Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM PRESKRIPSI

KAPSUL

Disusun oleh :
Fadhilah Eka Pratiwi
( 2015.043.0031)

PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kapsul adalah sediaan padat yang terbungkus dalam cangkang keras/lunak
yang dapat larut. Sediaan ini dibuat untuk mengemas racikan obat yang terdiri ari
beberapa macam bahan dengan dosis yang sesuai. Istilah kapsul berasal dari
bahasa latin capsula yang berarti kotak kecil.
Oleh karena itu, pada abad XIX ada masalah dengan rasa dan bau obat yang
tidak enak, khususnya herbal sehingga diciptakannya kapsul. Sediaan dalam
bentuk kapsul sangat menguntungkan karena rasa dan bau yang tidak
mengenakkan, dapat tertutupi sehingga semakin mudah untuk ditelan atau
dikonsumsi. Selain itu juga, lebih cepat mengerjakannya dibanding sediaan lain
berupa tablet dan pil yang memerlukan zat tambahan. Disamping bentuknya yang
menarik dan praktis, keuntungan lainnya dari sediaan kapsul yaitu, dokter dapat
mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda sesuai
kebutuhan pasien.
Pada umumnya kapsul terbuat dari gelatin yang mudah larut dalam lambung,
tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Gelatin terbuat dari
tulang sapi, kulit sapi, kulit babi dan kulit ikan. Pada pembuatan, kapsul berasal
dari gelatin dari tulang sapid an kulit sapi sedikit digunakan karena mahal, sulit
didapat, dan membutuhkan waktu yang lama untuk pengerjaaannya. Sehingga
gelatin yang banyak digunakan dalam pembuatan kapsul adalah dari kulit babi.
Karena murah, mudah didapat, dan membutuhkan waktu cepat dalam
pengerjaannya. Sedangkan gelatin yang terbuat dari kulit ikan masih dalam
pengembangan dan penelitian.
Peracikan sediaan obat berupa kapsul yang memenuhi persyaratan farmasetik
penting diketahui untuk dapat diterapkan pada pelayanan kefarmasian.
1.2 Rumusan Masalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan sediaan kapsul ?
2. Apa saja macam-macam sediaan kapsul ?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian sediaan kapsul ?
4. Bagaimana cara pengisian kapsul, cara penutupan kapsul serta cara
membersihkan kapsul ?
5. Bahan apa saja yang dapat merusak cangkang kapsul ?

6. Apa saja persyaratan dalam sediaan kapsul ?


1.3 Tujuan Makalah :
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan belajar tambahan dan agar lebih
mengetahui tentang Sediaan Kapsul.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian kapsul
Kapsul adalah sediaaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin, bisa
juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.

Kapsul terbagi atas kapsul cangkang keras (capsulae durae,hard capsule)


dan kapsul cangkang lunak (capsulae molles). Cangkang kapsul dibuat dari
Gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. Cangkang dapat pula dibuat dari
Metilsselulosa

atau

bahan

lain

yang

cocok. Capsulae

Gelatinosae

operculatae atau kapsul keras. dibuat dari campuran gelatin, gula, dan air dan
merupakan cangkang kapsul yang bening tak bewarna dan tak berasa. Kapsul
lunak merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat
telur (globula) yang dibuat dari gelatin (kadang disebut dengan gel lunak) atau
bahan lain yang sesuai. Biasanya lebih tebal dari pada cangkang kapsul keras dan
dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau
gliserin.
2. Macam-macam sediaan kapsul
1. Hard capsule (cangkang kapsul keras)
Kapsul keras terdiri dari wadah dan tutup. Cangkang kapsul keras dibuat dari
campuran Gelatin, gula dan air dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak
berwarna dan tak berasa. Ukuran kapsul keras menurut besarnya dapat diberi
nomor urut dari besar ke kecil sebagai berikut : no. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul
harus disimpan pada tempat yang tidak lembab dan sebaiknya disimpan di wadah
yang diberi zat pengering. Kapsul dapat diberi warna macam-macam agar menarik
dan dapat dibedakan dengan kapsul yang mengandung obat lain. Kapsul keras
sering digunakan di apotik dalam pelayanan campuran obat yang ditulis dokter.
1.1 Ukuran Kapsul

Kapsul gelatin kosong dibuat dengan berbagai macam ukuran, bervariasi baik
panjang maupun diameternya. Pemilihan ukuran tergantung pada berapa banyak
isi bahan yang akan dimasukan kedalam kapsul dan dibandingkan dengan
kapasitas isi dari cangkang kapsul. Karena kepadatan dan penekanan dari serbuk
atau campuran serbuk akan menentukan berapa jumlah yang dapat ditampung
dalam kapsul karena tiap bahan mempunyai sifat-sifat tersendiri. Maka tidak ada
pengaturan yang ketat untuk menentukan ukuran kapsul yang tepaat untuk diisi
oleh serbuk atau formula tertentu. Bagaimanapun sebagai perbandingan dengan
serbuk-serbuk yang dikenal ciri-ciri khususnya . Dan mula-mula ditetapkan
ukuran rata rata dari kapsul yang dapat menampung bahan obat. Setelah
percobaan-percobaan baru diambil kesimpulan akhir. Untuk diberikan kepada
manusia, kapsul kosong ukuran berkisar daro 000 yang terbesar sampai no 5 yang
terkecil yang ada dipasaran, baik yang berwana maupun yang tidak. Ukuran
kapsul yang lebih besar dipakai dalam kedokteran hewan.
Kapsul gelatin keras memungkinkan ruang gerak yang lebih luas bagi
penentuan obat dalam resep oleh seorang dokter, dimana seorang ahli farmasi
dapat sasaran mendadak menyiapkan kapsul yang mengandng bahan obat secara
tubggal atau dalam kombinasi dengan dosisi yang sesuai dengan kebutuhan
seorang pasien tertentu. Tingkat keleluasaan ini merupakan kelebihan bentuk
kapsul daripada tablet yang tidak disiapkan saat ini difarmasi masyarakat.
2. Soft capsule atau kapsul lunak

Merupakan kapsul tertutup dan berisi obat yang pembuatan dan pengisian
obatnya dilakukan dengan alat khusus. Cangkang kapsul lunak dibuat dari Gelatin
ditambah Gliserin atau alkohol polihidris seperti Sorbitol untuk melunakan

gelatinnya. Kapsul ini biasanya mengandung air 6 13%, diisi dengan bahan
cairan bukan air seperti polietilglikol (PEG) berbobot molekul rendah, atau juga
dapat diisi dengan bahan padat , serbuk atau zat padat kering. Kapsul cangkang
lunak memiliki bermacam-macam bentuk dan biasanya dapat dipakai untuk rute
oral, vaginal, rektal atau topikal. Kapsul lunak dapat pula diberi warna macammacam.
3. Keuntungan dan Kerugian sediaan kapsul
a. Keuntungan Bentuk Sediaan Kapsul

Bentuk menarik dan praktis

Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak

Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat
segera diabsorbsi (diserap) usus.

Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam


bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan
seorang pasien.

Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti
pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi
bahan obatnya.

b. Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul

Tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut (KCl, CaCl2, KBr,
NH4Br) bila kapsul yang pecah kontak dengan dinding lambung jadi
larutan pekat menyebabkan iritasi & penegangan lambung.

Tidak dapat digunakan untuk bahan2 yg sangat efloresen ataudelikuesen.


- bahan efloresen menyebabkan menjadi lunak

- bahan delikuesen menyebabkan kapsul menjadi rapuh dan mudah pecah

Tidak untuk Balita

Tidak bisa dibagi ( misal kapsul)

4. Cara pengisian kapsul


a. Formulasi kapsul dan Pemilihan Ukuran Kapsul
Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara sekitar 65
mg 1 gram bahan serbuk, termasuk bahan obat dan bahan pengencer lain yang
diperlukan. (no 5) biasanya dapat menampung isi paling sedikit 1 gram atau 65
mg serbuk dari jenis yang dipakai sebagai obat.Aggar kapsul dapat diisisecara
penuh biasanya dipakai kapsul dengan ukuran terkecil, Biasanya bahan yang
dibutuhkan paling sedikit 65 mg. Bila dosisi obat atau jumlah obat yang akan
dimasukan tidak memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan
penambahan bahan pengisi yang cocok dalamjumlah yang tepat pada bahan obat
supaya dapat memenuhi isi kapsul. Bila jumlah bahan obat yang akan diberikan
dalam satu kapsul cukup besar untuk mengisi penuh kapsul, bahan pengisi tidak
dibutuhkan, Laktosa biasanya dipakai sebagai bahan pengisi dalam pengisian
kapsul.
Dalam banyak hal dimana jumlah obat yang dimasukan dalam satu kapsul,
berada pada kisaran dosis lazim obat, satu kapsul diminum sebagai satu dosis
pengobatan tersebut. Dalam hal lain khususunya bila jumlah obat yang merupakan
dosis lazim jumlahnya terlalu besar untuk dimasukan kedalam satu kapsul. Untuk
obat seperti itu, dosisinya dibagi-bagi dan diperlukan dua kapsul atau lebih. Bagi
banyak zat obat , dosis pertama lebih besar daripada dosis-dosis berikutnya, dalam
kasus seperti itu lebih banyak jumlah kapsul diperlukan pada awal terapi daripada
terapi selanjutnya. Pada umumnya mula-mula ditentukan jumlah obat yang akan
dimasukkan kedalam sebauah kapsul dan baru kemudian jumlah bahan pengisi
atau bahan inert jika ada, berdasarkan kebutuhan tambahan dalam formulasi atau
untuk memisahkan komponen kimia yang tidak tersatukan dalam formulasi atau

sebagai pelincir untuk memudahkan mengalirnya serbuk ketika menggunakan


mesin pengisi kapsul yang otomatis.
Magnesium stearat biasanya dipakai sebagai pelincir pada pembuatan kapsul
dan tablet untuk memudahkan mengalirnya bahan obat masuk kedalam mesin
pembuat tablet atau kapsul. Meskipun sejumlah kecil dari magnesium stearat
umum dipakai ( seringnya kurang dari 1%) karateristik sebagai persediaan air
dari bahan yang tidak larut ini dapat menimbulkanpersoalan paa penetrasi dari
bentuk sediaan padat oleh cairan lambung yang bertujuanmelarutkannya.
Hambatan terhadap penetrasi cairan dan air dapat menunda kelarutan dan absorpsi
obat. Dalam praktek penambahan surfaktan dalam formulasi tablet dan kapsul
untuk membantu pembasahan dari bahan obat ketika masuk kedalam cairan
pencernaan, secara luas diikuti dalam kondustri. Keuntungan dari penambahan zat
pembasah dalam formulasi kapsul litium karbonat untuk menambahvkelarutan,
telah didemonstrasikan. Bahkan dalam beberapa hal dimana magnesium stearat
atau pelincir lainnya yang tidak larut dalam air tidak digunakan dalam formulasi
kapsul, ketika gelatin dari cangkang kapsul melarut, Serbuk dari obat yang
kelarutannya kecil, cenderung mengambang pada permukaan cairan dan
menggumpal

untuk kemudian mengurangi kontak udara cairan dan bila

pembasahan tidak terjadi secepatnya , pelarutan akan tertunda.


Apakah dengan adanya pelincir, Surfaktan atau beberapa bahan tambahan obat
lainnya, formulasi dapat mempengaruhi bioavailabilitas bahan obat dan dapat
menyebabkan perbedaan efek obat, dimana bisa dihadapkan antara dua produk
kapsul dengan bahan obat yang sama.
Campuran eutectic dari obat atau campuran obat yang cenderung mencair,
mungkin membutuhkan pengisi atau absorben seperti magnesium karbonat, kaolin
atau magnesium oksida ringan untuk memisahkan unsu-unsur yang bila terjadi
kontak akan bereaksi secara kimia dan mengabsorbsi bahan-bahan yang dapat
mencair. Umumnya bila bahan-bahan ini digunakan untuk tujuan tersebut maka
dipakai kurang lebih 120 mg untuk tiap kapsul. Obat-obat yang tidak tersatukan

secara kimia dalam suatu formulasi, mungkin dapat dipisahkan secara fisika
dengan cara yang sama. Metode lain untuk mengatasi obat-obat tidak tersatukan
dalam kapsul yaitu dengan cara menempatkan bahan yang dapat mengganggu
kedalam kapsul kecil, lalu kapsul kecil ini dimasukan kedalam kapsul yang lebih
besar yang terisi komponen dari formulasi lainnya, disamping kapsul kecil maka
tablet kompresi dapat juga digunakan untuk tujuan ini.
Penggunaan tablet kedalam kapsul juga merupakan hal yang biasa terjadi bila
terpaksa harus mengisi sejumlah kecil kapsul segera sebelum digunakan, supaya
tiap kapsul mengandung sedikit obat yang poten. Dalam hal ini ahli farmasi
memasukan sebuah tablet kecil dari obat poten dengan kadar yang diinginkan
kedalam tiap kapsul. Utnuk mengisi penuh ruangan kapsul yang tersisa dipakai
sejumlah bahan khusus yang kurang penting supaya beratnya lebih sesuai dan/atau
bila perlu ditambah bahan-bahan pengencer inert.
Bahan-bahan padat yang akan ditempatkan dalam kapsul harus tercampur
sempurna sebelum kapsul dapat diisi. Harus dipertimbangkan masalah kepadatan
dan ukuran partikel serbuk-serbuk yang diberikan dalam kombinasi bila akan
diisikan kedalam kapsul. Campuran serbuk-serbuk lebih menyatu bila ukuran
partikel dan kepadatannya hampir sama.
Kapsul gelatin tidak tepat untuk diisi cairan berair, karena air akan
melunakkan gelatin dan menimbulkan kerusakan kapsul . Biasanya hal ini akan
cepat menghilangkan kandungan cairan dari kapsul. Tetapi beberapa cairan
tertentu atau minyak atsiri yang tidak mengganggu stabilitas cangkang gelatin,
mungkin dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin, lalu disegel untuk menjamin
penyimpanan cairan tersebut, Dalam skala kecil, seorang ahli farmasi biasanya
mnmpatkan

cairan

kedalam

badan

cangkang

kapsul

dengan

memakai

penetes/pipet obat yang telah dikalibrasi, dengan hati-hati dan tidak ada cairan
yang tumpah dari kapsul. Kemudian sikat bulu untu yang kecil daipakai untuk
melapisi permukaan dalam bagian tutup kapsul dengan air atau cairan gelatin
hangat lalu segera diselubungkan kepada bagian badan kapsul dengan satu kali

gerakan memutar untuk meratakan cairan tadi sebagai segel. Dalam produksi
skala besar cairan-cairan ini ditempatkan dalam kapsul gelatin lunak yang disegel
sewaktu proses pembuatannya dipabrik. Kapsul lunak akan dibahas kemudian
dalam bab ini.
Daripada menempatkan cairan dalam kapsul mungkin dalam keadaan tertentu
lebih baik mengabsorbsi sebagian cairan dengan suatu serbuk absorben yang inert.
Kemudian serbuk ini dimasukan kedalam kapsul dengan cara yang biasa. Apabila
cairan ini mudah menguap mungkin kapsulnya perlu disegel.
b. Pemilihan ukuran kapsul
Pemilihan dari ukuran yang paling baik ketika formulasi dikembangkan,
karena jumlah bahan inert yang digunakan tergantung pada ukuran atau kapasitas
kapsul yang dipilih. Apbila formulasi dari bahan obat tidak memerlukan pengisi
untuk menambah jumlah serbuknya, maka ukuran kapsul boleh ditetapkan setelah
pengembangan dan persiapan formulasi. Sebagaimana telah diketahui, untuk obatobat dengan dosis besar, jumlah obat dalam kapsul mungkin tidak perlu sama
dengan dosis obat tersebtut sepenuhmya. Kapsul lebih kecil mengkin dibutuhkan
dalam keadaan-keadaan tertentu dimana obat akan dipakai oleh pasien yang
sangat muda atau orang tua sekali dan mungkin diperlukan lebih dari satu kapsul
untuk memberikan dosis dari obat. Kejadian dimana diperlukan kekhususan untuk
kapsul kecil, mula-mula ukuran kapsul ditetapkan dan formulasi dapat
berdasarkan atas ukuran kapsul. Tergantung pada keadaan dan kebutuhan pasien,
ukuran kapsul ditentukan berdasarkan formulasi atau formulasi terpaksa diubah
oleh karena ukuran kapsul.
Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan kapsul yang diisi oleh
campuran obat dan bagian tutupnya diselubungkan serapat-rapatnya. Bagian tutup
bukan sja berfungsi sebagai penutup tapi juga menekan dan menahan, oleh karen
itu ukuran kapsul harus dipilih sesuai kebutuhan.
c. Mengisi kapsul

Cara dengan tangan

Dalam pengisian kapsul dalam jumlah kecil di bidang farmasi biasanya


digunakan metode punch. Dalam metode ini para ahli farmasi mengabil sejumlah
tertentu dalam kapsul untuk diisi obat dari wadah persediannya. Dengan
menghitung kapsul yang dikeluarkan sebagai langkah pertama, bukan mengambil
kapsul kosong dari persediaan dan masing-masing lalu diisi, seorang ahli farmasi
menghindari kesalahan dari jumlah kapsul yang diisi dan menghindarkan kapsul
kosong dalam persediaan dari pencemaran yang mungkin terbawa melalui ujungujung jarinya. Serbuk yang akan dimasukan kedalam kapsul diletakan diatas
selembar kertas bersih atau lempeng gelas atau lempeng porselen dan dengan
sudip dijadikan seperti barang yang tingginya 1/3 dari tinggi bagian badan
kapsul. Kemudian bagian badan kapsul yang kosong dipegang antara jempol dan
telunjuk tangan lalu dipukul-pukulkan / ditekan tekankan (punch) secara vertikal
kepada serbuk dengan betuk padatan tadi sehingga terisi penuh. Beberapa ahli
farmasi dalam kerjanya memakai sarung tangan operasi atau sarung tangan dari
karet agar kapsul tidak tersentuh jari yang telanjang. Karena jumlah serbuk yang
masuk kedalam kapsul tergantung pada tingkat penekanan, maka ahli farmasi
akan menekannya setiap kali memasukan obat dengan gaya dan tenaga yang
sama dan setelah kapsul ditutup, ditimbang untuk mengetahui keseragaman dan
ketelitian pengisian. Apabila bahan obat yang tidak berpotensi diisikan kedalam
kapsul, kapsul pertama yang diisi harus ditimbang ( dengan menggunakan kapsul
kosong yang sama ukurannya diletakkan pada piring timbangan sebelah kiri untuk

menghitung berat cangkang). Untuk membantu menetukan ukuran kapsul yang


tepat dan tngkat tekanan yang digunakan pada waktu mengisi kapsul, kapsulkapsul lain secara periodik ditimbang untuk mengamati keseragaman pekerjaan
ini. Apabila obat berpotensi yang diisikan , maka tiap kapsul harus ditimbang
setelah pengisiannya untk menjamin ketepatannya. Pertimbangan seperti ini akan
mencegah terjadinya kesalahan mengisi, kurang tekanan atau kurang mengisikan
obat. Setelah bagian badan kapsul diisi dan dtutup oleh bagian tutupnya, maka
bagian badan diputar sambil ditekan perlahan-lahan agar menjadi padat sampai
diujung tutupnya sehingga hasil produksi ini bagus penampilannya. Beberapa ahli
farmasi malah memasukkan obat juga kedalam bagian tutup kapsul sebelum
dipertemukan dengan potongan badannya. Tetapi harus dijaga agar tidak terlalu
penuh waktu mengisi kedua bagian kapsul. Bagian harus cukup ketika
diselubungkan kebagian badan kapsul.
Bahan granul yang tidak mungkin dimasukan dalam kapsul dengan
metode punch, mungkin harus dituangkan kedalam kapsul satu per satu dengan
kertas serbuk setelah ditimbang lebih dahulu.

Cara dengan alat bukan mesin

Alat yang dimaksud atas adalah alat yang menggunakan tangan


manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih
seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat
dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari 2 bagian yaitu
bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
Cara menggunakannya :

Kapsul dibuka dari badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dsri

bagian alat yang tidak bergerak


Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /

ditaburkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film


Kapsul ditutup dengan cara merapatkan / menggerakan bagian

yang bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.


Cara menggunakan mesin

Para ahli farmasi yang sehari-hari atau sering menyiapkan kapsul dapat
menggunakan mesin kapsul yang dioperasikan dengan tangan. Mesin-mesin ini
tersedia dengan kapasitas 24,96,100 dan 144 kapsul. Jika dioperasikan secara
efisien, maka produksinya mencapai sampai sekitar 2.000 kapsul perhari kerja
dengan mesin terkecil dan sampai 2.000 kapsul perjam kerja dengan mesin
terbesar.
Mesin-mesin yang dikembangkan untuk digunakan dalam bidang industri
dapat secara otomatis membuka tutup dari kapsul kosong, mengisi dan memasang
kembali tutupnya dan membersihkan bagian luar kapsul dengan kecepatan sampai
165.000 kapsul perjam. Kebanyakan mesin industri pengisian kapsul dirancang
untuk mengisi bagian badan kapsul dengan serbuk obat dan membuang
kelebihannya sebelum ditutup. Oleh karena itu formulasi setiap kapsul yang
diolah stiap industri harus sedemikian rupa isi dari bagian mengandung jumlah
serbuk sesuai dengan jumlah obat dan pengisi yang ada secara tepat. Pengamatan
secara periodik dilakukan selama proses produksi dengan cara mengambil kapsul
yang sedang diproduksi dan ditimbang untuk mengamati jumlah seluruh
serbuknya dan menetapkan kadar dari bahan aktifnya.

USP mempunyai persyaratan standar untuk keseragaman isi dan perbedaan


berat yang harus diterapkan untuk menjamin keseragaman tiap kapsul. Ringkasan
pengujian ditetapkan sebagai berikut :
Keseragaman isi tetapkan kadar 10 kapsul, satu per satu sebagaimana
dicantumkan dalam monografi masing-masing bahan. Persyaratan untuk
keseragaman dosis terletak antara 85 sampai 115% dari yang disyaratakan dalam
monografi atau yang ditentukan dalam label. Bila suatu atau lebih unit dosis
berada diluar batas tersebut, maka unit tambahan harus ditetapkan kadarnya dan
selanjutnya diperoleh persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam USP.
d. Membersihkan kapsul
Pada kapsul yang disiapkan dalam skala kecil maupun besar mungkin ada
serbuk dan formulasinya yang berceceran diluar kapsul. Serbuk ini mungkin
pahit atau tidak enak rasanya sehingga harus dibersihkan sebelum dikemas
dan diedarkan demi penyempurnaan penampilannya dan untuk memelihara
mutunya supaya tidak mempunyai rasa lain dalam pemakaiannya. Pada
produksi skala kecil, kapsul ini dapat dibersihkan satu per satu dengan kain
kasa atau kain potongan kecil. Pada produksi skala besar umumnya mesin
pengisi

kapsul

digabungkan

dengan

alat

pembersih

kapsul

yang

membersihkan bahan yang berlebih sebelum kapsul itu dilepaskan dari


peralatannya.
5. Bahan yang dapat merusak cangkang kapsul
Mengandung campuran eutektik ( memiliki titik lebur lebih rendah daripada
titik lebur semula pada zat yang dicampur ) sehingga menyebabkan kapsul
rusak atau lembek. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan bahan yang
inert (MgCO3 , MgO, dan kaolin) pada masing-masing bahan, baru kedua

bahan dicampurkan.
Mengandung zat yang higroskopis. Serbuk yang mudah mencair seperti
KI, NaI, NaNO2 akan merusak dinding kapsul sehingga mudah rapuh karena

meresap air dari cangkang kapsul. Sehingga penambahan bahan inert dapat

menghambat proses ini.


Serbuk yang mempunyai bobot jenis ringan atau berbentuk kristal harus

digerus terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam kapsul.


Bahan cairan kental dalam jumlah sedikit dapat dikeringkan dengan

menambahkan bahan inert baru dimasukkan ke dalam kapsul.


Untuk minyak lemak dapat langsung di
masukkan dalam kapsul kemudian
ditutup tetapi minyak yang mudah menguap harus diencerkan terlebih dahulu
dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40% sebelum dimasukkan ke

dalam kapsul agar tidak merusak dinding kapsul.


Cairan yang mengandung air & larutan yang sangat pekat (mis. Ichtyol)

caranya dibuat massa pil kemudian masukkan ke kapsul


Cairan yang mengandung dibawah etanol 90% caranya dibuat massa pil

kemudian masukkan ke kapsul


6. Persyaratan sediaan kapsul
1. Keseragaman Bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan penimbangan 20 kapsul
sekaligus dan ditimbang lagi satu persatu isi tiap kapsul. Kemudian timbang
seluruh cangkang kosong dari 20 kapsul tersebut. Lalu dihitung bobot isi
kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot

rata-rata tiap isi kapsul, tidak boleh melebihi dari yang

ditetapkan pada kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang
ditetapkan pada kolom B.
Perbedaan Bobot Isi Kapsul (%)
Bobot rata-rata

120 mg

10

20

120 mg atau lebih


3. Waktu hancur

7,5

15

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur


yang tertera dalam masing-masing monografi. Uji waktu hancur tidak
menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Waktu
hancur setiap tablet atau kapsul dicatat dan memenuhi persyaratan spesifikasi
waktu (dalam 15 menit).
4. Disolusi
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak persentasi zat
aktif dalam obat yang terabsorpsi dan masuk ke dalam peredaran darah untuk
memberikan efek terapi. Persyaratan dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket.
4. Kadar
Penetapan kadar dilakukan untuk memastikan bahwa kandungan zat
berkhasiat yang terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat dan sesuai
dengan yang tertera pada etiket. Metode penetapan kadar yang digunakan
sesuai dengan zat aktif yang terkandung dalam sediaan kapsul. Caranya
ditimbang 10-20 kapsul, isinya di gerus dan bahan aktif yang larut diekstraksi
menggunakan pelarut yang sesuai menurut prosedur yang sudah ditetapkan.
Secara umum rentang kadar bahan aktif yang ditentukan berada diantara 90110% dari pernyataan pada label.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin, bisa
juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.
2. Kapsul terdiri atas kapsul keras (capsulae durae) dan kapsul lunak (capsulae
molles).

3. Kapsul dapat diisi dengan 3 cara yaitu dengan tangan, dengan alat bukan
mesin, dan dengan alat mesin.
4. Dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang
dipergunakan.
5. Kapsul harus memiliki syarat sebagai berikut yaitu keseragaman bobot, waktu
hancur, uji disolusi dan kadar.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia
Press, Jakarta.

Chaerunnisaa, A.Y., 2009, Farmasetika Dasar, Widya Padjadjaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai