Dosen Pembimbing:
Eka Nugraha Naibaho,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
DI SUSUN OLEH:
A. Latar Belakang
Dalam keadaan normal, sistem imun dapat membedakan self antigen
(antigen tubuh sendiri) dari antigen asing, karena tubuh mempunyai toleransi
terhadap self antigen (self-tolerance), tetapi pengalaman klinis menunjukkan
bahwa adakalanya timbul reaksi autoimunitas.Idealnya, system imun dapat
memelihara keseimbangan antara respon yang efektif terhadap antigen lingkungan
dansistem pengendalian terhadap sejumlah molekul yang mempunyai kemampuan
merusak diri sendiri.
Autoimunitas terjadi karena self-antigen yang dapat menimbulkan aktivasi,
proliferasi sertadiferensiasi sel T autoreaktif menjadi sel efektor yang
menimbulkan kerusakan jaringan dan berbagai organ. Respons terhadap self-
antigen melibatkan komponen-komponen yang juga terlibatdalam respons imun,
seperti antibodi, komplemen, kompleks imun, dan cell mediated immunity. Baik
antibodi maupun sel T atau keduanya dapat berperan dalam patogenesis penyakit
autoimun.
Dalam populasi, sekitar 3,5 % orang menderita penyakit autoimun. 94 %
dari jumlahtersebut berupa penyakit Grave (hipertiroidism), diabetes melitus tipe
1, anemia pernisiosa, artritisreumatoid, tiroiditis, vitiligo, sklerosis multipel dan
LES (Lupus eritematosus sistemik). Penyakitdiemukan lebih banyak pada wanita
(2,7 kali dibanding pria).
Dalam autoimunitas, antigen disebut autoantigen, sedang antibodi disebut
autoantibodi.Selautoreaktif adalah limfosit yang mempunyai reseptor untuk
autoantigen.Bila sel tersebutmemberikan respon autoimun, disebut SLR (sel
limfosit reaktif).Pada orang normal, meskipunSLR terpajan dengan autoantigen,
tidak selalu terjadi respons autoimun oleh karena ada sistem yang mengontrol
reaksi autoimun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan autoimunitas?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya autoimunitas ?
3. Faktor apa saja yang berperan dalam terjadinya autoimunitas ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami autoimunitas
2. Untuk mengetahui terjadinya autoimunitas
3. Untuk mengetahui faktor pemicu autoimunitas
BAB II
ISI
A. Sistem Imun
Autoimunitas merupakan respons imun terhadap antigen jaringan sendiri
yang disebabkan oleh hilangnya toleransi. Autoimun terjadi oleh karena
dikenalnya self antigen yang menimbulkan aktivasi, proliferasi serta diferensiasi
sel T autoreaktif menjadi sel efektor yang menimbulkan kerusakan jaringan.
Sistem kekebalan tubuh individu dapat bereaksi terhadap antigen autolog dan
menyebabkan cedera jaringan dihargai oleh immunologists dari waktu yang
kekhususan dari sistem kekebalan tubuh untuk asing antigen. Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap perkembangan imunitas auto adalah genetik kerentanan
dan lingkungan pemicu, seperti infeksi dan cedera jaringan lokal. Infeksi dan
cedera jaringan juga dapat mengubah cara di mana antigen diri yang ditampilkan
pada sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kegagalan diri toleransi dan
aktivasi limfosit diri reaktif.
KESIMPULAN
Akib, Arwin AP; Zakiudin Munasir, Nia Kurniati. 2008. Buku Ajar Alergi –
Imunologi Anak Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit IDAI.
Baratawidjaja, Karnen Garna; Iris Rengganis. 2014. Imunologi Dasar Edisi 11.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
Chapel H, Haeny M, Misbah S, Snowden N. 1999. Essential of Clinical
Immunology 4th Ed. London : Blackwell Science Ltd.
Chapel H, Haeny M, Misbah S, Snowden N. 2014. Essential of Clinical
Immunology 6th Ed. London : Blackwell Science Ltd.