BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kekentalan Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental kecepatan cairan tersebut makin turun.
Hal ini dibuktikan dengan hukum ”Stokes”.
d 2 ( 1 0 )
V
18
3. Jumlah Partikel
Apabila dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,
berarti partikel tersebut semakin sulit untuk melakukan gerakan yang
bebas karena sering terjadinya benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut.
Oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partiekl dalam waktu yang singkat.
5. Zat Pengental
Tujuannya untuk mempertahankan stablitas:
Golongan polisakarida: Acasia, tragakan
Golongan selulosa: CMC
Silikat terhidrotasi: Bentonit, Mg/Al silikat
Koloid: silikon, dioksid
f. Anti Oksidan
Hanya digunakan bila bahan obat mudah teroksidasi
g. Elegensia Farmasi
Meliputi:
Bahan pemanis (sweetening agent) misal Saccharin Na.
Bahan pewarna (colouring agent) Misal Sunset yellow fcf,
orange.
Bahan perasa (flavoring agent) missal raspherry. Elegensia
farmasi digunakan untuk memperbaiki rasa, warna maupun
penampilansediaan farmasi.
2.1. 7. Evaluasi
a. Organoleptis
Meliputi:
Warna : menggunakan mata
Bau : menggunakan hidung
Rasa : menggunakan lidah
b. pH
Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicator yang
dicelupkan kedalam larutan suspensi kemudian dibandingkan dengan pH
pada monografi.
c. Viskositas
d. Kecepatan Sedimentasi
e. Keseragaman Kandungan
f. Keseragaman bobot/volume.
g. Ukuran partikel
h. Uji efektifitas pengawet
1. Monografi
Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak atau
hampir tidak berbau. (FI ed IV, hal 483)
Pektin (Pectinum)
1. Monografi
Pemerian : Serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir tidak
berbau, mempunyai rasa mucilage.(FI ed IV, hal 654)
3. Stabilitas
Disimpan dalam wadah tertutup rapat.
a. Mekanisme Kerja
Kaolin dan pektin memiliki mekanisme kerja mengadsorpsi senyawa toksin dan
bakteri dalam kolon saluran pencernaan. (Katzung edisi 6, 1998, hal: 996)
b. Penggunaan
Obat ini digunakan sebagai antidiare golongan adsorben (penjerat). (Ganiswara,
2005, hal: 515)
Pengobatan untuk meringankan gejala diare dan pengobatan colitis ulseratif
kronik. (ISO Farmakoterapi, 2005, hal: 351)
Interaksi Obat: Pemberian secara bersama kaolin dan pectin dengan obat-obat
lain dapat mempengaruhi absorpsi dari obat-obat lain.(Katzung edisi 6, 1998,
hal: 995)
d. Dosis
Dewasa adalah 2 sendok makan, maksimum 12 sendok makan sehari
Anak-anak
- Di atas umur 12 tahun : 2 sendok makan, maksimum 8 sendok makan sehari
- Antara 6-12 tahun : 1 sendok makan, maksimum 6 sendok makan sehari
2. Sorbitol
Kegunaan : Pemanis
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, higroskopik. Bentuk
Granul dan kristal mempunyai rasa manis
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (1 : 0,45 dalam
air), sukar larut dalam alkohol dan praktis tidak
larut dalam eter.
PH : Dalam 10% larutan (dalam air) 3,5 – 7,0
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Martindale Ed 36 1965
3. Glycerolum
Kegunaan : Anti mikroba, humektan
Pemerian : Cairan jernih, seperti sirup, tidak berwarna, rasa
manis, hanya boleh berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak), higroskopik, netral terhadap
lakmus
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol,
tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak lemak, dan dalam minyak menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Martindale Ed 36, hal 2314
5. Methyl paraben :
Kegunaan : Antimikroba
Kadar : 0,015- 2 %
Pemerian : Kental berwarna atau kristal putih serbuk.
Label
5 Cara sterilisasi -
6 Indikasi Anti Diare
7 Dosis lazim Maksimal 24gram sehari
8 Penggunaan lazim/cara
pemakaian Dewasa: 2 sendok makan, max 12 sendok makan / hari, anak-
anak > 12 thn: 2 sendok makan, max 8 sendok makan / hari, 6-
12 thn: 1sendok makan, max 6 sendok makan / hari
9 Sediaan lazim dan 100 ml, kadar 50%
kadar
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
penyimpanan
PENGKAJIAN PRAFORMULASI
Perhitungan:
Kaolin (tiap 15ml mengandung 700 mg Kaolin)
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan aktif Kaolin dibuat dalam bentuk sediaan cair yaitu berupa suspensi. Kaolin
berfungsi sebagai antidiare dengan mekanisme menyerap bakteri dan racun dalam
saluran pencernaa. Kaolin umumnya digunakan bersamaan dengan Pectin, dimana
campuran ke 2 (dua) zat ini memberikan efek sinergisme. Karena bentuk bahan aktif
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan suspensi ini adalah metode dispersi,
dimana serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa dengan
bantuan suspending agent.
SARAN
Dalam praktikum harusnya dilakukan secara teliti dan cermat, efektif dan
efisien agar suspensi yang diperoleh baik dan memenuhi syarat.
Setiap langkah dalam tahapan-tahapan proses pembuatan suspensi harus
dilakukan dengan cermat.
DAFTAR PUSTAKA