Anda di halaman 1dari 24

Nama Anggota:

1. I Made Ari Satya Wibawa (12334099)


2. Teguh Sulistyo (12334108)
3. Sungging Widjaksono (12334004)
4. Gilang Ramadhan (12334015)
5. M. Imam Hermawan (12334037)
6. Nurdianti (14334718)
7. Mutia Zahara (14334716)
8. Ananda Putri Asmoro (12334114)
9. Ineu Herawati (12334760)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman belanda,


sehingga farmasetik sebagai salah satu bagian dari ilmu farmasi mengalami dinamika
yang begitu cepat. Farmasetik adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara
mengubah sediaan bahan menjadi obat.
Dalam farmasetik kita dapat mempelajari tentang obat dalam bentuk sediaan
apapun, seperti tablet, kapsul, suspensi, cream, emulsi, dan lain-lain. Dalam farmasetik
kita akan mempelajari sedian cair dan sediaan setengah padat.
Di sini kita akan membahas sediaan obat berupa suspensi. Suspensi merupakan
sediaan yang tidak asing lagi kita gunakan, biasanya suspensi digunakan untuk sediaan
yang mengandung bahan aktif yang sukar larut dan untuk menutupi bau dan rasa yang
kurang enak pada obat.
Dalam praktek di sini kita akan mempelajari bagaimana cara pembuatan suspensi
yang baik, selain itu alasan dilakukan praktek yaitu penerapan dari teori yang sudah
didapat.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 1


1. Mahasiswa dapat membuat rancangan sediaan
2. Mahasiswa dapat membuat fomulir pengkajian praformulasi
3. Mahasiswa dapat membuat prosedur tetap
4. Mahasiswa dapat membuat intruksi kerja
5. Mahasiswa dapat melaksanakan intruksi krja pembuatan suspensi dengan baik
6. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan
7. Mahasiswa dapat membuat sediaan yang baik
8. Mahasiswa dapat menyusun laporan pembuatan suspensi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Suspensi

2.1.1 Definisi suspensi


Menurut FI III : Sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan, endapan
harus segera terdispersi kembali, dapat mengndung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
mudah dikocok dan dituang.
Menurut FI IV : Sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair
Suspesi merupakan sediaan dimana sistemnya tediri dari 2 fase, kontinyu
dan fase tedispersi yang terbuat dari partikel kecil yang tidak larut tetapi terdispersi
seluruhnya ke dalam fase kontinyu.
Secara fisik formula suspensi yang baik :
 Suspensi harus homogen pada suatu perioda
 Endapan yang terbentuk harus mudah didespersikan kembali
 Suspensi harus kental agar mencegah pengendapan
 Partikel suspensi harus kecil dan seragam

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 2


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suspensi :
 Ukuran partikel
 Pengunaan pembasah
 Sistem flokulasi dan deflokulasi dari partikel
 Sifat aliran partikel
 Zat pengental
 Bahan tambahan
 Stabilitas suspensi
 Cara pembuatan suspensi
 Bioavoabilitas
2.1.2 Tujuan Pembuatan Suspensi
1. Menjamin stabilitas kimia
2. Lebih disukai dibanding bentuk padat
3. Mengurangi rasa yang tidak enak
4. Meningkatkan luas permukaan
5. Mengurangi kontak zat padat dengan zat cair

2.1. 3 Stabilitas Suspensi


Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah
cara untuk memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari
partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas
suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi. Hubungan
antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan daya
tekan ke atas merupakan hubungan linier, artinya semakin besar
ukuran partikel, semakin kecil luas penampangnya. Sedangkan
semakin besar luas penampang partikel, daya ke atas cairan akan
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap. Sehingga untuk

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 3


memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel

2. Kekentalan Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental kecepatan cairan tersebut makin turun.
Hal ini dibuktikan dengan hukum ”Stokes”.
d 2 ( 1   0 )
V 
18

3. Jumlah Partikel
Apabila dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,
berarti partikel tersebut semakin sulit untuk melakukan gerakan yang
bebas karena sering terjadinya benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut.
Oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partiekl dalam waktu yang singkat.

4. Sifat dari Partikel


 Viskositas suspensi
 Perubahan viskositas jika wadah dikocok dan dituang
 Kualitas penyebaran suspensi topikal : plastik, pseudoplastik,
tiksotropik.

5. Zat Pengental
Tujuannya untuk mempertahankan stablitas:
 Golongan polisakarida: Acasia, tragakan
 Golongan selulosa: CMC
 Silikat terhidrotasi: Bentonit, Mg/Al silikat
 Koloid: silikon, dioksid

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 4


2.1.4 Macam-macam Suspensi
1. Suspensi Oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat
yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk
penggunaan pada kulit.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-
partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian
luar.
4. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril mengandung partikel-
partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian
pada mata.
5. Suspensi injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau
ke dalam larutan spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai

2.1.5 Komponen Pembentuk Suspensi


a. Bahan Aktif
b. Bahan Pembawa
 Medium Pendispers
 Air
c. Bahan Pembasah (wetting agent)
Bila sudut kontak > 90o serbuk akan mengambang di atas cairan =
hidrofob. Contoh: Sulfur, Carbon, Mg stearat. Bila sudut kontak < 90o
serbuk akan tercelup di bawah cairan, merupakan serbuk yang mudah
terbasahi oleh air = hidrofil. Contoh: Zno, Talk, Mg Carbonat. Bila tidak
ada sudut kontak (0o) serbuk akan tenggelam. Bahan pembasah yang

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 5


digunakan untuk menurunkan sudut kontak antara air dengan bahan
padat antara lain gliserin, propilen glikol.

d. Bahan Pensuspensi (supending agent)


Penggunaan suspending agent dalam suspensi adalah untuk
meningkatkan viskositas, BJ medium, pembasahan dan dispersitas.
Contoh:
 Bahan pensuspensi dari alam, seperti acasia, tragakan, algin,
chondrus.
 Golongan sintesis, seperti CMC, Metil selulosa.
e. Pengawet
Bahan pengawet dapat digunakan pada sediaan suspensi karena
digunakan berulang, menggunakan media cair, dan bila suspending agent
yang digunakan berasal dari alam.
Contoh: Methyl Paraben, Propil Paraben.

f. Anti Oksidan
Hanya digunakan bila bahan obat mudah teroksidasi

g. Elegensia Farmasi
Meliputi:
 Bahan pemanis (sweetening agent) misal Saccharin Na.
 Bahan pewarna (colouring agent) Misal Sunset yellow fcf,
orange.
 Bahan perasa (flavoring agent) missal raspherry. Elegensia
farmasi digunakan untuk memperbaiki rasa, warna maupun
penampilansediaan farmasi.

2.1.6 Pembuatan Suspensi


a. Metode dispersi
Serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa
dengan bantuan wetting agent maupun suspending agent.

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 6


b. Metode kondensasi
Bahan padat dilarutkan dalam pelarut organik (misalnya etanol, metanol)
lalu ditambah air. Akan tetapi terjadi kristalisasi perlahan dari bahan obat
yang bisa jadi mempengaruhi efektifitas obat.
Contoh: prednisolon yang diperoleh dari pengendapan metanol-air atau
aseton air memiliki bentuk kristal; yang berbeda, dan yang mudah di
suspensi dengan air adalah metanol air.

2.1. 7. Evaluasi
a. Organoleptis
Meliputi:
 Warna : menggunakan mata
 Bau : menggunakan hidung
 Rasa : menggunakan lidah

b. pH
Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicator yang
dicelupkan kedalam larutan suspensi kemudian dibandingkan dengan pH
pada monografi.

c. Viskositas
d. Kecepatan Sedimentasi
e. Keseragaman Kandungan
f. Keseragaman bobot/volume.
g. Ukuran partikel
h. Uji efektifitas pengawet

2.2 Data Praformulasi


2.2.1 Data Praformulasi Bahan Aktif

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 7


 Kaolin (Kaolinum Levis)

1. Monografi
Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak atau
hampir tidak berbau. (FI ed IV, hal 483)

2.Sifat Fisika dan Kimia


Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral.
(FI ed IV, hal 483)

 Pektin (Pectinum)

1. Monografi
Pemerian : Serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir tidak
berbau, mempunyai rasa mucilage.(FI ed IV, hal 654)

2. Sifat Fisika dan Kimia


Kelarutan : Hampir larut sempurna dalam 20 bagian air, membentuk cairan
kental, opalesen, larutan koloidal, mudah dituang dan bersifat asam terhadap
lakmus, praktis tidak larut dalam etanol atau pelarut organik lainnya. Pektin larut
dalam air lebih cepat jika permukaan dibasahi dengan etanol, dengan
gliserin,atau dengan sirupus simpleks, atau jika permukaan dicampur dengan 3
bagian atau lebih sukrosa.(FI ed IV, hal 654)

3. Stabilitas
Disimpan dalam wadah tertutup rapat.

4. Farmakologi Kaolin dan pektin


Kaolin dan pectin merupakan obat antidiare golongan adsorben yaitu dengan
mengadsopsi bakteri, toksin dan gas dalam saluran cerna tetapi daya jerat

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 8


(adsorpsi) tidak spesifik sehingga obat-obatan, nutrient dan enzim dalam saluran
cerna akan dijerat pula. (Ganiswara, 2005, hal: 829).

a. Mekanisme Kerja
Kaolin dan pektin memiliki mekanisme kerja mengadsorpsi senyawa toksin dan
bakteri dalam kolon saluran pencernaan. (Katzung edisi 6, 1998, hal: 996)

b. Penggunaan
Obat ini digunakan sebagai antidiare golongan adsorben (penjerat). (Ganiswara,
2005, hal: 515)
Pengobatan untuk meringankan gejala diare dan pengobatan colitis ulseratif
kronik. (ISO Farmakoterapi, 2005, hal: 351)

c. Efek Samping, Kontra Indikasi dan Interaksi Obat


Efek samping: Konstipasi, diare, dan pusing ringan (ISO Vol 43, hal: 383).
Kontra Indikasi: Hipersensitif , jangan diberikan kepada penderita dimana
konstipasi harus dihindari (ISO Vol 43, Hal 383).

Interaksi Obat: Pemberian secara bersama kaolin dan pectin dengan obat-obat
lain dapat mempengaruhi absorpsi dari obat-obat lain.(Katzung edisi 6, 1998,
hal: 995)

d. Dosis
Dewasa adalah 2 sendok makan, maksimum 12 sendok makan sehari
Anak-anak
- Di atas umur 12 tahun : 2 sendok makan, maksimum 8 sendok makan sehari
- Antara 6-12 tahun : 1 sendok makan, maksimum 6 sendok makan sehari

2.2.2 Data Praformulasi Bahan Tambahan


1. Aqua Destilata
 Kegunaan : Cairan pembawa.

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 9


 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak mempunyai rasa.
 Kelarutan : Dapat bercampur atau larut dengan pelarut polar
dan elektrolit.
 Penyimpanan : Di simpan pada wadah yang tertutup baik.

2. Sorbitol
 Kegunaan : Pemanis
 Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, higroskopik. Bentuk
Granul dan kristal mempunyai rasa manis
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (1 : 0,45 dalam
air), sukar larut dalam alkohol dan praktis tidak
larut dalam eter.
 PH : Dalam 10% larutan (dalam air) 3,5 – 7,0
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Martindale Ed 36 1965

3. Glycerolum
 Kegunaan : Anti mikroba, humektan
 Pemerian : Cairan jernih, seperti sirup, tidak berwarna, rasa
manis, hanya boleh berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak), higroskopik, netral terhadap
lakmus
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol,
tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak lemak, dan dalam minyak menguap
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Martindale Ed 36, hal 2314

4. Carboxy methyl cellulose sodium (CMC Na)


 Pemerian :
Bau : tidak berbau

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 10


Rasa : Tidak berasa
Warna : Putih, hampir putih
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter dan
toluen, mudah didispersi pada air sampai 37°C, pada semua
temperatatur.
 PH : 1 % larutan dalam air mempunyai pH 6 – 8,5.
Stabil pada range pH 5 – 10
 Viskositas : 5 – 4000 mPas ( 5- 4000cP ). Viskositas musilago
CMC Na menurun drastis pada pH < 5atau pH > 10. Musilago lebih
peka terhadap perubahan pH daripada metilselulosa.
 Indikasi : Bahan pengikat, penyalut, stabilizing agent,
suspending agent, penambah viskositas.
 Pemakaian lazim : Suspending agent 0,25 - 1 % atau 0,5 - 2 %
 Stabilitas : CMC Na adalah bahan yang stabil dibawah kondisi pada
tingkat kebebasan yang tinggi CMC Na dapat diserap pada
konsentrasi yang besar (750%). Terhadap panas, CMC Na dapat
disterilisasi dalam keadaan kering dengan mempertahankan suhu
pada 160oC selama 1 jam, tetapi akan terjadi penurunan viskositas
secara perlahan-lahan dan sifat-sifat larutan yang dibuat dari bahan
yang telah disterilkan memburuk.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada tempat yang
dingin dan kering.
 OTT : CMC Na tidak bercampur/inkompatibilitas kuat
dengan larutan asam dan larutan dalam garam besi dan beberapa
logam, seperti Al, raksa dan Zinc juga tidak bercampur dengan
xanthgum.
Martindale 28th, 950-951

5. Methyl paraben :
 Kegunaan : Antimikroba
 Kadar : 0,015- 2 %
 Pemerian : Kental berwarna atau kristal putih serbuk.

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 11


 Kelarutan : mudah larut dalam etanol, larut dalam air panas.
 pH :4–8
 Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan pada pH 3 – 6
 OTT : Polisorbat 80, bentonit, Mg trisilikat, talcum,
tragakan, sodium alginate, sorbitol dapat mengabsorbsi plastik.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

PERUMUSAN KARAKTER SEDIAAN

Syarat sediaan jadi

1 Nama Produk Suspensi Kaolin


2 Nama Bahan Aktif Kaolin + Pectin
3 Bentuk sediaan Suspensi
4 Nama Sediaan Dasar Suspensi Kaolin
5 Dosis 1 kali pemakaian 700 mg/15 ml
Nilai Syarat Rujukan
6 Kadar Bahan Aktif 50 % b/v Keseragam kandungan FI IV
7 Volume per unit 100 ml Volume terpindahkan FI IV
8 Pemerian
- Warna Putih Susu Putih Susu FI IV
- Bau Tidak berbau Bau mint FI IV
- Rasa Agak Manis Agak Manis FI IV
- Konsentrasi
9 Karakteristik lain
- Viskositas 1400-1500 Cps
- Berat Jenis 1,40
- pH 6-7 4,5 - 7 Martindale
- Sifat Aliran Tiksotropik Tiksotropik Farfis II
Pseudoplastis
- Kec. Sedimentasi Mendekati harga Jika dikocok perlahan,
nol sediaan akan
terdispersi kembali
- Homogenitas Homogen Uji homogenitas

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 12


- Stabilitas Biologi Stabil Memenuhi uji
efektivitas pengawet
10 Penandaan

 Kemasan Nama produk, Nama produk,


komposisi, komposisi, Indikasi,
Indikasi, Kontraindikasi, aturan
Kontraindikasi, pakai, interaksi obat,
aturan pakai, efek samping, No.
interaksi obat, Reg, No. Bacth, Exp.
efek samping, Date
No. Reg, No.
Bacth, Exp. Date
 Wadah Botol Botol

Label

Obat Bebas Obat Bebas

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 13


DATA PRAFORMULASI BAHAN AKTIF
Nama Bahan Aktif : Kaolin
No. Parameter Data

1 Pemerian Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak


atau hampir tidak berbau.
2 Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral
3 pH -
4 OTT -

5 Cara sterilisasi -
6 Indikasi Anti Diare
7 Dosis lazim Maksimal 24gram sehari
8 Penggunaan lazim/cara
pemakaian Dewasa: 2 sendok makan, max 12 sendok makan / hari, anak-
anak > 12 thn: 2 sendok makan, max 8 sendok makan / hari, 6-
12 thn: 1sendok makan, max 6 sendok makan / hari
9 Sediaan lazim dan 100 ml, kadar 50%
kadar
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
penyimpanan

Nama Bahan Aktif : Pectin

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 14


No. Parameter Data

1 Pemerian Serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir


tidak berbau, mempunyai rasa mucilage.
2 Kelarutan Hampir larut sempurna dalam 20 bagian air, membentuk
cairan kental, opalesen, larutan koloidal, mudah dituang dan
bersifat asam terhadap lakmus, praktis tidak larut dalam
etanol atau pelarut organik lainnya
3 pH -
4 OTT
-
5 Cara sterilisasi -
6 Indikasi Anti Diare
7 Dosis lazim
8 Penggunaan lazim/cara
pemakaian Dewasa: 2 sendok makan, max 12 sendok makan / hari, anak-
anak > 12 thn: 2 sendok makan, max 8 sendok makan / hari,
6-12 thn: 1sendok makan, max 6 sendok makan / hari
9 Sediaan lazim dan kadar 100 mg
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
penyimpanan

PENGKAJIAN PRAFORMULASI

Nama Produk : Kaolipect Mix


Nama Bahan Aktif : Kaolin + Pectin
No Rumusan Masalah Alternatif Keputusan

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 15


Komponen Proses Pengawasan
Mutu
1. Zat aktif (Kaolin) praktis - Co Solvent - Suspensi Dibuat dalam
tidak larut dalam air, bentuk sediaan
sedangkan ingin dibuat suspensi.
sediaan larutan oral. Serta Dengan
mempunyai sudut kontak penambahan
yang kecil. suspending
agent maka zat
aktif dapat
terdispersi
dalam cairan
pembawa

2. Karena partikel padat Acasia (5-10%) mixing Uji homogenitas CMC Na


Kaolin + Pectin tidak larut Bentonite (2- Karena lebih
dalam air, maka perlu bahan 3%) stabil, mudah
yang dapat berfungsi CMC Na didapat dan
sebagai pengikat, sehingga (0,1-1,0%) sesuai dengan
terbentuk mucilago yang Tragacant bahan aktif
dapat menambah viskositas (5-10%) yang
dan stabilitas suspensi. Alginat diinginkan.
(1-2%)
3. Karena sifat suspensi yang Gliserin mixing Uji homogenitas Sorbitol 10%.
mudah terbentuk partikel (15-30%) Karena pHnya
padat atau kristal bila Sorbitol (4,5-7,0%)
didiamkan, sehingga dapat (2-15%) sesuai dengan
menyebabkan terjadinya cap Propilen glikol pH Kaolin +
locking. (ad 15%) Pectin
Triacetin
4. Untuk memperkecil sudut Glycerin Glycerin 20%
kontak dari Kaolin Propilenglikol karena netral

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 16


5. Karena dalam suspensi fase Benzoic acid Mixing Uji homogenitas Methyl
pendispersnya air, maka (0,1%) paraben
perlu penambahan Gliserin (>70%) 0,15%. Karena
pengawet, karena air Buthyl benzoate memiliki pH
merupakan medium (0,08%) yang sesuai
pertumbuhan bagi Methyl paraben dengan Kaolin
mikroorganisme yang dapat (0,015-0,2%) + Pectin.
merusak sediaan obat.
6 Karena Kaolin + Pectin Dextrose Mixing Uji homogenitas Sorbitol 10%.
tidak berasa, maka supaya Sucrose Karena tidak
manis/ lebih enak, perlu Saccharin OTT Kaolin +
ditambah bahan pemanis Sorbitol Pectin dan
. Manitol bahan
tambahan lain.
7 Metode Pembuatan. Dispersi Metode
Kondensasi dispersi.

FORMULA DAN PERHITUNGAN

Nama Sediaan : Suspensi Kaolin


Jenis Sediaan : Suspensi
Komponen Bahan Batch : 500 ml
Nama Fungsi Nama Pemakaian Penimbangan Bahan
Komponen Bahan Lazim (%) Unit Batch
Bahan aktif Sebagai bahan Kaolin Max 24 gr/hari 4,6 23
aktif
Bahan aktif Sebagai bahan Pectin 0,44 2,2

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 17


aktif
Pengawet Mencegah Metil 0,05% - 0,25% 0,15 0,75
pertumbuhan Paraben
mikroba
Wetting Menurunkan Glycerin < 20% 20ml 100ml
Agent sudut kontak

Humektan/ Memberikan Sorbitol 3% - 15% 10 ml 50 ml


pemanis rasa manis

Suspending Zat pensuspensi CMC-NA 0,5% - 2% 1,5 7,5


Agent
Pelarut Sebagai pelarut Air ad 100% ad 100 ml ad 500 ml

Perhitungan:
 Kaolin (tiap 15ml mengandung 700 mg Kaolin)

= 100ml/15ml X 0,7g = 4,6 g


Batch: 4,6 g X 5 = 23 g

 Pektin (tiap 15ml mengandung 66 mg Pectin)

= 100ml/15ml X 0,066 g = 0,44 g


Batch: 0,44 g X 5 = 2,2 g

 Sorbitol = 10/100 X 100= 10ml

Batch : 10ml X 5 = 50ml

 Na-CMC = 1,5/100 X 100= 1,5 g

Batch : 1,5 g X 5 = 7,5 g

 Metil Paraben = 0,15/100 x 100 = 0,15 g

Batch : 0,15 g X 5 = 0,75 g

 Glycerin = 20/100 X 100ml = 20ml

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 18


Batch: 20ml X 5 = 100ml

PENGAWASAN MUTU SEDIAAN


I. IN PROCESS CONTROL
Suspensi
Parameter Yang
No. Satuan: Cara Pemeriksaan/Pengujian:
Diperiksa/Diuji:
1. Homogenitas Uji Homogenitas
2. Viskositas pcs Uji Viskositas
3. Antimikroba Uji Efektifitas pengawet
4. pH Uji pH
5. Bahan aktif yang Uji Sifat Aliran
didispersikan
6. Uji Penurunan tegangan Uji Penurunan Tegangan Antarmuka
antar muka
7. Laju sedimentasi Uji Laju Sedimentasi
8. Sifat aliran Uji Sifat Aliran

II. END PROCESS CONTROL


Suspensi
Parameter Yang
No. Satuan: Cara Pemeriksaan/Pengujian:
Diperiksa/Diuji:
1. pH IK Uji pH Sediaan
2. Penetapan bobot jenis g/ml IK Uji Penetapan Bobot Jenis
cairan Cairan
3. Efektivitas pengawet IK Uji Efektivitas Pengawet

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 19


4. Volume terpindahkan IK Uji Volume Terpindahkan
5. Viskositas Cps IK Uji Viskositas

BAB III
PEMBAHASAN

Bahan aktif Kaolin dibuat dalam bentuk sediaan cair yaitu berupa suspensi. Kaolin
berfungsi sebagai antidiare dengan mekanisme menyerap bakteri dan racun dalam
saluran pencernaa. Kaolin umumnya digunakan bersamaan dengan Pectin, dimana
campuran ke 2 (dua) zat ini memberikan efek sinergisme. Karena bentuk bahan aktif

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 20


adalah padat, maka agar dapat berubah menjadi bentuk cair dibutuhkan bahan
tambahan.
Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan suspensi kaolin ini adalah :
a. Bahan pembawa yang digunakan adalah air, karena air bersifat netral dan
tidak toksik.
b. Bahan pensuspensi (suspending agent) yang digunakan adalah CMC-Na.
Karena CMC-Na tidak toksik terhadap zat aktif dan zat tambahan lainnya.
Tujuan penambahan suspending agent di sini adalah untuk :
 Meningkatkan viskositas
 Meningkatkan BJ medium
 Meningkatkan pembasahan
 Meningkatkan dispersitas
c. Wetting Agent yang digunakan adalah Glycerin
Wetting agent digunakan untuk menurunkan sudut kontak dari zat aktif
sehingga zat aktif akan mudah didispersikan kedalam cairan pembawa.
d. Humektan yang digunakan adalah Sorbitol
Tujuan penambahan humektan di sini adalah jika sediaan suspensi dituang,
obat akan menempel di mulut botol dan jika pelarutnya menguap bahan obat
yang menempel tersebut akan menjadi kristal sehingga terjadi cap locking.
Untuk mencegah terjadinya cap loking dalam pembuatan suspensi, maka
harus ditambahkan humektan. Selain itu sorbitol mempunyai rasa manis
sehingga dapat memberikan rasa sediaan menjadi lebih enak.

e. Bahan pengawet yang digunakan adalah Metil Paraben


Tujuan penambahan pengawet di sini adalah untuk mencegah pertumbuhan
mikroba, karena menggunakan bahan pembawa air, dimana air merupakan
media pertumbuhan mikroba, sediaan ini juga digunakan untuk dosis ganda
(pemakaian berulang), selain itu juga karena menggunakan suspending agent
yang berasal dari alam yang mudah ditumbuhi mikroba.
f. Bahan pemanis tidak ditambahkan pada formula ini karena sudah digunakan
Sorbitol sebagai humektan yang juga mempunyai rasa manis.

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 21


Masalah-masalah yang muncul dalam pembuatan suspensi Aluminium Hidroksida
ini adalah :
 Suspending agent yang digunakan adalah CMC Na. Tetapi CMC Na dalam
sediaan ini sangat kental sehingga viscositas sediaan menjadi meningkat.
Viskositas sediaan dari hasil evaluasi adalah 1420 Cps dan Volume yang
terpindahkan sebanyak 5 ml.
 Kecepatan sedimentasi sangat baik, namun karena suspensi sangat kental
sehingga agak sulit untuk dituang.

Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melaksanakan pembuatan suspensi hendaknya


lebih dulu mempersiapkan sarana dan prasarana yang lengkap dan harus lebih banyak
nmempelajari bahan-bahan yang akan digunakan, dan memahami tahap-tahap
pembuatan suspensi, agar suspensi yang dihasilkan baik.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan suspensi ini adalah metode dispersi,
dimana serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa dengan
bantuan suspending agent.

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 22


Suspensi yang dihasilkan sangat kental yang menyebabkan sediaan suspensi tidak
bagus. Oleh karenanya perlu evaluasi lebih lanjut untuk suspending agent yang
digunakan. Apakah memang harus ganti dengan bahan lain atau penguranga
konsentrasi.

SARAN
 Dalam praktikum harusnya dilakukan secara teliti dan cermat, efektif dan
efisien agar suspensi yang diperoleh baik dan memenuhi syarat.
 Setiap langkah dalam tahapan-tahapan proses pembuatan suspensi harus
dilakukan dengan cermat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III, Jakarta.


2. Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta.
3. Ansel C. Howard, 1985, Introduction to Pharmaceutical dosage forms, Lea and
Febiger, Philadelphia.
4. Pharmaceutical Press, 2009. Martindale, edisi 32, London.
5. Lachman, Leon: A. Lieberman, Herbert: L. Kanig, Joseph, 1989, Teori dan Praktek
Farmasi Industri, Penerbit Universitas Indonesia (UI –PRESS), Jakarta.

Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 23


Laporan Praktikum Semi Solid dan Liquid 24

Anda mungkin juga menyukai