Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

Bab I Pendahuluan

A. Maksud Praktikum
Mahasiswa dapat meracik sediaan kapsul (capsulae) yang memenuhi persyaratan Farmakope.

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep
2. Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar
4. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan benar
5. Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan serbuk
7. Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep

Bab II Tinjauan Pustaka

Serbuk (Pulvis) adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. (FI
III, 23)

Serbuk (Pulvis) adalah campuran bahan kering, bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan dan dimaksudkan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV, 14)

Kapsul (Capsulae) adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras
atau lunak. (FI III, 5)

Kelebihan dan kelemahan serbuk :

A. Kelebihan (FI III, 24)


1. Serbuk lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita
2. Cocok untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul
3. Lebih stabil dan mudah diserap oleh tubuh
4. Obat yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk
B. Kelemahan
1. Tidak menutupi rasa yang tidak enak
2. Pada penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab
3. Membutuhkan waktu yang lama dalam penyiapan di apotek

Serbuk dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama, dikemas
menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)
2. Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24)

Keseragaman bobot :

Pada pengemasan serbuk bagi, jika jumlahnya genap dan lebih dari 10, serbuk dibagi
dahulu menjadi 2 bagian sama banyak lalu masing-masing dibagi menjadi jumlah yang
diinginkan. Penyimpanan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain paling besar 10%.
Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen. Bagi serbuk yang mengandung zat yang
higroskopis, serbuk dibungkus dengan kertas berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup
sekrup. Serbuk tabur dikemas dalam pot. (FI III, 24)

Prinsip pengerjaan obat (FI III, 23)

1. Serbuk diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari bahan
obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60
dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak dengan pengayak nomor 44.
2. Obat yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan
pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok.
3. Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat halus
sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan dengan
suhu tidak lebih dari 50.
4. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan bahan
pembawa atau bahan tambahan.
5. Obat berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga hamper
kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok.
6. Obat bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok.
7. Obat yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk.
8. Obat dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu.

Derajat halus serbuk

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus
serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melewati pengayak dengan
nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat
melewati pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak
dengan nomor tertinggi. (IMO, 32)

Bahan tambahan harus memenuhi:

1. Tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.


2. Tidak melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan.
3. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi.
4. Tidak menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar.
Bab III Pelaksanaan Praktikum

A. Resep Asli I
1. Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla


Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012

Samarinda, 17 September 2012


R/ Cafergot tab no. I
Valium tab no. I
M.f. pulv. d.t.d. no. VI da in caps.
S. o. 1/2 h. caps. I p.r.n.
Pro : Ny. Melati

Resep Standar

R/ Cafergot tab (ISO., vol. 46, 213)

Ergotamin tartat 1 mg

Kofein 100 mg

R/ Valium tab (ISO., vol. 46, 424)

Diazepam 5 mg

2. Kelengkapan Resep
 Tanda tangan dokter tidak tertera
 Nomor telepon dokter tidak tertera
 Alamat pasien tidak tertera
 Umur pasien tidak tertera

3. Penggolongan Obat
O :
G : Ergotamin tartat, Kofein, Diazepam
W :
B :
4. Komposisi Bahan
Ergotamin tartat : 1 mg
Kofein : 100 mg
Diazepam : 5 mg

B. Uraian Bahan
1. Ergotamin Tartat (FI III, 244)
a. Sinonim : Ergotamina tartat
b. Khasiat : Oksitosikum, simpatolitikum
c. Pemerian : Serbuk hablur ; putih sampai kekuningan atau semu kelabu ; praktis tidak
berbau
d. Kelarutan : 1 gram larut dalam lebih kurang 500 ml air ; sedikit
mudah larut dengan pertolongan sedikit asam tartrat P ;
sukar larut dalam etanol (95%) P

e. Dosis : DM sekali : 2 gram DL sekali : 1 mg


sehari : 6 gram sehari : 2 mg – 4 mg

2. Coffeinum (FI III, 175)


a. Sinonim : Kafein, trimetilksatina.
b. Khasiat : Stimulan saraf pusat, kardiotonikum.
c. Farmakologi : Menstimulasi SSP dengan efek menghilangkan rasa letih,
lapar, mengantuk, juga daya konstentrasi dan kecepatan
reaksi, kofein ditingkatkan serta prestasi otak dan suasana
jiwa diperbaik (OOP, 374).
d. Pemerian : Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat biasanya
menggumpal putih ; tidak berbau ; rasa pahit.
e. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ;
mudah larut dalam kloroform P ; sukar larut dalam eter P.
f. Dosis : DM sekali : 500 mg DL sekali : 100 mg – 200 mg
sehari : 1,5 gram sehari : 300 mg – 600 mg

3. Diazepam (FI III, 211)


a. Sinonim : Diazepamum
b. Khasiat : Sedativum
c. Pemerian : Serbuk hablur ; putih atau hampir putih ; tidak berbau
atau hampir tidak berbau ; rasa mula-mula tidak
mempunyai rasa, kemudian pahit
d. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air ; tidak larut dalam etanol
(95%) P ; mudah larut dalam kloroform P
e. Dosis : DM sekali : 40 mg DL sekali : 5 mg – 30 mg
C. Perhitungan Dosis
1. Ergotamiin Tartat
DM sekali : 2 mg DL sekali : 1 mg
sehari : 6 mg sehari : 2 mg – 4 mg
Dosis dalam resep : sekali : 1 x 1 mg = 1 mg
sehari : 6 x 1 mg = 6 mg
Kesimpulan : Dosis terapi

2. Kofein
DM sekali : 500 mg DL sekali : 100 mg – 200 mg
sehari : 1500 mg sehari : 300 mg – 600 mg
Dosis dalam resep : sekali : 1 x 100 mg = 100 mg
sehari : 6 x 100 mg = 600 mg
Kesimpulan : Dosis terapi

3. Diazepam
DM sehari : 40 mg DL sehari : 5 mg – 30 mg
sekali : = 6,67 mg sekali : = 0,83 mg - = 5 mg
Dosis dalam resep : sekali : 1 x 5 mg = 5 mg
sehari : 6 x 5 mg = 30 mg
Kesimpulan : Dosis terapi

D. Perhitungan Penimbangan
1. Ergotamin tartat : 6 x 1 mg = 6 mg
Pengenceran:
Ergotamin : 50 mg
Karmin : 50 mg
Laktosa : 400 mg +
500 mg
Yang diambil : 6 : 50 x 500 mg = 60 mg (sisanya dibungkus sendiri)

2. Kafein : 6 x 100 mg = 600 mg


3. Diazepam : 6 x 5 mg = 30mg = 6 tablet
4. Laktosa : (6 x 350 mg) – (60 mg + 600 mg + 750 mg)
: 2100 mg – 1410 mg
: 690 mg

E. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang bahan sesuai penimbangan
3. Buat pengenceran ergotamin tartat. Masukkan 50 mg ergotamin tartat kedalam mortir,
tambahkan 50 mg karmin, dan tambahkan 450 mg SL, gerus hingga homogen. Keluarkan dari
mortir menggunakan sudip. Timbang hasil pengenceran 60 mg, sisanya dibungkus tersendiri
4. Masukkan kofein kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan
5. Masukkan diazepam kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan kofein, gerus
hingga homogen.
6. Tambahkan pengenceran ergotamin tartat, gerus hingga homogen. Tambahkan SL, gerus
hingga homogen. Lalu keluarkan campuran bahan
7. Bagi serbuk menjadi 2 bagian sama rata, setiap bagian dibagi menjadi 3. Bagi sama
banyak diatas kertas perkamen
8. Masukkan serbuk kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Bersihkan kapsul
9. Kemas dan beri etiket putih

F. Penandaan
Etiket Putih

Laboratorium Farmasetika Dasar


Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 1 17 September 2012
Ny. Melati
6 x sehari 1 kapsul
Bila perlu
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G. Edukasi
1. Obat ini berkhasiat sebagai pereda kejang dan sakit kepala
2. Diminum 6 x sehari 1 kapsul, bila perlu, sesudah makan
3. Simpan ditempat kering dan sejuk
4. Bila sakit berlanjut, segera hubungi dokter
A. Resep Asli II
1. Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla


Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Asetosal
Urotropin aa 2,5
M.f. pulv. da in caps. l.a. no. XX
S. q.i.d. caps. II
Pro : Tn. Rahmadi

2. Kelengkapan Resep
 Tanda tangan dokter tidak tertera
 Nomor telepon dokter tidak tertera
 Alamat pasien tidak tertera
 Umur pasien tidak tertera

3. Penggolongan Obat
O :
G :
W : Urotropin
B : Asetosal

4. Komposisi Bahan

Asetosal : = 0,125 gram

Urotropin : = 0,125 gram

B. Uraian Bahan
1. Acidum Acetylsalicylicum (FI III, 43)
a. Sinonim : Asetosal
b. Khasiat : Analgetikum, antipiretikum
c. Farmakologi : Asetosal menghambat pembentukan fosfolifida menjadi
asam arachidonat, jika asam arachidonat terbentuk
akan menghasilkan endoperoksida kemudian
menghasilkan prostaglandin yang menyebabkan demam
dan nyeri (OOP, 316)
d. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak
berbau atau hamper tidak berbau ; rasa asam
e. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
(95%) P ; larut dalam kloroform P dan dalam eter P
f. Dosis : DM sekali : 1 gram DL sekali : 500 mg – 1 gram
sehari : 8 gram sehari : 1,5 gram – 3 gram

2. Urotropin (FI III, 83)


a. Sinonim : Heksamine, metenamina
b. Khasiat : Antiseptikum saluran kemih
c. Pemerian : Hablur mengkilap tidak berwarna atau serbuk hablur
putih ; tidak berbau ; rasa membakar dan manis
kemudian agak pahit
d. Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air ; dalam 12,5 ml etanol (95%)
P dan dalam lebih kurang bagian kloroform P
e. Dosis : DM sekali : 1 gram DL sekali : 250 mg – 500 mg
sehari : 4 gram sehari : 1 gram – 2 gram

C. Perhitungan Dosis

1. Asetosal
DM sekali : 1 gram DL sekali : 500 mg – 1 gram
sehari : 8 gram sehari : 1,5 gram – 3 gram
Dosis dalam resep : sekali : 1 x (2 x 0,125 gram) = 0,25 gram = 250 mg
sehari : 4 x (2 x 0,125 gram) = 1000 mg
Kesimpulan : Dosis subterapi
Rekomendasi : Dosis dinaikkan sesuai DL
sekali : 1 x (2x 250 mg) = 500 mg
sehari : 4 x (2x 250 mg) = 2000 mg

2. Metenamina
DM sekali : 1 gram DL sekali : 250 mg – 500 mg
sehari : 4 gram sehari : 1 gram – 2 gram
Dosis dalam resep : sekali : 1 x (2 x 0,125 gram) = 250 mg
sehari : 4 x (2 x 0,125 gram) = 1000 mg
Kesimpulan : Dosis terapi

D. Perhitungan Penimbangan
1. Asetosal : 20 x 250 mg = 5000 mg
Laktosa : (20 x 350 mg) – (5000 mg + 350 mg) = 1650 mg
no. cangkang 1 : 350 mg
2. Metenamina : 20 x 125 mg = 2500 mg
Laktosa : (20 x 350 mg) – (2500 mg + 350 mg) = 4150 mg

no. cangkang 1 : 350 mg

3. Karmin : 35 mg
Pengenceran
Karmin : 50 mg
Laktosa : 450 mg +
500 mg
Yang diambil : 35 : 50 x 500 mg = 350 mg

E. Cara Kerja
Asetosal
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang bahan sesuai penimbangan
3. Masukkan asetosal kedalam mortir, gerus hingga halus
4. Tambahkan sebagian SL sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan
karmin, gerus hingga homogen
5. Keluarkan dari mortir, bagi menjadi 4 bagian sama banyak. Setiap bagian dibagi menjadi
5 bagian sama banyak diatas kertas perkamen
6. Masukkan tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul
7. Kemas dan beri etiket putih

Hexamina

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Ditimbang bahan sesuai penimbangan
3. Masukkan hexamine kedalam mortir, gerus hingga halus
4. Tambahkan sisa SL, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen
5. Keluarkan, bagi menjadi 4 bagian, tiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak
6. Masukkan tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul.
Kemas dan beri etiket putih
F. Penandaan
Asetosal

Laboratorium Farmasetika Dasar


Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 2 17 September 2012
Tn. Rahmadi
4 x sehari 2 kapsul
Bila perlu
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

Hexamine

Laboratorium Farmasetika Dasar


Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 2 17 September 2012
Tn. Rahmadi
4 x sehari 2 kapsul
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G. Edukasi
Asetosal
1. Obat ini berkhasiat sebagai obat demam
2. Diminum 4 x sehari 2 kapsul, bila perlu, sesudah makan
3. Simpan ditempat sejuk dan kering

Hexamin

1. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptik saluran kemih

2. Diminum 4 x sehari 2 kapsul, sesudah makan

3. Simpan ditempat sejuk dan kering


A. Resep Asli III
1. Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla


Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Pulveres antasthmatici albi no. XV
da in caps
S. t.i.d. caps. I p.c.
Pro : Nn. Anita

Resep Standar (For. In., 132)


R/ Pulveres antasthmatici albi
Efedrin Hidrochlorida 0,025
Fenobarbital 0,03
Teofilin 0,1
Laktosa secukupnya

2. Kelengkapan Resep
 Tanda tangan dokter tidak tertera
 Nomor telepon dokter tidak tertera
 Alamat pasien tidak tertera
 Umur pasien tidak tertera

3. Penggolongan Obat
O :
G : Fenobarbital, Teofilin
W : Efedrin Hidrochlorida
B :

4. Komposisi Bahan
Efedrin Hidrochlorida : 0,025 gram
Fenobarbital : 0,03 gram
Teofilin : 0,1 gram

B. Uraian Bahan
1. Efhedrini Hydrochloridum (FI III, 236)
a. Sinonim : Efedrina Hidroklorida
b. Khasiat : Simpatomimetikum
c. Farmakologi : Derivat adrenalin ini memiliki efek sentral lebih kuat
dengan efek broncodilatasi lebih ringan dan bertahan
lebih lama (4 jam)
d. Pemerian : Hablur putih ; serbuk hablur ; tidak berbau ; rasa pahit
e. Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 4 bagian air ; dalam lebih
kurang 14 bagian etanol (95%) P ; praktis tidak larut
dalam eter P
f. Dosis : DM sekali : 50 mg DL sekali : 10 mg – 30 mg
sehari : 150 mg sehari : 30 mg – 100 mg

2. Fenobarbital (FI III, 481)


a. Sinonim : Luminal
b. Khasiat : Hipnotikum, sedativum
c. Pemerian : Hablur atau serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa
agak pahit
d. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air ; larut dalam etanol (95%) P
; dalam eter P ; dalam larutan alkali hidroksida dan alkali
karbonat

e. Dosis : DM sekali : 300 mg DL sekali : 15 mg – 30 mg


sehari : 600 mg sehari : 45 mg – 90 mg

3. Theophyllin (FI III, 591)


a. Sinonim : Teofilina, teofilin
b. Khasiat : Spasmolitikum bronkial
c. Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; pahit ; mantap
diudara
d. Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 180 bagian air ; lebih mudah
larut dalam air panas ; larut dalam lebih kurang 120
bagian etanol (95%) P ; mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonia encer P
e. Dosis : DM sekali : 500 mg DL sekali : 200 mg
sehari : 1 gram sehari : 500 mg

C. Perhitungan Dosis
1. Efedrin Hidrochloridum
DM sekali : 50 mg DL sekali : 10 mg – 30 mg
sehari : 150 mg sehari : 30 mg – 100 mg
Dosis dalam resep : sekali : 1 x 0,025 gram = 25 mg
sehari : 3 x 0,025 gram = 75 mg
Kesimpulan : Dosis terapi
2. Fenobarbital
DM sekali : 300 mg DL sekali : 15 mg – 30 mg
sehari : 600 mg sehari : 45 mg – 90 mg
Dosis dalam resep : sekali : 1 x 0,03 gram = 30 mg
sehari : 3 x 0,03 gram = 90 mg
Kesimpulan : Dosis terapi

3. Teofilin
DM sekali : 500 mg DL sekali : 200 mg
sehari : 1 gram sehari : 500 mg
Dosis dalam resep : sekali : 1 x 0,1 gram = 100 mg
sehari : 3 x 0,1 gram = 300 mg
Kesimpulan : Dosis subterapi
Rekomendasi : Dosis dinaikkan sesuai DL
sekali : 1 x 0,2 gram = 200 mg
sehari : 3 x 0,2 gram = 600 mg

D. Perhitungan Penimbangan
1. Efedrin HCl : 15 x 0,025 gram = 0,375 gram = 375 mg
2. Fenobarbital : 15 x 0,03 gram = 0,45 gram = 450 mg
3. Teofilin : 15 x 0,2 gram = 3 gram = 3000 mg
4. Karmin : 35 mg
Pengenceran karmin (1:10)
Karmin : 50 mg
Laktosa : 450 mg +
500 mg
Yang diambil : 35:50 x 500 mg = 350 mg
5. Laktosa : (15 x 350 mg)–(375 mg + 450 mg + 3000 mg + 350 mg)
: 5250 mg – 4175 mg
: 1075 mg

E. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang bahan sesuai penimbangan
3. Lakukan pengenceran karmin, timbang karmin 50 mg dan SL 450 mg. Masukkan bahan
kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil hasil pengenceran karmin 350 mg, sisanya
dibungkus tersendiri
4. Masukkan teofilin kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan
5. Masukkan efedrin HCL kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan SL sedikit demi
sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran karmin, gerus hingga homogen.
Tambahkan fenobarbital, gerus hingga homogen. Dan tambahkan sisa SL, gerus hingga
homogen
6. Masukkan campuran no. 4, gerus hingga homogen
7. Timbang serbuk, hitung bobot rata-rata 1 bungkus, kemudian ambil 1 bungkus, timbang
sesuai dengan bobot rata-rata yang terbungkus. Lalu setiap bagian dibagi menjadi 7, sehingga
berjumlah 14. Bagi serbuk sama banyak diatas kertas perkamen
8. Masukkan serbuk kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul
9. Kemas dan beri etiket putih

F. Penandaan
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 3 17 September 2012
Nn. Anita
3 x sehari 1 kapsul
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G. Edukasi
1. Obat ini berkhasiat sebagai obat asma
2. Diminum 3 x sehari 1 kapsul, sesudah makan
3. Simpan ditempat sejuk dan kering
4. Bila tak kunjung sembuh, segera hubungi dokter

Bab IV Pembahasan

Resep 1

Bahan-bahan yang terdapat pada resep ini adalah ergotamin tartat, kofein dan
diazepam. Resep ini menggunakan pengenceran ergotamin tartat 60 mg, kofein 600 mg,
diazepam 6 tablet, dan laktosa 690 mg.

Ergotamin tartat berkhasiat sebagai oksitosikum dan simpatolitikum. Kofein


berkhasiat sebagai stimulan saraf pusat. Dan diazepam berkhasiat sebagai sedativum.

Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai
pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan.
Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.

Siapkan alat dan bahan, timbang baha. Pertama buat pengenceran ergotamin tartat.
Masukkan 50 mg ergotamin tartat kedalam mortir, tambahkan 50 mg karmin, dan tambahkan
450 mg laktosa, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir. Timbang hasil pengenceran
60 mg. Kemudian masukkan kofein kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan. Masukkan
diazepam kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan kofein, gerus hingga homogen.
Tambahkan pengenceran ergotamin tartat, gerus hingga homogen. Tambahkan laktosa, gerus
hingga homogen. Lalu keluarkan campuran bahan. Bagi serbuk menjadi 2 bagian sama rata,
setiap bagian dibagi menjadi 3. Kemudian masukkan serbuk kedalam cangkang kapsul yang
telah ditentukan, bersihkan kapsul. Lalu kemas dan beri etiket putih.

Resep 2

Pada resep ini, digunakan dua bahan yang pengerjaannya dipisah, yaitu asetosal dan
urotropin.

Asetosal berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik. Sedangkan urotropin berkhasiat


sebagai antiseptikum saluran kemih.

Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai
pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan.
Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.

Cara pengerjaan asetosal dan urotropin dikerjakan secara terpisah.

Untuk Asetosal

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu
masukkan asetosal kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan sebagian laktosa sedikit
demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen. Keluarkan
dari mortir, kemudian bagi menjadi 4 bagian sama banyak. Setiap bagian dibagi menjadi 5
bagian sama banyak diatas kertas perkamen. Masukkan tiap bagian kedalam cangkang kapsul
yang telah ditentukan, bersihkan kapsul. Lalu kemas dan beri etiket putih.

Untuk Urotropin

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Timbang bahan sesuai penimbangan. Lali
masukkan urotropin kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan sisa laktosa, gerus
hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen. Keluarkan, lalu bagi menjadi 4
bagian, tiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak. Masukkan tiap bagian kedalam
cangkang kapsul yang telah ditentukan. Lalu bersihkan kapsul. Kemudian kemas dan beri
etiket putih.

Resep 3

Bahan yang digunakan dalam resep ini antara lain efedrin hidrochlorida 375 mg,
fenobarbital 450 mg, dan teofilin 3000 mg.
Efedrin hidrochlorida berkhasiat sebagai simpatomimetikum. Fenobarbital berkhasiat
sebagai hipnotikum dan sedativum. Teofilin berkhasiat sebagai spasmolitikum bronkial.
Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai
pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan.
Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.
Siapkan alat dan bahan, timbang bahan. Lalu lakukan pengenceran karmin, timbang
karmin 50 mg dan laktosa 450 mg. Masukkan bahan kedalam mortir, gerus hingga homogen.
Ambil hasil pengenceran karmin 350 mg. Kemudian masukkan teofilin kedalam mortir, gerus
hingga halus, sisihkan. Masukkan efedrin hidrochlorida kedalam mortir, gerus hingga halus.
Tambahkan laktosa sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran
karmin, gerus hingga homogen. Tambahkan fenobarbital, gerus hingga homogen. Dan
tambahkan sisa laktosa, gerus hingga homogen. Lalu tambahkan teofilin, gerus hingga
homogen. Timbang serbuk, hitung bobot rata-rata 1 bungkus, kemudian ambil 1 bungkus,
timbang sesuai dengan bobot rata-rata yang terbungkus. Lalu setiap bagian dibagi menjadi 7,
sehingga berjumlah 14. Bagi serbuk sama banyak diatas kertas perkamen. Masukkan serbuk
kedalam cangkang kapsul yang telah ditentukan. Lalu bersihkan kapsul. Kemas dan beri
etiket putih

Bab V Penutup

A. Kesimpulan

Resep 1
Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu ergotamin tartat, kofein, dan diazepam.
Obat ini berkhasiat sebagai pereda kejang dan sakit kepala.

Resep 2
Resep ini menggunakan bahan yang dikerjakan secara terpisah, yaitu asetosal dan
urotropin. Asetosal berkhasiat sebagai penurun demam, sedangkan urotropin berkhasiat
sebagai antiseptik saluran kemih.

Resep 3
Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu efedrin hidrochlorida, fenobarbital, dan
teofilin. Obat ini berkhasiat sebagai obat penyakit asma.

B. Saran

Untuk pengerjaan memasukkan serbuk kedalam kapsul. Diperhatikan agar serbuk


yang masuk kedalam kapsul, penuh, dan tidak ada serbuk yang tersisa, kemudian kapsul
ditutup rapat dan dibersihkan.
Daftar Pustaka

Anief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

. 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Depkes RI : Jakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT Elex Media Komputindo : Jakarta.

Informasi Spesialit Obat (ISO). Indonesia : ISFI.

Anda mungkin juga menyukai