Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM I

PULVERES

1. Resep

Dr.ANISA
SIK 221/KANDEP/YKM/95
Praktek : Jl. Cendarawasih No.17
Telp. 0411-3267

Makassar , 5 Mei 2020


R/ Asetosal 0,2 mg
Papaverin HCL 0,1 mg
S.L q.s
m.f.pulv dtd No.X
S.b dd pulv 1

Pro : Catrin
Umur : 16 Tahun
Alamat : Mamasa

2. Skrining Resep
a. insciptio (Tanggal Penulisan Resep) : Makassar, 5 mei 2020
b. invocatio (Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama
setiap obat atau komposisi obat ) :
Asetosal sebanyak : 0,2 mg
Papaverin HCL : 0,1 mg
c. signatura (Aturan pemakaian) : S.b dd pulv 1 artinya pemakaian 2
kali sehari satu bungkus serbuk
d. subscriptio (Tanda tangan atau praf dokter penulis resep)

3. singkatan bahasa latin dalam resep

SINGKATA BAHASA LATIN BAHASA INDONESIA


N

R Recipe Ambil
S Signa Tandai
q.s Quantum satis Secukupnnya
m.f Misce fac Campur dan buat
pulv Pulveres Serbuk terbagi atau powder
dtd Da tales doses Berikan dalam dosis
No Nomor Jumlah
b.dd Bis de die Dua kali sehari

4. Uraian bahan
a. Obat asetosal ( FI ed V)
Nama resmi : ACIDUM ACETYL SALICYLUCUM
Nama lain : Asam asetil salisilat
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, rasa asam
Khasiat & : khaiat penggunaannya keratidikum dan antifungi
Penggunaan
Dosis lazim : 300 – 900 mg
Dosis maksimum : 1000 mg / 8000 mg
b. Obat papavarin HCL ( FI ed V)
Nama resmi : PAPAVERINI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Papaveria Hidroklorida
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur,putih, tidak berbau, rasa
pahit kemudian pedas
Khasiat & : spasmolitikum
Penggunaan
Dosis lazim :100-300 mg
Dosis maksimum : 200mg/600mg
c. Lactosa
Nama resmi : lactosum
Nama lain : lactose,saccharum lactis
Pemerian : serbuk atau massa hablur, keras putih atau krem
tidakberbau rasa sedikit manis, stabil diudara dan
mudah menyerap bau
Khasiat & : sebagai zat ta mbahan warna, bau,rasa,
memperbaiki kedalaman
Penggunaan
Dosis lazim : 15 ml sekali sehari
Dosis maksimum : 200mg/600mg

5. Perhitungan Bahan
a. Asetosal : 0,2 X 10 bungkus = 2 gram = 2000 mg
b. Papaverin HCl : 0,1 X 10 bungkus = 1 gram = 1000 mg
c. Laktosa qs : secukupnya

6. perhitungan dosis lazim, dosis maksimum, perhitungan pengeceran


a. perhitungan dosis obat Asetosal (1 gram / 8 gram)
1) dosis penyesuaian untuk umur 16 tahun

16
1xP = x 1 = 0,8
20

16
1 hari = x 8 = 6,4
20

2) dosis pemakaian
1 bungkus mengandung asetosal : 0,2 gram = 200 mg
1 X P = 1 X 200 = 200 mg
1 hari = 3 X 200 = 600 mg
3) DM % (Dosis maksimum obat Asetosal (1 gram / 8 gram)

0,2
1XP= x 100% = 25% < 100%
0,8

0,2 x 2
1 hari = x 100% = 6,25% < 100%
6,4

Karena % dosis maksimal kurang dari 100% maka resep


tersebut dapatdigunakan

4) perhitungan pengeceran

b. perhitungan dosis obat Papaverin HCl


1) Dosis penyesuaian untuk umur 16 tahun (0,2 gram / 0,6 gram)

16
1XP= x 0,2 = 0,16
20

16
1 hari : x 0,6 = 0,48
20

2) Dosis pemakaian
1 bungkus mengandung papaverin HCL : 0,1 gram = 100 mg
1 X P = 1 X 100 = 100 mg
1 hari = 3 X 100 = 300 mg

3) DM% (Dosis maksimum obat Papaverin HCl ( 0,2 gram / 0,6


gram)

0,1
1XP= x 100% = 62,5%
0,16

0,1 x 2
1 hari = x 100% = 41,67%
0,48
4) perhitungan pengeceran
7. Alat dan Bahan yang digunakan
a. Alat
1) Batang pengaduk
2) Kertas perkamen
3) Mortar dan stamper
4) Neraca analitik
5) Plastic klip
6) Sendok tanduk
7) Sudip
8) Tisu
b. Bahan
1) Asetosal
2) Papaverin HCL
3) S. lactis

8. cara kerja
1) Menimbang masing-masing bahan asetosal, papaverin HCl dan S.
Lactis.
2) Memasukkan papaverin HCl dan sebagian S. Lactis ke dalam mortar
dan digerus hingga halus.
3) Kemudian memasukkan sisa S. Lactis ke dalam mortar dan digerus
hingga homogen.
4) Mengeluarkan campuran serbuk dari mortar dengan sudip.
5) Kemudian membagi serbuk menjadi 10 bagian yang sama rata dan
kemudian membungkusnya dengan kertas perkamen.
6) Kemudian masukkan ke dalam plastic klip dan kemudian diberi
etiket putih dengan aturan pakai 2 kali sehari 1 bungkus.
9. Etiket

APOTIK NANI HASANUDDI


Jl. Perintis Kemerdekaan VIII no. 24 Makassar
ANISA,S.Si.,Apt
SIK : 442/315/APT/DKK/11/2007

No : 3 Mks,5 mei 2020

Ny : Catrin

3x sehari 1 bungkus

Sesudah Makan/Sebelum Makan

10. Pemberian informasi


a. Asetosal
1) Indikasi : nyeri ringan sampai sedang; demam
2) Kontra indikasi : anak dan remaja di bawah usia 16 tahun dan
ibu menyusui (Sindrom Reye; lihat bawah); riwayat maupun
sedang menderita tukak saluran cerna; hemofilia; tidak untuk
pengobatan gout. HIPERSENSITIVITAS. Asetosal dan AINS
lainnya tidak boleh diberikan kepada penderita dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap asetosal atau AINS lain; termasuk
mereka yang terserang asma; angioudema; urtikaria atau rinitis
yang ditimbulkan oleh asetosal atau AINS lain. SINDROM
REYE. Karena hubungannya dengan Sindrom Reye, maka
sediaan yang mengandung asetosal tidak diberikan pada anak
dan remaja di bawah usia 16 tahun, kecuali ada indikasi yang
spesifik misalnya untuk pengobatan Sindrom Kawasaki.
3) Peringatan dan perhatian : asma; penyakit alergi; gangguan
fungsi ginjal (lampiran 3); menurunnya fungsi hati; dehidrasi;
sebaiknya hindarkan pengunaan pada demam atau infeksi virus
pada remaja (risiko Sindrom Reye, lihat keterangan di bawah);
kehamilan (lampiran 4); pasien lansia; defisiensi G6PD (lihat
9.1.5)
4) Interaksi obat
a) Meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung, bila
digunakan bersamaan dengan kortikosteroid dan
phenybutazone.
b) Mengganggu fungsi ginjal dan mengurangi efektivitas obat
penurun tekanan darah, bila digunakan dengan obat
antihipertensi golongan ACE inhibitor, seperti ramipril.
c) Meningkatkan kadar kalium dan berisiko menimbulkan
perdarahan, bila digunakan bersamaan dengan obat
ibuprofen dan ketorolac.
d) Meningkatkan kadar methotrexate dan pemetrexed dalam
darah.
e) Meningkatkan efek obat ticlopidine, sehingga memperbesar
risiko terjadinya
f) Menurunkan efek probenecid dalam membantu tubuh
mengeluarkan asam urat melalui urin.
5) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

b. PAPAVERINE HCL
1) Indikasi : melemaskan otot-otot polos, sehingga juga dapat
membuat pembuluh darah melebar dengan melemaskan otot
polos pada dinding pembuluh darah.
2) Kontra indikasi : Hipersensitivitas pada Papaverine Hcl Tablet
adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai tambahan, Papaverine
Hcl Tablet tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi
berikut:
a) Ketidakmampuan
b) lengkap blok jantung atrioventrikular
3) Peringatan dan perhatian :Ikuti petunjuk pada kemasan obat
dan anjuran dokter saat mengonsumsi papaverine. Jangan
menambah atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.Untuk
tablet pelepasan lambat, papaverine disarankan untuk ditelan
secara utuh tanpa menghancurkan atau mengunyahnya di dalam
mulut.Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi
papaverine pada jam yang sama setiap hari. Bagi pasien yang
lupa mengonsumsi papaverine, disarankan untuk segera
melakukannya begitu ingat, apabila jeda dengan jadwal
konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis. Untuk papaverine
dalam bentuk suntikan, pemberiannya hanya dilakukan oleh
dokter.
4) Interaksi obat : Konsumsi beberapa obat secara bersamaan
dapat menimbulkan interaksi obat. Konsumsi Papaverine dapat
terjadi efek depresan susunan saraf pusat (SSP) dengan morfin,
mengurangi efek terapeutik levodopa, risiko pusing dan
pingsan dengan alprostadil dan phentolamine, peningkatan
risiko perdarahan dengan antikoagulan (warfarin atau heparin)
pasca pemberian injeksi intracavernosal.
5) Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

c. LAKTOSA
1. Indikasi : konstipasi kronik , pre koma hepatic dan koma hepatik
2. Kontra Indikas : penderita galaktosemia, obstruksi intestinal
3. Peringatan dan perhatian : wanita hami dan ibu menyusui
sebaiknnya menghindari produk ini
4. Interaksi obat : konsumsi obat secara bersamaan dapat
menimbulkan interaksi obat
5. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Anda mungkin juga menyukai