Anda di halaman 1dari 17

AUTOIMUN

 Febrianus 17330020
 Sri Wahyuni Putri Andini
 Riska Anggriani
19330761
18330092
 Yuni Lestari 19330763
 Kintan Putri Hosi
 Kamalia Eka Ayu Fitriani
19330755
19330764
 Krismonicha Sundari
 Luthfia Alfianti
19330756
19330767
 Pauliza Dienullah
 Caterine dharmayu
19330757
19330768
 Irnando 19330760
Definisi Autoimun
Autoimun adalah respon imun terhadap antigen jaringan
sendiri yang disebabkan kegagalan mekanisme normal yang
berperan untuk mempertahankan selftolerance sel B, sel T atau
keduanya. Potensi autoimun ditemukan pada semua individu oleh
karena limfosit dapat mengeskpresikan reseptor spesifik untuk
banyak self antigen.

Penyakit autoimun adalah penyakit dimana sistem kekebalan


yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel,
jaringan atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda
asing sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya penyakit
autoimmun tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan
tubuh dalam melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi
kerusakan tubuh akibat kekebalan yang terbentuk.
Penyebab Penyakit Autoimun
Ada dua teori utama yang menerangkan
mekanisme terjadinya penyakit autoimun:

1. Autoimun disebabkan oleh kegagalan pada delesi


DNA limfosit normal untuk mengenali antigen tubuh
sendiri.
2. Autoimun disebabkan oleh kegagalan regulasi
normal sistem imunitas (yang mengandung beberapa
imun yang mengenali antigen tubuh sendiri namun
mengalami supresi).

Terjadinya kombinasi antara faktor lingkungan, faktor


genetik dan tubuh sendiri berperan dalam ekspresi
penyakit autoimun.
Contoh Penyakit Autoimun

Rheumatoid arthritis (RA)


01

Systemic Lupus Erythematosus


02 (SLE)

Antiphospholipid Syndrome
03 (APS)
Klasifikasi Penyakit Autoimun menurut Mekanismenya
1. Penyakit autoimun yang terjadi melalui antibody.
2. Penyakit autoimun yang terjadi melalui antibodi dan sel T. Pada banyak penyakit
autoimun, kerusakan dapat ditimbulkan olehantibodi (humoral) serta sel T.
3. Penyakit autoimun yang terjadi melalui
kompleks antigen-antibodi. Kompleks imun
yang terbentuk dalam sirkulasi menimbulkan
Penyakit sistemik seperti LES.Sebaliknya,
autoantibodi atau respons sel T terhadap self
antigen menimbulkan penyakit dengan
distribusi
4. jaringan
Penyakit yang terbatas,organ
autoimun yang terjadi spesifik
melalui
seperti miastenia gravis,diabetes melitus tipe I
komplemen
dan sklerosismultipel.
Oleh sebab yang belum jelas, defisiensi
komplemen dapat menimbulkan penyakit
autoimun seperti LES.Di samping itu beberapa
alotipe dari komplemen memudahkan
timbulnya autoimunitas.Diduga bahwa
kompleksimun yang mungkin timbul dalam
tubuh tidak dapat disingkirkan oleh system
imun yang komplemen dependen.
Faktor yang Berperan pada Autoimunitas
1. Faktor keturunan/genetik. Penyakit autoimun mempunyai
persamaan predisposisi genetik.Meskipun sudah diketahui adanya
kecenderungan terjadinya penyakit pada keluarga, tetapi bagaimana
hal tersebut diturunkan, pada umumnya adalah kompleks dan
diduga terjadi atas pengaruh beberapa gen. Bukti yang ada hanya
menunjukkan hubungan antara penyakit dan HLA. Halotipe HLA
merupakan risiko relatif untuk penyakit autoimun tertentu.

2. Faktor hormon dan seks


Hormon dari kelenjar tiroid, hipotalamus dan adrenal memang
diketahuimempengaruhi homeostasis sistem imun dan rangsangan
terhadap antigen. Hormon seks berbeda yang terdapat pada pria dan
wanita mungkin juga berperan pada kekerapan untuk menderita
penyakit autoimun.SLEdan artritisreumatoid lebih kerap berlaku
pada wanita, danmyasthenia gravislebih kerap berlaku pada pria.
3. Faktor mikroba (infeksi dan kemiripan molekular)
Banyak infeksi yang menunjukkan hubungan dengan penyakit
autoimuntertentu. Beberapa bakteri memiliki epitop yang sama dengan
antigen selsendiri. Respons imun yang timbul terhadap bakteri tersebut
dapat bermula pada rangsangan terhadap sel T yang selanjutnya
merangsang pula sel B untuk membentuk autoantibodi .

4. Faktor non mikroba (lingkungan, makanan dan obat)


Sinar matahari merupakan perangsang timbulnya kelainan kulit pada
SLE. Pemaparan pada larutan organik dapat mengawali penyakit autoimun
membran basal yang menyebabkan sindroma Good-pasture – perhatikan
frekuensi tinggi penyakit ini pada individu dengan HLA-DR2 yang bekerja
pada perusahaan ”dry-cleaning” atau terpapar pada minyak syphon yang
berasal dari tanki minyak syphon orang lain. Beberapa jenis penyakit yang
disebabkan oleh obat misalnya SLE,trombositopenia, miastenia gravis,
anemia hemolitik autoimun dan lain-lain.
5. Sequestered antigen
Sequestered antigen adalah antigen sendiri yang karena
letak anatominya,tidak terpajan dengan sistem imun. Pada
keadaan normal, sequestered antigen tidak ditemukan untuk
dikenal sistem imun.

6. Kegagalan autoregulasi
Regulasi imun berfungsi untuk mempertahankan
homeostasis. Gangguandapat terjadi pada presentasi
antigen, infeksi yang meningkatkan respons MHC,kadar
sitokin yang rendah (misalnya TGF-β) dan gangguan respons
terhadapIL-2. Pengawasan beberapa sel autoreaktif diduga
bergantung pada sel Ts atauTr. Bila terjadi kegagalan sel Ts
atau Tr, maka sel Th dapat dirangsangsehingga menimbulkan
autoimunitas.
7. Aktivasi sel B poliklonal. Autoimunitas dapat
terjadi oleh karena aktivasi sel B poliklonal
olehvirus (EBV), LPS dan parasit malaria yang
dapat merangsang sel B secaralangsung yang
menimbulkan autoimunitas.Antibodi yang
dibentuk terdiri atas berbagai autoantibodi
Macam-Macam Penyakit Autoimun
Ada sekitar 80 kelainan autoimun yang berbeda mulai dari yang ringan sampai yang
melumpuhkan, tergantung pada sistem tubuh mana yang sedang diserang dan
sampai sejauh mana. Kelainan autoimun bisa mempengaruhi hampir setiap organ
dan sistem tubuh. Beberapa kelainan autoimun yaitu: .

1. Diabetes (tipe 1) – mempengaruhi pancreas. Gejalanya yaitu haus, sering buang


air kecil, penurunan berat badan dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.

2. Penyakit graves – mempengaruhi kelenjar tiroid. Gejalanya yaitu penurunan berat


badan, peningkatan detak jatung, kecemasan dan diare.

3. Penyakit radang usus – termasuk kolitis ulseratif dan mungkin, penyakit Crohn.
Gejala berupa diare dan sakit perut.

4. Sklerosis multipel – mempengaruhi sistem saraf. Bergantung pada bagian mana


dari sistem saraf yang terpengaruh, gejalanya dapat berupa mati rasa, kelumpuhan,
dan gangguan penglihatan
5. Psoriasis – mempengaruhi kulit. Ciri-cirinya termasuk perkembangan
sisik kulit yang tebal dan memerah.

6. Artritis reumatoid – mempengaruhi persendian. Gejala berupa


persendian yang bengkak dan cacat. Mata, paru-paru, dan jantung juga
bisa menjadi sasaran.

7. Scleroderma – mempengaruhi kulit dan struktur lainnya, menyebabkan


pembentukan jaringan parut. Ciri-cirinya antara lain penebalan kulit,
ulkus kulit, dan sendi kaku.

8. Lupus eritematosus sistemik – mempengaruhi jaringan ikat dan dapat


menyerang sistem organ tubuh manapun. Gejala berupa radang sendi,
demam, penurunan berat badan, dan ruam wajah yang khas.
DIAGNOSA PENYAKIT AUTOIMUN

Salah satu penyakit auto imun adalah Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit
autoimun multi-sistem akibat kerusakan jaringan. Penyakit SLE khas ditandai oleh kerusakan pembuluh
darah yang terjadi secaraberulang di seluruh tubuh. Penyakit SLE terjadi karena penumpukan kompleks
imun dan antibody, terutama pada jaringan vaskuler. Manifestasi klinik penyakit SLE dapat ringan hingga
berat. Diagnose yang dilakukan para dokter untuk penyakit autoimun dengan menggunakan Antinuclear
antibody (ANA) tes adalah antibody yang sering ditemukan dalam serum dan jaringan penderita penyakit
SLE. Pemeriksaan ANA adalah pemeriksaan yang paling sensitive untuk mendeteksi penyakit SLE,
dengan sensitivitas 95%. Pemeriksaan ANA dilakukan secara rutin pada uji saring, diagnosis, dan
pemantauan berbagai penyait jaringan ikat terutama penyakit SLE.
PENGOBATAN
Penyakit Autoimun adalah gagalnya sistem imun
membedakan antigen asing denjgan antigen dalam
tubuh, akibatnya sistem imun menyerang tubuh
sendiri. Pengobatan penyakit autoimun dengan :
* Obat penghilang rasa nyeri : Parasetamol
* Obat anti inflamasi non Steroid
* Obat Glukokortikoid
* Obat Klorokuin
* Imunosupresan :
1. Kortikosteroid : Prednisolon, Metilprednisolon
2. Inhibitor kalsineurin : Siklosporin, Takrolimus
3. Sitotoksik : Azatioprin, Mikofenolat mofetil
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai