Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. JUDUL
Perhitungan dan pembuatan sediaan puyer dan kapsul

1.2. TUJUAN
1. Mampu membaca dan memahami resep
2. Mampu menghitung dosis dalam resep dengan benar
3. Mampu membuat sediaan puyer dan kapsul dengan baik dan benar sesuai
dengan resep yang diberikan
4. Mampu Menulis Etiket ( pemakaian dalam/luar) salinan resep dan
memberikan informasi obat dengan benar

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 SEDIAAN PUYER


A. Pengertian Puyer
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakian luar (FI IV)
Menurut FI IV serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kima
yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral maupun topical secara
kimia-fisika serbuk mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer.
Serbuk adalah campuran homogen dari dua atau lebih obat yang
disebukkan, sediaan serbuk dibagi menjadi dua,yaiutu pulvis dan pulveres,
pulvis adalah sediaan yang tidak terbagi-bagi sedangkan pulveres adalah
serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus kertas
perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.

B. Macam-macam serbuk bagi

- Serbuk terbagi/pulveres ( Divided Powder) dikemas dalam suatu


bungkus/sachet untuk dosis tunggal
- Serbuk tidak terbagi (Bulk Powder) tersedia sebagai sirup oral antibiotic
dan serbuk kering lainnya yang tidak paten.
- Serbuk tabur /pulvis adspersorium
- Serbuk injrksi (Powder For Injection)

C. Syarat-syarat serbuk bagi

- Kering
- Halus
- Homogen, bahan-bahan obat tercampur merata.
- Untuk serbuk terbagi/ dosis tunggal (pulveres) harus memenuhi uji
keseragaman bobot.

D. Kelebihan dan kekurangan serbuk bagi

 Keuntungan
- Obat lebih stabil dibandingkan dengan sediaan cair terutama obat yang
rentan rusak oleh air.
- Jika dibandingkan dengan sediaan padat lainnya, serbuk lebih cepat
diabsorsi.
- Dapat membantu untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar
menelan tablet atau kapsul.
- Dibuat untuk zat aktif yang memiliki volume yang sangat besar

3
- Dokter lebih leluasa dalan memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
sipenderita.
 Kerugiaan
- Mudah lembab selama penyimpanan
- Rasa yang tidak tertutupi mengakibatkan rasa yang tidak enak.
- Membutuhkan waktu dalam meraciknya.

2.2 SEDIAAN KAPSUL


A. Pengertian Kapsul
Menurut Dirjen POM (1979), kapsul adalah sediaan obat yang terbungkus
cangkang kapsul, keras atau lunak. Sedangkan menurut Ansel (2005), kapsul
dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat
atau lebih dan atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang
atau wadah kecil yang larut dalam air.

Adapun macam-macam kapsul menurut Arief (1986), yaitu:

1. Kapsul gelatin keras


Kapsul gelatin keras merupakan kapsul yang mengandung gelatin,
gula, dan air. Kapsul dengan tutup diberi warna-warni. Diberi tambahan
warna adalah untuk dapat menarik dan dibedakan warnanya. Menurutnya
besarnya, kapsul diberi nomor urut dari besar ke kecil sebagai berikut no.
000; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus disimpan dlam wadah yang tertutup kedap,
terlindung dari debu, kelembapan dan temperature yang ekstrim (panas).

2. Kapsul cangkang lunak


Kapsul lunak merupakan kapsul yang tertutup dan diberi warna
macam-macam. Perbedaan komposisi kapsul gelatin lunak dan gelatin
keras yaitu gul diganti dengan plasticizer yang membuat lunak, 5% gula
dapat ditambahkan agar kapsul dapat dikunyah. Sebagai plasticizier
digunakan gliserin dan sorbitol atau campuran kedua tersebut, atau
polihidris alcohol lain.

3. Kapsul cangkang keras


Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran, atau
granul. Bahan semi padat atau cairan dapat juga diisikan dalam kapsul
cangkang keras, tetapi jika cairan dimasukkan dalam kapsul, salah satu
teknik penutupan harus digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran.
Kapsul cangkang keras dapat diisi menggunakan tangan. Cara
memberikan kebebasan bagi pasien. Fleksibilitas ini merupakan kelebihan
kapsul cangkang keras, dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul
cangkang lunak.

4
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin
tetapi terdapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yag sesuai. Cangkang
(shell) adalah yang dikenali sehari-hari dengan sebutan kapsul kosong
tanpa isi bahan obat. Cangkang ini dapat diisi dengan bermacam-macam
bahan obat, bahan obat cair maupun bahan obat padat menjadi kapsul yang
dapat langsung dipergunakan oleh penderita.

B. Macam-macam Kapsul
1. Capsulae Gelatinosae Operculatae, Capsulae Durae (bentuk silinder)
Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan
ujungnya tumpul tetapi beberapa pabrik membikin kapusl dengan bentuk
khusus, misalnya ujungnya lebih luncing atau rata. Kapsul cangkang keras
yang isinya dipabrik sering menpunyai warna dan bentuk berbeda atau
diberi tanda untuk mengetahui isentitas pabrik.
Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat
warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida,
bahan pendispensi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet.
Biasanya bahan ini mengandung 10-15 % air.
Kedalam cangkang kapsul ini dapat diisikan bahan-bahan obat
padat (serbuk, massa pil) ataupun bahan obat cair (bukan cairan air), tentu
saja bahan yang dimasukan ke cangkang kapsul tidak merusak gelatine.
Isinya berkisar antara 0,250 sampai 5/6 cm. Kapsul gelatine tidak tepat
untuk diisi cairan berair, karena air akan melunakkan gelatine dan
menimbulkan kerusakan kapsul.

2. Capsule Gelatinosae, Capsulae Molles (bentuk bundar, bujur telur)

Kapsul cangkang lunak yang dibuat dair gelatin (kadang-kadang


disebut gel lunak) sedikit lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan
dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol
atau gliserin. Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau perwarna,
bahn opak seperti titanium dioksida, pengawet, pengharum dan
pemanis/sukrosa 5%. Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air
6-13%, umumnya berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur (disebut
pearles atau globula).
Kapsul cangkang lunak tidak dipakai diapotek, tetapi diproduksi
secara besar-besaran didalam pabrk dan biasanya diisi dengan cairan.
Kapsul lunak yang bekerjanya long acting umumnya berisi granula dan
disebut spansule.

5
C. Syarat-syarat Kapsul

1. Keseragaman bobot atau keragaman bobot


2. Waktu hancur

D. Kelebihan dan kekurangan kapsul


 Keuntungan Sediaan kapsul

- Bentuk menarik dan praktis


- Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang
kurang enak.
- Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut, sehingga bahan
cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.
- Dokter dapat memberi resep dengan kombinasi dari bermacan-
macan bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut
kebutuhan seorang pasien.
- Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong
seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin
mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
 Kerugian Sediaan Kapsul
- Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori
cangkang tidak menahan penguapan.
- Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul.
- Tidak untuk balita
- Tidak bisa dibagi (misal ½ kapsul)

6
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 RESEP 1

Dr. suryo

Jln. juanda 01 samarinda

CITO!!!

R/ Acetaminophen 0,25

Luminal 0,05

SL 0,1

m.f.pulv.dtd.No.VII

S.I.dd.pulv.I

Pro: intan (10 tahun)

3.2 RESEP STANDAR

3.3 KELENGKAPAN RESEP


 Inscription : tidak ada
 Invocation: ada
 Ordonatio: ada
 Signatura: ada
 Subcribtio: tidak ada
 Preascriptio: ada
 Alamat pasien: tidak ada
 Nama dokter: ada

7
3.4 GOLONGAN OBAT

ACETAMINOPEN Obat bebas

LUMINAL Obat Psikotropika

SL Zat tambahan

3.5 URAIAN BAHAN


1. ACETAMINOPEN ( F I Eds. III hal.37)
a. Sinonim : asetaminofen, paracetamol
b. Khasiat : Analgetikum dan antipiretikum
c. Pemerian : hablur atau serbuk putih tidak berbau, rasa pahit
d. Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (90%)p,
dalam 13 bagian aseton p, dalam 40 bagian gliserol p, dalam 9 bagian
propilenglikol p dan larut dalam larutan alkali hidroksida

2. LUMINAL ( F I Eds. III hal 481)


a. Sinonim : Fenobarbital
b. Khasiat : hipotikum (penenang yang menyebabkan ngantuk), sedativum
(penenang yang tidak menyebabkan ngantuk)
c. Pemerian: hablur asam putih, hablur putih tidak berbau, rasa agak pahit
d. Kelarutan: larut dalam 100 bagian air, larutan agak keruh, praktis tidak
larut dalam etnaol (95%) P dan dalam eter P.
e.
3. Sacharum lactis (F I Eds. III hal 338)
a. sinonim: Laktosa
b. Khasiat: zat tambahan (pemanis)
c. pemerian: serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis
d. kelarutan: larut dalam 6 bagian air, tidak dalam 1 bagian air mendidih,
sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P
dan dalam eter P.

3.6 PERHITUNGAN BAHAN


1. Luminal
DM: 1xp =300mg
1xh =600mg

Dosis pasien: 1xp:10/20 X 300mg=150mg

8
1h:10/20 X 600mg=300mg

Dosis resep: 1p=50mg

1h=3 X 50mg=150mg

%kadar : 1p=50mg/150mg X 100%=33,33%

1h=150mg/300 X 100% =50%

3.7 PENIMBANGAN BAHAN


1. Acetaminophen = 250mg X 6 = 1500mg/500mg/tab=3 Tab
2. Luminal = 50mg X 6 = 300mg/30mg/tab =10 Tab
3. SL = 100mg X 6 = 600mg

3.8 PENGERJAAN BAHAN


1. Penyiapan bahan
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dibersihkan lumpang dan alu
c. Diambil dan ditimbang Asetaminophen 3 tablet, luminal 10 tablet, SL
600mg
2. Cara kerja
a. Dimasukan sedikit SL untuk menutupi pori-pori
b. Dimasukan luminal kelumpang digerus ad halus
c. Dimasukan acetaminophen ke dalam lumpang di gerus ad homogeny
d. Dimasukan sisa SL ke dalam lumpang di gerus ad homogeny
e. Dikeluarkan dari lumpang di taruh diatas kertas perkamen
f. Dibagi sama rata diatas kertas perkamen, bungkus dengan rapi dan
dimasukan ke sak plastik atau plastic cetik
g. Diberi etiket putih tandai pemakaian 3 X sehari 1 bungkus puyer, beri label
NI
h. Diserahkan ke pasien beserta KIE atau PIO

9
3.9 PENANDAAN

APOTEK UMKT
Apoteker: Ilma Jahrina
SIA : 19102001
Jl. Juanda No. 15
SAMARINDA
No : ………. Tgl: ………
Nama: intan

3 x sehari 1 Tablet/Bungkus/Kapsul
Sebelum/Sesudah makan

3.10 KIE
1. Nama pasien : Intan (10)
2. Cara pakai : Diminum 3 x sehari 1 bungkus puyer sesudah makan
3. Indikasi : Menurunkan demam tinggi yang disertai kejang
4. Penimpanan : Ditaruh ditempat yang bersuhu kamar dan hindari sinar
matahari
5. Efek samping : Mual dan hilangnya nafsu makan

10
3.1 .RESEP 2
“APOTEK UMKT”
Jl. Juanda. No. 15 Samarinda
SIA: 15/VII/DKK/2017

COPY RESEP
Nama Pasien : FANDI (23thn/B 58 kg)
Tgl resep : 21 agustus 2019
Tgl pembuatan : 22 agustus 2019
No.resep :3

R/ Rifampisin 300 mg
INH 100 mg
Pyridoxin HCL 10 mg
Lactosum 100 mg

m. f. pulv. Dtd. No. CXX


s.1.dd.pulv.I.ac.

----det CV----
p.c.c

3.2 RESEP STANDAR


-
3.3 KELENGKAPAN RESEP
 Tidak ada nama dokter
 Tidak ada sip dokter
 Tidak ada paraf dokter

11
3.4 PENGGOLONGAN OBAT

Rifampicin Obat keras

INH Obat keras

Pyridoxin HCL Obat bebas

Lactosum Zat tambahan

3.5 URAIAN BAHAN


1. Rifampicin (F I Eds III Hal 560)

-sinonim : Rifampisina

- khasiat : antibiotikum

- pemeriaan : serbuk hablur; coklat muda

- kelarutan : sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam kloroform p;
larut dalam etil asetat p dan dalam methanol p

2. INH (F I Eds III hal. 320)

- sinonim : Isoniazidum, isoniazid

- khasiat : Antituberkolosis

- pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
agak pahit, terurai perlahan-lahan oleh udara dan cahaya.

- kelarutan : mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) p;
sukar larut dalam kloroform p dan dalam eter p

3. Pyridoxin ( FI Eds III hal 541)

12
- sinonim : Vitamin B6

- khasiat : antiemetik ( antimual)

- pemerian : hablur putih atau tidak berwarna; atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; rasa asin

- kelarutan : mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%) p; praktis
tidak larut dalam eter p

4. Lactosum (F I Eds III hal 481)

- sinonim : saccarum lactis

- khasiat : zat tambahan ( pengering atau pemanis )

- pemerian : serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis

- kelarutan : larut dalam 6 bagian air; larut dalam 1 bagian air mendidih sukar
larut dalam etanol (95%)p; praktis tidak larut dalam kloroform p
dan dalam eter p

3.6 PERHITUNGAN DOSIS


1. INH
-DM 1xp= -
1xh= 10 mg/kg

-DM Pasien = (24 tahun) mg/kg x BB

1xp = -

1h =10 mg/kg x 58 kg

= 580 mg

- Dosis pemakaian : 1xp : 100 mg

1h : 1 x 100 mg : 100 mg

- % dosis : 1xp :

13
1h : 100 mg/ 580 mg x 100 %

: 17, 241 tidak over dosis

3.7 PERHITUNGAN BAHAN

1. Rifampicin : 300 x 15 : 4.500 mg

2. INH : 100 x 15 : 1.500 mg

3. Pyridoxin hcl : 10 x 15 : 150 mg : 150mg/10 mg/tab : 15 tab

4. Lactosum : 100 x 15 : 1.500 mg

3.8 CARA KERJA


1. Penyiapan bahan
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Disetarakan timbangan
c. Ditimbang Rifampisin 4.500 mg, INH 1500 mg, pyridoxine 150 mg,
laktosum 1.500 mg
2. Pengerjaan bahan
a. Dimasukkan Rifampisin sebanyak 4500 kedalam lumpang lalu gerus ad
halus
b. Dikeluarkan Rifampisin dan bagi 15 bungkus, bungkus tersediri tandai 1x
sehari 1 bungkus dihabiskan.
c. Dimasukkan sebagian sl kedalam lumpan gerus ad halus
d. Dimasukkan pyridoxine Hcl sebanyak 15 tab dan INH sebanyak 1.500 mg,
gerus ad larut
e. Dimasukkan sisa SL dan gerus ad homogen
f. Dikeluarkan campuran bahan lalu bagi sama banyak secara visual
sebanyak 15.
g. Dibungkus rapi masukkin ke sak plastik beri etiket putih tandai 1x sehari
1 bungkus sebelum makan. Beri logo obat keras, label NI

14
3.9 PENANDAAN ( ETIKET DAN LOGO OBAT )

APOTEK UMKT
Apoteker: Ilma Jahrina
SIA : 19102001
Jl. Juanda No. 15
SAMARINDA
No : 3 Tgl: ………
Nama: Fandi

1 x sehari 1 Tablet/Bungkus/Kapsul
Sebelum/Sesudah makan

TIDAK BOLEH DIULANG


TANPA RESEP DOKTER

3.10 KIE
a. Nama : fandi
b. Efek samping : mengantuk, mual, pusing, muntah, diare
c. Aturan pakai : diminum 1x sehari 1 ouyer sebelum makan dan
dihabiskan.
d. Penyipanan : simpan ditempat kering dan jauh dari matahari
e. Indikasi : obat tbc

15
3.1 RESEP 3

SIP: 889/DKK/V/smd
Jl. Imam Bonjol 05 smd

Iter 2x
Samarinda feb 2019
R/ chlortrimeton 0,024
Pehacort 0,03
Sanmol 6

m. f. pulv. No. XII


s.t.dd. caps I

Pro: susi (12 thn)


Alamat : Jl. Loa Bakung 25 smd

3.2 RESEP STANDAR

3.3 KELENGKAPAN RESEP

- Nama dokter tidak ada


- Nomor resep tidak ada
- Tanggal penulisan resep tidak ada
- Paraf dokter tidak ada

3.4 PENGGOLONGAN OBAT

Chlotrimeton Keras

Pehacort Keras

Sanmol Bebas

3.5 URAIAN BAHAN


1. Chlotrimeton ( FI Edisi III hal 153)

16
a. Sinonim : Klorfenimina maleat
b. Khasiat : antihistaminikum
c. Pemerian : hablur tidak bewarna tidak berbau rasa pahit
d. Kelarutan : larut dalam 4 bagian air larut dalam 10 bagian etanol
(95%)p. dan dalam 1 bagian kloroform P, sukar larut dalam eter p.

2. Pehacort (FI Edisi III hal 514)


a. Sinonim : prednisone
b. Khasiat : andrenoglukokortikoidum
c. Pemerian : serbuk hablur hampir putih,rasa mula-mula tidak berasa
kemudian pahit
d. Kelarutan : sangat sukar larut dalam air,sukar larut dalam etanol
(95%) p, dalam kloroform p, dalam diakson p dan dalam methanol p.

3. Sanmol (FI Edisi III hal 37)


a. Sinonim : asetaminofen
b. Khasiat :analgetikum,antipiretikum
c. Pemerian : habluratau serbuk hablur putih, ridak berbau.
d. Kelarutan : larut dalam 70 bagian air,larut dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam
9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.

3.6 PERHITUNGAN DOSIS

1. Chlotrimeton
DM 1p = -
1h = 40 mg
DMP 1p= -
1h = n/20 x dm
=12/20 x 40 mg
= 24 mg
DDR 1p = 24mg/12 = 2mg
1h = 2mg x 3 = 6mg
%kadar 1p = -
1h = DDR/DMP x 100%
= 6mg/24mg x 100%
= 25% ≤ 100% ≠ OD

3.7 PERHITUNGAN BAHAN

1. Chlotrimeton : 24mg/4mg/tab = 6 tab

17
2. Pehacort : 30mg/5mg/tab = 6tab
3. Sanmol : 6.000mg/500mg/tab = 6tab

3.8 CARA KERJA

1. Disiapakan alat dan bahan yang akan di gunakan


2. Dimasukan chlotrimeton ke dalam lumpang gerus ada halus
3. Dimasukan pehacort ke dalam lumpang gerus ad homogeny
4. Dimasukan sanmol ke dalam lumpang gerus ad homogen
5. Di keluarkan dari lumpang menggunakan sudip di taruh di atas kertas
perkamen
6. Dibagi sama rata di atas kertas perkamen sebanyak dua belas
7. Dibungkus rapi
8. Dimasukan ke sak plastic
9. Dikasi etiket putih ,copy resep dan label NI
10. Diberikan kepasien beserta PIO

3.9 PENANDAAN

Apotek UMKT
Jl. Juanda no 15 samarinda TIDAK BOLEH DIULANG
Telp:081347101017 TANPA RESEP DOKTER
APA: I S.Farm Apt
SIA: 25901/DKK/2000
No: 3 Smd, 3/Des /2019
Nama: Susi
3 x sehari 1
Tablet
Bungkus
kapsul

SEBELUM/SELAGI/SESUDAH MAKAN

Semoga lekas sembuh

18
COPY RESEP

APOTEK UMKT
JL.Juanda No.15
Tlp : 082233445545
Apoteker : Ilma Jahhrina .,S.Farm.,Apt
SIPA : 1234/II/DINKES/2019
SALINAN RESEP
Dari dokter : darwin Tgl penulisan 3/12/19
Tgl pembuatan :3/12/19 No. Resep : 3
Nama pasien : susi Umur pasien : 12 tahun
Iter : 2x
R
Chlotrimeton 0,024
Pehacort 0,02
Sanmol 6

m.f.pulv.no.xll
s.t.dd.pulv.1

P.C.C

3.10 KIE
a. Nama : Susi
b. Umur pasien : 12 tahun
c. Alamat pasien : Jl.loa bakung
d. Indikasi : Demam,sesak,nyeri,alegy
e. Aturan pakai : 3 kali sehari satu bungkus sehabis makan
f. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik terhidar dari sinar matahari

19
3.1 RESEP 4

Dr. candy lou


Jl. Sambutan 20 smd

R/ Codein HCL 0,015


Bisolvon 0,001
PCT 0,25
Pehaclor 0,002

m.f. caps. Dtd. No.X


s.1-0-1. pulv.I

Pro: Angga (15 thn)


Alamat: Jln. Biawan 10 smd

3.2 RESEP STANDAR

3.3 KELENGKAPAN RESEP

- Sip dokter tidak ada


- Nomor resep tidak ada
- Tanggal penulisan resep tidak ada
- Paraf dokter tidak ada

3.4 PENGGOLONGAN OBAT

CODEIN HCL NARKOTIKA

BISOLVON BEBAS TERBATAS

PARACETAMOL BEBAS

PEHACLOR BEBAS TERBATAS

20
3.5 URAIAN BAHAN

1. CODEIN HCL ( FI Edisi III hal 172)


a. Sinonim : Kodeina Hidroklorida
b. Khasiat : Antitusivum ( Batuk Kering)
c. Pemerian : Serbuk hablur putih jarum tidak bewarna
d. Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air,larut dalam 90 bagian etanol
90% p.

2. BISOLVON (Japanese pharmacopedia, 2006: 375)


a. Sinonim :Bromhexino
b. Khasiat : mengencerkan dahak (Ekspektoran)
c. Pemerian : Kristal putih atau bubuk kristal
d. Kelarutan : secara bebas larut dalam asam format, sedikit larut dalam
methanol, dan sedikit larut dalam air dan dalam etanol.

3. PARACETAMOL (FI Edisi III hal 37)


a. Sinonim : Asetaminophenum
b. Khasiat : Analgetikum ( nyeri),Antiperitikum ( Penurun panas)
c. Pemerian : Hablur stsu serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.
d. Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol
(95)% P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam
9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.

4. PEHACLOR ( FI Edisi III hal 514)


a. Sinonim : Klorfeniramina maleat
b. Khasiat : Antihistamine ( Anti Alergi)
c. Pemerian : Serbuk hablur putih tidak berbau rasa pahit
d. kelarutan : Larut dalam 4 bagian air,larut dalam 10 bagian etanol
(95%) P dan dalam 10 bagian kloroform P, sukar larut dalam eter P.

3.6 PERHITUNGAN DOSIS

1. Codein hcl
DM 1p = 60 mg
1h = 300 mg
DMP 1p = n/20 x dm
= 15/20 x 30mg
= 45mg
1h = n/20 x dm
= 15/20 x 300 mg
= 225 mg

21
DDR 1p= 1 x 15 mg = 15 mg
1h = 2 x 15 mg = 30 mg
% KADAR
1p = DDR/DMP x 100%
= 15mg/45mg x 100%
= 33,33% ≤ 100% tidak over dosis

1h = DDR/DMP x 100%

= 30mg/225mg x 100%

= 13,33% ≤ 100% tidak over dosis

2. Pehaclor
DM 1p = -
1h = 40 mg
DMP 1p = -
1h= n/20 x dm
= 15/20 x 40 mg
= 30 mg
DDR 1p = 1 x 2mg = 2 mg
1h = 2 x 2mg = 4 mg
% KADAR
1p = -
1h = DDR/DMP x 100%
= 4mg/40mg x 100%
= 13,33% ≤ 100 % tidak over dosis

3.7 PERHITUNGAN BAHAN

1. Codein HCI = 15 mg x 10 = 150 mg/30mg/tab = 5tab


2. Bisolvon = 1 mg x 10 = 10 mg/8 mg/tab = 1,25 tab
3. Paracetamol = 250mg x 10 = 2.500 mg/500mg/tab = 5 tab
4. Pehaclor = 2 mg x 10 = 20mg/4mg/tab = 5 tab
5. Pengenceran bisolvon
0,25 x 200 = 50 mg
Za 1tab
Zt = (sl + c ) 200 mg
Jp = 200 mg
Hp= 50 mg
Sp = 150 mg

22
Diambil dan ditimbang 1 tab bisolvon dan di tambahkan ( sl+c) sebanyak
200 mg kemudian gerus ad homogen, kemudian ditimabang Hp sebanyak
50 mg sisanya dibungkus sebanyak 150 mg tandai Sp bisolvon 0,25 tab

3.8 CARA KERJA

1. Disiapakan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dimasukan pehaclor kedalam lumpang digerus ad halus
3. Dimasukan bisolvon + Hp kedalam lumpang digerus ada homogen
4. Dimasukan codein kedalam lumpang digerus ada homogen
5. Dimasukan paracetamol kedalam lumpang di gerus ad homogen
6. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip di taruh di atas perkamen
7. Dibagi sama rata di atas kertas perkamen sebanyak 10
8. Dimasukan kedalam cangkang kapsul secara rapid an tutup cankang kapsul
9. Dimasukan ke sak plastic dan dikasi etiket putih dan label NI
10. Diserahkan ke pasien beserta PIO

3.9 PENANDAAN

Apotek UMKT
Jl. Juanda no 15 TIDAK BOLEH DIULANG
Telp:082281819725 TANPA RESEP DOKTER
APA: Ilma Jahrina, S.Farm.Apt
SIA: 25901/DKK/2000
No: 4 Smd, 3/Des /2019
Nama: Angga
2 x sehari 1
Tablet
Bungkus
Kapsul

Pagi dan malam

SEBELUM/SELAGI/SESUDAH MAKAN

Semoga lekas sembuh

23
3.10 KIE

1. Nama pasien : Angga


2. Umur pasien : 15 tahun
3. Alamat pasien : jalan biawan 10 samrinda
4. Aturan pakai : 2 x sehari kapsul sesudah makan
5. Cara pakai : diminum 2 kali sehari 1 kapsul
6. Khasiat : Sebagai obat penurun panas yang disertai dengan nyeri
dan sebagai obat batuk kering dan berdahak
7. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik-baik dan pada suhu kamar

24
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Dalam resep 1 dokter meminta membuat obat penenang atau nyeri dengan komposisi
acetaminophen 0,25g, Lminal 0,05g dan tambahan SL 0,1g dengan bentuk sediaan
serbuk dan dibagi menjadi 6 bungkus.
Didalam praktikum resep yang disuruh dokter di hitung lagi dengan rumus yang sudah
ditetapkan sehingga obat yang harus digerus didapat sebanyak : Acetaminophen 1500
mg, Luminal 300 mg dan SL 600 mg. Setelah itu semua bahan digerus dan dibagi
menjadi 6 bungkus dan diberi etiket putih beserta KIE.

2. Dalam resep 2 dokter meminta membuat obat TBC dengan komposisi Rifampisin
300mg, INH 100mg, Prydoxin HCL 10mg, dan Lactosum 100 mg, dengan bentuk
sediaan serbuk dan dibagi menjadi 15 bungkus.
Didalam praktikum resep yang disurh dokter dihitung lagi dengan rumus yang sudah
ditetapkan sehingga obat yang harus digerus sebanyak : Rifampisin 4500mg, INH
1500mg, Prydoxin HCL 150mg, dan Lactosum 1500mg. setelah itu semua bahan
digerus sesuai cara kerja dan dibagi menjadi 15 bungkus dan diberi etiket beserta KIE

3. Dalam resep 3 dokter meminta membuat obat demam, alergi dengan komposisi
Chlortimeton 0,024g, Pehacort 0,03g dan Sanmol 6g, dengan bentuk sediaan serbuk
dan dibagi menjadi 12 bungkus.
Didalam pelaksanaan praktikum resep yang disuruh dokter dihitung lagi dengan
rumus yang sudah ditetapkan sehingga obat yang harus digerus didapat sebanyak :
Chlortrimeton 24mg atau 6 tablet, Pehacor 30mg atau 6 tablet, Sanmol 6000mg atau
12 tablet. Setelah itu, semua bahan digerus sesuai cara kerja dan dibagi menjadi 12
bungkus dan diberi etiket putih beserta KIE

4. Dalam resep 4 dokter meminta membuat obat demam, alergi, batuk berdahak, dengan
komposisi Codein HCL 0,015g, Bisolvon 0,001g, PCT 0,25g, Pehaclor 0,002g
dengan bentuk sediaan kapsul dan dibagi menjadi 10 kapsul.
Didalam pelaksanaan praktikum resep yang disuruh dokter dihitung lagi sesuai rumus
yang sudah ditetapkan sehingga obat yang harus digerus didapat sebanyak Codein
HCL 5 tablet, Bisolvon 1,25g, PCT 5 tablet, dan Pehaclor 5 tablet. Setelah itu, semua
bahan digerus sesuai cara kerja dan dibagi menjadi 10 dan dimasukkan ke dalam
cangkang kapsul diberi etiket beserta KIE.

25
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Praktikan mampu memberikan resep dengan benar sesuai dengan resep

2. Praktikan mampu menggolongkan obat yang terdapat dalam resep yang di


berikan

3. Praktikan dapat memahami bentuk bahan sediaan, khasiat

4. Praktikan mampu membuat obat sesuai dengan resep

B. SARAN
Diharapkan mahasiswa mampu membuat sediaan sesuai dengan resep yang di
berikan dokter serta praktikum dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa

26
DAFTAR FUSTAKA

Anonim 1979. Farmakofe Indonesia Edisi III. Jakarta : Defartemen Kesehatan


Republik Indonesia.

Anonim 1979. Farmakofe Indonesia Edisi IV. Jakarta : Defartemen Kesehatan


Republik Indonesia.

Anonim 1979. Farmakofe Indonesia Edisi III. Jakarta : Defartemen Kesehatan


RI.

27

Anda mungkin juga menyukai