Gangguan yang diuraikan pada seksi ini dikelompokkan masing-masing menyajikan manifestasi klinik yang khas. Mi-
bersama karena kesamaan gejala dan patologi; pada umum- salnya, artritis reumatoid disertai dengan artritis kronis, der-
nya gangguan ini disertai dengan perubahan radang pada matomiositis dengan radang otot dan kulit, serta sklerodema
berbagai jaringan ikat di seluruh tubuh. dengan indurasi kulit. Namun masing-masing penyakit ini da-
Penyebab penyakit reumatik masa kanak-kanak belum di- pat mengenai banyak organ, dan bertumpang-tindihnya geja-
ketahui, dan kriteria diagnostik yang tepat sering masih kurang. la-gejala serta tanda-tanda kadang-kadang dapat membuat su-
Gangguan ini biasanya muncul sebagai penrvujudan terpisah, kar diagnosis yang tepat.
Hambatan lagositosis:
imunoglobulin intravena,
emas
Alkalinisasi
vesikula proteolitik:
hidroksikloroquin
menghalangi berbagai langkah dalam kaskade imun (Gb. 146- program yang secara fungsional saling terpisah dari yang lain,
'Lespons imun dimulai dengan ambilan antigen oleh fagosit
I ). yang mengarahkan perjalanan maju respons autoimun berikut_
yang berasal dari sumsum tulang. Sesudah internalisasi, mole- nya dan pembentukan subset limfosit-T spesifik_antigen de_
kul antigen dibawa ke dalam vesikula intraseluler asam, yang ngan berbagai peran. Di antara limfosit CD4_positif (CD+)
didalamnya mereka dihancurkan secara enzimatis menjadi atau T-penolong, satu subset berinteraksi secara spesifik de_
fiagmen-fragmen kecil. Fragmen-fragmen ini bersama dengan ngan limfosit B untuk mendorong pergantian kelas imuno_
molekul MHC selama perjalanannya ke permukaan sel. Sel-sel globulin dan perluasan klon sel-B spesifik-antigen. Subset
dengan kapasitas memasukkan dan mengungkapkan kembali kedua memperbesar ambilan antigen oleh makrofag dan sel
fragmen antigen yang terikat pada molekul MHC secara dendritik, mengaktifkan mekanisme pembunuhan intraseluler,
bersama-sama disebut sebagai sel penyaji-antjgen (anrigen- dan menambah ungkapan kompleks antigen_MHC permukaan.
presenting cells = APC). Limfosit T yang mempunyai spesi- Limfosit T CD4+ yang diaktifkan juga memicu perkembangan
fisitas tepat dapat membentuk perlekatan yafig stabil terhadap sebuah subset sitotoksik pada limfosit T spesifik_antigen, ier_
APC melalui pengikatan kompleks antigen-MHc dengan mo- utama subset yang mengungkapkan molekul CDg. Sindrom
lekul reseptor antigen yang secara'klon'unik, yang diperlihat- autoimun yang diperantarai-antibodi, seperti miastenia gravis
kan pada permukaannya. dan penyakit Graves, akibat dari respons yang menyimpang ke
Bila pengikatan spesifik-antigen terjadi sebelum limfosit T arah interaksi limfosit-T-penolong dengan limfosit n spesifit_
mencapai maturitas sempurna, sel tersebut dipicu untuk mati antigen. Pada otoimunitas yang diperantarai sel T, yang dilam_
atau menjadi nonresponsif. Proses ini melenyapkan sebagian bangkan oleh otoimun atau diabetes tipe I, penyakit yang tim_
besar limfosit T reaktif-diri dan menghasilkan toleransi terha- bul diakibatkan oleh dominasi dua mekanisme efektor kedua.
dap sebagian besar antigen-diri. Kegagalan mengembangkan Walaupun respons imun yang aktif melawan patogen benda
toleransi-diri dirumuskan untuk terjadi bila ungkapan antGen- asing dapat diakhiri dengan pelenyapan antigen atau dengan
diri dilambatkan atau bila strukturnya sangat mendekati struk- perkembangan limfosit T pengatur dengan fungsi supresif,
tur antigen asing, yang terhadapnya telah dibentuk respons satu atau kedua mekanisme ini tidak sempurna pada gangguan
imun yang kuat. Pada keadaan ini, limfosit T reaktif-diri ber- autoimun, menyebabkan pemanjangan aktivasi populasi yang
proliferasi dalam responsnya terhadap sekresi faktor pertum- merespons dalam sistem imun.
buhan dan ungkapan reseptor pertumbuhan yang terkoordinasi, PENGOBATAN. Kortikosteroid adalah obar yang paling
seperti interleukin-2 (lL-2) dan kompleks reseptornya. Secara luas digunakan untuk mengendalikan penyakit autormun kare-
simulta., sel T yang berespons dapat mengaktifkan beberapa na obat ini menghambat kemajuan respons imun di banyak
147 t Evaluasi Laboratorium 813
tingkat. Dengan memperbesar penghalang fungsi endotel vas- lalui pemberian oral atau parenteral protein sasaran aktivasi
kuler, kortikosteroid mengurangi migrasi sel ke dalam tempat- limfosit autoimun yang dimurnikan. Pada penelitian pendahu-
tempat radang aktif, mencegah ambilan antigen terus-menerus luan, pemberian antigen telah mengendalikan aktivasi imun
oleh APC. Kortikosteroid juga memblokade kemampuan ma- destruktif pada hewan percobaan artritis reumatoid, sklerosis
krofag untuk berinteraksi secara efektif dengan limfosit T dan multipel dan diabetes mellitus tipe I, memberi kesan terapi un-
menekan aktivasi serta proliferasi limfosit T spesifik-antigen tuk gangguan autoimun yang spesifik-penyakit dan aman
dengan menghambat ungkapan faktor-faktor pertumbuhan dan mungkin akan tersedia di masa yang akan datang.
reseptornya.
Agen-agen lainnya, pengaruhnya pada respons imun lebih
Holmdahl R, Malmstrom V, Vuorio E: Autoimmune recognition of cartilage
terbatas, tetapi dapat digunakan sendirian untuk penyakit yang collagens. Ann Med 25:251,1993.
ringan atau bersama dengan kortikosteroid untuk memblokade Nepom GT, Erlich H: MHC class-ll molecules and autoimmunity. Annu Rev
aktivitas penyakit secara lebih efektif. Seperti ditunjukkan Immunol 9:493,1991.
Rashba EJ, Reich EP, Janeway CA, et al: Type I diabetes mellitus: An imbal-
pada Gambar 146-1, preparat koloid emas dan imunoglobulin
ance between effector and regulatory T cells? Acta Diabetol 30:61, 1993.
intravena mengurangi fagositosis, yang mengakibatkan blo- Tisch R, McDevitt HD: Antigen-specific immunotherapy: Is it a real possibil-
kade nonspesifik terhadap ambilan molekul antigen dan me- ity to combat T-cell-mediated autoimmunity? Proc Natl Acad Sci USA
ngurangi ketersediaannya untuk penyajian pada limfosit T' 9l:43'7, 1994.
Todd JA: Genotic analysis of susceptibility to type I diabetes. Springer Semin
Gangguan penyajian antigen lebih lanjut dapat disempurnakan
Immunolpathol 14:33, 1992.
melalui alkalinisasi vesikula proteolitik dalam APC dengan Zinkemagel RM, Pircher H, Ohashi PS, et al: T cells causing autoimmune dis-
agen seperti hidroksikloroquin, yang menghambat aktivitas en- ease. Springer Semin Immunopathol 14:105, 1992.
zim yang diperlukan untuk fragmentasi antigen. Agen kelas ini
terutama akan berguna dalam menekan respons imun terhadap
antigen ekstraseluler, seperti kolagen pada artritis reumatoid
atau kompleks histon-DNA dari sel-sel nekrotik pada lupus
eritematosus srstemik. I Bnn l4l
Proliferasi limfosit T dapat diblokade secara farmakologis
dengan obat-obat seperti metotreksat dan siklosporin A' Wa-
laupun penggunaan obat-obat ini dibatasi oleh efek samping-
Evaluasi Laboratorium gabel 147-1)
TABEL I4T-1. Uji Laboratorium pada Penyakit Reumatik bahwa rangsangan imun yang lama, infeksi atau radang kronis
Faktor.faktor reumafoid:" r
dapat mendasari produksinya.
Klasifikasi.fRA. : l
Faktor reumatoid, terutama IgM yang terdeteksi melalui
Ail ri b.odildhifi utrledi, teknik aglutinasi klasik, berhubungan kuat dengan artritrs reu_
Diagnosis SLE (DNA, anrigen Sm)
matoid dewasa klasik; pada penderita demikian, titer f'aktor
Dlagnosis MCTD (RNP)
reumatoidnya tinggi dan terdapat pada uji serial di sepanjang
Diagnosis sindrom lupus neonatus (antibodi Ro arau I,a
ferhadap antigen)
perjalanan penyakit. Subkelompok kecil penderira dengan ar-
Perjalanan SLe tnNnl tritis reumatoid juvenil yang menyerupai artritis reumatoid de_
Klasifikasi JRA wasa klasik juga mempunyai faktor reumatoid. Namun, faktor
Penggol on gan ( typ in S) HL A,: reumatoid tidak spesifik arau ridak bersifat diagnosrik untuk
Terutama unt uk keperluan penelitian artritis reumatoid. Faktor reumatoid ini juga terjadi pada pe_
B27: spondiloartropati nyakit reumatik lainnya (misalnya, lupus eritematosus, sklero_
ne*i.iftiaqn k'o*ti U;E;,i IBl derma), hepatitis kronis aktif, infeksi kronis, leukemia, dan ke_
rerlal'anaats irt";'1,'=ti!,lt .|i ganasan limfoid, dan infeksi virus tertentu; lagipula, faktor
Bukti penyakit kompleks imun
reumatoid ini dapat ditemukan pada penderita pasca_imuni_
Reakten fase-akut, protein serum:
Peran kecii pada akriviras penyakit berikpt sasi, pembedahan jantung terbuka, atau transplantasi organ,
Hitung darah, sumsum tulang: dan pada orangtua normal. Banyak anak dengan titer positif
Kecurigaan keganasan yang rendah, sementara pada u.1i faktor reumatoid mungkin te-
Anemia karena penyakit kronis lah menderita penyakit virus sebelumnya. Faktor-faktor reu_
Anemia otoi mun, trombositopenia matoid tidak dengan sendirinya menyebabkan penyakit, fak_
Biakan dan pemeriksaan serologis tor-faktor tersebut juga tidak perlu ada pada keja<iian sinovitis
Deteksi pgnyakit infeksi - kronis; faktor ini dapat memainkan peran pada pengekalan ra-
R".liograf. iran tulang, pemeriksaan loto lain:
dang sinovia pada para penderita artritis reumatoid melalui
Deteksi kelainan fulang yang mendasari (inleksi, trauma, kega-
pembentukan kompleks imun dengan imunoglobulin.
nasan, kon genital. atau keadaan genetiki, kelainan anatomik'
lainnya, atau destruksi JRA - ANTIBODI ANTINUKLEAR. Anribodi antinuklear (ANA) ini
t' adalah sekelompok antibodi yang bereaksi dengan berbagai
ff;tl n rrnur'
ketert ibalan j ari n gan'dpn kt asi fi kasi unsur pokok nukleus, termasuk deoksiribonukleoprotein (DNp),
Diagnosis kegandsan atau penyakit - infekgi ,r. DNA, ribonukleoprotein (RNP), asam ribonukleat (RNA), an_
Pem.riksain spesifik-organ:' ,
tigen Sm (antigen protein nukleus yang larut), dan banyak
Deteksi keterlibatan organ spesifik pada penyakit multisistem:
Neurologi s. (cai ran spinal. EE6, foto, angi ggrafi ).
lainnya. Rangsangan yang menghasilkan antibodi ini tetap be_
Jantung (EKC, EkoiDoppler) lum diketahui. ANA tidak spesifik untuk organ, individu atau
t'ldi ograf, -fungsi paru) spesies yang berasal dari sel. ANA ini biasanya terdeteksi da_
1,"*t::l
Hati (uji fungsi hati, foto) lam serum penderita dengan teknik pengecatan imunofluore_
Casuointestinal (pemerik saan bari sens dengan menggunakan potongan jaringan binatang yang
ypd, l$t
6rtilisis Uti#l dibekukan in vitro atau preparat biakan sel yang baku.
DNA = asunt deokstribonukleat; EKG = elektrokardiogranr; Eko = ekokardio-
ANA tidak seluruhnya bersifat diagnostik arau spesifik
gram: EEG = elektroensefalogram; JRA = artritis reumatoid juvenil; MCTD
pada setiap penyakit. Bahan ini ditemukan pada hampir semua
= penyakit jaringan i.kat campLtran = mixed connective tissue disease: RNp =
ribonukleoprotein; SLE = Iupus eritematusus sistemik. penderita lupus eritematosus sistemik (SLE) tetapi juga dite_
mukan pada penderita dengan sejumlah keadaan, termasuk ar-
tritis reumatoid juvenil (JRA), hepatitis kronis aktif, dan
skleroderma. Sindrom ini disebut penyakit jaringan ikat cam_
puran ditegaskan dengan adanya antibodi terhadap RNp. Kea_
trauma jaringan, nekrosis jaringan). Fenomena fase-akut daan nonreumatik yang disertai dengan ANA adalah pene_
kadang-kadang membantu dalam memantau perjalanan penya- lanan berbagai obat (termasuk antikonvulsan, prokainamid, pil
kit pada penderita perseorangan. LED adalah uji yang paling pengendali kelahiran); infeksi tertentu, khususnya infeksi
mudah tersedia. Epstein-Barr; keganasan tertentu, dan proses penuaan normal"
Titer ANA yang tinggi paling sering dijumpai pada SLE, dan
FAKTOR REUMATOID. Faktor ini adalah kelompok antibo- penyakit jaringan ikat campuran. Beberapa pola ANA dapat
di yang bereaksi dengan bagian Fc imunoglobulin G (IgG). terdeteksi pada preparat imunofluoresens, termasuk pola
Antibodi ini tidak spesifik untuk imunoglobulin hospes terapi
berbintik, homogen, perifer dan nukleoler; perbedaan ini ber-
dapat bereaksi dengan imunoglobulin dari individu lain atau
manfaat klinis terbatas. Antibodi terhadap antigen seperti
dari spesies lainnya. Faktor reumatoid dideteksi melalui teknik
DNA, RNP, Sm, Ro, dan La terdeteksi melalui uji khusus
aglutinasi baku, seperti uji aglutinasi lateks atau uji aglutinasi
yang menggunakan antigen atau substrat spesifik. Antibodi
sel darah merah kambing; antibodi anti-imunoglobulin kelas yang reaktif dengan DNA helai-ganda agak spesifik terhadap
I,eG, IgA dan IgE, dapat juga dikenali melalui metode lain se-
SLE dan menunjukkan bahwa penyakit aktif. Antibodi terha_
lain uji aglutinasi. Terjadinya faktor reumatoid pada keadaan
dap antigen yang disebut Ro(SSA) dan La(SSB) dihubungkan
penyakit seperti infeksi kronis (misalnya Toxocara canis, in-
dengan sindrom lupus neonatus.
feksi kongenital, endokarditis bakterial) atau pada keadaan ek-
Sel lupus eritematosus (LE) merupakan hasil dari ANA
sperimental seperti hiperimunisasi hewan memberi kesan
yang reaktif dengan DNP. Bila serum yang mengandung anti_
147 J Evaluasi Laboratorium 815
bodi ini dicampur in vitro dengan sel darah putih perifer, nuk- Pengukuran aktivitas komplemen hemolitik serum total me_
leusnya dibuat rentan terhadap fagositosis; sel LE adalah gra- rupakan uji yang paling berguna. Pengukuran komponen kom_
nulosit yang telah menelan nukleus tersebut. Uji ini sebagian plemen C3 atau C4 individu hanya menentukan jumlah protein
'besar
telah diganti dengan uji yang lebih sensitif untuk ANA. tanpa memandang aktivitas biologisnya. pemeriksaan komple_
ANTIBODI ANTINEUTROFIL SITOPLASMIK. Antibodi yang men tidak bersifat diagnostik terhadap salah satu penyakit,
bereaksi dengan granula neutrofil disebut antibodi antineutro- kecuali penyakit yang jarang defisiensi komponen komplelnen
fil sitoplasmik (anti nefirophil cytoplasmic antibody = herediter.
ANCA). Antibodi ini mula-mula ditemukan dalam serum pen- DETERMINAN K0MPLEKS IMUN. Kompleks imun anrigen
derita granulomatosis Wegener dan terdeteksi melalui imuno- dan antibodi menyebabkan cedera jaringan pada beberapa p,e-
fluoresensi. Dikenali dua pola pengecatan. Yang satu menam- nyakit reumatik (khususnya SLE) dan dalam variasi luas
pakkan aktivitas granula difus (c-ANCA), dan yang lainnya keadaan-keadaan lainnya, termasuk penyakit inf'eksi tertenlu.
menunjukkan pola perinuklear (p-ANCA). Pola c-ANCA di- Beberapa assay dapa| mengukur kompleks imun dalam serum
hubungkan dengan granulomatosis Wegener tetapi dapat juga dan cairan lain; namun, uji ini bernilai klinis tidak pasti.
ditemukan dalam bentuk-bentuk vaskulitis lain, termasuk pe- SERUM DAN IMUNOGLOBULIN. Kenaikan kadar gamma
nyakit Kawasaki. Pola p-ANCA kurang spesifik dan ditemu- globulin dan u2-globulin sering ditemukan pada penderita ra_
kan pada sejumlah keadaan, termasuk glomerulonefritis ne- dang aktif; uji ini tidak spesifik. Kenaikan kadar dari saru imu_
krotisasi atau sabit, kolitis ulserativa, kolangitis, hepatitis kro- noglobulin spesifik atau lebih dapat ditemukan pada sejumlah
nis aktif, dan vaskulitis Henoch-Schonlein. Kedua tipe ANCA penyakit reumatik, khususnya SLE; namun tidak terdapat pola.
telah ditemukan pada para penderita infeksi HIV. diagnostik. Kemungkinan, penderita radang kronis oleh berba-
ANTIBODI ANTIFOSFOLIPID. Antibodi antifosfolipid meru- gai sebab kadar albumin serumnya rendah. Jarang, penclerira
pakan kelas autoantibodi yang bereaksi dengan beberapa anti- imunodefisiensi seperti defisiensi IgA, hipogamaglobulinemia,
gen fosfolipid. Mereka termasuk apa yang disebut lupus atau berbagai sindrom imunodefisiensi sel T atau kombinasi
antikoagulan, antibodi antikardiolipin, dan antibodi yang be- yang menyatakan keluhan reumatik.
reaksi dengan substrat untuk uji VDRL terhadap sifilis. Wa- SISTEM HISTOKOMPATIBILITAS. Hubungan antigen hisro-
laupun antibodi ini in vitro dihubungkan dengan pemanjangan kompatibilitas (antigen HLA) dengan p"nyikit terrentu mem-
koagulasi, antibodi ini berhubungan dengan trombosis, bukan berikan pengertian yang bermanfaat pada kerentanan penyakit
antikoagulasi, in vivo. Istilah lupus antikoagulan membi- yang ditentukan secara genetik dan pada penyakit yang ber.-
ngungkan. Beberapa uji laboratorium dapat mendeteksi anti- dasarkan proses imunologik. Namun klinisi harus ingat bahwa
bodi antifosfolipid, termasuk waktu prorrombin parsial, uji lu- penggolongan HLA bukan diagnostik suaru penyakit. Mi_
pus antikoagulan, waktu bisa ular beludak Russel, dan assay salnya, penemuan petanda HLA-821 pada anak dengan artritis
imunosorben spesifik terkait-enzim untuk pengikatan fos- dapat memberi kesan, tetapi tidak memastikan, bahwa anak
folipid. Penderita dengan antibodi ini dapat memiliki uji tersebut menderita spondiloartropati. pemeriksaan HLA mem-
VDRL positif-palsu. Deteksi melalui pemeriksaan laboratori- bantu dalam mencocokkan jaringan donor dengan jaringan r.e-
um tetap membingungkan, menunggu pengertian fenomena ini sipien, dan pemeriksaan ini mempunyai penggunaan terbatas
yang lebih baik. dalam tindakan diagnosis prenatal untuk mencari penyakit se_
Antibodi antifosfolipid dapat dideteksi pada 30-40Vo pen- perti defisiensi komponen komplemen. pemeriksaan histo_
derita lupus, dan bila ada, antibodi ini memberi kesan penam- kompatibilitas untuk penggolongan penyakit bagi kaum aka-
bahan risiko trombosis, trombositopenia, anemia hemolitik, demis tetap menjadi daya tarik yang besar, dalam pencarian
stroke, khorea, mielitis transversal, dan penyakit katup jan- untuk mengenali faktor-faktor hospes yang menimbulkan ke-
tung. Antibodi demikian dapat juga ditemukan pada penderita cenderungan untuk menderita penyakit, dan dalam mengurai-
infeksi atau keganasan. Antibodi antifosfolipid juga terjadi kan kekusutan mekanisme imunologis yang penting hu-
pada individu tanpa penyakit dasar yang jelas, suatu keadaan bungannya dengan penyebab penyakit pada manusia.
yang disebut sindrom antifogfolipid primer. Penderita dengan Antigen HLA terletak pada permukaan kebanyakan sel
sindrom ini merupakan sasaran terjadinya trombosis, trom- manusia. Lokus (tempat) yang menentukan antigen HLA terle-
bositopenia, abortus spontan berulang, dan salah satu manifes- tak pada kromosom keenam. Lokus ini merupakan sistem
tasi yang disebutkan untuk SLE. Kejadian stroke dan trombo- kompleks dengan banyak lokus yang dikenali, meliputi A, B,
sis telah dikenali pada anak dengaq sindrom antifosfolipid C, D, DR, DP, dan DQ dan pada setiap lokus mempunyai ba-
primer; antibodi harus selalu dicari pada keadaan-keadaan de- nyak alele. Prevalensi berbagai alele HLA bervariasi pada dan
mikian (lihat Bab 440). Prognosis jangka-lama untuk keadaan di antara berbagai kelompok ras.
ini belum diketahui, dan kurang adanya persesuaian mengenai Peran biologis antigen HLA, selain dari peran-peran pe-
pengobatan profilaksis dengan agen antitrombosit atau anti- nentuan kompatibilitas jaringan, belum seluruhnya diketahui.
koagulasi. Sistem HLA berdekatan dengan gen yang diketahui penting
KOMPLEMEN. Komplemen terdiri atas kelompok protein untuk reaktivitas imun, termasuk lokus yang menentukan sin-
serum yang menengahi aspek radang tertentu dan jejas sel (li- tesis berbagai komponen sistem komplemen.
hat Bab 120). Kadar komplemen serum dapat berguna dalam Karena antigen HLA secara genetik ditentukan oleh ciri-
menunjukkan aktivitas SLE dan penyakit lain dengan meka- ciri pembawaan yang dapat dikenali dengan tepat, antigen ini
nisme kompleks imun; rendahnya kadar komplemen serum dapat memberikan informasi mengenai hubungan-hubungan
menggambarkan konsumsi komplemen oleh kompleks imun penyakit (yaitu, kejadian penyakit tertentu dalam hubungan-
dan dengan demikian menunjukkan bahwa penyakit aktif. nya dengan antigen HLA tertentu) dan pertalian-pertalian pe-
816 Bagian XVI . Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
nyakit (misalnya lintasan suatu ciri (trait) bersama dengan DeNardo BA, Tucker LB, Miller LC, et al: Demography of a regional pediat,
antigen HLA dari generasi ke generasi dalam keluarga yang ric rheumatology patient population. J Rheumatol 21:1553,1994.
Jacobs JC: Pediatric Rheumatology for the practitioner, 2nd ed. New york.
sama, menyatakan bahwa gen-gen yang bertanggung jawab
Springer-Verlag, 1993.
atas 'ciri' berhubungan dekat/erat dengan gen-gen sistem HLA Kelley WN, Harris ED, Ruddy S, Sledge CB (eds): Textbook of Rheumatol_
pada k'omosom ke-6.;. ogy. 4th ed. Philadelphia, WB Saunders, 1993.
Penyakit reumatik lainnya yang disertai HLA adalah SLE Schaller JG: Aggresive treatment in childhood rheumatic diseases. Clin Exp
(HI,A B8, DR2, DR3) dair dermatomiositis masa kanak-kanak Rheumatol l2(Suppl 10):S97, 1994.
Schaller JG; Pediatric and heritable disorders. Cun Opin Rheumatol 6:509,
(HLA 88, DR3). Kelompok penyakit autoimun rermasuk dia- 1994.
be-tes mellitus tergantung-insulin, hepatitis kronis aktif, saria- Schumacher HR Jr, Klippel JH, Koopman WJ (eds): primer on the Rheumatic
wan seliakus, tiroiditis, penyakit Graves, dan penyakit .Addi- Diseases. lOth ed. Atlanta, Arthritis Foundation, 1993.
Stiehm ER: Immunologic Disorders in Infants and Children. philadelphia,
son. disertai dengan.haplotip B8/DR3. Diabetes mellitus
WB Saunders. 1995.
tergantung-insulin juga disertai dengan DR4. Beberapa keada-
an pada manusia telah dikaitkan dengan sistem HLA (dipin-
dahkan bersama dengan antigen HLA dari generasi ke ge-
nerasi); keadaan ini termasuk defisiensi komponen kedua dan
ketiga dari sistem komplemen dan hiperplasia adrenal kon-
genital.
Hubungan penyakit manusia yang paling kuat dengan
f Ben 148
sistem HLA adalah hubungan HLA-827 dengan spondilitis
ankilosans; 95Vo pendertta spondilitis ankilosans mempunyai
Artritis Reumatoid Juv enil
HLA-821 dibanding dengan hanya 6Vo populasi kulit putih
Amerika Utara yang tidak terkena. Individu yang membawa Iane Green Schaller
HLA-821 memiliki risiko relatif 90 kali lebih besar untuk
menderita spondilitis ankilosans daripada individu tanpa 827 .
Pjeld,-dffase
'+
JRA.:tr* :
ierus kelamin
Lmpr walc^11r",timbul Kafan oajz
-
_ PenYaki't ''in
Sendi -qi maqg sr
, f# tpel&
"
stmrrr,*,,
rs% :f'',
#r#'1
,.diffitisffii'ij
novia dan menimbulkan vaskulitis reumatoid yang ditemukan Penyakit JRA tidak jarang; ada sekitar seperempat juta
pada penderita artritis reumatoid seropositif. Kadar komple- anak yang terkena di Amerika Serikat. Sekitar 5Zo dari semua
men yang rendah terdapat pada cairan sinovia beberapa pende- kasus artritis reumatik mulai timbul pada masa kanak-kanak.
rita reumatoid dan kadar komplemen serum yang rendah PAT0LOG|. Artritis reumatoid ditandai dengan peradangan
ditemukan pada penderita vaskulitis reumatoid sesuai dengan sinovial kronis yang nonsupuratif. Jaringan sinovial yung i"._
mekanisme kompleks imun. Namun mekanisme ini gagal kena edematosa, hiperemis, dan diinfiltrasi oleh limfosit dan
menjelaskan sebagian besar keadaan artritis pada anak, karena sel plasma. Bertambahnya sekresi cairan sendi menimbulkan
sebagian terbesar anak tidak mempunyai faktor reumatoid kla- efusi. Penonjolan dari membran sinovialis yang menebal
sik. Upaya untuk mengaitkan "faktor reumatoid tersembunyi" membentuk vili yang menonjol ke dalam ruang sendi; reuma-
(antibodi yang reaktif dengan gama globulin yang dideteksi toid sinovial yang hiperplastik dapat menyebar dan melekat
melalui berbagai macam metode) dengan patogenesis JRA ti- pada kartilago artikuler (pembentukan pannus [membran ab_
dak memberikan kesimpulan. Kejadian artritis kronis pada normall). Pada sinovitis kronis dan proliferasi sinovial yang
penderita defisiensi IgA dan hipogamaglobulinemia memberi berkelanjutan, kartilago artikuler dan struktur sendi lainnya
kesan bahwa bagaimanapun juga, imunodefisiensi dapat me- dapat tererosi dan rusak secara progresif. Lamanya sinovitis
nyebabkan kecenderungan untuk menderita artritis kronis; na- sebelum sendi menjadi rusak secara perrnanen, bervariasi;
mun, pada anak JRA, tidak ada imunodefisiensi yang dapat pada umumnya, kerusakan kartilago artikuler terakhir dalam
dikenali (identifiable) yang dapat dideteksi. Timbulnya JRA perjalanan JRA terjadi lebih belakangan daripada pada penya,
secara klinis dapat menyertai infeksi sistemik akut atau trauma kit yang timbul pada/dimulai-dewasa, dan banyak anak yang
fisik pada sendi, tetapi kaitan langsung dengan kejadian seperti menderita JRA tidak pernah mendapat cedera sendi permanen
demikian tidak terbukti. Eksaserbasi dapat menyertai penyakit walaupun sinovitisnya lama. penghancuran sendi terjadi lebih
atau stres psikis yang datang di antaranya. sering pada anak dengan penyakit faktor reumatoid_positif
Penyakit pausiartikuler tipe II seringkali disertai riwayat atau penyakit yang timbul/dimulai secara sistemik. Bila peng_
keluarga yang positif dengan spondilitis ankilosans, sindrom hancuran sendi telah dimulai, dapat terjadi erosi tulang
Reiter, iridosiklitis akut, atau artritis pausiartikuler. Baik JRA subkhondral, penyempitan "ruang sendi" (kehilangan kartilago
pausiartikuler tipe I maupun poliartritis faktor reumatoid-po- artikuler), penghancuran atau fusi tulang, dan deformitas, sub_
sitif kadang-kadang terjadi pada satu atau lebih keluarga ting- luksasio atau ankilosis persendian. Mungkin dijumpai tenosi-
kat-pertama dari anak yang terkena. Setiap subkelompok ini novitis dan miositis. Osteoporosis, periostitis, pertumbuhan
mempunyai hubungan HLA yang berbeda, menunjukkan bebe- epifiseal yang dipercepat, dan penutupan epifiseal prematur
rapa kecenderungan genetik terhadap penyakit; penyakit pausi- dapat terjadi dekat dengan sendi yang terkena.
artikuler tipe II denganHLA-827, penyakit pausiartikuler tipe Nodul reumatoid kurang sering terjadi pada anak daripada
I dengan HLA-DR8, -DR5, dan -DR6, dan penyakit faktor oiang dewasa, terutama pada penyakit faktor reumatoid-
reumatoid-positif dengan HLA-DR4. Tidak ada penyakit yang positif, dan memperlihatkan bahan fibrinoid yang dikelilingi
timbul secara sistemik atau poliartritis seronegatif, yang dike- oleh sel radang kronis. Pleura, perikardium dan peritoneum
tahui mempunyai hubungan HLA atau kejadian familial. dapat menampakkan serositis fibrinosa nonspesifik; yang ja_
818 Bagian XVI a Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
naikan sampai 102oF (39oC) atau lebih tinggi sekali sehari Gambar 148-7. Ruam artritis reumatoid juvenil yang mulaisecara-sistemik.
atau dua kali sehari dan cepat kembali ke suhu normal atau
subnormal (Gb. 148-6). Kenaikan suhu biasanya terjadi pada
sore hari dan kadang-kadang pada pagi harijuga. Sering diser- jukkan penebalan pleura atau sedikit efusi pleura; efusi peri
tai menggigil karena kedinginan. Penderita agaknya dapat ke- kardium dapat banyak dan kemungkinan terdapat perubahan
lihatan sakit yang membahayakan selama masa demam dan elektrokardiografi. Perikarditis JRA biasanya benigna. Jarang
membaik secara mengherankan selama remisi. Ruam reuma- terdapat nyeri dada yang berat, dispnea, atau gagal jantung,
toid (Gb. 148-7 dan 148-8) ditandai khas oleh sifat pemuncul- dengan atau tanpa bukti adanya miokarditis, memerlukan te-
ar- dan penghilangannya yang berulang-ulang. Lesi khusus ter- rapi yang sungguh-sungguh. Kadang-kadang infiltrat inter-
diri atas makula merah-merah muda, pucat, kecil (beberapa stisial paru terjadi pada penyakit sistemik aktif (lihat Bab
milimeter) sering dengan kepucatan sentral; lesi yang meluas 346). Beberapa anak menderita episode nyeri perut yang berat
dapat menyatu. Ruam ini paling sering ditemukan pada badan selama penyakit aktif, mungkin berkaitan dengan serosiris arau
dan ekstremitas proksimal tetapi dapat terjadi di mana saja adenopati mesenterika.
pada badan, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Biasa- Leukositosis dan bahkan reaksi leukomoid umum ditemui.
nya tampak selama masa demam tetapi dapat juga diimbas Anemia penyakit kronis juga sering ada selama penyakit aktif
oleh trauma kulit (respons isomorfik), panas serta keadaan dan kadang-kadang jelas. Koagulasi intravaskuler tersebar dan
yang mempermalukan penderita. Hepatosplenomegali dan gagal hati akut telah dilaporkan; hubungan dengan terapi obat
limfadenopati menyeluruh terjadi pada kebanyakan anak de- (aspirin. emas) tidak pasti.
ngan penyakit sistemik aktif. Tingkat organomegali mungkin Kebanyakan anak dengan JRA sistemik mempunyai mani-
mencolok. Disfungsi hati ringan mungkin dijumpai, dan histo- festasi sendi pada atau dalam beberapa bulan sejak mulainya
logi kelenjar getah bening dapat menyerupai limfoma. Sekitar penyakit, tetapi artritis mungkin pada mulanya terabaikan bila
sepertiga anak yang terkena menderita pleuritis atau perikardi- gejala sistemik yang ada berlebihan. Beberapa penderita pada
-menun-
tis, seringkali subklinis. Roentgenogram dada dapat mulanya hanya menderita mialgia berat, artralgia, atau artritis
sementara. Pada beberapa penderita tidak timbul artritis sam-
pai berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. Gambaran
r 05.8 keterlibatan sendi biasanya menyerupai gambaran pada penya-
104
kit poliartikuler. Serangan yang khas adalah pada sendi-sendi
midkarpus dan midtarsus berupa pembengkakan dorsal yang
t0 ro2, 2 o
G
bersesuaian pada pergelangan tangan atau kaki. Manifestasi
0 E. sistemik biasanya sembuh sendiri selama beberapa bulan teta-
10o oa)
a pi dapat kambuh. Morbiditas JRA sistemik yang sebenarnya
adalah artritis yang menjadi kronis pada beberapa penderita
98
dan menetap sesudah gejala sistemik reda. Manifestasi sis-
968 temik jarang kambuh sesudah penderita mencapai masa de-
95 wasa, walaupun artritis kronis dapat menetap.
PERJALANAN DAN PROGNOSIS. Penyebab utama morbidi-
tas pada JRA poliartikuler dan sistemik adalah penyakit sendi
Gambar 148-6. Demam khas artritis reumatoid juvenil sistemik. Terdapat ke-
naikan suhu sampai 39"C atau lebih tinggi sekali sehari atau dua kali sehari,
{<ronis, 20Vo anak yang menderita penyakit pausiartikuler tipe I
dengan pengembalian suhu yang cepat sampai ke tingkat normal atau subnor- nantinya berkembang menjadi poliartritis, yang mungkin be-
mal. rat. Pada penyakit pausiartikuler, morbiditas utama adalah
822 Bagian XVI f Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
fusi tulang. Perubahan roentgenografik akhir, misalnya pada pada SLE. Anlqtlosing spondylitis dapat muncul berupa artritis
pergelangan tangan dan tangan (lihat Gb 148-2) adalah khas. beberapa sendi perifer, yang tidak dapat dibedakan dari JRA
Perubahan khas dapat terjadi pada leher, berupa penyempitan (pausiartikuler tipe II) sebelum keterlibatan spina yang khas
dan akhirnya fusi sendi-sendi arkus saraf (paling sering dite- menjadi nampak; adanya perubahan sendi sakroiliaka yang di-
mukan padaC2 dan C3, Gb i48-10) erosi prosesus odontoid, ni secara rontgenografik yang disertai dengan nyeri punggung
subluksasi atlantoaksiai dan kurangnya perkembangan kotpus bagian bawah dan lingkar tulang panggul adalah mengesan-
vertebra. Sakroiliitis, yang seca.ra roentgenografik menyerupai kan. Sindrom Reiter (artritis, uretritis, konjungtivitis) tidak la
spondilitis ankilosans, sering ditemukan pada anak yang men- zim pada anak tetapi harus dipikirkan pada mereka yang men-
derita penyakit pausi-artritis tipe II. Pemeriksaan khusus derita penyakit pausiartikuler tipe II. Sindrom vaskulitis,
menggunakan ultrasound, computed tomography scanning, dermatomiositis, kolitis ulseratif, psoriasis dan sarkoidosis da-
dan foto resonansi magnetik (MRI) dapat memberikan penjela- pat disertai dengan artritis yang serupa dengan artritis JRA, te-
san lebih lanjut mengenai jaringan lunak dan kelainan tulang. tapi dapat dibedakan atas dasar klinis. Penyakit imunodefisi-
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Lihat Tabel 148-3 ensi mungkin jarang disertai dengan artritis kronis yang me-
dan 148-4. Diagnosis adalah klinis dan tergantung pada ada- nyerupai JRA.
nya artritis atau manifestasi sistemik khas selama 3 bulan ber- Berbagai keadaan seperti trauma sendi, penyakit Legg-
turut-turut atau lebih dan tidak terdapatnya penyakit lainnya. Perthes, diskitis, penyakit Osgood-Schlatter, epifisis kaput fe-
Pada awal penyakit dapat dipikirkan: infeksi sendi piogenik moris yang tergelincir, dan sindrom nyeri kongenital pada mu-
atau tuberkulosis, osteomielitis, sepsis, atau artritis yang diser- lanya dapat menyerupai JRA. Sinovitis toksik akut pada ping-
tai dengan penyakit infeksi akut lainnya. Biakan cairan sendi, gul adalah keadaan yang sembuh sendiri, sebabnya belum di-
uji tuberkulin, dan roentgenogram sendi yang terkena mem- ketahui; JRA jarang mulai pada atau hanya mengenai pinggul.
bantu. Penyakit Lyme harus selalu dipikirkan, terutama pada Sinovitis villonoduler berpigmen, berlebihnya pertumbuhan
anak dengan penyakit pausiartikuler. Dapat terjadi artritis yang sinovia yang tidak lazim, biasanya hanya mengenai satu sendi.
lamanya terbatas, yang diakibatkan oleh infeksi parvovirus Biopsi sinovia mungkin berguna, terutama untuk menge-
dan virus lain serta imunisasi rubela. Infeksi gonokokus dapat sampingkan infeksi pada penderita penyakit monartikuler; na-
menimbulkan artritis. Leukemia akut dan keganasan lainnya mun, analis histologis sinovia tidak dapat membedakan ber
kadang-kadang muncul berupa nyeri dan pembengkakan dari bagai subgrup JRA, gangguan reumatik lain, atau bahkan
salah satu sendi atau lebih dan hal ini harus dipikirkan, teru- yang disebut dengan keadaan pasca-infeksi.
tama jika ditemui rasa nyeri yang berat, atau bila terdapat ane- PENGOBATAN. Tujuan pengobatan cepat dan jangka lama
mia, trombositopenia atau kelainan sel darah putih yang berat. ada dua macam: memelihara fungsi sendi dan memberikan pe-
Pada demam reumatik akut, migrasi artritis yang bersifat rawatan yang cukup terhadap manifestasi ekstra-artikuler tan-
sementara dan bukti adanya karditis.membantu dalam membe- pa menyebabkan bahala iatrogenik dan untuk mendukung ke-
dakan dari penyakit lainnya. Lupus eritematosus sistemik luarga dan anak dalam mencapai penyesuaian psikologis yang
(SLE) dan penyakit jaringan ikat campuran yang dapat me- optimal. Hal ini memerlukan perhatian yang tekun terutama
nimbulkan artritis tidak dapat dibedakan dari artritis reuma- dari seorang dokter dan dapat memerlukan konsultasi dengan
toid, tetapi umumnya perubahan pada sendi-sendinya lebih berbagai spesialis. Walaupun JRA mungkin telah lama dan ti-
ringan, dan biasanya terdapat manifestasi klinis SLE lainnya; dak mempunyai obat spesifik, pada kebanyakan penderita
namun, ANA dan kadang- kadang sel LE terjadi pada JRA dan prognosis akhirnya baik, dan kehidupan penderita jarang ter-
ancam. Penanganan anak yang terkena dan keluarganya meru-
pakan ujian simpati, kesabaran, empati dan keterampilan klinis
dokter. Eksaserbasi yang tidak dapat diramalkan mengecilkan
hati dan menyebabkan evaluasi terapi sukar. Ada kecende-
rungan yang tidak dapat dimengerti pada orang-tua, untuk
mencari-cari pertolongan medis dan memakai obat-obat yang
umumnya laris di pasaran atau dukun. Sifat kronis penyakit
dapat menyebabkan kekuatiran keluarga dan menghentikan
upaya yang mendukung, yang dapat memberi peluang terjadi-
nya kecacatan yang tidak perlu.
Ada perubahan sedikit demi sedikit dalam terapi obat un-
tuk JRA. Salisilat menjhdi kurang sering digunakan karena ke-
kuatiran tentang hubungannya dengan sindrom Reye, dan agen
anti radang nonsteroid (NSAID) lebih sering digunakan. Me-
totreksat dosis rendah semakin banyak digunakan pada pende-
rita yang tidak responsif terhadap NSAID, dan terapi dengan
preparat garam emas, antimalaria serta D-penisilamin kurang
sering digunakan.
Asam asetilsalisilat (aspirin) dalam dosis cukup untuk
Gambar 148-L0, Spina servikalis pada artritis reumatoid juvenil aktif-yang- mempertahankan kadar darah 20-30 mg/dl sering meringan-
lama, memperlihatkan fusi arkus saraf antara sendi C2-C3, penyempitan dan kan manifestasi artritis dan sistemik penyakit. Kadar darah de-
erosi sendi arkus sarafsisanya, mengakibatkan lengkungan yang abnormal. mikian dapat dicapai dengan menggunakan dosis sekitar
824 Bagian XVI t Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
r'**:'
a{ifeslasi *'ffiHi*.
**"*,,*, *or*rrfy..,-pffi,unao-
l$kgilh",rilLt,,,.,,:,,,,LLtiiia ii llii 'js*q'ry:,."ffi9;g
"Hff;.",-_*- ift*ii.ruri u*i ***ro-,drri ii+;-.-,:* titifu
n,"
THfrffi ".Hr;*#- 'Hllfi'- "'#r.+*t
rulo.iro.,,",
, aniSulei+. * "taoau-1
l#fl:; t ffi;'ffi
N.\;id$iii iri
]31ffi'ff' I
*,r
illl-;Sffi;-$
*'*''d i**iffi:
_t*o:t, ffil;;'
,tr## . mT*." ,,,I*t#i*,{;
".,:T::*"^
men-
{ang
iakrn: dbiah, u,u".r,*,; ' *j;;* rr;;"^ ,.*tff'-;t,"
ill'Eilffiutffi
*tu$pgl tcan
" ilkrrX titerl. ttilogis. te- " an srruktur Normar l
Ruam,',
Kelemahanrotot,
nyeri l
Castroinrestinat, per-
*+i;=7iirfitt
Effifiitqp::E:#
Kelarnan "enzim
, otot," eielciom;o.
gran"r, biopsi.otot
""u*ffi "O-U
**,r0",
,
niignOsis . Klifiis
,;
ioam Ois.rtai *il-
Clss
*,*fu,n"** Biopsiotot
Krorus .., ,
'Dapat
memadkan
iir:::::,:1t
l}}mglkg/24jam aspirin untuk anak dengan berat badan 25kg paran dengan cacar ah atau influenza. Walaupun keadaan ini
atau kurang dan dosis harian total 2,4-3,6 g untuk anak yang jarang terjadi pada anak dengan JRA yang mendapar salisilat,
lebih tua atau lebih berat. Terdapat variasi individu yang besar agaknya merupakan tindakan yang bijaksana untuk menghen-
dalam kebutuhan dosis, dan penderita harus diawasi dengan te- tikan sementara penggunaan salisilat pada anak yang terpapar
liti terhadap keracunan. Hiperventilasi atau pernapasan berat infeksi ini.
dan mengantuk atau perubahan sistem saraf pusat lainnya se- Beberapa NSAID tersedia untuk terapi artritis orang dewa_
ring merupakan tanda salisilisme paling awal pada anak. Tini- sa. Dari agen-agen NSAID ini, tolmetin, naproksen, dan ibu_
tus, yang merupakan keluhan salisilisme yang lazim pada profen, sekarang penggunaannya pada anak-anak di Amerika
orang dewasa, jarang dilaporkan pada anak. Salisilat harus Serikat telah disetujui; indometasin, walaupun sering diguna-
diberikan bersama makanan karena kemungkinan iritasi lam- kan, masih dilabel 'Jangan diresepkan pada anak berumur ku_
bung; antasid atau preparat buffer salisilat harus ditambahkan rang dari 14 tahun kecuali jika terdapat toksisitas atau kurang
jika anak mengeluh nyeri lambung, dan anak dengan keluhan manjurnya obat-obat yang lain yang risikonya akan lebih ting_
intestinal menetap harus diamati akan adanya gastritis dan pe- gi. NSAID berpotensi serupa dengan aspirin dalam meredakan
nyakit ulkus. Dapat terjadi kenaikan kadar serum enzim hati; radang, nyeri dan demam; diduga bahwa beberapa NSAID
hubungannya dengan penyakit hati yang berarti secara klinis memberi peredaan yang utama pada penderita spondiloartro_
adalah tidak lazim, tetapi salisilat harus dihentikan jika terda- pati. Beberapa agen NSAID ini mempunyai keuntungan yaitu
pat kadar enzim yang tinggi. F'enomena perdarahan dapat ter- hanya memerlukan dua kali sehari pemberian. Semua NSAID
jadi (sekunder) akibat pengaruh pada fungsi trombosit. peme-
mempunyai efek samping yang serupa dengan efek samping
riksaan epidemiologis menunjukkan bahwa penelanan aspirin salisilat; iritasi lambung, dan kemungkinan penyakit ulku;
dihubungkan dengan sindrom Reye pada anak sesudah pema- peptikum, kemungkinan keracunan hati, kemungkinan keracu_
826 Bagian XVI . Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
nan ginjal serta berinterferensi dengan fungsi trombosit. Nyeri darah, fungsi hati dan ginjal secara periodik. Penelitian darurat
kepala dan disfungsi sistem saraf pusat dapat terjadi pada be- anak-anak yang telah mendapat tipe terapi ini selama 5 tahun
berapa anak. Apa yang disebut sindrom pseudoporfiria, de- atau lebih tidak memberi kesan toksisitas yang merugikan
ngan kulit mudah robek merupakan sasaran untuk lesi berja- pada masa yang pendek ini; namun belum ada penelitian pe-
ringan parut, terutama pada anak-anak berkulit-terang yang mantauan yang lama. Suatu proporsi yang berarti pada anak-
terpapar pada matahari, dapat mengganggu terapi nonsteroid $ anak yang diobati dengan metotreksat berespons dalam bebe-
yang cocok, terutama dengan naproksen. rapa minggu atau beberapa bulan berupa peredaan klinis se-
Waktu untuk penentuan kemanjuran NSAID adalah ber- bagian atau seluruhnya. Beberapa anak yang gagal dengan
minggu-minggu sampai berbulan-bulan. Tidak satupun dari terapi metotreksat oral dosis-rendah berespons terhadap terapi
obat ini yang terbukti superior dalam kemanjurannya diban- intramuskuler atau pada terapi metotreksat dosis-tinggi; na-
ding salisilat pada percobaan terkontrol, dan semuanya mem- mun cara kedua ini masih dianggap eksperimental dan harus
punyai bahaya toksik yang potensial. Beberapa penderita me- dipantau dengan hati-hati. Pada beberapa anak itu yang de-
miliki respons yang lebih baik terhadap salah satu agen dari- ngan penyakit seropositif, harus dipikir-kan adanya kemung-
pada agen yang lain, dan adalah beralasan untuk mencoba dua kinan percepatan pembentukan nodul reumatoid selama
atau tiga agen berturut-turut jika terdapat kegagalan respons mendapat terapi metotreksat. Ada sedikit informasi mengenai
yang adekuat terhadap agen pertama yang dipilih. Tidak ada apakah agen nonsteroid harus diberikan bersama dengan me-
bukti bahwa kombinasi dari agen-agen ini manjur, sebaliknya totreksat; kombinasi demikian seringkali digunakan, tetapi
kombinasi demikian dapat menambah toksisitas. hubungannya dengan setiap keracunan obat yang ditemukan
Agen pengubah-penyakit meliputi garam-girram emas (oral harus dipikirkan. Lama terapi metotreksat tetap merupakan
atau intramuskuler), antimalaria, D-penisilamin, sulfasalazin, suatu masalah; terdapat banyak bukti bahwa obat ini supresif
melotreksat, dan imunoglobulin intravena. Garam emas oral, bukannya remitif (pereda) yang sebenarnya, dan penyakit da-
antimalaria dan D-penisillamin tidak terbukti superior terha- pat menghebat lagi sesudah terapi metotreksat dihentikan,
dap plasebo pada penelitian terkontrol. Garam emas intra- bahkan bertahun-tahun sesudah terapi yang tampaknya sukses.
muskurer belum pernah menjadi subjek penelitian JRA terkon- Ada sedikit indikasi untuk penggunaan sistemik kortiko-
trol tetapi juga kurang sering digunakan pada anak-anak. Se- steroid pada JRA. Agen ini secara dramatis menekan gejala-
mua obat ini mempunyai kemungkinan toksisitas yang berarti gejala tetapi tidak mengakibatkan peredaan pennanen ataupun
dan harus dipantau dengan hati-hati. Toksisitas terapi emas mencegah terjadinya kerusakan sendi (lihat Gb 148-2). Lagi-
meliputi ruam, ulkus mukosa, leukopenia, trombositopenia, pula, penghancuran kartilago dan nekrosis tulang aseptik, teru-
anemia dan proteinemia. Penderita yang sedang mendapat tama pada kaput femoris, dapat diakibatkan oleh terapi steroid
terapi emas, harus diawasi secara ketat terhadap efek sam- jangka lama (lihat Gb I48-4). Dosis terapeutik kortikosteroid
pingnya; obat harus dihentikan, sekurang-kurangnya sementa- juga menyebabkan penekanan adrenal, dapat menekan pertum-
ra, jika terdapat salah satu dari tanda toksis tersebut. Hidrok- buhan, dan dapat menimbulkan efek samping lain yang ke-
sikloroquin, bentuk antimalaria yang paling sering digunakan mungkinan berbahaya. Dosis yang diperlukan untuk penekan-
pada reumatologi dapat disertai dengan toksisitas okuler, yang an gejala tidak dapat diramalkan dan sebenarnya dapat me-
harus dipantau juga. D-penisilamin dapat menyebabkan pe- ningkat pada terapi yang lama.
nekanan sumsum tulang, cedera ginjal, ruam dan miastenia indikasi penggunaan kortikosteroid pada JRA meliputi pe-
gravis atau berbagai fenomena autoimun lainnya. nyakit sistemik berat yang tidak responsif terhadap percobaan
Sulfasalazin, yang telah digunakan selama bertahun-tahun dengan salisilat yang adekuat dan iridosiklitis yang tidak ter-
pada anak dengan penyakit radang usus, saat ini sedang digu- kontrol oleh steroid topikal. Pada yang peftama (penyakit sis-
nakan untuk mengobati JRA dan spondiloartropati. Tidak ada temik berat) atau pada keadaan yang jarang melibatkan pita
percobaan terkontrol terhadap obat ini dalam mengobati pe- suara ataupun dekompensasi jantung akibat perikarditis atau
nyakit -eumatik masa kanak-kanak, tetapi beberapa pengamat miokarditis, diindikasikan pemberian prednison dengan dosis
mengira bahwa obat ini dapat membantu. Toksisitasnya kira- awal l-2 mgkgl24 jam. Segera sesudah gejala tertekan, dosis
kira sama dengan toksisitas yang ditemukan pada penyakit ra- harus dikurangi dan obat sedikit demi sedikit dihentikan di ba-
dang usus: efek samping gastrointestinal, nyeri kepala, reaksi wah lindungan salisilat. Pada penurunan dosis sering terdapat
hipersensitivitas dan sistem saraf pusat atau toksisitas ginjal. rebound gejala sementarc, yang harus ditunggu. Karena mani-
Imunoglobulin intravena telah diujikan pada anak dengan pe- festasi JRA sistemik biasanya sembuh sendiri, prednison bia-
nyakit yang mulai-secara-sistemik dan dengan artritis berat; ti- sanya berhasil dihentikan dalam beberapa minggu atau bebe-
dak ada peragaan yang jelas mengenai kemanjuran yang ada rapa bulan. Pada penderita dengan iridosiklitis yang tidak res-
terhadap manifestasi sistemik atau untuk artritis. ponsif terhadap terapi steroid topikal, diindikasikan steroid
Metotreksat sekarang telah terbukti merupakan suatu agen sistemik dalam dosis yang adekuat untuk menekan radang
yang efektif pada banyak anak dengan JRA berat, dan seka- okuler sebagaimana yang telah dipantau melalui pemeriksaan
rang obat ini semakin sering digunakan untuk terapi anak de- lampu celah; diberikan dosis tunggal setiap hari atau selang
ngan penyakit yang tidak responsif terhajap agen-agen non- sehari mungkin cukup. Terapi harus dilakukan bersama-sama
steroid. Dosisnya rendah (10-15 mg/m'/minggu, diberikan dengan ahli mata.
secara oral atau intramuskuler). Efek samping adalah rasa ti- Kortikosteroid seharusnya jarang digunakan untuk mere-
dak enak pada gastrointestinal sesudah pemberian oral me- dakan manifestasi pada persendian saja, karena obat ini tidak
totreksat, kemungkinan penekanan sumsum tulang, dan menyembuhkan artritis atau mencegah kerusakan sendi, dan
hepatotoksisitas. Penderita harus dipantau dengan pemeriksaan efek samping jangka-lamanya bahkan mungkin kurang dapat
149 . Spondilitis Ankilosans dan Spondiloartropati lain 827
ditoleransi daripada penyakit sendinya sendiri. Kemungkinan Arthritis Foundation: Arthritis in Children. Atlanta, Arthriris Foundation,
terapeutik yang beralasan lainnya harus selalu dilakukan terle- t993.
Arthritis Foundation: Juvenile Dermatomyositis. Atlanta, Arthritis Founda-
bih dahulu. Jika digunakan kortikosteroid, harus berupaya tion, 1989.
menggunakannya dengan dosis efektif terendah, digunakan se- Arthritis Foundation: When Your Student Has Arthritis. Atlanta. Arthritis
lang sehari atau dosis tunggal setiap hari kapan saja dimung- Foundation, 1989.
kinkar, dan meminimalkan lamanya pengobatan. Injeksi kor- Brewer EJ, Angel KC: Parenting a Child with Arthritis. Los Angeles, Howell
House, 1992.
tikosteroid intra-artikuler mungkin efektif bagi artritis persis-
Cassidy JT, Levinson JE, Bass JC, et al: A study ofclassification criteria for a
ten pada satu atau beberapa sendi, tetapi jangan dilakukan diagnosis ofjuvenile rheumatoid arthritis. Arthdtis Rheum 29:274, 19g6.
injeksi berulangkali pada satu titik yang sama. Delnocencio J, Giannini EH, Glass DN: Can genetic markers contribute to th"
classification of juvenile rheumatoid arthritis? J Rheumatol 20(Suppl
Terapifisik dan terapi pekerjaan merupakan metode pen- 40):12,1993.
ting untuk memperbaiki gerakan dan kekuatan otot di sekitar Emery HM: Treatment of juvenile rheumatoid arthritis (review). Cun Opin
sendi yang terkena dan memulihkan serta mempertahankan ke- Rheumatol 5:629,1993.
mampuan fungsional penderita. Penderita dan orangtua harus Femandez-Vina M, Fink CW, Stastng p: HLA association in juvenile arthritis.
dunstruksikan pada program latihan fisik yang tepat untuk di- Clin Exp Rheumatol 12:205,1994.
Giannini EH, Brewer EJ, Kuzmina N, et al: Methotrexate in resistant juvenile
lakukan setiap hari di rumah. Aktivitas seperti naik sepeda ro-
rheumatoid arthritis: Results of the USA-USSR double-blind placebo con_
da tiga dan berenang adalah bermanfaat dan harus didorong. trolled trial. N Engl J Med 326:1043, 1992.
Bidai malam hari untuk lutut dan pergelangan tangan dapat Graham L, Myones B, Rivas-Chacon R, et al: Morbidity associated with
membantu mencegah dan mengoreksi deformitas. Pembalut longterm methotrexate therapy in juvenile rheumatoid arthritis. J pediatr
120:468,1992.
gips silinder atau imobilisasi sendi yang lama harus dihindari.
Lindsley CB: Uses ofnonsteroidal anti-inflammatory drugs in paediatrics. Am
Tirah baring mempunyai peran kecil dalam pengobatan. Biasa- J Dis Child 74'1:229,1993.
nya anak dapat mengukur kadar aktivitas dirinya sendiri; Malleson PN, Fung MY, Petty RE, et al: Autoantibodies in chronic arthritis of
umumnya mereka hanya akan menghindari aktivitas-aktivitas childhood: Relations with each other and with histocompatibility antigens.
Ann Rheum Dis 5l:1301, 1992.
yang menyebabkan kelelahan berlebihan dan nyeri sendi.
Prieur AM, Petty RE: Definitions and classrfication of ckonic arthritis in chil-
Pembedahan ortopedik kadang-kadang diperlukan untuk mem- dren. Bailleres Clin Pediatr l:695, 1993.
perbaiki defbrmitas sendi. Sinovektomi sendi tertentu kadang- Pugh MT, Southwood TR, Gaston JSH: The role of infection in juvenile
kadang menolong tetapi tidak mengobati. Pergantian total chronic arthritis. Br J Rheumatol 32:838, 1993.
Schaller.JG: Juvenile rheumatoid arthritis.. pediatr Rev, in press, 1995.
sendi yang hancur, terutama pinggul dan iutut, sekarang di-
Sharples AC, Stebulis JA, Weafer-Hodgins M: Just One of the Kids: A Video
mungkinkan apabila pertumbuhan penuh telah dicapai. Sun- for Teachers and school Personnel. Boston, Affiliated children's Arthritis
tikan kortikosteroid pada sendi tertentu kadang-kadang dapat Centers of New England, I 994.
menolong, tetapi suntikan berulang tidak boleh digunakan. Stebulis JA, DeNardo BA, Tucker LB, Schaller JG: The pediatric Rheurnatol_
ogy Handbook for Families. Baltimore, Johns Hopkins University press. in
Mikrognathia mungkin memerlukan penanganan ortodontik press. [Cunently available as Stebulis JA (ed): The Handbook for Families.
dan pembedahan mulut. Klasifikasi fungsional JRA meliputi Boston Affiliated Children's Arthritis Centers of New England, 19941.
empat kelas: I, melakukan semua aktivitas; II, melakukan se- Stephan JL, Zeller J, Hubert PH, et al: Macrophage activation syndrome and
cara cukup dengan beberapa keterbatasan; III, aktivitas terba- rheumatic disease in childhood: A report of four new cases. Clin Exp Rheu-
matol 11:451, 1993.
tas, hanya merawat diri; dan IV tergantung-kursi roda atau Weatherbee LL, Neil AJ: Educational Rights for Children with Arthritis: A
terbaring di tempat tidur. Manual for Parents. Atlanta, Arthdtis Foundation, 19g9.
Iridosiklitis memerlukan diagnosis dan terapi segera untuk Williams RA, Ansell BM: Radiological findings in seropositive juvenile
memelihara visus. Mata harus diperiksa pada setiap kunjungan chronic arthritis with particular reference to progression. Ann Rheum Dis
44( l0):685. 1985.
ke dokter dan pemeriksaan lampu-celah ofthalmologis harus di-
Yancey C, Gross RD, et al: Guidelines for opthalmologic examinations in
lakukan sekurang-kurangnya sekali setiap tahun pada anak de- children with juvenile rheumatoid arthritis. pediatrics 92:295, 1993.
ngan penyakit sistemik dan poliartikuler, dan empat kali setiap
tahun pada anak dengan penyakit pausiartikuler. Orang-tua ha-
rus diingatkan untuk lapor dengan segera jika timbul suatu ge-
jala mata atau penurunan ketajaman penglihatan. Terapi irido-
siklitis harus diawasi oleh dokter spesialis mata. Pada mula-
nya, terapi ini terdiri atas penggunaan steroid topikal dan agen
pendilatasi. Steroid sistemik atau suntikan steroid sub-konjung-
I Bnn 149
tiva harus digunakan jika penyembuhan radang okuler yang
segera melalui agen topikal tidak dicapai. Pemantauan mata
Sp ondilitis Ankilosans dan
jangka lama yang sering dilakukan adalah penting. Pembedah- Sp o ndilo artr op ati lain
an oftalmologis mungkin diperlukan untuk sekuele kronis.
Anak dengan JRA harus didorong untuk hidup senormal
mungkin. Mereka dan orangtuanya perlu mengetahui apa yang Jq.ne Green Schaller
diharapkan dan diobati dengan optimistis. Anak yang terkena
tidak boleh percaya bahwa mereka tidak mampu (invalid) teta-
pi harus diajari sepercaya diri mungkin. Dengan dorongan, ke- SPONDILITIS ANKILOSANS
banyakan penderita dapat hidup aktif, pergi ke sekolah, dan
berperan serta pada aktivitas biasa kecuali olahraga berat. Ra- Spondilitis ankilosans ditandai secara khas dengan adanya
wat inap yang lama harus dihindari. Anak yang yang mende- kekakuan dan nyeri pada punggung, keterlibatan sendi sakro-
rita cacat sisa perlu bantuan dalam perencanaan kejuruan. iliaka, dan berbagai progresivitas lesi pada sendi dan jaringan
828 Bagian XVI a Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
Reiter dapat menyertai spondilitis yang menyerupai spondilitis mulainya pada masa kanak-kanak belum diketahui. Kebanyak-
ankilosans. an anak sembuh dalam beberapa bulan. Namun, beberapa indi-
PENGOBATAN. Tujuan terapi adalah meredakan nyeri dan vidu selanjutnya menderita spondilitis ankilosans, beberapa
mempertahankan sikap dan fungsi badan yang baik. Untuk menderita artitis perifer rekurens atau kronis, dan beberapa
meredakan nyeri, salisilat mungkin cukup. Indometazin atau lagi menderita serangan berulang radang mata atau uretra. Di-
agen anti radang nonsteroid lainnya dapat menolong. Garam- agnosisnya adalah klinis. Uretritis yang menular dan penyakit
garam emas tidak dianggap efektif, dan terapi kortikosteroid gonokokus harus disingkirkan. Salisilat atau salah satu agen
jarang terindikasi. Terapi radiasi merupakan kontraindikasi. anti-radang nonsteroidal lainnya diguna.kan untuk pengobatan.
Mempertahankan sikap badan yang baik adalah sangat penting Terapi fisik juga memainkan peran penting pada terapi. Pende-
untuk pemeliharaan fungsi badan yang baik; olahraga dimak- rita harus dipantau terhadap adanya keterlibatan spinal
sudkan untuk memperbaiki sikap badan dan harus dilakukan berikutnya.
penguatan otot-otot paraspinalis. Tidur harus mengggunakan ARTRITIS PENYAKIT RADANG USUS. Baik kolitis ulseratif
kasur yang keras atau tempat tidur papan, dan bantal yang te- maupun enteritis regional Qihat Bab 283) dapat disertai de-
bal harus dihindari. ngan artritis selama masa kanak-kanak; sekitar 10Vo anak de-
ngan penyakit radang usus pada beberapa waktu akan mende-
rita manifestasi sendi. Anak yang terkena biasanya berumur
SPONDILOARTROPATI LAINNYA.
lebih dari 8 tahun. Artritis biasanya mengenai beberapa sendi
Spondiloartropati yang diuraikan pada orang dewasa meli- besar dalam pola pausiartikuler. Artritis biasanya mulai ber-
puti mereka yang bertipe artritis seronegatif yang disertai sa- sama dengan atau sesudah timbulnya penyakit usus yang aktif;
kroiliitis dan artritis spinalis; spondilitis ankilosans, penyakit pada beberapa penderita, artritis mungkin merupakan manifes-
Reiter, artritis psoriasis, artritis penyakit radang usus, dan "ar- tasi pertama penyakit. Artritis penyakit radang usus pada
tritis reaktifl'yersiniosis dan infeksi gastrointestinal lain (Ta- anak-anak mengikuti dua pola, seperti halnya pada orang de-
bel 149-l). Walaupun tipe artritis ini lebih jarang didapati pa- wasa. Kebanyakan anak yang terkena menderita artritis perifer
da anak-anak daripada orang dewasa, beberapa dari mereka, yang timbul dan hilang bersama aktivitas penyakit usus dan ti-
terutama spondilitis ankilosans dan penyakit Reiter, kadang- dak menyebabkan penghancuran'sendi atau deformitas sendi
kadang dapat salah didiagnosis sebagai JRA. Semua spondilo- pennanen. Meskipun demikian, beberapa anak menderita pe-
artropati disertai dengan HLA-B27; tidak ada yang disertai de- nyakit yang tidak dapat dipisahkan dari spondilitis ankilosans
ngan faktor reumatoid atau ANA. Patologi jaringan sinovia dan penderita tersebut dapat menjelek menjadi cacat tanpa me-
yang terkena tidak berbeda dengan patologi jaringan sinovia mandang pengendalian terhadap penyakit usus yang menda-
artritis reumatoid. Beberapa dari spondiloartropati, terutama sari. Karenanya, penting untuk memantau anak yang menderi-
penyakit Reiter dan artritis reaktif, dapat terjadi sesudah keja- ta penyakit radang usus untuk mendapatkan bukti adanya sar-
dian lingkungan yang dapat dikenali seperti infeksi dengan koiliitis atau artritis spinalis. HLA-827 disertai dengan spon-
Shigella atau Yersinia. Spondiloartropati dapat berkelompok dilitis ankilosans tetapi bukan dengan artritis perifer dari pe-
dalam beberapa keluarga, yaitu beberapa anggota keluarga nyakit radang usus. Terapi untuk artritis perifer adalah pengo-
menderita salah satu tipe artritis ini atau lainnya; iridosiklitis batan yang adekuat terhadap penyakit usus yang mendasari-
akut dapat juga disertai spondiloartropati yang demikian. Ke- nya, kadang-kadang menggunakan salisilat sebagai tambahan
cuali artritis psoriasis, spondiloartropati yang mengenai anak atau agen nonsteroid lainnya. Jika terjadi spondilitis ankilo-
laki-laki dan anak-anak perempuan sama banyaknya, atau le- sans, diindikasikan suatu terapi yang tepat untuk keadaan ter-
bih banyak pada anak laki-laki. Diagnosis didasarkan atas da- sebut.
sar klinis. ARTRITIS REAKTIF. Artritis steril dapat menyerrai infeksi
Penyakit pausiartikuler tipe II subgrup JRA mungkin gastrointestinal dengan Yersinia enterocolitis, Shi gella, s almo -
menggambarkan spondiloartropati awal pada kebanyakan kea- nella, atau Campylobacter. Umumnya hanya beberapa sendi
daan. Tidak ada satupun dari ketiga subgrup JRA seronegatif terkena. Hubungan artritis demikian dengan penyakit Reiter
lainnya (poliartritis seronegatif, JRA yang mulai-secara-sis- dan spondiloartropati lainnya tidak pasti. Artritis biasanya se-
temik, dan penyakit pausiartikuler tipe I) yang disertai dengan mentara dan hasil akhirnya baik. Namun beberapa penderita
sakroiliitis, HLA- B21 , atau spondiloartropati selanjutnya. yang terkena selanjutnya dapat menjadi spondiloartropati kro-
PENYAKIT REITER. Dalam bentuk yang sempurna penyakit nis. Setiap anak dengan gastroenteritis maupun artritis harus
Reiter terdiri atas uretritis steril, artritis dan radang mata; menjalani biakan tinja dan pemeriksaan serologis yang repat.
manifestasi lainnya dapat meliputi gastroenteritis dan berbagai ARTRITIS PSORIASIS. Klasifikasi artritis psoriasis dengan
ruam. Yang terkena terutama adalah laki-laki. Pada anak, pe- spondiloartropati mungkin tidak tepat; ada perbedaan dalam
nyakit Reiter dilaporkan telah terjadi sesudah infeksi Shigella, rasio jenis kelamin penderita yang terkena, pada pola artritis
Y ers inia ent ero c olitic a, C ampy lob acter dan Chlamy dia; pada serta hubungan yang kurang kuat dengan HLA-827. Walau-
anak yang lebih tua, seperti pada orang dewasa, penyakit Re- pun psoriasis merupakan keadaan kulit pada anak yang relatif
iter dapat menyertai pemaparan seksual. Penyakit Reiter sa- sering, artritis psoriasis jarang dijumpai selama masa anak.
ngat terkait dengan HLA-827. Artritisnya biasanya pausiarti- Yang terkena terutama adalah anak perempuan, dengan rasio
kuler, terutama mengenai sendi-sendi besar. Tendinitis akhiles 2,5:1. Artritis psoriasis pada masa kanak-kanak.serupa dengan
dan enthesopati lainnya sering dijumpai. Beberapa kasus pe- artritis yang ditemukan pada orang dewasa. Artritis mulai pada
nyakit pausiartikuler tipe II dapat menggambarkan penyakit satu atau beberapa sendi, sering dalam bentuk yang tidak
Reiter "sebagian." Prognosis jangka lama penyakit Reiter yang simetris. Lebih dari 507o penderita yang sendi interfalangs dis-
830 Bagian XVI t Penyakit Beumatik Masa Kanak_Kanak
;{1=::;*,i.:.lj+._;.ffi
Paqqiartil<qier . Pausiartikuler* Pausiartikuier atau
'Kadang-ta[5r$] ta**otut*
,, , poliarrikulei
1{5"iiit $a=!1i '
::::::::::!;ilirl:=
Manifestasi ekstra.
artikuler C*t o"nr*riri, fog Ruam psoriasis :
,
mendasari: lrersi- Kuku berlubang
' ila, Shigetta. Sit- n
l '=iI' -'ttnl'-;'
'.,l,1i.,-:i.i.:l
ionelta. coiii-l , 11t
laboratoriunr
lohactii
--'' ,lll Biakan tinja posirif rtd,k ;;, run* *.-
,
.lir
,:::.l ''i.':::::: HLA.B27 sifik
ea*e;@ n*ut*l iqhuJup ir'- *;mrffi',
,fekii
P.,eru kulit
NSAID = obat anti radang nonsteroid
*lnklusi artritis psoriasis dengan
spondiloartropati mungkin tidak repat, walaupun telah menjadi tradisi
talnya terkena; tendinitis juga umum dijumpai. pada sekitar Burgos-vargas R: Spondyloarthropathies and psoriasis arthritis in
children.
50Vo penderita, psoriasis mendahului artritis berbulan_bulan Cun Opin Rheumatol 5:634, 1993.
atau bertahun-tahun, pada yang lainnya artritis merupakan Hamilton ML, Gladman DD, Shore A, et al: Juvenile psoriatic arthritis
and
HLA antigens. Ann Rheum Dis 49:694, I 990.
manifestasi awal, sedangkan psoriasis baru nampak belakang- Jacobs JC, Berdon WE. Johnston AD: HLA_B27 associated
spondylarthritis
an. Lubang kuku adalah umum. prognosis artritis psoriasis pa_ and enthesopathy in childhood: Clinical, pathologic, and radiographic
ob_
da anak tampaknya baik, walaupun ada sedikit penelitian jang_ servations iin 58 patients. J pediatr 100:521. 1982.
ka-lama. Beberapa penderita dengan artritis psoriasis menjadi Lindsley CB, Schaller'JG: Arthritis associated with inflammatory
bowel dis_
ease in children. J Pediatr 84:16,19i4.
sarkoiliitis dan spondilitis ankilosans yang disertai dengan Mielants S, Veys EM, Cuvelier C, et al: Gut inflammation in children
with
HLA-821 . Terapi artritis psoriasis serupa dengan terapi yang late-onset pauciarticular juvenile chronic arthritis and evolution
to adurt
dilakukan pada orang dewasa; salisilat dan agen anti-radang spondyloarthropathy: A prospective study. J Rheumatol 20:156il 1993.
.
nonste".id lainnya adalah yang biasa digunakan. Ada sedikit Rosenberg AM, Petty RE: A syndrorne of seronegative enthesopathy
and ar_
thropathy in children. Arthriris Rheum 25:1041, 1 9g2.
pengalaman dengan penggunaan agen seperti metotreksat pada Schaller JG, Bitnum S, Wedgwood RJ: Ankylosing spondylitis with
childhood
anak dengan artritis psoriasis. Seperti pada JRA, terapi kerja onset. J Pediatr 74:505. 1969.
dan fisik memainkan peran penting dalam mempertahankan
fungsi yang yang baik.
150 | Lupus Eritematosus Sistemik 831
T Bes 150
IABEL 150-2. Kritena untuk Diagnosrs Lupus bntemarosLis Slste tr.,rpus akibat-obat atau ANA akibar-obat dapat terladt pada
mik yang Direvisi Tahun 1982 irr\r r.r\ rerhadap banyak agen farmakologi yang lazim. tema-
Kriteria Definisi suk agen anti konvulsan. antihipertensif. dan isoniazid. lndr-
Ruam pipi Eritema datar atau'menonjol, yang terfiksasi, di atas
vidu yang paiing sering telkena mempunyai u.1i ANA yang po-
lonjolan pipi, cendelung mengecualikan li patan
sitif tanpa penyakit klinis. Pada lupus akibar-obat. randa-randa
nasol abial klinis umumnya kurang berat daripada t:rnda-randa klinis SLB.
Ruam diskoid. Tambalan eritematosa yang menirnbul dengan sisik Der.nanr. artritis. ruam. dein serositrs adalah vang paling sering
keratosis melekat dan penyumb*tan folikuler; ja-
dilaporkan; manil'cstasi lupu: ber;Ll. sepcrtl ltelrilis dan kctcrli-
ringan parut aroir dapat terjrdi pada lesi yang lebih
lua batan sistem sarzrf sentral tidak lazint. Keadaan ini biasanya
Fotosensitivitas Ruam scbagar hasil dari reaksi yang tidak lazim terha- responsif terhadap terapi simtomatik dan penghentian obat
ilap matahari ldiperoleh dan anamnesa penderira yang mengganggu. Pemeriksaiin laboratorium d:rpar menun-
atau pengrmatan dokter)
Ulkus muluf Ulserasi inulut atau naiofanng;,biasarit* tidak sakit,
jukkan sitopenia dan autoantibodi sepcrti faktor rcumatoiij di
dramati oleh dokter samping uji ANA positif. Uji spesifik seringkali menunjukkan
Arrrilis Ag1ltis nonerosif yang rnelibxkan dua atau iebih antibodi antihiston pada lupus akibat-obat; namun antibodi inr
sendi perifer. ditandai dengan pelernbekan, pem-
juga ditemukan pada sepertiga penderita SLE. Antibodi rcrha-
bengkakan rtau efusi
Serositis Fleuritis=:ri waya{, ny. *rt n,"urttt* y,,an g meyakinkan dap DNA helai-ganda dan kadar komplentcn yang rcndah.ja-
atau gesekrn pleura yang terdengar oleh dokter rang disertzii oleh lupus akibat-obat.
amu bukti adanya efusi pleura,
PENGOBATAN. Terapi harus didasarkan pada luas dan pa
atau
Perikarditis-yang terdokumentasi melal ui EKC, atau rahnya penyakit pada penderita perseorangan. Pender.ita I'rarus
'. gpsekart.9erikardi.u atau bukti:a$dnta.0fui peii-
:
dievaluasi secara menyeluruh, terutama untuk ketet libatan
kardium sistem organ utama seperti ginjal. Tidak ada terapi spesifik
Gangguanglpjal Proteiniria:4lEne$ilyf ang lebili Eaaldari'O;5 gr/hari
attn le!'ih besflrrdan p.,,* jif1a:litlak dilakukan peng- Obarobat yang digunakan untuk mengobati penyakit ber
hitungan iumlah fungsi menekan pcradangan dan reaktivitas imun. Pada
.atau umumnya penderita harus diobati untuk mempertahankan ke-
Silinder$eiUlei ufl$fti
Uaratrmerah,,hernogio.,
sejahteraan klinis dan normalitas serologis (komplemen dan
bin, granuler. atau campuran
Ganggpan neuro* Kejang-kejang-Sila tidak ada bbat"obat yang meng- antibodi terhadap DNA).
logi; '::: ganggu at lang.diketahui menimlrilkan.keka-
,,
Pada penderita yang menderita penyakit ringan tanpa nc-
cauan metabolik (misalnyc. uremia, ketoasidosis. fiitrs, harus menggunakan agen anti-radang nonsteroid untuk
:, [ta,il, tidakseimbiingm ele$-n]itJ-,'
memberikan peredaan ge.;ala artritis dan ketidakenakan lain-
afau
Fsikosis$ila tidak adn 6b'at.olat yang meqgganggu nya. Pemantauan yang teiiti terhadap kemungkinan perkem-
atau yang diketahui menimbulkan kekacauar meta- bangan nefritis atau keterlibaran utama lain adalah sangat
bolik {misrlnya, uremia, ketoasidosis, atau ketidak-
penting. Agen anti malaria hidroksikloroquin digunakan unruk
seimbangan elektrol it)
0angguah hema" Anemia hemolitika-den gan retikulosif osis manifestasi kulit dan diskoid lupus sistemik, tetapi harus hati-
tolo!is ttau hati karena potensi toksisitasnya pada retina. Penggunaan pre-
Leukopenia--kurang dari 4.{XJ0rmm3 total pada dua parat kortikosteroid topikal dapat menekan ruam muka.
kescurpalan 1sh:h
"1* atau
Penggunaan steroid sistemik dalam dosis yang cukup, un-
Lirntblr*rrla-!:uri*g dari L500/inmr pada dua ke' tuk menekan gejala, diperlukan pada kebanyakan penderita.
Sc r:lt;:tl 3.tt *i AU lebih Pada penderita dengan keterlibatan sistemik yang berarti tetapi
.afeu j j :r:,:, 1
atau k-iang lazim, azathioprine dapat merupakan agen tamba- penyembuhan spontan yang lama jarang dijumpai pada anak-
han yang efektif dalam menekan SLE berat; namun, terapi de- anak. Terapi dengan.antibiotik, kortikosteroid dan obat-obat
mikian harus digunakan dengan sangat hati-hati. Pengaruh sitotoksik telah memperpanjang ketahanan hidup dan mence-
jangka lama obat-obat tersebut, terutama pada anak, hanya se- rahkan prognosis jangka pendek pada banyak penderita lupus.
dikit yang diketahui. Efek sampingnya adalah kenaikan keren- Walaupun angka ketahanan hidup 5 tahun untuk anak-anak
tanan terhadap infeksi virus dan infeksi lainnya yang berat, melebihi 90%, sejumlah besar penderita masih terus menderita
supresi gonade, dan kemungkinan mengimbas keganasan. penyakit dan tetap berisiko mendapat sekuele yang merugikan
Agen demikian jangan pernah digunakan pada penderita SLE di masa mendatang. Penyebab utama kematian pada penderita
ringan atau pada mereka yang penyakitnya dapat dikendalikan SLE adalah nefritis, komplikasi sistem saraf sentral, infeksi,
dengan memuaskan dengan kortikosteroid saja. Pengalaman lupus paru, dan infark miokardium. Prognosis akhir untuk lu-
menunjukkan bahwa terapi dengan siklosfosfamid (Cytoxan) pus berat yang mulai timbul pada masa kanak-kanak tetap ha-
intravena secara teratur membeii harapan pada penatalak- rus dipastikan.
sanaan lupus berat pada masa kanak-kanak; pengobatan demi-
kian harus dilakukan hanya oleh spesialis yang berpengalaman
dalam n.renggunakannya.
Kejang-kejang dan manifestasi sistem saraf sentral lain bia- Angelini L, Ravelli A, Caporali R, et al: High prevalence of antiphospholipid
antibodies in children with idiopathic cerebral ischemia. pediatrics 94:500,
sanya disertai dengan penyakit aktif yang berat dan perlu pe- 1994.
ngendalian SLE yang sungguh-sungguh. Penyakit sistem saraf Austin HA III, Klippel JH, Balow JE, et al: Therapy of lupus nephritis: Con-
sentral terjadi secara episodik pada penderita SLE dan ke- trolled trial of prednisone and cytotoxic drugs. N Engt J Med 314:614.
mungkinan tidak pernah kambuh jika penderita ditolong sela- 1986.
Barron KS, Silverman ED, Gonzales J, Reveille JD: Clinical, serologic, and
ma episode akut dan penyakit selanjutnya dikendalikan. Lupus 'irnmunogenetic studies in childhood onset systemic lupus erythematosus.
sistem saraf sentral harus selalu dibedakan dari infeksi dan Afthdtis Rheum 63:348, 1993.
psikosis steroid. Cameron JS: Lupus nepkitis in childhood and adolescence. pediatr Nephrol
Karena timbulnya kemungkinan bahwa penyakit 8:230,1994.
ini diaki-
George PM, Tunnessen WW: Childhood discoid lupus eryrhemarosus. Arch
batkan-obat, maka harus diajukan pertanyaan mengenai ke- Dermatol 129:613, 1993.
mungkinan adanya agen-agen pengganggu; obat-obat yang di- Hess E: Drug related lupus. N Engl J Med 318:1460, 198?.
ketahui terkait dengan SLE pada umumnya harus dihindarkan Hughes CRV: The antiphospholipid syndrome: Ten years on. Lancer 342'341.
dari para penderita penyakit ini. 1993.
Kaufman DB, Laxer RM, Silverman ED, et al: Systemic lupus erythematosus
Penderita dengan antibodi antifosfolipid (antikoagulan lu- in childhood and adolescence. The problem, epidemiology, incidence, sus-
pus) dapat memperlihatkan trombosis vena dan arteri, kehi- ceptibility, genetics, and prognosis. Curr Probl pediatr 16:545, 19g6.
langan janin berulang, migrain, stroke, serangan iskemia se- Lacks S, White P: Morbidity associated with childhood systemic lupus erythe_
matosus. J Rheumatol 17:941,1990.
mentara, nekrosis tulang avaskuler, mielitis transversal, hiper-
Laitman RS, Glicklich D, Sablay LB, et al: Effect of long rerm normalization
tensi puimonal, emboli paru, livedo (diskolorisasi) retikularis, of serum complement levels on the course of lupus nephntis. Am J Med
ulkus kaki atau trombositopenia. Terapi steroid atau sitotoksik ' 87:132,1989.
dapat menurunkan kadar antikoagulan lupus, dan pemberian Lang BA, Silverman ED: A clinical overview of systemic lupus erythemato_
agen antitrombosit atau antikoagulan terindikasi. sus in childhood. Pediatr Rev l4:194, 1993.
Lehman TJ, McCurdy DK, Bemstein GH, et al: Systemic lupus erythemarosus
Diansis dan transplantasi ginjal merupakan terapi tambah- in the first decade of life. Pediatrics 83:235, 1989.
an untuk nefritis lupus yang berat (lihat Bab 489 dan 490). Lehman TJ, Sherry DD, Wagner-Weiner L, et al: Intermittent intravenous cy-
Pemantauan yang sangat teliti adalah hal yang amat pen- clophsphamide therapy for lupus nephritis. J pediatr I 14:1055, 19g9.
ting dalam pengobatan semua penderita SLE, meliputi peman- Levy M,.Montes de Oca M, Claude-Banon M: Unfavorable outcomes (end-
stage renal failure/death) in childhood onset systemic lupus erythematosus.
tauan status klinis, ginjal dan serologis penderita. Setiap tanda- A multicenter study in Paris and its environs. Clin Exp Rheumatol
tanda penjelekan penyakit harus segera dikenali dan ditangani l2(Suppl 10):563, 1994.
dengan tepat. Karena tidak ada penyembuhan, penyakit ini Massengill SF, Richard GA, Donnelly WH: Infantile systemic lupus erythe-
berpotensi sampai seumur'hidup. dan penderita harus dipantau matosus with onset simulating congenital nephrotic syndrome. J pediatr.
124:27,1994.
selama bertahun-tahun. Lupus yang aktif harus dipertimbang- Molta C, Meyer O, Dosquet C, et al: Childhood onset systemic lupus erythe,
kan sebagai suatu keadaan gawat-darurat yang memerlukan matosus: Antiphospholipid antibodies in 37 patients and their first degree
evaluasi segera dan terapi sungguh-sungguh untuk mengenda- relatives. Pediatrics 92:849, 1993.
likannya sebelum terjadi keterlibatan sistem organ yang tidak Moore ME, McGrory CH, Rosenthal RS (eds): Learning About Lupus: A
UserFriendly Guide. Ardmore, PA, Lupus Foundation, 1991.
dapat diperbaiki.
Ramirez-Seijas F, Cepero-Akselrad A: Systemic lupus erythematosus in chil-
PROGNOSIS. SLE sebelumnya dipandang berkemungkinan dren. Int Pediatr 8:334, 1993.
atau secara seragam merupakan penyakit masa kanak-kanak Ravelli A, Caporali R, Bianchi E, et al: Anticardiolipin syndrome in child_
yang mematikan. Sekarang, anak-anak yang menderita penya- hood: A report of two cases. Clin Exp Rheumatol g:95, 990.
1
ringan ikat, infeksi, atau proses lainnya, Radang ini dapat ter- Berbeda dengan kebanyakan penyakit reumatik lain.
batas pada kuiit atau terdapat pada banyak organ. Bila yang vaskulitis Henoch-Schonlein dan poliarteritis nodosa terutama
terlibat pembuluh darah nonmuskuler kecil, penyakit mengam- mengenai anak laki-laki. Pada masa kanak-kanak, vaskulitis
bil benruk vaskulitis Henoch-Schonlein (purpura anafilaktoid). Henoch-Schcinlein dan penyakit Kawasaki adalah tipe yang
Bila yang terlibat arteri-arteri muskuler yang lebih besar, pe- paling sering ditemukan; poliarteritis dan variasinya jarang.
nyakitnya disebut poliarteritis nodosa; varian yang termasuk
granulomatosis Wegener. Pada arteritis Takayasu, aorta dan
pembuluh darah besar lainnya merupakan tempat-tempat pera- 152.I PUfpUrA HenOCh-SChijnlein AIAU
dangan. Terladi beberapa tumpang tindih pada sindrom ini: ka-
dang-kadang, pada penderita yang sama, berbagai ukuran Vaskulitis
pernbuluh darah dapat terkena. Poliarteritis infantil dan penya- (Purpura Anafitaktoid)
krt Kawasaki ditandai oleh vaskulitis arteri-arteri koronaria be-
sar dan sedikit pembuluh darah sentral besar yang lain. Ra- Sindrom khusus ini dikemukakan oleh Heberden sebelum
dang pembuluh darah juga terjadi pada penyakit-penyakit reu- tahun 1800; pada tahun 1830, Schonlein mengemukakan ruam
matik lainnya pada anak, terutama lupus eritematosus, derma- khas dan manifestasi sendi, dan pada tahun 1870, Henoch
tomiositis dan sklerodema; pada hipertensi; dan pada pembu- mengenali manifestasi gastrointestinal dan ginjal, Osler me-
luh daral.r yang terpapar pada infeksi lokal, trauma atau trom- nunjukkan adanya persamaan antara penyakit ini dengan
boemboli. reaksi hipersensitivitas, eritcma multiforme, dan penyakit se-
Penyebab gangguan ini tidak diketahui. Vaskulitis Henoch- rum. Lesi kulit merupakan tanda yang paling jelas: lesi viseral
Schonlein dan poliarteritis dapat menyertai paparan terhadap tidak begitu mudah dikenali tetapi lebih serius. Manifestasi
agen inf'eksi, obat atau alergen. Pada penyakit serum (lihat Bab primer disebabkan oleh vaskulitis pembuluh darah kecil.
l4l), vaskulitis disebabkan oleh pengendapan kompleks imun. Penyebabnya tidak diketahui. Alergi atau sensitivitas obar
Polialteritis nodosa telah dihubungkan dengan hepatitis B, de- memainkan peran pada beberapa penderita. penyakit dapat
ngan cedera vaskuler yang agaknya disebabkan oleh kompleks menyertai infeksi saluran pernapasan atas, kadang-kadang
imun antigen virus dan antibodinya. streptokokus; kelompok kasus tanpa kejadian yang .jelas men-
152 | Sindrom Vaskulitis 837
selama masa beberapa minggu. Berbagai kombinasi gejala dan rius adalah keterlibatan sistem saraf sentral, berupa kejang-
tarrda dapat terjadi. Malaise dan demam ringan dijumpai pada kejang, paresis dan koma. Hepatosplenomegali dan limfadeno-
507c penderita. pati dapat juga terjadi selama fase akut penyakit. Jarang ada
Lesi kulit ada pada semua penderita yang dikenali; tidak perdarahan intramuskuler, nodulus seperti-reumatoid, keterli-
diketahui apakah manifestasi terjadi bila tidak ada ruam. Lesi batan jantung, keterlibatan mata, dan pembengkakan testrs
biasanya tampak pada ekstremitas bawah dan ekor tetapi dapat serta perdarahan yang telah dilaporkan.
melibatkan ekstremitas atas, badan,.dan muka (Gb. 152-l). Hasil akhirnya sangat baik bila tidak terdapat penyakit gin-
Manifestasi dermatologis sangat bervariasi. Lesi klasik mulai jal yang berarti. Perjalanannya bervariasi. Penyakitnya sering
sebagai bilur kecil atau makulopapula eritematosa. Lesi pada ringan, berakhir selama beberapa hari, hanya dengan artritis
mulanya pucat pada penekanan, tetapi kemudian kehilangan yang bersifat sementara dan sedikit bintik-bintik purpura. Pada
sifat ini dan biasanya menjadi petekia atau purpura. Daerah anak yang terkena lebih berat, rat^-raIa lamanya adalah 4-6
purpura berkembang dengan cara ekimosis biasa, berubah dari minggu, tetapi selanjutnya dapat terjadi eksaserbasi dan re-
merah ke warna.ungu! menjadi seperti warna karat, dan misi. Kadang-kadang penyakit dapat menetap selama I tahun
akhirnya menghilang. Purpura sering dapat diraba. Lesi kulit atau lebih lama.
838 Bagian XVI I Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
TEMUAN LAB0RATORIUM. Hasil uji laboratorium ridak derita kelainan sedimen urin selama bertahun-tahun; prognosis
diagnostik. Laju endap darah (LED) mungkin naik. Angka sel akhir pada penderita ini tampak baik.
darah putih sering naik, dan mungkin ada eosinofilia. Pemerik-
saan koagulasi normal. Pada keterlibatan ginjal, sel darah
merah, sel darah putih, silinder, dan albumin terdapat dalam 152.2 Penyakit Kawasaki
urin. Mungkin dijumpai darah yang banyak atau tersembunyi (Sindrom Kelenjar Getah Bening Mukokutan, poliarteritis lnfantil)
dalam tinja. Tidak ada faktor reumatoid atau antibodi antinuk-
lear (ANA). Titer komplemen serum nornal atau naik. Kadar Penyakit Kawasaki adalah suatu keadaan demam yang me-
IgA serum naik pada lebih dari 50Vo pendefita. ngenai anak dan terutama karena kaitannya dengan vaskulitis
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Gambaran lengkap pembuluh darah koronaria besar dan kumpulan keluhan sis-
adanya ruam, artritis dan manifestasi gastrointestinal serta gin- temik lainnya. Pertama kali dilaporkan pada anak-anak Jepang
jal adalah khas. Kerancuan diagnostik dapat terjadi bila terda- sesudah Perang Dunia II, serupa dengan keadaan yang jarang,
pat satu gejala yang menonjol atau bila tidak mengetahui ada- yang sebelumnya disebut poliarteritis infantil. penyakit Kawa-
nya keterlibatan banyak sisiem. Ruam dapat memberi kesan saki teiah mengungguli demam reumatik sebagai penyebab
diatesis hemoragis atau septikemia; angka trombosit, uji pen- utama penyakit jantung didapat pada anak di Amerika Serikat,
jendalan darah dan biakan dapat menyingkirkan kemungkin-
yang telah dikenali di seluruh dunia dan tampaknya frekuensi-
an-kemungkinan ini. Penderita dengan septikemia kelihatan nya semakin bertambah. Penyakit ini terjadi secara sporadis
sakit lebih akut. Bila manifestasi gastrointestinal menonjol, atau dalam bentuk epidemik. Yang terutama terkena adalah
sindrom dapat memberi kesan sejumlah kedaruratan intra- anak yang berusia 5 tahun atau kurang; keadaan ini sangat ja-
abdomen atau penyakit radang usus. Kemungkinan purpura rang dijumpai pada orang dewasa. Walaupun penyakit Ka-
Henoch-Schonlein harus dipikirkan pada setiap anak dengan wasaki telah diuraikan pada semua kelompok ras, namun tam-
nyeri abdomen yang akut, dan dilakukannya penelitian terha- pak adanya kecenderungan terjadi pada orang Jepang, dan ke-
dap adanya ruam, angioedema, artritis atau nefritis yang me- adaan ini agaknya jarang terjadi pada beberapa daerah geo-
nyertai. Dengan penemuan ginjal yang menonjol, dapat me- grafis seperti Afrika sub-Sahara. Tidak dijumpai bukti adanya
ngesankan suatu glomerulonefritis akut; manifestasi vaskulitis penularan dari orang-ke-orang. Penyebabnya masih belum di-
Henoch-Schonlein lainnya akan memungkinkan diferensiasi. ketahui, tetapi toksin bakteri yang serupa dengan toksin stafi-
Pada anak yang menderita penyakit ginjal kronis, riwayat ada- lokokus dari sindrom syok toksik mungkin terlibat dalam
nya vaskulitis Henoch-Schcinlein akut harus dicari. Diferensi- patogenesisnya. Stafilokokus dan streptokokus hemolitik yang
asi dengan penyakit reumatik lainnya sering mudah dilakukan. menghasilkan toksin demikian telah dibiakkan dari anak-anak
Pada polizrteritis nodosa, perubahan neurologis perifer dan yang menderita penyakit Kawasaki pada suatu penelitian pen-
manifestasi jantung lebih lazim, tetapi untuk membedakan dahuluan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan, untuk
manifestasi klinisnya dari manifestasi klinis purpura Henoch- mencari peran langsung dari agen-agen infeksi seperti retro-
Schonlein mungkin sukar dilakukan. virus atau ricketsiae pada keadaan ini, belum dapat membukti-
PENGOBATAN. Tidak ada terapi yang spesifik. Pada keada- kannya. Tidak ada bukti bahwa autoimunitas memainkan pe-
an yang jarang di mana adanya alergen spesifik dapat dibukti- ran pada patogenesis; penemuan jumlah subset sel-T yang me-
kan, penderita harus menghindari antigen. Bila penyakit me- ningkat (Sel T-positif-Vp2) cocok dengan rangsangan toksin
nyertai infeksi bakteri, terutama penyakit streptokokus, organ- superantigen.
isme harus dilenyapkan dan jika penyakit kambuh, pikirkan MANIFESTASI KLlNlS. Diagnosis didasarkan pada peragaan
pemberian profilaksis. Pengobatan simtomatik terindikasi un- tanda-tanda klinis yang khas (Tabel 152-2). Kasus-kasus ati-
tuk artritis, ruam, edema, demam, dan malaise. Obat-obat anti-
radang non-steroid biasanya meredakan ketidak-enakan yang
sembuh sendiri ini. TABEL 152-2 Kriteria Diagnostik untuk Penyakit Kawasaki
Perdarahan intestinal, obstruksi, intussusepsi atau perforasi
pada fase akut dapat mengancam jiwa; komplikasi ini dapat di-
tangani dengan penggunaan kortikosteroid secara dini. Terapi
dengan prednison, l-2 mgkg24 jam, sering disertai dengan
perbaikan yang dramatis. Terapi kortikosteroid juga diindika-
sikan pad;: sedikit penderita yang disertai manifestasi sistem
saraf sentral atau sindrom nefrotik. Gagal ginjal akut harus di-
tangani dengan cata yafig sama seperti glomerulonefritis akut
(lihat Bab 465). Terapi untuk nefritis berat dengan obat-obat
seperti kortikosteroid, azathioprin, dan siklofosfamid tetap
eksperimental dan jarang dibenarkan.
PROGNOSIS. Jarang, namun'dapat terjadi kematian selama
fase akut, akibar komplikasi gastrointestinal (misalnya, perda- Pernyataan konsensus yang dipersiapkan oleh North American participants of
rahan, intusussepsi, infark usus), gagal ginjal akut, atau keter- the Third Intemational Kawasaki Disease Symposium, To\to, Japan, Decem-
ber 1988. Pediarr Infett. Dis. J. 8:663, 1989 @ by Williams & Wilkins, 1989.
libatan sistem saraf sentral. Di kemudian hari, penyakit ginjal
Banyak pakar )ang percuya bahwa, bila ada tandaianda klasik, diagnosis
kronis dapat menyebabkan morbiditas pada beberapa penderi- penyakit Kawasaki dapat ditegakkan (dan dilakukan pengobatan) sebelum
ta. Sekitar 25Vo anakdengan keterlibatan ginjal yang dini men- hari ke-S demqm oleh iitdividu yang berpengalaman).
152 t Sindrom Vaskulitis 839
TABEL 152-3. Penyakit Kawasaki Fase, Komplikasi dan Tingkat Arteritis pada Penderita yang T'idak Diobari
ilandilrl*ititlil itknr ffibakut I(ofivalesc* Kro s
Lamflpta .,: -,';.:ti Ir tr I hari''::i r;;;i:-:r= n:l l hari 21.60 haii ? tah*il
.:F,atidait6nda l<Iifi ii*
Ftiu*'*-fffitffi tangan
Trombositosis
Trombosis koronaria
)
1:1:11
:-;.;
;:
:.,11,:,::11t,!;l i
;;:'1;t:i;
it,,1i,ltrrltrliiiljfjiifi dengan infark lll:'rl : -::
Berkoiela$ii$.e=iry-! ; Perivaskulitis, vaskulitis Aneurisma, trombus. ste- Psjgllr$ gftil {adangi Pefi.Ihfl kf,niiarlngan
ulerri:= "r:
kapiler, iit"riota"
rlula
""-
nosls artefl uKuran-me-
dium. panvaskulitis,
..r.:i'Vaskulel - patut
Penebalan intima
ci. fi*1. to.ri. :., edema dinding pembu-
'
lat'a
r;=dflns dal}'ifi,.i**,='.' luh darah
Miokarditis kurang me-
j .j:
r noniql'llr
, .:i: i iiirrJl I :
, :-
Penyebab,l{ea$!ig6
:]t ,,rl : ,1f,11i1
Miokarditis
, ii;i,,,i',:.. :. ,i:,-
Infarkmioknrdium i:i,,, Idnrftffii$k#dium'=: Infalkj miokatdium
R;;";;;,;i;;"
''
Miokarditis
Dikutip dari Hicks RV, Melish ME; Kawasaki syndrome. Pediatr Clin North Am 3 l : l 1 51 , 1986
pik menampakkan sedikit tanda awal tetapi kemudian dila- Dapat terjadi artritis sementara, terutama pada anak-anak
porkan adanya lesi arteri koronaria khas. Penderita atipik, yang lebih tua; pembengkakan sendi yang nyeri biasanya si-
yang seringkali berusia kurang dari I tahun, dapat mengalami metris dalam penyebarannya, dan dapat mengenai sendi besar
salah diagnosis saat masuk (gastroenteritis, sindrom virus, sep- maupun kecil. Manifestasi akut lainnya adalah diare, munlah,
sis). dan tingkat morbiditas tinggi. nyeri perut, kandung empedu berisi cairan (hidrops), miositis,
Mulainya penyakit biasanya mendadak, ditampakkan de- meatitis dengan piuria steril, timpanitis, stomatitis ulseratif,
ngan timbulnya demam tinggi yang terus-menerus (biasanya batuk (kadang-kadang disertai dengan infiltrat paru), rinorea,
lebih tinggi dari l04oF) yang bertahan selama 1 minggu atau meningitis aseptik, kejang-kejang, kelumpuhan saraf kranial
lebih dan tidak responsif terhadap terapi antibiotik. Tanda- atau perifer, dan hepatosplenomegali. Iridosiklitis mungkin di
tanda khas lainnya adalah konjungtivitis bilateral tanpa koto- temukan pada anak yang menjalani pemeriksaan lampu celah.
ran, bibir pecah-pecah eritematosa kering, lidah stratberry Hampir semua anak yang terkena iritabel, dan banyak yang
(serupa dengan lidah yang tampak pada infeksi streptokokus), mengalami perubahan status mental. Aneurisma arteri perifer
dan mukosa faring oral terinjeksi. Limfadenopati dapat me- besar (aksilaris, poplitea) dan bukti adanya gangguan vaskuler
ng:nai satu atau beberapa kelenjar, biasanya servikal, atau distal kadang-kadang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik.
mungkin jarang menyeluruh; kelenjar tidak bernanah, dapat Keterlibatan jantung merupakan manifestasi paling penting
besar, dan biasanya tidak lunak. Erupsi kulit eritematosa dapat penyakit Kawasaki. Sepuluh sampai empat puluh persen anak
mengenai tubuh, muka, atau tungkai; ruam dapat berbentuk yang tidak diobati mempunyai bukti adanya vaskulitis koro-
makulopapuler, morbiliformis, atau eritema multiformis. Ada naria dalam minggu-minggu pertama penyakit, yang ditam-
erupsi perineum eritematosa, terkelupas pada banyak penderita pakkan oleh dilatasi atau pembentukan aneurisma pada arteria
selama minggu pertama menderita penyakit. Sesudah beberapa koronaria seperti tampak pada ekokardiografi dua-dimensi. Uji
hari sakit, tangan dan kaki menjadi edema, membengkak dan ini harus dilakukan pada semua anak yang diketahui atau
nyeri; terjadi pengelupasan kulit dari ujung jari tangan, ujung diduga menderita penyakit Kawasaki pada saat presentasi dan
jari kaki, telapak tangan, dan telapak kaki, biasanya selama juga selama 2 minggu pertama penyakit. Manifestasi klinis ar-
minggu ke-2-3 penyakit (Tabel 152-3). Penge-lupasan kulit teritis koronaria meliputi tanda-tanda iskemia miokardium
dapat juga melibatkan daerah badan yang 1ain. atau jarang infark miokardium yang jelas atau aneurisma ter-
840 Bagian XVI a Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
obek" Dapat juga terjadi perikarditrs, miokarditis, endokarditis, rikan pada awal penyakit mencegah keterlibatan pembuluh
gagaljantung, dan aritmia (lihar Tabel 152-3). koronaria, sebagaimana yang diperagakan oleh ekokardiograf.
TEMUAN LABORATORIUM, Tidak ada uji diagnostik. Leu- Regimen yang dianjurkan terdiri atas infus intravena 2glkg di_
kosito"is dengan bentuk-bentuk imatur terlihat menonjol dan berikan sebagai dosis tunggal selama 10-12 jam. Terapi-yang
trombositosis (pada minggu ke-2-3) dapat mencolok; sering diberikan dalam 10 hari sejak timbulnya penyakit tampak
luga didapati anemia. Laju endap darah dan kadar protein C- efektif dalam mencegah kerusakan pembuluh koronaria; terapi
reaktif biasanya meningkat tinggi. Hasil uji untuk otoantibodi yang diberikan pada penderira yang bergelala (demam, LED
termasuk ANA dan faktor reumatoid negatif, dan kadar kom- naik) sesudah 10 hari sejak timbulnya manifestasi dapat efek-
plemen hemolitik normal arau tinggi. Mungkin dijumpai pro- tif juga dalam meredakan gejala. Efek samping terapi gamma
teinuria dan piuria ringan, seperti halnya pleositosis dalam globulin intravena jarang, dan meliputi anafilaksis, menggigil,
carran serebrospinal. Kadar serum transaminase hati dan bili- demam, nyeri kepala dan mialgia.
rubin mungkin sedikit meningkat. Terapi salisilat juga terindikasi selama fase demam penya_
Pemeriksaan jantung dalam bentuk roentgenogram dada, kit; kadar terapeutik serum 20-30 mg/dl sangat diperlukan te_
elektrokardiogram, dan ekokardiogram sangat penting untuk tapi mungkin sukar dicapai, walaupun dengan dosis salisilat
evaluasi awal semua penderita; dari pemeriksaan-pemeriksaan setinggi 100 mg/24 jam. Terapi salisilat dosis-tunggal dan ren-
ini, ekokardiogram dua-dimensi paling berguna untuk menge- dah yang terus-menerus, karena pengaruh antitrombositnya
nali penyakit pembuluh koroner dan menunjukkan dilatasi (antiplatelet), dianjurkan diberikan selama 6-g minggu sesu_
pembuluh koroner atau pembentukan aneurisma. pemeriksaan dah periode aktif penyakir mereda. Aspirin dosis rendah de_
ini harus dilakukan sejak dari mulanya dan pada tindak lanjut ngan atau tanpa dipiridamol harus dilanjutkan sampai lesi
semua penderita. Arteriografi pembuluh darah koronaria juga koroner teratasi. Beberapa pakar menambahkan terapi heparin
dapat menunjukkan lesi pada penderita penyakit Kawasaki, te- atau warfarin (Coumadin) untuk penderita dengan aneurisma
tapi prt-rsedur invasif ini tidak rutin diperlukan. Kadang-ka- obstruktif atau nonobstruktif persisten yang Liesar atau banyak.
dang, arteriografi pembuluh darah sentral dapat diperkuat.de- Evaluasi pemantauan yang teliti dan berulang_ulang melalur
ngan penemuan-penemuan klinis. uji stres, ekokardiografi, dan kadang-kadang angiografi, diper_
Perubahan-perubahan histologis pada autopsi penderita de_ lukan pada anak-anak dengan sisa perubahan pembuluh koro_
ngan lesi yang mematikan meliputi infiltrat sel radang yang naria yang jelas. Dampak perubahan pembuluh koronaria yang
berat pada tunika media dan intima pembuluh darah koronaria demikian pada insidens dan keparahan penyakt arteri koro_
besar dan pembuluh darah sentral serta penyumbatan arteri naria aterosklerotik di kemudian hari belum diketahui.
oleh trombus trombosit. Perubahan ini sangat menyerupai pe- " Terapi kortikosteroid jarang digunakan pada penyakit Ka-
rubahan keadaan yang jarang, yang sebelumnya disebut peri- wasaki, dan beberapa pakar memandangnya sebagai kon-
artorrlis nodosa infantil. traindikasi.
DIAGNOSIS. Diagnosis didasarkan atas tanda-randa klinis. Terapi trombolitik dengan agen seperti streprokinase telah
Tidak ada uji laboratorium diagnostik, walaupun gambaran digunakan pada penderita dengan trombosis koionaria akut
keterlibatan arteria koronaria yang ditunjukkan melalui eko- atau iskemia arteri perifer. pembedahan pintas (bypass) arte-
kardiografi sangat memberi kesan keadaan ini. Manifestasi rial mungkin tepat untuk penderita penyumbatan koronaria be_
dan diagnosis penyakit tergantung pada fase penyakit Kawa- rat yang jarang.
saki (lihat Tabel 152-3). Diagnosis banding rermasuk demam
skarlet, sindrom syok tokiik, leptospirosis, infeksi virus
Epstein-Barr, artritis reumatoid juvenil, campak, akrodinia, de- I52.3 Bentuk-Bentuk Vaskulitis yang
mam berbintik Rocky Mountain, reaksi obat, sindrom Stevens_
Johnson, dan sindrom vaskulitis lain. Jarang
PROGNOSIS. Penyembuhan biasanya sempurna pada pende-
rita yang tidak menderita vaikulitis koronaria yang dapat dide- ARTERITIS NODOSA
teksi; serangan kedua jarang sekali terjadi. Kebanyakan anak Arteri berukuran-kecil dan medium merupakan tempat_
dengan keterlibatan jantung juga tampak sehat, walaupun tempat radang pada periarteritis nodosa. Vaskulitis nekroti-
prognosis jangka panjangnya belum diketahui. pada awal seri kans ini jarang dijumpai pada masa kanak-kanak; laki_laki le_
orang Jepang, l-ZVo dari semua anak yang menderita penyakit bih sering terkena daripada perempuan. penyebabnya tidak
Kawasaki meninggal karena komplikasi jantung, biasanya da- diketahui, tetapi telah dilaporkan bahwa penyakit ini menyer_
lam 1-2 bulan sejak timbulnya penyakit. Ada sedikit laporan tai paparan terhadap obat dan terjadi dalam kaitan dengan in_
rinci yang mengatakan bahwa selain aneurisma arteri korona- feksi streptokokus, otitis media serosa, dan infeksi hepatitis B.
ria, di kemudian hari dapat terjadi aneurisma pembuluh darah Radang dengan leukosit polimorfonuklear, eosinofil, dan
besar.
sel bundar dapat melibatkan seluruh dinding pembuluh darah.
PENGOBATAN. Pbnyakit Kawasaki menunjukkan respons Pembentukan nekrosis, trombosis, atau aneurisma dapat ter_
yang dramatis terhadap terapi gamma globulin intravena yang jadi pada pembuluh darah yang terkena dan menimbulkan in-
diberikan selama penyakit dalam masa demam aktif. Demam fark. Pembuluh darah yang menyembuh menjadi jaringan
dan manifestasi sistemik lain yang menyertai sering mereda parut atau terekanalisasi.
dalam 24 jam terapi inisial. Lagipula, penelitian terkendali me, MANIFESTASI KLlNlS. Manifesrasinya bermacam-macam
nunjukkan bahwa terapi gamma globulin inrravena yang dibe- dan tergantung pada tempat-tempat keterlibatan vaskuler.
152 | Sindrom Vaskulitis 841
temik tambahan. Poliarteritis nodosa yang berkembang sepe- lah bertahun-tahun lebih dulu dikenali, daripada pengenalan
nuhnya juga ter.ladi pada anak-anak. Artritis dan artralgia la-
vaskulitis sistemik. Lakr-laki lebih mudah rerkena (2 : l). pe-
zim dijumpai dan mialgia serta miositis juga dapat terjadi. Ja- nyebabnya belum diketahui; seperti pada sindrom vaskulitis
rang terjadi gangren ekstremitas. Neuropati perifer (simetris- lainnya, diduga berhubungan dengan sensitivitas obat, alergi
distal atau mononeuritis multipleks), berupa nyeri, mati-rasa, dan inleksi parvovirus.
parestesia dan kelemahan otot akibat keterlibatan saraf perifer Gejala pernapasan merupakan manifestasi klinis yang men-
yang berdekatan dengan pembuluh darah yang terkena. Nyeri colok. Adanya penyumbatan hidung atau kotoran hidung yang
perut, perdarahan, ulserasi, dan infark dapat menyertai keterli- terus-menerus dapat merupakan gejala permulaan, dengan lesi
batan pembuluh darah gastrointestinal. Keterlibatan ginjal da- berkrusta atau bernanah dalam lubang hidung. Lesi secara pr.o
pat menyebabkan gagal ginjal dan kematian. Keterlibatan gresif menghancurkan dan dapat menyebabkan perforasi sekat
pembuluh darah ginjal yang besar berakibat nyeri panggul dan hidung, penyempitan sinus-sinus nasalis, dan ulserasi palatum..
hematuri yang tampak, sedangkan keterlibatan pembuluh da- faring, laring dan trakea. Dapat terjadi batuk atau hemoptisisl
rah kecil dan glomerulus menyebabkan hematuria mikros- umumnya dijumpai demam, penurunan berat,badan, keringat
kopik, proteinuria, dan silinderuria. Adanya hipertensi yang malam, lemah lunglai. Manifestasi lain yang sering terkait
menyertai merupakan hal yang umum. Peradangan pembuluh adalah artritis, neuropati, ruam, splenomegali, dan glomerulitis
darah paru dapat meyebabkan batuk, mengi, infiltrasi paru dan
progresif berat, sering berakhir dengan gagal ginjal. pada ka-
pleuritis. Manifestasi sistem saraf sentral meliputi kejang- sus dengan keterlibatan sistemik yang tidak tampak secara
kejang, gejala ensefalitis, dan stroke. Kelumpuhan saraf kra- klinis, vaskulitis difus dapat ditemukan pada pemeriksaar,
nial dan iridosiklitis dapat terjadi. Keterlibatan pembuluh da- otopsi.
rah koroner dapat menimbulkan takikardia, gagal jantung, dan Tidak ada manifestasi laboratorium spesifik; mungkin ada
infark miokardium; perikarditis juga dapat dijumpai. Orkitis eosinofilia. Antibodi antineutrofil sitoplasmik serum (anrl-
dan epididimitis umum ditemui.
neutrophil cytoplasmic antibody = ANCA) sering positil'.
Roentgenogram dapat memperlihatkan penghancuran tulang
TEMUAN LABORATORIUM. Tidak ada uji laboratorium
dalam hidung dan sinus serta infiltrat paru memberi kesan tu-
yang spesifik. LED mungkin meningkat dan dapat dijumpai
berkulosis atau neoplasma. Analisis urin biasanya menunjuk-
adanya reaktan fase akut. Umumnya dijumpai anemia, kadang-
kan bukti adanya nefritis, dan pemeriksaan fungsi ginjal
kadang ditemukan eosinofilia dan leukositosis. Mungkin ada
mungkin tidak normal.
hematuri yang tampak atau mikroskopik, dan hasil pemeriksa-
Diagnosis didasarkan pada gambaran klinis dan uji sero-
an f'ungsi ginjal mungkin abnomal. Tidak ada ANA dan fak-
logis dan diperkuat dengan adanya lesi granulomatosa saluran
tor reumatoid. pernapasan dan vaskulitis sistemik, terutama nefritis. Diagno-
DIAGNOSIS. Poliarteritis nodosa mudah dirancukan dengan sis banding meliputi sindrom vaskulitis lain, limfoma, inf'eksi
banyak penyakit lainnya. Untuk melihat perbedaannya dengan jamur lokal atau diseminata, tuberkulosis, alveolitis alergika
penyakit reumatik lain mungkin sangat sukar. Diagnosis pe- dan sindrom Goodpasture.
nyakit terutama didasarkan pada kecurigaan klinis dan adanya Tanpa terapi, prognosisnya jelek. Penderita dengan ben-
perubahan histologis pada biopsi jaringan yang terlibat. Biopsi tuk-bentuk penyakit terbaras dapat bertahan hidup untuk masa
otot, saraf atau kulit dapat gagal mengidentifikasi adanya yang lama, tetapi lesi destruktif saluran pernapasan atas dapar
vaskulitis. Biopsi testis dikatakan membantu, tetapi jarang di- membuatnya menjadi jelek.
lakukan. Arteriografi mesenterika atau renalis dapat memperli- Pengobatan dengan kortikosteroid dapat menekan vaskuli-
hatkan adanya arteritis dan aneurisma; keadaan ini jarang dite- tis sisternik dan mencegah progresivitas lesi yang destruktif
mukan pada lupus eritematosus sistemik. pada saluran pernapasan atas. Siklofosfamid tampaknya efek-
PROGNOSIS. Poliarteritis yang berkembang sepenuhnya tif untuk penanganan penyakit yang berat. Beberapa penderita
dapat menjadi penyakit yang berat, berpotensi mematikan, membaik saat diobati dengan trimetoprim-sulfametoksazol.
yaitu kematian akibat dari gagal ginjal, gagal jantung, atau
keterlibatan gastrointestinal dan sistem saraf pusat yang berat. ARTERITIS TAKAYASU
Vaskulitis subkutan noduler tanpa keterlibatan sistem organ (Penyakit Tanpa Nadi)
besar mempunyai prognosis yang lebih baik.
Keadaan yang tidak biasa ini merupakan proses peradang-
PENGOBATAN. Kortikosteroid (l-2mg/kg/24 jam) dapat an yang melibatkan aorta dan cabang-cabang utamanya. teru-
menekan manifestasi akut dan memperpanjang ketahanan hi- tama terjadi pada wanita muda. Beberapa kasus telah
dup. Agen sitotoksik seperti siklofosfamid oral atau intravena dilaporkan pada awal masa kanak-kanak, sedikit pada bayi.
dapat menjadi agen tambahan yang efektif. Penderita yang paling banyak dilaporkan adalah dari Asia dan
842 Bagian XVI I Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
Afiika. Penyebabnya belum diketahui; teiah tercatat adanya Newburger JW, Takahashi M, Beiser A, et al: A single intravenous infusion of
defek kongenital pembuluh darah besar yang menyertainya. gamma globulin as compared with four infusions in the treatment of acute
Kawasaki syndrome. N Engl J Med 324: 16,33, I qC I .
Patologi yang mendasari adalah pan-arteritis segmen aorta Pelkonen P, Salo E: Epidemiology of Kawasaki disease. Clin Exp Rheumatol
dan ca,l,ang-cabang utamanya. Pembuluh darah yang lebih ke- i2(Suppl 10):S83, 1994.
cil biasanya tidak terkena. Dapat terjadi dilatasi dan robekan Rowley AFl, Gonzalez-Crussi F, Gidding SS, et al: Incomplete Kawasaki dis-
pada aneurisma. Keterlibatan pembuluh-pembuluh darah besar ease with coronary artery involvement. J Pediatr I 10:409, 1987.
Shulman ST, Bass JL, Bierman F, et al: Management of Kawasaki syndrome:
dapat menyebabkan lemahnya atau tidak adanya nadi pada ek-
A consensus statement prepared by North American participants of the
stremitas atas, oleh sebab itu, dinamakan "penyakit tanpa Third International Kawasaki Disease Symposium. Tokyo, Japan, Decem-
nadi." Tekanan darah pada kaki dapat melebihi tekanan darah ber 1988. Pediatr Infect Dis J 8:663, 1989.
pada lengan ("koarktasio terbalik"), berbeda dengan keadaan Special Writing Group of the Comminee on Rheumatic Fever, Endocarditis.
and Kawasaki Disease of the Council on Cardiovascular Disease in the
yang ditemukan pada koarktasio aorta. Keterlibatan arteri gin-
Young of the American Heart Association: Guidelines for the diagnosis of
jaldapat menyebabkan iskemia ginjal, menyebabkan hiper- - rheumaric fever: Jones criteria
[1992 update]. JAMA 26g:2069, 1992.
tensi. Menurunnya aliran darah ke otak dapat menimbulkan Suzuki A, Kamiya T, Arakaki Y, et al: Fate of coronary arterial aneurysms in
gangguan neurologis. Umumnya ditemukan gangguan pengli- Kawasaki disease. Am J Cardiol'/4:822.1994.
PENYAKIT KAWASAKI
American Heart Association Committee on Rheumatic Fever and Kawasaki I Bes 153
Disease: Diagnostic guidelines for Kawasaki disease. Am J Dis Child
144:1218,1990.
Bums JC, Wiggins JW, Toews WH, et al: Clinical spectrum of Kawasaki dis- Dermatomiositis
ease in infants younger than six months of age. J Pediatr 109:759, 1986.
Dajani AS, Taubert KA, Takahashi M, et al: Cuidelines for long-term man-
agement ofpatients with Kawasaki disease. Circulation 89:916, 1994. Jane Green Schaller
Kartuw H, lchinose E, Kawasaki T: Myocardial infarction in Kawasaki dis-
ease: Clinical analysis of i95 cases. J Pediatr 108:923, 1986.
Kawasaki T, Kosaki F, Okawa S, et al: A new infantile acute febrile mucocu-
taneous lymph node syndrome (MLNS): Prevalence in Japan. Pediatrics
54:271.1914. Penyakit multi sistem ini terutama ditandai oleh peradang-
Klassen TP, Rowe PC, Gafni A: Economic evaluation of intravenous immune an tidak bernanah dari otot lurik dan lesi kulit khusus.
globulin therapy for Kawasaki syndrome. J Pediatr 122:538,1992. ET|OLOGI DAN EPlDEMlOLOGl. penyebab dermaromiosiris
Leung DYM, Meissner HC, Fulton DR, et al: Toxic shock syndrome toxin se-
creting Staphylococcus aureus in Kawasaki syndrome. Lancet 342 1385,
belum diketahui. Mekanisme imunitas seluler dapat memain-
1993 kan peran dasar dalam patogenesis. Limfosit penderita der-
Levy M. Korean G: Atypical Kawasaki disease: Analysis of clinical presenta- matomiositis melepaskan limfotoksin yang membunuh sel-sel
tion and diagnostic clues. Pediatr Infect Dis J 9:122, 1990. otot pada biakan jaringan. Pengendapan imunoglobulin dan
komplemen juga terjadi dalam pembuluh-pembuluh darah dari
153 a Dermatomiositis 843
lit dan jaringan subkutan. Walaupun miositis biasanya paling ruas-ruasjari (kiri) dan di atas lutut (kanan). Lihatjuga seksi berwarna
844 Bagian XVI . Penyakit Reumatik Masa Kanak-Kanak
lain, seperti limfadenopati dan hepatosplenomegali. dapat banyakan penderita. Penentuan kadar SGOT, CpK atau aldo-
terjadr. Penyakit paru-paru (interstisial, perdarahan, atau pleu- lase serum yang dilakukan secara serial membantu dalam me-
ritis), keterlibatan okuler (iritis, retinitis) dan
manifestasi nilai aktivitas dan respons terapeutik. pr-ednison dengan dosis
sistem saraf sentral (kejang-kejang) merupakan penyakit yang inisial l-2 mglkg24 jam (atau 60mg/m2 luas permukaan ru-
.jarang terjadi bersamaan. buh) biasanya menurunkan kadar enzim ke arah normal dalarn
TEMUAN LABORATORIUM. Radang oror biasanya disertai l-2 minggu; biasanya diikuti perbaikan klinis dengan ber-
dengan kenaikan kadar enzim dalam serum seperti transami- kurangnya nyeri dan pembengkakan pada otot serta penamba-
nase (SGOT), kreatinin kinase (CPK), aldolase, dan laktat de- han kekuatan otot. Terapi inisial dengan pemberian steroicl
hidrogenase (LDH). Elektromiogram otot yang terkena abnor- dosis-tinggi intravena dianjurkan oleh beberapa pakar. Bila
mal, menunjukkan kombinasi perubahan miopati dan neuro- kadar enzim telah turun menladi normal, sedikit demr seclikrr
pati. Hantaran saraf motorik dan sensoris normal. MRI mung- dosis steroid harus dikurangi sambil melakukan pemantauan
kin berguna untuk memperlihatkan kelompok otot yang ter- terus-menerus terhadap kadar enzim serum dan perjalanan
kena. Laju endap darah dapat meningkat atau normal. Uti un- klinis penyakit. Jika dosis steroid dikurangi dengan cepat. re-
tuk faktor reumatoid biasanya negatif; antibodi antinuklear bound dapat terjadi pada kadar enzim; rebound ini disertai de-
mungkin ada, biasanya titernya rendah. Pada saat ini, sejumlah ngan penjelekan keadaan klinis dalam beberapa minggu,
autoantibodi yang disebut autoantibodi spesifik-miositis telah kecuali jika dosis kortikosteroid segera dinaikkan. Dosis stero-
diketahui; autoantibodi ini tidak begitu berguna bagi kedok- id terendah yang cukup untuk menekan gejala klinis dan kadar
teran klinik tetapi mungkin menarik dalam pemahaman klasifi- enzim serum akan ditemukan dan dipertahankan selama bebe_
kasi penyakit. Analisis urin biasanya normal. Pada penderita rapa bulan. Terapi steroid biasanya dapat dihentikan sesudah 2
dengan keterlibatan gastrointestinal, mungkin dijumpai adanya tahun. Preparat steroid seperti triamsinolon dan deksametason.
darah dalam tinja, baik yang tersembunyi ataupun yang tam- yang telah diketahui menyebabkan "miopati steroid', harus
pak. Poentgenogram dapat mengungkapkan adanya endapan dihindari. Untuk penderita yang tidak responsif terfiadap stero-
kalsium pada jaringan lunak. id, agen tambahan seperti metotreksat, azatioprin, atau siklo-
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Bentuk dermaro. sporin, dapat bermanfaat. Beberapa keberhasilan dengan terapi
miositis yang khas akan menimbulakan sedikit kesukaran di- imunoglobulin intravena telah dilaporkan.
agnostik. Kombinasi kelemahan otot proksimal dan otot aksial, Terapi fisik sangar penring dilakukan untuk menghindari
ruam yang khas, kenaikan kadar ensim serum, dan kelainan kontraktur dan membangun kekuatan otot lagi. Selima fase
hasil pemeriksaan elektromiografi atau MRI merupakan diag- akut ketika kelemahan otot menonjol, olahraga pasif dapat di-
nostik; biopsi otot dengan bukti adanya vaskulopati dan mio- gunakan untuk mempertahankan kisaran gerakan yang masilt
pati iskemik membantu diagnosis, rerapi biasanya tidak perlu. dapat dilakukan. Apabila keadaan klinis membaik, harus di_
Untuk diagnosis banding, berbagai gangguan neuromuskuler tambahkan olahraga aktif untuk memperkuat oiot. Mun_ekin
seperti poliomielitis, sindrom Guillain-Barr6, distrofi otot, mi- memerlukan bidai untuk mempertahankan posisi tungkai yang
astenia gravis dan miopati endokrin atau miopati metabolik baik. Tirah baring tidak diperlukan, dan kapan sa1a, imobr
harus dipikirkan, sebagaimana hiilnya penyakit yang ditandai lisasi tanpa olahraga harus dihindari. Higiene kulit terutama
oleh lesi otot yang mencolok, seperti trikinosis atau toksoplas- sekeliling leher, lipatan kulit dan aksila adalah penring.
mosis. Rhabdomiolisis sementara dengan mioglobinuria harus DIAGNOSIS. Perjalanan dermatomiositis dapat dimodifikasi
dipikirkan, juga miositis akur yang dihubungkan dengan virus dengan baik melalui pengendalian yang seksama sejak awal
influenza dan dapat terjadi pada infeksi virus lainnya. SLE, pe- penyakit, dan prognosisnya baik pada anak yang diobati seca_
nyakit jaringan ikat campuran, artritis reumatoid juvenilis dan ra adekuat. Pada penderita yang tidak diobati, angka,mortali_
sklerodlrma dapat dibedakan secara klinis dan melalui uji la- tasnya sekitar 40Vo. Sebagian besar kematian diakibatkan oleh
boratorium. Bila mulainya penyakit tersembunyi, maka untuk keterlibatan palatorespiratorik atau komplikasi gastrointestinal
menegakkan diagnosis diperlukan pengamaran dalam suatu seperti perdarahan atau perforasi dan terjadi dalam 2 tahun se_
periode. jak mulai sakit. Kalau tidak, penyakit biasanya menjadi inaktif
PENGOBATAN. Selama fase akut, evaluasi dan penanganan selama masa beberapa tahun. Atau, penyakit dapat tetap mem-
yang tepat mengenai fungsi palatorespirasi dan keadaan otot bara selama beberapa tahun, namun hal ini jarang terjadi. Ke_
pernapasan dapat menyelamatkan jiwa penderita. Jika meka- banyakan penderita yang bertahan hidup mampu hidup aktif,
nisme penelanan terganggu, diet lunak atau cair harus diberi- walaupun mungkin mereka mempunyai kelainan sisa. Bebera_
kan dengan pengawasan yang ketat. penderita harus diawasi pa penderita menderita kontraktur berat dan derformitas beru-
secara seksama, terhadap kemungkinan terjadinya gangguan pa cacat. Kalsinosis berat dapat merupakan cacat utama; tidak
fungsi respirasi, melalui uji fungsi paru. Asuhan keperawatan ada terapi yang memuaskan. Eksisi (bedah) lesi kalsium dapat
harus dilakukan pada setiap anak yang mempunyai keterli- memberikan beberapa keenakan. Kejadian lipo-distrofi dengan
batan palatorespiratorik, dan peralatan untuk pengisapan naso- resistensi terhadap insulin dan hiperandro-genisme telah dike_
f'aring, intubasi endotrakea dan trakeostomi harus tersedia. nali sebagai komplikasi akhir dermato- miositis.
Mungkin memerlukan alat pernapasan (respirator). Kemung-
kinan manifestasi gastrointestinal yang serius selama fase akut
penyakit juga harus dipikirkan. Bowyer SL, Blane CE, Sullivan.DB, Cassidy JT: Childhood dermatomyositis:
Factors predicting functional outcome and development of dystrophic calci_
Penyembuhan fungsional tergantung pada pemeliharaan
fication. J Pediatr 103:882, 1983.
kekuat-,r otot yang cukup dan pencegahan cacat kontraktur. Dalakas M, Illa I, Dambmsia J, et al: A controlled trial of high dose intrave_
Kortikosteroid secara efektif menekan proses radang pada ke- nous immune globulin infusions as treatment for dermatomyositis. N Engl
J
Med 329:1993. 1993
154 r Skleroderma 845
Love LA. Leff RL, Fraser l)D, et al: A new approach to the classification of ruh ini biasanya diserrai dengan keterlibatan sistemik (sklero
idiopathic inflammatory myopathy: rnyositis- specific autoantibodies deflne
sis sistem.ik) dzin biasanya terjadi pada orang dewasa. Sklero-
useful homogenous patient groups. Medicine 70:360, I 99 I .
Miller LC. Sisson BA, Tucker LB. ct al: Methotrexate treatmel')t of recalcilrant derma pada anak-anak biasanya berbentuk morfea atau skle
childhood dermatornyositrs. Arthritis Rheum 35: I 143, 1992. rodema linier: sklerosis sistemik tidak lazim dr.lumpai (Tabel
Pachman LM: lnflammatory myopathy in children. Rheum Dis Clin North r.54- 1).
An. 919. 1994.
Plotz P: Curent concepts in rhe idiopathic'inflammatory myopathies: ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI. Penyakit ini .1arang, clal.rar
Polyrnyositis, dermatomyositis, and related disorders. Ann Intern Med muncul setiap waktu pada masa kanak-kanak. dan mer"upiikan
II l:143. 1989 sasaran penjelekan lambat yang tidak dapat dir"antalk:rn atau
I{oed AM. Pachman LM. Ober C: Molecular genetlc studies of ntajor histo- rernisi. Anak pcrempuan lebih sering rerkena claripada anal
cornpatibility cornplex genes in children rvith juvenile dermatomyosiris: irr-
crease<l nsk associated with HLA-DQAI'O501 Huni hnmunol
laki-laki. Tidak ada kccenderungan familial. Penyebab pen1,a
32:235.
l99l kit ini belum diketahui. Histopatologi sklerosis sistentrk rcr-u
Tr.rckerLB, Sadeghi-Nejad A, Schaller JG: The associarion of acquired gencr lama pada fibrosis jaringan yang terkena, respons peladang-
alized lipodystrophy with juvenile dermatomyositis. Arthntis Ilheum 199:1. annya relatif sedikit. dan vaskulitis oklusiva mengenai kapiler
dan pembuluh darah kecil.
MANIFESTASI KLlNlK. Morfea dan Skteroderma tinier
Tanda-tanda pertama adalah lesi tambalan pada kulit dan 1a-
ringan subkutan. Tanda-tnnda ini sering mempunyai pola lini
I Bee 154 er serupa dengan penyebaran saral perif'er dan terutama dapat
terjiidi pada satu sisi tubuh. Selama tase iiwal, daer-ah yang rer
.
terladi pada penyakit sistemik seperti lupus eritematosus Fibrositis-fibromialgia merupakan suatu gambaran keada-
sistemik (SLE), vaskulitis, enteritis regional, kolitis ulserativa an yang sangat buruk pada orang dewasa, yang juga telah di-
dan sindrom Behcet. jumpai pada anak-anak. Tidak ada peradangan yang jelas.
Pencarian terhadap infeksi-infeksi yang mempercepat tim- yang disertai dengan bentuk reumatisme nonartikuler ini. pe-
bulnya penyakit ini, obat atau penyakit yang mendasari harus ngetahuan yang dicapai mengenai fisiologi atau patologinya
dilakuran. Laju endap darah biasanya meningkat dan bukti pe- baru sedikit saja; pada orang dewasa, terkesan ada hubungan-
nyakit radang nonspesifik lainnya, seperti reaktan fase akut di- nya dengan stres. Penyakit ini terutama mengenai wanita. Ti-
temukan. Bukti dugaan terhadap penyebab penyakit ini dapat dak ada kelainan penemuan laboratorium. Manifestasi kli-
rneliputi: adanya gambaran streptokokus -hemolitikus pada niknya terdiri atas nyeri dan rasa tidak enak pada muskulo-
biakan faring atau kenaikan titer antistrepolisin O; perubahan skeletal yang sukar dijelaskan, terurama pada toraks, yang da-
reaksi kulit terhadap tuberkulin, histoplasmin atau koksidio- pat diulangi lagi dengan menekan sejumlah dtik-tirik pemicu.
idin. yang sebelumnya negatif; bukti roentgenografik adanya Kelelahan, kecemasan, insomnia, dan nyeri kepala sering di-
tuberkulosis paru atau penyakit jamur; atau bukti adanya pe- jumpai, tetapi keadaan ini tidak pr-ogresif dan tidak disertai de-
nyakrt yang rnenyertai seperti SLE, penyakit radang usus, atau ngan defbrmitas kronik. Terapi penyakit adalah dengan meya-
sarl.oidosis" kinkan kembali, penanganan stres dan gangguan ticlur. olah,
Salisilat biasanya cukup meredakan gejala-gejala eritema raga dan mungkin agen-agen anti-radang nonsreroid dapat
nodosa. Lesi kulit dan manifestasi utamanya dapat responsif membantu. Prognosis akhirnya belum diketahui.
terhadap kortikosteroid, tetapi terapi demikian biasanya tidak Pada sindrom refleks distrofi simpatis, tungkai atau bagian
diperlukan pada penyakit yang sembuh sendiri dan dapat me- tungkai terimobilisasi karena nyeri yang berat; hipersensitivi-
lupakan kontraindikasi karena adzrnya infeksi aktif yang men- tas kulit, osteoporosis dan tanda-tanda disfungsi saraf otonom
dasarinya. (perubahan suhu, berkeringat) adalah khas. Tampaknya, sin-
drom ini dapat menyertai jejas muskuloskeletal minor. Terapi
yang berhasil mencakup remobilisasi bagian yang terkena de-
ngan terapi fisik. Intervensi psikososial mungkin diperlukan.
Aetiology oferythema nodosum in children. Lancet 2:14, 1961.
Kirby JR, Kraft GH: Oral contraceptives and erythema nodosum. Obstet Gy- terutama jika keadaannya berulang pada bagian yang sama
rrcrul ,1():409 1972 atau bagian lainnya.
157.1 Fasiitis
I Bnn l5l (Fasiitis Difus, Fasiitis Eosinofitik)
Sindrom Nyeri Gangguan yang tidak umum ini ditandai oleh peradangan
difus jaringan fasia, biasanya disertai dengan eosinofilia ja-
ringan atau eosinofilia darah. Tidak ada penelitian jangka pan-
June Green Schaller jang yang telah menjelaskan riwayat alamiah penyakit. pe-
nyakit ini mungkin merupakan suatu varian dari skleroderma.
Sebagian besar anak yang dirujuk ke klinik reumatologi Walaupun sebagian besar penderitanya adalah orang dewasa,
anak menderita sindrom nyeri muskuloskeletal yang tidak da,
gangguan ini dapat juga terjadi pada anak-anak. peradangan
pat menampakkan penyebab organik. Sindrom ini meliputi jaringan fasia terutama terjadi pada tungkai dan badan; rangan,
nyeri yang semakin berat, sindrom fibromialgia, sindrom hi-
kaki dan muka biasanya tidak terkena. Tidak ada kaitannya
permotrlitas dan sindrom distrofi refleks simpatis. Merupakan
dengan fenomena Raynaud. Kontraktur sendi, termasuk kon-
hal yang penting bagi para klinisi, untuk mengenali anak-anak
traktur jari, dapat terjadi. Dapat rimbul setelah melakukan
yang demikian dan menghindari untuk mencap mereka sebagai
olahraga yang berat dalam satu waktu. Jaringan yang terkena
penderita penyakit kronis, seperti artritis reumatoid .juvenil,
membengkak dan lunak; namun karena kulit terletak di
atau meresepkan terapi yang tidak tepat dan tidak efektif de-
atasnya tidak terkena, jaringan kulit tampak berkerut. Belum
ngan obat-obat antiradang dan imunosupresan. Anak-anak
dijelaskan adanya keterlibatan organ-organ dalam. Tidak ada
mungkin mengalami gangguan akibat sindrom nyeri ini, dan
uji laboratorium yang diagnostik; hasil uji untuk faktor reuma-
mereka harus mendapat penanganan yang tepat dengan diag-
toid dan antibodi antinuklear biasanya negatif. Beberapa pen-
nosis yang tepat, penilaian yang tepat terhadap setiap lembaran
derita mempunyai eosinofilia yang mencolok, dan penam-
psil:clogis, dan terapi fisik untuk mengembalikan fungsi tu-
bahan jumlah eosinofil ini dapat ditemukan pada jaringan
buhnya.
yang terkena. Diagnosisnya berdasarkan tanda-tanda klinis
Nyeri tungkai idiopatik pada masa kanak-kanak, sering di- dan didukung bukti dari biopsi radang fasia. Terapi kortiko-
sebul: nyeri yang semakin berat, mengenai sejdmlah besar steroid dapat membantu, walaupun hasil penelitian peman-
anak-anak normal. Nyeri. tungkai difus, biasanya pada kaki, tauan jangka-lamanya tidak ada. Pada anak-anak, tampaknya
terjadi pada malam hari dan tanpa disertai kecacatan atau pe- penyakit ini disertai dengan morfea, dan agaknya bertumpang-
nemuan-penemuan fisik objektif pada siang hari. Terapinya tindih dengan skleroderma. Fasiitis eosinofilia yang disertai
meliputi usaha-usaha untuk meyakinkan kembali dan mengi- anemia aplastik, trombositopenia, leu-kemia, atau limfoma ja-
kuti pe;alanan waktu. rang sekali terjadi.
158 I Sindrom Nyeri 849
Atidtis Pi.d€eol*'=,r,i
Sindrom Sjiigren Artritii: ruberkulosis
Osteomielitis dengan efusi sendi simparis
Arrritis teikait virus
Jqne Green Schaller Att{iti3 re kiifi,ji=
Penyakit Lyme
Penyakit radang-autoimun kronik ini, jarang terjadi pada Laln-lain (misal nya; arrrifi s Mikoplasma)
anak-anak, ditandai dengan mata kering (keratokonjungtivitis Penyakit.Neoplastik
sikka, seroftalmia), mulut kering (serostomia), dan disertai ' Lbukemia
gangguan jaringan ikat. Kelenjar ludah dan lakrimalis terinfil_ Neuroblqstqma
trasi oleh limfosit dan sel plasma; proses yang serupa dapat Histiosirbsis matigna
mengurangi sekresi dalam saluran pernapasan, vagina, pada
kulit dan kelenjar ludah serta kelenjar lakrimalis.
Manifestasi klinikmeliputi fotofobia, mata panas dan gatal,
ffumor tularr prifiei,,;{4nr
serta pandangan kabur; pembesaran kelenjar parotis unilateral
Ke"adaan-keadaan "ortopedik" (keadaan rulang dan ,*ndi nonru
atau bilateral yang tidak nyeri, rasa pengecapan oleh lidah ber_ d*g)
kurang, karies gigi, disfagia, lidah pecah-pecah, dan keilitis Sildro.m nekrosi avaskuler { mi sal nya. penyaki t Legg-Cal v6_
1
angularis; rasa pembauan berkurang, dan epistaksis; suara se_ Perthes. penyakit Kohler. penyakit Osgood_Schlarrer)
rak, bronkitis berulang, pneumonia dan otitis kronik. Sindrom Sinovitis toksik pinggul
Sjogren dapat terjadi dalam lingkungan artritis reumatoid atau Epifisis kaput lemoris tergeli ncir
lupus eritematosus sistemik. Bentuk-bentuk limfoproliferatif Trauma (fihktur penyiisaan anak. jejas sendi, Iigamenrum dan
,n
juga dapat terjadi, dengan kemungkinan keganasan limfoid. '
;"1J,",'l;;.,om ar asia
Diagnosisnya didasarkan pada tanda-tanda klinik yang didu-
kung oleh biopsi bibir atau kelenjar yang menampakkan infil-
trasi limfosit; mungkin ada hipergamaglobulinemia, krioglo
bulinemia, faktor reumatoid dan antibodi terhadap LalSSB dan
RoiSSA. Sindrom Sjcigren ibu dapat mendahului sindrom lu-
pus neonatus.
Pengobatannya bersifat simtomatik, dengan menggunakan SinOrom nveri
airmata buatan, tablet isap dan cairan untuk membatasi penga- Nyeri tungkai idiopatik (nyeri yang makin berrambah)
ruh yang merusak akibat berkurangnya sekresi. Kortikosteroid Sindrom fibromialgia
mungkin terindikasi pada gangguan fungsional yang berat dan Sindrom refleks distrofi simparis
komplikasi yang mengancam jiwa. Hi steria, reaksi koirversi, "reumat-i sme psikogenik,,*
BerbagaiEnacam keadaan (misalnya. anemia sel sabit, he-
monlia; :-
Fox RI, Saito I: Criteria for diagnosis of Sjcigren's syndrome [Review]. Rheum sindrom sendi hipermobil, arrritis akibat-imunodefi siensi,
Dis Clin North Am 2O:391, t994.
l fij
Hearth-Holmes M, Maethge BA, Abreo F, Wolf RE: Autoimmune exocrino-
pathy presenting as recurrent parotitis of childhood [Review]. Arch Otolar-
yngol Head Neck I 19:347, 1993. aKeadaan ini mungkin menyertai gejala-gejalu
yang nemberi kesan artritis:
St.ulair EW: New developments in Sjdgren's syndrome [Review]. Curr Opin keadaan tersebut tidak menimbulkan atau mewakili penyakit .rendi.
Rheumatol 5:604.1993.
Sejumlah keganasan masa kanak-kanak dapat mengakibat- Aprin H, Turen C: Pyogenic sacroillitis in children. Clin Orthop 287 98, 1993.
Cabral D, Petty R, Fung M, Malleson P: Persistent antinuclear antibodies in
kan keterlibatan muskuloskeletal yang menyerupai artritis, bia-
children without identihable inflamrnatory rheumatic or autoimmune dis-
sanya melalui mekanisme infiltrasi sel-sel ganas di sekitar ease. Pediatrics 89:441, 1992.
kapsula sendi dan periosteum atau penghancuran tulang. Nyeri Can AJ, Cole WG, Roberton DM, Chow CW: Chronic multifocal osteomyeli-
pada sendi yang terkena sering berat, dan pemeriksaan darah tis. J Bone Joint Surg Br 75:582,1993.
Cassidy JT: Miscellaneous conditions associated with afihritis in children. Pe-
dapat menunjukkan kelainan sel darah putih (leukopenia atau
diatr Clin North Am 33:1033, 1986.
bentuk-bentuk sel yang abnormal), trombositopenia, anemia, Cassidy JT: Progress in diagnosing and understanding chronic pain syndromes
hiperurikemia, atau kenaikan LDH. Roentgenogram tulang da- in children. Cun Opin Rheumatol 6:544, 1994.
pat menunjukkan tingkat kepadatan metafisis yang semakin Cushing AH: Diskitis in children. Clin Infect Dis 17:1, 1993.
Nocton JJ, Miller LC, Tucker LB, Schaller JG: Human pawovirus B 19 associ-
berkurang, periostitis, atau lesi yang bersifat lisis. Kecurigaan
ated arthritis in children- J Pediatr 122186,1993.
adanya keganasan pada anak dengan "arlritis" memerlukan pe- Schuval SJ, Bonagura VR, Ilowite NT: Rheumatologic manifestations of pedi,
ngamatan yang tepat, dengan konsultasi onkologi dan biopsi atric human immunodeficiency virus infection. Rheumatol 20:1578, 1993.
sumsum tulang ataujaringan yang sesuai lainnya. Steere AC, Taylor E, McHugh GL, Logigian EL: The overdiagnosis of Lyme
disease. JAMA 269 :1812, 1 993.
Penyakit kostokondrial (kostokondrlrls) merupakan gang- Szer IS, TaylorE, Steere AC: The long-term course of Lyme arthritis in chil-
guan yang relatif sering, ditandai dengan nyeri yang terloka- dren. N Engl J Med 325:159, 1991.
lisasi pada sambungan kostosternal atau kostokondral. Nyeri Tucker LB: Nonrheumatic conditions including infectious diseases and syn-
dromes in children. Cun Opin Rheumatol, in press.
dapat timbul secara akut, tajam, mendadak dan sebentar, atau Yunus MB, Masi AT: Juvenile primary fibromyalgia syndrome: A clinical
nyeri ini dapat berkembang sedikit demi sedikit sebagai nyeri study of 33 patients and matched normal controls. Arthritis Rheum 28:138.
yang tidak tajam (tidak menusuk) yang berakhir dalam bebera- 1985.
pa jam hingga beberapa hari. Nyeri ini dapat disertai dengan
rasa ketat karena spasme otot dan biasanya tidak dieksaserbasi
oleh gerakan pernapasan atau gerakan ringan lainnya. Sering- 163.1 Nodul Reumatoid Benigna
kali ada perlunakan setempat pada waktu mempalpasi satu kar-
tilago kosta atau lebih, dan riwayat trauma atau pekerjaan fisik Lesi seperti-nodul reumatoid yang tidak disertai penyakit
yarg tidak lazim. Kombinasi nyeri, perlunakan, dan pembeng- reumatik kadang-kadang terjadi pada anak. Pada berbagai
kakan dengan atau tanpa kemerahan disebut sebagai sindrom tempat dapat dijumpai satu atau banyak lesi, termasuk daerah
Tietze. Ketidak-enakan biasanya hanya menetap selama bebe- pretibia, dorsum pedis, kulit kepala, tangan, dan siku; lesi-lesi
rapa hari atau berespons terhadap analgesia ringan dan ini dapat juga muncul pada titik tekanan atau sesudah trauma,
menghindari aktivitas yang berat. sebagaimana nodul reumatoid yang sebenarnya. Secara klinis
Beberapa keadaan nonradang dapat menyerupai penyakit nodul ini terletak subkutan atau melekat padajaringan yang le-
reumatik pada anak. Keadaan ortopedik seperti fraktur tulang, bih dalam dan menyerupai nodul reumatoid. Secara histologis,
jejas jaringan lunak, sindrom nekrosis avaskuler, dan epifisis lesi ini memperlihatkan daerah sentral yang mengalami nekro-
kaput femoris.yang tergelincir dapat menyerupai artritis; roent- sis fibrinoid, dikelilingi histiosit dan sel-sel mononuklear; lesi-
genogram atav scan tulang biasanya diagnostik. Sindrom lesi tersebut sangat menyerupai nodul reumatoid tipe-dewasa
nyeri, nyeri yang makin berat, fibromialgia dan distrofi refleks atau lesi intrakutan yang merupakan ciri khas granuloma anu-
simpatis (lihat Bab 157) juga harus dipikirkan sebagai diagno- lare. Sebenarnya, dapat diikuti granuloma anulare yang khas.
sis banding. Penyebabnya belum diketahui. Anak yang terkena sehat
Keadaan-keadaan yang ditentukan secara genetik atau kon- dan tidak mempunyai keluhan-keluhan yang berkaitan dengan
genital secara superfisial dapat menyerupai penyakit reumatik. reumatik. Uji laboratorium normal; hasil uji untuk faktor reu-
Misalnya, miositis osifikans kongenital (fibrodisplasia osifi- matoid dan antibodi antinuklear negatif. Lesi nodul bertambah
kans kongenital) kadang-kadang terancu dengan dermatomio- besar, mengecil dan dapat berulang, tetapi kekambuhan ini
sitis atau skleroderma, dan keadaan-keadaan seperti osteolisis biasanya berhenti sesudah beberapa bulan atau beberapa ta-
kaiyal-tarsal atau displasid trikorinofalangeal dapat memberi hun. Penyakit ini sifatnya jinak; anak yang terkena tidak
kesan arlritis reumatoid juvenil. Riwayat keluarga positif, ada- mengalami peningkatan risiko untuk menderita penyakit reu-
nya tanda-tanda dismorfik yang berhubungan (misalnya, ano- matik, dan tidak ada terapi yang diperlukan seLain pengem-
mali digital pada miositis osifikans kongenital alau anomali balian keyakinan.
muka khas pada displasia trikorino-falangeal) atau gambaran Nodul-nodul yang terdapat pada penyakit reumatik (artritis
roentgenografik tulang dan sendi yang terkena (misalnya, lisis reumatoid, demam reumatik akut, skleroderma, lupus eritema-
tulang karpal dan tarsal pada osteolisis karpal-tarsal) dapat tosus sistemik) jarang terjadi sebagai satu-satunya manifestasi,
membedakan wujud ini (lihat Bab 634). namun sepertinya tampak bersamaan dengan tanda-tanda lain
Berhagai macam keadaan lainnya dapat menyerupai penya- penyakit reumatik aktif. Nodul reumatoid pada artritis reu-
kit reumatik masa kanak-kanak. Yang perlu diperhatikan ada- matoid biasanya disertai dengan hasil uji faktor reumatoid
lah sindrom tangan-kaki pada anemia sel sabit dan artropati yang positif.
hemofilia. Pada umumnya, keadaan demikian dapat dibedakan
atas dasar riwayat dan penemuan fisik, yang secara keselu-
Burrington JD: "Pseudorheumatoid" nodules in children: Report of ten cases.
ruhan tampaknya tidak konsisten dengan penyakit reumatik
Pedaitrics 45:4'7 3, l9'7 0.
yang manapun. Simons FE, Schaller JG: Benign rheumatoid nodules. Pediatrics 56:29.,1975.
164 t .A,miloidosi.:s 853
pengendapan jaringan menyebabkan berbagai pola disfungsi Biopsi ginjal dipandang berbahaya bila ada amiloidosis, kare-
organ. na kemungkinan terjadi perdarahan. Limpa sering terkena se-
Klasifikasi protein amiloid dan berbagai penyakit amiloid hingga bukan merupakan tempat yang baik untuk biopsi.
adalah kompleks. Jenis-jenis amiloidosis utama adalah mereka Tempat bi tpsi yang lebih mudah adalah mukosa rektum dan
yang terkait mieloma multipel dan makroglobulinimea (penda- jaringan g,inggiva. Metode sintigrafi dengan menggunakan
hulu amiloid tipe-Al-), amiloidosis yang terjadi pada individu komponer P amiloid serum telah diuraikan sebagai alat diag-
dengan demam Mediteranian familial (pendahuld amiloid tipe- nostik yang berguna dan sebagai alat untuk memonitor sratus
AA). Sekelompok keadaan, termasuk amiloidosis primer, kea- amiloidosis. Penderita dengan artritis juvenil dan amiloidosrs
daan-keadaan amiloid yang berkaitan dengan pe-nuaan (ter- sekunder biasanya menunjukkan peningkatan reaktan-fase
masuk penyakit Alzheimer), dan beberapa tipe amiloidosis fa- akut dan kadar imunoglobulin yang tinggi.
milial yang jarang, disertai dengan pendahulu amiloid lainnya. PENGOBATAN Amiloidosis telah digambarkan sebagai ke-
Hanya amiloidosis yang terjadi bersama dengan demam adaan yang tidak dapat diobati dan ireversibel. Namun amiloi-
Mediteranian familial dan amiloidosis sekunder akibat penya- dosis pada DMF biasanya dapat dicegah dengan memberi
kit radang kronik yang mengenai anak dalam suatu jumlah terapi kolkisin, dan terapi demikian dapat mengembalikan be-
yang cukup besar. ini, seperti yang dapat disaksikan
berapa amiloidosis stadium
Demam Mediteranian Familial (DMF) adalah penyakit dengan adanya penurunan proteinuria. Pada artritis juvenil,
yarig secara genetik terdapat paling sering pada orang-orang amiloidosis sekunder responsif terhadap klorambusil dan
Yahudi Afrika Utara, Arab, Turki dan Armenia. Diagnosisnya berakibat perbaikan tanda-tanda ginjal dan pemanjangan
didasarkan atas tanda-tanda klinik berupa serangan dernam. umur; hanya ada sedikit pengalaman dengan agen-agen sito-
berulang; serositis paling sering ditampakkan oleh nyeri perut; toksik lainnya. Efek samping klorambusil adalah kerusakan
artritis; dan riwayat keluarga positif. Tidak ada uji yang diag- kromosom dan resiko keganasan lain yang belum diketahui.
nostik. Serangan DMF biasanya rnulai timbul selama masa Tidak banyak pengalaman terapi untuk amiloidosis sekunder
kanak-kanak. Pemindahan penyakit bersifat otosorr. resesif. yang disebabkan keadaan-keadaan lainnya.
Pada sepertiga hingga setengah individu penderita DMF di be-
be"apa populasi (Yahudi Sefardik, Turki; berkembang amiloi- Castile R, Shwachman H, Travis W, et al: Amyloidosis as a complication of
dosis sekunder yang tidak tergantung pada f:ekuensi atau be- CF. Am J Dis Child 139;728, 1985.
ratnya serangan DMF. Lokus genetik DI{r terletak pada kro- David J, Vouyiouka O, Ansell BM, et al: Amyloidosis in juvenile chronic ar-
mosom 16 dan berbeda dari kelompcL gen serum AA yang thritis: A morbidity and mortality study. Clin Exp Rheumarol I 1:85, 1993.
Gedalia A, Adar A, Gorodischer R: Familial Mediterranian fever in children. J
terletak pada kromosom 1lp. Amiloidosis yang disertai de- Rheumatoid 19(Suppl 35):1, 1992.
ngan DMF ditampakkan dengan proteinuria, yang semakin Hawkins PN, Richardson S, Vigushin DM, et al: Serum amyloid p component
memburuk menjadi sindrom nefrotik dan gagal ginjal dalam scintigraphy and turn over studies for diagnosis and quantitative monitonng
masa beberapa bulan hingga beberapa tahun; kematian terjadi of AA amyloidoisis in juvenile rheumatoid arthntis. Arthntis Rheum
36:842,1993.
karena infeksi, trcmboembolisme atau uremia. Serangan DMF Pras E, Aksentijevich I, Gruberg L, et al: Mapping of a gene causing familial
dapat dicegah dengan terapi kolkisin. Terapi kolkisin juga sa- Mediterranian fever to the short arm of chromosome 16, N Engl J Med
ngat mengurangi kejadian amiloidosis dan menyebabkan bebe- 326 1509,1992.
rapa regresi pada amiloidosis yang telah mantap. Dikatakan Saatci U, Bakkaloglu A, Ozen S, Besbas N: Familial Mediterranian Fever and
amyloidosis in children. Acta Paediatrica 8 I :705, 1993.
bahwa kolkisin yang diminum ibu-ibu hamil yang menderita Woo P: Amyloidosis in children. Baillieres Clin Rheumatoid 8:691, 1994.
DMF tidak membahayakan dirinya ataupun bayinya. Zemer D, Liunch A, Damon YL. et al: Long-term colchicine treatment in chil
Amiloidosis yang mempunyai komposisi serupa (penda- dren with familial Meditenanian'fever. Arth Rheum 34:9'13,1991.
hulu fibril AA) juga terjadi pada beberapa individu dengan pe-
nyakit radang kronik, termasuk artritis juvenil, fibrosis kistik,