Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PERCOBAAN 1
MEMBACA RESEP DOKTER

DISUSUN OLEH

Nama : Nova Rizky Indrawati ( PO.71.39.0.15.019 )


Resi Juliana ( PO.71.39.0.15.021 )
Riandini Syafitri ( PO.71.39.0.15.023 )
Ridho Rajiyanto ( PO.71.39.0.15.025 )

Tanggal Praktikum : 15 November 2017


Dosen Pembimbing : Dr. Sonlimar Mangunsong., Apt., M.Kes

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
2017
LAPORAN AKHIR

PERCOBAAN 1

MEMBACA RESEP DOKTER

Rabu, 15 Maret 2017

Nama : 1. Nova Rizky Indrawati


2. Resi Juliana
3. Riandini Syafitri
4. Ridho Rajiyanto
Kelas : II A

Kelompok : Ganjil

Sub Kelompok : III

I. Tujuan Percobaan

Agar mahasiswa mengenal tulisan dokter, mampu membacanya dengan benar,


mengenal beberapa macam obat dengan nama dagang (brand name) dan kemudian
mengetahui indikasinya. Sehingga mahasiswa dapat melakukan penyediaan obat
sesuai dengan resep dokter dan menuliskan copy resep dokter dengan benar ketika
dibutuhkan .Mahasiswa dapat melakukan kajian peresepan berdasarkan indicator
WHO.

II. Teori

Dokter atau dokter gigi sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya dapat
memberi resep kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan pengobatan. Resep yang
ditulis oleh dokter biasanya menggunakan tulisan yang khas, sehingga untuk dapat
membacanya diperlukan ketelitian. Selain itu juga sebagian besar menggunakan obat
dengan nama dagang. Pada saat ini penulisan resep juga telah mulai dilakukan secara
elektronik. Di lain pihak WHO telah menetapkan indicator peresepan di fasilitas
kesehatan ,antara lain Jumlah Item obat tiap lembar Resep, Persentasi antibiotic,
Persentasi Obat Generik, Persentasi Obat Injeksi dan Persentasi Obat Berdasarkan
Formularium Nasional.
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk
membuat atau menyerahkan obat kepada pasien.

Yang berhak menulis resep ialah:

a. Dokter
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut.
c. Dokter hewan, terbatas pada pengobatan untuk hewan.

Resep harus ditulis jelas dan lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas
atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepadadokter penulis resep.

Dokter gigi diberi izin untuk menulis dari segala macam obat dengan cara per
parenteral (injeksi) atau cara-cara pemakaian yang lain, khusus untuk mengobati
penyakit gigi dan mulut. Sedangkan pembiusan / patirasa secara umum tetap dilarang
bagi dokter gigi.

Untuk menghindari perselisihan apoteker dan dokter gigi mengenai macam obat-obat
apa yang dimaksud khusus untuk mengobati gigi dan muut diharap agar apoteker
sedapat mungkin melayani resep-resep dokter gigi dengan kepercayaan bahwa para
dokter gigi telah memberikan resep-resep dalam batas peraturan.

Dalam resep harus memuat:

a. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
b. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi
obat (invocation)
d. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
e. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku (subscriptio)
f. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
g. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.

Selain itu, hal-hal ini juga harus diperhatikan:

Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan.


Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu tidak boleh ada
iterasi (ulangan), ditulis nama pasien, tidak boleh m.i = mihi ipsi = untuk dipakai
sendiri, alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas, tidak boleh ditulis sudah
tahu pakainya (usus cognitus)
Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis di bagian kanan
atas resep: cito, statim, urgent = segera, P.I.M = periculum in mora = berbahaya bila
ditunda. Resep ini harus dilayani dulu.

Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, dokter akan menulis N.I = ne iteretur = tidak boleh
diulang.

III. Prosedur Kerja

Pada praktikum ini semua mahasiswa mendapatkan contoh resep-resep dokter.


Masing-masing mahasiswa menerima resep, memeriksa kelengkapan resep,
memeriksa kelengkapan lain, menuliskannya dalam kolom seperti tertulis dibawah ini
:

Nama Dokter dan Alamat


Tanggal Penulisan Resep
Nama Obat dan Sediaan obat serta Kekuatan (Kadar)
Penulisan kadar obat dan Jumlah Obat
Membaca Signatura
Membaca Keterangan Tambahan dalam Resep
Nama dan Alamat pasien( Identitas)
Jumlah Obat ( ditulis dengan No.) Nomero..
Sediaan Obat (Tertulis diresep) dengan Singktan.. Tab; Fls; Syr: dsb
Perhatikan Signa. Tertulis di resep dengan tulisan, seperti berikut ( S.U.E;
atau S.U.N; atau S 2 dd1 C; S3 dd Cth I; S3dd1tab ; S4 dd gtt II ; dsb.

Melakukan Kajian Resep menurut indikator WHO. Antara lain:


1. Rata-rata jumlah obat per encounter (lembar Resep)
2. Persentase obat yang diresepkan dengan nama generik
3. Persentase penulisan antibiotik yang diresepkan
4. Persentase penulisan obat injeksi/suntikan diresepkan
5. Persentase obat yang diresepkan dari daftar obat esensial atau
formularium.

IV. Bahan dan Alat


Bahan : Resep
Alat : ISO, IIMS, DOEN

V. Lembar Kerja
Resep 2
VI. Kajian Resep
Resep 1
Kelengkapan resep 1

Nama Dokter Tidak Ada


Alamat Dokter ada
Nama Obat Ada
Sediaan Obat Ada
Kadar Obat Ada
Jumlah / Nomero Obat Ada
Signatura Ada
Ket. Tambahan Ada ( iter 2 x)
Nama Pasien Tidak Ada
Alamat Pasien Tidak ada
Sediaan Obat dg Singkatan Tidak ada

RESEP INDIKASI
1. R/ Prednison 1 tab Prednison 5 mg/ tab
Indikasi :
Keadaan Alergi, peradangan dan
penyakit lain yang membutuhkan
pengobatan dengan glukokortiroid
seperti reumatk, penyakit kolagen,
Cerini tab
penyakit kulit.

Setirizin HCl 10 mg
Indikasi :
Rinitis parenial, rnitis alergi, urtikaria
idiopatik kronik.
2. R/ Asam salisilat 1 % Asam salisilat
Indikasi :
Untuk pengobatan kulit berjamur, kudis
kurap dan gatal-gatal
Lanolin 10 %
Lanolin

Forderm 15 g
Klobetasol propionat 0,05 %
Indikasi :
Terapi jangka pendek inflamasi dan
pruritus pada korieosteroid responsif
dermatoses tingkat sedang berat seperti
psoriasis, eksim, liken planus, discold
Afusid 5 g
lupus erythematosus.
Asam fusidat atau Na Fusidat 2 %
Indikasi :
Impetigo kontagiosa, folikultis
superfisial, furunkulosis, sikosis barbae,
hidrodentis, aksiliaris, abses, paronisia,
eritrasma,

Kajian resep WHO

37
Rata-rata obat per encounter =4, 6250 obat per resep
8
Persentase obat yang diresepkan dengan 3
100 =50
6
nama generic
Persentase obat antibiotik 1
100 =16,67
6
yang diresepkan
Persentase obat injeksi 0
100 =0
6
yang diresepkan
Persentase obat yang termasuk 3
100 =50
6
dalam DOEN yang diresepkan

CATATAN :
Nama obat generik yang dimaksudkan adalah prednison, asam salisilat dan lanolin.
Dan antibiotik yang terdapat dalam resep ini adalah
Obat -obat yang termasuk dalam DOEN yaitu

KESIMPULAN :
Pasien diduga mengalami gatal gatal yang disebabkan oleh bakteri atau biasa
disebut jerawat.

Resep 2
Kelengkapan resep 2

Nama Dokter Ada


Alamat Dokter Tidak ada
Nama Obat Ada
Sediaan Obat Ada
Kadar Obat Ada
Jumlah / Nomero Obat Ada
Signatura Ada
Ket. Tambahan Ada
Nama Pasien Ada
Alamat Pasien Tidak ada
Sediaan Obat dg Singkatan Ada
RESEP INDIKASI
R/ inpepsa syr 1 Sukralfat 500 mg / 5 ml suspensi.
Indikasi :
Tukak duodenat dan lambung, gastritis
kronik.
R/ Inhipraz X Lansoprazol 15 mg ; 30 mg.
Indikasi :
Enyakit pengobatan jangka pendek
penyakit tukak duodenal dan refluksi
esofagitis.
R/ Mefinal 5 mg X Asam mefenamat .
Indikasi :
Penghilang rasa sakit.
R/ Vometa tab XV Domperidon 10 mg / tab; 5 mg/5 ml
syr; 5 mg / ml drops.
Indikasi :
Sindrom dispepsia yang sering
terjadi disertai dengan pengosongan
lambung yang terlambat.

Kajian resep WHO

37
Rata-rata obat per encounter =4, 6250 obat per resep
8

Persentase obat yang diresepkan dengan 0


100 =0
4
nama generic
Persentase obat antibiotik 0
100 =0
4
yang diresepkan
Persentase obat injeksi 0
100 =0
4
yang diresepkan
Persentase obat yang termasuk 1
100 =25
4
dalam DOEN yang diresepkan

CATATAN :
Obat yang termasuk dalam DOEN adalah domperidon.

KESIMPULAN :
Pasien diduga mengidap penyakit tukak lambung akut.

VII. Pembahasan
Pada praktikum Farmakologi kali ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk
membaca resep dan melakukan kajian indikasi dan kajian WHO serta memeriksa
kelengkapan pada masing-masing 2 lembar resep per kelompok. Kelengkapan resep
meliputi nama dokter, alamat dokter, nama obat, sediaan obat, kadar obat, jumlah
atau nomero obat, signatura, keterangan tambahan, nama pasien, alamat pasien,
serta sediaan obat dg singkatan. Pada pengkajian secara umum, indikasi dan
kandungan obat dicek dengan buku standar, pada praktek ini digunakan ISO.
Kemudian pada kajian WHO, yang dilakukan adalah mengecek rata-rata jumlah obat
per encounter (lembar resep), persentase obat yang diresepkan dengan nama
generik, persentase penulisan antibiotik yang diresepkan, persentase penulisan obat
injeksi/suntikan diresepkan, serta persentase obat yang diresepkan dari daftar obat
esensial atau formularium.
Kesulitan yang mahasiswa alami saat menerima resep adalah kurangnya
mahasiswa dalam cepat mengerti dalam isi dari resep, hal ini disebabkan oleh
banyak faktor yaitu mahasiswa kurang familiar terhadap tulisan yang diresepkan
maupun obat yang diresepkan.
Dalam kelompok 3, saat kami menerima 2 lembar resep. Kami mengkaji
resep terlebih dahulu nama dokter alamat, sediaan dan lain-lain. Pada resep
pertama kelompok 3 tidak terlalu mengalami kesulitan karena semua obat yang telah
diresepkan sudah familiar dan semua obat terdapat dalam ISO terbaru yang tentu
memudahkan kelompok 3 dalam menganalisa. Namun pada saat di resep kedua,
kelompok 3 mengalami kesulitan. Obat yang diresepkan sangat tidak familiar dan
juga tidak terdapat di ISO terbaru yang membuat mahasiswa susah dalam
menganalisa nama obat yang diresepkan. Seperti contoh inhipraz, saat diresepkan
tulisan dokter menunjukkan awalan m bukan in sehingga mahasiswa hampir salah
mengartikan dan juga saat menganalisa dengan membuka ISO tidak ditemukannya
inhipraz di dalam ISO terbaru.
Masalah terakhir yaitu saat penarikan kesimpulan dari resep, pada resep 1
mahasiswa menyimpulkan bahwa pasien menderita penyakit alergi kulit atau
peradangan kulit yang disebabkan kuman, bakteri dan jamur. hal ini didasari dari
kandungan dan indikasi dari asam salisilat yaitu untuk pengobatan kulit berjamur,
kudis kurap dan gatal-gatal. Kesimpulan ini kemudian diluruskan oleh pembimbing
praktek yaitu sebagai pemakaian obat jerawat. Pada resep 2 mahasiswa mengambil
kesimpulan bahwa pasien mengidap penyakit tukak lambung akut, hal ini didasari
oleh indikasi indikasi obat seperti lansoprazol dan sukralfat sebagai obat untuk
tukak duodenal dan gastritis kronik.

VIII. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, kegiatan mahasiswa adalah membaca resep kemudian
memeriksa kelengkapan resep meliputi nama dokter, alamat, kadar obat, dan lain-
lain serta melakukan kajian indikasi maupun kajian WHO. Kendala yang mahasiswa
hadapi adalah kurangnya pengalaman dalam membaca resep dokter dan
pemahaman dalam indikasi indikasi obat-obat tersebut sehingga dalam penarikan
kesimpulan mahasiswa masih susah dalam menentukan indikasi obat secara
keseluruhan. Hal ini dapat diatasi dengan cara melatih secara terus menerus
mahasiswa dalam membaca resep dokter.

Lampiran gambar

Resep 1
Resep 2

Daftar pustaka

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai