Anda di halaman 1dari 5

4.

Petunjuk Pengisian Jurnal Resep

Pengisian jurnal resep merupakan salah satu tahapan dalam USK untuk fase
pelayanan resep dan dikhususkan untuk resep-resep yang perlu diracik (1 R/ racikan =
1 jurnal resep). Meskipun, dalam prakteknya di lapangan pekerjaan, jurnal tidak
diperlukan. Akan tetapi, agar peserta didik SMK di bidang farmasi paham mengenai
pembuatan racikan obat yang harus berdasarkan aturan-aturan ketat dikarenakan
pemanfaatannya yang tidak sembarang, maka dalam dunia akademik pembuatan jurnal
resep menjadi keniscayaan.

Pada dasarnya, format jurnal resep dapat berbeda tiap institusi pendidikan dan
tiap institusi Lembaga Sertifikasi Profesi. Maka dari itu diperlukan ketelitian terhadap
pembacaan dan pemahaman format jurnal resep. Disarankan untuk membaca secara
seksama judul bagian-bagian yang ada dalam suatu format jurnal resep.

Mengacu pada USK yang telah berlangsung beberapa tahun, daftar isian dalam
format jurnal resep yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Kelengkapan resep
 Keterangan (nama sinonim, nama latin resep standar, buku referensi, kandungan
zat aktif, keterangan dosis, OTT, usul perbaikan, resep standar, dan lain-lain)
 Monografi (racikan solid: pemerian ; racikan cairan: kelarutan)
 Daftar obat (penggolongan/indikasi)
 Perhitungan dosis
 Tabel penimbangan bahan
 Prosedur pembuatan
 Penyerahan / etiket label

A. Kelengkapan Resep

Isian pada ‘Kelengkapan Resep’ merupakan hasil temuan skrining resep,


biasanya berupa kelengkapan administratif. Hasil temuan skrining yang paling sering
terjadi adalah tidak adanya nomor resep, tanggal resep, serta alamat pasien; namun
tidak menutup kemungkinan, misalnya paraf dokter atau berat badan pasien, tergantung
dari skrining resep yang dilakukan secara seksama dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Dalam ‘Kelengkapan Resep’ ditulis kekurangan yang diperoleh setelah skrining


resep, sekaligus beserta jawabannya.

Contoh penulisan:

1. Kelengkapan Resep
 Tidak ada nomor resep (= 3)
 Tidak ada tanggal penulisan resep (= 17 Juli 2019)
 Tidak ada alamat pasien (= Jatiwangi)

B. Keterangan

Pada bagian ‘Keterangan’, diisi dengan informasi obat termasuk nama obat,
kandungan zat aktif, resep standar, usulan perbaikan, sinonim nama latin, dan lain-lain.
Pengisian mengacu pada buku standar dalam bidang farmasi yang dimiliki oleh peserta
didik, disesuaikan dengan keperluan.

1) Farmakope (III dan IV)


 Sering digunakan pada bagian selanjutnya, ‘Monografi’, kecuali ada resep standar
atau sinonim nama latin.
2) ISO (Informasi Spesialite Obat)
 Digunakan sebagai informasi kandungan zat aktif dan dosis pemakaian dari
sediaan obat jadi. Untuk pengisian dari ISO, disarankan disesuaikan dengan umur
pasien yang tertera di resep. Contoh, jika umur pasien di resep 8 tahun, maka
tidak perlu menulis dosis pemakaian dewasa, cukup dosis pemakaian untuk < 12
tahun.
3) Formularium Nasional
 Digunakan sebagai informasi resep standar.

Penulisan untuk ‘Keterangan’ ini, untuk masing-masing bagian, disarankan


dipisahkan dengan keterangan judul.

Contoh:

1) Racikan Sediaan

2. Keterangan (nama sinonim, nama latin resep standar, buku referensi, kandungan zat aktif,
keterangan dosis, OTT, usul perbaikan, resep standar, dan lain-lain)

- Afidol tablet (ISO 48 hal. 4)


Tiap tablet mengandung 500 mg Paracetamol. Dosis anak < 12 tahun. ½ - 1 tablet tiap 4-6 jam.
Sinonim: Paracetamol; Nama latin: Acetaminophen

- Aficitom tablet (ISO 48 hal. 70)


Tiap tablet mengandung 4 mg Chlorpheniramine Maleat. Dosis anak < 12 tahun, 2 mg tiap 4-6 jam.
Sinonim: Klorfeniramin Maleas; Namalatin: Chlorphemiramine Maleat

Cat. Untuk obat generik, dapat mengacu pada ISO obat dagang, dengan catatan bahwa
kandungan zat aktif obat dagang yang diambil referensinya sama persis dengan
obat generik.
Walaupun untuk sediaan obat generik, ada sumber literasi yang tepat, yaitu
FORMULARIUM NASIONAL.

2) Racikan Non-Sediaan
2. Keterangan (nama sinonim, nama latin resep standar, buku referensi, kandungan zat aktif,
keterangan dosis, OTT, usul perbaikan, resep standar, dan lain-lain)

a. Resep Standar
Unguentum Simplex (Ph. Ned. Ed. V)
Cera flava 70 (Sinonim: Malam Kuning; Nama latin: Cera Flavum)
Ol. Sesami 30 (Sinonim: Minyak Wijen; Nama latin: Oleum Sesami)
m.f.ung 100

b. Teori Usul
Asam salisilat ditetesi etanol 95%

C. Monografi

Seperti jurnal-jurnal resep di SMK pada umumnya, dalam bagian ‘Monografi’ juga
ditulis pemerian-pemerian zat aktif dan zat tambahan yang ada dalam resep. Hanya
saja untuk jurnal USK, pemerian pada umumnya dibedakan antara sediaan obat untuk
sediaan obat padat (pulveres, pulvis, dan kapsul) dan sediaan obat cair (sirup,
suspense, emulsi). Perbedaannya yaitu untuk sediaan obat padat, pemerian yang ditulis
adalah pemerian secara organoleptis. Untuk sediaan obat cair, pemerian diganti dengan
kelarutan zat. Untuk sediaan semi-solid, masih ada perdebatan antara pemerian
organoleptis atau kelarutan atau bahkan ditulis keduanya.

Sumber literasi dasar pengisian ‘Monografi’ utamanya dari Farmakope (edisi III
dan IV). Untuk sediaan racikan cairan, biasanya di akhir monografi, dicantumkan
kesimpulan pemilihan bentuk sediaan obat.
Contoh:

1) Racikan Serbuk dan Kapsul


3. Monografi
a. Parasetamol (FI III hal. )
Pemerian:
b. Chlorpheniramine Maleas (FI III hal. )
Pemerian:

2) Racikan Solutio

3. Monografi
a. Gliseril Guaiacolat (FI III hal. )
Kelarutan:
b. PGS (FI III hal. )
Kelarutan:

D. Daftar Obat (Penggolongan/Indikasi)

Literatur yang digunakan sebagai dasar pengisian ‘Daftar Obat’ adalah


Informasi Spesialite Obat dan Farmakope Indonesia. Pada penulisannya, diurutkan
sesuai yang tertera di dalam resep.

Diharapkan dalam pengisiannya, terutama untuk indikasi (khasiat),


menggunakan pernyataan singkat yang sesuai dengan maksud dan tujuan racikan
tersebut untuk pengobatan. Misalnya, untuk paraffin liquid, dalam farmakope tertera
salah satu khasiatnya adalah untuk laksativa, namun khasiat tersebut tidak logis jika
paraffin akan digunakan dalam sediaan obat luar.

Kemudian, karena sediaan racikan ini terdiri dari beberapa zat (baik zat aktif
maupun zat tambahan), di akhir dituliskan kesimpulan mengenai penggolongan obat
dan khasiat sediaan racikan tersebut.

Contoh:
4.. Daftar Obat (Penggolongan/Indikasi)

a. Parasetamol tablet (Obat Bebas): pereda nyeri, anti piretik (ISO 48 hal. 4)
b. Chlorpheniramine Maleas tablet (Obat Keras): antihistamin (ISO 48 hal. 70)

Kesimpulan: Berdasarkan penggolongan obat di atas, sediaan termasuk golongan Obat Keras,
indikasi untuk demam disertai alergi.

E. Perhitungan Dosis/Perhitungan Lain

Pengisian ‘Perhitungan Dosis/Perhitungan Lain’ terdiri dari zat dalam resep


(untuk sediaan obat dengan dosis pemakaian), dosis maksimum satu kali pemakaian
dan/atau satu hari pemakaian (dicantumkan juga literaturnya), dan perhitungan
persentase dosis pemakaian terhadap dosis maksimum satu kali pemakaian dan/atau
satu hari pemakaian.

Untuk memudahkan dalam pengisian, diharapkan untuk runut disesuaikan


dengan urutan nama obat di dalam resep (R/). Kemudian di akhir dicantumkan
kesimpulan.
Contoh:

5. Perhitungan Dosis

a. Parasetamol
4 tablet
- Zat dalam resep: 1x  500 mg x = 200 mg
10 bungkus

1h  200 mg x 3 = 600 mg

- Dosis Maksimum : 1x - /1h –

b. Chlorpheniramine Maleas
4 tablet
- Zat dalam resep: 1x  4 mg x = 1,6 mg
10 bungkus

1h  1,6 mg x 3 = 4,8 mg

- Dosis Maksimum dewasa 1x = - / 1h = 40 mg (FI III hal. )

8
Dosis anak 8 th  x 40 mg = 16 mg
20

- Persentase Dosis
4,8 mg
% 1h  x 100% = 30%
16 mg

Untuk jurnal sediaan luar yang tidak memiliki perhitungan dosis maksimum,
pada bagian ini ditulis pehitungan lain, yaitu perhitungan bahan-bahan yang akan
ditimbang.
Untuk sediaan yang memiliki perhitungan dosis maksimum, perhitungan bahan-
bahan dicantumkan dalam Tabel Penimbangan Bahan.

F. Tabel Penimbangan Bahan

Dalam jurnal untuk USK, jumlah bahan yang ditimbang disatukan pengisiannya
dalam tabel penimbangan bahan. Maka, penulisan perhitungan harap disesuaikan
dengan ukuran tabel.

Seperti pada bagian-bagian lain, disarankan juga untuk pengisian tabel


penimbangan bahana agar runut sesuai urutan bahan dalam resep (R/).

Contoh:
6. Tabel Penimbangan Bahan
Cek Fisik Bahan Obat
No Nama Bahan Obat Jumlah
(ED)
1 Paracetamol tab 500 mg 1 tab x 4 = 4 tablet Baik (23 Juli 2023)
2 Chlorpheniramine maleas 1 tab x 4 = 4 tablet Baik (24 Februari 2022)
tab 4 mg
3 Ukuran kapsul 3500 mg Baik
= 350 mg
10
~ Kapsul no. 0

G. Prosedur Pembuatan

Pengisian prosedur pembuatan pada jurnal USK dilakukan agak lebih rinci
dibandingkan pada jurnal-jurnal resep pada umumnya. Misal, jika ada bahan obat yang
ditimbang maka, prosedur penimbangan harus dicantumkan. Dan jika baru satu bahan
obat yang digerus dalam mortir, ditulis “gerus ad halus”, baru ketika ada dua atau lebih
bahan obat yang dicampurkan, menjadi “ad homogeny”; jika berupa larutan, “ad larut”.
Selebihnya, untuk prosedur pembuatan, tidak ada perbedaan yang mencolok.

Contoh:
7. Prosedur Pembuatan

- Siapkan perlengkapan.
- Setarakan timbangan.
- Ambil dan timbang 4 tablet Parasetamol 500 mg dan 4 tablet Chlorpheniramine Maleat 4 mg
untuk menentukan ukuran cangkang kapsul (no. 0)
- Masukkan 4 tablet Chlorpheniramine Maleat 4 mg ke dalam mortir dan gerus ad halus.
- Tambahkan 4 tablet Parasetamol 500 mg ke dalam mortir dan gerus ad homogen.
- Kumpulkan dan bagi serbuk menjadi dua bagian, masing-masing untuk 5 bungkus.
- Kemas, beri label dan etiket, serahkan.

H. Penyerahan/Etiket Label

Untuk penyerahan dan pemberian etiket label, tidak terlalu jauh berbeda dengan
yang biasa dilakukan. Hanya ada penambahan bagian penerjemahan ‘signa’ dan tidak
ada khasiat dalam bagian ini.

Contoh:

8. Penyerahan / Etiket & Label


Wadah : Cangkang kapsul dalam plasti klip
(etiket)
Etiket : Biru / Putih (* Tempel Etiket

Pro/Nama Pasien : Fia (8 tahun)

Signa : S. tdd cap I (Signa ter de die capsula Uno)

Tandai tiga kali sehari satu kapsul

ED : 23 Juli 2023

Anda mungkin juga menyukai