aktivitas hipoglikemik hipo- dengan defisiensi fruktosa-1,6-difosfatase. Selama sakit lain
glisin berasal dari hambatan glukoneogenesisnya akibat gang- sedang berlangsung dengan muntah, infus glukosa intravena
guannya pada metabolisme asil KoA dan karnitin yang sangar diperlukan untuk mencegah hipoglikemia berat.
penting untuk oksidasi asam lemak rantai-panjang. Penyakit DerrsteHsr Ptnuvnr KmsoxstLnse (lihat Bab 73). Kelainan
hampir seluruhnya terbatas di Jamaika, dimana ackee mem- ini terutama adalah penyakit sistem saraf sentral yang ditandai
bentuk bahan baku diet untuk orang miskin. Buah ackee ma- oleh ensefalomielopati nekrotikans subakut dan kadar laktat
sak tidak lagi mengandung toksin prinsip ini. Atruktilosi.d me- serta piruvat darah yang tinggi. Hipoglikemia bukan merupa-
rupakan reagen yang menghambat fosforilasi oksidatif pada kan tanda sindrom ini yang menonjol, agaknya karena gluko-
mitokondria dengan mencegah translokasi adenin nukleotid, neogenesis dari prekusor selain alanin tetap utuh dan prekuso,
seperti ATP, melewati membran mitokondria. Atraktilosid me- ini memintas langkah piruvat karboksilase. Namun, pengguna-
rupakan glikosid perhidrofenantrenik yang berasal dari Atrac- an alanin serta laktat tidak dapat berlangsung, sehingga sub-
tylis gummifera. Tumbuhan ini ditemukan di lembah sungai strat ini berakumulasi dalam darah, dan hipoglikemia sedang
Mediterranian; menelan "sejenis tanaman berduri" ini disertai dapat akibat dari puasa. Penderita yang terkena biasanya me-
dcngan hipoglikemia dan suatu sindrom yang serupa dengan ninggal karena penyakit sistem saraf sentral progresif.
sakit muntah Jamaika. Yang lebih lazim, obat valproat. se- DEFtstENst FosFoENoL Prnuvar KlnsoxsrrrNnsr (FEpKK). De_
karang digunakan untuk pengobatan epilepsi, disertai dengan fisiensi enzim pembatas-kecepatan ini, yang menempati lang-
efek samping terutama pada bayi muda, yang meliputi sindrom kah penting dalam glukoneogenesis, disertai dengan hipogli-
seperli-Reye, kadar karnitin serum rendah, dan berpotensi un- kemia puasa berat dan awitan yang bervariasi sesudah lahir.
tuk hipoglikemia puasa. Pada semua keadaan ini, hipoglikemia Hipoglikemia dapat terjadi dalam 24 jam sesudah lahir, dan
tidak disertai dengan ketonuria. glukoneogenesis alanin yang kurang sempurna dapat didoku-
lNToKSrKAst Snlrsrur (lihar juga Bab 666.3). Hiperglikemia mentasi in vivo. Pada pascamati, hati ginjal dan miokardium
maupun hipoglikemia terjadi pada anak dengan intoksikasi sal- memperagakan infiltrasi lemak, dan dapat terjadi atrofi nervus
isilat. Penggunaan glukosa yang dipercepat, karena pembesar- optikus serta korteks visual. Walaupun aktivitas FEpKK hati
an sekresi insulin oleh salisilat, dan kemungkinan gangguan total mungkin normal, fraksi ekstramitokondria (sitosolik) ti-
pada glukoneogenesis dapat turut menyebabkan hipoglikemia. dak ada, berbeda dengan keadaan normal, dimana sepertiga
Bayi lebih rentan daripada anak yang lebih tua. Pemantauan aktivitas enzim ada, dalarn sitoso\. Fraksi sitoso\ik ini diduga
kadar glukosa darah dengan infus glukosa yang tepat pada ke- secara fisiologis penting untuk glukoneogenesis. Deposisi le
jadian hipoglikemia akan membentuk bagian dari pendekatan mak yang luas dalam hati, ginjal, dan jaringan lain juga terjadi
terapeutik terhadap intoksikasi salisilat pada masa anak. Dapat pada defisiensi FEPKK. Hipoglikemia mungkin berar. Kadar
terjadi ketosis. laktat dan piruvat dalam plasma normal, tetapi asidosis meta-
DEFTSTENS| Fnurrosn.l,6.Drrosrnrlse (lihat Bab 73). Defisi- bolik ringan mungkin ada. Infiltrasi lemak berbagai organ ada-
ensi enzim ini mengakibatkan blokade glukoneogenesis dari lah karena kenaikan pembentukan asetil KoA, yang menjadi
semua kemungkinan prekusor yang dibawah kadar fruktosa- tersedia untuk sintesis asam lemak. Diagnosis penyakit yang
1,6-difosfat. Infus prekusor glukoneogenik ini mengakibatkan jarang ini dapat dibuat pasti hanya dengan melalui penentuan
asidosis laktat tanpa kenaikan glukosa, dan hipoglikemia akut enzim yang tepat pada bahan biopsi hati. Menghindari masa
dapat ditimbulkan oleh hambatan glikogenolisis. Namun, nor- puasa melalui pemberian makan kaya karbohidrat yang sering
malnya, glikogenolisis tetap utuh, dan glukagon memperoleh akan membantu karena sintesis dan pemecahan glikogen utuh.
respons glikemik normal pada keadaan makan tetapi tidak pa- Defek Enzim Lain. GlurrosEMtA (Defisiensi Galakrosa_t_
da keadaan puasa. Karenanya, individu yang terkena menga- Fosfat Uridil Transferase) Qihat Bab 73).
lami hipoglikemia hanya selama kehabisan kalori seperti sela- lntoleransi Fruhosa. (Defisiensi Frukrosa-l-Fosfat Aldo_
ma puasa atau selama sakit lain sedang berlahgsung. Semenr lase). Lihat Bab 73. Hipoglikemia akut karena hambatan gli-
tara simpanan glikogen tetap normal, hipoglikemia tidak ter- kogenolisis oleh fruktosa-1-fosfat melalui sistem fosforilase
jadi. Pada keluarga yang terkena, mungkin ada riwayat saudara dan glukoneogenesis pada jajaran fruktosa- 1,6-difosfat aldo-
kandungnya dengan diketahui hepatomegali yang meninggal lase. Individu yang terkena biasanya menyesuaikan dengan
pada masa bayi dengan asidosis metabolik yang tidak terjelaskan. spontan untuk mengeliminasi fruktosa dari dietnya.
Tanda-tanda klinis menyerupai tanda-tanda klinis penyakit
penyimpanan glikogen tipe I. Namun, hepatomegali pada indi-
EVALUASI DIAGNOSTIK
vidu dengan defisiensi fruktosa-1,6-difosfatase karena pe-
nyimpanan lipid bukannya penyimpanan glikogen. Terjadi asi-
Tabel 77-4 menyusun temuan-temuan yang berhubungan
dosis laktat, ketosis, hiperlipidemia, dan hiperurikemia; pato-
dengan masalah klinis dan biokimia pada gangguan masa anak
genesisnya terkait dengan keparahan dan lama hipoglikemia,
yang lazim yang disertai dengan hipoglikerhia. Anamnesis
akibat kadar insulin rendah dan kadar hormon kounterregula- yang cermat dan rinci adalah sangat penting pada setiap kasus
'' <-'."" t'- ' riiilNil
(+.<: o <- e -+ (- :

:(+:::

,
LLL^444L.I

..i:lli
ss.!qi[

6dd
iiii I ii$
c tsr t:'.i"8
F F,. ! F trF += F Fi- E
zz zzz zz .,2 ::t:.::t::f i::i:::1:.:.:
:::::::::::::i::.r::.=

-+ <- --) -+ {-
Wjii ..
-+ -?
-? -+ --+ + -+ -+ (- _+

.e-
illilrli

Ji

=
;1;i,:..

:+:
i4l
i(
o
aG ifi:F
QJ
E
{ r,ffi
\
G

q)
a.
-!
t
\
Q.'
o.

I
x
q
= d
(5

o 'i E.=
a,!'i8
ii;;E
ci
E
o
E*5 6

s.g c J!
6
60 illi P,:=
o. 9>'
:d
d s=
c.
b0 boX
c o5

C=

o
tr
b0
6 49tr
H o mvl
U@-
tr c il6
cq!
d !ts -O
=.-
e d= o
E
d
z. '?FJZ
+
t--
a- * i- 6
Fl *:b
ri
@ ll da-
$t
ro li
77 f Hi*aqt;lremia 529

'Tnl'tel
l'/-4 menyusun temuan-temuan yang berhubungan ber[a'i,bahnya prgmentasi bukai atau kulit dapat memberikan
dengan masalah klinis dan biokrmia pada gangguan masa anak pegangan untuk insufisiensi adrenal primer dengan kenaikan
yang lazim yang disertai dengan hipoglikemia. Ananrnesis aktivitas ACTH (hormon perangsang melanosit fmetanocyt
yang cennat dan rinci adalah sangat penting pada setiap kasus stimulating hormon, MSHI) Perawakan pendek atau penurun-
hipoglikemia yang dicurigai atau didokumentasi. Butir-butir an dalam percepatan pertumbuhan dapat memberikan pegang-
spesilik yang dicatat adalah awitan umur, hubungan den-uan an pada insufisiensi pituitaria yang melibatkan hormon per-
makan atau kehabisan kalori sementara, dan riwayat keluarga tumbuhan juga ACTH. Uji fungsi pituitari-adrenal seperti uji
sebelum bayi diketahui menderita hipoglikemia atau menga- stimulasi arginin-insulin untuk hormon pertumbuhan dan pele-
lami kematian yang tidak terjelaskan. Pada umur minggu per- pasan kortisol mungkin diperlukan.
tama sebagian besar bayi menderita bentuk hipoglikemia Bila ada hepatomegali dan hipoglikemia, diagnosis dugaan
neonatus sementara sebagai akibat prematuritas atau retardasi defek enzim sering dapat dibuat melalui manifestasi klinis,
pertumbuhan intrauterin karena dilahirkan dari ibu diabetes. adanya hiperlipidemia, asidosis, hiperurikemia, respons terha-
Bila tidak ada riwayat ibu diabetes, penampakan besar berle- dap glukagon pada'keadaan makan dan puasa. dan respons ter-
bihan (pletorik) khas "bayi dari ibu diabetes" harus menimbul- hadap infus berbagai prekusor yang tepat (lihat Tabel'77-3 dan
kan kecurigaan.sindrom dismaturasi sel pulau; kadar insulin 77-4). Temuan klinis ini dan pendekatan investigatif diring-
plasma di atas 10-15 pU/mL bila ada hipoglikemia yang ter- kaskan pada Tabel 77-4. Diagnosis definitif penyakit penyim
dokumentasi memperkuat diagnosis ini. Adanya hepatomegali panan glikogen dapat memerlukan biopsi hati terbuka (lihat
halus menimbulkan kecurigaan defisiensi enzim; jika ada gula Bab 73). Kadang-kadang penderita dengan semua manifestasi
pereduksi-nonglukosa dalam urin, galaktosemia adalah paling penyakit penyimpanan glikogen ditemukan mempunyai aktivi-
mungkin. Pada laki-laki, adanya penis abnormal kecil (mikro- tas enzim normal. Pemeriksaan definitif ini memerlukan pakar
farus) memberi kesan kemungkinan hipopituitarisme, yang da- khusus yang tersedia,hanyu di institusi tertentu.
pat juga disertai dengan ikterus hepatis pada kedua jenis
kelamin.
PEMIKIRAN.PEMIKIRAN TERAPEUTIK
Melewati masa bayi baru lahir, pegangan untuk penyebab
hipoglikemia terus-menerus atau berulang dapat diperoleh me- Pencegahan hipoglikemia dan pengaruh-pengaruh yang
lalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laborato- diakibatkan pada perkembangan sistem saraf sentral adalah
rium awal yang cermat (lihat Tabel 77-3), yang memung- amat penting pada masa bayi baru lahir. Untuk neonatus de-
kinkan pendekatan sistematik dengan menggunakan penga- ngan hiperinsulinemia yang tidak terkait dengan diabetes ibu.
rnatan seleklil'dan tepat. Hubungan sementara hipoglikemi de- pankreatektomi subtotal mungkin diperlukan, jika hipoglike-
ngan masukan makanan dapat memberi kesan bahwa defek mia tidak dapat dengan cepat dikendalikan dengan analog so-
merupakan salah satu dari glukoneogenesis jika gejala-gejala matostatin atau diazoksid. Pendekatan terapeutik terhadap pe-
terladi 6 jam atau lebih sesudah makan. Jika hipoglikemia ter- nyebab spesifik dibahas dengan diskripsi dari masing-masing
.1adi segera sesudah makan, sensitivitas leusin, galaktosemia, keadaan. Karena pengetahuan dan pemahaman mengenai ho-
atau intoleransi fruktosa adalah yang paling mungkin, dan meostasis glukosa telah bertambah, lebih sedikit anak yang
adanya bahan yang mereduksi dalam urin akan dengan cepat dilabel sebagai menderita hipoglikemia idiopatik, dan rerapi
membedakan kemungkinan ini. Adanya hepatomegali membe- rasional yang tepat mungkin lebih sering dilakukan.
n kesan salah satu dari defisiensi enzim dalam sintesis gliko- Pengobatan hipoglikemia akut neonatus atau bayi meliputi
gen atau pemecahan glukoneogenesis, seperti ditulis pa<ia pemberian intravena 2 ml/kg D10W, disertai dengan infus
Tabel 11-4. Tidak adanya ketonemia atau ketonuria pada glukosa terus-menerus 6-8 mg/kg/menit, menyesuaikan kece-
waktu penyajian awal dengan kuat memberi kesan hiperinsu- patan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisa-
linemia atau def'ek dalam dksidasi asam lemak. Pada semua ran normal.
penyebab hipoglikemia yang lain, dengan pengecualian galak- Manajemen hipoglikemia neonatus atau infantil persisten
tosemia dan intoleransi fruktosa, ketonemia dan ketonuria ada meliputi penambahan kecepatan infus glukosa intravena men-
pada saat hipoglikemia puasa. Pada saat hipoglikemia, serum jadi 8-15 mg/kg/menit. Infus ini mungkin memerlukan karerer
harus diambil untuk penentuan hormon dan substrat, disertai vena sentral untuk memasukkan larutan glukosa hipertonis l5-
dengan pengukuran ulang sesudah injeksi glukagon intra- 20Vo. Lagtpula, hidrokortison intramuskuler,5 mg/kgl24 jam
muskuler atau intravena seperti ditulis pada tabel 77-3. Inter- diberikan dalam dosis terbagi setiap 8 jam, atau prednison
pretasi temuan diringkaskan pada Tabel 77-5. Hipoglikemia oral, 7-2 mg/kg/Z4jam diberikan dalam dosis terbagi'seriap 6-
den-gan ketonuria pada anak antara umur 18 bulan dan 5 tahun 12 jam, dan hormon pertumbuhan intramuskuler,l mgl24 ja;n,
adalah paling mungkin untuk menjadi hipoglikemia ketotik, dapat ditambahkan jika hipoglikemia tidak berespon rerhadap
terutama jika hepatomegali tidak ada. Penelanan toksin, ter- glukosa intravena.
masuk alkohol atau salisilat, biasanya dapat dikesampingkan Diazoksid oral, 10-25 mgkg/24jam diberikan dalam dosis
dengan cepat dengan anamnesis. terbagi setiap 6 jam, dapat mengembalikan hipoglikemia
Bila riwayatnya memberi kesan tetapi gejala-gejala akut ti- hiperinsulinemik tetapi juga menimbulkan hirsutisme, edema,
dak ada, puasa 24-36 jam biasanya dapat menimbulkan hipo- mual, hiperurikemia, gangguan elektrolit, umur tulang yang
gl,kemia dan meyelesaikan masalah hiperinsulinemia atau lanjut, defisiensi IgG, dan, jarang, hipertensi dengan penggu-
kondisi lain (lihat Tabel 77-5). Karena insufisiensi adrenal da- naan yang lama. Analog somatostatin berdaya-lama (oktreotid,
pat menyerupai hipoglikemia ketotik, kadar kortisol plasma dahulu SMS 201-995) adalah efektif dalam mengendalikan hi-
harus ditentr.rkan pada waktu hipoglikemia terdokumentasi; poglikemia hiperinsulinemik pada sejumlah kecil penderita
s30 BAGIANX a Penyakit-Penyakit Metabolik

TABEL 77-5 Diagnosis Hipoglikemia Akut pada Bayi dan Anak

Hxut$d#F-,:*a
flEfiC-a.

l[-hbCII

r-iilii )
?t
-' i

lebihibe$at

kqti{ I
6. Jika kortisol.kurr

dengan sindrom dismaturitas sel pulau dan adenoma sel pulau. Chaussain JL, Georges P, Olive G, Job JC: Glycemic response to 24-hour fast
Oktreotid diberikan secara subkutan setiap 6-12 jam dalam do- in normal children and children with ketotic hypoglycemia: IL Hormonal
and metabolic changes. J Pediatr 85i76,1974.
sis 20-;0 pg pada neonatus dan bayi muda. Komplikasi yang Corkey BE, Hale DE, Glennon MC, et al: Relationship between unusual he_
potensial tetapi tidak biasa meliputi pertumbuhan yang jelek patic acyl coenzyme A prohles and the pathogenesis of Reye syndrome. J
karena hambatan pelepasan hormon pertumbuhan, nyeri pada Clin Invest 82:'/82, 1988.
tempat suntikan, muntah, diare, dan disfungsi hepatik (hepati- Cornblath M, Schwartz Rl Disorders of Carbohydrafe Metabohsm in Infancy,
3rd ed. Boston. Blackwell, 1991.
tis, kolelitiasis). Oktreotid biasanya digunakan sebagai agen Cross NCP, DeFranchis R, Sebastio G, et al: Molecular analysis of aldolase B
untuk penyesuaian selama berbagai periocie sebelum pankrea- genes in hereditary fructose intolerance. Lancet 1:306, 1990.
tomi subtotal untuk nesidioblastosis. Mungkin sangat berguna Cryer PE: Glucose homeostasis and hypoglycemia. 1n: Wilson JD, Foster DW
(eds): Williams Textbook of Endocrinology, gth ed. philadeiphia, WB
untuk pengobatan hipoglikemia refrakter walaupun dilakukan
Saunders, 1992, pp 1223-1253.
pankreatektomi subtotal. Pankreatektomi total merupakan te- Devaskar SU, Mueckler MM: The mammalian glucose transporters. pediatr
rapi yang tidak optimal karena adanya risiko pembedahan, dia- Res 31:1,1992.
betes mellitus permanen, dan insufisiensi pankreatik eksokrin. DeVivir DC, Trifiletti RR, Jacobson Rl, et al: Defective glucose transport
across the blood-brain barrier as a cause of persistent hypoglycorrhachia,
seizures, and developmental delay. N Engl J Med325:j03,1991.
Amiel SA, Tamborlane WV, Simonson DC, et al: Defective glucose counter- Fischer KF, Lees JA, Newman JH: Hypoglycemia in hospitalized parienrs:
regulation after strict glycemic control of insulin-dependent diabetes melli- Causes and outcomes. N Engl J Med 315:1245, 1986.
tus. N Engl J Med 316:1376, 1987.
Frakjer DL, Norton JA: Localization on resection of insulinomas and gastroi,
Antunes JD, Geffner ME, Lippe BM, et al: Childhood hypoglycernia: Differ- nomas. JAMA 259:3601, 1988.
entiating hyperinsulinemic from nonhyperinsulinemic causes. J Pediatr Hanse IL, Levy MM, Ken DS: The 2-deoxyglucose test as a supplement to
116:i05 1990. fasting for detection ofchildhood hypoglycemia. pediatr Res 1g:490, 19g4.
Arky RA Hypoglycemia associated with liver disease and ethanol. Endocrinol Haymond NW: Hypoglycemia in infants and children. Endocrinol Metab Clin
Metab Clin North Am 18:75, 1989. North Am 18:21 1, 1989.
Aynsley-Green A, Polak JM, Bloom SR, et al: Nesidioblastosis of the pan- Haymond NW, Ben-Glim E, Strobel KE: Glucose and alanine metabolism in
creas: Definition ofthe syndrome and the management ofthe severe neona- children with maple syrup urine disease. J Clin Invest 62:39g,'l9jg.
tal hyperinsulinemic hypoglycemia. Arch Dis Child 56:496, 1981. Hirsch HJ, Loo SW, Gabbay KH: The development and regulation of the en-
.docrine pancreas. J Pediatr 9 I :5 18, 19ii .
Bennish M, Kalam Azad A, Rahman O, et al: Hypoglycemia during diarrhea
in childhood. Prevalence, pathophysiology and outcome. N Engl J Med Kaufman FR, Costin G, Thomas DW, et al: Neonatal cholestasis and hypopi-
322:135'7,1990. tuitarxsm. Arch Dis Child 59:787, 1984.
Bergada I, Suissa S, Dufresne J, et al: Severe hypoglycemia in IDDM chil- Kelly Rl: The role ofcarnitine supplementation in valproic acid therapy. pedi_
dren. Diabetes Care 12:239,1989. atrics 97:892, 1994.
Bhowmick SK, Lewandowski C: Prolonged hyperinsulinism and hypoglyce- Koh TH, Aynsley-Green A, Tarbit M, et al: Neural dysfunction during hypo-
mia in an asphyxiated, small for gestation infant. Clin Pediatr 28:575,1990. glycemia. Arch Dis Child 63:1353, 1988.
Bur^hell A, Bell JE, Busuttil A: Hepatic microsomal glucose-6-phosphatase Lei KJ, Shelly LL, Pan CJ'et al: Mutarions in the glucose-6-phosphatase gene
system and sudden infant death syndrome . Lerlcet 2:291, 1989. that cause glycogen storage disease type la. Science 262:5g0,199? .
Chaussain JL: Glycemic response to 24 hour fast in normal children and chil- Lucas A, Morley R, Cole TJ: Adverse neurodevelopmental outcome of mod-
dren with ketotic hypoglycemia. J Pediatr 82:438,1973. erate neonatal hypoglycemia. Br Med J 297:1304, lggg
77 a Hipoglikemia 531

Martin LW, Rychman FC, Sheldon CA: Experience with 95 percent pancre- Sperling MA, Ganguli S, Leslie N, et al: Fetal-perinatal catecholamine secre-
atectomy and splenic salvage for neonatal nesidioblastosis. Ann Surg tion: Role in perinatal glucose homeostasis. Am J Physiol 247:F,69,1984.
100:355, 1984. Stanley CA, Baker L: Hyperinsulinism in infants and children: Diagnosis and
Matsubara Y, NarisawaK, Tada K, et al: Prevalence of K329E mutation in thempy. Adv Pediatr 23:315,1976.
medium-chain acyl-CoA dehydrogenase gene determined from Guthrie Stanley CA, Hale DE, Berry GT, et al: A deficiency of carnitine-acylcarnitine
cards. Lancet 338:552, 1991. translocase in the inner mitochondrial membrane. N Engl J Med,327:19,
Mayefsky JH, Sarnaik AP, Postbllon DC: Factitious hypoglycemia. Pediatrics 1992.
69:804,1982. Tauber MT, Hanis AG, Rochiccioli P: Clinical use of long acting somatostp-
Mock DM, Perman JA, Thaler JJ, et al: Chronic fructose intoxication after in- tin analogue actreotide in pediatrics. Eur J Pediatr 153304,7994.
fancy in children with hereditary fructose intolerance: A cause of growth re- Taylor Sl, Barbetti F, Accili D, et al: Syndromes of autoimmunity and hypo-
trrdation. N Engl J Med 309:764. 1983. glycemia: Autoantibodies directed against insulin and its receptor. Endocri-
Pagliara AS, Karl IE, Haymond M, et al: Hypoglycemia in infancy and child- nol Metab Clin North Am 18:123, 1989.
hood. J Pediatr 82:365 (part 1), 558 (part 2),1973. Tyrala EE, Chen X, Boden C: Glucose metabolism in the infant weighing less
Palardy J, Havrankova J, Lepage R, et al: Blood glucose measurements during than 1100 grams. J Pediatr 125:283,1994.
symptomatic episodes in patients with suspected postprandial hypoglyce- Thomton PS, Alter CA, K^tzLE, et al: Short and long-term use of octreotide
mia. N Engl J Med 321:1421, 1989. in the treatment of congenital hyperinsulinism. J Pediatr 723 637 , 1993.
Phillip M, Bashan N, Smith CPA, et al: An algorithmic approach to diagnosis Vidnes J, Oyasaeter S: Glucagon deficiency causing severe neonatal hypogly-
of hypoglycemia. J Pediatr 1 10:387, i987. cemia in a patient with normal insulin secretion. Pediatr Res 11:943,1977.
Rahier J: Relevance of endocrine pancreas nesidioblastosis to hyperinsuline- Volpe JJ: Hypoglycemia and brain injury. In: Volpe II (ed): Neurology of the
mic hypoglycemia. Diabetes Carc 12:164, 1989. Newborn. WB Saunders, Philadelphia, 1987, pp 364-385.
Schwarlz SS, Rich BH, Lucky AW, et al: Familial nesidioblastosis: Severe Ware AJ, Burton WC, MeGarry JD, et al: Systemic camitine deficiency. Re-
neonatal hypoglycemia in two families. J Pediatr 95:44, 1979. port of a fatal case with multisystemic manifestations. J Pediatr 93:959,
Schwenk WF, Haymond MW: Optimal rate of enteral glucose administration I 978.
in children with glycogen storage disease type I. N Engl J Med 374:682, White NJ, Marsh K, Turner RC, et al: Hypoglycemia in African children with
r 986. severe malaria. Lancet l:708, 1987.
Settergren G, Linglbad BS, Persson B: Cerebral blood flow and exchange of Wolfsdorf JI, Keller RJ, Landy H, et al: Glucbse therapy for glycogenosis
oxygen glucose, ketone bodies, lactate, pyruvate and amino acids in infants. type I in infants: comparison of intermittent uncooked cornstarch and con-
Acta Paediatr Scand 65:343. 1976. tinuous ovemight glucose feedings. J Pediatr 117:384,1990.

Anda mungkin juga menyukai