KAPSUL
Disusun oleh :
Fadhilah Eka Pratiwi
( 2015.043.0031)
PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian kapsul
Kapsul adalah sediaaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin, bisa
juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.
atau
bahan
lain
yang
cocok. Capsulae
Gelatinosae
operculatae atau kapsul keras. dibuat dari campuran gelatin, gula, dan air dan
merupakan cangkang kapsul yang bening tak bewarna dan tak berasa. Kapsul
lunak merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat
telur (globula) yang dibuat dari gelatin (kadang disebut dengan gel lunak) atau
bahan lain yang sesuai. Biasanya lebih tebal dari pada cangkang kapsul keras dan
dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau
gliserin.
2. Macam-macam sediaan kapsul
1. Hard capsule (cangkang kapsul keras)
Kapsul keras terdiri dari wadah dan tutup. Cangkang kapsul keras dibuat dari
campuran Gelatin, gula dan air dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak
berwarna dan tak berasa. Ukuran kapsul keras menurut besarnya dapat diberi
nomor urut dari besar ke kecil sebagai berikut : no. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul
harus disimpan pada tempat yang tidak lembab dan sebaiknya disimpan di wadah
yang diberi zat pengering. Kapsul dapat diberi warna macam-macam agar menarik
dan dapat dibedakan dengan kapsul yang mengandung obat lain. Kapsul keras
sering digunakan di apotik dalam pelayanan campuran obat yang ditulis dokter.
1.1 Ukuran Kapsul
Kapsul gelatin kosong dibuat dengan berbagai macam ukuran, bervariasi baik
panjang maupun diameternya. Pemilihan ukuran tergantung pada berapa banyak
isi bahan yang akan dimasukan kedalam kapsul dan dibandingkan dengan
kapasitas isi dari cangkang kapsul. Karena kepadatan dan penekanan dari serbuk
atau campuran serbuk akan menentukan berapa jumlah yang dapat ditampung
dalam kapsul karena tiap bahan mempunyai sifat-sifat tersendiri. Maka tidak ada
pengaturan yang ketat untuk menentukan ukuran kapsul yang tepaat untuk diisi
oleh serbuk atau formula tertentu. Bagaimanapun sebagai perbandingan dengan
serbuk-serbuk yang dikenal ciri-ciri khususnya . Dan mula-mula ditetapkan
ukuran rata rata dari kapsul yang dapat menampung bahan obat. Setelah
percobaan-percobaan baru diambil kesimpulan akhir. Untuk diberikan kepada
manusia, kapsul kosong ukuran berkisar daro 000 yang terbesar sampai no 5 yang
terkecil yang ada dipasaran, baik yang berwana maupun yang tidak. Ukuran
kapsul yang lebih besar dipakai dalam kedokteran hewan.
Kapsul gelatin keras memungkinkan ruang gerak yang lebih luas bagi
penentuan obat dalam resep oleh seorang dokter, dimana seorang ahli farmasi
dapat sasaran mendadak menyiapkan kapsul yang mengandng bahan obat secara
tubggal atau dalam kombinasi dengan dosisi yang sesuai dengan kebutuhan
seorang pasien tertentu. Tingkat keleluasaan ini merupakan kelebihan bentuk
kapsul daripada tablet yang tidak disiapkan saat ini difarmasi masyarakat.
2. Soft capsule atau kapsul lunak
Merupakan kapsul tertutup dan berisi obat yang pembuatan dan pengisian
obatnya dilakukan dengan alat khusus. Cangkang kapsul lunak dibuat dari Gelatin
ditambah Gliserin atau alkohol polihidris seperti Sorbitol untuk melunakan
gelatinnya. Kapsul ini biasanya mengandung air 6 13%, diisi dengan bahan
cairan bukan air seperti polietilglikol (PEG) berbobot molekul rendah, atau juga
dapat diisi dengan bahan padat , serbuk atau zat padat kering. Kapsul cangkang
lunak memiliki bermacam-macam bentuk dan biasanya dapat dipakai untuk rute
oral, vaginal, rektal atau topikal. Kapsul lunak dapat pula diberi warna macammacam.
3. Keuntungan dan Kerugian sediaan kapsul
a. Keuntungan Bentuk Sediaan Kapsul
Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat
segera diabsorbsi (diserap) usus.
Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti
pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi
bahan obatnya.
Tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut (KCl, CaCl2, KBr,
NH4Br) bila kapsul yang pecah kontak dengan dinding lambung jadi
larutan pekat menyebabkan iritasi & penegangan lambung.
secara kimia dalam suatu formulasi, mungkin dapat dipisahkan secara fisika
dengan cara yang sama. Metode lain untuk mengatasi obat-obat tidak tersatukan
dalam kapsul yaitu dengan cara menempatkan bahan yang dapat mengganggu
kedalam kapsul kecil, lalu kapsul kecil ini dimasukan kedalam kapsul yang lebih
besar yang terisi komponen dari formulasi lainnya, disamping kapsul kecil maka
tablet kompresi dapat juga digunakan untuk tujuan ini.
Penggunaan tablet kedalam kapsul juga merupakan hal yang biasa terjadi bila
terpaksa harus mengisi sejumlah kecil kapsul segera sebelum digunakan, supaya
tiap kapsul mengandung sedikit obat yang poten. Dalam hal ini ahli farmasi
memasukan sebuah tablet kecil dari obat poten dengan kadar yang diinginkan
kedalam tiap kapsul. Utnuk mengisi penuh ruangan kapsul yang tersisa dipakai
sejumlah bahan khusus yang kurang penting supaya beratnya lebih sesuai dan/atau
bila perlu ditambah bahan-bahan pengencer inert.
Bahan-bahan padat yang akan ditempatkan dalam kapsul harus tercampur
sempurna sebelum kapsul dapat diisi. Harus dipertimbangkan masalah kepadatan
dan ukuran partikel serbuk-serbuk yang diberikan dalam kombinasi bila akan
diisikan kedalam kapsul. Campuran serbuk-serbuk lebih menyatu bila ukuran
partikel dan kepadatannya hampir sama.
Kapsul gelatin tidak tepat untuk diisi cairan berair, karena air akan
melunakkan gelatin dan menimbulkan kerusakan kapsul . Biasanya hal ini akan
cepat menghilangkan kandungan cairan dari kapsul. Tetapi beberapa cairan
tertentu atau minyak atsiri yang tidak mengganggu stabilitas cangkang gelatin,
mungkin dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin, lalu disegel untuk menjamin
penyimpanan cairan tersebut, Dalam skala kecil, seorang ahli farmasi biasanya
mnmpatkan
cairan
kedalam
badan
cangkang
kapsul
dengan
memakai
penetes/pipet obat yang telah dikalibrasi, dengan hati-hati dan tidak ada cairan
yang tumpah dari kapsul. Kemudian sikat bulu untu yang kecil daipakai untuk
melapisi permukaan dalam bagian tutup kapsul dengan air atau cairan gelatin
hangat lalu segera diselubungkan kepada bagian badan kapsul dengan satu kali
gerakan memutar untuk meratakan cairan tadi sebagai segel. Dalam produksi
skala besar cairan-cairan ini ditempatkan dalam kapsul gelatin lunak yang disegel
sewaktu proses pembuatannya dipabrik. Kapsul lunak akan dibahas kemudian
dalam bab ini.
Daripada menempatkan cairan dalam kapsul mungkin dalam keadaan tertentu
lebih baik mengabsorbsi sebagian cairan dengan suatu serbuk absorben yang inert.
Kemudian serbuk ini dimasukan kedalam kapsul dengan cara yang biasa. Apabila
cairan ini mudah menguap mungkin kapsulnya perlu disegel.
b. Pemilihan ukuran kapsul
Pemilihan dari ukuran yang paling baik ketika formulasi dikembangkan,
karena jumlah bahan inert yang digunakan tergantung pada ukuran atau kapasitas
kapsul yang dipilih. Apbila formulasi dari bahan obat tidak memerlukan pengisi
untuk menambah jumlah serbuknya, maka ukuran kapsul boleh ditetapkan setelah
pengembangan dan persiapan formulasi. Sebagaimana telah diketahui, untuk obatobat dengan dosis besar, jumlah obat dalam kapsul mungkin tidak perlu sama
dengan dosis obat tersebtut sepenuhmya. Kapsul lebih kecil mengkin dibutuhkan
dalam keadaan-keadaan tertentu dimana obat akan dipakai oleh pasien yang
sangat muda atau orang tua sekali dan mungkin diperlukan lebih dari satu kapsul
untuk memberikan dosis dari obat. Kejadian dimana diperlukan kekhususan untuk
kapsul kecil, mula-mula ukuran kapsul ditetapkan dan formulasi dapat
berdasarkan atas ukuran kapsul. Tergantung pada keadaan dan kebutuhan pasien,
ukuran kapsul ditentukan berdasarkan formulasi atau formulasi terpaksa diubah
oleh karena ukuran kapsul.
Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan kapsul yang diisi oleh
campuran obat dan bagian tutupnya diselubungkan serapat-rapatnya. Bagian tutup
bukan sja berfungsi sebagai penutup tapi juga menekan dan menahan, oleh karen
itu ukuran kapsul harus dipilih sesuai kebutuhan.
c. Mengisi kapsul
Para ahli farmasi yang sehari-hari atau sering menyiapkan kapsul dapat
menggunakan mesin kapsul yang dioperasikan dengan tangan. Mesin-mesin ini
tersedia dengan kapasitas 24,96,100 dan 144 kapsul. Jika dioperasikan secara
efisien, maka produksinya mencapai sampai sekitar 2.000 kapsul perhari kerja
dengan mesin terkecil dan sampai 2.000 kapsul perjam kerja dengan mesin
terbesar.
Mesin-mesin yang dikembangkan untuk digunakan dalam bidang industri
dapat secara otomatis membuka tutup dari kapsul kosong, mengisi dan memasang
kembali tutupnya dan membersihkan bagian luar kapsul dengan kecepatan sampai
165.000 kapsul perjam. Kebanyakan mesin industri pengisian kapsul dirancang
untuk mengisi bagian badan kapsul dengan serbuk obat dan membuang
kelebihannya sebelum ditutup. Oleh karena itu formulasi setiap kapsul yang
diolah stiap industri harus sedemikian rupa isi dari bagian mengandung jumlah
serbuk sesuai dengan jumlah obat dan pengisi yang ada secara tepat. Pengamatan
secara periodik dilakukan selama proses produksi dengan cara mengambil kapsul
yang sedang diproduksi dan ditimbang untuk mengamati jumlah seluruh
serbuknya dan menetapkan kadar dari bahan aktifnya.
kapsul
digabungkan
dengan
alat
pembersih
kapsul
yang
bahan dicampurkan.
Mengandung zat yang higroskopis. Serbuk yang mudah mencair seperti
KI, NaI, NaNO2 akan merusak dinding kapsul sehingga mudah rapuh karena
meresap air dari cangkang kapsul. Sehingga penambahan bahan inert dapat
ditetapkan pada kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang
ditetapkan pada kolom B.
Perbedaan Bobot Isi Kapsul (%)
Bobot rata-rata
120 mg
10
20
7,5
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin, bisa
juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.
2. Kapsul terdiri atas kapsul keras (capsulae durae) dan kapsul lunak (capsulae
molles).
3. Kapsul dapat diisi dengan 3 cara yaitu dengan tangan, dengan alat bukan
mesin, dan dengan alat mesin.
4. Dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang
dipergunakan.
5. Kapsul harus memiliki syarat sebagai berikut yaitu keseragaman bobot, waktu
hancur, uji disolusi dan kadar.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia
Press, Jakarta.