PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PERCOBAAN 1
MEMBACA RESEP DOKTER
DISUSUN OLEH
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
2017
LAPORAN AKHIR
PERCOBAAN 1
Kelompok : Ganjil
I. Tujuan Percobaan
II. Teori
Dokter atau dokter gigi sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya dapat
memberi resep kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan pengobatan. Resep yang
ditulis oleh dokter biasanya menggunakan tulisan yang khas, sehingga untuk dapat
membacanya diperlukan ketelitian. Selain itu juga sebagian besar menggunakan obat
dengan nama dagang. Pada saat ini penulisan resep juga telah mulai dilakukan secara
elektronik. Di lain pihak WHO telah menetapkan indicator peresepan di fasilitas
kesehatan ,antara lain Jumlah Item obat tiap lembar Resep, Persentasi antibiotic,
Persentasi Obat Generik, Persentasi Obat Injeksi dan Persentasi Obat Berdasarkan
Formularium Nasional.
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk
membuat atau menyerahkan obat kepada pasien.
a. Dokter
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut.
c. Dokter hewan, terbatas pada pengobatan untuk hewan.
Resep harus ditulis jelas dan lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas
atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepadadokter penulis resep.
Dokter gigi diberi izin untuk menulis dari segala macam obat dengan cara per
parenteral (injeksi) atau cara-cara pemakaian yang lain, khusus untuk mengobati
penyakit gigi dan mulut. Sedangkan pembiusan / patirasa secara umum tetap dilarang
bagi dokter gigi.
Untuk menghindari perselisihan apoteker dan dokter gigi mengenai macam obat-obat
apa yang dimaksud khusus untuk mengobati gigi dan muut diharap agar apoteker
sedapat mungkin melayani resep-resep dokter gigi dengan kepercayaan bahwa para
dokter gigi telah memberikan resep-resep dalam batas peraturan.
a. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
b. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi
obat (invocation)
d. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
e. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku (subscriptio)
f. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
g. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, dokter akan menulis N.I = ne iteretur = tidak boleh
diulang.
V. Lembar Kerja
Resep 2
VI. Kajian Resep
Resep 1
Kelengkapan resep 1
RESEP INDIKASI
1. R/ Prednison 1 tab Prednison 5 mg/ tab
Indikasi :
Keadaan Alergi, peradangan dan
penyakit lain yang membutuhkan
pengobatan dengan glukokortiroid
seperti reumatk, penyakit kolagen,
Cerini tab
penyakit kulit.
Setirizin HCl 10 mg
Indikasi :
Rinitis parenial, rnitis alergi, urtikaria
idiopatik kronik.
2. R/ Asam salisilat 1 % Asam salisilat
Indikasi :
Untuk pengobatan kulit berjamur, kudis
kurap dan gatal-gatal
Lanolin 10 %
Lanolin
Forderm 15 g
Klobetasol propionat 0,05 %
Indikasi :
Terapi jangka pendek inflamasi dan
pruritus pada korieosteroid responsif
dermatoses tingkat sedang berat seperti
psoriasis, eksim, liken planus, discold
Afusid 5 g
lupus erythematosus.
Asam fusidat atau Na Fusidat 2 %
Indikasi :
Impetigo kontagiosa, folikultis
superfisial, furunkulosis, sikosis barbae,
hidrodentis, aksiliaris, abses, paronisia,
eritrasma,
37
Rata-rata obat per encounter =4, 6250 obat per resep
8
Persentase obat yang diresepkan dengan 3
100 =50
6
nama generic
Persentase obat antibiotik 1
100 =16,67
6
yang diresepkan
Persentase obat injeksi 0
100 =0
6
yang diresepkan
Persentase obat yang termasuk 3
100 =50
6
dalam DOEN yang diresepkan
CATATAN :
Nama obat generik yang dimaksudkan adalah prednison, asam salisilat dan lanolin.
Dan antibiotik yang terdapat dalam resep ini adalah
Obat -obat yang termasuk dalam DOEN yaitu
KESIMPULAN :
Pasien diduga mengalami gatal gatal yang disebabkan oleh bakteri atau biasa
disebut jerawat.
Resep 2
Kelengkapan resep 2
37
Rata-rata obat per encounter =4, 6250 obat per resep
8
CATATAN :
Obat yang termasuk dalam DOEN adalah domperidon.
KESIMPULAN :
Pasien diduga mengidap penyakit tukak lambung akut.
VII. Pembahasan
Pada praktikum Farmakologi kali ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk
membaca resep dan melakukan kajian indikasi dan kajian WHO serta memeriksa
kelengkapan pada masing-masing 2 lembar resep per kelompok. Kelengkapan resep
meliputi nama dokter, alamat dokter, nama obat, sediaan obat, kadar obat, jumlah
atau nomero obat, signatura, keterangan tambahan, nama pasien, alamat pasien,
serta sediaan obat dg singkatan. Pada pengkajian secara umum, indikasi dan
kandungan obat dicek dengan buku standar, pada praktek ini digunakan ISO.
Kemudian pada kajian WHO, yang dilakukan adalah mengecek rata-rata jumlah obat
per encounter (lembar resep), persentase obat yang diresepkan dengan nama
generik, persentase penulisan antibiotik yang diresepkan, persentase penulisan obat
injeksi/suntikan diresepkan, serta persentase obat yang diresepkan dari daftar obat
esensial atau formularium.
Kesulitan yang mahasiswa alami saat menerima resep adalah kurangnya
mahasiswa dalam cepat mengerti dalam isi dari resep, hal ini disebabkan oleh
banyak faktor yaitu mahasiswa kurang familiar terhadap tulisan yang diresepkan
maupun obat yang diresepkan.
Dalam kelompok 3, saat kami menerima 2 lembar resep. Kami mengkaji
resep terlebih dahulu nama dokter alamat, sediaan dan lain-lain. Pada resep
pertama kelompok 3 tidak terlalu mengalami kesulitan karena semua obat yang telah
diresepkan sudah familiar dan semua obat terdapat dalam ISO terbaru yang tentu
memudahkan kelompok 3 dalam menganalisa. Namun pada saat di resep kedua,
kelompok 3 mengalami kesulitan. Obat yang diresepkan sangat tidak familiar dan
juga tidak terdapat di ISO terbaru yang membuat mahasiswa susah dalam
menganalisa nama obat yang diresepkan. Seperti contoh inhipraz, saat diresepkan
tulisan dokter menunjukkan awalan m bukan in sehingga mahasiswa hampir salah
mengartikan dan juga saat menganalisa dengan membuka ISO tidak ditemukannya
inhipraz di dalam ISO terbaru.
Masalah terakhir yaitu saat penarikan kesimpulan dari resep, pada resep 1
mahasiswa menyimpulkan bahwa pasien menderita penyakit alergi kulit atau
peradangan kulit yang disebabkan kuman, bakteri dan jamur. hal ini didasari dari
kandungan dan indikasi dari asam salisilat yaitu untuk pengobatan kulit berjamur,
kudis kurap dan gatal-gatal. Kesimpulan ini kemudian diluruskan oleh pembimbing
praktek yaitu sebagai pemakaian obat jerawat. Pada resep 2 mahasiswa mengambil
kesimpulan bahwa pasien mengidap penyakit tukak lambung akut, hal ini didasari
oleh indikasi indikasi obat seperti lansoprazol dan sukralfat sebagai obat untuk
tukak duodenal dan gastritis kronik.
VIII. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, kegiatan mahasiswa adalah membaca resep kemudian
memeriksa kelengkapan resep meliputi nama dokter, alamat, kadar obat, dan lain-
lain serta melakukan kajian indikasi maupun kajian WHO. Kendala yang mahasiswa
hadapi adalah kurangnya pengalaman dalam membaca resep dokter dan
pemahaman dalam indikasi indikasi obat-obat tersebut sehingga dalam penarikan
kesimpulan mahasiswa masih susah dalam menentukan indikasi obat secara
keseluruhan. Hal ini dapat diatasi dengan cara melatih secara terus menerus
mahasiswa dalam membaca resep dokter.
Lampiran gambar
Resep 1
Resep 2
Daftar pustaka
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press