“SALEP”
Disusun Oleh :
Nur Chakim 155020002
Ayyu Khairunnisa 155020003
Nori Lovita Sari 155020004
Antung Lisa Ariati 155020005
Risma Putri Fauziah 155020010
Muhammad Alsefta 155020016
Martin Januar Setyo Prabowo 155020024
Ivo Yolantina 155020031
PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
b. Indikasi
Formulasi Salep Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica(L.) Urban)
memiliki berbagai efek farmakologis yang digunakan untuk
penyembuhan luka, gangguan mental, antioksidan, fungisida,
antikanker, dan antibakteri.
2) Viskositas
Alat yang digunakan adalah viskosimeter dengan rotor yang
sesuai. Rotor ditempatkan di tengah-tengah bekker glass yang
berisi salep, kemudian alat dihidupkan agar rotor mulai berputar.
Jarum menunjukkan viskositas secara otomatis akan bergerak ke
kanan. Setelah stabil, kemudian dibaca viskositas pada skala yang
ada pada viskotester tersebut. Pada penelitian ini hasil yang
didapat dari uji viskositas yaitu :
Pemeriksaan F1 F2 F3 F4 F5
Viskositas (dPa.s) 200 650 900 1100 2000
PEG 4000 memberikan pengaruh yang lebih besar dalam
meningkatkan viskositas salep dibandingkan dengan komponen
PEG 400. Kombinasi antara keduanya dapat menurunkan
viskositas salep. Semakin banyak komposisi PEG 400 yang
digunakan maka akan semakin kecil viskositasnya. Perbedaan
viskositas dipengaruhi oleh besarnya kombinasi jumlah PEG 400
dan PEG 4000 yang berbeda. Hal ini dikarenakan wujud zat yang
berbeda di antara keduanya. PEG 400 merupakan cairan kental
jernih dan tidak berwarna. Sedangkan PEG 4000 berupa serbuk
licin putih (Rowe et al.,2009). Semakin banyak proporsi cairan
dalam formula, maka salep akan mempunyai tingkat
kekentalan/viskositas yang lebih rendah dibandingkan salep
dengan proporsi padatan yang lebih banyak.
3) Daya lekat
Salep ditimbang sebanyak 250 mg dan diletakkan di atas
obyek glass pertama yang telah ditentukan luasnya. Obyek glass
kedua diletakkan di atas obyek glass pertama yang telah diolesi
salep, lalu ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Obyek glass
kedua dipasang pada alat tes yang ujungnya dipasang beban 80
gram dan obyek glass pertama dipasang pada alat tes dengan
penjepit kemudian dilepaskan bebannya sampai kedua obyek lass
tersebut lepas. Waktu yang diperlukan hingga kedua obyek glass
tersebut lepas dicatat. Diulangi masing-masing 3 kali untuk tiap
salep yang diperiksa.
Pada penelitian ini hasil yang didapat dari uji daya lekat yaitu,
Pemeriksaan F1 F2 F3 F4 F5
Daya lekat 2,37±0,37 5,80±1,09 6,59±0,67 6,88±0,52 15,79±2,64
(detik)
Persamaan daya lekat yang diperoleh berdasarkan simplex
lattice design menunjukkan bahwa PEG 4000 memberikan
pengaruh yang lebih besar daripada PEG 400 dalam meningkatkan
daya lekat salep. Kombinasi antara PEG 400 dan PEG 4000 dapat
menurunkan (mempercepat) daya lekat salep. Semakin besar
konsentrasi PEG 400 yang digunakan akan menurunkan daya lekat
salep sehingga waktu yang dibutuhkan salep untuk melekat akan
semakin kecil. Daya lekat dipengaruhi oleh viskositas. Hubungan
daya lekat dan viskositas adalah berbanding lurus. Semakin kecil
viskositas maka daya lekat salep akan semakin kecil. Viskositas
yang kecil cenderung mempunyai konsistensi yang lebih cair
sehingga kemampuannya untuk melekat akan lebih kecil.
4) Daya sebar
Salep ditimbang sebanyak 500 mg kemudian diletakkan di
tengah-tengah cawan petri yang berada dalam posisi terbalik.
Diletakkan cawan petri yang lain di atas salep sebagai beban awal
dan dibiarkan selama 1 menit. Diameter salep yang menyebar
diukur. Dilakukan penambahan beban sebesar 50,0 gram dan
dicatat diameter salep yang menyebar setelah 1 menit sampai
beban tambahan 300,0 gram. Diulangi masing-masing 3 kali untuk
tiap salep yang diperiksa. Pada penelitian ini hasil yang didapat
dari uji daya sebar yaitu :
Pemeriksaan F1 F2 F3 F4 F5
Daya sebar 43,50±0,88 34,75±2,03 33,06±0,62 31,81±1,04 30,75±0,85
(mm)
Persamaan daya sebar menunjukkan bahwa PEG 400
mempunyai koefisien yang paling besar sehingga komponen PEG
400 lebih berpengaruh besar dalam meningkatkan daya sebar
dibandingkan dengan komponen PEG 4000. Kombinasi antara
PEG 400 dan PEG 4000 dapat menurunkan daya sebar.
5) pH
Salep dioleskan pada pH stik universal kemudian
dibandingkan hasilnya dengan standar warna yang terdapat pada
kemasan. Dicatat pH salep.
Pada penelitian ini hasil yang didapat dari uji daya sebar yaitu :
Pemeriksaan F1 F2 F3 F4 F5
pH 6 6 6 6 6
Pada pemeriksaan salep ekstrak pegagan didapatkan pH
sebesar 6 pada kelima formula. Hal itu menunjukkan bahwa salep
ekstrak herba pegagan tidak menyebabkan iritasi jika diaplikasikan
pada kulit. Profil pH berdasarkan simplex lattice
designmenunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara PEG 400 dan
PEG 4000. Hal ini disebabkan karena penggunaan pH stik
universal pada pengukuran sehingga nilai pH yang ditunjukkan
tidak dapat menggambarkan nilai pH yang sebenarnya secara lebih
teliti.
c. Uji viskositas
Pemeriksaan viskositas pada salep dimasukkan ke dalam
wadah viskometer kemudiaan diukur viskositasnya menggunakan
viskometer Brookfield LVT, spindel F, rpm tiga selama satu
menit, setiap minggu selama delapan minggu pada suhu kamar.
Viskositas (102 poise) minggu ke-
Formula
1 2 3 4 5 6 7 8
F1 226 226 226 226 226 226 226 226
F2 226 226 226 226 226 226 219 219
F3 223 223 223 223 223 223 214 214
F1 dan F2 selama waktu penyimpanan mengalami penurunan pada
minggu ketujuh dan minggu kedelapan. Hal ini mungkin
disebabkan oleh faktor perubahan suhu serta kondisi
penyimpanan.
d. Uji pH
Pemeriksaan pH pada salep diukur nilai pH-nya menggunakan
pH meter setiap minggu selama dalapan minggu pada suhu kamar.
pH minggu ke-
Formula
1 2 3 4 5 6 7 8
F1 6,51 6,51 6,51 6,51 6,51 6,51 6,51 6,51
F2 5,83 5,83 5,83 5,79 5,79 5,79 5,69 5,69
F3 5,74 5,74 5,69 5,57 5,57 5,57 5,48 5,48
Hasil pengamatan pH pada setiap sediaan salep kecuali
basis salepnya, mengalami perubahan selama waktu penyimpanan
pada suhu kamar. Perubahannya terlihat menurun atau bertambah
asam. Akan tetapi nilai-nilai pH ini telah memenuhi persyaratan
nilai pH yang aman untuk kulit, yaitu pH 5 hingga 10, dan
basis salep yang digunakanpun telah memenuhi syarat nilai pH
basis salep yang baik, yaitu pH 5,5 hingga 7 (Troy et al, 2005).
Penurunan yang terjadi pada sediaan-sediaan salep tersebut
mungkin terjadi karena adanya perbedaan suhu dan kondisi
penyimpanan pada waktu pengamatan.
3. Formulation & Evaluation Of Voriconazole Ointment For Topical
Delivery.
a. Formulasi
Formulasi F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
Obat 5 5 5 5 5 5 5 5
PEG 4000 20 20 20 20 20 20 20 20
PEG 400 10 20 30 40 - - - -
PEG 600 - - - - 10 20 30 40
Metanol 2 2 2 2 2 2 2 2
Propilen glikol 20 20 20 20 20 20 20 20
Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Propil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Air Qs qs qs qs qs qs qs qs
c. Pengujian pH
Sampel salep 2,5 gm dimasukan dalam 100 ml beaker glas
kering, kemudian tambahkan 50 ml air. Panaskan air dalam water
bath antara suhu 60º-70º sekitar 10 menit, dinginkan pada suhu
ruangan, kemudian lakukan sentrifugasi pada 3000 rpm untuk 10
menit. pH ari ektrak air diukur dengan pH meter. Setelah selesai
dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH meter, kemudian
pH meter dimasukan ke dalam beker glass yang berisi sampel salep
dan elektroda.
Formula pH
si
F1 6,35±0,3
F2 6,27±0,1
F3 7,09±0,6
F4 6,35±0,5
F5 6,09±0,18
F6 7,2±0,23
F7 7,12±0,4
F8 6,8±0,9
d. Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas dengan menggunakan Brookfield
Viscometer DV-III Ultra (Brookfield engineering laboratories, usa)
menggunakan spindel no 64. Hasil pengukurannya pada 10 rpm untuk
1 menit dan suhu 25oc menggunakan 20 gram sampel.
Formulasi Viskositas
F1 29,840±7,3
F2 32,646±16,4
F3 33,284±22,8
F4 34,028±17,7
F5 37,416±9,5
F6 37,996±11,3
F7 39,728±22,4
F8 41,176±18,5
Hasil viskositas yang didapatkan pada pengujian ke 8 formulasi ini
menunjukkan hasil yang bagus, dimana dari formulasi 1 dan
seterusnya menunjukkan kenaikan viskositas yang konstan.
e. Daya sebar
Daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan salep diantara
dua kaca kemudian diletakkan beban diatasnya, dan di bawah kaca
pertama diletakkan mili meter blok, kemudian dilakukan perhitungan
dengan rumus S = M.L/T
Dimana M = berat beban diatas kaca
L = panjang kaca
T = Waktu yang dibutuhkan untuk uji sebar
Formulasi Viskositas
F1 28,49±0,7
F2 36,31±0,58
F3 39,54±1,39
F4 42,38±0,75
F5 18,7±1,04
F6 22,15±1,39
F7 29,64±0,94
F8 32,87±1,8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Salep adalah merupakan bentuk sediaan semi padat yang digunakan untuk
pemakaian luar yang diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa.
2. Basis yang digunakan pada formulasi ini adalah basis salep serap yaitu
vaselin putih dan basis salep yang mudah larut dalam air yaitu PEG 4000,
PEG 400 dan PEG 600.
3. Uji-uji yang dilakukan pada sediaan salep yaitu uji organoleptis, uji
homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat.
DAFTAR PUSTAKA
Padmadisastra, Y., Syaugi, A., dan Anggia, S., 2007, Formulasi Sediaan salep
Antikoloidal yang Mengandung Ekstrak Terfasilitasi Panas Microwave
dari Herba Pegagan (Centella asiatica (L.)Urban), Fakultas Farmasi,
Universitas Padjajaran, Bandung
Dewi, A. L., 2013, Formulasi Salep Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica
(L.)Urban) Dengan Basis Polietilenglikol dan uji aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhamadiyah surakarta, Surakarta.
Fatrotin, E. N., 2010, Formulasi Salep Ekstrak Etanol Rimpang Dlingo (Acorus
calamus L.) Dengan Basis Salep Larut air dan Lemak: Sifat Fisik dan
Aktivitas Anti Jamur Terhadap Candida albicans Secara Invitro, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta.
Winarti, L., 2013, Diktat Kuliah Formulasi Sediaan Semisolid (Formulasi Salep,
Krim, Gel, Pasta dan Suppositoria) Semester VI, Publikasi, Fakultas
Farmasi, Universitas Jember.