FORMULASI
Anggota kelompok :
1. Ronald Diaz
2. Rizki Utari
3. Safarina
4. Setri Hapiana Ningsih
5. Siti Nurjanah
6. Sumiati
7. Syahbrani
8. Yenni Dwi Nurshanty
9. Yohanes Abang
10.Yuliani
SALEP
(UNGUENTA)
I.
DEFINISI
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai
pembawa dibagi dalam empat kelompok yaitu dasar salep senyawa
hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air
dan dasar salep larut dalam air. Salep obat menggunakan salah satu dari
dasar salep tersebut (Farmakope Indonesia Edisi IV).
Salep adalah sedian setengan padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat Luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen kedalam dasar salep yang cocok (Farmakope Indonesia Edisi
III).
Salap-salap adalah obat-obatan yang diperuntukan pemakaian di
luar, sering kali dipakai pada kulit dan mempunyai kensentrasi men-tega
(Ilmu Resep Van Duin).
Salep adalah sediaan beupa massa lembek, mudah dioleskan,
umumnya berlemak dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar
untuk
melindungi
atau
melemaskan
kulit,
tidak
berbau
tengik
II.
FORMULA UMUM
A. Formula Umum/ Standar
Formula umum salep :
R/
Zat aktif
Basis
Zat tambahan
Vaselin putih
Vaselin kuning
Parafin encer
Parafin padat
Jelene
Minyak tumbuh-tumbuhan
Hydrophilic petrolatum:
R/ Vaselin album
86
Cera alba
Stearyl alcoholi
Cholesteroli
2.
Cetylalcoholi
Paraffini Liquidi
Acidi Stearinici
Kalii Hydroxidi
0,5
Propylene gylcoli
Aquadest
77,5
500
Paraffini Liquidi
200
Emulsifying wax :
3.
R/ Cetostearylalcoholi
90
Natriilaurysulfat
10
Aquadest
4 ml
d. Dasar salep yang dapat larut dalam air, terdiri dari antara
lain PEG atau campuran PEG.
i.
60%
Tragakan
iii.
PGA
Malam Putih
50 bagian
Malam Kuning
50 bagian
Vaselin Kuning
950 bagian
30 Bagian
Stearilalkohol
30 Bagian
Malam putih
80 Bagian
Vaselin putih
860 Bagian
Dapat juga diganti salep dasar lain yang cocok. Salep dasar II
menyerap air.
c. Salep Dasar III
Campuran :Metil paraben
Propil paraben
Na Laurilsulfat
Propilenglikol
Stearilalkohol 250 bg
Vaselin putih 250 bg
Air ad 1000
Air dapat diganti salep dasar emulsi lain. Salep dasar III mudah
dicuci.
d. Salep Dasar IV
Campuran :Poliglikol 1500
25 bg
Poliglikol 4000
40 bg
Propilenglikol/gliserol ad
100
Edisi
300
200
500
Phenoxyethanol
10
Purified water
1000
ad
50
Hard paraffin
50
Cetostearilalcohol
50
850
Produk komersial
Persentase
lazim zat
Keterangan
0,025%
Salep Flurandrenolid
0,025% dan
Cordan ointment
Salep Hidrokortison
1%
Salep Triamsinolon
Asetonid
Antibakteri /antiinfeksi
Cortril ointment
(Pfizer); eldecort
Aristocort ointment 0,1% dan
(lederler)
0,5%
kortikosteroid. Biasanya
dipakai pada permukaan
kulit .
Salep Basitrasin
Salep Eritromisin
Ilotycin Ointment
1%
Garamycin
0,17%
Myciguent
0,5%
Neo-polycin
ointment (Merrel
Neomisin
Salep
Vioform ointment
Iodoklorhidroksikuinolon
(ciba)
Sulfat
3%
Salep Metilbenzetonium
Salep Nitrofurazon
Furasin ( Norwich
0,2%
eaton)
Antienzimatik/antipsoriatik
Salep Antralin
Anthra-derm
kondisi lain
Untuk merah-merah
karena
Untuk antibakteri
diindikasikan untuk terapi
(dermik)
1,0%
Antifungal
Salep Nistatin
Salep Mikostatin
Digunakan pada
pengobatan
100.000 unit Antibiotik antifungi untuk
(squibb)
Desenex ointment
/g
5% Asam
Undeselinat
(pharmacraft)
Undeselinat
Digunakan terutama
dan 20%
Anestetik
Salep Siklometikain Sulfat
Surfacaine ointment 1%
metabolisme enzim.
Salep Dibukain
Nupercainal
1%
ointment (ciba)
Astringent/protektan
Salep Seng Oksida
Banyak
20%
campuran dan
dicampurkan ke
Benequin ointment 20%
(elder)
sementara dari
hiperpigmentasi kulit
cacat
2.
Basis
Pemilihan dasar salep tergantung pada faktor-faktor seperti
khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan,
ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi.
Dalam hal-hal tertentu perlu menggunakan dasar salep yang
kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan.
Misalnya : obat-obat yang mudah terhidrolisis lebih stabil dalam
dasar hidrokarbon daripada yang mengandung air meskipun obat
tersebut lebih efektif dalam dasar yang mengandung air.
Basis Salep digolongkan dalam 4 kelompok besar (Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi, Howard c. Ansel, hal 502-506)
a. Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep hidrokarbon ini dikenal sebagai dasar salep
berlemak, bebas air, dimana preparat berair mungkin dapat
bercampur.
Salep
ini
dimaksudkan
untuk
menyerap
cairan
jika
terjadi
pada
kelainan
Bahan Tambahan
Bahan Pengawet
Pengawetan salep (Ansel, 510)
Preparat setengah padat seperti salep sering memerlukan
penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba. Pengawet ini
termasuk hidroksibenzoat, fenol-fenol, asam benzoat, asam sorbat,
garam amonium kuartener dan campuran lainnya.
Preparat setengah padat harus dilindungi melalui kemasan
dan penyimpanan yang sesuai dari pengaruh pengrusakan oleh
udara, cahaya, uap air (lembab) dan panas, serta kemungkinan
terjadinya reaksi kimia antara preparat dengan wadah (The art of
compounding, hal 357).
III.
STUDI FORMULASI
A. Formula
R/
Oleum Olive 10 %
Adeps Lanae
Vaselin Album
4. Spatula/sendok stenlis
5. Sendok tanduk
6. Perkamen
7. Pot salep
8. Vaselin Album
9. Oleum Olive/Minyak Zaitun
10. Adeps Lanae
11. Metil Paraben
12. Propil paraben
D. Cara Kerja
1. Setarakan timbangan
2. Timbang masing- masing bahan
3. masukan adeps lanae dan vaselin album kedalam cawan penguap
leburkan diatas penangas air hingga lebur, sisihkan.
4. masukan propilparaben ke dalam lumpang tetesi etanol (95%) P
gerus hingga larut.
5. Masukan oleum olive dan gerus hingga homogen.
6. Tambahkan hasil leburan sedikit demi sedikit gerus hingga
homogen.
7. Masukan seluruh sediaan ke dalam pot salep.
8. Kemas dan diberi etiket biru.
E. MONOGRAFI FORMULA
1. Oleum Olive
a. Pemerian : cairiran, berwarna kuning pucat, Bau
lemah,tidak
: ADEPS LANAE
b. Sinonim
c. Pemerian
f. Penggunaan
g. Konsentrasi
: 10% - 15 %
Alergi komponen
EVALUASI SEDIAAN
Evaluasi salep biasa dilakukan dengan beberapa pengujian sebagai berikut:
A. Organoleptis
Uji
organoleptik,
menggunakan
merupakan
pancaindra
untuk
pengujian
sediaan
mendiskripsikan
dengan
bentuk
atau
sehingga
PARAMETER SEDIAAN
1. Nama Sediaan : Salep Pelembab kulit
2. Formula Sediaan dan Fungsi
Formula
Konsentrasi
Fungsi
Oleum Olivae
10%
Propil Paraben
0,1%
Pengawet
Adeps Lanae
10-15%
Basis Salep
Vaselin Flavum
10-30%
Basis Salep
3. Penimbangan bahan
Oleum olive = 10/100x25 = 2,5 gram
Propilparaben = 0,1/100x25 = 0,025 gram
adeps Lanae = Vaselin 1 : 2
Veselin album dan Adeps
Adeps Lanae
Vaselin Album
Warna
Kuning
Kuning
Kuning
Bau
Wangi minyak zaitun
Wangi minyak zaitun
Wangi minyak zaitun
Tekstur
Lembut
Licin
Lembut
2) Uji Homogenitas
Replikasi
Rizki
Yeni
Safarina
Kejernihan
Homogen
Homogen
Homogen
3) Uji pH
Replikasi
Siti
Setri
Sumiarti
pH
pH 5
pH 5
pH 5
VI.
PEMBAHASAN
Diameter Sebar
Tanpa Beban
Beban 100 gram
7,605 cm
11,37 cm
10,34 cm
11,60 cm
9,48 cm
10,15 cm
9,14cm
11,04 cm
1) zat-zat yang dapat larut dalam lemak, dilarutkan dulu kedalamnya. Bila
perlu dengan pemanasan;
2) zat- zat yang larut dalam air, jika tidak dinyatakan lain , dilarutkan
dalam air asalkan jumlah air dapat diserap oleh dasar salep.jumlah air
yang dipakai dikurangi dari basis salep;
3) zat zat yang sukar larut atau sebagian larut dalam air atau lemak,
bila tidak dinyatakan lain dilarutkan dengan etanol lalu diserbukkan,
kemudian di ayak dengan pengayak no.44 / B. 40;
4) salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus
digerus sampai dingin. Pemeriannya : tidak boleh berbau tengik. Kadar
: bila tidak dinyatakan lain salep yang mengandung obat keras atau
narkotik, kadar bahan obat adalah 10%. Homogenitas : Jika di
oleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok
harus menunjukkan susunan yang homogen .
5) Berdasarkan hasil pengujian diketahui pH sediaan 5, pH tersebut
memenuhi persyaratan pH sediaan topikal yaitu antara 4,5 6,5.
Kulit yang normal memiliki pH antara 4,5
6,5
sehingga
Asam lemak tak jenuh dengan kadar 70-80%. Asam jenis ini
memiliki keistimewaan yakni menjadi cair pada suhu normal.
Asam lemak ini dibagi menjadi asam oleat dan asam linoleat.
b.
masakan
juga
berkhasiat
untuk
perawatan
merupakan
pelembab
yang
baik
pori.
Minyak
untuk melembabkan
kulit wajah dan tubuh. Selain itu, minyak zaitun bermanfaat untuk
melepaskan lapisan sel-sel kulit mati.
Cara pembuatan salep minyak zaitun
Praktikum kali ini dilakukan untuk membuat suatu sediaan salep
untuk melembabkan kulit, bahan aktif yang dipilih adalah oleum olivae
10%. Oleum olivae sebagai bahan aktif yang digunakan merupakan
sediaan jadi yang telah jadi. Basis salep
penelitian
yang
digunakan
dalam
perlu agar suhu basis salep dengan zat aktif yang akan dicampurkan
tidak terlalu jauh. Perbedaan suhu yang terlalu besar (terlalu panas)
dikhawatirkan dapat merusak zat aktif oleum olivae yang tidak tahan
terhadap pemanasan. Selain itu, proses pendinginan juga dapat membuat
massa basis salep yang tadinya encer menjadi lebih kental, sehingga
proses pencampuran semua bahan nantinya tidak memakan waktu terlalu
lamadan salep dibuat sebanyak 25 gram.
Hasil salep
Berdasarkan penelitian, formulasi salep oleum olivae menghasilkan
suatu sediaan semi padat yang memiliki konsistensi yang kurang baik,
karena antara basis minyak dan basis solidnya tidak sesuai dengan yang
seharusnya dalam sediaan salep. Bahan basis minyak yang lebih banyak
daripada basis solidnya . Salep anti jerawat yang di buat dari ekstrak
rimpang temulawak menggunakan dasar salep hidrokarbon, terdiri dari
campuran vaselinum flavum dan adeps lanae dengan penambahan propil
paraben sebagai pengawet. Salep yang dihasilkan meiliki ph 5, berwarna
kuning dengan homogenitas yang baik dan memiliki aroma oleum
olivae.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan salep oleum
olivae memiliki daya sebar yang baik. Hasil uji daya sebar,
menunjukkan diameter penyebaran salep setelah ditutupi dengan kaca
adalah 9,14 cm. Setelah diberi beban 100 gram diameter 11,04 cm.
Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5-7 cm, maka
berdasarkan hasil uji daya sebar pada sediaan dapat dikatakan bahwa
sediaan sudah memenuhi syarat daya sebar yang kurang baik. Daya
sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi
luas, sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat.
Viskositas
KESIMPULAN
1. Ada pengaruh perbandingan konsentrasi
Daftar Pustaka
Anonim. 1978. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Anief, Moh, (2004), Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Depkes R.I. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Syamsuni, H.A. (2005). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit
Kedokteran : Jakarta.
Duin , C F Van . 1954. Ilmu resep dalam praktek dan teori. Soeroengan ; Jakarta
Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi ke-4. UI-Press,
Jakarta.
Sulaiman, T.N.S. dan Rina K., 2008, Teknologi dan Formulasi
Sediaan Semipadat, Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Rowe, R.C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Pharmaceutical Press
and American Pharmacists Association, USA.
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta
Depkes, 1979, Formularium Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Depkes, 1995, Formularium Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,Jakarta.
LAMPIRAN GAMBAR